• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA TAHUN 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA

TAHUN 2014

Riris Lumban Gaol1, Hiswani2, Taufik Ashar2 1

Mahasiswa Peminatan Epidemiologi FKM USU 2

Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155

Email: riris.lumbangaol07@gmail.com ABSTRACT

Diabetes Mellitus (DM) is a degenerative disease with a prevalence continue to increase from year to year. Based on data Riskesdas 2013, the national prevalence of diabetes mellitus in 2007 was 1,1%, increase in 2013 to 2,1%.

This study was aim to know the characteristics of patients DM with complications admitted to the Martha Friska Hspital in 2014, descriptive study has been done by using case series design. The population were 835 DM patient data, sample were 101 DM patient data, by using simple random sampling technique.

The results showed the proportion of patients with complications of DM was highest in the age group 61-70 years (35.7%), female (57.4%), batak (52.5%), PNS/BUMN (38.7%), high school (64.3%), in Medan (70.3%), type 2 DM (99.0%),dyspepsia complication (55,4%), chronic complications (83.1%),without HbA1C test (86,1%), HbA1C levels are not controlled (78,6%), hypoglycemic oral medicine (84.2%), health assurance (84.2%), average length of stay (7 days), becoming outpatient (71.3%). According to statistic,there was no difference between the proportion of age based categories of complications (p = 0.239), gender based categories of complications (p = 0.454), treatment with categories of complications (p = 0.588) and long treatment by category of complications (p = 0.918). There is a relationship between the proportion of type DM by category complications (p = 0.024).

It is suggested to the Martha Fiska Hospital to have HbA1C check for the patient and to improve education for patient especially DM complication. It is also suggested to DM patient with complication to check glucose routine and HbA1C, to use insulin in curing and to apply health life style in controlling blood glucose.

Keywords: Characteristic, Diabetes Mellitus with complication

PENDAHULUAN

Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan turunnya angka kematian, ibu dan bayi, serta umur harapan hidup (UHH) yang meningkat. Dampak positif pembangunan kesehatan oleh pemerintah dalamwaktu 5 repelita yang lalu, menjadikan UHH masyarakat semakin meningkat, hal ini mengakibatkan umur penduduk bergerak kearah struktur yang semakin menua (ageing population). Kondisi ini berdampak pada pergeseran transisi epidemiologi di Indonesia, dimana

pola penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun dan penyakit non infeksi semakin meningkat (Suyono, dkk, 2009).

Perubahan pola penyakit diduga ada perbedaan yang bermakna dengan cara hidup yang berubah. Pola makan di kota telah bergeser dari pola makanan tradisionalke pola makan kebarat-baratan. Disamping itu hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk berekreasi atau berolah raga. Pola hidup beresiko seperti inilah yang menyebabkan semakin tinggi

(2)

resiko penyakit tidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes, hiperlipidemia (Suyono, dkk, 2009).

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, dari 57 juta kematian, 63% diantaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular terutama penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), paru-paru kronis (12%), dan diabetes mellitus (3%). Pada tahun 2000 prevalensi DM sebesar 2,8% diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 4,4% pada tahun 2030. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan penderita DM menjadi 346 juta dan lebih dari 80% terdapat di negara berkembang (WHO, 2011).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa proporsi DM pada tahun 2013 sebesar 6,9% dengan proporsi DM pada penderita perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Penderita DM hampir sama antara proporsi di perkotaan (6,8%) dan pedesaan (7,0%). Berdasarkan wawancara pada tahun 2013, kecenderungan prevalensi DM secara nasional adalah sebesar 2,1%, lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2007 yaitu 1,1% (Depkes, 2014).

Komplikasi kronik DM yang utama adalah penyakit kardiovaskular, neuropati diabetik, retinopati diabetik, dan nefropati diabetik. Di Indonesia sendiri komplikasi kronis dari DM, terdiri atas neuropati diabetik 60%, penyakit jantung koroner 20,5%, ulkus/ ganggren 15%, retinopati diabetik 10%, dan nefropati diabetik 7,1% (Hastuti, 2008). Apabila penderita DM dibandingkan dengan bukan penderita DM, penderita DM mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah, 5 kali lebih mudah menderita ulkus/ganggren, 7 kali lebih mudah mengidap nefropati diabetik, dan 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat kerusakan retina (Waspadji, dkk, 2007).

Di Provinsi Sumatera Utara angka prevalensi pada penderita DM mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar 0,8%

2014), dan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2014 dapat diketahui bahwa jumlah kasus DM dengan komplikasi sebanyak 835 penderita. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang karakteristik penderita DM dengan komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska tahun 2014.

Rumusan Masalah

“Belum diketahui karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska tahun 2014” Tujuan Umum

“Mengetahui karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska tahun 2014” Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi proporsipenderita DM dengan komplikasi berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, pekerjaan, pendidikan, dan daerah asal).

2. Mengetahui distribusi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan tipe DM.

3. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi.

4. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan kategori komplikasi.

5. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi pemeriksaan HbA1C.

6. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi kadarHbA1C. 7. Mengetahui distribusi proporsi penderita

DM dengan komplikasi berdasarkan pengobatan.

8. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sumber biaya.

9. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi.

(3)

10. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. 11. Mengetahui proporsi umur berdasarkan

kategori komplikasi.

12. Mengetahui proporsi jenis kelamin berdasarkan kategori komplikasi. 13. Mengetahui proporsi tipe DM

berdasarkan kategori komplikasi.

14. Mengetahui proporsi pengobatan berdasarkan kategori komplikasi.

15. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi.

Manfaat Penelitian

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak RS Martha Friska Medan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada penderita DM dan sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya tentang penyakit DM dengan komplikasi di masa yang akan datang.

Metode Penelitian

Penelitianini bersifat deskriptif dan menggunakan desain case series untuk menggambarkan karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska dengan jumlah penderita sebanyak 835 penderita pada tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian data penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska tahun 2014 yaitu sebanyak 101 orang.Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple Random Sampling dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak (random number). Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat pada kartu status dan dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti. Data dianalisa dengan menggunakan uji chi-square, dan uji anova.Kemudian dataini disajikan ke dalam bentuk narasi, tabel distribusi, diagram pie, dan diagram bar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Karakteristik Penderita di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014

Karakteristik Penderita F % Umur ≤40 Tahun 41-50 Tahun 51-60 Tahun 61-70 Tahun ≥ 71 Tahun 2 17 30 36 16 2,0 16,8 29,7 35,6 15,8 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 43 58 42,6 57,4 Suku Batak Jawa Melayu Minang Aceh Lainnya 53 31 4 2 1 10 53,5 30,7 4,0 2,0 1,0 9,9 Pekerjaan PNS/ BUMN Pensiunan Pegawai Swasta Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga Lainnya 39 8 18 6 29 1 38,6 7,9 17,8 5,9 28,7 1,0 Pendidikan SD SLTP SLTA Akademi/PerguruanTinggi 1 2 65 33 1,0 2,0 64,4 32,7 Daerah Asal Kota Medan Luar Kota Medan

71 30 70,3 29,7 Tipe DM Tipe 1 Tipe 2 1 100 1,0 99,0 Jenis Komplikasi Neuropati Diabetik Penyakit Jantung Koroner Ulkus/ Ganggren Retinopati Diabetik Nefropati Diabetik Hipertensi Hipoglikemik Hiperglikemik TB Paru Dispepsia 5 17 9 2 13 39 12 4 20 56 4,9 16,8 8,9 1,9 12,8 38,6 11,8 3,9 19,8 55,4

(4)

Kategori Komplikasi Akut

Kronik

Akut dan Kronik

5 84 12 5,0 83,2 11,9 Pemeriksaan HbA1C Ada Tidak 14 87 13,9 86,1 Kadar HbA1C HbA1C <7% (Terkontrol HbA1C≥7% (Tidak Terkontrol) 3 11 21,4 78,6 Pengobatan

Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Suntik Insulin

OHO + Suntik Insulin

85 7 9 84,2 6,9 8,9 Sumber Biaya Biaya Perusahaan BPJS Biaya Sendiri 11 85 5 10,9 84,2 5,0 Keadaan Sewaktu Pulang

Pulang Berobat Jalan Pulang Atas Permintaan sendiri

Dirujuk ke Rumah Sakit lain Meninggal 72 10 3 16 71,3 9,9 3,0 15,8 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui distribusi proporsipenderita DM dengan komplikasi menurut kelompok umur yang tertinggi adalah kelompok umur 71-70 tahun yaitu 36 orang (35,6%) dan yang terendah yaitu kelompok umur <40 tahun yaitu 2 orang (2,0%). Usia merupakan salah satu faktor resiko terjadinya DM yaitu pada usia > 40 tahun dikarenakan pada usia ini terjadi penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun dengan cepat. Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin. Resiko menderita DM bertambah sejalan dengan usia seseorang (Arisman, 2011).

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi menurut jenis kelamin yang tertinggi adalah perempuan yaitu 58 orang (57,4%) dan laki-laki sebanyak 43 orang (42,6%). Perbedaan proporsi antara laki-laki dan perempuan tidak begitu jauh berbeda. Berdasarkan hasil penelitian WHO

perbedaan kejadian DM antara laki-laki dan perempuan.

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi menurut suku tertinggi adalah suku Batak yaitu 54 orang (53,5%) kemudian suku lain yaitu suku Jawa 30 orang (29,7%), suku Lainnya 10 orang (9,9%), suku Melayu 4 orang (4,0%), suku Minang 2 orang (2,0%) dan yang terendah adalah suku Aceh yaitu 1 orang (1,0%).Hal ini tidak menunjukkan bahwa suku Batak lebih beresiko menderita DM dibandingkan suku lain namun hanya menunjukkan penderita DM dengan komplikasi yang datang berobat ke rumah sakit tersebut mayoritas bersuku batak. Proporsi penderita DM pada suku Batak lebih tinggi karena sudah penggabungan dari suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing dan Pakpak. Distribusi proporsipenderita DM dengan komplikasi menurut pekerjaan yang tertinggi adalah PNS/ BUMN yaitu 39 orang (38,6%), kemudian Ibu Rumah Tangga yaitu 29 orang (28,7%), Pegawai Swasta sebanyak 18 orang (17,8%), Pensiunan 8 orang (7,9%), Wiraswasta 6 orang (5,9%) dan yang terendah adalah lainnya yaitu 1 orang (1,0%).Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan yang paling banyak adalah PNS/ BUMN.Hal ini disebabkan karena Rumah Sakit Martha Friska merupakan salah satu rumah sakit yang menerima pasien BPJS sehingga jaminan kesehatan yang telah diberikan oleh pemerintahdimanfaatkan.

Distribusi proporsipenderita DM dengan komplikasi menurut pendidkan yang tertinggi adalah SLTA 65 orang (64,4%), kemudian Akademi/ perguruan tinggi 33 orang (32,7), SLTP 2 orang (2,0%) dan yang terendah adalah SD 1 orang (1,0%).Berdasarkan hasil penelitian di atas, masih ditemukan penderita DM disetiap jenjang pendidikan.Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seserang tidak sejalan dengan tingkat pengetahuan tentang penyakit DM.

(5)

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi menurut daerah asal yang tertinggi berasal dari kota Medan yaitu 71 orang (70,3%) sedangkan yang berasal dari luar kota Medan yaitu 30 orang (29,7%).Hal ini berkaitan dengan letak rumah sakit yang berada dari kota Medan sehingga orang yang datang berobat jalan sebagian besar berasal dari kota Medan. Selain itu kemungkinan juga disebabkan sebagian orang yang berobat dari luar kota Medan tetapi menggunakan alamat saudaranya yang berada di Medan.

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi menurut tipe DM adalah DM tipe 2 yaitu 100 orang (99,0%) sedangkan DM tipe 1 yaitu 1 orang (1,0%).Di negara tropis seperti Indonesia penderita DM tipe 1 jauh lebih sedikit sedangkan DM tipe 2 yang paling banyak dijumpai. Meningkatnya faktor resiko yang disebabkan oleh gaya hidup seperti kurang gerak dan pola makan yang tidak sehat semakin meningkatkan penderita DM tipe 2 (Soegondo, dkk, 2009).

Distribusi penderita DM dengan komplikasi menurut jenis komplikasi adalah penderita DM yang mengalami dispepsia 55,4%, sedangkan proporsi yang terendah yaitu penderita DM yang mengalami retinopati diabetik 1,9%. Komplikasi penyakit pada saluran cerna pada diabetes berkaitan dengan disfungsi sistem saraf enterik.Neuropati yang terjadi pada sistem saraf enterik merupakan suatu jenis neuropati otonom yang dapat menyebabkan kelainan pada motilitas, sensasi, sekresi, dan penyerapan pada saluran cerna.Kerusakan saraf ini juga dapat menyebabkan perlambatan atau percepatan fungsi saluran cerna, sehingga menimbulkan gejala yang kompleks (Tjokoprawiro, 2006).

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi menurut kategori komplikasi adalah komplikasi kronik yaitu 84 orang (83,2%) kemudian akut dan

kronik 12 orang (11,9%) dan yang terendah akut 5 orang (5,0%).

Distibusi proporsipenderita DM dengan komplikasi menurut pemeriksaan HbA1C adalah yang melakukan pemeriksaan HbA1C sebanyak 14 orang (13,9%) sedangkan yang tidak melakukan pemeriksaan HbA1C sebanyak 87 orang (86,1%). Tingginya proporsi penderita DM yang tidak melakukan pemeriksaan HbA1C disebabkan karena pemeriksaan yang relatif mahal. Sebagian besar penderita DM menggunakan sumber biaya BPJS dimana setiap pasien memiliki jatah biaya pengobatan sehingga pemeriksaan HbA1C sangat jarang dilakukan dan biasanya hanya dilakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dan puasa.

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi menurut kadar HbA1C adalah kadar HbA1C ≥7% (terkontrol) yaitu 11 orang (78,6%) dan yang memiliki kadar HbA1C <7% (tidak terkontrol) sebanyak 3 orang (21,4%).Peningkatan kadar HbA1C >7%mengindikasikan DM yang tidak terkendali dan beresiko tinggi untuk menjadikan komplikasi jangka panjangseperti nefropati , retinopati, dan neuopati. Penurunan 1% dari HbA1C, akan menurunkan komplikasi sebesar 35% (Soewondo P, 2009).

Distibusi proporsi penderita DM dengan komplikasi menurut pengobatan adalah yang paling banyak Obat Hipoglikemik Oral (OHO) 85 orang (84,2%) dan proporsi terendah yaitu dengan suntik insulin 7 orang (6,9%).Pengobatan dengan perencanaan makan (diet) masih merupakan pengobatan utama tetapi penambahan obat oral atau insulin masih diperlukan.Penggunaan OHO digunakan berdasarkan masih adanya fungsi sel beta pankreas.Apabila kadar glukosa pasien menjadi tidak responsif terhadap obat antidiabetik oral, maka pasien menggunakan insulin (Soegondo, dkk, 2009).

(6)

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi menurut sumber biaya adalah BPJS 85 orang (84,2%) dan proporsi terendah yaitu biaya sendiri 5 orang (5,0%).Hal ini berkaitan dengan Rumah Sakit Martha Friska sebagai rumah sakit yang menerima layanan kesehatan dengan menggunakan BPJS.Penderita DM dengan komplikasi lebih banyak bekerja sebagai PNS/ BUMN (38,6%) yang mempunyai layanan BPJS.

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi menurut keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan 72 orang (71,3%) dan proporsi terendah yaitu meninggal 3 orang (3,0%).Penyakit DM adalah penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan dan hanya bisa dikontrol. Hasil penelitian di atas, penderita yang meninggal, salah satu diantaranya berumur ≤40 tahun.

Tabel 2 Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014

Lama Rawatan Rata-Rata (hari)

Mean SD(Standar Deviation) Minimum Maksimum 7,08 5,15 2 36

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita DM dengan komplikasi adalah 7,08 hari (7 hari) dengan Standar Deviasi (Standar Deviation) 5,15 hari. Lama rawatan penderita DM dengan komplikasi bervariasi, yaitu lama rawatan tersingkat adalah 2 hari dan lama rawatan terlama adalah 36 hari.

Penderita DM dengan komplikasi yang dirawat selama 2 hari dan 36 hari adalah penderita DM tipe 2 dengan masing-masing 11 orang penderita (10,9%) dengan lama rawatan 2 hari dan 1 orang penderita

Penderita DM dengan komplikasi yang dirawat selama 2 hari terdapat 1 orang penderita yang meninggal diakibatkan oleh komplikasi nefropati diabetic yang dideritanya. Penderita DM dengan komplikasi yang dirawat selama 36 hari berumur 54 tahun yang mengalami komplikasi kronik yaitu penyakit jantung koroner yang kemudian pulang berobat jalan.

Analisis Statistik

Tabel 3 Distribusi Proporsi Umur Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014

Kategori Komplikasi Umur Total <=40 tahun >40 tahun f % f % f % Komplikasi Akut 0 0 5 100 5 100 Komplikasi Kronik 1 1,2 83 98,8 84 100 Komplikasi Akut dan Kronik 1 8,3 11 91,7 12 100

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi akut pada kelompok umur ≤ 40 tahun adalah 0% sedangkan pada kelompok umur > 40 tahun adalah 100%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi kronik pada kelompok umur ≤ 40 tahun adalah 1,2% sedangkan pada kelompok umur > 40 tahun adalah 98,8%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada kelompok umur ≤ 40 tahun adalah 8,3% sedangkan pada kelompok umur > 40 tahun adalah 91,7%.

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai Pearson Chi-Square diperoleh nilai p=0,239 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan kategori komplikasi.

(7)

Tabel 4 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Kategori Komplikasi Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan f % f % f % Komplikasi Akut 1 20.0 4 80,0 5 100 Komplikasi Kronik 38 45,2 46 54,8 84 100 Komplikasi Akut dan Kronik 4 33,3 8 66,7 12 100

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi akut pada laki-laki adalah 20,0% sedangkan pada perempuan adalah 80,0%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi kronik pada laki-laki adalah 45,2% sedangkan pada perempuan adalah 54,8%. Proporsi penderita DM dengan komplikasi akut dan kronik pada kelompok laki-laki adalah 33,3% sedangkan pada perempuan adalah 66,7%.

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai Pearson Chi-Square diperoleh nilai p=0,454 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan kategori komplikasi. Tabel 5 Distribusi Proporsi Tipe DM

Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Kategori Komplikasi Tipe DM Total DM Tipe 1 DM Tipe 2 f % f % f % Komplikasi Akut 0 0 5 100 5 100 Komplikasi Kronik 0 0 84 100 84 100 Komplikasi Akut dan Kronik 1 8,3 11 91,7 12 100

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa seluruh penderita DM yang mengalami komplikasi akut adalah penderita DM tipe 2.Proporsi penderita DM yang mengalami komplikasi kronik adalah seluruh penderita DM tipe 2. Proporsi penderita DM yang mengalami komplikasi akut dan kronik pada penderita DM tipe 1 8,3% dan pada penderita DM tipe 2 91,7%.

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai Pearson Chi-Square diperoleh nilai p=0,024 artinya ada perbedaan yang bermakna antara proporsi tipe DM berdasarkan kategori komplikasi.

Tabel 6 Distribusi Proporsi Pengobatan Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014

Kategori Komplikasi

Pengobatan

Total OHO Insulin OHO+

Insulin f % f % f % f % Komplikasi Akut 4 80,0 1 20,0 0 0 5 100 Komplikasi Kronik 72 85,7 5 6,0 7 8,3 84 100 Komplikasi Akut dan Kronik 9 75,0 1 8,3 2 16,7 12 100

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi yang diberikan pengobatan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yaitu 80,0% yang mengalami komplikasi akut, 85,7% yang mengalami komplikasi kronik dan 75,0% yang mengalami komplikasi akut dan kronik. Proporsi penderita DM dengan komplikasi yang diberikan pengobatansuntik insulin yaitu 20,0% yang mengalami komplikasi akut, 6,0% yang mengalami komplikasi kronik dan 8,3% yang mengalami komplikasi akut dan kronik.. Proporsi penderita DM dengan komplikasi yang diberikan pengobatan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dan suntik insulin yaitu 0% yang mengalami komplikasi akut, 8,3% yang mengalami komplikasi kronik dan

(8)

16,7% yang mengalami komplikasi akut dan kronik.

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai Pearson Chi-Square diperoleh nilai p=0,588 artinya tidakada perbedaan yang bermakna antara proporsi pengobatan berdasarkan kategori komplikasi.

Tabel 7 Distribusi Proporsi Perbedaan Lama Rawatan Rata-Rata Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2014 Kategori

Komplikasi

Lama Rawatan Rata-Rata (hari) f Mean SD Komplikasi Akut 4 6,75 3,096 Komplikasi Kronik 86 7,42 5,409 Komplikasi Akut dan Kronik 11 5,09 2,587 F=0,550 df=100 P=0,918 Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi adalah komplikasi akut dengan lama rawatan rata-rata 6,75 hari, komplikasi kronik dengan lama rawatan rata-rata 7,42 hari dan komplikasi akut dan kronik 5,09 hari. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji anova diperoleh nilai p=0,918 berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Karakteristik penderita DM dengan komplikasi di Rumah Sakit Martha Friska Tahun 2014 tertinggi pada kelompok umur 61-70 tahun 35,6%, perempuan 57,4%, suku batak 53,5%, pekerjaan PNS/ BUMN 38,6%, pendidikan SLTA 64,4% dan daerah asal Kota Medan 70,3%, DM tipe 2 99,0%, komplikasi dispepsia 55,4%, komplikasi kronik 83,2%, melakukan

pemeriksaan HbA1C sebanyak 14 orang (13,9%), kadar HbA1C ≥7% (tidak terkontrol) yaitu 11 orang (78,6%), pengobatan dengan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) 84,2%, sumber biaya BPJS 84,2%, Lama rawatan rata-rata 7,08 hari (7 hari), keadaan sewaktu pulang yaitu komplikasi pulang berobat jalan (PBJ) 71,3%.

Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan kategori komplikasi (p=0,239), jenis kelamin berdasarkan kategori komplikasi (p=0,454), pengobatan berdasarkan kategori komplikasi (p=0,588) dan lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi (p=0,918). Ada perbedaan yang bermakna antara proporsi tipe DM berdasarkan kategori komplikasi pada penderita DM dengan komplikasi (p=0,024).

Saran

Kepada pihak rumah sakit diharapkan agar melakukan pemeriksaan kadar HbA1C kepada pasien sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat karena dapat menilai status glikemik jangka panjang dan kepatuhan pasien dalam mengontrol gula darahnya.

Kepada pihak rumah sakit Martha Friska diharapkan agar meningkatkan pemberian edukasi kepada penderita DM yang pulang berobat jalan dan juga kepada keluarganya mengenai komplikasi penyakit DM terkhususnya informasi mengenai komplikasi akut sehingga komplikasi penderita mendapatkan penatalaksanaan yang memadai.

Kepada penderita DM dengan komplikasi untuk melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah secara rutin, pemeriksaan kadar HbA1C, menggunakan insulin dalam pengobatan untuk memperkecil resiko gagal ginjal, melakukan diet yang dianjurkan, dan olahraga yang rutin sehingga kadar gula darah bisa terkontrol.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arisman, 2011. Obesitas, Diabetes Mellitus, Displidemia. Penerbit EGC.Jakarta

2. Depkes R.I., 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta

3. Hastuti, R., 2008. Faktor-Faktor Risiko Ulkus Diabetika PadaPenderita DiabetesMellitus.Tesis Mahasiswa Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro

4. Soegondo, S, dkk., 2009.Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Balai Penerbit FKUI, Jakarta

5. Soewondo, P., 2009. Ketoasidosis Diabetik. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid 3. Edisi V. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.

6. Suyono,S., 2009. Diabetes Mellitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi V. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.

7. Tjokoprawiro, A., 2006. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes.PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 8. Waspadji,S. dkk, 2007. Diabetes Mellitus:

Mekanisme Dasar dan Pengelolaanya yang Rasional. Dalam: Soegondo S, Soewondo P, dan Subekti I. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Cetakan ke-6. Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

9. WHO,2011.DiabetesFactSheet.http://www .who.int/mediacentre/factsheets/fs312/e n/index.html

(10)

Gambar

Tabel 1   Distribusi  Proporsi  Penderita  DM  dengan  Komplikasi  yang  Dirawat  Inap  Berdasarkan  Karakteristik  Penderita  di  Rumah  Sakit  Martha  Friska Medan Tahun 2014
Tabel  2  Distribusi  Proporsi  Penderita  DM  dengan  Komplikasi  yang  Dirawat  Inap Berdasarkan Lama Rawatan  Rata-Rata  di  Rumah  Sakit  Martha  Friska  Medan  Tahun  2014
Tabel 5  Distribusi  Proporsi  Tipe  DM  Penderita DM dengan Komplikasi  yang  Dirawat  Inap  Berdasarkan  Kategori  Komplikasi  di  Rumah  Sakit  Martha  Friska  Medan  Tahun 2014  Kategori  Komplikasi  Tipe DM  Total DM Tipe 1 DM Tipe 2  f  %  f  %  f  %

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bentuk perangkat keras, Mikrotik biasanya sudah diinstalasi pada suatu board tertentu, sedangkan dalam bentuk perangkat lunak, Mikrotik merupakan satu distro Linux yang

peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar sesuai dengan metode belajar aktif (active learning 'L DQWDUD PHWRGH \DQJ GDSDW GLNHPEDQJNDQ SDGD pembelajaran mata pelajaran

163 tahun 2007 akan direvisi dengan menyertakan nama program studi dalam Bahasa lndonesia yang benar, nama program studi dalam Bahasa Inggris, kode program studi

4 Untuk mengantisipasi atas kejahatan yang dilakukan oleh lanjut usia, keluarga atau pihak terkait harus memberikan perhatian atau penanganan yang lebih intensif

[r]

[r]

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 08/PPBJ-LP/P-1/IV.30/IX/2012 tanggal 14 September 2012 perihal Penetapan Pemenang Pekerjaan Pengadaan Alat Listrik dan

21/CV.BJ/IV/2015; Tanggal 23 April 2015 untuk Paket Pekerjaan Jasa Konstruksi Pembangunan Shelter Kantor SAR Mataram berdasarkan Hasil Evaluasi POKJA ULP Kantor SAR