• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Kejuruan sebagai Bagian Pembangunan Berkelanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendidikan Kejuruan sebagai Bagian Pembangunan Berkelanjutan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

774

PENDIDIKAN KEJURUAN SEBAGAI BAGIAN PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN

Nurlita Pertiwi

Jurusan PTSP Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Abstrak

Pembangunan berkelanjutan yang merupakan sistem pembangunan yang mempertimbangkan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi dilaksanakan secara menyeluruh. Pendidikan kejuruan sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan juga merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Dalam aspek lingkungan hidup, pendidikan kejuruan mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan yaitu mengembangkan motivasi peserta didik untuk terlibat dalam memelihara kelangsungan daya dukung lingkungan hidup. Dalam aspek ekonomi, pendidikan kejuruan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja. Olehnya, pendidikan kejuruan mendukung pengembangan kekuatan ekonomi secara individual dan kolektif. Dalam aspek sosial, pendidikan menyiapkan peserta didik untuk mampu bekerja dalam suatu tim kerja. Kemampuan kerja sama tersebut menjadi modal sosial dalam suatu masyarakat. Selain itu, pendidikan kejuruan juga mengembangkan kepribadian peserta didik yang mendukung interaksi sosialnya baik didunia kerja maupun di masyarakat.

Kata Kunci : Sustainable, development, Vocational Education

LATAR BELAKANG

Setiap bangsa di dunia ini melakukan pembangunan untuk kemajuan masyarakatnya. Sebagai suatu usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana, maka pembangunan pada umumnya dilaksanakan dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh negara tersebut. Sumber daya alam yang tersedia biasanya dimanfaatkan dengan tidak memperhitungkan ketersediaannya di masa mendatang.

Pembangunan berkelanjutan di Indonesia didasarkan dengan pertimbangan bahwa pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan

umum harus dilakukan dengan memperhitungkan kebutuhan generai masa kini dan masa mendatang. Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup diuraikan bahwa Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini.

(2)

775 Pendidikan kejuruan yang merupakan salah satu upaya penyediaan sumber daya manusia agar memiliki keterampilan dan siap bekerja . Di Indonesia pendidikan kejuruan untuk tingkat menengah dilaksanakan melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam Undang Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 21 diuraikan definisi pendidikan kejuruan yaitu jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Jenjang pendidikan menengah dikenal sebagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jalinus (2008) menguraikan bahwa Pendidikan Kejuruan yang umumnya secara formal dilaksanakan oleh SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dengan berbagai keahlian bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja menengah yang mempunyai kompetensi untuk bekerja pada bidang pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dipilihnya, sebagai tenaga kerja yang bermutu dijamin oleh lembaga yang mengakui kompetensi yang telah diraih oleh lulusannya, setelah melalui uji kompetensi.

Sebagai salah satu sistem pembangunan, maka pendidikan kejuruan hendaknya merupakan salah satu bagian dari pembangunan

berkelanjutan. Hal ini memiliki makna bahwa pelaksanaan pendidikan kejuruan juga mempertimbangkan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi

Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan/kecakapan, pemahaman, sikap, kebiasaan-kebiasaan kerja, dan apresiasi yang diperlukan oleh pekerja dalam memasuki pekerjaan dan membuat kemajuan-kemajuan dalam pekerjaan penuh makna dan produktif (Adhikary, P.K.,2005).

Penyelenggaraan pendidikan kejuruan berfungsi menyiapkan peserta didik menjadi manusia produktif dan siap menjadi tenaga kerja pada dunia usaha dan industri atau mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain. Olehnya kurikulum pendidikan kejuruan harus dapat mendukung fungsi tersebut. Herchbach (1999) dalam Kamdi (2011) menegaskan bahwa sekurang-kurangnya terdapat tiga tantangan yang harus dihadapi agar pendidikan teknologi terus memainkan peran pendidikan yang signifikan di abad akan datang. Pertama, pendidikan teknologi harus berfokus pada bagaimana yang terbaik dapat melayani

(3)

776 pebelajar. Kedua, lingkungan juga harus memberi peluang pendidikan yang terbaik, dan ketiga perlu adanya dukungan di dalam komunitas kependidikan yang lebih besar tentang pentingnya pendidikan teknologi sebagai bagian bangunan kependidikan.

Tantangan pertama bahwa pendidikan kejuruan dituntut untuk memberikan layanan terbaik bagi peserta didik. Perkembangan teknologi informasi dan dinamika sosial masyarakat menyebabkan tuntutan peserta didik juga meningkat. Sekolah Menengah Kejuruan sebagai pelaksana pendidikan kejuruan harus mampu merencanakan program yang konkret sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu, harapan orangtua tentang kemajuan peserta didik harus dapat dipahami oleh sekolah menengah kejuruan.

Tantangan kedua adalah pendidikan kejuruan juga harus mampu memberi peluang pendidikan yang terbaik. Peluang pendidikan yang dimaksud adalah kurikulum yang dipersiapkan untuk memberikan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah secara praktis dan teknologis. Sebagai contoh sekolah menengah kejuruan dalam bidang teknologi tetap harus menambahkan

keilmuan interdisiplin seperti ilmu ekonomi, seni dan ilmu lingkungan. Peluang pendidikan yang terbaik juga ditunjang dengan penguasaan teknologi informasi, sehingga peserta didik memiliki wawasan yang berkembang secara up to date.

Tantangan ketiga dari pendidikan kejuruan adalah dibutuhkannya dukungan pada komunitas pendidikan yang lebih besar. Di Indonesia, kebijakan pendidikan telah mengikuti pola desentralisasi. Olehnya, maka penanggungjawab pelaksanaan pendidikan di kabupaten/kota dipegang oleh Dinas Pendidikan. Perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah dalam hal pengembangan SMK masih sangat minim. Selain itu, tentang promosi Sekolah Menengah Kejuruan juga belum dilaksanakan secara optimal. Fauzi

(2008) menguraikan bahwa

Penyebarluasan informasi tentang keberadaan sekolah menengah kejuruan perlu disampaikan kepada masyarakat. Berkenaan dengan itu,diharapan sekolah atau Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota mengenalkan program studi yang ada di SMK dan peluang pekerjaan yang mungkin dimiliki siswa setelah menyelesaikan pendidikannya. Sehingga dapat menambah minat dan motivasi siswa dan orangtua untuk

(4)

777 melanjutkan pendidikan ke sekolah kejuruan.

Berdasarkan ketiga tantangan di atas, maka strategi pengembangan sekolah menengah kejuruan hendaknya diarahkan pada penyediaan sarana, prasarana serta sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, penyediaan kurikulum yang mendukung penerapan interdisipliner keilmuan serta dukungan dari

pemerintah daerah untuk

mengembangan SMK.

Konsep Pembangunan Berkelanjutan Pelaksanaan pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah dilakukan secara simultan. Namun demikian, terdapat berbagai kelemahan dalam pelaksanaan pembangunan dengan dampak yang semakin buruk terhadap lingkungan. Fenomena ini mendorong manusia untuk berupaya mencari upaya perbaikan lingkungan dan menyelamatkan bumi. Upaya tersebut terwujud dengan lahirnya suatu badan dunia yaitu Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (World Commision on Environment and Development) yang dibentuk oleh PBB pada tahun 1983. Badan ini dipimpin oleh Nyonya Gro Harlem Brundtland.

Dalam laporannya yang berjudul “Our Common Future” pada tahun 1987 nampak keprihatinan dunia akan degradasi ligkungan akibat pembangunan yang diungkapkan sebagai berikut :

“kecenderungan pembangunan masa kini mengakibatkan orang miskin semakin banyak dan mudah terserang penyakit, serta merusak lingkungan. Bagaimana pembangunan yang demikian ini dapat melayani dunia diabad mendatang yang berpenduduk dua kali lipat dan tetap menyandarkan pada lingkungan hidup yang sama ? “

Kesadaran akan masalah lingkungan global tersebut maka dirumuskanlah konsep pembangunan berkelanjutan yaitu “pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini

tanpa mengurangi kemampuan

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”.

Pembangunan berkelanjutan memiliki dua proses yaitu proses pembangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan proses memelihara kualitas lingkungan hidup. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan suatu strategi yang bertujuan

(5)

778 untuk mengembangkan keselarasan antara umat manusia dengan alam.

Keadaan dikatakan tidak berkelanjutan manakala ”natural capital”, atau sumber daya alam yang ada, dimanfaatkan atau bahkan dirusak dengan kecepatan yang sangat besar dibandingkan dengan kecepatan pemulihannya. Kerusakan karena keserakahan manusia tidak hanya dirasakan oleh masyarakat setempat, tetapi akan mengancam kehidupan umat manusia secara global, dan yang lebih fatal lagi adalah dampaknya bagi kehidupan manusia di masa yang akan datang.(Kartasasmita 2007)

Dalam laporan WCED (1987) diungkapkan tujuh sistem sebagai tujuan

pelaksanaan pembangunan

berkelanjutan. Ketujuh sistem tersebut adalah :

a. Suatu sistem politik yang menjamin partispasi efektif masyarakat dalam pengambilan keputusan.

b. Suatu sistem ekonomi yang mampu menghasilkan surplus serta pengetahuan teknis berdasarkan kemampuan sendiri dan bersifat berlanjut.

c. Suatu sistem sosial yang memberi penyelesaian bagi ketegangan-ketegangan yang muncul akibat pembangunan yang tidak selaras.

d. Suatu sistem produksi yang menghormati kewajiban untuk melestarikan ekologi bagi pembangunan.

e. Suatu sistem teknologi yang dapat menemukan terus menerus jawaban-jawaban baru.

f. Suatu sistem internasional yang membantu perkembangan pola-pola perdagangan dan keuangan yang berlanjut.

g. Suatu sistem administrasi yang luwes dan mempunyai kemampuan memperbaiki diri.

Konsep pembangunan

berkelanjutan merupakan konsep yang menghubungkan antara pembangunan ekonomi, kulitas lingkungan dan kesetaraan sosial. Mohan Munasinghe (1993) dalam Rogers, et. Al (2008) menguraikan tiga pilar dari pembangunan berkelanjutan yaitu :

a. Ekonomi, yaitu

memaksimalkan pendapatan dengan mempertahankan atau meningkatkan cadangan kapital.

b. Ekologi, yaitu menjaga dan mempetahankan sistim fisik dan biologis.

c. Sosial budaya, yaitu menjaga stabilitas dari sistem sosial dan budaya.

(6)

779 Pembangunan berkelanjutan pada dasarnya mencakup tiga dimensi yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam dimensi ekonomi terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memerangi kemiskinan, serta mengubah produksi dan konsumsi ke arah yang seimbang. Sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan pemecahan masalah kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, dan lain-lain. Adapun dimensi lingkungan memiliki tujuan-tujuan antara lain upaya pengurangan dan pencegahan terhadap polusi, pengelolaan limbah serta konservasi/preservasi sumber daya alam. Dengan demikian tujuan pembangunan berkelanjutan terfokus pada ketiga dimensi di atas yaitu keberlanjutan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi (economic growth), keberlanjutan kesejahteraan sosial yang adil dan merata (social progress) serta keberlanjutan ekologi dalam tata kehidupan yang serasi dan seimbang (ecological balance).

Konsep pembangunan

berkelanjutan meletakkan dasar bagi semua negara dalam melaksanakan

pembangunan yaitu dengan

mempertimbangkan ketiga aspek

tersebut. Namun suatu hal yang sulit dilakukan adalah aktifitas ekonomi yang dilakukan selama ini pada umumnya bertentangan dengan kelestarian ekologi. Konsep yang jelas tentang pembangunan berkelanjutan diungkapkan oleh Kates, et. Al (2005) yaitu pembangunan berkelanjutan terbagi atas dua bagian yaitu apa yang harus dilestarikan dan apa yang harus dibangun. Adapun bagian yang harus dijaga adalah : 1) Nature (alam) yaitu bumi, biodiversitas dan ekosistem. 2) Life support (penunjang) yaitu layanan ekosisten, sumber daya dan lingkungan dan 3) Community (masyarakat) yaitu budaya, kelompok dan tempat.

Sedang bagian yang harus dibangun adalah : 1) Manusia yang ditujukan pada kehidupan anak-anak, harapan hidup, pendidikan, kesetaraan, dan kesempatan yang sama. 2) Ekonomi yang ditujukan pada kesejahteraan, produktifitas dan konsumsi, dan 3) Sosial yang ditujukan pada institusi, modal sosial, kawasan lokal dan regional. Definisi tersebut sesuai dengan gambar 5 berikut.

(7)

780

WHAT IS TO BE SUSTAINED

FOR HOW LONG?

WHAT IS TO DEVELOPED 25 years “Now and in the future” Forever NATURE PEOPLE

Earth Child survival

Biodiversity Life expectancy

Ecosystems Education

Equity

Equal opportunity

LIFE SUPPORT ECONOMY

Ecosystem LINKED BY Wealth

Services Only Productive

Resources Mostly Sectors

Environment But Consumption

And Or COMMUNITY SOCIETY Cultures Institutions

Groups Social capital

Places States

Regions

Gambar 5.. Definisi pembangunan berkelanjutan (Kates, et. Al 2005)

Uraian Kates et.al (2005) mendukung bahwa pendidikan berperan pada pengembangan sumber daya manusia. Siswa sebagai peserta didik memiliki hak untuk berkembang. Upaya

ini harus dilakukan secara merata bagi seluruh warga negara.

Pendidikan Kejuruan Sebagai Bagian Pendidikan Berkelanjutan

Sebagaiman dipahami bahwa pendidikan kejuruan mengembangkan

(8)

781 keterampilan dan pengetahuan tentang metode praktis dalam menyelesaikan masalah. Sebelum peserta didik dapat dilatih untuk menjadi pekerja produktif dan bertanggung jawab, terlebih dahulu jiwa dan hatinya berupaya untuk enjadi lebih damai , adil dan peduli manusia . Karena itu peserta pendidikan kejuruan harus melatih peserta didik memiliki kepribadian yang menghasilkan hasil kerja yang komprehensif, selaras dengan diri sendiri, rekan-rekan dan tetangga , dengan pihak-pihak

berwenang , serta dengan lingkungannya.

Pendidikan kejuruan yang menggunakan prinsip learning to do merupakan bagian dari pembangunan kualitas manusia. Gambar 2 berikut memberikan penjelasan tentang framework dalam learning to do yang menunjukkan nilai-nilai inti yang dicapai dalam pencapaian dalam rangka meningkatkan kualitas hidup untuk semua .

Gambar 2. Framework dalam pendidikan learning to do (Fien, Mac Leaan dan Park, 2009)

Pendidikan kejuruan menuntut guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai perdamaian, harmonis dengan alam, kebijaksanaan dan kebenaran, etika kerja dan industri dan tanggung jawab . Nilai

nilai tersebut tidak terpisahkan dan saling terkait.

Sebagai bagian dari

pembangunan berkelanjutan pendidikan kejuruan mengembangkan sikap

(9)

782 kepedulian terhadap lingkungan yaitu mengembangkan motivasi peserta didik untuk terlibat dalam memelihara kelangsungan daya dukung lingkungan hidup. Dalam aspek ekonomi, pendidikan kejuruan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja. Olehnya, pendidikan kejuruan mendukung pengembangan kekuatan ekonomi secara individual dan kolektif. Dalam aspek sosial, pendidikan menyiapkan peserta didik untuk mampu bekerja dalam suatu tim kerja. Kemampuan kerja sama tersebut menjadi modal sosial dalam suatu masyarakat. Selain itu, pendidikan kejuruan juga mengembangkan kepribadian peserta didik yang mendukung interaksi sosialnya baik didunia kerja maupun di masyarakat.

PENUTUP

Pendidikan kejuruan yang bertujuan mengembangkan peserta didik sebagai manusia produktif harus menjadi bagian dari konsep pembangunan berkelanjutan. Dalam aspek lingkungan hidup, pendidikan kejuruan mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan yaitu mengembangkan motivasi peserta didik untuk terlibat dalam memelihara kelangsungan daya dukung lingkungan hidup. Dalam aspek ekonomi,

pendidikan kejuruan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja. Olehnya, pendidikan kejuruan mendukung pengembangan kekuatan ekonomi secara individual dan kolektif. Dalam aspek sosial, pendidikan menyiapkan peserta didik untuk mampu bekerja dalam suatu tim kerja. Kemampuan kerja sama tersebut menjadi modal sosial dalam suatu masyarakat. Selain itu, pendidikan kejuruan juga mengembangkan kepribadian peserta didik yang mendukung interaksi sosialnya baik didunia kerja maupun di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Adhikary, P.K. (2005). Educational Reform For Linking Skills Development With Employment In Nepal. In M. SINGH (Eds.), Meeting Basic Learning Needs in the Informal Sector Integrating Education and Training for Decent Work, Empowerment and Citizenship (pp. 215-228). Hamburg, Germany: UNESCO Institute for Education.

Fien, J., Maclean, Rupert and Park, Man-Gon. 2009. Work, Learning and Sustainable Development. Opportunities and Challenges.

UNESCO-UNEVOC Book

Series Technical and Vocational Education and Training: Issues, Concerns and Prospects

(10)

783 Hungerford, H dan Volk, T.L. 1990.

Changing Learner Behaviour Through Environmental Education. Journal of

Environmental Education. Vo; 21 (3) Sprung. Pp 8 – 21 Illinous USA

Kamdi, Waras. 2011. Paradigma Baru Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan: Kerangka Pikir Inovasi Pembelajaran. Teknologi Dan Kejuruan, Vol. 34, No. 1, Pebruari 2011:81 90

Kates, R. Parris, T. Leiserowitz,A .2005.

What is Sustainable

Development? Goals,

Indicators, Values and Practice.

http://www.heldref.org/env.php.

Diakses : 10 Oktober 2008). Rogers, P.P., K. Jalal dan J. A. Boyd.

2008. An Introduction to Sustainable Development. Published by Glen Educational Foundation, Inc. Earthscan. UK, USA.

Gambar

Gambar 5.. Definisi pembangunan berkelanjutan (Kates, et. Al 2005)
Gambar 2. Framework dalam pendidikan learning to do   (Fien, Mac Leaan dan Park, 2009)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya beberapa kelemahan-kelemahan dalam sistem informasi akuntansi pendapatan yaitu sering terjadi ketidak cocokan antara kwitansi yang

Penggunaan Media Permainan Kartu Kuartet Dalam Meningkatkan Penguasaan Mufradat Bahasa Arab (Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII di MTs N Wonokromo Pleret Bantul

まず、 1937 年の日中戦争の勃発を機に、植民地体制の変化と戦争ファシズム 3

Penerapan media lembar balik flanel yang digunakan untuk pembelajaran mengenal bilangan 1 sampai 10 siswa tunagrahita kelas 1 SDLB dilaksanakan sesuai dengan RPP

Jika menggunakan Augmented reality, maka informasi tentang satwa pada kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta akan lebih cepat dan banyak yang disajikan kepada

Penyeludupan hukum yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan adalah dengan menggunakan surat kuasa menjual objek jaminan tersebut untuk menghindari pendaftaran jaminan

Pergantian masa membuat banyak perubahan, terutama bagi kaum perempuan.Perempuan yang dahulunya hanya bekerja di dalam rumah (ranah domestik), sekarang sudah

Berdarkan tabel dapat diketahui bahwa strategi yang dilakukan oleh pedagang apabila suatu saat dagangan mereka sepi pembeli adalah meningkatkan kualitas