BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. Lata
Latar Belakan
r Belakang
g
AkAktitivivitatas s sekseksusual al memerurupapakakan n kekebubututuhan han bibiolologogis is setsetiaiap p mamanunusisia a ununtutuk k men
mendapdapatkatkan an ketketuruurunannan. . NamNamun, un, masmasalah alah seksseksual ual daldalam am kehkehiduidupan pan rumrumah ah tantangaga seringkali mengalami hambatan atau gangguan karena salah satu pihak (suami atau seringkali mengalami hambatan atau gangguan karena salah satu pihak (suami atau isteri) atau
isteri) atau bahkbahkan an kedukeduanya, mengalamanya, mengalami i ganggangguan seksual. Jika guan seksual. Jika tidak segera tidak segera diobdiobati,ati, masalah tersebut dapat saja menyebabkan terjadinya keretakan dalam rumah tangga. masalah tersebut dapat saja menyebabkan terjadinya keretakan dalam rumah tangga.
Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita dapat mengenal organ reproduksi Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita dapat mengenal organ reproduksi dengan baik sehingga kita dapat melakukan deteksi dini apabila terdapat gangguan dengan baik sehingga kita dapat melakukan deteksi dini apabila terdapat gangguan pada
pada organ organ reproduksi. reproduksi. Organ Organ reproduksi reproduksi pada pada wanita wanita dibedakan dibedakan menjadi menjadi dua, dua, yaituyaitu organ kelamin dalam dan organ kelamin luar. Organ kelamin luar memiliki dua fungsi, organ kelamin dalam dan organ kelamin luar. Organ kelamin luar memiliki dua fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehing
sehingga ga mikromikroorganorganisme isme penypenyebab ebab penyapenyakit kit bisa bisa masuk dan masuk dan menymenyebabkebabkan an infeksinfeksii kandungan salah satunya adalah radang yang terjadi akibat infeksi yang menjalar keatas kandungan salah satunya adalah radang yang terjadi akibat infeksi yang menjalar keatas dari uterus dan bisa
dari uterus dan bisa datandatang dari g dari tempatempat t ekstra vaginaekstra vaginal lewat l lewat jalan darah, atau menjalar jalan darah, atau menjalar dar
dari i jarjaringingan-jan-jariaringangan n seksekitaitarnyrnya a dan dan biabiasa sa disdisebuebut t dendengan gan adnadnekseksitiitis. s. MenMenuruurutt (Winkjosastro,Hanifa.Hal.396,2007) prevalensi adneksitis di Indonesia sebesar 1 : 1000 (Winkjosastro,Hanifa.Hal.396,2007) prevalensi adneksitis di Indonesia sebesar 1 : 1000 wan
wanita ita dan dan ratarata-rat-rata a terjterjadi adi padpada a wanwanita ita yanyang g sudsudah ah perpernah nah melmelakuakukan kan hubhubungunganan seksual.
seksual. Ad
Adneneksksititis is bibila la titidadak k diditatangnganani i dedengngan an babaik ik akakan an memenynyebebar ar kekeororgagan n lalainin dise
disekitkitarnarnya ya sepseperti erti mismisalnalnya ya rupruptur tur piopiosalsalpinping g atau atau abseabses s ovaovariurium,dm,dan an terterjadjadinyinyaa gejala-gejala ileus karena perlekatan, serta terjadinya appendisitis akuta dan salpingo gejala-gejala ileus karena perlekatan, serta terjadinya appendisitis akuta dan salpingo ooforitis akuta.
ooforitis akuta. Mak
Maka a dardari i itu itu sangsangat at dipdiperluerlukan kan perperan an tentenaga aga kesekesehathatan an daldalam am memmembanbantutu perawatan
perawatan klien klien adneksitis adneksitis dengan dengan baik baik agar agar radangnya radangnya tidak tidak menyebar menyebar ke ke organ organ lainlain da
dan n pparara a tetenanagga a kekesesehhatatan an dadappat at mmemembbererikikan an asasuhuhan an kekeppererawawatatan an yyanangg kom
kompreprehenhensif.sif.SalSalah ah satu satu tentenaga aga keskesehaehatan tan yanyang g dapdapat at memmemberberikaikan n asuhasuhan an secasecarara komprehensif yaitu bidan melalui asuhan kebidanan yang sudah dimilikinya. Beberapa komprehensif yaitu bidan melalui asuhan kebidanan yang sudah dimilikinya. Beberapa peran
peran bidan bidan diantaranya diantaranya yaitu yaitu peran peran bidan bidan sebagai sebagai pengelola pengelola dimana dimana bidan bidan memilikimemiliki beberapa tugas salah satunya tugas kolaborasi.
Didalam kolaborasi ini bidan harus menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga serta memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan tim medis lain. (Soepardan,Suryani.Hal 38.2008). Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara lebih dalam tentang adneksitis dan penatalaksanaannya dengan konsep asuhan kebidanan.
B.Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari kami mempelajari kasus ini adalah untuk mengaplikasikan konsep asuhan kebidanan secara komprehensif pada klien adneksitis.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian adneksitis. b. Untuk mengetahui klasifikasi adneksitis.
c. Untuk mengetahui gejala dan tanda adneksitis. d. Untuk mengetahui penyebab terjadinya adneksitis.
e. Untuk mengetahui patofisiologis dan penanganan adneksitis. f. Untuk mengetahui pencegahan adneksitis.
A.Manfaat
Manfaat dari mempelajari kasus ini adalah : 1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mempeerluas khasanah ilmu dan keterampilan klinik yang lebih luas terutama dalam melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan adneksitis. 2. Bagi klien dan keluarga
Dapat terpenuhi kebutuhan psikologis, sosial, spritual serta dapat meningkatkan tingkat status kesehatan dan dapat memberikan support bagi klien dan keluarga. 3. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan agar dapat melakukan asuhan kebidanan dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian
Adneksitis adalah Infeksi / radang pada Adnexsa rahim. Adneksa
adalah jaringan yang berada di sekitar rahim. Ini termasuk tuba
fallopi dan ovarium alias indung telur, tempat dimana sel telur
diproduksi. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut
Adnexitis adalah PID (Pelvic Inflammatory Disease) atau Salpingitis.
Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Adnexitis hanya menyerang kaum wanita, karena merekalah yang
memiliki rahim, sedangkan pria tidak. Penyakit ini dapat membawa
dampak yang serius jika tidak segera ditangani, seperti kemandulan,
kehamilan diluar rahim, keluarnya nanah dari vagina, dan nyeri
panggul kronis.
B.Etiologi
1. Infeksi
Radang tersebut, kebanyakan akibat infeksi, ini juga bisa datang
dari tempat ekstravaginal lewat jalan darah/menjalar dari jaringan
disekitarnya. Seperti infeksigonorea, infeksi puerperal dan post
abortum. Kira – kira 10% infeksi juga disebabkan oleh
tuberculosis.
2. Tindakan Medis
Radang adneksa bisa timbul sebagai akibat tindakan kuretase,
laparotomi, dan pemasangan IUD.
3.
Sebagai akibat perluasan radang dari alat yang letaknya
tidak jauh seperti appendiks.
Radang kebanyakan akibat infeksi yang menjalar keatas dari
uterus walaupun bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat
jalan darah atau menjalar dari jaringan sekitar sebab yang paling
banyak terdapat infeksi gonorrhea dan infeksi puerperaldan post
abortus 10 % disebabkan oleh TBC. Selain itu timbul radang
adneksia sebagai tindakan ( kerokan, laparatomi, pemasangan
IUD ) dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh
seperti appendiks
A.Klasifikasi
Salpingo – Ooparitis atau adneksitis terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Salpingo – Ooparitis akuta
Yang disebabkan oleh gonoroe sampai ke tuba dari uterus
melalui mukosa. Padaendosalfing tampak edema seperti hiperemi
dan infiltrasi leukosit, pada infeksi yang ringan epitel masih utuh,
tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan degenerasi epitel
yang kemudian menghilang pada darah yang agak halus, ikut
juga terlihat lapisan otot dan serosa.
Dalam hal yang akhir ini dijumpai eksudat purulent yang
dapat keluar melalui ostium tuba andominalis dan menyebabkan
Peradangan disekitarnya Akan tetapi pada Gonorea ada
kecenderungan perlekatan Fimbria pada OstiumTuba Abdominalis
yang dapat menyebabkan penutupan pada ostium itu.
Nanah yang terkumpul dalam tuba menyebabkan terjadinya
pisosalping. Pada salpingitisgonorika akuta ada kecenderungan
bahwa gonokokus menghilang dalam waktusingkat, biasanya
dalam waktu kira – kira 10 hari, sehingga pembiakannya
negative.
Salpingitis akuta piogenik banyak ditemukan pada infeksi
puerperal atau padaabortus septic, akan tetapi dapat disebabkan
pula sebagai akibat berbagai tindakanseperti kuretase. Infeksi
dapat disebabkan oleh macam – macam kuman infeksiseprti
streptococcus (aerobic dan anaerobic) stapilococcus, echrecia
coli,klostridium welchi.
Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri
dengan jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke tuba,
meosalfingitis dan dindingtuba menebal dan menunjukkan
infiltrasi leukosit, tetapi mukosa sering normal.
Hal ini merupakan perbedaan yang nyata dengan salfingitis
gonoroika, dimana radang terutama terdapat pada mukosa
dengan sering terjadi penymbatan lumen tuba.Dalam hubungan
ini pada salfingitis piogenik kemungkinan lebih besar bahwa tuba
terbuka setelah penyakitnya sembuh.
a. Gambaran klinik
•
Demam, leukositosis, raba nyeri sebelah kanan dan kiri uterus
•
Setelah beberapa hari dijumpai dengan tumor dan dengan
batas yang tidak jelas dan
nyeri tekan.
•
Bila karena gonorrhea maka kecenderungan perlekatan fimbria
pada
ostiumtuba
abdominalis
sehingga
menyebabkan
penutupan ostium, timbul nanah-nanah yang terkumpul dalam
tuba menyebabkan terjadinya pleolosalping.Menghilang dalam
10 hari, sehingga pembiakannya positif
•
Bila infeksi timbul salpingitis akuta, mesosalphing dan dinding
tuba menebaldan infiltoasi leukosit, mukosa normal.
a. Diagnosis diferensial
•Appendiksitis akuta
•Pleutisakuta
•
Torsi ektopik yang terganggu.
a. Terapi
•
Istirahat baring
•Perawatan umum
•
Anti biotic dan analgetik
•
Pembedahan perlu dilakukanya.
1. Salpingo-oofaritis kronikaa.
a.
Pembagian :
•
Hidro salpingitis
•Pieolosalphing
•
Slapingitis interstisialis kronik
•
Kista tuba ovarial, abses tuba ovarial.
•Abses ovarial
•
Salpingitis tuberkulosa.
b.Gejala – gejala
•
Penyakit bisa diketahui oleh penyakit akuta dengan panas
rasa nyeri yang cukup kuat diperut bagian bawah. Sebelah
kiri atau kanan yang bertambah keras dan pada pekerjaan
berat disertai penyakit pinggang,leukoria, haid banyak
dengan siklus yang sering dan tidak teratur penderita
mengeluh disparenia dan infertuita dismenorhea.
•
Pada pemeriksaan ginekologik terdapat gerakan uterus,
terdapat retrofleksi uteri fiksata.
c.
Terapi
•
Antibiotika spectrum luas
•Terapi duatermi
•
Operasi radikal ( histerektomi dan salpingo ooforektomi
bilateral )untuk wanita menopause.
•
Pada wanita lebih muda satu ovarium untuk sebagian atau
seluruhnya perlu ditinggalkan. Uterus harus diangkat /
ditinggalkan dan hanya adneksia kelainan nyata yang
diangkat.IV.
A. Gejala
Adnexitis kadang memunculkan gejala dan kadang tidak. Gejala
yang paling umum dijumpai pada penderita Adnexitis adalah :
a.
Demam, terkadang demam secara tiba – tiba dan parah, terutama
akibat dari gonorea.
b. Sakit pada perut bagian bawah
c. Rasa nyeri saat berhubungan
d. Rasa nyeri saat buang air kecil
e. Keluarnya cairan yang berbau dari vagina
f. Menstruasi yang tidak teratur
Pada Infeksi septic dengan kuman – kuman yang sangat
pathogen, gejala – gejala umum, lebih menonjol karena terjadinya
septicemia atau peritonitis umum, penderita sakit keras dan
leukositosis tinggi.
Ovarium biasanya ikut dalam salpingitis. Kadang–kadang
ovarium tidak meradang.Sebaliknya biarpun jarang bisa terjadi
terbatas pada ovarium, malahan bisa terjadi abses ovarium
Gambaran klinik salfingo–ooofaritis akuta adalah : Demam,
leukositosis dan rasa nyeri disebelah kanan atau kiri uterus, penyakit
tersebut tidak jarang terdapat pada kedua adneksa.
Setelah lewat beberapa hari dijumpai pula tumor dengan batas
yang tidak jelas dan nyeri tekan.
A. Penegakan Diagnosa
Berikut adalah criteria – criteria diagnosis dari Adnexitis :
1. Kriteria Umum
a. Pergerakan halus pada adneksa dan rahim
b. Pergerakan halus pada leher rahim
2. Kriteria Tambahan
a.
Keluarnya cairan yang tidak normal dari vagina, umumnya
berbau, berwarna kuning atau kehijauan
b. Panas tubuh mencapai 38 derajatcelcius
c. Pasien
pernah
mengalami
gonorrhea
atau
ChlamydiaDiagnosia Diferensial ialah kehamilan Ektopik,
abortus septic, torsi atau rupture kistaovarium, endometriosis,
apendisitis akut, dan radang pada usus halus atau colon.
A. Prosedur Pemeriksaan
Perlu diwaspadai bahwa Adnexitis dapat terjadi secara tiba –
tiba dan menyebabkan permasalahan yang serius tanpa terlebih
dahulu memunculkan gejala – gejala. Oleh karena itu, dianjurkan bagi
para wanita untuk memerikasakan diri kedokter dan mengajukan
pemeriksaan Laparoscopy. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam
diagnosis adanya penyakit pada tuba fallopi. Dalam buku Current
Obgyn 9
thed2003, 65 – 90 % wanita terprediksi secara akurat
terkena adenxitis berkat adanya pemeriksaan Laparoscopy.
Perlu
diketahui
bahwa
Laparascopy
adalah
tindakan
Pembedahan perut denganmenggunakan teleskop/teropong tanpa
melakukan pernyataan yang lebar pada dinding perut. Tindakan ini
biasanya dilakukan oleh para Dokter Ahli Bedah saluran cernauntuk
pengambilan usus buntu atau pemngambilan batu kandung empedu.
Selain itu,Laparoscopy juga digunakan oleh Dokter Ahli kebidanan
dan kandungan untuk memeriksa pasien yang mengalami
invertil/ketidaksuburan dan belum mempunyai keturunan untuk
melihat keadaan saluran telur/saluran tuba. Teknik pembedahan
dilakukan dengan membuat sayatan selebar lebih kurang 1 cm untuk
memasukkan alat teleskop dan selanjutnya pemeriksaan atua operasi
dalam organ perut dilakukan menggunkana alat tersebut dengan
melihat dari monitor TV yang ada.
Dokter juga memerlukan pemeriksaan untuk membedakan
Adnexitis ini dengan penyakit lain yang gejala yang sama. Caranya
adalah dengan mencari tahu ada tidaknya mikroorganisme penyebab
Adnexitis. Hal ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan Laboratorium
yaitu Pemeriksaan cairan vagina, kemudian dilakukan pengecatan
gram atau gram stain/smear (cecil;s 5thed).
Penggunaan pelvic Ultrasound juga sangat membantu
mendiagnosis penyakitini. Ultrasound berguna untuk melihat area
pelvic, apakah tuba fallopi melebar,ataukah muncul nanah.
Karena penyebabnya infeksi bakteri, maka penanganan yang
dilakukan yaitu dengan pemberian antibiotic dengan spectrum luas.
Antibiotik adalah terapi penyakit ini. Tergantung dari derajat
penyakit. Biasanya anda akan diberikan suntikan antibiotic cyang
diikuti dengan obat oral selama 10 – 14 hari.
Pada kasus penderita bisa dirawat dirumah sakit. Bahkan perlu
tindakan operasi untuk meyingkirkan sumber infeksi kalau dengan
terapi konvensional tidak berhasil.Adakalanya juga operasi dilakukan
untuk memperbaiki organ adneksa yang mengalami scar pasca
infeksi.
Yang harus diingat, kalau kemungkinan terinfeksi ini melalui
hubungan
seksual
makakedua
pasangan
perlu
mendapat
pengobatan. Karena kalau hanya salah seorang yang diterapi
sedangkan pasangan yang satunya tidak, maka kasus ini akan terus
berulang
Jika dengan terapi ini tidak terjadi kemajuan, maka penderita
perlu dibawa kerumah sakit untuk diberikan terapi lainnya. Rawat
inap menjadi sangat diperlukan apabila :
1. Keluar nanah dari tuba fallopi
2. Kesakitan yang amat sangat (seperti : mual, muntah, demam
tinggi)
3. Penurunan daya tahan tubuh
4. Kehamilan
Siapapun yang terdiagnosis terkena adnexitis dalam 2 bukan
pertama, perlu melakukan pengobatan untuk menghentikan infeksi.
Bagi wanita yang merasa takut setelah positif terdiagnosis adnexitis,
dianjurkan untuk menjalani psikoterapi, agar selama masa
penyembuhan, mereka tidak takut lagi akan adanya kekambuhan.
Selainitu, pasien juga harus disiplin dan rajin mengunjungi dokter,
terutama dokter spesialis kandungan.
A.Pencegahan
Pencegahan memang selalu lebih baik daripada pengobatan.
Untuk itu, dihimbau kepada masyarakat untuk selalu mengantisipasi
agar jangan sampai tertular penyakitini, khisusnya bagi para wanita.
Akan tetapi, pencegahan tidak hanya dari pihak wanita saja.
Pasangan yang tidak lain adalah Pihak laki – laki juga perlu
membantu pasangannya tidak tertular
Pencegahan ini antara lain dapat dilakukan dengan :
1.
Setia pada pasangan. Penyakit ini sebagian besar ditularkan
melalui hubungan seksual bebas
2. Segera hubungi dokter apabila gejala – gejala penyakit ini muncul.
3. Rutin memeriksakan diri dan pasangan ke dokter ahli kandungan
4. Menjaga kebersihan organ genital
5. Pergunakan alat kontrasepsi ketika berhubungan seksual, seprti
kondom.
A.