• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus

Berdasarkan observasi awal dan identifikasi masalah selama peneliti mengajar pelajaran IPA dengan KKM ≥75, ternyata nilai siswa kelas VI masih banyak yang belum tuntas mencapai KKM. Kemudian guru membagikan angket kepada siswa kelas VI untuk mengetahui apakah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Setelah dilakukan tes pra siklus diperoleh data nilai IPA siswa kelas VI SD N Surodadi :

Tabel 4. 1

Daftar Nilai Tes (Pra Siklus)

No Kode Siswa L/P Nilai Tuntas/belum tuntas Keterangan

1 MS P 50 Belum Tuntas

2 AAN L 75 Tuntas

3 PF L 65 Belum Tuntas

4 NA L 55 Belum Tuntas

5 HS P 60 Belum Tuntas

6 AMK L 70 Belum Tuntas

7 GS L 65 Belum Tuntas

8 NDL P 85 Tuntas Tertinggi

9 SI L 70 Belum Tuntas

10 HPU P 65 Belum Tuntas

11 AZP P 80 Tuntas

12 FAM L 80 Tuntas

13 DMA P 65 Belum Tuntas

14 TK L 50 Belum Tuntas

15 AAP L 40 Belum Tuntas Terendah

16 WS P 65 Belum Tuntas

17 MY P 75 Tuntas

18 DAK P 70 Belum Tuntas

19 AMN P 75 Tuntas

20 AA P 60 Belum Tuntas

21 TB L 75 Tuntas

(2)

No Kode Siswa L/P Nilai Tuntas/belum tuntas Keterangan 22 IF L 45 Belum Tuntas 23 NNR P 60 Belum Tuntas 24 YP L 75 Tuntas JUMLAH 24 1575 RATA - RATA 65.625

Jumlah Siswa Tuntas 8 33%

Jumlah Siswa tidak

Tuntas 16 67%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA siswa kelas VI masih rendah, dapat kita lihat, hanya 8 siswa atau 33% siswa yang Tuntas, artinya nilai tes dapat mencapai KKM yakni ≥ 75. Sedangkan 16 siswa atau 67% yang lain mendapatkan nilai di bawah KKM. Rata-rata nilai IPA tes pra siklus 65,63. Untuk lebih jelas perolehan nilai dapat disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2.

Sebaran nilai hasil belajar IPA Kelas VI SD N Surodadi (pra siklus)

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase (%)

1 81 - 90 1 4.17 2 71 - 80 7 29.17 3 61 - 70 8 33.33 4 51 - 60 4 16.67 5 41 - 50 3 12.50 6 31 - 40 1 4.17 Jumlah 24 100.00

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat sebaran nilai yang diperoleh paling banyak adalah antara nilai 61 – 70 yakni sebanyak 33%. Kemudian yang mendapatkan nilai antara 71 – 80 sebanyak 7 anak atau 29,17%. Berikutnya yang mendapatkan nilai 51 – 60 sebanyak 4 anak, atau 16,67%. Yang mendapatkan nilai

(3)

terendah atau antara nilai 31 – 40 sebanyak 1 anak atau 4,17%, sedangkan yang memperoleh nilai tertinggi, antara 81 – 90 juga sebanyak 1 anak, atau 4,17%.

Lebih jelasnya, perolehan nilai dapat disajikan dalam diagram sebagai berikut :

Gambar 4.1.

Diagram Nilai Siswa Pra Siklus Keterangan: 1 : nilai 81 – 90 2 : nilai 71 – 80 3 : nilai 61 – 70 4 : nilai 51 – 60 5 : nilai 41 – 50 6 : nilai 31 – 40

Keadaan siswa sebelum dilakukan penelitian dengan penerapan metode Demonstrasi, siswa masih belum aktif selama mengikuti pelajaran IPA. Siswa kurang termotivasi karena keterbatasan alat peraga dan metode pembelajaran yang kurang merangsang semangat siswa. Dalam memilih metode maupun strategi pembelajaran, guru masih belum tepat atau belum sesuai dengan materi pelajaran.

(4)

4.2 Deskripsi Siklus I

Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode demonstrrasi pada materi Kelistrikan di kelas VI SD N Surodadi, kemudian melakukan tes formatif siklus I, diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 4. 3. Daftar Nilai Tes Siklus I

No Kode Siswa L/P Nilai Tuntas/belum tuntas Keterangan

1 MS P 65 Belum Tuntas 2 AAN L 80 Tuntas 3 PF L 75 Tuntas 4 NA L 65 Belum Tuntas 5 HS P 70 Belum Tuntas 6 AMK L 80 Tuntas 7 GS L 70 Belum Tuntas 8 NDL P 95 Tuntas Tertinggi 9 SI L 85 Tuntas 10 HPU P 75 Tuntas 11 AZP P 85 Tuntas 12 FAM L 80 Tuntas 13 DMA P 75 Tuntas

14 TK L 60 Belum Tuntas Terendah

15 AAP L 70 Belum Tuntas

16 WS P 75 Tuntas 17 MY P 80 Tuntas 18 DAK P 85 Tuntas 19 AMN P 85 Tuntas 20 AA P 70 Belum Tuntas 21 TB L 80 Tuntas 22 IF L 70 Belum Tuntas 23 NNR P 70 Belum Tuntas 24 YP L 85 Tuntas JUMLAH 24 1830 RATA - RATA 76.25

Jumlah Siswa Tuntas 15 62%

Jumlah Siswa tidak

(5)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas perolehan hasil belajar pada siklus I siswa yang tuntas belajar, artinya mencapai nilai KKM berjumlah 15 anak atau 62%, sedangkan 38% atau 9 anak lainnya belum tuntas belajar, artinya nilai hasil tes formatif siklus I belum dapat mencapai KKM yakni ≥ 75. Rata-rata nilai hasil belajar IPA Materi Kelistrikan Kelas VI Siklus I adalah 76,25. Nilai tertinggi 95, dan nilai terendah 60. Secara umum, bila dibandingkan dengan pra siklus, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Adapun sebaran perolehan nilai siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4.

Sebaran nilai hasil belajar IPA Kelas VI SD N Surodadi (Siklus I) No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase (%)

1 90 - 100 1 4.17 2 81 - 90 5 20.83 3 71 - 80 9 37.50 4 61 - 70 8 33.33 5 51 - 60 1 4.17 Jumlah 24 100.00

Berdasarkan tabel 4.4 mengenai sebaran nilai tes siklus I dapat dilihat perolehan nilai, yakni diperoleh nilai tertinggi 95 antara 90 – 100 sebanyak 1 anak atau 4,17%, yang mendapatkan nilai antara 81 – 90 sebanyak 5 anak atau 20,83%, yang mendapatkan nilai antara 71 – 80 sebanyak 9 anak, yakni 37,5%, yang mendapatkan 61 – 70 sebanyak 8 anak atau 33,33% , sedangkan yang memperoleh nilai terendah dengan interval 51 – 60 sebanyak 1 anak atau 4,17%. Nilai hasil belajar Siklus I lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

(6)

Gambar 4.2 Diagram Nilai Siklus I Keterangan: 1 : nilai 91 – 100 2 : nilai 81 – 90 3 : nilai 71 – 80 4 : nilai 61 – 70 5 : nilai 51 – 60 6 : nilai 41 – 50

Pada pengamatan siswa oleh observer selama pembelajaran siklus I berlangsung, yakni dengan menerapkan metode demonstrasi sebagai berikut:

Tabel 4.5. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I

No Kode

Siswa

Aspek Jumlah

Skor Nilai Kategori aktif

A B C D E F

1 MS 3 3 3 3 3 3 18 C Aktif

2 AAN 3 3 2 2 3 3 16 C Cukup Aktif

3 PF 4 3 3 3 3 4 20 B Aktif 4 NA 3 2 3 3 2 3 16 C Cukup Aktif 5 HS 3 3 4 3 3 4 20 B Aktif 6 AMK 5 4 3 5 3 4 24 B Aktif 7 GS 3 3 2 3 2 2 15 C Cukup Aktif 8 NDL 5 4 4 3 3 4 23 B Aktif

(7)

9 SI 3 1 3 3 2 3 15 C Cukup Aktif

10 HPU 3 4 3 4 3 4 21 B Aktif

11 AZP 3 4 3 4 3 4 21 B Aktif

12 FAM 5 3 3 4 4 3 22 B Aktif

13 DMA 2 2 3 3 3 3 16 C Cukup Aktif

14 TK 3 2 3 3 2 2 15 C Cukup Aktif

15 AAP 3 4 3 4 3 4 21 B Aktif

16 WS 3 3 4 2 3 3 18 C Cukup Aktif

17 MY 2 3 4 3 3 2 17 C Cukup Aktif

18 DAK 4 3 3 3 3 4 20 B Aktif

19 AMN 2 1 2 3 2 2 12 D Kurang Aktif

20 AA 3 3 2 2 3 3 16 C Cukup Aktif 21 TB 4 3 3 2 2 3 17 C Cukup Aktif 22 IF 3 4 4 4 3 4 22 B Aktif 23 NNR 3 3 2 3 2 3 16 C Cukup Aktif 24 YP 2 2 2 2 2 2 12 D Kurang Aktif Jumlah 77 70 71 74 65 76 433 Keterangan:

Skor 25 – 30 : nilai A (sangat aktif) Skor 19 – 24 : nilai B (aktif) Skor 13 – 18 : nilai C (cukup aktif) Skor 7 – 12 : nilai D (kurang aktif) Skor 1 – 6 : nilai E (tidak aktif)

Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil pengamatan keaktifan siswa siklus I

No Kriteria perolehan skor : Jumlah siswa Prosentse

(%)

1 Skor 25 – 30, nilai A (sangat aktif) 0 0.00

2 Skor 19 – 24, nilai B (aktif) 10 41.67

(8)

4 Skor 7 – 12, nilai D (kurang aktif) 2 8.33

5 Skor 1 – 6, nilai E (tidak aktif) 0 0.00

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa siswa aktif selama pembelajaran siklus I sebanyak 10 anak dengan prosentase 41,67%. Siswa cukup aktif sebanyak 12 anak atau 50% dan terdapat siswa kurang aktif sebanyak 2 anak atau 8,33%. Keaktifan siswa dapat disajikan dalam diagram lingkaran berikut:

Gambar 4.3 Diagram keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I Keterangan : 1 : sangat aktif 2 : aktif 3 : cukup aktif 4 : kurang aktif 5 : tidak aktif

Berdasarkan gambar diagram 4.3 dapat diketahui sebagian siswa sudah masuk dalam kategori aktif, namun masih terdapat 50% anak yang masih belum aktif dalam pembelajaran, yakni masuk dalam kategori cukup aktif dan 8,33% kurang aktif. Hal ini perlu ditindak lanjuti dengan refleksi dan data kinerja guru.

Adapaun data kinerja guru pada siklus I yang dinilai oleh observer disajikan dalam tabel sebagai berikut:

(9)

No Aspek yang diamati Skor Perolehan Skor 1 2 3 4 5 1 Apersepsi √ 4 2 Motivasi √ 4 3 Alat peraga √ 5 4 Metode √ 4 5 Kegiatan pembelajaran √ 4 6 Penutup √ 3 Jumlah 24

Berdasarkan tabel 4.7 mengenai hasil kinerja guru pada siklus I dapat diketahui sebagian besar aspek penilaian guru sudah baik, yakni dengan memperoleh skor 4, dan 5. Namun ada satu aspek yang masih memperoleh skor 3, yakni aspek penutup kegiatan pemmbelajaran. Dalam hal ini guru masih belum membuat kesimpulan materi pelajaran karena waktu sudah tidak emncukupi. Satu aspek yang memperoleh skor 5 yaitu tentang alat peraga. Guru sudah dapat membawakan atau melakukan kegiatan pembelajaran sesuai metode yang ditentukan. Menggunakan alat peraga untuk mengamati gejala kelistrikan dan rangkaian listrik, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

(10)

Hasil kinerja guru lebih jelas dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.4. Diagram Hasil Kinerja Guru Siklus I Keterangan : 1 : Apersepsi 2 : Motivasi 3 : Alat peraga 4 : Metode 5 : Kegiatan pembelajaran 6 : Penutup 4.1.3 Siklus II

Setelah dilakukan pembelajaran siklus I dan kemudian perbaikan pada siklus 2. Dilakukan tes formatif atau post tes pada akhir siklus. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi siklus II, diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 4. 8. Daftar Nilai Tes Siklus II No Kode Siswa L/P Nilai Tuntas/belum

tuntas Keterangan

1 MS P 75 Tuntas

2 AAN L 90 Tuntas

(11)

4 NA L 75 Tuntas

5 HS P 80 Tuntas

6 AMK L 85 Tuntas

No Kode Siswa L/P Nilai Tuntas/belum

tuntas Keterangan 7 GS L 75 Tuntas 8 NDL P 100 Tuntas Tertinggi 9 SI L 80 Tuntas 10 HPU P 85 Tuntas 11 AZP P 95 Tuntas 12 FAM L 80 Tuntas 13 DMA P 80 Tuntas

14 TK L 65 Belum Tuntas Terendah

15 AAP L 75 Tuntas 16 WS P 75 Tuntas 17 MY P 90 Tuntas 18 DAK P 90 Tuntas 19 AMN P 85 Tuntas 20 AA P 70 Belum Tuntas 21 TB L 80 Tuntas 22 IF L 80 Tuntas 23 NNR P 75 Tuntas 24 YP L 85 Tuntas JUMLAH 24 1950 RATA - RATA 81.25

Jumlah Siswa Tuntas 22 92%

Jumlah Siswa tidak

(12)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas perolehan hasil belajar pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 22 anak atau 92%, artinya nilai hasil tes formasif sebagian besar siswa pada siklus II dapat mencapai KKM yakni ≥ 75. Pad indicator kinerja ditentukan penelitian ini dapat berhasil apabila dapat mencapai ketuntasan klasikal 85%. Dapat dikatakan penelitian dapat melebihi yang diharapkan. Sehingga tidak dilanjutkan ke siklus III. Secara umum, bila dibandingkan dengan siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Adapun data sebaran nilai hasil belajar siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.9. Sebaran nilai hasil belajar Siklus II No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase (%)

1 91 - 100 2 8.33 2 81 - 90 7 29.17 3 71 - 80 13 54.17 4 61 - 70 2 8.33 5 51 - 60 0 0.00 6 41 - 50 0 0.00 Jumlah 24 100.00

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa yang mendapatkan nilai tertinggi yakni dengan interval nilai 91 – 100 sebanyak 2 anak atau 8,33%, yang mendapat nilai 81 – 90 sebanyak 7 anak atau 29,17%, yang mendapat nilai 71 – 80 sebanyak 13 anak atau 54,17%, dan yang mendapatkan nilai 61 – 70 sebanyak 2 anak. Dalam hal ini bila dibandingkan dengan hasil belajar siklus I mengalami peningkatan yang lebih baik. Nilai hasil belajar siswa lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

(13)

Gambar 4.5 Diagram Nilai hasil Belajar Siklus II Keterangan: 1 : nilai 91 – 100 2 : nilai 81 – 90 3 : nilai 71 – 80 4 : nilai 61 – 70 5 : nilai 51 – 60 6 : nilai 41 – 50

Pada pengamatan oleh observer selama pembelajaran siklus II berlangsung, yakni dengan menerapkan pembelajaran metode demonstrasi diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.10. Data Keaktifan Siswa Siklus II

No Kode

Siswa

Aspek Jumlah

Skor Nilai Kategori aktif

A B C D E F 1 MS 4 3 3 3 3 4 20 B Baik 2 AAN 4 3 4 3 3 4 21 B Baik 3 PF 4 3 3 3 3 4 20 B Baik 4 NA 4 3 3 4 3 3 20 B Baik 5 HS 3 3 4 3 3 4 20 B Baik

(14)

7 GS 4 3 3 3 4 3 20 B Baik 8 NDL 5 4 4 4 3 5 25 A Sangat Baik 9 SI 4 3 3 3 3 4 20 B Baik 10 HPU 3 4 4 4 3 5 23 B Baik 11 AZP 5 5 3 4 4 4 25 B Baik 12 FAM 5 3 3 4 4 4 23 B Baik 13 DMA 4 3 3 3 3 4 20 B Baik 14 TK 4 3 3 3 4 3 20 B Baik 15 AAP 3 4 3 4 3 4 21 B Baik 16 WS 3 3 4 2 3 4 19 B Baik 17 MY 4 3 4 3 3 4 21 B Baik 18 DAK 5 3 4 3 3 4 22 B Baik 19 AMN 3 3 4 3 4 4 21 B Baik 20 AA 4 3 2 3 3 4 19 B Baik 21 TB 4 3 3 3 4 3 20 B Baik 22 IF 5 4 5 4 3 4 25 A Sangat Baik 23 NNR 4 3 3 3 3 4 20 B Baik 24 YP 3 3 3 4 3 3 19 B Baik Jumlah 96 79 83 81 78 93 510 Keterangan:

Skor 25 – 30 : nilai A (sangat aktif) Skor 19 – 24 : nilai B (aktif) Skor 13 – 18 : nilai C (cukup aktif) Skor 7 – 12 : nilai D (kurang aktif) Skor 1 – 6 : nilai E (tidak aktif)

Tabel 4.11. Rekapitulasi hasil pengamatan keaktifan siswa siklus II

(15)

siswa

1 Skor 25 – 30, nilai A (sangat aktif) 3 12.50

2 Skor 19 – 24, nilai B (aktif) 21 87.50

3 Skor 13 – 18, nilai C (cukup aktif) 0 0.00

4 Skor 7 – 12, nilai D (kurang aktif) 0 0.00

5 Skor 1 – 6, nilai E (tidak aktif) 0 0.00

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa aktif selama pembelajaran siklus II sebanyak 21 anak atau 87,5% hampir seluruhnya, bahkan terdapat siswa yang sangat aktif yakni sebanyak 3 anak atau 12,5%. Keaktifan siswa dapat disajikan dalam diagram lingkaran berikut:

Gambar 4.6. Diagram keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus II Keterangan : 1 : sangat aktif 2 : aktif 3 : cukup aktif 4 : kurang aktif 5 : tidak aktif

Berdasarkan gambar 4.6. dapat diketahui sebagian besar siswa sudah masuk dalam kategori aktif, bahkan ada tiga anak yang mengalami peningkatan yakni masuk dalam kategori sangat aktif, yakni sebanyak 3 anak atau 12,5%.

(16)

Setelah dilakukan pengamatan kinerja guru pada siklus II guru juga mengalami peningkatan dalam kinerjanya. Adapaun data kinerja guru pada siklus II yang dinilai oleh observer disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.12. Pengamatan Kinerja Guru Siklus II

No Aspek yang diamati Skor

Perolehan Skor 1 2 3 4 5 1 Apersepsi √ 5 2 Motivasi √ 5 3 Alat peraga √ 5 4 Metode √ 5 5 Kegiatan pembelajaran √ 5 6 Penutup √ 4 Jumlah 29

Berdasarkan tabel 4.12 mengenai hasil kinerja guru pada siklus II dapat diketahui bahwa kinerja guru pada siklus II telah mengalami peningkatan dan hampir sempurna, yakni dengan memperoleh skor 4, dan 5 pada masing-masing aspek. Pada aspek pemberian apresepsi sebelum pelajaran dimulai guru sangat baik, mampu membawa siswa ke dalam materi pelajaran. Guru sudah mampu memotivasi siswa dengan baik, sehingga siswa dapat bersemangat mengikuti pelajaran. Alat peraga yang digunakan sudah mampu membuat siswa memahami apa yang akan disampaikan guru pada materi kelistrikan. Metode pembelajaran sudah baik, guru mampu melakukan prosedur kegiatan pembelajaran dengan baik. Kegiatan pembelajaran sangat kondusif, guru juga mampu mengelola kelas dengan baik pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan.

(17)

Gambar 4.7 Diagram Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Keterangan : 1 : Apersepsi 2 : Motivasi 3 : Alat peraga 4 : Metode 5 : Kegiatan pembelajaran 6 : Penutup

Berikut dapat juga dilihat diagram peningkatan kinerja guru apabila dibandingkan antara siklus I dan siklus II:

(18)

Berdasarkan diagram peningkatan kinerja guru diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan tindakan yang dicapai dari aspek guru untuk siklus 1 ke siklus II mengalami peningkatan pada aspek nomor 1, 2, 4, 5, dan 6.

4.2 Pembahasan 4.2.1 Siklus 1

Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I adalah 65,63 Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 85, dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 40. Siswa yang mendapat nilai dibawah 75, atau belum dapat mencapai KKM sejumlah 16 siswa dari 24 siswa yakni 67%, Yang mencapai nilai 75 terdapat 8 siswa yakni 33%.

Dimungkinkan karena siswa belum dapat menyesuaikan dengan metode yang diterapkan untuk pembelajaran, masih bingung mengenai kegiatan demonstrasi yang akan dilakukan. Siswa belum terbiasa bekerja secara berkelompok dengan penilaian tertentu. Siswa belum aktif dalam pembelajaran, dikarenakan siswa ingin mengerjakan sendiri, tanpa bertanya atau meminta pendapat dari guru atau teman yang lain. Siswa masih belajar mengerjakan dengan menggunakan Lembar kerja siswa yang kompleks.

Hal ini sesuai dengan ahli yang Mengatakan bahwa: Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai aktifitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku dalam individu, baik secara aktual maupun profesional “. Berdasarkan hal tersebut maka, dapat di analisis dari proses pembelajaran yang dilaksanakan bahwa pencapaian prestasi tidak hanya dinilai dari nilai prestasi tes tetapi juga harus di lihat sisi lain dari perubahan prilaku dan perubahan sikap yang dimiliki oleh siswa. Jika dilihat dari data observasi menunjukan bahwa prilaku siswa dengan pencapaian prestasi adalah linier.

Pengamatan keaktifan siswa pada siklus I terdapat siswa aktif selama pembelajaran sebanyak 10 anak atau 41,67% , kategori cukup aktif sebanyak 12 siswa atau 10%, dan terdapat kategori siswa yang kurang aktif sebanyak 2 anak

(19)

atau 8,33%. Hal ini dimungkinkan karena sebagian siswa masih membiasakan pembelajaran yang bersumber dari guru saja. Kurangnya motivasi belajar siswa juga dapat menjadi factor kenapa siswa tersebut kurang aktif.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan oleh observer, diperoleh data yakni total skor kinerja guru pada siklus I adalah 24. Dimana telah dilakukan pengamatan pada masing-masing pertemuan, dan dirata-rata dan diperoleh hasil sesuai dengan diagram di atas. Kinerja guru yang masih memperoleh skor 3 yakni pada kegiatan penutup, guru sering belum sempat untuk membuat kesimpulan, dikarenakan waktu yang tidak mencukupi. Untuk aspek apersepsi, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran serta alat peraga , guru memperoleh skor 4.

Hal ini dimungkinkan karena guru masih belum mengusai dalam pengelolaan waktu. Setelah dilakukan refleksi, guru mencoba memperbaiki diri dengan mengkoreksi diri serta dikoreksi oleh rekan sejawat setelah pembelajaran siklus I berlangsung mengenai aspek apa saja yang belum dapat dilakukan dengan baik. Dan kemudian hasil perbaikan pada kegiatan refleksi akan diterapkan guru pada siklus II.

4.2.2 Siklus II

Berdasarkan hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa siklus II adalah 81,25. Nilai tertinggi dicapai siswa adalah 100 sebanyak satu anak. Dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 65 sebanyak satu anak. Terdapat 2 atau 8,33% siswa yang belum mencapai KKM yaitu ≥75.

Hal ini dimungkinkan karena siswa sudah termotivasi dan sudah menyesuaikan dengan metode yang diterapkan oleh guru pada Mata Pelajaran materi kelistrikan. Siswa lebih sering bertanya, bersemangat, diskusi pada masing-masing kelompok, siswa terlihat senang melakukan percobaan sesuai dengan LKS yang telah disediakan oleh guru.

Sedangkan Purwodarminto ( 1987, hal. 254 ), mengatakan bahwa “ prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai atau dikerjakan siswa dalam belajar atau usaha untuk memperoleh suatu kepandaian “.

(20)

Dengan usaha yang maksimal dari siswa untuk memperoleh kepandaian maka jelaslah bahwa dari siklus 1 telah mengalami perubahan prilaku dan sikap dalam belajar sehingga secara konsekuensi maka terjadi perubahan prestasi belajar. Terlihat pada data pengamatan keaktifan siswa. Semua siswa kelas VI SD Negeri Surodadi dapat aktif mengikuti pembelajaran yang berlangsung yakni dengan menggunakan metode demonstrasi. Pada pengamatan terdapat siswa yang masuk dalam kategori sangat aktif, yakni 3 anak atau 12,5%.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan oleh observer terdapat 6 indikator, diperoleh data yakni skor total kinerja guru pada siklus II adalah 29. Guru telah memperbaiki aspek penilaian atau kegiatan yang sebelumnya pada siklus I belum baik, sekarang pada siklus II ini telah diperbaiki dan diperoleh skor yang maksimal oleh observer. Dimana telah dilakukan pengamatan oleh observer pada masing-masing pertemuan di siklus II, dan kemudian dirata-rata diperoleh hasil sesuai pada tabel 4.12 dan diagram 4.7. kinerja guru yang masih memperoleh skor 4 yakni penyampaian apersepsi dan kegiatan penutup. Seluruh aspek pengamatan kinerja guru mmendapatkan skor 5, kecuali pada aspek penutup. Selama kegiatan pembelajaran siswa lebih antusias dan mengikuti pembelajaran guru dengan bersemangat. Siswa menjadi lebih aktif bertanya, bekrja dengan kelompok masing-masing karena merasa metode yang diterapkan oleh guru lebih menyenangkan.

Gambar

Tabel 4. 3.   Daftar Nilai Tes Siklus I
Gambar 4.2 Diagram Nilai Siklus I  Keterangan:  1  : nilai 91 – 100   2  : nilai 81 – 90    3  : nilai 71 – 80   4  : nilai 61 – 70   5  : nilai 51 – 60   6  : nilai 41 – 50
Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil pengamatan keaktifan siswa siklus I  No  Kriteria perolehan skor :  Jumlah siswa  Prosentse
Gambar 4.3 Diagram keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I  Keterangan :  1  : sangat aktif  2  : aktif  3  : cukup aktif  4   : kurang aktif  5  : tidak aktif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu Obat Asli Indonesia (OAI) belum sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi yang dimiliki sangat besar. Pengawasan terhadap keamanan dan mutu obat

STIE Perbanas Surabaya mengajarkan mengenai standar akuntansi yakni IFRS pada mahasiswa S1 Akuntansi dimana penelitian ini ingin mengetahui Persepsi antara mahasiswa

The researcher suggests that the graphic organizers used as an alternative strategy in teaching vocabulary because it can help the students to participate in connecting

Kemudian untuk analisis klaster dengan mengeluarkan 6 kecamatan yang terdapat nilai missing value didapatkan 4 kelompok pada data pajak hotel, restoran, hiburan, penerangan jalan,

>2.5, whereas data with skewness value <1 the best estimation was yielded by IDW with power of 1. Table 3 and Table 4 shows parameters of skewness and result of RMSE..

Hasil penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh Supriadi dkk (2015) 9 , yang menyatakan bahwa terapi musik tradisional kecapi suling

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN Drajidan Musuk Boyolali Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Pada Siklus II. Tuntas 60%

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Studi Kompatarif Efektivitas Penggunaan Metode Inkuiri Berbantuan Media Kolase dengan Metode Inkuiri Berbantuan