• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1940 PT. Sang Hyang Seri (Persero) adalah perkebunan besar

milik swasta asing (Inggris) dengan nama “Pamanukan & Tjiasem Lands” yang dengan adanya nasionalisasi pada tahun 1957 dikelola oleh Yayasan Pembangunan Daerah Jawa Barat (YPDB). Pada tahun 1966 YPDB menjadi “Proyek Produksi Pangan Sukamandi Jaya” bersamaan dengan dibentuknya “Proyek Penelitian dan Mekanisasi” serta “Proyek Perhewani”. Ketiga proyek ini dilebur pada tahun 1968 menjadi “Lembaga Sang Hyang Seri”.

Kemudian melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 tahun 1971 Lembaga Sang Hyang Seri menjadi Perusahaan Umum (PERUM). Sang Hyang Seri sebagai salah satu sub sistem perbenihan nasional yang dengan bantuan pinjaman dana dari Bank Dunia merupakan perusahaan perbenihan unggul dan bersertifikat yang modern dan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Perum Sang Hyang Seri mengembangkan wilayah pelayanannya dengan mendirikan :

1. Tahun 1973 Distrik Benih di Klaten Jawa Tengah.

2. Tahun 1977 Distrik Benih di Malang Jawa Timur dengan 7 unit produksi

benih.

3. Tahun 1982 mendirikan cabang di Luar Jawa, yaitu di Lampung, Sumatera

(2)

Pada tahun 1995 status PERUM berubah menjadi PERSERO dengan

memperluas core business menjadi benih pertanian dan usaha lain yang langsung

menunjang usaha perbenihan yang dapat meningkatkan pendapatan dan kinerja perusahaan. Pada tahun 1997 PT. Sang Hyang Seri (Persero) memasuki bisnis

benih hortikultura dan pada tahun 2001 mulai mengembangkan bisnis agroinput

yang berupa sarana produksi dan agrooutput yang berupa hasil pertanian.

Pada tahun 2003 core business dikembangkan dari benih tanaman pangan

menjadi benih pertanian dalam arti luas, yaitu meliputi benih tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Selain core

business, pada tahun 2008 PT. Sang Hyang Seri (Persero) juga melakukan

kegiatan penunjang core business dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya

perseroan. Pembinaan perusahaan dilaksanakan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia.

PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional IV Sumatera Utara, merupakan cabang regional dari PT. Sang Hyang Seri (Persero) yang berpusat di Sukamandi Jawa Barat. PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional IV Sumatera Utara didirikan pada tahun 1981 dengan alamat kantor di jalan Raya Medan, Lubuk Pakam Km. 21 Tanjung Morawa. Wilayah kerja KR IV meliputi 4 (empat) propinsi yaitu propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, propinsi Sumatera Utara, propinsi Sumatera Barat dan propinsi Riau serta meliputi 59 Kabupaten/Kota.

PT. Sang Hyang Seri (Persero) KR IV terdiri dari 4 (empat) Cabang yaitu Cabang Deli Serdang, Cabang Asahan, Cabang Lubuk Alung dan Cabang Solok,

(3)

serta 3 (tiga) Satuan Tugas (Satgas) yaitu Satgas Tapanuli Selatan , Satgas Riau dan Satgas NAD.

Gambar 2.1. PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional IV Sumatera Utara

2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Tipe organisasi yang digunakan perusahaan adalah organisasi tipe flat (hirarki horizontal) dimana tingkat hirarki kewenangan tidak banyak sehingga jumlah satuan organisasi hanya sedikit akan tetapi jumlah bawahan yang dikendalikan cukup banyak. Stuktur organisasi yang digunakan adalah struktur organiasasi matriks dimana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama dikumpulkan menjadi satu untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang terspesialisasi yang secara bersama-sama

(4)

menangani semua proyek yang harus diselesaikan. Komunikasi (adanya

keterkaitan antar unit kerja) dan sharing antar unit-unit kerja selalu terjalin dengan

baik untuk mendukung kelancaran operasional perbenihan yang berkualitas. Struktur organisasi PT. Sang Hyang Seri (Persero) dapat dilihat pada Lampiran 8.

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. SHS Kantor Regional IV Sumatera Utara adalah:

1. Memproduksi benih pertanian varietas pelayanan (public variety) dan varietas

komersial (commercial variety).

2. Memasarkan benih pertanian varietas pelayanan (public variety) dan varietas

komersial (commercial variety).

3. Melalukan kemitraan usaha dengan produsen/penangkar benih baik swasta

maupun milik pemerintah.

4. Melakukan penelitian dan pengembangan (research and development) yang

menunjang bisnis usaha pembenihan.

2.4. Lokasi Perusahaan

Areal atau Lokasi PT. SHS merupakan salah satu faktor yang menentukan kelangsungan usaha dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi pabrik antara lain:

1. Tenaga kerja mudah didapat. 2. Bahan baku mudah didapat.

(5)

3. Lokasi pabrik diusahakan berada di daerah khusus dan srategis.

4. Fasilitas-fasilitas pendukung seperti sarana transportasi, listrik, dan air tersedia dengan baik dan layak.

Letak PT SHS Kantor Regional IV Sumatera Utara berada di jalan Raya Medan-Lubuk Pakam Km. 21 Tanjung Morawa. Batas - batas perusahaan adalah :

1. Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya Tanjung morawa.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan pabrik minyak Para Sawita.

3. Sebelah timur berbatasan dengan perkuburan/tanah waqaf.

2.5. Penangkaran Benih

Guna menjamin ketersediaan benih bermutu dari varietas unggul padi maka pengembangan penangkaran benih padi terintegrasi perlu dilakukan. Ada beberapa tahapan proses dalam sistem penangkaran benih padi, diantaranya adalah :

2.5.1. Pemilahan dan Perlakuan Benih

Pemilahan benih padi sebelum disemai (ditebar) dapat dilakukan dengan perendaman benih ke dalam larutan garam 3% dari banyaknya air, benih yang tenggelam menunjukkan benih yang baik. Sebelum disebar, benih direndam selama 24 jam, kemudian diperam selama 24 jam. Perlakuan benih tersebut bertujuan untuk mencegah hama pada stadia awal perkecambahan, merangsang pertumbuhan akar, memperkecil resiko kehilangan hasil, memelihara dan memperbaiki kualitas benih.

(6)

Tabur benih yang telah mulai berkecambah dengan kerapatan 25-50

Gram/M2 atau 0,5-1 Kg benih per 20 M2 lahan. Persemaian dipupuk dengan Urea,

SP-36, dan KCl masing-masing sebanyak 15 Gram/M2. Kebutuhan benih untuk 1

Ha areal pertanaman adalah 10-25 Kg.

2.5.2. Penyiapan Lahan

Persiapan lahan untuk pertanaman hampir sama dengan lahan untuk persemaian namun tanpa bedengan. Persiapan lahan untuk pertanaman dengan cara tanah diolah tahapan yang sempurna yaitu :

1. Pengolahan I : dibajak, digenangi selama 2 hari, lalu dikeringkan selama 7

hari.

2. Pengolahan II : dibajak digenangi selama 2 hari dan dikeringkan lagi selama

7 hari.

3. Pengolahan III : digaru untuk melumpurkan dan meratakan tanah.

4. Untuk menekan pertumbuhan gulma, lahan yang telah diratakan disemprot

dengan herbisida pra-tumbuh dan dibiarkan selama 7-10 hari.

2.5.3. Penanaman

Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15-21 hari dengan 1 bibit per lubang, bibit yang ditanam sebaiknya memiliki umur fisiologi yang sama (dicirikan oleh jumlah daun yang sama, misalnya 2 atau 3 daun/batang). Jarak tanam tergantung kesuburan lahan dan varietas yang ditanam, bibit ditanam pada kedalaman 1-2 Cm. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam

(7)

dengan bibit dari varietas dan umur yang sama. Setelah ditanam, air irigasi dibiarkan tergenang (1-3 Cm) selama 7-10 hari dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma.

2.5.4. Pemeliharaan

Untuk menjaga pertumbuhan tanaman yang baik dan menjamin kualitas yang akan dihasilkan maka dilakukan beberapa tahap pemeliharaan tanaman.

1. Pemupukan

Kesuburan tanah beragam antar lokasi karena perbedaan sifat fisik dan kimianya. Dengan demikian kemampuan tanah untuk menyediakan hara bagi tanaman juga berbeda-beda. Pemupukan dimaksudkan untuk menambah penyediaan hara sehingga mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik. Agar efisien, takaran pupuk hendaknya disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.

2. Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara intensif agar tanaman tidak terganggu oleh gulma. Penyiangan dilakukan paling sedikit dua atau tiga kali tergantung pada keadaan gulma. Penyiangan dapat dilakukan sebelum pemupukan susulan pertama atau kedua. Hak ini dimaksudkan agar pupuk yang diberikan hanya diserap oleh tanaman padi, karena gulma sudah dikendalikan.

(8)

Hama dan penyakit merupakan faktor penting yang menyebabkan suatu varietas tidak mampu menghasilkan varietas seperti yang diharapkan. Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara terpadu.

2.5.5. Panen

Saat panen yang tepat adalah pada waktu biji telah masak fisiologis, atau apabila sekitar 90-95% malai telah menguning. Benih padi ketika baru dipanen masih tercampur dengan kotoran fisik dan benih yang tidak bagus. Oleh karena itu, bila pertanaman benih telah lulus dari pemeriksaan lapangan, masalah mutu benih padi setelah panen biasanya berasosiasi dengan mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih.

Salah satu variabel dari mutu fisiologis benih adalah status vigor benih. Vigor benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh cepat, serempak dan berkembang menjadi tanaman normal dalam kisaran kondisi lapangan yang lebih luas. Untuk menjamin hal tersebut, maka cara panen yang baik meliputi perontokan, pembersihan, dan cara pengeringan gabah untuk benih akan menentukan mutu benih.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses panen adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Panen

Sebelum panen dilakukan perlu disiapkan peralatan yang akan digunakan

(9)

dan tempat/alat pengering serta alat-alat yang akan digunakan untuk panen dibersihkan.

2. Proses Panen

Panen dapat dilakukan dengan potong tengah jerami padi kemudian dirontok dengan alat perontok atau potong bawah lalu digebot atau dibanting. Ukur

kadar air panen dengan menggunakan moisture meter. Calon benih kemudian

dimasukan ke dalam karung. Hasil panen diangkut untuk kemudian diolah atau diproduksi.

2.6. Proses Produksi

Proses produksi yang terdapat di Pabrik Pengolahan Benih PT. Sang Hyang Seri (Persero) adalah melakukan pengolahan terhadap GKP (gabah kering panen) menjadi benih bersertifikat. Produk yang dihasilkan adalah benih unggul bersertifikat, dimana benih ini mengalami proses produksi dan pengujian di laboratorium. Benih yang lulus pengujian merupakan benih unggul dan diberi sertifikat. Hasil proses pengolahan yang tidak dapat dijadikan produk yaitu benih kosong dan jerami.

2.6.1. Standard Mutu Bahan/Produk

Standar mutu dari produk yang dihasilkan oleh PT. Sang Hyang Seri (Persero) harus disesuaikan dengan spesifikasi standar mutu BPSBTPH (Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura) dan harus dilakukan pengujian benih. Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan pabrik

(10)

dapat diterima oleh pasar. Sehingga, untuk meningkatkan daya saing, benih yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi mutu. Mutu benih lulus adalah suatu ukuran mutu yang sangat penting karena mempengaruhi pertumbuhan benih dan mutu hasil dari penanaman benih. Pengujian mutu pada perusahaan dilakukan

secara intern dan ekstern. Pengujian mutu intern dilakukan pada laboratorium

pabrik, sedangkan pengujian mutu ekstern dilakukan oleh BPSBTPH. Kelulusan

benih dan sertifikasi benih berada pada keputusan BPSBTPH, walaupun sudah dilakukan pengujian sendiri di laboratorium PT Sang Hyang Seri (Persero).

Bahan baku yang digunakan PT Sang Hyang Seri (Persero) adalah Gabah Kering Panen (GKP) padi . Standard mutu bahan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk setiap GKP padi yang masuk ke pabrik adalah sebagai berikut:

a. Kadar air yang terkandung dalam Gabah Kering Panen (GKP) : 25%

b. Butir hijau yang terdapat dalam Gabah Kering Panen (GKP) : 5 %

c. Kotoran benih yang terdapat dalam Gabah Kering Panen (GKP) : 7 %

Standard mutu produk yang ditetapkan oleh perusahaan untuk setiap benih kantong adalah sebagai berikut:

a. Kadar air yang terkandung dalam Benih Lulus (BL) sebesar 12%

b. Benih murni dalam Benih Lulus (BL) 99,7%

c. Kotoran benih yang terdapat dalam Benih Lulus (BL) 0,2%

d. Benih varietas lain yang terkandung dalam Benih Lulus (BL) 0,1%

e. Daya tumbuh atau daya berkecambah Benih Lulus (BL) 82%

f. Bebas dari hama dan penyakit.

(11)

2.6.2. Bahan yang Digunakan (Bahan Baku, Bahan Penolong) 2.6.2.1.Bahan Baku yang Digunakan

Mutu hasil olahan dipengaruhi oleh mutu bahan baku dan proses pengolahan, sedangkan mutu bahan baku dipengaruhi oleh sistem panen. Bahan baku yang digunakan perusahaan dalam memproduksi benih padi bersertifikat adalah Gabah Kering Panen (GKP) padi. GKP padi diperoleh perusahaan dari hasil penangkaran antara perusahaan dengan kelompok tani di Sumatera Utara, dimana PT Sang Hyang Seri (PERSERO) menjadi pengasuh kelompok tani tersebut.

Bahan baku yang akan diproses tidak boleh melebihi kadar air yang ditentukan yaitu 25% dan kadar kotoran 5%, kalau lebih dari yang ditentukan maka harga padi tersebut akan menjadi turun dan hal tersebut sudah dilakukan kesepakatan terlebih dahulu. Setelah melakukan pengecekan barulah penimbangan dilakukan dan disimpan kedalam gudang untuk sementara.

Bahan baku GKP yang diterima adalah GKP level FS (Foundation Seed),

level SS (Stock Seed), Level ES (Extention Seed). Bahan baku yang diterima

terdiri dari delapan varietas, yaitu :

a. INP-10 dan INP-13

b. Mekongga

c. Cibago

d. Chierang

e. Bestari

(12)

g. Situbagendit

2.6.2.2.Bahan Penolong yang Digunakan

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Bahan ini secara tidak langsung mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi adalah sebagai berikut :

1. Solar

PT Sang Hyang Seri (Persero) menggunakan solar untuk bahan bakar

mesin-mesin produksi seperti box dryer, seed-cleaner and sortation machine dan

generator listrik (genset).

2. Udara panas

Udara panas memegang peranan penting dalam proses pengolahan benih bersertifikat. Udara panas ini digunakan dalam proses pengeringan GKP. Kadar air GKP harus diturunkan dari 25% menjadi maksimal 12%. Udara panas dapat diperoleh baik secara alami menggunakan sinar matahari dan

secara buatan menggunakan box dryer. Udara panas pada box dryer

dihasilkan dari burner dan udara panas tersebut dibagi ke masing-masing box

menggunakan blower sebagai penghasil angin.

2.6.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pada pengolahan benih padi bersertifkat PT. Sang Hyang

(13)

Untuk memperoleh benih lulus yang sesuai dengan standar mutu yang ditentukan, proses pengolahan GKP (Gabah Kering Panen) menjadi benih lulus melewati beberapa tahap. Tahapan-tahapan Pengolahan GKP pada PT. Sang Hyang Seri (Persero) menjadi benih lulus diuraikan seperti berikut :

2.6.3.1.Persiapan Pengolahan Benih

Persiapan-persiapan yang perlu dilakukan untuk mengolah benih padi adalah sebagai berikut :

1. Pembersihan lantai jemur, mesin dan peralatan, tempat-tempat penyimpanan

(gudang dan selokan).

2. Pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin dan peralatan.

2.6.3.2.Penerimaan Calon Benih

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada saat penerimaan GKP yaitu pemeriksaan dokumen, penimbangan Gabah Kering Panen (GKP) dan pengambilan sampel oleh petugas bagian Pegawai Laboratorium. Pemeriksaan dokumen yang dilakukan berupa Surat Pengantar Hasil Panen (SPHP) disertai surat sortasi dari tim panen, diantaranya adalah nomor induk lapangan, musim tanam, nama petani penggarap, blok sertifikasi, luas tanam, luas panen, tanggal panen, varietas, kelas benih, tonase, pemeriksaan kadar air, kadar kotoran dan kemurnian varietas yang kemudian disimpan kedalam gudang untuk sementara. Ketika dilakukan penimbangan, Pegawai Laboratorium melakukan pengembalian

(14)

sampel GKP untuk kebutuhan pengujian pendahuluan. Sampel tersebut kemudian dibawa ke labolatorium untuk dianalisis lebih lanjut.

2.6.3.3.Pengeringan

Pengeringan dilakukan untuk menurunkan kadar air pada benih, agar benih tahan lama dalam penyimpanan, adapun cara pengeringan dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1. Secara manual (Alami)

2. Secara otomatis (Box Dryer)

Pengeringan secara manual dilakukan dengan cara menjemur benih agar terkena sinar matahari. Dalam kondisi cuaca cerah, pengeringan dengan cara manual membutuhkan waktu kira-kira 2-3 hari. Pengeringan dengan cara manual ini dapat menghemat biaya. Pengeringan pada lantai jemur dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Proses Pengeringan Menggunakan Lantai Jemur (Pengeringan Manual)

Pengeringan dengan box dryer adalah pengeringan dengan cara

memasukkan benih ke dalam box dryer, dengan kapasitas box 5-6 ton. Calon

(15)

hembusan angin dengan menggunakan blower selama satu jam, selanjutnya udara

panas yang dikeluarkan oleh mesin burner diberikan berangsur-angsur hingga

suhunya mencapai 45 0C.

Ketebalan tumpukan padi 0,5m – 0,6m agar pada waktu melakukan pembalikan mudah dilakukan. Pembalikan dilakukan tiap 1 jam, sebelum dilakukan pembalikan harus dilakukan pengecekan suhu dan kadar air calon benih. Penurunan kadar air rata-rata 0,5% – 1,2 % perjam dan pengeringan dilanjutkan sampai kadar air 12% selama ± 8 jam. Proses pengeringan

menggunakan box dryer dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Proses Pengeringan Menggunakan Box Dryer (Pengeringan Otomatis)

2.6.3.4.Pembersihan dan Sortasi

Benih padi yang telah dikeringkan (kadar air 12%) dibersihkan dengan

mesin Seed Cleaner. Mesin ini terdiri dari 5 bagian yang menghasilkan :

1. Sampah

Daun-daunan, bekas pengikat karung dan lain sebagainya. 2. Second Green I

(16)

3. Second Green II

Merupakan sampah ringan yang keluar dari ayakan. 4. Second Green III

Merupakan padi kosong yang ukurannya lebih besar dari ukuran ayakan.

5. Benih Bersih

Benih bersih ini masih perlu diperiksa lagi secara periodik untuk mengetahui seberapa banyak butiran apung yang terikut. Ini diketahui dengan cara setiap 100 gr benih tidak melebihi 200 butir apung dan kotoran 0,2% (setiap 2 jam sekali).

Proses ini juga berfungsi untuk preconditioning benih. Dimana temperatur benih

yang melalui proses pengeringan diturunkan dari 450 C menjadi 370 C.

Gambar 2.4. Proses Pembersihan dan Sortasi Menggunakan Mesin Seed Cleaner

2.6.3.5.Simpan Kemas

Tujuan simpan kemas adalah untuk penyimpanan sementara benih dan masa dormansi benih. Penyimpanan benih di gudang harus menggunakan alas

(17)

berupa palet / papan kayu atau balok-balok kayu agar karung benih tidak langsung

bersentuhan dengan lantai gudang. Benih yang disimpan segera di fumigasi

dengan Phostoxin atau disemprot dengan insektisida siloan / satifsar / damfin

untuk disanitasi. Setiap tumpukan benih diberi kartu identitas yang berisikan data antara lain : nomor tumpukan, varietas, tanggal panen, jumlahnya, tanggal pengujian, tanggal kadaluarsa, dan tanggal penyemprotan / fumigasi.

Gambar 2.5. Penyimpanan Benih Sementara

2.6.3.6.Pengujian Benih

Pengujian benih dilakukan melalui beberapa tahap, diantaranya:

1. Pengujian Kadar Air

Kadar air suatu benih mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengaruhnya terhadap reabilitas dan merupakan hal penting bagi benih yang akan dipasarkan serta berpengaruh juga pada daya tahan benih karena terlalu rendah kadar air benih dapat mematikan daya tumbuh benih.

Untuk mengetahui kandungan air pada benih yang terikat secara fisik disebut dengan kandungan air bebas yang dinyatakan dengan proses berat dapat

digunakan alat Moisture Tester, kadar air 12%.

(18)

Pengujian ini diambil dari proses kerja yang telah dijernihkan agar mendapat pertumbuhan lerai benih yang diujikan dan mendekati kenyataan di lapangan. Persentase daya tumbuh adalah persentase dari benih yang membentuk bibit/tanaman normal pada lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan benih dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal pengujian ini bisa juga terlihat atau diamati biji normal, biji up-normal, biji keras, biji dorman, biji segar tidak tumbuh dan biji mati. Daya kecambah minimal 80%. Pengujian benih dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Pengujian Benih

2.6.3.7.Proses Sertifikasi Benih

Sertifikasi benih merupakan unsur yang sangat penting bagi pembenihan karena untuk pemeliharaan kemurnian mutu benih dari suatu verietas dan serta menyediakan secara kontinu kepada petani. Disamping mempertahankan kemurnian keturunan yang dimiliki oleh suatu varietas, membantu pula produsen benih dalam memproduksikan dengan kualitas mutu yang lebih baik serta membantu petani mendapatkan benih yang digunakan, baik jaminan kebenaran varietas maupun mutunya.

(19)

Dalam memproduksi benih bersertifikat maka perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Permohonan sertifikasi dengan melampirkan areal sertifikasi label /

keterangan benih yang akan dipanen.

2. Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan merupakan apakah suatu areal

sertifikasi dapat diterima atau tidak

a. Fase vegetatif

b. Fase pembungaan

c. Fase masak

3. Pemeriksaan alat Processing tidak terkontaminasi dengan varietas lain.

4. Pengambilan contoh benih yang mewakili stok benih yang ada. 5. Pengujian laboratorium secara teratur atau terjadwal.

6. Laporan sesuai stok yang diujikan dalam kelompok benih

7. Pelebelan sesuai dengan stok yang diujikan dalam kelompok benih.

(20)

Benih yang telah lulus uji oleh BPSBTPH (Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura) akan diberi label bersertifikat dan selanjutnya dapat dilakukan pengepakan.

2.6.3.8.Pengepakan

Setelah selesai dilakukan pengujian benih dan dinyatakan lulus maka dilakukan pengepakan benih padi. Pengepakan benih dilakukan sesuai dengan permintaan pasar. Pengepakan benih dilakukan dengan ketelitian yang baik misalnya mengenai :

a. Penimbangan (Per kantong)

b. Pemberian Label

c. Logo yang jelas

d. Dan lain-lain

Gambar 2.8. Proses Pengepakan Benih Secara Manual dan Fully Automatic

Proses pengepakan yang terdapat pada perusahaan yaitu proses pengepakan secara

manual dan fully automatic. Pengepakan secara fully automatic jarang dilakukan

(21)

pengepakan, benih disimpan di gudang produk sebelum benih tersebut dipasarkan. Dimana pemasaran dilakukan secara ritel (eceran) dan korforat (kerjasama dengan instansi dan BUMN dan BUMD.

(22)

Uraian proses pengolahan benih dalam bentuk blok diagramdapat dilihat pada Gambar 2.9.

- Gabah Kering Panen (GKP) : 12.600 kg - Box Dryer : 2 unit - Mesin Petkus : 3 unit - Timbangan : 4 unit - Mesin Sealer : 2 unit - Mesin Jahit New Long : 2 unit

- Forklift : 2 unit

- Kereta Sorong : 7 unit

- Palet : ± 500 unit - Karung - Kantong Kemasan - Tali Plastik - Benang - Kertas Label - Spidol

- Sekop Besi : 15 unit - Sekop Garpu Kayu : 15 unit

- Hopper : 3 unit

- Elevator : 3 unit

- Genset : 2 unit

- Germinator : 1 unit - Moisture tester : 2 unit

- Tangki Bahan Bakar : 2 unit - Tangki Air : 1 unit

- Karyawan : 29 orang

Mengeluarkan GKP dari dalam karung Mengeringkan GKP dengan box dryer Mengaduk GKP hingga kering merata GKP kering menjadi GKK (Gabah Kering Kotor)

Memasukkan GKK ke dalam karung

Masukkan GKK ke dalam Hopper Elevator menghisap GKK masuk ke

mesin Petkus Mesin Petkus menyortir GKK

GKK berubah menjadi Benih Bersih Benih Bersih dimasukkan ke dalam

karung Benih Bersih ditimbang

Benih Bersih disimpan sementara menunggu diambil sampel dan diuji di

laboratorium

Sampel Benih Bersih diperiksa dan diuji di laboratorium

Benih Bersih yang lulus pengujian

menjadi Benih Lulus Benih Lulus diberi sertifikat

Benih Lulus dimasukkan ke dalam

Hopper

Benih Lulus dimasukkan ke dalam kantong kemasan sekaligus ditimbang

Kantong berisi Benih Lulus diberi label dan dilaminating

Benih Kantong dimasukkan ke dalam karung

Karung berisi Benih Kantong dijahit dan diberi kode

Jerami dan GKK Kosong

Benih Bersih tidak lulus

Benih Kantong (Benih Lulus yang dikemas)

INPUT

OUTPUT

(23)

2.7. Mesin dan Peralatan

Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan pada PT. Sang Hyang Utara adalah :

Tabel 2.1. Mesin-mesin yang Digunakan

No. Nama Mesin Gambar Keterangan

1 Box Dryer Kapasitas 5 ton : (p x l x t) - 4,2 x 4 x 2 m (2 unit) - 7 x 4 x 2 m (2 unit) - 5 x 4 x 2 m (2 unit) Kapasitas 6 ton : (px l x t) 7 x 4 x 2 m (2 unit) 2 Burner & Blower Burner Fungsi : pemanas Jumlah : 2 unit Merek : weishaupt Tegangan : 1,5 KVA Daya : 17,3 HP Putaran : 3500 rpm Blower

Fungsi : menghisap dan

menghembuskan udara panas ke

box

Jumlah : 2 unit

Merek : westin

Tegangan : 19,5 KVA

(24)

Tabel 2.1. Mesin- Mesin yang Digunakan (Lanjutan)

No. Nama Mesin Gambar Keterangan

3 Seed Cleaner

Merek : Robber D 4950 & Petkus K 531

Dimensi : 5,060x2,1x2,210mm Berat : 1300 Kg Power : 4 Kw Kapasitas : 2 Ton/Jam Jumlah : 2 Unit 44 Penjahit Karung

Merek : Newlong Portable Sewing Machine

Tipe : NP – 7A

Putaran : 1900 rpm

Jenis jarum : DN x 1

Berat : 6 kg

(25)

Adapun peralatan yang digunakan pada PT. Sang Hyang Seri sebagai berikut :

Tabel 2.2 Peralatan yang Digunakan

No. Peralatan Gambar Keterangan

1 Truk

Tipe : Toyota Dyna 125 LT,

Mitsubishi Colt Diesel 135 PS, Toyota Rino 115 PS

Fungsi : Alat angkut GKP dan

benih lulus Kapasitas : 4500 kg

Jumlah : 3 Unit

2 Forklift

Merek : Komatsu dan Mitsubishi

Fungsi : Alat angkut GKP dan

benih lulus (material

handling) Kapasitas : 1500 – 2400 kg

Jumlah : 2 Unit

3 Kereta

Sorong

Fungsi : Alat angkut GKP dan

benih Kapasitas : 100 Kg

(26)

Tabel 2.2 Peralatan yang Digunakan (Lanjutan)

No. Peralatan Gambar Keterangan

4 Timbangan

Merek : Avery & Abadi

Fungsi : Mengukur berat benih

Kapasitas : 500 kg & 25 kg

Jumlah : 3 Unit

5 Palet

Fungsi:Sebagai dudukan karung

berisi GKP dan berisi benih Kapasitas : 1000 Kg

(27)

Tabel 2.2 Peralatan yang Digunakan (Lanjutan)

No. Peralatan Gambar Keterangan

6 Thermometer

Fungsi : Mengukur suh udara

pada box dryer

Jumlah : ± 12 Unit

7 Sekop

Fungsi : Meratakan ketebalan

benih pada saat proses pengeringan di lantai jemur

Jumlah : ± 15 Unit

8 Karung Fungsi : Wadah GKP

(28)

Tabel 2.2 Peralatan yang Digunakan (Lanjutan)

No. Peralatan Gambar Keterangan

9 Kantong

Plastik

Fungsi : Wadah untuk mengemas

benih

10 Impulse

sealer

Fungsi : Menutup kemasan

plastik yang sudah berisi benih lulus

Jumlah : 2 unit

11 Kertas Label

Fungsi : Tanda pengenal benih

yang berisi spesifikasi benih

(29)

Tabel 2.2 Peralatan yang Digunakan (Lanjutan)

No. Peralatan Gambar Keterangan

12 Oven

Fungsi : Memanaskan/mengeringkan

bahan pengujian pada

laboratorium Jumlah : 1 unit

13 Germinator Fungsi : Alat pemeraman

Jumlah : 1 unit

14 Moisture

Tester

Fungsi : Mengukur kadar air

(30)

2.8. Utilitas

Yang dimaksud dengan utilitas dalam sebuah pabrik adalah unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT SHS antara lain sebagai berikut:

1. Unit Pembangkit Tenaga (Power Plant)

Tenaga yang digunakan untuk dapat mengoperasikan seluruh alat dan mesin di PT SHS diperoleh dari tenaga listrik PLN. Selain itu, tenaga listrik juga

diperoleh dari unit pendukung seperti Genset. Adapun spesifikasi dari mesin

Genset yang digunakan adalah :

Output : 32,5 KVA

Voltage : 380/220 V

Frequency : 50 Hz

Daya listrik yang tersedia didistribusikan ke bagian-bagian sebagai berikut :

a. Perumahan pimpinan, staf dan karyawan.

b. Penerangan dan arus listrik kantor dan pabrik serta jalan.

c. Unit-unit proses pengolahan benih.

2. Unit Pengolahan Air (Water Treatment)

Salah satu bagian yang penting untuk mendukung proses pengolahan di PT SHS adalah air. Sumber air di PT. SHS berasal dari PDAM Deli Serdang. Fungsi air di sini tidak dapat tergantikan oleh senyawa lain. Air digunakan untuk keperluan sebagai berikut :

(31)

a. Air domestik, yaitu air yang digunakan di luar kegiatan pabrik (kantor dan perumahan).

b. Air proses, yaitu air yang digunakan untuk keperluan laboratorium.

2.9. Safety dan Fire Protection

Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi dapat mengakibatkan hambatan-hambatan yang sekaligus juga merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat hal ini akan menyebabkan

tingginya biaya produksi. Safety and fire protection adalah upaya yang dilakukan

agar keselamatan tetap terjaga selama proses produksi berlangsung, dalam hal ini

adalah proses pengolahan GKP menjadi benih baik bagi karyawan dan bahan yang

terdapat di PT. SHS. Perusahaan sebenarnya telah memiliki kebijakan dalam hal

safety terhadap bahaya. Namun, pelaksanaannya belum maksimal karena para pekerja belum seluruhnya mematuhi kebijakan yang telah dibuat. Kemungkinan terjadinya potensi kebisingan adalah di stasiun boiler dan sebagian besar pada

departemen produksi di bagian seed cleaner. Kesadaran pekerja akan pentingnya

keselamatan dan kesehatan kerja masih sangat kurang, hal tersebut terlihat dari belum ada pekerja yang menggunakan masker dan kaca mata pada saat bekerja terutama di bagian pengeringan dan penyortiran GKP.

Untuk kegiatan penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan juga

(32)

extingwisher) di daerah penting dalam pabrik, pompa air dan penyemprot air dan tangki air.

2.10. Waste Treatment

Limbah dari hasil pengolahan GKP hingga menjadi benih bersih adalah

limbah berupa gabah kosong dan jerami kering yang keluar dari stasiun seed

cleaner setelah dua kali proses pembersihan menuju corong ke tempat penampungan limbah. Limbah ini kemudian dibakar atau diberikan kepada masyarakat yang ingin memanfaatkannya.

2.11. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja pada Kantor Cabang Deli Serdang berjumlah 76 orang.

Tabel 2.3. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Posisi Pada PT. Sang Hyang Seri Cabang Deli Serdang

No. Posisi Jumlah Total

1

Karyawan Tetap

Manajer 1

20

2 Sekertaris 1

3 Asst. Manajer Keuangan &

SDM 1

4 Asst. Manajer Produksi 1

5 Asst. Manajer Pasar Ritel 1

6 Asst. Manajer Pasar Korporat 1

7 Asst. Manajer Litbang 1

8 Supervisior Keuangan 1

9 Supervisior SDM 1

10 Supervisior Kebun 1

11 Supervisior Pengolahan & PPM 1

12 Supervisior Logistik dan

(33)

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Posisi pada PT. Sang Hyang Seri Cabang Deli Serdang (Lanjutan)

No. Posisi Jumlah Total

14 Adm. Produksi 1

15 Supervisior Pasar Ritel 1

16 Supervisior Adm. Pasar Ritel 1

17

Karyawan Tetap

Supervisior Pasar Korporat 1

4

18 Supervisior Adm. Pasar

Korporat 1 19 Supervisior Mutu 1 20 Agronomis 1 21 Karyawan Kontrak Pegawai Administrasi 1 16 22 Pegawai Kebun 3 23 Mekanik 1 24 Operator Produksi 1

25 Pegawai Lapangan Logistik 2

26 Operator Gudang 1

27 Operator Forklift 2

28 Pegawai Lapangan Ritel 1

29 Pegawai Lapangan Korporat 1

30 Pegawai Laboratorium 2

31 Pegawai Lapangan Agronomis 1

32 BHL Lantai Jemur 10 10

33 Borongan Box Dryer 8

19

34 Borongan Seed Cleaner 6

35 Borongan Packing 5

36 Supir 1 1

37 Satpam 4 4

38 Pelayanan Dalam Ruangan 3

6

39 Pelayanan Dalam Ruangan 3

Jumlah 76

2.12. Fasilitas Perusahaan

Adapun fasilitas dari pihak perusahaan untuk para tenaga kerja adalah sebagai berikut :

(34)

1. Manajer cabang : perumahan, alat transportasi, layanan rumah sakit, asuransi, kompensasi (gaji, bonus, insentif, tunjangan), promosi dan lain-lain.

2. Asisten manajer : alat transportasi, layanan rumah sakit, asuransi, kompensasi

(gaji, bonus, insentif, tunjangan), promosi dan lain-lain.

3. Karyawan tetap : layanan rumah sakit, asuransi, kompensasi (gaji, bonus,

insentif, tunjangan), promosi dan lain-lain.

4. Karyawan kontrak : kompensasi (gaji, bonus, insentif, tunjangan).

2.13. Tata Letak Perusahaan

Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ada di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional IV Sumatera Utara, maka tata letak pada perusahaan dapat dibagi atas :

1. Bagian Produksi

a. Penerimaan Calon Benih : 13 x 10 m

b. Pengeringan : 62,8 x 19,1 x 6 m

c. Pembersihan dan sortasi : 20 x 5 x 6 m

d. Penyimpanan Benih : 35 x 20 x 10 m

e. Pengepakan/Packing : 65 x 15 x 6 m

2. Bagian Production Service

a. Laboratorium : 4 x 5 m

b. Lantai Penjemuran : (28 x 15,5 m) dan (24,2 x 15,5 m)

3. Bagian General Service

a. Kantor Regional : 32,1 x 16,6 m

(35)

c. Kantor Administrasi Gudang : 15 x 5 m

d. Kantor Asisten Pabrik : 10 x 10 m

e. Koperasi dan SHS Shop : 12,1 x 7,2 m

f. Pos Satpam : 3,4 x 2,5 m

g. Parkir Mobil : 12,1 x 5 m

h. Parkir Sepeda Motor : 4,6 x 3,7 m

i. Lapangan Tenis : 23,8 x 10,97 m

j. Lapangan Badminton : 14,8 x 6,2 m

k. Gudang Penyimpanan Barang Jadi : 24,5 x 12,5 m

4. Bagian Personal Service

a. Toilet : (3,2 x 2 m);(3 x 2 m) dan (4,1 x 3,2 m)

b. Musholla (Tempat Ibadah) : 11,3 x 10,4 m

c. Rumah Dinas : (14,8 x 9,7 m) x 4 unit

5. Bagian Physical Plant Service

a. Gudang : 10 x 5,7 m

Gambar

Gambar 2.1. PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional IV   Sumatera Utara
Gambar 2.2. Proses Pengeringan Menggunakan Lantai Jemur  (Pengeringan Manual)
Gambar 2.3. Proses Pengeringan Menggunakan Box Dryer  (Pengeringan Otomatis)
Gambar 2.4. Proses Pembersihan dan Sortasi Menggunakan Mesin Seed  Cleaner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Air pendingin merupakan air yang digunakan sebagai pendingin peralatan proses dan pertukaran/perpindahan panas dalam heat exchanger dengan tujuan untuk memindahkan panas

Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan keberfungsian TPS 3R Kota Jambi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan keberfungsian TPS 3R

Indikator  kinerja  yang  disajikan  di  sini  dirancang  untuk  memberikan  panduan  dalam  mengukur  kepatuhan  dengan  Kriteria  GSTC  bagi  Hotel  dan  Operator 

Dugaan potensi biomassa pada semua jenis tutupan lahan baik secara total maupun pada seluruh tingkat vegetasi yang dihitung menggunakan persamaan W4, menunjukkan hasil

Utilitas adalah sekumpulan unit-unit atau bagian dari sebuah pabrik kimia yang berfungsi untuk menyediakan kebutuhan penunjang proses produksi.. Unit utilitas

Koefisien budaya kerja discipline sebesar 0.087, artinya jika budaya kerja meningkat dengan cateris paribus dan independen lainnya (unity, respect, integrity, excellent, innovative)

1) Beton dengan kondisi tanpa pemanasan, pemberian campuran kaolin sebesar 5% sampai15% mengakibatkan penurunan kinerja beton antara 0,15 % sampai dengan 30 % dari kuat tekan beton

Abidin, dapat kita pahami bahwa partai politik memenuhi rumusan korporasi yang terdiri dari sekumpulan manusia (dalam hal ini adalah perwakilan partai politik) yang diberikan hak