• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN PATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN PATI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB II

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN PATI

Perumusan dan identifikasi isu - isu strategis merupakan titik awal perumusan strategi sanitasi yang akan diterapkan pada masa 5 tahun yang akan datang. Hal ini penting mengingat kondisi aktual sanitasi saat ini akan sangat berbeda dengan kondisi sanitasi yang akan datang. Untuk mengatasi kesenjangan ini, maka berdasarkan hasil identifikasi isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan yang akan dihadapi oleh Kabupaten Pati berdasarkan permasalahan-permasalahan sanitasi yang dihadapi akan menjadi dasar bagi perumusan strategi yang akan dibuat.

Kebijakan pembangunan sanitasi di Kabupaten Pati tercantum dalam dokumen perencanaan pembangunan di Kabupaten Pati yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005- 2025, Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2009 – 2014, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2018. Secara kelembagaan, di Kabupaten Pati telah terbentuk Kelompok Kerja Sanitasi yang ditetapkan melalui Keputusan Bupati Pati No. 050/257/2012, Tanggal 28 Maret 2012 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Kabupaten.

Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Pati tahun 2005-2025 adalah mewujudkan masyarakat Pati Bumi Mina Tani Sejahtera dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Untuk mencapai Kabupaten Pati Bumi Mina Tani Sejahtera dalam dua puluh tahun mendatang terutama dalam pencapaian sasaran dibidang sanitasi, tercantum dalam sasaran pembangunan jangka panjang sebagai berikut :

1. Terwujudnya SDM yang berkualitas dan berbudaya. Yang ditandai dengan beberapa indikator :

a. Meningkatnya karakter masyarakat bermoral berdasarkan Pancasila, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Meningkatnya kualitas, akses, relevansi, tata kelola dan daya saing pendidikan. c. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

d. Meningkatnya pengarusutamaan gender. e. Meningkatnya kualitas pemuda dan olahraga.

f. Meningkatnya dinamika politik yang demokratis dalam ketaatan dan kepastian hukum dan HAM.

2. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian, perikanan serta pemanfaatan SDA dan IPTEK dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan, dengan indikator :

a. meningkatnya pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. b. meningkatnya revitalisasi usaha pertanian dan perikanan .

c. mengoptimalkan usaha pertambangan.

d. meningkatnya keamanan stok/penyediaan dan distribusi pangan e. meningkatnya prasarana sarana teknologi inovasi industri.

f. meningkatnya pembangunan yang berkelanjutan, pengendalian pencemaran dan pengelolaan lingkungan hidup.

g. meningkatnya usaha rehabilitasi hutan dan konservasi lahan.

3. Terwujudnya prasarana dan sarana yang memadai untuk mendukung pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi yang berorientasi ekonomi kerakyatan dengan indikator :

(2)

2 b. Meningkatnya infrastruktur perumahan dan penyehatan lingkungan.

c. Meningkatnya revitalisasi penataan dan pemanfaatan ruang daerah yang optimal dan berkelanjutan.

d. Meningkatnya pelayanan perhubungan.

Guna mencapai Kabupaten Pati Bumi Mina Tani Sejahtera, arah pembangunan daerah jangka panjang selama kurun waktu dua puluh tahun mendatang dalam kaitannya dengan pembangunan sanitasi adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan SDM yang berkualitas dan berbudaya. Yang ditandai dengan:

a. Peningkatan sikap dan perilaku masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan dan pemberdayaan pemuda melalui pengembangan lembaga kepemudaan yang berwawasan kebangsaan. c. Peningkatan pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu dan terjangkau pada semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan.

d. Peningkatan profesionalisme dan jaminan kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan, serta pemerataan distribusi guru.

e. Peningkatan standar hidup yang layak dengan peningkatan pendapatan, ketersediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan dan penumbuhan jati diri pribadi. f. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses,

pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan serta Jaminan Kesejahteraan Masyarakat dan Keluarga Berencana.

g. Pengembangan sistem pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak yang diarahkan pada penguatan kelembagaan, pengarusutamaan gender dan anak dalam pembangunan, sehingga dapat menurunkan jumlah tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terhadap perempuan.

h. Peningkatan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban demi tegaknya hukum sebagai upaya untuk menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, persatuan dan kesatuan serta kerukunan masyarakat.

2. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian, perikanan serta pemanfaatan SDA dan IPTEK dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan. Yang ditandai dengan:

a. Pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang berlandasan ekonomi kerakyatan, berdaya saing serta mampu menembus pasar global.

b. Peningkatan kerja sama strategis dan sinergis antar pelaku usaha untuk mengembangkan rumpun industri, mempercepat alih teknologi.

c. Pengembangan perekonomian daerah dengan memanfaatkan potensi lokal dan memperhatikan sumber daya alam yang berkelanjutan.

d. Peningkatan perekonomian daerah yang berlandaskan pada prinsip demokrasi ekonomi dengan memperhatikan terjaminnya kesempatan berusaha dan bekerja sebagai bagian penanggulangan kemiskinan.

e. Peningkatan revitalisasi usaha pertanian dan perikanan yang berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

f. Optimalisasi usaha pertambangan dengan adanya kepastian regulasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah untuk pencapaian kemakmuran masyarakat. g. Peningkatan keamanan stok/penyediaan dan distribusi pangan dengan

mengembangkan produktivitas pertanian daerah, yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat.

(3)

3 h. Peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan dan peningkatan partisipasi

masyarakat dunia usaha dan industri dalam memelihara lingkungan.

i. Peningkatan usaha rehabilitasi hutan dan konservasi lahan yang didukung partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber daya hutan.

j. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui transmigrasi guna mengurangi pengangguran dan pengentasan kemiskinan di daerah dan mampu menciptakan usaha peluang mandiri dengan jiwa wirausaha.

k. Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan daya regenerasi yang dapat diperbaharui dan tidak menimbulkan dampak merusak lingkungan.

3. Mewujudkan prasarana dan sarana yang memadai untuk mendukung pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi yang berorientasi ekonomi kerakyatan. Yang ditandai dengan:

a. Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan, sumber daya air dan irigasi yang diarahkan pada penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan aksesbilitas wilayah, ketersediaan air, jaringan irigasi dengan pengelolaan yang optimal. b. Peningkatan infrastruktur perumahan yang diarahkan pada pemenuhan lingkungan

perumahan yang sehat.

c. Pengembangan penanganan persampahan berbasis masyarakat.

d. Pembangunan infrastruktur keciptakaryaan yang mendorong pemanfaatan dan pengendalian tata ruang wilayah yang optimal dan berkelanjutan.

e. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perhubungan beserta perlengkapan pendukung guna mewujudkan ketertiban, kelancaran dan keselamatan lalulintas.

f. Pengembangan sistem pembangunan penataan ruang yang diarahkan pada pembangunan wilayah yang terpadu, efisien serta mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan.

g. Peningkatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah strategis dan cepat tumbuh sehingga dapat mengembangkan wilayah disekitarnya yang masih tertinggal.

h. Peningkatan kualitas dan efektifitas serta penegakan hukum dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian di bidang penataan ruang.

2.1 VISI MISI SANITASI

Dalam penyusunan konsep awal kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK), perlu disusun visi dan misi sanitasi sanitasi. Visi sanitasi merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai secara mandiri melalui kegiatan–kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan yang terkait secara langsung atau tidak langsung dalam pengelolaan sanitasi, sejalan dengan visi Kabupaten Pati.

Selanjutnya untuk mencapai visi sanitasi yang telah disepakati, perlu dibuat perumusan misi sanitasi sebagai terjemahan lebih lanjut dari visi sanitasi yang telah ditetapkan, yang berupa rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi agar dapat mengidentifikasi arah kerangka kerja SSK. Dalam perumusan misi sanitasi tersebut tentunya tidak terlepas dari rumusan misi Kabupaten Pati, agar dalam penyusunan rencana aksi nantinya tidak terlepas dari program – program yang akan dilaksanakan oleh Kabupaten Pati. Adapun Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Pati adalah sbb :

(4)

4 Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Pati

Visi Kabupaten

Pati Misi Kabupaten Pati Visi Sanitasi Kabupaten Pati Misi Sanitasi Kabupaten Pati Meningkatnya

Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik

1. Meningkatkan akhlak, budi pekerti sesuai budaya dan kearifan lokal 2. Menyelenggarakan tata kelola

pemerintahan yang efisien, efektif, bersih, demokratis dengan

mengutamakan pelayanan publik 3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusia melalui pelayanan pendidikan dan kesehatan

4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah berbasis pada unggulan pertanian dan industri

5. Meningkatkan prasarana dan sarana yang memadai untuk mendukung pengembangan perekonomian daerah 6. Meningkatkan pemberdayaan

pengusaha dan membuka peluang investasi

7. Menciptakan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan

Terciptanya Kabupaten Pati yang bersih dan sehat tahun 2017 melalui peningkatan layanan sanitasi

berbasis masyarakat.

Misi Air Limbah Domestik:

1. Meningkatkan kesadaran semua elemen masyarakat dalam pengelolaan air limbah melaui sosialisasi dan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan.

2. Meningkatkan kapasitas pengembangan sumber daya manusia dibidang lingkungan dalam pengelolaan limbah 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana

pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan dan berbasis masyarakat

Misi Persampahan

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pengelolaan sampah

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam pengelolaan sampah

3. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan persampahan

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan 5. Menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam

pengawasan pengelolaan sampah

6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan sampah berbasis masyarakat 7. Mengikutsertakan pihak swasta dan masyarakat dalam

pengelolaan sampah Misi Drainase

(5)

5 Visi Kabupaten

Pati Misi Kabupaten Pati Visi Sanitasi Kabupaten Pati Misi Sanitasi Kabupaten Pati

2. Pemantapan keterpaduan penanganan pengendalian banjir dengan sektor / sub sektor terkait lainnya berdasarkan keseimbangan tata air

3. Mengoptimalkan sistem drainase yang ada

4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelolaan dan pembenahan aspek non struktural

5. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan Misi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana air bersih dan sanitasi dasar yang berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat

2. Meningkatkan perilaku hygiene dan sanitasi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat

3. Meningkatkan kapasitas pengembangan dan profisionalisme petugas Kesehatan lingkungan

(6)

6 Pemerintah Kabupaten Pati dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) telah menyusun perencanaan pembangunan, terutama dalam bidang sanitasi. Adapun kerangka pembangunan sanitasi jangka menengah di Kabupaten Pati adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dalam Pembangunan Sanitasi Visi : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik

Misi III : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pelayanan pendidikan dan kesehatan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas

1.

Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk.

1.

Peningkatan pelayanan Posyandu dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak.

1. Penyediaan sarana dan prasarana posyandu, keluarga berencana yang memadai

2. Pembinaan dan peningkatan ketrampilan, kesejahteraan kader posyandu

3. Peningkatan Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergency Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensip (PONEK) 2.

Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.

1.

Peningkatan rehabilitasi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

1. Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

2 Peningkatan peran desa siaga dan kelurahan guna mempercepat pelayanan

3 Pembangunan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan puskesmas rawat inap

4 Penataan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) 3.

Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin

1.

Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. 1. Fasilitasi Jamkesmas dan Jampersal serta penyediaan Jamkesda bagi masyarakat 2. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat

(7)

7

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

4.

Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan sesuai kebutuhan.

1.

Peningkatan pemenuhan kebutuhan tenaga medis dan paramedis secara bertahap.

1. Optimalisasi tenaga medis dan paramedis

2. Penambahan kuantitas tenaga kesehatan, ahli gizi dan kesehatan lingkungan di Puskesmas

2.

Peningkatan kualifikasi tenaga medis dan paramedis. 1. Peningkatan pendidikan dan ketrampilan bagi tenaga kesehatan 2. Peningkatan kuantitas tenaga dokter spesialis 5.

Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di

masyarakat. 1.

Peningkatan budaya hidup sehat melalui sekolah, organisasi pemuda dan organisasi masyarakat.

1. Peningkatan sarpras usaha kesehatan sekolah (UKS)

2. Peningkatan penyediaan sanitasi pemukiman 3 Pembangunan sanitasi lingkungan masyarakat 4 Peningkatan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS)

5 Subsidi yodium dan bantuan peralatan bagi produsen garam untuk menjamin perlindungan konsumen

Misi V : Meningkatkan prasarana dan sarana yang memadai untuk mendukung pengembangan perekonomian daerah

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Meningkatkan

ketersediaan infrastruktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah.

1.

Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana

penunjang lainnya.

1.

Percepatan Pembangunan Rehabilitasi jalan, jembatan kabupaten dan jalan poros desa serta sarana penunjang lainnya

1. Pembangunan dan rehabilitasi jalan, jembatan kabupaten dan jalan poros desa dengan konstruksi hotmix

2 Bantuan stimulan pembangunan infrastruktur desa dalam rangka meningkatkan swadaya masyarakat 3 Pembangunan rehabilitasi sarana penunjang lainnya 2.

Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi 1. Pembangunan sarana air bersih dan sanitasi

1. Pemenuhan cakupan layanan air bersih 2. Pemenuhan akses sanitasi yang layak

(8)

8

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

3.

Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air

1.

Pengembangan dan

pengelolaan sungai, jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air.

1. Rehabilitasi dan pemeliharaan sungai dan jaringan irigasi

2 Normalisasi sungai Juwana dan Tayu

3 Optimalisasi pemanfaatan konservasi sumber daya air.

4 Optimalisasi program basahi Pati selatan dengan

pembangunan embung, waduk ,sarana irigasi dan sarana pendukung lainnya

4.

Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman

1.

Pengembangan perumahan dan kawasan permukiman

1. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan dan sarana prasarana kawasan permukiman

2 Pengembangan sarana dan prasarana perdagangan pasar

5.

Meningkatnya pengembangan wilayah sesuai dengan peruntukannya.

1.

Penyelenggaraan penataan

ruang 1 Penyusunan perencanaan, pemanfaatan, pengendalian pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

2 Peningkatan infrastruktur kawasan strategis agropolitan dan minapolitan serta wilayah pesisir dan pantai

3 Pengembangan perikanan tangkap dengan pembangunan dermaga, dok kapal dan kolam tambat kapal nelayan

Misi VI : Meningkatkan pemberdayaan pengusaha dan membuka peluang investasi

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Meningkatkan peran

(9)

9

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

pemerintah dalam

kerjasama investasi 2. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung investasi

2.

Meningkatkan promosi

investasi 1. Penyediaan sarana dan prasarana informasi potensi sumberdaya dan peluang investasi 2 Pemberdayaan pengusaha untuk meningkatkan

penyerapan tenaga kerja

3 Membuka kawasan peruntukan industri 2. Mengoptimalkan

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

1. Optimalnya pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari

1.

Pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya alam 1. Pelaksanaan regulasi, pemanfaatan, pengelolaan hutan dan lahan 2. Peningkatan reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis

2.

Penanggulangan kerusakan lingkungan, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan

1. Peningkatan upaya pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

2. Penguatan kelompok masyarakat sekitar hutan bekerja sama dengan pihak terkait.

(10)

10 2.2 TAHAPAN PENGEMBANGAN SANITASI

Tahapan strategi sektor sanitasi di Kabupaten Pati, disesuaikan dengan arahan pentahapan pembangunan Kabupaten secara menyeluruh. Berdasarkan arahan pembangunan Kabupaten Pati, maka penetapan pentahapan pembangunan sanitasi dalam Strategi Sanitasi Kabupaten Pati periode tahun 2012 – 2016 merupakan pentahapan pencapaian sasaran pembangunan secara bertahap dengan tetap mengacu pada kebijakan pengelolaan belanja daerah dengan menitik beratkan alokasi pada bidang-bidang urusan wajib dan urusan pilihan yang sesuai dengan prioritas pembangunan daerah.

Penetapan tahapan pengembangan sanitasi dilakukan untuk mengidentifikasi sistem/pendekatan sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah dan membantu perumusan program dan kegiatan yang paling sesuai dengan kondisi wilayah berdasarkan sistem/pendekatan yang diusulkan.

Sistem sanitasi adalah suatu proses multi-langkah, dimana berbagai jenis limbah/permasalahan dikelola dari titik timbulan/kondisi eksisting ke titik pemanfaatan kembali/pemrosesan akhir/tujuan akhir. Setiap tahap ini disebut kelompok fungsional karena memiliki teknologi/tahapan sendiri-sendiri dengan pengelolaan/pendekatan yang spesifik.

Sistem sanitasi ditentukan berdasarkan pentahapan implementasi jangka pendek (1-2 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun). Zona sanitasi menjelaskan dimana sistem tersebut akan diterapkan dalam wilayah Kabupaten Pati.

Dalam menetapkan sistem sanitasi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah: (i) faktor pengelolaan (peraturan, pengelolaan kelembagaan, pengaturan O&M, kepemilikan aset); (ii) faktor fisik wilayah (kepadatan penduduk, pemanfaatan lahan, dan topografi); (iii) faktor keuangan dan pendanaan (kapasitas fiskal, dukungan, dan mekanisme pendanaan).

Pilihan sistem/pendekatan yang digunakan adalah : a) Subsektor air limbah domestik :

Sistem setempat (sistem on-site) dimana air limbah langsung diolah ditempat

Sistem terpusat (sistem off-site) dengan mengalirkan air limbah domestik melalui perpipaan menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

b) Subsektor persampahan :

 Sistem pengangkutan tidak langsung (melalui tempat penampungan sementara/TPS)  Sistem pengangkutan langsung ke TPA

 Sistem penanganan sampah di sumbernya. c) Subsektor drainase :

 Sistem gravitasi  Sistem pemompaan.

d) Subsektor PHBS dan Promkes, dengan pendekatan :  Perubahan perilaku

 Pengadaan sarana dan prasarana sanitasi

Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi adalah: a. Lingkungan (risiko kesehatan, pemanfaatan air tanah & air permukaan)

b. Budaya – perilaku (tingkat kesadaran, ketrampilan manajemen masyarakat) c. Biaya investasi dan keberlanjutan (keterjangkauan, ketepatan teknologi).

(11)

11 2.2.1 TAHAPAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Dalam penyusunan tahapan pengembangan pengelolaan air limbah domestik, digunakan data – data sebagai berikut :

1. Kondisi ekstrem, yaitu suatu kondisi luarbiasa yang ada di desa / kelurahan yang mempengaruhi sanitasi diwilayah tersebut. Kondisi ekstrem tersebut adalah, wilayah rob (genangan yang disebabkan oleh pasang surut air laut). Kondisi tersebut apabila terjadi disuatu wilayah akan langsung berpengaruh terhadap kondisi sanitasi, terutama dalam permasalahan air limbah rumah tangga, dimana resiko pencemaran akan sangat tinggi.

2. Wilayah komersial / perdagangan dan jasa (Central Business District/CBD), baik saat ini maupun yang akan datang, meliputi pasar tradisional / besar; kawasan wisata, terminal bus dan pelabuhan. Wilayah dengan kondisi tersebut akan sangat rentan terhadap pencemaran, terutama dari limpasan limbah dari wilayah komersial disekitarnya yang akan berpengaruh terhadap kondisi sanitasi permukiman.

3. Resiko kesehatan, dimana wilayah dengan resiko kesehatan yang tinggi akan mempunyai permasalahan terutama disektor pengelolaan air limbah rumah tangga.

4. Kondisi tanah, yaitu dilihat dari tinggi muka air tanah antara 0 – 5 meter dari permukaan tanah dan jenis tanah yang mudah menyerap air sehingga infiltrasi pencemaran akan langsung masuk ke air tanah sehingga sangat beresiko terhadap kualitas air tanah tersebut.

5. Kepadatan penduduk, dimana wilayah yang padat penduduk mengharuskan pemilihan opsi teknologi dalam pengelolaan air limbah rumah tangga berupa sistem pengolahan off-site agar tidak mencemari lingkungan.

Dalam penetapan tahapan pengembangan pengelolaan air limbah rumah tangga digunakan program penentuan opsi teknologi dalam zona sanitasi sebagaimana terlampir. Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh peta tahapan pengembangan pengelolaan air limbah domestik sebagai berikut :

Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Pati

No Sistem Cakupan layanan eksisting* (%)

Target cakupan layanan* (%) Jangka

pendek menengah Jangka panjang Jangka

(a) (b) (c) (d) (e)

A Sistem On-site

1 Individual (tangki septik) 232.046 Rumah ( 67,39% ) 5 % 5,61 % 5 %

2 Komunal (MCK, MCK++) - 7 % 5 % 5 %

B Sistem Off-site

1 Skala Kota - - 10 % -

2 Skala Wilayah - - - -

Keterangan:

*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk Di Kabupaten Pati yang menggunakan sistem on-site individual.

2.2.2 TAHAPAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Dalam penyusunan tahapan pengembangan pengelolaan persampahan, digunakan data – data sebagai berikut :

1. Wilayah komersial / perdagangan dan jasa (Central Business District/CBD), meliputi pasar tradisional / besar; kawasan wisata, terminal bus dan pelabuhan. Wilayah dengan kondisi tersebut

(12)

12 akan sangat rentan terhadap pencemaran limbah padat, terutama timbulan sampah dari wilayah komersial disekitarnya yang akan berpengaruh terhadap kondisi sanitasi permukiman.

2. Kepadatan penduduk, dimana wilayah yang padat penduduk mengharuskan pemilihan opsi teknologi dalam pengelolaan sampah rumah tangga berupa sistem pengelolaan langsung maupun tidak langsung agar tidak mencemari lingkungan.

Untuk memudahkan pengerjaan dalam pentahapan dan opsi teknologi pengelolaan persampahan, digunakan program excel sebagaimana terlampir. Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh peta tahapan pengembangan pengelolaan persampahan sebagai berikut :

Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Pati

No Sistem Cakupan layanan eksisting* (%) Jangka Cakupan layanan* (%) pendek menengah Jangka panjang Jangka

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

A Penanganan langsung (Direct)

1 Kawasan komersial** - - - -

B Penanganan tidak langsung (indirect)

1 Sistem tidak langsung coverage > 70 % (44 desa/kel) 10,84 % (8 desa/kel) 1,97 4,93 % (354 desa/kel) 12,56 2 Cakupan secukupnya 69,70 %

Keterangan:

*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk **) penanganan langsung persampahan hanya sebatas daerah pertokoan dan perkantora. Belum sampai ke skala Desa/Kelurahan

2.2.3 TAHAPAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN DRAINASE

Dalam penyusunan tahapan pengembangan pengelolaan drainase, digunakan data – data sebagai berikut :

1. Wilayah rob, yaitu munculnya genangan yang disebabkan oleh pasang surut air laut.

2. Genangan air, yaitu wilayah yang rawan terdapat genangan sehingga akan berpengaruh terhadap kondisi sanitasi lingkungannya.

3. Wilayah komersial / perdagangan dan jasa (Central Business District/CBD), meliputi pasar tradisional / besar; kawasan wisata, terminal bus dan pelabuhan. Wilayah dengan kondisi tersebut akan sangat rentan terhadap genangan, terutama dari limpasan limbah cair dari wilayah komersial disekitarnya yang akan berpengaruh terhadap kondisi sanitasi permukiman.

4. Resiko kesehatan, dimana wilayah dengan resiko kesehatan yang tinggi akan mempunyai permasalahan terutama disektor pengelolaan drainase.

5. Kepadatan penduduk, dimana wilayah yang padat penduduk mengharuskan pengelolaan drainase yang baik agar tidak menimbulkan genangan.

(13)

13 Tabel 2.5 Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Pati

No Sistem Cakupan layanan

eksisting* (%)

Cakupan layanan* (%) Jangka

pendek menengah Jangka panjang Jangka

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

A Sistem pemompaan - - 2 -

B Sistem aliran gravitasi 77,7 % 6,20% 5,40% 10,70%

Keterangan:

*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk

2.2.4 TAHAPAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE

Untuk membuat tahapan pengembangan pengelolaan PHBS dan promosi higiene, pemerintah melalui kementrian kesehatan telah menetapkan acuan dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dalam keputusan Menteri Kesehatan No. 852/Menkes/SK/IX/2008, tanggal 9 September 2008, tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Sedangkan tujuan program STBM adalah untuk mencapai kondisi sanitasi total dengan mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat.

Program STBM dilaksanakan untuk pencapaian 5 (lima) pilar STBM, yaitu :

1. Open Defecation Free (ODF), yaitu suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarang tempat, tetapi di fasilitas jamban sehat.

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), yaitu perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.

3. Pengelolaan air minum dan makanan Rumah Tangga (PAMM-RT) yang aman, adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan/minuman bayi, serta pengelolaan makanan yang aman dirumah tangga yang meliputi 5 (lima) kunci kemanan pangan, yakni :

a. Menjaga kebersihan

b. Memisahkan pangan matang dan pangan mentah c. Memasak dengan benar

d. Menjaga pangan pada suhu yang aman e. Menggunakan air dan bahan baku yang aman.

4. Pengelolaan sampah rumah tangga (PS-RT), adalah proses pengelolaan sampah dengan aman pada tingkat rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang dan mendaur ulang.

5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga (PLC-RT), adalah proses pengelolaan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga untuk menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasis lingkungan.

Adapun tahapan pengembangan PHBS dan higiene diperoleh dengan membuat petahapan resiko sanitasi berdasarkan study EHRA dari permasalahan dibidang STBM sebagaimana terlampir. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh urutan pentahapan pengembangan PHBS dan higiene sebagai berikut.

(14)

14 Tabel 2.6 Tahapan Pengembangan PHBS dan Promosi Higiene

NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM

1 SUMBERAGUNG 4 26 KEBOLAMPANG 3 51 NGAWEN 3

2 SEMBATURAGUNG 4 27 PADANGAN 3 52 LAHAR 3

3 DADIREJO 4 28 KLECOREGONANG 3 53 SUWATU 3

4 SUKOHARJO 4 29 BUMIHARJO 3 54 CABAK 3

5 BULUMANIS LOR 4 30 DEGAN 3 55 GUNUNGSARI 3

6 NGEMPLAK LOR 4 31 KARANGKONANG 3 56 MARGOREJO 3

7 WATUROYO 4 32 PELEMGEDE 3 57 TAWANGREJO 3

8 PAKEM 3 33 GROGOLSARI 3 58 NGURENSITI 3

9 PRAWOTO 3 34 MOJOLUHUR 3 59 BANGSALREJO 3

10 KUWAWUR 3 35 LUNDO 3 60 NGURENREJO 3

11 TOMPEGUNUNG 3 36 MANJANG 3 61 PAGERHARJO 3

12 KEDUMULYO 3 37 LENGKONG 3 62 JATIMULYO 3

13 GADUDERO 3 38 PECANGAAN 3 63 KARANGLEGI 3

14 SUKOLILO 3 39 TLUWEH 3 64 KARANGWAGE 3

15 WOTAN 3 40 MINTOMULYO 3 65 MOJOAGUNG 3

16 DURENSAWIT 3 41 GENENGMULYO 3 66 SONEYAN 3

17 BOLOAGUNG 3 42 TAMBAHMULYO 3 67 SIDOMUKTI 3

18 PAKIS 3 43 TONDOKERTO 3 68 LANGGENHARJO 3

19 MAITAN 3 44 KALIMULYO 3 69 SEKARJALAK 3

20 SINOMWIDODO 3 45 TONDOMULYO 3 70 NGEMPLAK KIDUL 3

21 TAMBAKROMO 3 46 BUNGASREJO 3 71 PURWOREJO 3

22 KARANGMULYO 3 47 WINONG 3 72 PURWODADI 3

23 ANGKATAN KIDUL 3 48 NGEPUNGROJO 3 73 TUNJUNGREJO 3

24 KARANGSUMBER 3 49 SUGIHREJO 3 74 SEMERAK 3

(15)

15 NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM

76 GUNUNGWUNGKAL 3 101 KASIYAN 2 126 SUGIHAN 2

77 JEMBULWUNUT 3 102 CENGKALSEWU 2 127 TLOGOREJO 2

78 NGETUK 3 103 JIMBARAN 2 128 PAGENDISAN 2

79 SUMBERREJO 3 104 SLUNGKEP 2 129 PEKALONGAN 2

80 PLAOSAN 3 105 BEKETEL 2 130 DANYANGMULYA 2

81 BLEBER 3 106 SUMBERSARI 2 131 KUDUR 2

82 GESENGAN 3 107 BRATI 2 132 BLINGIJATI 2

83 GERIT 3 108 KAYEN 2 133 MINTORAHAYU 2

84 KEDUNGSARI 3 109 TRIMULYO 2 134 KEBOWAN 2

85 PUNDENREJO 3 110 ROGOMULYO 2 135 WINONG 2

86 KEDUNGBANG 3 111 TALUN 2 136 TAWANGREJO 2

87 BULUNGAN 3 112 SUNDOLUHUR 2 137 SUMBERMULYO 2

88 LUWANG 3 113 WUKIRSARI 2 138 SERUTSADANG 2

89 DOROREJO 3 114 KEBEN 2 139 PULOREJO 2

90 KALIKALONG 3 115 LARANGAN 2 140 WIRUN 2

91 WEDUSAN 3 116 MOJOMULYO 2 141 WATESHAJI 2

92 BAKALAN 3 117 KARANGAWEN 2 142 LUMBUNGMAS 2

93 KENANTI 3 118 MANGUNREKSO 2 143 MOJOAGUNG 2

94 TEGALOMBO 3 119 TAMBAHARJO 2 144 SITIMULYO 2

95 WEGIL 2 120 SITIREJO 2 145 KLETEK 2

96 PORANG-PARING 2 121 KEDALINGAN 2 146 TERTEG 2

97 SUMBERSOKO 2 122 KARANGWONO 2 147 MENCON 2

98 KEDUNGWINONG 2 123 ANGKATAN LOR 2 148 PUCAKWANGI 2

99 BALEADI 2 124 POHGADING 2 149 KEPOHKENCONO 2

(16)

16 NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM

151 BODEH 2 176 KETITANG WETAN 2 201 TANJUNGSARI 2

152 SOKOPULUHAN 2 177 BUMIMULYO 2 202 PULUHAN TENGAH 2

153 TEGALWERO 2 178 JEMBANGAN 2 203 GLONGGONG 2

154 PLOSOREJO 2 179 GAJAHKUMPUL 2 204 SONOREJO 2

155 KARANGREJO 2 180 SEJOMULYO 2 205 NGASTOREJO 2

156 JETAK 2 181 KETIP 2 206 KARANGROWO 2

157 BOTO 2 182 PEKUWON 2 207 GAJAHMATI 2

158 TRIKOYO 2 183 KARANG 2 208 SEMAMPIR 2

159 SUMBERAN 2 184 KARANGREJO 2 209 PATI WETAN 2

160 MOJOLAMPIR 2 185 DOROPAYUNG 2 210 SARIREJO 2

161 MANTINGAN 2 186 GADIREJO 2 211 GERITAN 2

162 RONGGO 2 187 MARGOMULYO 2 212 SUGIHARJO 2

163 SRIKATON 2 188 LANGGENHARJO 2 213 PAYANG 2

164 TEGALARUM 2 189 AGUNGMULYO 2 214 KUTOHARJO 2

165 SIDOMUKTI 2 190 KAUMAN 2 215 SIDOKERTO 2

166 KEBONTURI 2 191 KUDUKERAS 2 216 MULYOHARJO 2

167 SUKORUKUN 2 192 BAJOMULYO 2 217 TAMBAHARJO 2

168 SUMBEREJO 2 193 TRIMULYO 2 218 TAMBAHSARI 2

169 TAMANSARI 2 194 KEDUNGMULYO 2 219 SINOMAN 2

170 SRIWEDARI 2 195 SENDANGSOKO 2 220 WUWUR 2

171 BULUMULYO 2 196 MANTINGAN TENGAH 2 221 KARABAN 2

172 GUNUNGSARI 2 197 KARANGREJO LOR 2 222 TLOGOAYU 2

173 KEDALON 2 198 SIDOMULYO 2 223 BOGOTANJUNG 2

174 NGENING 2 199 JAKENAN 2 224 KURYOKALANGAN 2

(17)

17 NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM

226 SUNGGINGWARNO 2 251 METARAMAN 2 276 REJOAGUNG 2

227 PENANGGUNGAN 2 252 BERMI 2 277 TEGALHARJO 2

228 TAMBAHMULYO 2 253 WONOSEKAR 2 278 TEGALARUM 2

229 MOJOLAWARAN 2 254 GEMBONG 2 279 TANJUNGREJO 2

230 SAMBIREJO 2 255 PLUKARAN 2 280 PANGKALAN 2

231 TANJANG 2 256 KLAKAHKASIHAN 2 281 BULUMANIS KIDUL 2

232 GEBANG 2 257 SITILUHUR 2 282 CIBOLEK KIDUL 2

233 PLUMBUNGAN 2 258 TLOGOREJO 2 283 MARGOYOSO 2

234 BABALAN 2 259 REGALOH 2 284 MARGOTUHU KIDUL 2

235 KORIPANDRIYO 2 260 WONOREJO 2 285 JEPALO 2

236 SOKO 2 261 SUMBERMULYO 2 286 SIDOMULYO 2

237 BANJARSARI 2 262 GUWO 2 287 PESAGEN 2

238 MINTOBASUKI 2 263 TANJUNG SARI 2 288 GADU 2

239 KOSEKAN 2 264 KLUMPIT 2 289 GAJIHAN 2

240 JAMBEAN KIDUL 2 265 BUMIAYU 2 290 GULLANG PONGGE 2

241 WANGUNREJO 2 266 TLUWUK 2 291 JRAHI 2

242 BUMIREJO 2 267 SIDOHARJO 2 292 GILING 2

243 SOKOKULON 2 268 PANGGUNGROYOM 2 293 MEDANI 2

244 MARGOREJO 2 269 SUWADUK 2 294 SENTUL 2

245 LANGENHARJO 2 270 WEDARIJAKSA 2 295 SIRAHAN 2

246 SUKOHARJO 2 271 PASUCEN 2 296 KARANGSARI 2

247 BADEGAN 2 272 ASEMPAPAN 2 297 NGAWEN 2

248 PEGANDAN 2 273 SAMBILAWANG 2 298 NGABLAK 2

249 SUKOBUBUK 2 274 TLUTUP 2 299 SUMUR 2

(18)

18 NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM

301 MARGOMULYO 2 326 BRINGINWARENG 1 351 KEBONSAWAHAN 1

302 PAKIS 2 327 TANGGEL 1 352 BENDAR 1

303 SENDANGREJO 2 328 SARIMULYO 1 353 JATISARI 1

304 JEPAT KIDUL 2 329 TRIGUNO 1 354 PLOSOJENAR 1

305 JEPAT LOR 2 330 TANJUNG SEKAR 1 355 TLOGOREJO 1

306 TENDAS 2 331 SIDOLUHUR 1 356 SIDOARUM 1

307 KEBOROMO 2 332 ARUMANIS 1 357 PANJUNAN 1

308 TAYU WETAN 2 333 SUMBERARUM 1 358 MUSTOKOHARJO 1

309 BENDOKATON KIDUL 2 334 TLOGOMOJO 1 359 BLARU 1

310 PURWOKERTO 2 335 SUKOAGUNG 1 360 PATI KIDUL 1

311 GROGOLAN 2 336 TOMPOMULYO 1 361 PLANGITAN 1

312 DUMPIL 2 337 KUNIRAN 1 362 PURI 1

313 NGAGEL 2 338 KLAYUSIWALAN 1 363 NGARUS 1

314 ALASDOWO 2 339 MANGUNLEGI 1 364 PATI LOR 1

315 BANYUTOWO 2 340 BATURSARI 1 365 PARENGGAN 1

316 DUKUHSETI 2 341 BRINGIN 1 366 SIDOHARJO 1

317 PUNCEL 2 342 BUMIREJO 1 367 KALIDORO 1

318 PURWOKERTO 1 343 KEDUNGPANCING 1 368 DENGKEK 1

319 JATIROTO 1 344 JEPURO 1 369 WIDOROKANDANG 1

320 SRIKATON 1 345 BAKARAN KULON 1 370 PURWOREJO 1

321 PASURUHAN 1 346 BAKARAN WETAN 1 371 GABUS 1

322 PESAGI 1 347 DUKUTALIT 1 372 PANTIREJO 1

323 TAMBAHAGUNG 1 348 GROWONG KIDUL 1 373 GEMPOLSARI 1

324 GUNUNGPANTI 1 349 GROWONG LOR 1 374 PENAMBUHAN 1

(19)

19 NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM NO NAMA DESA/KELURAHAN SKOR STBM 376 MUKTIHARJO 1 401 PAYAK 1 377 KEDUNGBULUS 1 402 MOJO 1 378 SEMIREJO 1 403 TUNGGULSARI 1 379 BAGENG 1 404 SAMBIROTO 1

380 POHGADING 1 405 TAYU KULON 1

381 KETANGGAN 1 406 KEMBANG 1 382 TAMANSARI 1 383 SAMBIREJO 1 384 PURWOSARI 1 385 TLOGOSARI 1 386 JONTRO 1 387 JETAK 1 388 KEPOH 1 389 TLOGOHARUM 1 390 KETANEN 1 391 TRANGKIL 1 392 KAJAR 1 393 GUYANGAN 1 394 KERTOMULYO 1 395 KRANDAN 1 396 POHIJO 1 397 KERTOMULYO 1 398 KAJEN 1 399 PERDOPO 1 400 BANCAK 1

(20)

20 2.3 PERKIRAAN PENDANAAN PENGEMBANGAN SANITASI

Pertumbuhan pendanaan APBD Kabupaten Pati untuk sanitasi dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat. Dalam kurun waktu 5 tahun rata-rata pertumbuhan adalah 19,92%. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Pemerintah daerah Kabupaten Pati peduli dengan kondisi sanitasi. Sumber dana program kegiatan sumbernya ada 3 yaitu; APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan Dak (APBN). Sumber dana tersebut sudah menyatu dalam program dan kegiatan sehingga sulit untuk membedakan Program kegiatan mana yang di danai APBD, APBD Provinsi dan Dak (APBN). Data lengkap perhitungan pendanaan APBD Kabupaten Pati untuk sanitasi dapat di lihat di tabel 2.7.

(21)

21 Tabel 2.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk Sanitasi

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan Rata-rata

2007 2008 2009 2010 2011

1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 9.590.967.000 20.116.804.347 16.673.358.580 14.031.761.400 14.438.922.800 19,92% 1.1 Air Limbah Domestik 1.438.675.000 1.718.399.300 4.429.040.500 2.806.500.000 4.735.550.800 52,32 % 1.2 Sampah rumah tangga 1.762.367.000 1.932.119.000 1.772.543.500 1.738.911.000 2.252.129.000 7,25 % 1.3 Drainase lingkungan 6.148.593.000 16.110.239.547 9.561.182.000 9.283.000.000 7.234.403.000 24,10 %

1.4 PHBS 241.332.000 451.496.500 910.592.580 203.350.400 216.840.000 29,43 %

2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 437.000.000 - - - - -

2.1 DAK Sanitasi - - - -

2.2 DAK Lingkungan Hidup 437.000.000 - - - - -

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - -

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - - - -

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 10.027.967.000 20.116.804.347 16.673.358.580 14.031.761.400 14.438.922.800 17,64% Total Belanja Langsung 359.643.196.950 437.568.064.499 376.764.320.200 318.152.155.000 421.268.764.000 6,16%

% APBD murni terhadap Belanja Langsung 2,79% 4,60% 4,43% 4,41% 3,43% 3,93%

Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut) 4 %

Dari data di atas dapat di perkirakan besaran pendanaan sanitasi di Kabupaten Pati ke depan. Rata-rata pertumbuhan belanja langsung di Kabupaten Pati adalah 6,16%. Dari rata-rata pertumbuhan 6,16% dapat di perkirakan belanja langsung Kabupaten Pati 5 tahun ke depan. Begitu juga dengan belanja murni APBD Kabupaten Pati yang rata-rata pertumbuhannya adalah 17,64%. Belanja APBD murni untuk sanitasi 5 tahun ke depan dapat di perkirakan. Data lengkap tentang perkiraan besaran pendanaan sanitasi 5 tahun ke depan dapat di lihat di tabel 2.8.

(22)

22 Tabel 2.8 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan

No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total Pendanaan

2013 2014 2015 2016 2017

1 Perkiraan Belanja Langsung 474.767.605.000 504.013.289.000 535.060.508.000 568.020.235.788 603.010.282.000 2.684.871.919.788 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 19.606.252.557 23.511.818.066 28.195.372.225 33.811.890.372 40.547.218.934 145.672.552.155

3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 4,13% 4,66% 5,27% 5,95% 6,72% 5,61%

Perhitungan pertumbuhan pendanaan APBD Kabupaten Pati untuk operasional/pemeliharaan dan investasi sanitasi hanya ada pada sub sektor persampahan. Sedangkan sub sektor air limbah domestik dan drainase pendanaannya hanya pada kegiatannya saja. Pertumbuhan rata-rata 5 tahun terakhir paling tinggi pada sektor air limbah domestik sebesar 52,32%, sedangkan yang paling rendah sektor persampahan sebesar 15,50%. Pada kegiatan biaya operasional/ pemeliharaan sub sektor persampahan pertumbuhan rata-rata 5 tahun sebelumnya adalah 3,18%. Data lengkap perhitungan pertumbuhan pendanaan APBD Kabupaten untuk operasional / pemeliharaan dan Investasi Sanitasi dapat dilihat di tabel 2.9.

Tabel 2.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan rata-rata

2007 2008 2009 2010 2011

1 Belanja Sanitasi

1.1 Air Limbah Domestik 1.438.675.000 1.718.399.300 4.429.040.501 2.806.500.000 4.735.550.800 52,32%

1.1.1 Biaya operasional /pemeliharaan (justified) - - - -

1.2 Sampah rumah tangga 797.367.000 899.569.000 762.736.500 647.454.000 1.162.329.000 15,50%

1.2.1 Biaya operasional/ pemeliharaan (justified) 965.000.000 1.032.550.000 1.009.807.000 1.091.457.000 1.089.800.000 3,18% 1.3 Drainase lingkungan 6.148.593.000 16.110.239.547 9.561.182.000 9.283.000.000 7.234.403.000 24,10%

(23)

23 Dari data pertumbuhan rata-rata biaya operasional/pemeliharaan sub sektor persampahan dapat di perkirakan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2017. Pada sub sektor air limbah dan drainase lingkungan tidak dapat di perkirakan karena tidak ada data biaya operasional / pemeliharaan. Data perkiraan besaran pendanaan APBD Kabupaten untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan sub sektor persampahan dapat di lihat di tabel 2.10.

Tabel 2.10 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2017

No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Pendanaan Total

2013 2014 2015 2016 2017

1 Belanja Sanitasi

1.1 Air Limbah Domestik - - - -

1.1.1 Biaya operasional /pemeliharaan (justified) - - - -

1.2 Sampah rumah tangga - - - -

1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.124.455.640 1.160.213.329 1.197.108.113 1.235.176.151 1.274.454.753 5.991.407.987

1.3 Drainase lingkungan - - - -

1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) - - - -

Dari tabel 2.7 dan 2.8 dapat di jadikan acuan untuk menghitung perkiraan kemampuan APBD Kabupaten Pati dalam mendanai program kegiatan SSK. Data perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK dapat di lihat pad tabel 2.11.

(24)

24 Tabel 2.11 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK

No Uraian Pendanaan (Rp.) Pendanaan Total

2013 2014 2015 2016 2017

1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan 1.096.742.148 1.100.229.789 1.103.728.519 1.107.238.376 1.109.895.748 5.517.834.580 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 14.489.908.249 14.515.468.447 14.541.073.734 14.566.724.188 14.592.419.889 72.705.594.507 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 14.496.504.763 14.525.381.800 14.554.316.361 14.583.308.559 14.612.358.510 72.771.869.994 4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) 19.606.252.557 23.511.818.066 28.195.372.225 33.811.890.372 40.547.218.934 145.672.552.155 5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1) 19.606.252.557 23.511.818.066 28.195.372.225 33.811.890.372 40.547.218.934 145.672.552.155

Gambar

Tabel 2.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dalam Pembangunan Sanitasi  Visi   : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik
Tabel 2.3  Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Pati
Tabel 2.4  Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Pati
Tabel 2.9  Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Jum'at tanggal Dua Puluh Tujuh bulan Maret tahun dua ribu lima belas bertempat diruang sekretariat Pokja I (satu) Unit Layanan Pengadaan Koordinator Wilayah

yang dilihat dari Id, Ego, dan Superego , sehingga peneliti mengambil judul penelitian ini dengan “Budaya Merokok Pada Mahasiswa di Era Kapitalisasi

Dengan program secara khusus yang dikembangkan di madrasah ibtidaiyah akan memberikan kesempatan kepada murid dalam menguasai bahasa Arab tidak saja sebatas

Para terpidana yang telah divonis bebas di pengadilan, kini tidak dapat lagi menganggap putusan tersebut sebagai putusan yang sudah inkracht, karena telah dikeluarkan putusan

Analisa seismic adalah analisa dinamis, dinama massa struktur dan beban, kekakuan, damping dari stuktur dan jenis tanah pendukung struktur jacket diperhitungkan dalam

Sehingga ada nilai positif dan negatif terhadap ukuran dewan tersebut dalam konteks struktur kepemilikan, akan tetapi untuk hasil yang negatif seharusnya memang dengan

Untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar yang dialami siswa maka dapat diketahui dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal. Oleh

Sistem pembayaran mikro elektronik ini dapat diimplementasikan dengan tiga cara, yaitu dengan sistem berbasis internet, berbasis kartu (smartcard), dan berbasis