• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Perbankan Bagi Pengembangan USAha Petani Jeruk di Kab. Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Perbankan Bagi Pengembangan USAha Petani Jeruk di Kab. Karo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

51 DI KAB. KARO

Wina Safebrina Pinem Sya’ad Afifuddin

ABSTRACT

The problems of this research is how the influence of their own capital, loan capital and land held against citrus growers citrus farmers in business development Karo can be seen from the increase in revenue. The purpose of this research is to analyze their own capital, loan capital and land that may affect the business improvement particularly in citrus growers Karo seen from the increase in revenue. The hypothesis of this study is that there is a positive effect of own capital, credit capital and land area of the business improvement citrus growers who have seen improved citrus farmers' income in Karo District. Data analysis methods used are simple linear regression analyzes were used to see how the influence of their own capital, loan capital and land that may affect the business improvement / citrus farmers' income, as well as the correlation coefficient is used to see the closeness of the relationship between the variables of their own capital, capital credit and land on citrus farmers' income. The results showed that the positive influence of capital, loan capital and land area of the business improvement / citrus farmers' income significantly, and there is a correlation between the equity, capital and credit to an increase in the land area of business / revenue and positively perfect.

Keywords:Equity, Capital Credit, Land Area and Revenue

Pendahuluan

Indonesia dikatakan sebagai negara agraris dikarenakan wilayah indonesia yang memiliki wilayah daratan yang lebih luas dari pada lautan. Sebagai negara agraris, Indonesia kaya akan ragam jenis buah. Keanekaragaman jenis ini tampak dari rasanya yang manis, asam, sepat, maupun pahit, dari bentuknya yang bulat maupun lonjong, dari yang ukurannya yang kecil maupun besar, dari tekstur kulit luarnya yang mulus, berlekuk, maupun berduri, bahkan dari warnanya yang hijau, kuning, jingga, maupun merah. Walaupun Indonesia kaya akan jenis buah, namun banyak penduduknya yang tidak peduli akan kekayaan itu (Nazaruddin, dan Muchlisa, F, 1994)

Para petani di Indonesia mayoritas merupakan petani kecil atau petani gurem dengan luas lahan usaha tani yang sempit. Diantara lahan yang sempit tersebut tidak semuanya berbentuk sawah. Sebagian besar sebagai lahan kering yang ditanami berbagai palawija, buah-buahan dan sayuran (Pitojo, 2006).

Jeruk merupakan salah satu hasil pertanian yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya. Jenis jeruk yang banyak dibudidayakan di tanah Karo adalah jenis jeruk siam. Jeruk siam merupakan jenis jeruk keprok dan mempunyai nama ilmiah Citrus nobilis var microcarpa.

(2)

52 Dinamakan jeruk siam karena memang berasal dari siam (muangthai). Kelebihan jeruk ini antara lain rasanya yang manis, harum, mengandung banyak air dan harga yang relatif murah sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen untuk mencicipinya

Industri pengolahan jeruk siam merupakan salah satu andalan di Kabupaten Karo, dimana mempunyai peranan penting dalam menggerakkan pembangunan perekonomian wilayah. Industri pengolahan jeruk siam dapat dijadikan salah satu sektor disamping sektor-sektor lainnya

Dalam industri pengelolahan jeruk siam, pembiayaan merupakan salah satu masalah utama yang di hadapi oleh petani, kurangnya biaya yang di miliki oleh petani mengakibatkan petani menjadi sulit untuk meningkatkan/mengembangkan usahanya, walaupun petani tersebut mempunyai kemampuan untuk mengembangkan usahanya, tetapi tampa di dukung oleh dana yang cukup maka semuanya akan menjadi sia-sia, untuk itu peranan perbankan sangat diharapkan oleh petani.

Perbankan pada masa sebelum deregulasi yakni tahun 1980-an sangat ketat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan ekonomi dan politik dari pengusaha yang dalam hal ini adalah pemerintah. Bank-bank yang ada tidak secara tegas diarahkan untuk mengembangkan perekonomian rakyat seluas-luasnya.

Bank merupakan lembaga yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari mayarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta jasa lainnya (Kasmir, 2004:11). Jadi, Bank sebagai intermediasi memobilisasi dana dari masyarakat yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana melalui kredit.

Kredit merupakan sumber pendapatan yang terbesar bagi bank, dibandingkan sumber pendapatan lainnya. Kredit dalam neraca bank merupakan penggunaan dana, namun bagi perusahaan yang mendapat bantuan dari bank, merupakan sumber dana. Bank sebagai perusahaan pemberi kredit (money lender) mempunyai berbagai sumber pendapatan, seperti provisi dari berbagai jasa bank, dan bunga sebagai imbalan jasa kredit. Kalau dilihat dalam komposisi rugi laba bank, maka dominasi pendapatan dari bunga merupakan porsi yang terbesar.

Adapun tujuan dari pembiayaan yang diberikan oleh lembaga perbankan melalui pemberian kredit yang diberikan adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat. Oleh karena, maka itu penulis.

Tinjauan Pustaka Fungsi Bank

Bank berfungsi sebagai agent of trust , adalah kepercayaan masyarakat, dimana masyarakat percaya kepada bank bahwa semua dana yang disimpan kepada bank tersebut tidak akan disalahgunakan oleh bank. Kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu “credere” atau “credo” yang berarti kepercayaan (trust atau faith).Oleh karena itu dasar dari kegiatan pemberian kredit dari yang memberikan kredit kepada yang menerima kredit adalah kepercayaan. Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian menurut Muchdarsyah Sinungan (1991;5) adalah Kredit dapat meningkatkan utilitas (kegunaan) dari uang. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha. Kredit sebagai sarana peningkatan pendapatan nasional. Terdapat berbagai jenis Bank di Kabupaten Karo, seperti : Bank BRI, BNI, Mandiri, BPR, BTPN, dan Bank Panin dan Bank Danamon. Dari Berbagai jenis Bank yang ada, kebanyakan petani jeruk memperoleh bantuan kredit dari Bank BRI berupa produk KUPEDES dan KUR, dan BNI.

(3)

53

Produksi Jeruk di Kabanjahe Jeruk siam merupakan salah satu komoditas buah-buahan andalan sumatera utara,

produksi jeruk siam sumatera utara pada tahun 2009 sebesar 724828 ton, jumlah tanaman yang menghasilkan sebesar 4.768.350 pohon. Produksi jeruk siam menggalami penurunan sebesar 15,33 % bila dibandingkan produksi pada tahun 2008 sebesar 856,017 ton. Tanaman ini memiliki rata-rata pertumbuhan produksi sebesar 10,55 % pertahun, selama tahun 2005 hingga tahun 2009.

Produksi Sayur-sayuran Kabupaten Karo Tahun 2009 (Ton) Perkembangan sub sektor hortikultura Kabupaten Karo yang diusahakan oleh Masyarakat Karo berupa tanaman sayuran dan buah-buahan yang meliputi, tomat, kol, kentang, petsai, cabe, buncis, wortel, bawang daun, arcis, jeruk, markisah, alpokat dan pisang. Tanaman ini umumnya diusahakan di Kecamatan Simpang Empat, Berastagi, Kabanjahe, Tigapanah, Merek, Barusjahe Naman Teran, Dolat Rayat, dan Merdeka. Komoditi buah-buahan di Kabupaten Karo termasuk komoditi unggulan, secara total buah-buahan pada tahun 2009, luas panen mencapai 25.850 ha, produksi sebesar 281.651,3 ton sedangkan produktivitas 108,956 kw/ha.

Kabupaten Karo merupakan sentral produksi komoditi jeruk. Varietas jeruk yang ditanam di Kabupaten Karo sekarang ini adalah washington, sunkist, padang, siam madu dan sebagainya. Pada tahun 2009, luas panen tanaman jeruk di kabupaten karo mencapai 24.415 ha dengan produksi sebesar 268.980,86 ton dan produktivitasnya 110,17 Kw/ha.

Jumlah produksi buah jeruk dari tahun 2007-2010 mengalami pasang surut, dari tahun ke tahun cenderung berfluktuasi karena minat masyarakat menanam tanaman ini tergantung permintaan pasar, kurangnya modal petani dan harga jual petani yang juga tidak pernah stabil.

Sedangkan jumlah produksi tanaman jeruk/ton yang dihasilkan Kabupaten Karo perkecamatannya. Berdasarkan data produksi jeruk perkecamatan diatas dapat dilihat bahwa kecamatan yang mempunyai jumlah produksi jeruk yang paling banyak adalah kecamatan Merek sebesar 41.178 ton kemudian diikuti dengan kecamatan Tiga Pana sebesar 15.000 ton, Berastagi sebesar 8.400 ton, Munte sebesar 3.770 ton, kabanjahe sebesar 3.700 ton dan kecamatan lainnya

Metode Analisis Data Koefisien Korelasi

Koefisien kerolasi merupakan metode statistik yang digunakan untuk menentukan kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis korelasi yang akan diukur kedekatannya adalah hubungan antara modal sendiri yang dimiliki oleh petani dengan modal kredit yang diberikan oleh BRI maupun BNI terhadap jumlah peningkatan kesejahteraan petani jeruk.

Aalisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier sederhana merupakan prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Bentuk model regresi sederhana adalah sebagai berikut :

𝑌𝑡 = 𝛼 +𝛽1𝑋1𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑡 + 𝛽3𝑋3𝑡 +

e

Uji Kesusain

Koefisien Determinasi (R-squere)

Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama-sama mampu memberi penjelasan mengenai variabel dependen.

(4)

54 Uji t-statistik

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel.

Uji F-statistik

Uji F adah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel.

Hasil Analisis dan Pembahasan Deskripsi Responden

Berikut adalah karakteristik dari 40 orang responden yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu : Berdasarkan Umur/Usia, Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kondisi Penghasilan Petani jeruk Perbulan, Berdasarkan Lama Waktu Bertani Jeruk sebagai berikut :

Tabel Data Responden Umur/Usia (tahun) Kondisi Penghasilan

Per Bulan

Berdasarkan Lama Waktu Bertani Jeruk

(tahun)

≤ 25 Menjadi lebih tinggi ≤ 10

26-35 Tetap sama 11-15

36-45 Masih kurang 16-20

46-55 21-25

≥56 ≥ 25

Sumber : Data primer yang diolah a. Berdasarkan Umur/Usia

Dari hasil kuisioner diperoleh data karekteristik responden berdasarkan Umur/Usia sebagai berikut : Dari tabel di atas menujukan bahwa mayoritas responden berusia antara 36-45 tahun yaitu sebanyak 17 orang atau sekitar 42.5 %, 46-55 tahun sebanyak 13 orang atau sekitar 32.5 %, dan diikuti dengan yang memiliki usia ≥ 56 tahun sebanyak 8 orang atau sekitar 20 % dan usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 2 orang atau sekitar 5 %.

b. Kondisi Penghasilan Petani jeruk Perbulan

Berdasarkan data responden diatas, maka petani jeruk yang menerima modal kredit memiliki kondisi penghasilan menjadi lebih tinggi yaitu dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 20 orang atau 50%.

c. Berdasarkan Jarak antara Rumah ke Kebun Jeruk

Berdasarkan jarak antara rumah ke kebun jeruk dapat dilihat sebagai berikut: sebanyak 16 orang atau 40% para petani jeruk menyatakan bahwa jarak yang ditempuh dari rumah untuk sampai ke kebunnya yaitu antara 1-2 km.

Analisa Data

Berdasarkan hasil analisa terhadap 40 responden, modal merupakan faktor utama dalam pengembangan usaha pertanian jeruk para petani. Dengan meningkatnya kebutuhan para petani maka diperlukan pendapatan yang lebih tinggi, hal ini menggambarkan bahwa

(5)

55 modal sendiri yang dimiliki petani tidak cukup untuk mengembangkan usaha petaniannya, sehingga diperlukan bantuan berupa modal kredit yang diterima para petani.

Analisis Regresi

Adapun rekapitulasi hasil analisas regresi sederhana dapat disajikan sebagai berikut : Dari hasil analisis regresi linier sederhana tersebut dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :

Yt = 1487491,058 + 0,001 X1t+ 962,317 X3t

Analisis Regresi (𝐗𝟏𝐭 , 𝐗𝟐𝐭 dan X𝟑t terhadap Yt)

Adapun rekapitulasi hasil analisa regresi linier berganda dapat disajikan sebagai berikut: Dari hasil analisa regresi linier berganda diatas dapat dibuat persamaan sebagai berikut :

Yt = -1059210,44 + 0,002X1t + 0,035 X2t + 1232,58 X3t Dari hasil persamaan regresi tersebut dapat dilihat bahwa :

1. Konstanta (α) = 1059210,44 merupakan pendapatan petani jeruk jika ada pengaruh terhadap modal sendiri.

2. Koefisien regresi modal sendiri (β₁) sebesar 0,002 menunjukan besarnya pengaruh variabel bebas modal sendiri (X1t) terhadap variabel terikat pendapatan (Yt) yang mempunyai pengaruh positif.

3. Koefisien regresi modal kredit (β2) sebesar 0,035 menunjukan besarnya pengaruh

variabel bebas modal kredit (X2t) terhadap variabel terikat pendapatan (Yt) yang mempunyai pengaruh positif.

4. Koefisien regresi luas lahan (β3) sebesar 1232,58 menunjukan besarnya pengaruh

variabel bebas luas lahan (X3t) terhadap variabel terikat pendapatan (Yt). 5. Koefisien determinasi R²

Berdasarkan hasil analisis regresi variabel modal sendiri (X1t),modal kredit (X2t) dan luas lahan (X3t).

6. Uji Serempak (Uji F / ANOVA)

Uji ini dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel bebas yaitu X1t, X2t dan X3t secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Yt (Pendapatan) dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

7. Uji Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi (X1t, X2t dan X3t) signifikan atau tidak terhadap dependen variabel (Yt).

8. Koefisien Korelasi ( r )

Koefisien korelasi merupakan koefisien yang menunjukkan keeratan antara dua variabel atau lebih, variabel tersebut adalah variabel (X1t, X2t dan X3t) dan variabel terikat (Yt). Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan tentang penggunaan modal sendiri, modal kredit dan luas lahan yang dimiliki petani jeruk terhadap peningkatan usaha petani jeruk yang dapat dilihat dari peningkatan pendapatan petani jeruk di Kabupaten Karo, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Koefisien regresi modal sendiri (𝛽1) adalah 0,005, koefisien tersebut adalah besarnya pengaruh antara variabel bebas modal sendiri (X1t) terhadap variabel terikat yaitu pendapatan petani jeruk (Yt). Pengaruh tersebut bernilai positif atau dapat dikatakan, semakin tinggi modal sendiri yang dimiliki oleh petani jeruk, maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang akan diterima oleh petani jeruk, demikian juga sebaliknya.

(6)

56 2. Berdasarkan hasil perhitungan melalui program SPSS 18, dapat dilihat bahwa koefisien regresi modal kredit (𝛽2) adalah 0,034, koefisien tersebut adalah besarnya pengaruh antara variabel bebas modal kredit (X2t) terhadap variabel terikat yaitu pendapatan petani jeruk (Yt). Pengaruh tersebut bernilai positif atau dapat dikatakan, semakin tinggi modal kredit yang diberikan, maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang akan diterima oleh petani jeruk, demikian juga sebaliknya.

3. Koefisien regresi luas lahan (𝛽3) adalah 1134611.80, koefisien tersebut adalah besarnya pengaruh antara variabel bebas luas lahan (X3t) terhadap variabel terikat yaitu pendapatan petani jeruk (Yt). Pengaruh tersebut bernilai positif atau dapat dikatakan, semakin luas lahan yang dimiliki oleh petani jeruk, maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang akan diterima oleh petani jeruk, demikian juga sebaliknya.

(7)

57 DAFTAR PUSTAKA

Buku :

BPS, 2000. Sumatera Utara Dalam Angka

Deptan, Dilema kebijakan Sektor Pertanian Indonesia : Kesejahteraan Petani, Jakarta.http//miltiply.com/journal.item

Ir. R Bambang Soelarso, Budidaya Jeruk dan Penyakit, cetakan kesembilan, Jakarta: Konsius( Anggota IKAPI).

Kasmir, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Muchdar Syah Sinungan, 1987. Dasar-dasar dan Teknik Management Kredit, Jakarta : Bina

Aksara..

PS, 1995. Peluang Usaha Dan Pembudidayaan Jeruk Siam, cetakan ketiga Jakarta: Penebar Swadaya.

Sarwoko, 2005. Dasar-dasar Ekonometrika, Jogyakarta : Andi.

Sudardjad, illyda, 2012. Modul Statistik II, Medan : Universitas Sumatera Utara. Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta..

Undang-undang Pokok Perbankan, 10 tahun, 1988 Artikel :

Andi Sito. Jenis-jeruk Jeruk Beseta Manfaatya; 3 Maret 2013 (www.kompor

meledak.web.id/2013/03/jenis-jenis jeruk beserta manfaatya.html) Situs / Website :

http://aneka-buah-buahan.blogspot.com/2011/05/jeruk.html

http ://www.bpskaro.co.id

Gambar

Tabel   Data Responden   Umur/Usia (tahun)  Kondisi Penghasilan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengurangi problem ketidakunikan ini, maka perhitungan model harus bisa dibandingkan terhadap serangkai pengamatan lapangan lainnya yang mewakili kondisi batas atau

Memperhatikan hal-hal tersebut, Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jambi yang merupakan salah satu unit kerja pada Sekretariat Daerah

Selama minggu awal penelitian berlangsung, dua orang subyek dari kelompok perlakuan 2 drop out karena merasa tidak cocok dengan snack bar yang diberikan

Stigma ini muncul salah satunya karena istri pelaku terorisme banyak yang menggunakan cadar (Ratri. Selain itu alasan perjokian juga menjadi salah satu

Kelajuan serapan yang hampir sama antara kertas karton dan kertas buffalo disebabkan karena keduanya termasuk jenis kertas yang sama yakni kertas cetak.. Kata kunci:

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa pada Kantor Regional IV BKN Makassar akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Juga dengan dikeluarkannya Java edisi mobile oleh Sun Micro system yang kini menjadi salah satu standar fitur dalam piranti mobile, sehingga perancangan mobile formula

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah pada anak sekolah dasar di Distrik