• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pertemuan Koordinasi POKJA Ayung Lestari. Latar belakang. Tujuan : Tempat dan Waktu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pertemuan Koordinasi POKJA Ayung Lestari. Latar belakang. Tujuan : Tempat dan Waktu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Laporan Pertemuan Koordinasi POKJA Ayung Lestari

Tanggal : 23 Desember 2015

Tempat : Aula Kantor Distanbunhut Badung

Agenda : Membahas hasil Studi Pemetaan dan Assessmen wilayah hulu DAS Ayung ---

Latar belakang

 Hasil pertemuan POKJA Ayung Lestari dan Forum DAS Badung, pada 29 Mei 2015 di Kantor Distanbunhut Badung, telah mengasilkan kesepakatan bersama terkait “legalitas” POKJA Ayung Lestari sebagai bagian dari Forum DAS Badung. Selanjutnya untuk pelaksanaan kegiatan lebih lanjut terkait Program Pokja Ayung Lestari secara formal menggunakan “legalitas” Forum DAS Badung.

 Salah satu kegiatan program yang dilakukan POKJA Ayung Lestari 2015, yaitu melakukan kajian/studi pemetaan dan assessment wilayah hulu DAS Ayung (khususnya di Desa Sulangai dan Desa Belok Sidan), untuk memperoleh gambaran data/informasi terkait dengan pengelolaan konservasi hulu DAS Ayung (potensi dan permasalahan), serta stakeholder yang terlibat. Studi ini telah dilakukan oleh tim independen yang disepakati oleh tim Pokja Ayung Lestari.

 Untuk mengetahui temuan-temuan hasil studi tersebut, sekaligus berbagai rekomendasi/saran-saran untuk pengembangan program POKJA ke depan, maka dilakukan kegiatan pertemuan koordinasi POKJA Ayung Lestari ini dengan melibatkan berbagai pihak yang selama ini terlibat dalam kegiatan POKJA.

Tujuan :

Tujuan pertemuan koordinasi yaitu :

(i) Untuk mengetahui hasil studi pemetaan & assessment wilayah hulu DAS Ayung 2015. (ii) Mendiskusikan isu-isu dan gagasan untuk pengembangan program POKJA/Forum DAS

Badung lebih lanjut ke depan.

(2)

2

Pertemuan koordinasi POKJA akan dilaksanakan di Ruang Pertemuan Kantor Distanbunhut Badung, pada Hari Rabu, 23 Desember 2015, dengan agenda acara sbb :

09.00-09.30 : Registrasi peserta

09.30-10.00 : 1. Pengantar tentang Profile Pokja Ayung Selayang Pandang (oleh IG. Suarja) 2.Sambutan dari Kadis Distanbunhut Badung sekaligus membuka

Pertemuan (diwakili oleh Ibu AA Ambara Dewi). 10.00-11.00 : Presentasi Hasil Studi oleh tim Studi

11.00-12.20 : Diskusi dan saran-saran

12.20-12.50 : Arahan dari Kadis Distanbunhut Badung, sekaligus menutup acara pertemuan. 12.50-13.30 : Istirahat (makan siang).

Peserta dan fasilitator

Peserta pertemuan terdiri pengurus Forum DAS Badung, Pokja Ayung Lestari, Dinas/Instansi terkait, dan perwakilan dari Desa Sulangai dan Desa Belok Sidan, dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 27 orang dari 40 orang peserta yang diundang, dengan perincian sbb:

No Nama Instansi Keterangan

1 Ir. I G K Sudaratmaja, MS Kadis Distanbunhut Badung 2 A.A. Ambara Dewi Distanbunhut Badung 3 IB. Gde Wirawan Distanbunhut Badung

4 A.A. Manacika BLH Badung Diwakili oleh staf (Eka

Wikrama) 5 Ketut Ariantana Bagian Sumberdaya Air-ESDM Bali

6 Tjok Bagus Purnawarman Balai Wilayah Sungai, Bali-Penida 7 Joko Heru Setiyawan Radar Bali

8 Putu Puspawetri PT Karya Tangan Indonesia (KTI) 9 Dr. Ir. Made Sudarma , M.S PPLH Unud/ Ketua Pokja 10 Ngurah Warrasutha PT. Tirta Investama (Aqua) 11 Ida Ayu Eka Pertiwi Sari PT. Tirta Investama (Aqua)

(3)

3

12 Sagung Ratih Sri W. Bali Wilayah Sungai, Bali-Penida 13 I G Bagus Sumertana PT. Bagus Agro Pelaga/ Wakil ketua

Pokja

14 Made Budiasa BKSDA Sangeh

15 Ir. Nyoman Sunarta, MS Forum DAS Bali

16 Ir. Made Garus Adiputra, MS Ketua Forum DAS Badung 17 I Gde Suarja JANMA/ Sekretaris Pokja 18 Wayan Supardi Pekaseh Subak Buangga

19 Made Indra Wahyuni JANMA Panitia

20 Gede Yasa Utama JANMA Panitia

21 Nyoman Adi Sumandra Kelihan Banjar Dinas Abing, Desa Sulangai

22 Wayan Yudana Pekaseh Subak Sulangai

23 Nengah Kertiyasa Kelihan Banjar Dinas Bon, Ds Belok Sidan

24 Made Arnadi Kelihan Subak Bhuana Sari, Banjar Kenikit, Belok Sidan

25 Nym Gama Pekaseh Subak Abian Sekarmukti, Belok Sidan

26 Made Pukel Tim Studi

(4)

4

Point-point yang dibicarakan

(1). Presentasi Profile singkat tentang Pokja Ayung Lestari (oleh IG. Suarja)

Mengawali pertemuan koordinasi program Pokja Ayung Lestari-Forum DAS Badung, disampaikan profile singkat tentang keberadaan Pokja Ayung Lestari yang selama ini telah berkiprah dalam mendukung pelestarian konservasi sumberdaya hutan dan air wilayah hulu. Tujuannya untuk menyegarkan kembali pemahaman peserta terkait dengan sejarah lahirnya Pokja Ayung yang diinisiasi oleh program CSR PT. Tirta Investama, Janma dan Distanbunhut Badung sejak Juli 2014, kegiatan yang telah dilakukan selama ini, serta keberadaan Pokja yang secara formal disepakati merupakan bagian dari Forum DAS Badung yang sudah mempunyai legalitas dalam bentuk Surat Keputusan (SK) Bupati Badung. Diharapkan semua pihak dapat memahami aktifitas yang telah dilakukan oleh Pokja Ayung dan bersedia untuk memberikan dukungan maupun kontribusi dalam pengembangan program Pokja/Forum DAS Badung ke depan (2016). Profile Pokja Ayung secara lengkap (terlampir).

(2) Hasil Studi Pemetaan Hulu DAS Ayung

Presentasi hasil studi disampaikan oleh tim studi (Putra Suardika dan Made Pukel). Hal-hal yang disampaikan dalam presentasi hasil studi pemetaan hulu DAS Ayung, antara lain :

- Tujuan studi yaitu : (i) Memperoleh data dan informasi terkait dengan kehidupan masyarakat meliputi aspek sosial, ekonomi, teknologi, tata guna lahan oleh masyarakat; (ii) Memetakan kelembagaan sosial dan para stakeholder, baik yang terkait langsung dan tidak langsung dengan pemanfaatan air dari DAS Ayung, serta menganalisis peran dan relasinya dengan masyarakat dan sumberdaya alam.

- Lokasi studi : Desa Belok Sidan dan Desa Sulangaui Kecamatan Petang, Kab. Badung

- Cakupan studi, meliputi: (i) Karakteristik masyarakat (umur, pendidikan, anggota keluarga, tenaga kerja, pekerjaan); (ii) Kondisi sumberdaya alam (vegetasi, air, ternak, pemanfaatan dan produktivitas lahan); (iii) Teknologi (saprodi, DAS Mikro, akses air bersih); (iv) Kelembagaan (peraturan/awig2, stakeholder); (iv) Kemiskinan dan ekonomi (RTM, intervensi pemerintah, pendapatan dan sumbernya)

- Hasil dan rekomendasi studi :

Beberapa hasil temuan secara umum terkait dengan kondisi pengelolaan sumberdaya hutan dan air yang terjadi dalam 10 tahun terakhir dan kecendrungan perubahan ke depan, a.l:

(5)

5

• Populasi tanaman kayu cenderung mengalami peningkatan karena harga kayu naik, adanya dukungan bantuan bibit dari dinas dan pihak-pihak lain, dan mudah perawatan/pemeliharaannya. Masyarakat lebih melihat pohon kayu sebagai kepentingan ekonomi dibandingkan kepentingan konservasi karena adanya kebutuhan ekonomi..

• Akses air bersih cenderung semakin baik/mudah kecuali di kedua Desa. Namun demikia, masih ditemukan beberapa keluarga yang belum memperoleh akses air bersih, terutama di pemukiman baru dekat hutan di Banjar Bon, Desa Belok Sidan (30-40 KK) dan Pondok Batu Nganten dan Bukit Cepaka (40-60 KK), Banjar Abing, Desa Sulangai. Jalan kaki ambil air ke sungai/mata air. Selain itu, sumbr mata air relative tetap, sedangkan debit air cenderung mengalami penurunan.

• Akses jalan desa, usahatani, kampung cenderung semakin baik karena adanya dukungan proyek pemerintah termasuk program dari PNPM

• Adanya alih vegetasi dari tanaman kopi ke tanaman jeruk dan asparagus yang cenderung semakin meningkat karena harga yang lebih baik, frekuensi panen lebih sering, dan bisa dilakukan tumpang sari pada tanaman jeruk, terutama di wilayah Desa Belok Sidan.

• Adanya alih vegetasi tanaman padi ke tanaman empon-empon (kunir, jahe, sere, dll) di lahan sawah cenderung semakin meningkat, akibat kekurangan air irigasi, khususnya di Subak Sulangai dan Batulantang, Desa Sulangai

• Pendapatan kotor rata-rata petani mencapai Rp 2,3 jt/bln atau Rp 27.304.273/KK / tahun. • Sumber pendapatan masyarakat berasal dari : 37 % dari usahatani padi; 29,6% dari usaha

ternak dan 17,8 % bersumber dari hortikultura (sayur, bunga dan buah)

• Rata-rata luas lahan sawah yang digarap oleh petani : 0,37 ha dan luas lading (lahan kering) 1,1 Ha.

• Beberapa permasalahan yang ditemukan yaitu :

 Penanaman tanaman kayu menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan mengalahkan kepentingan konservasi karena setiap saat kayu bisa ditebang ketika petani membutuhkan uang.

 Banyak orang yang berduit mengontrak lahan di Desa Sulangai untuk usaha tanaman kayu yang bertujuan untuk kepentingan ekonomi (bukan konservasi).

(6)

6

 Masih ada kesulitan akses air bersih bagi sebagian masyarakat di Banjar Bon Desa Belok Sidan dan Banjar Abing, Desa Sulangai, serta air irigasi bagi Subak Sulangai (4 dusun)

 Keterbatasan keterampilan, modal usaha, lahan, dll bagi rumah tangga miskin (3) Diskusi/Tanya jawab dan Perumusan Gagasan/isu untuk pengembangan ke depan

Dalam proses diskusi dan tanya jawab, para pihak diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan dan masukan atas presentasi hasil studi yang telah dilakukan, masing-masing kepada (i) perwakilan masyarakat/subak dairi Desa Sulangai dan Belok Sidan;. (ii) perwakilan dinas/instansi terkait (iii) Forum DAS Bali; (iv) Forum DAS Badung/Pokja Ayung; (v) Swasta (PT. Tirta Investama dan PT. Bagus Agro Plaga) dan (vi) perwakilan Media (Radar Bali)

Beberapa catatan/pertanyaan dan usulan dari masing-masing pihak : (1) Perwakilan Masyarakat dan Subak Sulangai

 Perlu ada tindak lanjut dari hasil studi , khususnya di wilayah Desa Sulangai

 Perliu dikembangkan program-program yang bersifat pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh masih banyak masyarakat Desa Sulangai tingkat kesejahteraanya masih kurang.

 Untuk mengoptimalkan pengeloaan lahan sawah di Subak Sulangai, agar dibantu adanya pembangunan terowongan irigasi Subak Sulangai +4 Km sehingga lahan sawah keseluruhan 123 Ha bisa diolah oleh petani.

 Perlu adanya dukungan koordinasi yang lebih intensif oleh PDAM dan masyarakat Desa Sulangai terkait pengaturan air bersih yang dikelola oleh PDAM Petang untuk masyarakat Sulangai.

(2) Perwakilan Masyarakat dan Subak di Desa Belok Sidan

 Perlu adanya penambahan petugas kehutanan untuk mengawasi hutan lindung yang ada di Banjar Bon dan Jempanang Desa Belok Sidan.

 Perlu adanya dukungan asuransi pohon (insentif) untuk menjamin agar pohon kayu tidak ditebang oleh masyarakat sehingga tetap berfungsi untuk perlindungan konservasi di wilayah hulu.

(7)

7

 Perlu dilakukan reboisasi kembali kawasan hutan lindung yang ada di Bon karena beberapa tutupan hutan sudah berkurang dan diganti dengan rumput gajah.

 Adanya dukungan pengendalian Hama dan penyakit secara hayati (organik) terutama pada tanaman hortikultura (sayur, bunga dan buah ) di subak-subak di wilayah Belok Sidan.

(3) Forum DAS Bali (Nyoman Sunarta)

 Untuk mendukung data tentang adanya penurunan debit air di sumber-sumber mata air di daerah hulu (khususnya di Belok Sidan), sebaiknya perlu dicari data debit air sungai ayung saat ini di BP DAS Unda Anyar, karena sudah ada alat pengukur debit air yang dipasang di Bukian.

 Untuk teknologi panen air (biopori), ke depan perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk mengukur/melihat sejauhmana volume tangkapan air yang diperoleh dari teknik panen air (biopori) tersebut. Penelitian ini bisa dilakukan bersama dengan mahasiswa Unud (Fakultas Pertanian).

(4) Forum DAS Badung/Pokja Ayung (Made Sudarma).

 Studi yang dilakukan memang cukup sederhana karena keterbatasan pendanaan. Namun secara metodologi sudah memenuhi kaedah akademis dan bisa dipertanggung jawabkan hasilnya. Memang diperlukan kajian yang lebih luas dan mendalam ke depan jika semua pihak ingin mengetahui secara lebih mendalam potensi sumberdaya alam dan potret sosial ekonomi masyarakat di wilayah hulu. Karena itu, perlu ada dukungan dari para pihak, tidak hanya tanggung jawab dari PT. Tirta Investama (Aqua Mambal).

 Perlu keterlibatan dan dukungan lebih banyak dari para pihak (stakeholder) dalam upaya pelestarian konservasi DAS Ayung ke depan, sebagaimana yang sudah diinisiasi oleh pihak PT. Tirta Investama dan JANMA.

(8)

8 (5) Perwakilan dari dinas/instansi terkait.

5.1. Balai Wilayah Sungai Bali Penida (Tjok Bagus Purnawarman):

 Bagaimana gambaran akses air masyarakat di 2 desa, berapa warga yang belum mendapat akses air bersih dan berapa yang sudah?

 Seberapa besar penurunan debit air yang terjadi sumber mata air? Perlu dilakukan pengukuran debit air di sumber mata air.

 Sebaiknya perlu dilakukan penetapan lokasi sumber mata air, dan bila diperlukan bisa menggunakan GPS.

 Perlu adanya sinergitas dari para pihak terhadap akses air oleh masyarakat.  Untuk pelestarian konservasi sumberdaya air di hulu, BWS Bali Penida

merencanakan untuk membuat waduk di Sidan guna menampung air hujan sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama saat musim kemarau.

5.2. Distanbunhut Badung ( Ibu Gung Ambar Dewi):

 Terkait pengelolaan hutan terutama penambahan tenaga penjaga hutan yang diusulkan oleh Masyarakat Banjar Bon, untuk saat ini sudah ada regulasi (peraturan) baru, dimana kewenangan pengelolaan hutan lindung ditangani oleh provinsi, sehingga Distanbunhut Badung tidak serta merta bisa mengusulkan penambahan tenaga penjaga hutan. Namun hal ini akan menjadi perhatian pemerintah Badung untuk bisa dikoordinasikan lebih lanjut.

 Terkait dengan usulan untuk pembangunan sarana irigasi berupa saluran terowogan yang diusulkan oleh Subak Sulangai, akan dilanjutkan ke Dinas Bina Marga Badung. (6) Perwakilan Media (Radar Bali)

 Debit air Sungai Ayung nampaknya memang benar semakin menurun, walaupun belum diketahui seberapa jauh penurunannya setiap tahun. Hal ini nampak dari kondisi sungai dimana batu-batu besar yang dulunya tidak kelihatan (tertutup air), saat ini mulai kelihatan sehingga menjadi indikasi turunnya debit air sungai.

(9)

9

 Kondisi flora dan fauna juga mengalami banyak perubahan akibar adanya perburuan satwa oleh masyarakat. Karena itu, perlu dilakukan upaya pelestarian terhadap flora dan fauna.

(7) Perwakilan dari PT Tirta Investama (Aqua Mambal) dan PT. Bagus Agro Plaga 7.1. PT. Tirta Investama-Aqua Mambal (Ibu Dayu)

 Dari hasil presentasi studi, hanya tergambar data rumah tangga miskin di desa Sulangai saja, sementara di Desa Belok Sidan belum nampak. Untuk itu, sebaiknya informasi/data kemiskinan (rumah tangga miskin) dari wilayah studi di 2 desa dilengkapi, agar lebih jelas gambaran kondisi sosial ekonomi masyarakat.

7.1. PT Bagus Agro Plaga ( I Gusti Bagus Sumertana)

 Untuk aspek perlindungan konservasi, Bagus Agro sangat concern untuk memperhatikan hal tersebut sebagai bentuk komitmen perusahaan industri pariwisata yang berwawasan lingkungan. Sedang direncanakan akan membuat semacam” Lagun” (penampung air) untuk mendukung pengelolaan sumberdaya air daerah hulu.

 Ada rencana pengembangan dan penanaman berbagai jenis pohon pada areal di sepanjang pinggir sungai seluas + 1000 meter, berupa tanaman sukun, mangga lokal (mangga hutan), jambu kristal dll.

(4) Arahan dari Kadis Distanbunhut Badung

Sebelum acara pertemuan ditutup, Kadis Distanbunhut Badung berkesempatan memberikan tanggapan atas studi yang telah dilakukan, sekaligus memberikan arahan kepada Forum DAS Badung/ Pokja Ayung dan para pihak terkait untuk mendukung pengembangan program-program Forum/Pokja ke depan.

Beberapa hal yang disampaikan oleh Kadis Distanbunhut Badung, yaitu :

(i) Saya memberi apresisiasi atas inisiatif yang telah dilakukan oleh Forum DAS/Pokja Ayung untu melakukan studi pemetaan wilayah hulu DAS Ayung, walaupun masih terbatas di 2 desa. Dan inilah momentum yang tepat (pas) untuk membicarakan pengelolaan DAS, karena faktor perubahan iklim (cuaca) saat ini yang cukup ekstrim (panas berkepanjangan). Hal ini berdampak pada perubahan lingkungan seperti kondisi debit air

(10)

10

semakin berkurang, hasil produksi menrun, dll. Karena itu, sangat tepat jika para pihak benar peduli untuk membicarakan upaya pengelolaan DAS secara terpadu dan berkelanjutan.

(ii) Momentum kedua, saat ini bertepatan dengan adanya pergantian (Suksesi) kepemimpinan pemerintahan Kabupaten Badung ke depan, dimana Pempimpin Badung ke depan terpilih adalah Bapak Giri Prasta yang berasal dari Desa Pelaga yang berada di wilayah hulu DAS Ayung. Dari visi/misi yang telah disiapkan, nampaknya isu pelestarian konservasi daerah hulu akan menjadi salah satu fokus perhatian untuk dikembangkan ke depan. Karena itu, diharapkan agar Forum DAS Badung/Pokja dapat memanfaatkan momentum ini dengan mengusulkan gagasan-gagasan konkrit, termasuk sistem/model pengelolaan asuransi (insentif) pohon yang telah diwacanakan selama ini oleh masyarakat hulu dalam mendukung keberlanjutan perlindungan konservasi sumberdaya hutan dan air.

(iii) Tingkat kesejahteraan masyakat Badung utara dan Badung Selatan, memang masih nampak terjadi ketimpangan, sehingga ke depan perlu dilakukan upaya-upaya untuk menyeimbangkannya. Dari hasil studi, sumber pendapatan petani di kab Badung 50 % berasal dari sektor pertanian dan 50% sisanya berasal dari non pertanian, dengan rata-rata pendapatan mencapai Rp. 57 juta/KK/tahun. Prosentasi orang miskin di Kab. Badung sesuai data statistik masih ada sekitar 2%.

(iv) Beberapa permasalahan dan usulan yang telah disampaikan oleh masyarakat dan juga para pihak akan menjadi perhatian dari Distanbunhut ke depan, seperti usulan pembangunan saluran terowongan irigasi di Subak Sulangai, pengawasan hutan lindung dan reboisasi hutan di Bon dan pengembangan pertanian ramah lingkungan khususnya pada hortikultura (sayur dan bunga).

(v) Diharapkan agar hasil studi ini dapat di follow up oleh Forum DAS/Pokja dengan membuat executive summary dan memberikan usulan/gagasan konkrit yang akan dikembangkan lebih lanjut, untuk disampaikan kepada pimpinan baru Badung ke depan.

Akhirnya acara pertemuan Forum DAS/Pokja Ayung Lestari ditutup secara resmi oleh Kadis Distanbunhut Badung dengan harapan beberapa hal yang sudah didiskusikan bersama para pihak dapat di follow up bersama.

(11)

11

Kesimpulan dan tindak lanjut

Dari hasil diskusi dan pandangan para pihak, disimpulkan beberapa isu/gagasan program yang diusulkan yang perlu dikembangkan dan mendapatkan perhatian oleh Forum DAS Badung/Pokja Ayung dan juga oleh pihak- pihak terkait, antara lain :

1. Memetakan (mapping) sumber-sumber mata air dan pengukuran debit air yang ada di wilayah hulu, agar dapat diketahui kondisi sumber mata air yang ada di hulu dan sebarannya di berbagai wilayah, termasuk besarnya debit air yang ada.

2. Melakukan program pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat hulu, terutama rumah tangga miskin (RTM) melalui kegiatan pengembangan ternak, dukungan bedah rumah dan pemberian modal usaha tani.

3. Melakukan upaya perlindungan sumber-sumber mata air melalui :

(i) Pemberian insentif (asuransi) bagi petani pemilik pohon agar tidak ditebang (ii) Mengembangkan teknologi panen air (al. Biopori, sumur resapan, dll) 4. Pengembangan dan penguatan Pertanian Ramah Lingkungan melalui :

(i) Pengendalian hama/dan penyakit secara hayati, terutama untuk tanaman hortikultura (sayur, buah dan bunga)

(ii) Mendukung pembangunan infrastruktur irigasi, terutama di wilayah Subak Batulantang Desa Sulangai (membuatkan trowongan saluran irigasi sawah sepanjang + 4 Km). Potensi luas sawah yang bisa diolah 123 Ha, sementara dengan keterbatasan air irigasi yang ada, lahan sawah yang baru bisa digarap oleh petani seluas 55 Ha.

5. Melakukan penghijauan (reboisasi) kembali hutan lindung di wilayah hulu (Dusun Bon dan Jempanang) serta meningkatkan jumlah tenaga pengawas hutan (Jaga wana) di hulu. 6. Untuk penanaman pohon penghijauan, perlu dikombinasikan antara tanaman kayu dan

buah-buahan sehingga tidak cepat ditebang oleh masyarakat.

Demikian beberapa hal penting hasil diskusi dan gagasan untuk pengembangan program Forum DAS Badung/Pokja Ayung Lestari ke depan. Terima kasih.

Denpasar, 28 Desember 2015 Sekretaris POKJA

(12)

12

Dokumentasi Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas perlu ditetapkan Peraturan Kepala BAPETEN tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan

Analisa bivariat adalah analisa data untuk mengetahui hubungan antara variable independen (paritas resiko tinggi dan paritas resiko rendah) dengan variable dependen

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara kinerja pemerintah daerah yang diproksikan dengan derajat desentralisasi, efektifitas pendapatan

penandatanganan merupakan hal yang wajib harus dibubuhkan oleh penghadap karena akta autentik yang dibuat dihadapan Notaris yang dalam hal ini minuta akta adalah asli

Pada Gambar 3 konverter 2 sebagai fungsi utama UPFC menginjeksikan tegangan Vun dengan magnetdde Vo, dan sudut fasa dapat dikendalikan seri dengan saluran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja pengupasan Karika Dieng diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kejadian dermatitis kontak sebelum dan sesudah

Sebelum agen dapat mengetahui segala hal yang bersifat rahasia bank, bank penyelenggara Laku Pandai harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pemilik rekening

Setelah hasil analisis data penelitian selesai, selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tabel yang menggambarkan pengaruh model quantum