• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN Workshop Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN Workshop Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

Workshop Pengelolaan CSR

(Corporate Social Responsibility)

Menuju Pelestarian Sumberdaya Air

Nirmala Convention Center, Denpasar-Bali 2 Desember 2016

Oleh :

(2)

i DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 2

1.1 Latar Belakang ... 2

1.2 Tujuan ... 4

1.3 Tempat dan Waktu ... 4

1.4 Peserta Workshop ……….4

1.5 Narasumber dan Fasilitator ... 4

1.6 Penyelenggara Workshop ... 5

II. PROSES PELAKSANAAN ... 6

2.1 Pengantar Workshop ... 6

2.2 Pembukaan Workshop ... 7

2.3 Presentasi Materi ... 8

2.3.1 Membangun Peran Multipihak dalam Mendukung Pelestarian Daerah Hulu, oleh BPDAS Unda Anyar ... 8

2.3.2 Peran Swasta dalam Merawat Sumberdaya Alam untuk Keberlanjutan Bisnis oleh Univ. Trisakti ... 9

2.3.3 Dual Komitmen untuk Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan oleh AQUA ... 12

2.3.4 Tanya jawab/diskusi ... 14

2.4 Working Group ... 16

2.5 Deklarasi Komitmen Peserta ... 19

III. PENUTUP ... 20

(3)

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility- CSR) merupakan salah satu bentuk kegiatan yang wajib dilakukan

oleh perusahaan sesuai dengan amanat UU PT No.40 (pasal 74). Dalam undang-undang ini dijelaskan tentang kewajiban pelaksanaan CSR bagi perusahaan-perusahaan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam. Selain karena amanat undang-undang, program CSR ini juga sangat erat kaitannya dengan upaya untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, termasuk keberlanjutan operasi (usaha) perusahaan tersebut. Perusahaan tidak bisa begitu saja mengabaikan peranan stakeholders (pekerja, pemerintah, dan mitra bisnis) dengan hanya mengejar profit semata, dan mengabaikan masyarakat yang terdampak operasi perusahaan dan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Karenanya program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk berkontribusi pada terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Disisi lain, banyak perusahaan/lembaga swasta/Bank dan Dinas/Instansi pemerintah terkait belum memahami prinsip-prinsip dasar dan pentingnya peran CSR dalam mendukung masyarakat terdampak operasi perusahaan dan kelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Demikian halnya di wilayah Kabupaten Badung, pengembangan dan pemanfaatan program CSR sebenarnya cukup potensial. Ada beberapa perusahaan yang berkembang di wilayah ini, antara lain Industri Pariwisata (Hotel dan Restoran), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan, Perbankan dll, yang punya kewajiban untuk mengembangkan program CSR dalam membantu pemberdayaan masyarakat (miskin), baik bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Industri pariwisata, PDAM, PAMDK, dll, yang ada di wilayah Kabupaten Badung khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya, tentunya membutuhkan banyak sekali sumberdaya air untuk mendukung usahanya, baik yang diperoleh dengan melakukan pengeboran air tanah maupun diambil dari sungai/sumber air yang berasal dari daerah hulu. Berdasarkan data industri perhotelan di Kab

(4)

3

Badung, paling tidak terdapat Perusahaan Hotel golongan F1 (hotel biasa) jumlahnya kurang lebih 1,162 hotel dan hotel golongan F2 (hotel berbintang) sebanyak 89 hotel. Sementara, upaya yang dilakukan perusahaan tersebut melalui kegiatan CSR untuk pelestarian sumberdaya hutan dan air di daerah hulu, seperti penghijauan, pembuatan sumur resapan, Biopori, dll, masih belum banyak dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Bahkan untuk penyelenggaraan CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) di Kabupaten Badung, telah diterbitkan Peraturan Bupati Badung No. 83 Tahun 2013. Namun nampaknya forum TJSP ini belum berperan secara optimal. Salah satu persoalan yang terjadi adalah pemahaman perusahaan maupun dinas/instansi terkait tentang CSR masih sebatas “Dana” atau sumbangan/donasi yang wajib diberikan Perusahaan kepada masyarakat atau stakeholders, dan bukan dipahami sebagai program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan SDA yang dikembangkan secara komprehensip dan berkelanjutan. Padahal program CSR (sebagaimana diamanatkan dalam ISO 26000) bukanlah sekedar sumbangan dana/donasi, akan tetapi lebih berfokus pada bagaimana perusahaaan ikut bertanggung jawab terhadap manajemen dampak (dampak sosial dan lingkungan) yang terjadi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

ISO 26000, yang merupakan Guidance Standard on Social Responsibility, menjelaskan bahwa pada prinsipnya tanggung jawab program CSR mencakup 7 isu pokok yaitu: Konsumen, Praktek Tata Kelola Perusahaan yang baik, Lingkungan, Ketenagakerjaan, Hak Asasi Manusia (HAM), Operasi yang Adil dan Pengembangan serta Pelibatan Masyarakat (Community Development-ComDev). Guna mengoptimalkan peran Perusahaan maupun Dinas/Instansi terkait, dalam menindaklanjuti pengelolaan program CSR ke depan, khususnya di wilayah Kabupaten Badung, maka pemahaman tentang apa dan bagaimana pengelolaan CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap manajemen dampak (masyarakat dan lingkungan), menjadi amat penting untuk dibicarakan. Karena itu, Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Badung menyelenggarakan kegiatan workshop pengelolaan CSR ini, dengan melibatkan berbagai pihak (stakeholders).

(5)

4 1.2 Tujuan

Adapun tujuan workshop pengelolaan CSR, yaitu :

1. Meningkatkan pemahaman para pihak terhadap tentang konsep CSR sesuai ISO 26000 dan pentingnya pengelolaan program CSR dalam mendukung pembangunan berkelanjutan

2. Diketahui gambaran peta permasalahan dan kebutuhan Program CSR di Kabupaten Badung.

3. Adanya komitmen/deklarasi para pihak mendukung Pelestarian Sumberdaya Air daerah hulu Kabupaten Badung melalui program CSR.

1.3 Tempat dan Waktu

Workshop ini diselenggarakan pada 2 Desember 2016, bertempat di Nirmala Hotel Convention Center, Jl. Mahendra Data No. 81, Denpasar-Bali, phone (0361) 483777. Agenda workshop, dapat dilihat pada Lampiran 1.

1.4 Peserta Workshop

Peserta workshop CSR terdiri dari Dinas/Instnasi terkait, baik di tingkat Kabupaten Badung maupun Provinsi Bali, perwakilan unit/devisi CSR atau SDP (Sustainable Development Program) dari Perusahaan yang ada di Kabupaten Badung, Lembaga Perbankan, Perguruan Tinggi, Pemerintah Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jumlah peserta yang terlibat sebanyak 50 orang, dengan perincian sebagaimana terlihat pada Lampiran 2.

1.5 Narasumber dan Fasilitator

Dalam workshop ini, selain dipaparkan materi tentang pengertian CSR sesuai amanat ISO 26000, bagaimana peran CSR dalam mendukung bisnis perusahaan dan pembangunan berkelanjutan, juga dipaparkan sharing pengalaman dari perusahaan yang telah melaksanakan program CSR selama ini. Adapun narasumber yang terlibat dalam workshop ini, yaitu:

1. BPDASHL Unda Anyar, terkait topik “Membangun Peran Multipihak dalam mendukung pelestarian daerah hulu”.

2. Ibu Maya, Dosen Trisakti Jakarta, terkait topic “Peran Swasta dalam merawat sumberdaya alam untuk Keberlanjutan Bisnis Perusahaan”

(6)

5

3. PT. Tirta Investama-Aqua, terkait best practices “Komitmen Perusahaan AQUA dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Secara Berkelanjutan”.

Untuk memperlancar proses diskusi, terutama dalam memperdalam pemahaman CSR dan strategi pengelolaannya serta penggalian gagasan dari peserta workshop, difasilitasi oleh moderator/fasilitator (Bapak Budi Raharjo)

1.6 Penyelenggara Workshop

Kegiatan workshop CSR diselenggarakan oleh Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Badung-POKJA Ayung Lestari bersama JANMA, PT. Tirta Investama-Pabrik Mambal, Pemkab Badung, BPDAS Unda Anyar dan Media Bali Post.

(7)

6

II.

PROSES DAN HASIL WORKSHOP

2.1 Pengantar Workshop

Mengawali pelaksanaan workshop, Ketua POKJA Ayung Lestari (Dr. Ir. I Made Sudarma, MS) menyampaikan pengantar terkait pentingnya melestarikan sumberdaya air di daerah hulu oleh para pihak, melalui topik bahasan: “Membangun Sinergitas Pengelolaan DAS Ayung Berkelanjutan di Provinsi Bali yang dimulai dari Kabupaten Badung”. Mengapa dimulai dari Kabupaten

Badung? Alasan utama dan faktor pendukung yang dikemukakan oleh Pak

Sudarma, yaitu pemanfaatan terbesar DAS Ayung berada di wilayah Kabupaten Badung, berupa :

1. Irigasi : 2575 Ha (69,16 %) dari 3723 Ha sawah.

2. PDAM : IPA Blusung + Semanik + Petang, Rafting : Tidak kurang dari 12 perusahaan.

3. Industri : Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) 4. Sosbud : Tempat Melasti, Nganyut, dll.

Ketua POKJA menekankan, Air merupakan komoditi yang tidak memiliki substitusi (pengganti). Air merupakan

barang publik, sehingga air seeprtinya tidak bernilai ekonomi yang dengan mudah diperoleh dan mudah juga dibuang. Jika terdapat alokasi dana dalam bentuk CSR atau dalam bentuk lain, hal yang harus dipikirkan adalah bagaimana memanfaatkan dana tersebut agar terintegerasi, terfokus untuk menyelesaikan masalah-masalah

terkait menyelamatkan sumber daya air. Kalau sumber daya air tidak dirawat dengan baik, maka tentunya akan menjadi masalah besar dikemudian hari.

Leih lanjut dijelaskan bahwa pendapatan terbesar Kabupaten Badung dikontribusi oleh pariwisata. Sementara seluruh pelaku dan industri pariwisata memerlukan air yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhannya. Kalau air

(8)

7

tidak dijaga dengan baik, maka bisnis pariwisata tentu tidak akan berjalan dengan baik. Karena itu, beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian air, antara lain :

1. Air sungai terbentuk dengan sangat mudah. Menjaga vegetasi hutan dengan baik merupakan salah satu cara untuk menjaga ketersediaan air. 2. Tindakan masyarakat hulu dalam merawat hutan adalah sebagai

“penyedia air“.

3. Masyarakat hilir adalah pihak “pemanfaat air “ atas upaya yang dilakukan masyarakat hulu, sehingga pemanfaat air haruslah memberi

kompensasi kepada masyarakat hulu sebagai penyedia air.

4. Kompensasi akan menjadi perangsang bagi masyarakat hulu untuk melakukan konservasi dan sekaligus dapat memperbaiki kehidupan sosial ekonomi mereka.

5. Penyedia jasa lingkungan tidak hanya dijadikan obyek program, tetapi mereka juga harus dijadikan subyek program.

6. Perlu adanya sinergitas berbagai pihak dalam dalam program konservasi air.

Diharapkan melalui workshop CSR ini, semua stakeholder baik pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat agar menyadari pentingnya pelestarian sumberdaya air yang menjadi tanggung jawab bersama, salah satunya melalui pengelolaan program CSR.

2.2 Sambutan dan Pembukaan Workshop

Sesi berikutnya, disampaikan sambutan/arahan dari Bupati Badung yang diwakili oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Badung, sekaligus membuka secara resmi kegiatan workshop. Dalam sambutannya, Kepala BLH Badung menyampaikan apresiasi atas inisiatif Forum DAS Badung untuk menyelenggarakan workshop CSR ini. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa sumber daya air merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa,

(9)

8

merupakan modal dasar pembangunan. Namun demikian disadari bahwa sumber daya alam yang ada saat ini telah banyak mengalami penurunan fungsi, terjadi degradasi lahan, adanya erosi, banjir dan kekeringan, serta adanya pengambilalihan kawasan hutan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kondisi tersebut akan memperburuk kondisi lingkungan, serta mengakibatkan terjadinya lahan kritis. Karena itu, diharapkan agar pemerintah, swasta dan masyarakat secara bersama-sama ikut serta untuk menanggulangi permasalahan tersebut sejak dini.

Selain itu, juga disampaikan bahwa pentingnya DAS sebagai konsepsi dari wilayah bentang alam yang mewadahi air dari curah hujan. Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan DAS di Kabupaten Badung antara lain: tingginya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi pemukiman, pelaksanaan konservasi belum optimal, dan tingginya lahan kritis. Peran pemerintah tidak cukup untuk menanggulangi permasalahan tersebut, sehingga diperlukan adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan lainnya (swasta). Dalam akhir sambutannya, Kepala BLH Badung menegaskan bahwa program CSR merupakan salah satu bentuk kegiatan yang wajib dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Badung mengharapkan peran serta secara aktif dari Forum DAS Badung untuk bersama-sama menggerakkan masyarakat utamanya para pemangku kepentingan (perusahaan) dalam mendukung pengelolaan dan pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS). Selanjutnya pelaksanaan Workshop CSR (Corporate Social

Responsibility) Menuju Pelestarian Sumberdaya Air, dibuka secara resmi oleh

Kepala BLH Badung.

2.3 Presentasi Materi

2.3.1 Membangun Peran Multipihak dalam Mendukung Pelestarian Daerah Hulu.

Materi ini dipaparkan oleh Kepala BPDAS HL Unda Anyar (Ir. Tekstyanto). Tujuan pemaparan materi ini adalah untuk memberikan gambaran permasalahan-permasalahan yang terjadi dikawasan hutan, lahan, dan sumber

(10)

9

daya air serta bagaimana membangun peran multipihak dalam mendukung pelestarian daerah hulu.

Dalam presentasinya, beberapa poin yang dipaparkan terkait tentang pemahaman tentang DAS berupa pengertian DAS, penampilan 3D permukaan DAS, sketsa DAS dan morfologi DAS. Hal ini dilakukan karena masih banyak ditemukan perbedaan pemahaman terhadap DAS baik pada tingkat pelaksana maupun pengambil keputusan.

Tidak kalah pentingnya, beliau juga memaparkan permasalahan-permasalahan yang terjadi di daerah hulu berupa tanah longsor, erosi lahan pertanian, dan hutan gundul,

daerah tengah-hilir berupa kekeringan, dan daerah hilir berupa sampah yang terdapat disungai dan bencana banjir.

Untuk mengatasi permasalahan hutan, lahan, dan

sumberdaya air, diperlukan adanya pengelolaan DAS secara terpadu. Hal ini dilakukan karena (1) adanya keterkaitan antar berbagai kegiatan (multisektor), (2) melibatkan berbagai disiplin ilmu, (3) batas DAS tidak selalu bertepatan dengan batas wilayah administrasi, dan (4) adanya interaksi hulu-hilir sehingga perlu koordinasi, permasalahan PDAS seringkali harus diselesaikan lintas bagian dan harus lintas sektor. Stakeholder yang memiliki peran dalam pengelolaan DAS diantaranya (1) pemerintah pusat, (2) pemerintah daerah, (3) masyarakat, (4) pihak swasta, dan (5) stakeholder pendukung (perguruan tinggi, LSM, Forum DAS, dll).

2.3.2 Peran Swasta dalam Merawat Sumberdaya Alam untuk Keberlanjutan Bisnis

Materi ini dipaparkan oleh Ibu Maria Dian Nurani (Dosen dari Universitas Trisakti). Sesuai yang diharapkan dalam workshop ini, tujuan pemaparan materi adalah untuk memberikan dan menyatukan pemahaman kepada semua pihak

(11)

10

tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) atau dalam perusahaan lebih dikenal dengan istilah CSR (Corporate Social Responsibility).

Dijelaskan bahwa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (ISO 26000, 2010) merupakan tanggung jawab sosial organisasi akan dampak dari keputusan dan aktifitasnya terhadap masyarakat

dan lingkungan, melalui perilaku etis dan transparan yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, termasuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, mengikutsertakan harapan stakeholder, sesuai

hukum yang berlaku dan konsisten dengan perilaku norma internasional. Tanggung jawab ini harus terintegrasi di seluruh aktifitas organisasi dan dipraktekkan dalam relasinya. Aktifitas yang dimaksud termasuk produk, jasa, dan proses dan relasi merujuk pada aktifitas organisasi dalam lingkaran pengaruhnya.

Lebih lanjut, dijelaskan beberapa poin penting terkait dengan konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), antara lain :

1) Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab semua organisasi, 2) Tanggung jawab sosial adalah manajemen dampak,

3) Dampak dari produk, jasa, proses dan keputusan organisasi terhadap masyarakat dan lingkungan hidup,

4) bertanggung jawab dengan berperilaku etis dan transparan, memperhitungkan ekspektasi stakeholder, memenuhi hukum yang berlaku, dan norma perilaku internasional yang dilakukan di seluruh perusahaan dan lingkaran pengaruh, dan

5) Tujuannya adalah berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan, termasuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

Selanjutnya ditegaskan bahwa sesuai dengan ISO 26000; 2010, cakupan CSR cukup luas, meliputi 7 subyek inti, yaitu :

(12)

11

1. Tata kelola perusahaan, 2. Hak Asasi Manusia (HAM) 3. Ketenagakerjaan

4. Lingkungan,

5. Praktik operasi yang adil, 6. Konsumen

7. Pelibatan dan pengembangan

masyarakat (ComDev)

Dengan demikian, pemahaman tentang konsep CSR sebagaimana diatas, cakupannya sangat luas, tidak hanya sekedar”dana”/donasi (pilantropy) semata. Keberhasilan program CSR, bukan dilihat dari besarnya dana. Ada beberapa kriteria CSR dikatakan berhasil, yaitu :

1. Mampu meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari produk, jasa, proses produksi dan operasi bisnis serta keputusan perusahaan.

2. Memiliki dampak yang lebih besar dan lebih luas terhadap pembangunan berkelanjutan (aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup).

3. Sesuai karakteristik organisasi, pemangku kepentingan dan masyarakat setempat serta kearifan lokal.

4. Terintegrasi dalam kebijakan, budaya, strategi dan operasi perusahaan. 5. Memenuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

6. Melibatkan pemangku kepentingan yang terkena dampak pada setiap tahapannya.

7. Mampu mendorong organisasi lain dalam lingkaran pengaruhnya (sphere of

influence) untuk juga berperilaku bertanggung jawab sosial.

(13)

12

2.3.3 Best practices PT. Tirta Investama: Dual Komitmen Perusahaan AQUA untuk Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan.

Materi ini dipaparkan oleh PT. Tirta Investama (Bapak Arief Fatullah), terkait pengalaman praktis Perusahaan Aqua (Danone) dalam menjalankan program CSR selama ini.

Diawali dengan memaparkan sejarah singkat berdirinya Perusahaan Aqua, lebih lanjut narasumber menyampaikan bahwa keberhasilan Aqua adalah buah hasil dari keputusan yang dibuat oleh Tirto Utomo ketika mendirikan sebuah perusahaan yang memproduksi air kemasan dan menjadikan AQUA sebagai mereknya. Selanjutnya, pada tahun 1998, Aqua menjalin kemitraan dengan Danone Group, sebuah entitas bisnis multinasional yang berlokasi di Paris, melalui Danone Asia Holding Pte. Ltd.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Aqua memiliki 3 komitmen penting dalam menjalankan usaha, antara lain (1) komitmen untuk karyawan, (2) komitmen untuk konsumen, dan (3) komitmen untuk lingkungan dan masyarakat. Komitmen Aqua untuk karyawan yaitu Aqua tempat yang nyaman untuk bekerja. Komitmen Aqua untuk konsumen diimplementasikan dengan memberikan produk yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen.

Komitmen Aqua untuk lingkungan dan masyarakat dibuktikan dengan oleh AQUA Grup sebagai Perusahaan AMDK pertama di Indonesia yang meraih PROPER Hijau untuk empat Pabrik di Mekarsari, Pandaan, Mambal dan Airmaidi. Aqua sebagai perusahaan ramah lingkungan menetapkan berbagai upaya untuk mengurangi jejak karbon. Beberapa program pengurangan jejak karbon antara lain (i) efisiensi energi, (ii) mendekatkan supplier, (iii) optimasi rute pengiriman, (iv) modifikasi mesin, (v) mengganti solar dengan cnd, (vi) penanaman pohon dan konservasi, dan (vii) pengurangan pemakaian forklift.

(14)

13

Terkait dengan komitmen Aquaa terhadap lingkungan dan masyarakat, Bapak Arief menyampaikan bahwa Aqua sebenarnya sudah memiliki komitmen ini sejak tahun 1973. Penamaan program tersebut adalah sebagai berikut.

1. Philanthrophy On Sport (Badminton) 1973-1990

2. Aqua Peduli Strategic Philanthrophy On Environment 1993-1998 3. Aqua Lestari Comdev Program 2006

4. Aqua Lestari IWR-Based Comdev - 2009 5. Ecosystem Project 2010

6. Present Aqua Lestari Sustainability Platform 2011

7. Aqua 2020 Sustainability Pillars. They Are Water Resources Protection,

Packaging Optimization And Waste Collection, Sustainable Product Distribution And Co2 Reduction. Pilar-pilar tersebut dapat berjalan dengan

bekerja secara bersama-sama.

Aqua juga memiliki program di Daerah Aliran Sungai Ayung. Beberapa kegiatan program yang dikembangkan bersama mitra kerja (JANMA), diantaranya (i) Ayung Lestari, meliputi: Penanaman dan pemeliharaan pohon, WASH, pembuatan Sumur Resapan & Biopori, Kehati, dan Pokja Ayung Lestari, (ii)

Integrated Farming System, meliputi Pertanian Sehat, Economic Development,

Biogas, dan Pengelolaan sampah, (iii) Sekolah Sahabat Mata Air, meliputi Adiwiyata dan Kampanye dan aksi lingkungan, serta (iv) Waste Management.

Terkait perlindungan air dan lingkungan, Aqua juga memiliki beberapa program, diantaranya penanaman

pohon, konservasi mekanik, dan sekolah sahabat mata air sebagai edukasi lingkungan sejak dini. Khusus untuk program WASH, terdapat lebih dari 132,796 penerima, tersebar di 17 Kecamatan

dan lebih dari 70 Desa di Indonesia. Berbagai keberhasilan pengembangan program CSR Aqua, mengantarkan Perusahaan Aqua mendapatkan penghargaan Proper Hijau secara berturut-turut.

(15)

14 2.3.4 DISKUSI/TANYA JAWAB

Setelah presentasi berakhir, dilanjutkan dengan sesi diskusi/tanya jawab yang dipandu oleh moderator/fasilitator. Ada dua peserta yang menyampaikan pertanyaan, yaitu Ida Bagus Badraka (BLH Bali) dan Nyoman Sunarta (Forum DAS Provinsi Bali).

1. Ida Bagus Badraka (BLH Bali)

Beberapa pertanyaan yang diajukan yaitu:

 Bagaimana mentransformasi keberadaan organisasi pengelola air maupun forum-forum melalui sistem yang ada dalam upaya pelestarian sumberdaya air ?

Bagaimana sistem pengelolaan sumberdaya air dikembangkan ke depan ?

Menanggapi pertanyaan tersebut, narasumber memberikan tanggapan sbb:

(i) Ibu Maya: Forum DAS dapat (i) membuat grand strategi untuk kegiatan DAS Badung dalam mengelola pelestarian sumberdaya air tanpa memandang siapa pelaku yang melakukan kegiatan tersebut, (ii) membuat tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pelestarian sumberdaya air, sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas, (iii) pembagian tugas-tugas pelaksanaan pelestarian sumberdaya air dengan melibatkan banyak pihak (pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dll).

(ii) Pak Tekstianto: sistem pengelolaan air kedepan lebih menekankan pada visi dan misi untuk pengelolaan dan pelestarian air. Terdapat kantor P3E yang sedang melakukan penyusunan daya dukung dan daya tampung. Data tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pelestarian air, sehingga isu-isu tentang keterbatasan air dapat diminimalisir.

(iii) Pak Sudarma, terkait dengan daya dukung dan daya tamping yang disampaikan oleh Pak Tekstyanto, perlu dketahui itu hanya berupa peta, sesungguhnya pendekatan daya dukung dan daya tampung yang dilakukan oleh P3E merupakan pendekatan berdasarkan jasa ekosistem, dimana terdapat daerah rawan gempa, daerah rawan bencana, daerah potensi air, dls. Tetapi, secara spesifik untuk sungai ayung tidak kelihatan, karena peta yang digunakan 1 : 250.000. Pemahaman daya dukung dan daya tampung masih

(16)

15

sangat berbeda. Sebenarnya, daya dukung lebih pada penyediaan sumberdaya alam, sedangkan daya tampung lebih pada kemampuan asimilasi limbah.

2. Nyoman Sunarta (Forum DAS Provinsi Bali)

Beberapa pertanyaan yang diajukan, antara lain :.

Bagaimana mengembalikan air di daerah hulu ?

Bagaimana mengelola hujan di daerah tengah dan hilir ? Tanggapan dari narasumber, yaitu :

(i) Ibu Maya : semua supply air perlu ditingkatkan dengan berbagai cara. (ii) Pak Tekstyanto: untuk di daerah hilir bisa diupayakan dengan membuat

sumur resapan, biopori, dan ruang terbuka hijau, untuk di daerah tengah bisa membuat agroforestry, dan untuk di daerah hulu bisa membuat waduk dan embung.

(iii) Pak Sudarma: terkait dengan penyediaan air, mungkin banyak diantara kita berpikir bahwa kita masih memiliki banyak air terbuang ke laut. Contohnya Tukad Unda. Sebenarnya air sungai ini dapat dimanfaatkan sebagai konsumsi air baku untuk daerah Sarbagita (Bali Selatan). Salah satu penyebab tidak tergarapnya Tukad Unda menjadi pensupply air adalah dari segi geografis, Bali Selatan berada lebih diatas dari Tukad Unda, sehingga memerlukan biaya yang besar untuk proses memompa air. Kemudian, munculnya wacana lain oleh BWS Bali Penida yaitu membangun waduk yang lokasinya interseksi antara Sidan, Gianyar, dan Bangli. Studi AMDAL untuk pembangunan waduk ini sudah berjalan. Fungsi waduk tersebut bukan untuk irigasi, tetapi untuk supply air ke daerah Bali Selatan karena sistem gravitasi supply air lebih murah. Permasalahan yang mungkin bisa muncul adalah terjadi perebutan air di daerah hulu. Jika ini terwujud maka pertanian yang justri mensubsidi pariwisata, sebab pertanian menjadi sektor yang dikorbankan. Air yang seharusnya digunakan untuk irigasi pertanian, justru disuppy ke Pariwisata. Lebih lanjut ditekankan, bawah dalam mengelola ketersediaan air dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dari sisi supply (hulu) dan sisi demand (hilir). Daerah hulu merupakan tempat penyediaan air, sehingga untuk menjaga hutan di daerah hulu merupakan solusi untuk menjaga

(17)

16

ketersediaan air. Sedangkan untuk di daerah hilir tempat yang hanya memanfaatkan air (demand). Menaikkan harga air akan mengurangi konsumsi air di daerah hilir. Mengatur air di daerah deman jauh lebih mudah daripada di daerah supply.

2.4 DISKUSI KELOMPOK (Working Group)

Pada sesi berikutnya dilakukan pendalaman materi oleh peserta terkait dengan pemaparan materi yang telah disampaikan oleh narasumber. Proses pendalaman materi dilakukan melalui diskusi kelompok, Ada 2 isu pokok yang didiskusikan, yaitu (1) bagaimana persepsi peserta setelah mendapatkan informasi tentang pelestarian DAS Ayung dan konsep CSR sesuai ISO 26000; dan (2) langkah-langkah/strategi dan peran yang perlu dilakukan untuk pengelolaan dan pelestarian DAS Ayung ke depan.

Untuk proses diskusi ini, peserta dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu (i) kelompok pemerintah, (ii) swasta, dan kelompok masyarakat sipil. Masing-masing kelompok dipandu oleh seorang fasilitator (Ida Ayu Eka Pertiwi Sari, Budi Raharjo dan Gde Suarja).

Hasil diskusi kelompok selanjutnya dipresentasikan secara pleno untuk mendapatkan masukan/feed back bersama. Adapun hasil diskusi dari masing-masing kelompok, sebagai berikut:

A. Kelompok : Pemerintah

(1) Persepsi ttg pelestarian DAS dan konsep CSR

1. Hulu : (i) DAS ayung merupakan sumber air utama namun kondisinya kurang terawat, (ii) kurang terjadinya pemeliharaan dan rehabilitasi, (iii) Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pelestarian alam, maka dari itu diperlukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam, (iv) Terjadinya

(18)

17

perambahan (alih fungsi lahan dari tanaman konservasi menjadi sayur), (v) adanya penurunan debit air, dan (vi) terjadinya pencemaran air dari pertanian yang tidak ramah lingkungan serta perilaku sanitasi masyarakat.

2. Hilir-Tengah ; (i) padatnya aktivitas perekonomian, sehingga menyebabkan permasalahan seperti penyempitan badan sungai, tingginya pencemaran, dan bencana banjir.

3. Persepsi CSR merupakan mitra pemerintah sesuai dengan peran masing-masing.

(2) Langkah-langkah dalam pengelolaan DAS Ayung

1. Perlu dilakukan penyempurnaan RPJM/RPJP dan rentra, karena isu yang disampaikan dalam presentasi belum terjawan di dalam renstra.

2. Pelaksanaan dan penegakan regulasi.

3. Leadership berada pada BAPEDA dan BLH

4. Peningkatan sumber daya manusia di dalam pemerintahan 5. Pembenahan sistem pendanaan

Pembentukan kemitraan daerah penyelamatan air, artinya Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat bekerja secara terintegrasi dalam penyelamatan air.

B. Kelompok: Swasta

(1) Persespi terhadap kosnep CSR dan Pengelolaan DAS

1. Data terkait tata guna lahan di daerah DAS masih lemah/kurang, sehingga mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan. Data yang dimaksud seperti situasi tata guna lahan pada tahun 1990, 2000, dll

2. Masing-masing perusahaan yang ada di Bali sudah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan.

3. Bank BPD mengalokasikan dana yang besar untuk kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan (pemnanaman pohon).

(19)

18

5. PT. Coca Cola sudah banyak melakukan kegiatan di wilayah operasional Coca Cola

6. PT. Astra Motor memiliki hutan taro di Gianyar seluas 26 Ha. Hutan tersebut menjadi hutan wisata.

7. PT. Indonesia Power memiliki program-program berkaitan dengan kondev disekitar tempat operasionalnya.

8. PHRI sudah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan, tetapi tidak terkoordinasi dengan baik.

(2) Langkah-langkah dalam pengelolaan DAS Ayung

1. Ada kebutuhan untuk melakukan kolaborasi antar pihak, sehingga dibutuhkan wadah yang independen.

2. Perlu adanya pertemuan rutin antar perusahaan untuk membahas langkah-langkah dalam pelestarian lingkungan.

C. Kelompok :Masyarakat

(1) Persepsi tentang CSR dan pengelolaan DAS

1. Masyarakat belum memahami apa itu CSR

2. Dalam pelaksanaan CSR masyarakat hanya menjadi objek. Masyarakat ingin dilibatkan dari awal sampai akhir (perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut)

3. Masyarakat berharap agar lokasi pelaksanaan lebih diperluas dan menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

4. Masyarakat ingin agar CSR bukan bersifat sporadis tetapi berkelanjutan

5. Masyarakat daerah hulu merasa diberi beban untuk melestarikan daerah hulu yang menjadi tanggung jawab semua pihak padahal masyarakat di daerah hulu sulit mendapatkan air.

6. Masyarakat hulu berharap (i) adanya keberlanjutan dalam pengembangan program CSR di daerah hulu, (ii) lebih banyak perusahaan yang terlibat di daerah hulu (pelestarian SDA)

(20)

19

1. Masyarakat mendapatkan insentif dalam pemeliharaan penghijauan di daerah hulu.

2. Masyarakat siap untuk mendukung, melaksanakan, dan memelihara/merawat program pelestarian SDA di daerah hulu dari pemerintah dan swasta melalui CSR yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3. Lembaga swadaya masyarakat (LSM), siap untuk mendampingi dan memfasilitasi seluruh proses kegiatan CSR untuk melestarikan SDA di daerah hulu.

4. LSM siap untuk membangun jejaring antar pihak (masyarakat, pemerintah, swasta) untuk melaksanakan CSR dan pelestarian di daerah hulu.

2.5 DEKLARASI KOMITMEN BERSAMA

Pada sesi akhir, sebelum penutupan acara workshop, dilakukan pendeklarasian komitmen bersama para peserta workshop untuk mendukung Pelestarian Sumber Daya Air ke depan. Tujuannya adalah agar semua pihak memiliki komitmen bersama untuk mengelola program-program taerkait dengan pengelolaan CSR (Corporate social responsibility) menuju pelestarian sumberdaya air. Deklarasi ini, selanjutnya ditandatangani oleh para pihak yang mewakili instansi, perusahaan dan lembaga masing-masing. Adapun bentuk deklarasi komitmen bersama yang telah disepakati, sebagaimana terlampir (Lampiran 3)

(21)

20

Pelaksanaan Workshop Pengelolaan CSR (Corporate Social Responbility) menuju Pelestarian Sumberdaya Air, telah berjalan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan pada awalnya. Hal ini tentu tidak terlepas dari adanya dukungan berbagai pihak, antara lain Distanbunhut Badung, Forum DAS Badung, POKJA Ayung Lestari, PT. Tirta Investama, JANMA, dan seluruh undangan yang hadir (Instansi Pemerintah, Pihak Swasta, dan LSM/Masyarakat).

Workshop ini telah memberikan pemahaman awal kepada para pihak terkait konsep CSR yang benar sesuai dengan ISO 26000, sehingga diharapkan ada pemahaman yang sama para pihak dalam mengembangkan dan mengelola program-program CSR ke depan. Selain itu, adanya komitmen bersama yang sudah dideklarasikan oleh para pihak, diharapkan dapat ditindaklanjuti bersama, meliputi: (i) upaya nyata dalam mendukung perlindungan sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat di wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung sesuai dengan tanggungjawab dan peran masing-masing pihak, (ii) Berkontribusi melalui program CSR untuk mencapai visi dan misi bersama dalam menuju pelestarian sumberdaya air pada khususnya dan pembangunan berkelanjutan pada umumnya. (iii) Mendorong Forum DAS Badung untuk menjembatani kerjasama antar pihak dalam upaya upaya pelestarian wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung.

(22)

21

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Rundown Acara Workshop CSR

Waktu Acara Narasumber

09 :00 - 09:30 Regristrasi Panitia

09:30 – 09:40 Opening MC

09:40 – 10:00 Pengantar Workshop Dr. Made Sudarma/Ketua Pokja Ayung

10.00 - 10:20 Opening Speech Kepala BLH Panel Diskusi 10:20 – 10:50 Membangun peran multipihak dalam mendukung pelestarian daerah hulu

BPDASHL Unda Anyar (Pak Tekstyanto)

10:50 – 12:00

Peran Swasta dalam merawat sumberdaya alam untuk Keberlanjutan Bisnis

Bu Maya (Universitas Trisakti). CSR Expert

12;00 – 12:30

Sharing best practice Program Konservasi hulu DAS Ayung dan sering program pengelolaan DAS yang dilakukan di pabrik AQUA lain nya

AQUA (Pak Arief Fatullah)

12:30 – 13:30 Makan Siang Panitia 13:45 – 14:30 Diskusi dan Working

Group Fasilitator/Moderator 14:30 – 14:45 Coffe Break Panitia

14:45 – 15:30 Working Group Fasilitator/Moderator

15:30 – 15:50 Deklarasi Kembali ke MC dan penandatanganan dipersiapkan panitia

15:50- Acara ditutup Panitia

Lampiran 2. Daftar Nama Peserta Workshop CSR, 2 Desember 2016

No Nama Instansi

1 Nyoman Astawa Aqua 2 Frocy Tjthrya Aqua

3 Budjo Aqua

4 I Gusti Gede Duesta PTJP UP Bali 5 Made Sulasa Jaya PHRI Badung 6 Claudra Lienshi Yayasan THK

(23)

22

8 Tangguh Astra-Motor

9 Putri Fajar Bali

10 Alir PT. KTI

11 Sulis PT. KTI

12 Andreas Pandu W Coca Cola

13 A. A Alit Winarti PT. Angkasa Pura I 14 Widya Ningsih PT. Angkasa Pura I

15 Yuda Bali Post

16 Bagus Sumertana Bagus Agro Pelaga 17 Catur Yudha H PPLH Bali

18 Ni Luh Putu Aryani JANMA

19 I Made Warta JANMA

20 I Made Sudarma POKJA 21 Maria Dian Nurani

22 Probo Raharjo PKL Distanbunhut 23 Winarsih PKL Distanbunhut 24 Ishak Y. Walaka PKL Canangsari 25 Ida Bagus Badaka BLH Bali

26 I Komang Tapa Sila Forum DAS Badung 27 I. A. G. Dewi Chrisnadi Disparda Badung 28 Merta Ekayuta Perbekel

29 I Made Subawa Distanbunhut Badung 30 I Wayan Dasta KB. Br. Bon

31 Nyoman Kusumayami PDAM

32 I Wayan Ginarta Kelian Sulangai 33 Tekstianto

BPDAS HL Unda Anyar

34 I Gusti Ngurah Camat

35 Ambaradewi Distanbunhut Badung 36 Nyoman Sunarta Forum DAS Bali 37 Wayan Sulasta UPT Petang 38 Wayan Sutanaya BPP Abiansemal 39 I Nyoman Jaya Distanbunhut Badung 40 A.A. Made Agung BPD Bali

41 Ni Luh Sukesi Bank Indonesia 42 KT. Sudarsana Pengkab Badung 43 IGAA Sriasih BLH Badung

44 Eka BLH Badung

45 Faizal Kadin Bali

46 Gde Suarja JANMA

(24)

23

48 Agus Ananta Mahasiswa UNUD 49 Astradita Djelantik Mahasiswa UNUD 50 Yanuar Debby Setiawan Mahasiswa UNUD

Lampiran 3. Deklarasi Komitmen Bersama Peserta Workshop

KESEPAKATAN PARA PIHAK

RENCANA TINDAK LANJUT WORKSHOP PENGELOLAAN PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) MENUJU

PELESTARIAN SUMBERDAYA AIR,

Kami peserta Workshop Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Menuju Pelestarian Sumber Daya Air : Pada hari Jumat 2 Desember 2016 bertempat di Nirmala Hotel Convention Center Denpasar Bali, memahami bahwa :

1. Sumberdaya alam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung adalah rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus dilindungi, dipulihkan dan dilestarikan serta dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk berbagai tujuan kemanusiaan. 2. Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung memiliki peran penting dalam

penyediaan air (kuantitas, kualitas dan kontinuitas) bagi kepentingan masyarakat dan dunia usaha yang ada di Bali, khususnya di Kabupaten Badung.

3. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri melainkan harus dilakukan secara terintegrasi melalui kerjasama para pihak.

Untuk itu kami, peserta workshop berkomitmen untuk;

1. Terlibat melalui upaya nyata dalam perlindungan sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat di wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung sesuai dengan tanggungjawab dan peran masing-masing pihak. 2. Berkontribusi melalui program CSR untuk mencapai visi dan misi bersama

dalam menuju pelestarian sumberdaya air pada khususnya dan pembangunan berkelanjutan pada umumnya

3. Mendorong Forum DAS Badung untuk menjembatani kerjasama antar pihak dalam upaya upaya pelestarian wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung. Demikian 3 (tiga) butir kesepakatan yang dihasilkan dalam workshop ini.

(25)

24 Pihak-pihak yang menyepakati:

No Nama Lembaga/Instansi Tanda Tangan

1 Ketut Sudarsana Kepala BLH Badung 2 Ir. Tekstiyanto,MP BPDASHL Unda Anyar 3 I Made Sudarma Pokja Ayung Lestari 4 Probo Rahardjo Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Badung

5 Winarsih Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Badung

6 Ishak Y. Walaka Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Badung

7 Ida Bagus Badraka BLH Bali

8 I Kt Cidra UPT.KC ABG

9 I Nyoman Budiasih SMKN 1 Petang 10 I Komang Tapa Sila Forum DAS Badung 11 I.A. G Dewi Chrisnadi Disparda Badung 12 Dw Md. Merta

Ekayata Perbekel Pelaga

13 I Made Subawa Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Badung

14 I Wayan Dasta Kelian Banjar Bon

15 Nyoman Kusumayani PDAM

16 I Wayan Ginarta Kepala Lingkungan Sulangai 17 I Gst Ngurah Putu

Kiana Kantor Camat Petang

18 Ambara Dewi Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Badung

19 Nyoman Sunarta Forum DAS Bali

20 Wayan Sukarta UPT Petang

21 Wayan Sutanaya BPP Abiansemal

22 I Nyoman Jaya Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Badung

23 A.A Made Agung BPD Bali

24 Ni Luh Sukesi Bank Indonesia

25 Ketut Sudarsana Pemerintah Badung

26 I G A A Sriasih BLH Badung

(26)

25

28 Faisal KADIN Bali

29 Forcy Tjandra PT. Tirta Investama - AQUA 30 I Gusti Gd Duwesa PT. Indonesia Power UP Bali

31 Made Sulasa Jaya PHRI Badung

32 Claudia Lienshi Yayasan THK

33 Nyoman Wirata Bali Post

34 Tangguh Astra-Honda

35 Alit PT. KTI

36 Sulis PT. KTI

37 Andreas Pandu W PT. Cocacola

38 A.A Alit Winarti PT. AP I

39 Widya Ningsih PT. AP I

40 IG Bagus Sumertana Bagus Agro

41 Catur Yudha H PPLH Bali

Lampiran 4. Daftar Kontak Person Peserta Workshop CSR

No Nama Instansi No Tlp/Hp Alamat Email

1 I Ketut Cidra Pertanian UPT Abiansemal 081338344080 2 Ishak Y. Walaka Distambunhut Badung 081353173888 [email protected] 3 Winarsih PKL BPP Abiansemal 082147572704 [email protected] 4 Budiasih SMK N 1 Petang 08113994633 [email protected] 5 I Made Subawa PKL BPP Petang 081236382006 6 Nyoman

Kusumayani PDAM Badung 08124637657 info@badung_bali_co.id 7 Claudiyanti

Liengshi

Yayasan Tri

Hita Karana 081237777528 [email protected] 8 I.A.G. Dewi Chrisnadi Disperda Badung 082236296287 [email protected] 9 Ade Supriatma BPDASHL

Unda Anyar 085337274871 [email protected] 10 I Gst Gede Duasa PT. IP UP BALI 081337199266 [email protected] 11 Tangguh Rinekso Astra Motor/HONDA 081338713317 [email protected] 12 I Wayan Dasta KBD Br. Bon BELOK 085792259067

(27)

26 SIDAN 13 I Gst Ngurah Putu Kirana Camat Petang 082144497759 14 I MD Merta Ekayasa Prebekel Desa Pelaga 081236193529 15 Ambara Dewi Distanbunhut Badung 087760446023 16 Ida Bagus

Badraka BLH Bali 081547132938 [email protected] 17 Made Sulasa Jaya PHRI BADUNG 081999981175 [email protected] 18 I Wayan Sutanaya BPP Abiansemal 082145251514 [email protected] 19 Wayan

Sukarta UPT Petang 081338716333 20 Nyoman Jaya SP Distambunhut Badung 081353242208 [email protected] 21 Ni Nyoman Sudarmini PT. KARYA TANGAN INDAH 081338419819 [email protected] 22 I Nyoman Sunarta Forum DAS Bali 085737362090 23 Ni Luh Sukesi BANK INDONESIA 081932643656 [email protected]

(28)

27

(29)

28

Lampiran 6. Deklarasi yang sudah dilengkapi tanda tangan peserta workshop

Referensi

Dokumen terkait

Syarat untuk kolam air deras adalah memiliki debit air sebesar 10 l/detik-50 l/detik, dengan tata guna lahan yang bervariasi seperti kawasan pertanian lahan basah,

Lebih dari 70% komponen kapal harus diimport dari negara lain dan sangat mempengaruhi harga kapal, bahkan kalau pihak galangan tidak cermat dalam perhitungan harga

This research aims at finding out the correlation between the mastery of present tense and the ability I writing descriptive text of the eighth grade students of SMP N

Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagian mukosa telinga tengah, tuba Eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang

Pestisida yang disemprotkan dan yang sudah berada di dalam tanah dapat terbawa oleh air hujan atau aliran permukaan sampai ke badan air penerima berupa sungai yang jika tidak

1. Drs.Soeprijadi,Mh um 10. Dr.Ir.Ika Sartika,MT APBN, Alokasi Anggaran LPM IPDN.. Pengabdian Masyarakat Perdesaan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pengabdian Masyarakat

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Dari kajian pemikiran pendidikan yang telah diulas di depan dapat dilihat, bahwa meski masih perdebatan di kalangan ulama dan ilmuwan, dan Ibn Khaldun menolak