• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Hipospadia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Hipospadia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

ASUHAN KEPERAWKEPERAWAATTAN AN ANAK DANAK DENGAN ENGAN HIPOSPHIPOSPADIAADIA

 Y

 Yufihul Khairufihul Khair.,S.Kep.,Ns.,S.Kep.,Ns A.

A. KoKosesep Dap Dasarsar !.

!. PePe""erer#i#iaa Hi

Hipopospspadadia ia beberarasasal l dadari ri dudua a kkatata a yyaiaitu tu hyhypo po yyanangg be

berarartrti i di di babawwah ah dadan n spspadadon on yayang ng beberarartrti i kkereratatan an yyanangg panjang. Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan dimana panjang. Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan dimana meatus uretra eksterna berada di bagian permukaan ventral meatus uretra eksterna berada di bagian permukaan ventral pen

penis is dan dan lelebih bih ke ke prproksioksimal mal dardari i temtempatpatnya nya yanyang g nornormalmal (ujung glanss penis) (Arif Mansjoer, 2).

(ujung glanss penis) (Arif Mansjoer, 2). H

Hiippoossppaaddiia a mmeerruuppaakkaan n kkeellaiainnan an aabbnnorormmaal l ddararii per

perkekembambangangan n ururetretra a antanterierior or dimdimana ana mumuara ara dardari i ururetretraa ter

terletletak ak ektektopiopik k padpada a bagibagian an venventrtral al dardari i penpenis is prproksoksimaimall hingga glands penis. Muara dari uretra dapat pula terletak hingga glands penis. Muara dari uretra dapat pula terletak pada

pada skrskrotuotum m ataatau u perperineineum. um. !em!emakiakin n ke ke prproksoksimimal al defdefekek uretra maka penis akan semakin mengalami pemendekan dan uretra maka penis akan semakin mengalami pemendekan dan me

membmbenentutuk k kkururvavatutur r yayang ng didisesebubutt “chordee” “chordee”   ("gastiyah,  ("gastiyah, 2#.

2#. $.

$. E#E#ioiololo"i"i $

$enenyeyebababnbnya ya sesebebenanarrnynya a sasangngat at mumultltififakaktotor r dadann sa

sampmpai ai sesekkararanang g bebelulum m didikketetahahui ui pepenynyebebab ab papaststi i dadariri hipospadia. "amun, ada beberapa fa%tor yang oleh para ahli hipospadia. "amun, ada beberapa fa%tor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain &

dianggap paling berpengaruh antara lain & a.

a. 'anggu'angguan dan an dan keketidaktidakseimbseimbangan angan hormhormoneone Ho

Hormrmonone e yayang ng didimamaksksud ud di di sisini ni adadalalah ah hohorrmomonene and

androrogen gen yanyang g menmengatgatur ur ororganganogeogenesnesis is kekelamlamin in (pr(pria)ia).. At

Atau au bibias as jijiga ga kakarrenena a rresesepeptotor r horhormomone ne anandrdrogogenennynyaa se

sendndiriri i di di dadalalam m tutububuh h yayang ng kkururanang g atatau au titidadak k adada.a. !e

!ehihingngga ga wawalalaupupun un hohorrmomone ne anandrdrogogen en sesendndiriri i tetelalahh terbentuk %ukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada terbentuk %ukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada te

tetatap p sasajja a titidadak k akakan an mmeemmbeberrikikan an susuatatu u efefeek k yyanangg sem

(2)

hormone androgen tidak men%ukupi pun akan berdampak sama.

b. 'enetika

 4erjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.

%. 1ingkungan

*iasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan at yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.

+. Taa Da Ge-ala

'ejala dan tanda yang biasanya di timbulkan antara lain &

a. 1ubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah penis

b. $enis melengkung ke bawah

%. $enis tampak seperti kerudung karena kelainan pada kulit di depan penis.

d. etidakmampuan berkemuh se%ara adekuat dengan posisi berdiri

e. 'lans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal di bagian bawah penis yang menyerupai meatus uretra eksternus.

f. $reputium tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di bagian punggung penis

g. Adanya %hordee, yaitu jaringan 5brosa yang mengelilingi meatus dan membentang hingga ke glans penis, teraba lebih keras dari jaringan sekitar

h. ulit penis bagian bawah sangat tipis

i. 4unika dartos, fasia bu%h dan korpus spongiosum tidak ada  j. 6apat timbul tanpa %hordee, bila letak meatus pada dasar

dari glans penis

k. 7hordee dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadi bengkok

l. !ering disertai undes%ended testis (testis tidak turun ke kantung skrotum)

(3)

n. etidaknyamanan anak saat *A karena adanya tahanan pada ujung uretra eksterna.

. Klasi/0asi

a. 4ipe hipospadia yang lubang uretranya didepan atau di anterior%

8) Hipospadia 'landular yaitu lubang ken%ing sudah

berada pada kepala penis hanya letaknya masih berada di bawah kepala penisnya

2) Hipospadia!ub%oronal yaitu lubang ken%ing berada pada sul%us %oronarius penis (%ekungan kepala penis). (. 4ipe hipospadia yang lubang uretranya berada di tengah&

!1 Hipospadia Mediopenean yaitu lubang ken%ing berada di bawah bagian tengah dari batang penis.

$1 Hipospadia $enees%rotal yaitu lubang ken%ing terletak di antara buah akar (skrotum) dan batang penis.

). 4ipe hipospadia yang lubang uretranya berada di belakang atau posterior

Hipospadia $erineal yaitu lubang ken%ing berada di antara anus dan buah akar (skrotum).

(4)

2. 3lii)al Pa#h4a'  4erlampir

5. Pe*eri0saa Dia"os#i0 

$emeriksaan diagnostik berupa pemeriksaan 5sik.  9arang dilakukan pemeriksaan tambahan untuk mendukung

diagnosis hipospadi. 4etapi dapat dilakukan pemeriksaan ginjal seperti /!' mengingat hipospadi sering disertai kelainan pada ginjal.

(5)

a 4ujuan utama dari penatalaksanaan bedah hipospadia adalah merekomendasikan penis menjadi lurus dengan meatus uretra ditempat yang normal atau dekat normal sehingga aliran ken%ing arahnya ke depan dan dapat melakukan %oitus dengan normal.

b +perasi harus dilakukan sejak dini, dan sebelum operasi dilakukan bayi atau anak tidak boleh disirkumsisi karena kulit depan penis digunakan untuk pembedahan nanti.

% 6ikenal banyak teknik operasi hipospadia yang umumnya terdiri dari beberapa tahap yaitu &

8) +perasi Hipospadia satu tahap (+" !4A' /34H3+$1A!4)

:Adalah tekhnik operasi sederhana yang sering digunakan, terutama untuk hipospadia tipe distal. 4ipe distal ini meatusnya letak anterior atau yang middle. Meskipun sering hasilnya kurang begitu bagus untuk kelainan yang berat. !ehingga banyak dokter lebih memilih untuk melakukan 2 tahap. /ntuk tipe hipospadia proksimal yang disertai dengan kelainan yang jauh lebih berat, maka one stage urethroplasty nyaris dapat dilakukan. 4ipe hipospadia proksimal seringkali di ikuti dengan kelainan;kelainan yang berat seperti korda yang berat, globuler glans yan bengkok kearah ventral (bawah) dengan dorsal< skin hood dan propenil bi5d s%rotum. ntinya tipe hipospadia yang letak lubang air seninya lebih kearah proksimal (jauh dari tempat semestinya) biasanya diikuti dengan penis yang bengkok dan kelainan lain di s%rotum atau sisa kulit yang sulit di tarik pada saat dilakukan operasi pembuatan uretra ( saluran ken%ing ). elainan yang seperti ini biasanya harus dilakukan 2 tahap.

2) +perasi Hipospadia 2 tahap

:4ahap pertama operasi pelepasan %hordee dan tunelling dilakukan untuk meluruskan penis supaya posisi meatus (lubang tempat keluar ken%ing) nantinya letaknya lebih proksimal (lebih mendekati letak yang normal), memobilisasi kulit dan preputium untuk menutup bagian ventral=bawah penis. 4ahap selanjutnya (tahap kedua) dilakukan uretroplasty (pembuatan saluran ken%ing buatan=uretra) sesudah > bulan. 6okter akan menentukan tekhnik operasi yang terbaik. !atu

(6)

tahap maupun dua tahap dapat dilakukan sesuai dengan kelainan yang dialami oleh pasien.

8. Ko*pli0asi

a $seudohermatroditisme (keadaan yang ditandai dengan alat;alat kelamin dalam 8 jenis kelamin tetapi dengan satu beberapa %iri se?sual tertentu )

b $sikis ( malu ) karena perubahan posisi *A.

% esukaran saat berhubungan se?sual, bila tidak segera dioperasi saat dewasa.

Ko*pli0asi pas0a operasi 'a" #er-ai %

a dema=pembengkakan yang terjadi akibat reaksi jaringan

besarnya dapat bervariasi, juga terbentuknya

hematom=kumpulan darah dibawah kulit, yang biasanya di%egah dengan balut tekan selama 2 sampai @ hari paska operasi.

b !triktur, pada proksimal anastomosis yang kemungkinan disebabkan oleh angulasi dari anastomosis.

% 3ambut dalam uretra, yang dapat mengakibatkan infeksi saluran ken%ing berulang atau pembentukan batu saat pubertas.

d 0itula uretrokutan, merupakan komplikasi yang sering dan digunakan sebagai parameter untuyk menilai keberhasilan operasi. $ada prosedur satu tahap saat ini angka kejadian yang dapat diterima adalah #;8 .

e 3esidual %hordee=rekuren %hordee, akibat dari rilis korde yang tidak sempurna, dimana tidak melakukan ereksi arti5sial saat operasi atau pembentukan skar yang berlebihan di ventral penis walaupun sangat jarang.

f  6ivertikulum, terjadi pada pembentukan neouretra yang terlalu lebar, atau adanya stenosis meatal yang mengakibatkan dilatasi yang lanjut.

(7)

9. Kosep Asuha Kepera4a#a

! 7asalah Kepera4a#a Ya" Perlu Di0a-i

a. aji biodata pasien

b. aji riwayat masa lalu& Antenatal, natal, %. aji riwayat pengobatan ibu waktu hamil d. aji keluhan utama

e. aji skala nyeri (post operasi)

$ Pe*eri0saa :isi0 

a. nspeksi kelainan letak meatus uretra b. $alpasi adanya distensi kandung kemih.

+ Dia"osa Kepera4a#a a. Pre Operasi

8) e%emasan orang tua berhubungan dengan prosedur pembedahan

2) urangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan diagnosa, prosedur pembedahan dan perawatan setelah operasi.

(. Pos# Operasi

8) esiapan dalam peningkatan manajemen regimen terapeutik berhubungan dengan petunjuk aktivitas adekuat.

2) "yeri akut berhubungan dengan post prosedur operasi @) 3esiko tinggi infeksi berhubungan dengan invasi

kateter

B) $erubahan eliminasi urine (retensi urin) berhubungan dengan trauma operasi

 Re)aa Tia0a Kepera4a#a

a. $re +perasi

!1 6iagnosa keperawatan& e%emasan orang tua berhubungan dengan prosedur pembedahan.

a1 4ujuan & mengurangi ke%emasan orang tua terlihat tenang

(1 ntervensi &

- valuasi tingkat pemahaman keluarga tentang

diagnosa

- Akui masalah pasien dan dorong

(8)

- *erikan kesempatan untuk bertanya dan jawab

dengan jujur.

- 7atat komentar atau perilaku yang menunjukkan

penerimaan

- 1ibatkan pasien dan keluarga dalam peren%anaan

keperawatan dan berikan kenyamanan 5sik pasien.

- Anjurkan keluarga untuk lebih mendekatkan diri

kepada tuhan

2) 6iagnosa keperawatan& urangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan diagnosa, prosedur pembedahan dan perawatan setelah operasi.

a) 4ujuan& menyatakan pemahaman diagnosa dan program pengobatan.

b) ntervensi&

- 6iskusikan diagnosa, ren%ana terapi dan hasil yang diharapkan

- 6iskusikan perlunya peren%anaan untuk mengevaluasi perawatan saat pulang

- denti5kasi tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medis seperti perubahan penampilan, insisi, terjadinya kesulitan pernafasan, demam, peningkatan nyeri dada

b. $ost +perasi

8) 6iagnosa keperawatan& esiapan dalam peningkatan manajemen regimen terapeutik berhubungan dengan petunjuk aktivitas adekuat.

a) 4ujuan& !etelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kesiapan peningkatan regimen terapeutik baik.

b) ntervensi&

- Anjurkan kunjungan anggota keluarga jika perlu - *antu keluarga dalam melakukan strategi

menormalkan situasi

- *antu keluarga menemukan perawatan anak yang tepat

- denti5kasi kebutuhan perawatan pasien di rumah dan bagaimana pengaruh pada keluarga

- *uat jadwal aktivitas perawatan pasien di rumah sesuai kondisi

(9)

- Ajarkan keluarga untuk menjaga dan selalu menngawsi perkembangan status kesehatan keluarga.

(10)

2) 6iagnosa keperawatan& "yeri akut berhubungan dengan post prosedur operasi

a) 4ujuan& !etelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang.

b) ntervensi&

• "7 8 & Manajemen nyeri

- aji se%ara komperhensif mengenai lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor pen%etus nyeri

- +bservasi keluhan nonverbal dari ketidaknyamanan

- Ajarkan teknik nonfarmakologi (relaksasi) - *antu pasien C keluarga untuk mengontrol

nyeri

- *eri informasi tentang nyeri (penyebab, durasi, prosedur antisipasi nyeri).

• "7 2 & Monitor tanda vital.

- Monitor 46, 33, nadi, suhu pasien

- Monitor keabnormalan pola napas pasien - denti5kasi kemungkinan perubahan 44D - Monitor toleransi aktivitas pasien

- Anjurkan untuk menurunkan stress dan banyak istirahat

• "7 @ & Manajemen lingkungan

- 7egah tindakan yang tidak dibutuhkan

- $osisikan pasien dalam posisi yang nyaman @) 6iagnosa keperawatan& 3esiko tingggi infeksi

berhubungan dengan invasi kateter.

a) 4ujuan& !etelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi infeksi.

b) ntervensi&

• "7 8 & ontrol infeksi

- Ajarkan pasien C kelurga %ara men%u%itangan yang benar

- Ajarkan pada pasien C keluarga tanda gejala infeksi C kapan harus melaporkan kepada petugas

- *atasi pengunjung

- *ersihkan lingkungan dengan benar setelah digunakan pasien.

(11)
(12)

• "7 2 & $erawatan luka

- 7atat karakteristik luka, drainase

- *ersihkan luka dan ganti balutan dengan teknik steril

- 7u%i tangan dengan benar sebelum dan sesudah tindakan

- Ajarkan pada pasien dan kelurga %ara prosedur perawatan luka

• "7 @ & $erlindungan infeksi

- Monitor peningkatan granulossi, sel darah putih

- aji faktor yang dapat meningkatkan infeksi. B) 6iagnosa keperawatan& $erubahan eliminasi urine

(retensi urin) berhubungan dengan trauma operasi. a) 4ujuan& !etelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan retensi urin berkurang. b) ntervensi&

- Melakukan pen%apaian se%ara komperhensif jalan urin berfokus kepada inkontinensia (e?& urin output, keinginan *A yang paten, fungsi kognitif  dan masalah urin)

- Menjaga privasi untuk eliminasi

- Menggunakan kekuatan dari keinginan untuk *A  di toilet

- Menyediakan waktu yang %ukup untuk mengosongkan blader (8 menit)

- Menyediakan perlak di kasur

- Menggunakan manuver %rede, jika dibutuhkan - Menganjurkan untuk men%egah konstipasi - Monitor intake dan output

- Monitor distensi kandung kemih dengan papilasi dan perkusi

- *erikan waktu berkemih dengan interval reguler,  jika diperlukan .

(13)

DA:TAR PUSTAKA

 9ohnson, Marion dkk. (2). "ursing out%omes %lassi5%ation ("+7). Mosby

!uriadi !p, dkk. (28). Asuhan keperawatan pada anak. 9akarta & 0ajar nterpratama

Mansjoer, Arif, dkk. (2).apita !elekta edokteran. 9ilid 2, 9akarta & Media Aes%ulapius.

M%7loskey, 9oanne 7. (8EE>). "ursing interventions %lassi5%ation ("7). Mosby

$ri%e, !ylvia Anderson. (2). $atho5siologi. 9akarta& '7

$urnomo, * *asuki. (2). 6asar F dasar urologi. 9akarta & nfomedika

!antosa, *udi. (2#;2>). "A"6A. $rima Medika

!taf $engajar lmu esehatan Anak 0/. (2). *uku uliah lmu esehatan Anak. 9akarta &'7.

Referensi

Dokumen terkait