• Tidak ada hasil yang ditemukan

Limbah pertambangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Limbah pertambangan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Limbah pertambangan

Salah satu dampak negatif pencemaran lingkungan yang paling ditakutkan dari penambangan emas adalah rembesan limbah cair yang mengandung logam berat raksa (Hg). Pada proses penambangan emas, merkury digunakan untuk meningkatan laju pengendapan emas dari lumpur. Partikel merkury akan membentuk anglomerasi dengan emas sehingga meningkatkan perolehan emas. Sebenarnya peraturran internasional sudah tidak lagi memperbolehkan penggunaan merkury untuk pertambangan pada skala besar.

Logam berat ini sangat berbahaya meskipun pada konsentrasi rendah. Hg larut dalam air dan ketika terakumulasi di perairan baik sungai atau laut dapat berdampak langsung membahayakan masyarakat. Studi kasus menunjukkan pengaruh buruk mercury seperti tremor, kehilangan kemampuan kognitif, dan gangguan tidur dengan gejala kronis yg jelas bahkan pada konsentrasi uap mercury yang rendah 0.7–42 μg/m3. Penelitian menujukkan bahwa jika menghirup langsung mercury selama 4-8 jam pada konsentrasi 1.1 to 44 mg/m3 menyebabkan sakit dada, batuk, hemoptysis, pelemahan dan pneumonitis. Pencemaran akut mercury menunjukkan akibat parah seperti terganggunya system syaraf, seperti halusinasi, insomnia, dan kecenderungan bunuh diri. Yang lebih membahayakan adalah bahaya laten mercury. Jika masuk ke perairan, mercury akan terakumulasi pada ikan dan akan memberikan efek langsung seperti yang dijelaskan diatas jika ikan tersebut dikonsumsi. Oleh karena itu upaya penanganan limbah cair ini sangat mendesak untuk dilakukan.

Untuk menanggulangi pencemaran lingkungan di kawasan penambangan harus digunakan teknologi yang telah terbukti dan teruji, mudah dibuat dan tersedia secara lokal seluruh bahan baku dan material pembuatannya. Salah satu teknologi klasik yang mumpuni digunakan adalah menggunakan bioabsorber. Teknik ini salah satunya digunakan untuk konservasi sungai yang tercemar logam berat pasca revolusi industri di inggris dan eropa daratan. Teknik biosorpsi ini menggunakann tumbuhan air-eceng gondok untuk menyerap logam berat yang larut pada air.

Eceng gondok memiliki kapasitas biosorbsi yang besar untuk berbagai macam logam berat terutama Hg. Logam berat tersebut diabsorbsi dan dikonversi menjadi building block sehingga tidah lagi membahayakan lingkungan. Namun demikian proses biosorbsi sangat sulit untuk menghasilkan air yang bebar logam berat. Selain laju biosorbsi yang lambat, distribusi eceng gondok juga hanya mengapung dipermukaan sehingga menyulitkan pengolahan yang homogen. Hal ini bisa diantisipasi dengan desain embung yang luas namun dangkal atau dengan melibatkan proses pengolahan lanjut dengqn pengolahan tambahan.

Secara teknis dapat dilakukan dengan membuat embung/waduk kecil sebelum pembuangan akhir (sungai atau laut). Embung tersebut harud dijadikan sebagai muara buangan air limbah pertambangan rakyat sehingga terkonsentrasi pada satu tempat. Pada embung tersebut ditumbuhkan eceng gondok yang akan mengadsorpsi logam berat yang terlarut didalamnya. Tentu saja aspek teknis untuk desain detail mengenai waktu tinggal dan lain-lain mesti disesuaikan dengan keadaan real lapangan dan spesifikasi desainnya dengan mudah didapatkan di jurnal-jurnal penelitian. Sebagai pengolahan akhir sebelum dibuang ke pembuangan air dapat digunakan saringan karbon aktif untuk mengadsorbsi

(2)

kandungan sisa yang belum dapat diikat/di absorbsi oleh eceng gondok. Saringan karbon aktif memiliki resolusi/derajat pemisahan yang sangat tinggi sehingga menjamin kandungan logam berat keluaran nihil atau sangat rendah. Karbon aktif secara sederhana dapat dengan mudah dibuat dari arang melalui proses aktifasi. Arang komersial (karbon) dapat dijadikan karbon aktif melalui aktifasi fisik dengan pemanasan pada temperatur 600-800 °C selama 3-6 jam.

Sampah industri

(3)

iposkan oleh Yusuf lubistoro (Brojogeni) on Rabu, 02 Mei 2012

Limbah nuklir dihasilkan tiap tahap dalam rangkaian proses nuklir, dari penambangan uranium hingga reaktor nuklir untuk menghasilkan bahan bakar nuklir. Sebagian besar limbah nuklir tetap berbahaya untuk ratusan tahun, meninggalkan keadaan yang buruk untuk

generasi berikutnya. Isotop radioaktif yang berbahaya seperti Cesium dan Stronsium, Yodium, Kripton, dan Plutonium diciptakan ketika reaktor nuklir aktif. Plutonium adalah partikel yang paling berbahaya yang digunakan untuk senjata nuklir.

Secara garis besar, limbah nuklir dibagi dalam 2 kategori, Low and Intermediete Level Waste (LILW) dan High Level Waste (HLW). LILW adalah limbah nuklir yang berupa sarung tangan, cover sepatu dan baju para pekerja di PLTN serta bagian alat

pemeliharaan mesin dan sejenisnya. Treatment LILW dilakukan denngan cara disimpan dalam tempat penyimpanan sementara sebelum akhirnya didispose secara permanen. Sedangkan HLW umumnya ditreatment dengan 2 metode, dry dan wet storages. Sesuai dengan namanya, dalam wet storage, limbah nuklir dari reactor ditreatment didalam air selama 3-5 tahun untuk mendinginkan plus mengurangi panas dari radioactive decays. Setelah melewati proses itu, limbah nuklir dimasukkan kedalam container yang dirancang secara khusus sehingga bisa menyimpan dengan aman, terutama menggunakan bahan bahan yang tahan korosi dan radiasi. Sedangkan dry storage, limbah nuklir langsung dimasukkan kedalam container yang dirancang secara khusus tanpa air sebagai pendinginnya. Biasanya disimpan hingga sampai 6 tahun didalam container tersebut. Containers dry storages bisa berbentuk metal cask, concrete silo, maupun vault storage. Lebih dari 90 % limbah nuklir dunia saat ini ditreatment melalui proses wet storage. Umumnya penyimpanan sementara limbah nuklir berada di kawasan PLTN itu sendiri, sehingga tidak perlu diangkut melalui transportasi yang jauh. Tidak sembarangan orang bisa masuk kedalam fasilitas ini, karena tentu saja kontrolnya sangat ketat. Pengelola

(4)

PLTN wajib memberikan laporan secara berkala tentang keluar masuknya limbah nuklir kepada badan pengawas setempat dan juga IAEA.

Treatmen selanjutnya bisa menggunakan system geological repository, atau

menggunakan teknik-teknik transmutasi yang saat ini semakin banyak riset-riset dibidang tersebut, misalnya fast reactor dan ADS yang diprediksi akan exist beberapa puluh tahun kedepan.

DAMPAK SAMPAH NUKLIR

Akibat ledakan di reaktor nuklir Fukushima, diprediksi bisa berdampak hingga ke Indonesia. Uap limbah reaktor nuklir yang meledak dapat tertiup angin hingga ribuan kilometer bahkan Sampai di Indonesia. “Tragedi Chernobyl itu radioaktifnya bisa terbawa angin hingga ke Skotlandia di kawasan Eropa Barat, kemungkinan itu bisa jadi ada (sampai ke Indonesia),” ujar Jubir Greenpeace Asia Tenggara, Hikmat Soeriatanuwijaya kepada Tribunnews.

Energi Nuklir dan Dampaknya Pada Lingkungan

PLTN Tidak Menghasilkan Karbon Dioksida

Tidak seperti pembangkit listrik berbahan bakar fosil, reaktor nuklir tidak menghasilkan polusi udara atau karbon dioksida saat beroperasi. Namun, proses untuk pertambangan dan pemurnian bijih uranium, serta pembangunan reaktor uranium memerlukan sejumlah besar energi. Pembangkit listrik tenaga nuklir membutuhkan sejumlah besar logam dan beton, yang juga memerlukan sejumlah besar energi untuk membuatnya. Jika bahan bakar fosil digunakan untuk membuat listrik yang digunakan dalam pembuatan bahan-bahan yang digunakan PLTN, maka emisi dari pembakaran bahan bakar yang digunakan dapat dikaitkan dengan listrik yang dihasilkan oleh PLTN tersebut.

(5)

Tempat Penyimpanan Bahan-Bakar Nuklir Bekas Pakai

Masalah lingkungan utama pada tenaga nuklir adalah limbah radioaktif seperti uranium di mill tailings (penggilingan), pada bahan bakar bekas-pakai dari reaktor, dan limbah radioaktif lainnya. Bahan-bahan ini bisa tetap radioaktif dan berbahaya bagi kesehatan manusia selama ribuan tahun. Karenanya, pihak operator tunduk pada peraturan khusus yang mengatur penanganan, transportasi, penyimpanan, dan pembuangan mereka untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Limbah radioaktif diklasifikasikan sebagai tingkat rendah dan tingkat tinggi. Radioaktif limbah ini dapat berkisar dari tepat di atas tingkat alamiah, seperti dalam uranium mill tailings, dan tingkat yang jauh lebih tinggi, seperti bahan bakar bekas-pakai dari reaktor (limbah) atau bagian-bagian di dalam reaktor nuklir.

Radioaktivitas limbah nuklir menurun seiring waktu melalui proses yang disebut peluruhan radioaktif. Limbah radioaktif dengan waktu paruh yang singkat sering disimpan sementara sebelum dibuang untuk mengurangi dosis potensi radiasi bagi pekerja yang menangani dan mengangkut limbah, serta untuk mengurangi tingkat radiasi di lokasi pembuangan.

Berdasarkan volume, sebagian besar limbah yang terkait dengan industri tenaga nuklir memiliki tingkat radioaktivitas yang relatif rendah. Uranium mill tailings mengandung unsur radioaktif radium, yang meluruh untuk menghasilkan radon, gas radioaktif. Kebanyakan fabrikasi tailing uranium ditempatkan di dekat fasilitas pengolahan atau lokasi dimana mereka berasal, dan ditutup dengan pembatas dari bahan seperti tanah liat untuk mencegah radon lepas ke atmosfer dan kemudian dibuat segel penghalang berupa

(6)

lapisan tanah, batu, atau materi lainnya untuk mencegah erosi.

Jenis lain dari limbah radioaktif tingkat rendah adalah alat-alat, pakaian pelindung, kain mengelap, dan item sekali pakai lainnya yang bisa terkontaminasi oleh sejumlah kecil debu atau partikel radioaktif di fasilitas pemrosesan bahan bakar nuklir dan pembangkit listrik. Bahan-bahan ini tunduk pada peraturan khusus yang mengatur penanganan, penyimpanan, dan pembuangan mereka, sehingga mereka tidak akan kontak dengan lingkungan luar.

Limbah radioaktif tingkat tinggi terdiri dari "iradiasi" atau bahan bakar reaktor nuklir bekas-pakai (yaitu, bahan bakar yang telah digunakan dalam reaktor untuk menghasilkan listrik). Bahan bakar reaktor yang digunakan adalah dalam bentuk padat yang terdiri dari pelet bahan bakar kecil dalam tabung logam panjang.

Penyimpanan Bahan Bakar Bekas-Pakai dan Dekomisioning PLTN

Fuel assembly bekas-pakai sangat radioaktif dan awalnya harus disimpan dalam kolam yang dirancang khusus dan menyerupai kolam renang yang besar, dimana air

mendinginkan bahan bakar dan bertindak sebagai perisai radiasi, atau dalam wadah penyimpanan kering yang dirancang khusus. Sekarang, semakin banyak operator yang menyimpan bahan bakar bekas-pakai yang lebih tua di fasilitas penyimpanan kering menggunakan beton outdoor khusus atau kontainer baja dengan pendingin udara. Ketika pembangkit listrik tenaga nuklir berhenti operasi, semua fasilitasnya harus dinonaktifkan. Komisi Pengaturan Nuklir memiliki aturan ketat yang mengatur dekomisioning instalasi nuklir.

Reaktor Nuklir dan Pembangkit Listrik Memiliki Fitur Keselamatan dan Keamanan Kompleks

Reaksi nuklir yang tak terkendali di dalam reaktor nuklir dapat berpotensi menyebabkan kontaminasi radioaktivitas secara luas di udara dan air, ratusan kilometer di sekitar reaktor. Risiko ini dapat dihindari dengan menggunakan pengaman yang banyak dan beragam, serta melibatkan banyak sistem keselamatan pada pembangkit tenaga nuklir, pelatihan dan keterampilan para operator reaktor, pengujian dan kegiatan pemeliharaan, dan dengan persyaratan peraturan dan pengawasan dari Komisi Pengaturan Nuklir. Area yang luas di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir dibatasi dan dijaga oleh tim keamanan bersenjata. Reaktor juga harus memiliki penahan yang dirancang untuk menahan cuaca ekstrim dan gempa bumi.

Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan

June 5, 2012 Leave a comment

(7)

NPM: 18511024 KELAS: 1PA09

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun

domestik (rumah tangga). Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa

organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

 Pengolahan Limbah

Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:

1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan 2. pengolahan menurut karakteristik limbah

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban.

1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus.

2. Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar.

3. Layanan persampahan.

4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan

menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.

5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.

Akhir-akhir ini, kondisi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sektor industri berpengaruh besar terhadap kondisi pencemaran di Indonesia. Kami sangat berharap agar

(8)

para pelaku industri mulai melakukan perbaikan dan pembenahan dalam hal pembuangan limbah sehingga kegiatan industri dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.

1. Limbah Industri Pangan Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari

lingkungan antara lain : tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen

Demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya. 2. Limbah Industri Kimia & Bahan BangunanIndustri kimia seperti alkohol, parfum & minyak pelumas (oli) dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya terkandung zat kimia berbahaya, senyawa organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung. Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. Kategori limbah industri ini adalah limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang

mencemari air dan udara. Gangguan terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik

1. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut dan sebagainya. 2. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam

dosis yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan sebagainya.

Industri fermentasi seperti alkohol disamping bisa membahayakan pekerja apabila menghirup zat dalam udara selama bekerja apabila tidak sesuai dengan Threshol Limit Valued (TLV) gas atau uap beracun dari industri juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar. Kegiatan lain sektor ini yang mencemari lingkungan adalah industri yang menggunakan bahan baku dari barang galian seperti batako putih, genteng, batu kapur/gamping dan kerajinan batu bata. Pencemaran timbul sebagai akibat dari penggalian yang dilakukan terus-menerus sehingga meninggalkan kubah-kubah yang sudah tidak mengandung hara sehingga apabila tidak direklamasi tidak dapat ditanami untuk ladang pertanian. 3. Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan kulit dapat mengakibatkan pencemaran yang beresiko tinggi terhadap lingkungan karena dalam kegiatannya proses pencucian terhadap bahan-bahan bakunya memerlukan air sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses ini menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula, dimana air buangan mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan

(9)

beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi). 4. Limbah Industri Logam &

Elektronika Bahan buangan yang dihasilkan dari industri besi baja dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan. Sebagian besar bahan pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori udara sekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan buangan,

kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan sekitarnya. Kadar bahan pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun

masyarakat sekitar. Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri ini mencemari air karena buangannya dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam yang berasal dari proses pickling untuk membersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali. Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihasilkan dari proses-proses dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :

 Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas

 Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah, ketegangan otot, menurunnya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.

 Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian.

 Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala,

pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging.

 Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi

pada hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm), pembengkakan paru-paru/celah suara.

 Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan kesungai, kolam atau sawah dan sebagainya.

 Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang membahayakan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karenanya pemanfaatan kembali limbah nuklir dengan metode daur ulang diharapkan dapat menghemat penggunaan uranium yang menjadi bahan bakar utama reaktor nuklir dan

Bahan bakar nuklir yang telah selesai digunakan untuk menghasilkan energi dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN) akan dikeluarkan dari reaktor nuklir dan

Kepastian jumlah nuklida dan panas yang dihasilkan serta radioaktivitas bahan bakar tergantung oleh komposisi bahan bakar, material struktur dan burnup (fungsi flux neutron

Bahan bakar thorium apabila digunakan sebagai bahan bakar nuklir akan bereaksi secara keseluruhan berubah menjadi U 233 dengan adanya neutron di dalam teras reaktor

Dalam hal ini penerimaan terhadap diri sendiri menjadi hal yang sangat mendasar pada tahap mempersiapkan diri untuk melakukan coming out karena penerimaan diri merupakan

Menurut Ross [2003, p141-142], untuk menciptakan kemampuan Internet, perusahaan harus dengan teliti meluruskan strategi e-SCM mereka dengan kemampuan operasi untuk

Penempa- tan dan pemanfaatan sumber daya secara tepat adalah mutlak dalam mencapai tu- juan proyek, sehingga dari kegiatan peren- canaan waktu yang optimal dapat

Terdapat tiga dasar fungsi keselamatan reaktor nuklir yaitu reaktor dapat dipadamkan, bahan bakar yang dapat didinginkan dan radiasi zat radioaktif pada reaktor tidak