• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013

Oktavianti*, Chandra Satrya**

Abstrak

PT Sakura Java Indonesia (SJI) 3 sebagai perusahaan yang memproduksi muffler menggunakan mesin pres, feeder, uncoiler, dan peralatan pendukung produksi seperti crane, dan forklift. Dari proses produksi maupun mesin dan peralatan yang digunakan, PT SJI 3 memiliki potensi bahaya (hazard). Potensi bahaya yang sering terjadi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja di PT SJI 3 adalah bahaya mekanik dan bahaya listrik. Potensi bahaya mekanik dan listrik ini dapat menimbulkan risiko keselamatan sehingga akan menyebabkan kecelakaan kerja yang pada akhirnya akan menimbulkan kerugian. Skripsi ini membahas penilaian risiko keselamatan pada pekerjaan blank material pada proses pembuatan bracket 54P serta pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3. Penelitian ini adalah semi kuantitatif dengan desain deskriptif analitik. Identifikasi hazard dan risiko menggunakan metode Job Safety Analysis

(JSA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat risiko tertinggi adalah terjepit mesin dies.

Kata kunci: Penilaian risiko, Potensi bahaya, Blank material, Bracket.

Abstract

PT Sakura Java Indonesia (SJI) 3 as a manufactory that producing mufflers use a pressing machine, feeder machine,

uncoiler machine, and production support equipment i.e. crane and forklift. From its production processes, machines, and equipments used, PT SJI 3 has the hazards. Hazards that can lead to frequent accidents is a mechanical and electrical hazards. It may cause of safety risk that would cause an accident which will eventually of losses. This study discusses safety risk assessment on the job of blank material in bracket 54P process and control that has been done in PT SJI 3. This study is a semi-quantitative with design of analytical descriptive. Hazard and risk identification using the Job Safety Analysis (JSA). The results showed that the higher risk level wedged of dies

engine.

Keywords: Risk assessment, Hazard, Blank material, Bracket.

*Peminatan K3, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (okta.viyanti@yahoo.com)

**Departemen K3, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Gd.C Lt.1 FKM UI, Kampus Baru UI Depok (chandra.satrya@gmail.com)

(2)

Pendahuluan

Beberapa dekade akhir-akhir ini telah terjadi kemajuan teknologi yang signifikan di tempat kerja, yang bersamaan dengan era globalisasi telah mengubah pekerjaan bagi banyak orang di seluruh dunia. Pengaruh dari perubahan tersebut berdampak pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dalam beberapa kasus, bahaya dan risiko telah dikurangi ataupun dihilangkan, misalnya melalui otomatisasi pabrik, tetapi teknologi baru ini juga telah menciptakan risiko baru. Banyak risiko kerja, angka kecelakaan kerja, dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) masih sangat tinggi. Akibatnya pemerintah, organisasi pengusaha, dan organisasi pekerja lebih menekankan pada usaha pencegahan, menyadari bahwa risiko harus dikelola dan dikendalikan, serta manajemen K3 sangat penting untuk mencegah kecelakaan kerja[1].

Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat dalam segala aspek khususnya ketenagakerjaan yang salah satunya mempersyaratkan adanya perlindungan atas K3. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 menyatakan bahwa salah satu syarat keselamatan kerja adalah untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan. Pada pasal 15 apabila melakukan pelanggaran maka akan berimbas pada pemberian sanksi. Undang-undang ini sebagai dasar perlindungan hukum kepada pekerja di tempat kerja agar senantiasa bekerja dalam keadaan aman dan selamat bagi mereka.

Berdasarkan laporan International Labour Organization (ILO), di seluruh dunia setiap hari, sebanyak 6.300 orang meninggal akibat kecelakaan kerja ataupun penyakit terkait kerja

(work related disease) dan lebih dari 2,3 juta kematian pertahun. Sebanyak 317 juta kecelakaan

terjadi di tempat kerja setiap tahunnya, sehingga menyebabkan tingginya tingkat absenteisme. Kerugian akibat kecelakan kerja diperkirakan mencapai 4% dari produk domestik bruto dunia setiap tahun[2].

Di Indonesia, menurut data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemenakertrans RI) jumlah angka kecelakaan kerja masih cukup tinggi. Pada tahun 2011 tercatat 96.314 kasus dengan korban meninggal 2.144 orang dan mengalami cacat sebanyak 42 orang. Diperkirakan, kerugian akibat kecelakaan kerja yakni 4% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau Rp280 triliun per tahun. Sampai dengan September 2012 angka kecelakaan kerja masih tinggi yaitu pada kisaran 80.000 kasus kecelakaan kerja[6]. Sedangkan

(3)

menurut data Jamsostek, angka kecelakaan kerja meningkat setiap tahunnya, tahun 2007 terdapat 83.714 kasus kecelakaan kerja dengan jumlah klaim sebesar Rp219,7 miliar, tahun 2008 terdapat 94.736 kasus kecelakaan kerja dengan jumlah klaim sebesar Rp297,9 miliar, tahun 2009 terdapat 96.314 kasus kecelakaan kerja dengan jumlah klaim sebesar Rp328,5 miliar, tahun 2010 terdapat 98.711 kasus kecelakaan kerja dengan jumlah klaim sebesar Rp401,2 miliar, tahun 2011 terdapat 99.491 kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja perhari dengan jumlah klaim kecelakaan kerja yakni Rp504 miliar[3], dan pada tahun 2012 setiap hari ada 9 pekerja peserta Jamsostek yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja, sementara total kecelakaan kerja pada tahun 2012 berjumlah 103.000 kasus[4].

PT Sakura Java Indonesia (SJI) adalah perusahaan swasta Jepang yang bergerak di bidang manufaktur otomotif dengan produksi utamanya adalah muffler yang ramah lingkungan mempunyai tingkat potensi bahaya dan risiko. Salah satu potensi bahaya yang dapat ditimbulkan pada proses blank material pada pembuatan bracket ini adalah bahaya mekanik berupa tergores, terjepit, dan kejatuhan material yang berasal dari proses kerja dan bahaya listrik yaitu tersetrum dan korsleting (short circuit) dari mesin dan peralatan kerja.

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penilaian risiko keselamatan pada pekerjaan blank

material pembuatan bracket 54P sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat risiko dan

dapat ditetapkan prioritas risiko. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, menggunakan metode analisis risiko semi-kuantitatif dengan pendekatan analisis risiko Fine [5]. Dengan menggunakan desain penelitian ini, ingin mengetahui seberapa besar tingkat risiko pada pekerjaan blank material pada proses pembuatan bracket di PT SJI 3, identifikasi hazard dan risiko dilakukan dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Objek penelitian adalah seluruh aktivitas pekerjaan pembuatan bracket 54P di PT SJI 3. Data primer diperoleh berdasarkan observasi langsung di lapangan dan wawancara untuk mendapatkan gambaran identifikasi hazard dan risiko K3 serta pengendalian yang sudah dilakukan oleh PT SJI 3. Data sekunder diperoleh dari data-data berupa dokumen perusahaan seperti gambaran umum perusahaan, SOP mesin dan proses,

Standard Safety Work (SSW), standard safety rank, lembar informasi Material Safety Data Sheet

(MSDS) dari bahan yang digunakan pada proses stamping, proses kerja breket 54P, dan data-data kecelakaan diPT SJI 3.

(4)

Hasil

Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan data primer berupa observasi terhadap tahapan aktivitas proses blank material dan wawancara kepada operator blank dan staf P2K3L di PT SJI 3 serta data sekunder berupa dokumen Standard Operational

Procedure (SOP) proses, Standard Safety Work (SSW) didapatkan bahwa pekerjaan proses blank

material di PT SJI 3 terdiri dari tahapan pengambilan material coil, membuka material coil, memasang material coil ke mesin uncoiler, memasang material coil kedalam mesin feeder, memasang material coil ke mesin dies blank bracket 54P, dan proses blank. Bahaya dan risiko yang telah diidentifikasi yang ada pada tahapan aktivitas proses blank material di PT SJI 3 antara lain:

1. Tahap pengambilan material coil dari gudang PC menuju tempat blank dengan menggunakan crane, terdapat bahaya mekanik yaitu kejatuhan material coil, terjatuh dari ketinggian yang sama (terpeleset), terjatuh dari ketinggian yang sama (tersandung), terbentur material coil; serta bahaya listrik yaitu short circuit

2. Tahap membuka penutup material coil, terdapat bahaya mekanik yaitu tersayat pisau

cutter, dan terjatuh dari ketinggian yang sama (tersandung).

3. Tahap memasang material coil ke mesin uncoiler, terdapat bahaya mekanik yaitu kejatuhan material coil dan terjepit.

4. Tahap memasang material coil kedalam mesin feeder, terdapat bahaya mekanik yaitu terjepit, tersayat gunting potong logam, tergores ujung coil, dan tergores pinggiran coil. 5. Tahapan memasang material coil ke mesin dies blanking bracket 54P, terdapat bahaya

mekanik yaitu terjepit mesin feeder, dan terjepit mesin dies blank bracket 54P.

6. Tahap proses blank, terdapat bahaya mekanik yaitu terjatuh dari ketinggian yang sama (terpeleset), kejatuhan blank material, dan terjepit mesin dies blank bracket 54P, dan bahaya listrik yaitu tersetrum.

Pembahasan

Berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan risiko pada pekerjaan proses blank material, kemudian dilakukan analisis dan evaluasi risiko dengan menggunakan tabel Fine adalah sebagai berikut.

(5)

1. Tahap pengambilan material coil dari gudang PC menuju tempat blank a. Bahaya mekanik kejatuhan material coil

- Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan unusual but possible dengan nilai 3. Risiko ini tidak biasa terjadi namun mempunyai kemungkinan terjadi. Hal ini dikarenakan belum pernah terjadi kejatuhan material namun mempunyai kemungkinan terjadi apabila PIC gudang PC tidak mengikuti SOP dan Standard Safety Work (SSW) PT SJI 3.

- Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan disaster dengan nilai 50, karena jika material coil ini sampai jatuh mengenai operator lainnya dapat mengakibatkan cacat hingga kematian dan perusahaan akan mengalami kerugian cukup besar akibat kerusakan material coil yang dapat mengakibatkan kualitas part tidak baik.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk frequently dengan nilai 6 karena kegiatan pengangkatan material coil ini dilakukan 1 kali dalam sehari sesuai jadwal produksi harian.

Total nilai 900 dengan tingkatan very high, pengendalian di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko pada operator saat mengambil material coil yaitu adanya SOP proses, SSW, dan menyediakan APD (helmet dan safety shoes). Pengendalian yang dilakukan PT SJI turun menjadi 300 dengan tingkatan priority 1. Untuk mengurangi riisko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk melakukan pelatihan kepada operator blank. Hal ini dikarenakan pekerjaan pengangkutan blank material ini seharusnya dilakukan oleh PIC gudang PC tetapi jika tidak ada petugas gudang PC, maka operator blank yang melakukan dan hanya sekedar diajarkan oleh leader line bagaimana cara menggunakannya. Untuk pengoperasian crane ini dibutuhkan orang yang memiliki izin untuk mengoperasikan crane. Selain itu penulis merekomendasikan agar operator untuk selalu mengecek kondisi crane sebelum dioperasikan dan untuk manajemen PT SJI 3 agar memasang safety sign bahaya alat berat di area gudang PC. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 60 (priority 3).

(6)

b. Bahaya listrik korsleting/short circuit

- Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila tidak ada maintenance crane secara berkala.

- Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan serious dengan nilai 15, karena jika terjadi korsleting akan menyebabkan kebakaran.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk frequently dengan nilai 6 karena kegiatan pengambilan material coil ini dilakukan 1 kali dalam sehari sesuai jadwal produksi harian.

Total nilai untuk risiko korsleting/ short circuit adalah 540 dengan tingkatan very

high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini

adalah melakukan perbaikan pada kabel crane dan maintenance crane secara berkala, sehingga turun menjadi 270 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk melakukan peningkatan pengawasan dari leader line serta adanya safety sign tentang bahaya listrik. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 90 (substantial).

c. Bahaya mekanik terjatuh dari ketinggian yang sama (tersandung)

- Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6. Kemungkinan tejadinya kecelakaan 50%. Hal ini dikarenakan apabila dies dan kabel listrik diletakkan sembarang.

- Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan noticeable dengan nilai 1, karena jika tersandung saat memindahkan material coil ini akan mengakibatkan cedera ringan.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk frequently dengan nilai 6 karena kegiatan pengangkatan material coil ini dilakukan 1 kali dalam sehari sesuai jadwal produksi harian.

Total nilai dari risiko tersandung adalah 36 dengan tingkatan priority 3. Pengendalian di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko pada operator saat mengambil material coil yaitu 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) dan meneyediakan APD berupa safety

shoes. Pengendalian yang dilakukan PT SJI turun menjadi 18 dengan tingkatan

(7)

untuk melakukan pengawasan dari leader line. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi

12 (acceptable).

2. Tahap Membuka Material Coil

a. Bahaya mekanik tangan tersayat pisau cutter

- Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator blank tidak berhati-hati dalam bekerja dan tidak menggunakan APD berupa sarung tangan.

- Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan noticeable dengan nilai 1, karena jika terbentur saat memindahkan material coil ini akan mengakibatkan cedera/memar ringan.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk continously dengan nilai 10, karena kegiatan membuka material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari.

Total nilai untuk risiko tangan tersayat pisau cutter adalah 60 dengan tingkatan

priority 3. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko

ini adalah menggunakan APD berupa sarung tangan katun dan apron tangan. Sehingga turun menjadi 20 dengan tingkatan priority 3. Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk disediakan kotak P3K. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 10 (acceptable).

3. Tahap Pemasangan Coil ke Mesin Uncoiler a. Bahaya mekanik tangan terjepit penyangga coil

- Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator blank tidak berhati-hati dalam memasukkan coil ke mesin uncoiler dan tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan,

- Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan very dengan nilai 5, karena risiko tangan terjepit mesin uncoiler ini membutuhkan penanganan medis.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

Total nilai untuk risiko tangan terjepit mesin uncoiler adalah 300 dengan tingkatan

(8)

risiko ini adalah menyediakan SOP, dan menyediakan APD berupa sarung tangan katun dan apron tangan, sehingga turun menjadi 150 (substantial). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk melakukan pengawasan dari

leader line secara rutin serta pemasangan safety sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun

menjadi 50 (priority 3).

b. Bahaya mekanik tangan tergores penyangga coil

- Probabilitas terjadinya risiko ini termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator blank tidak berhati-hati dalam memasukkan coil ke mesin uncoiler dan tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan,

- Konsekuensi terjadinya risiko ini termasuk tingkatan very dengan nilai 5, karena risiko tangan terjepit mesin uncoiler ini membutuhkan penanganan medis.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

Total nilai untuk risiko tangan terjepit mesin uncoiler adalah 300 dengan tingkatan

very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko

ini adalah menyediakan SOP, dan menyediakan APD berupa sarung tangan katun dan apron tangan, sehingga turun menjadi 150 (substantial). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk melakukan pengawasan dari

leader line secara rutin serta pemasangan safety sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun

menjadi 50 (priority 3).

4. Tahap Pemasangan Coil kedalam Mesin Feeder a. Bahaya mekanik kaki tergores pinggiran coil

- Probabilitas terjadinya risiko kaki tergores ujung coil termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator

blank tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan.

- Konsekuensi terjadinya risiko tangan tersayat termasuk tingkatan important dengan nilai 5, karena jika tergores benda tajam membutuhkan penanganan medis.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk tingkatan continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

(9)

Total nilai untuk risiko ini adalah 300 dengan tingkatan priority 1. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah SOP proses dan mesin, dan menyediakan APD seperti safety shoes, sehingga turun menjadi 150

(substantial). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis

merekomendasikan agar melakukan peningkatan pengawasan dari leader line dan safety

sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 50 (priority 3).

b. Bahaya mekanik tangan tergores pinggiran coil

- Probabilitas terjadinya risiko tangan tergores pinggiran coil termasuk tingkatan

almost certain dengan nilai 10, karena kemungkinan risiko sering terjadi apabila

operator blank tidak menggunakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan. - Konsekuensi terjadinya risiko tangan tersayat termasuk tingkatan important dengan

nilai 5, karena jika tergores benda tajam membutuhkan penanganan medis.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk tingkatan continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

Total nilai untuk risiko ini adalah 500 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah meyediakan SOP proses dan mesin, dan menyediakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan, sehingga turun menjadi 300 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan agar melakukan peningkatan pengawasan dari leader line

dan safety sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 50 (priority 3).

5. Tahap Pemasangan Material Coil ke Mesin Dies Blank Bracket 54P a. Bahaya mekanik tangan terjepit mesin feeder

- Probabilitas terjadinya risiko tangan terjepit mesin feeder termasuk tingkatan almost

certain dengan nilai 10, karena kemungkinan risiko ini sering terjadi karena operator

blank tidak mengikuti SOP yang ada serta tidak menggunakan APD seperti sarung

tangan dan apron tangan.

- Konsekuensi terjadinya risiko tangan terjepit termasuk tingkatan very serious dengan nilai 25, karena jika terjepit mesin feeder pada saat mengeluarkan coil dari mesin feeder akan mengakibatkan cacat (tangan terpotong).

(10)

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk tingkatan continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

Total nilai untuk risiko ini adalah 2500 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah mesin feeder ini telah dilengkapi dengan tombol emergensi, menerapkan SSW, menyediakan SOP proses dan mesin, safety sign bahaya terjepit dan menyediakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan, sehingga turun menjadi 300 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meningkatkan pengawasan dari leader line serta pengecekkan mesin dies sebelum bekerja. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 150 (substantial).

b. Bahaya mekanik tangan terjepit mesin diesblank bracket 54P

- Probabilitas terjadinya risiko tangan terjepit mesin feeder termasuk tingkatan almost

certain dengan nilai 10, karena kemungkinan risiko ini sering terjadi karena operator

blank tidak mengikuti SOP yang ada serta tidak menggunakan APD seperti sarung

tangan dan apron tangan.

- Konsekuensi terjadinya risiko tangan terjepit termasuk tingkatan very serious dengan nilai 25, karena jika terjepit mesin feeder pada saat mengeluarkan coil dari mesin feeder akan mengakibatkan cedera parah bahkan cacat (tangan terpotong). - Eksposur terjadinya risiko ini termasuk tingkatan continously dengan nilai 10, karena

kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

Total nilai untuk risiko ini adalah 2500 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah menerapkan SSW, menyediakan SOP proses dan mesin, safety sign bahaya terjepit dan menyediakan APD seperti sarung tangan dan apron tangan, sehingga turun menjadi 300 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meningkatkan pengawasan dari leader line serta pengecekkan mesin dies sebelum bekerja. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 150 (substantial).

6. Tahap Proses Blank

(11)

- Probabilitas terjadinya risiko terpeleset pada saat membersihkan mesin dies termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila ada tumpahan grease dan oli didekat panel..

- Konsekuensi terjadinya risiko terpeleset termasuk tingkatan noticeable dengan nilai 1, karena jika operator jatuh terpeleset mengakibatkan cedera ringan.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk tingkatan continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

Total nilai untuk risiko ini adalah 60 dengan tingkatan priority 3. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah melaksanakan 5R dan menyediakan safety shoes, sehingga turun menjadi 30 (priority 3). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk dilakukan pengawasan dari leader line. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 20 (priority 3). b. Bahaya mekanik kaki tertimpa blank material pada saat pencetakan blank material

- Probabilitas terjadinya risiko kaki tertimpa blank material pada saat pencetakan termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% jika posisi operator berdiri didepan mesin dies dan tidak dibuat penahan blank material.

- Konsekuensi terjadinya risiko terpeleset termasuk tingkatan important dengan nilai 5, karena jika operator kaki tertimpa blank material membutuhkan penanganan medis. - Eksposur terjadinya risiko ini termasuk tingkatan continously dengan nilai 10, karena

kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

Total nilai untuk risiko ini adalah 300 dengan tingkatan priority 1. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah disediakan penahan yang terbuat dari besi yang tebal agar blank material tidak jatuh menimpa kaki dan menyediakan APD yaitu safety shoes, sehingga turun menjadi 30 (priority 3). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meningkatkan pengawasan dari leader line, dan pemasangan safety sign. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 10 (accepted).

(12)

- Probabilitas terjadinya risiko tangan terjepit mesin dies termasuk tingkatan almost

certain dengan nilai 10, karena kemungkinan risiko ini sering terjadi karena operator

blank tidak mengikuti SOP yang ada serta tidak menggunakan APD seperti sarung

tangan dan apron tangan.

- Konsekuensi terjadinya risiko terpeleset termasuk tingkatan very serious dengan nilai 25, karena jika tangan operator terjepit mesin dies mengakibatkan cedera parah bahkan cacat (tangan terpotong).

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk tingkatan continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

Total nilai untuk risiko ini adalah 2500 dengan tingkatan very high. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah mesin dies yang telah dilengkapi lampu sensor dan tombol emergensi, adanya SOP dan SSW, telah memasang safety sign bahaya terjepit, dan menyediakan APD yaitu sarung tangan dan apron tangan, sehingga turun menjadi 300 (priority 1). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meningkatkan pengawasan dari

leader line, dan mengecek mesin dies sebelum bekerja. Diharapkan nilai risiko bisa

turun menjadi 100 (substantial).

d. Bahaya listrik tersetrum akibat kabel listrik yang terkelupas

- Probabilitas terjadinya risiko tersetrum termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50% apabila operator tidak berhati-hati dalam bekerja.

- Konsekuensi terjadinya risiko tersetrum termasuk tingkatan important dengan nilai 5, karena jika tersetrum membutuhkan penanganan medis.

- Eksposur terjadinya risiko ini termasuk tingkatan continously dengan nilai 10, karena kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift). Total nilai untuk risiko ini adalah 300 dengan tingkatan priority 1. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah melakukan perbaikan kabel yang terkelupas, sehingga turun menjadi 60 (priority 3). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk mengecek mesin dies sebelum bekerja dan memasang safety sign bahaya listrik. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 30 (priority 3).

(13)

e. Bahaya mekanik kaki tertimpa blank material

- Probabilitas terjadinya risiko kaki tertimpa blank material pada saat pencetakan termasuk tingkatan likely dengan nilai 6, karena kemungkinan terjadinya kecelakaan 50%.

- Konsekuensi terjadinya risiko terpeleset termasuk tingkatan important dengan nilai 5, karena jika operator kaki tertimpa blank material membutuhkan penanganan medis. - Eksposur terjadinya risiko ini termasuk tingkatan continously dengan nilai 10, karena

kegiatan memasang material coil ini dilakukan 2-3 kali dalam sehari (1 shift).

Total nilai untuk risiko ini adalah 300 dengan tingkatan priority 1. Pengendalian yang sudah dilakukan di PT SJI 3 untuk menurunkan nilai risiko ini adalah disediakan penahan yang terbuat dari besi yang tebal agar blank material tidak jatuh menimpa kaki dan menyediakan APD yaitu safety shoes, sehingga turun menjadi 60 (priority 3). Untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah penulis merekomendasikan untuk meletakkan blank material ditempatkan pada palet khusus blank bukan diletakkan diatas meja, serta disediakan kotak P3K. Diharapkan nilai risiko bisa turun menjadi 30 (priority 3).

Saran

Bagi PT SJI 3 agar melakukan pengawasan kepada semua pekerja, baik terhadap kegiatan yang dilakukan maupun penggunaan APD, serta lingkungan kerja. Hal ini karena masih ada pekerja yang tidak menggunakan APD seperti earplug dan apron tangan serta penyimpanan tabung argon dan tabung arkelina yang diletakkan di luar ruang terbuka dan tidak dilindungi penutup untuk melindungi dari sinar matahari. Untuk safety sign agar lebih diperbanyak untuk area-area yang berpotensi bahaya. Untuk pengangkatan material coil dari gudang PC ke tempat

blank yang menggunakan crane sebaiknya dilakukan oleh PIC gudang PC bukan oleh operator di

masing-masing line. Hal ini untuk menghindari kesalahan dalam pengoperasian crane dan tentunya untuk menghindari kecelakaan kerja. Untuk meletakkan blank material lebih baik ditempatkan pada palet khusus blank material, agar terhindar dari bahaya tertimpa kaki operator dan juga untuk menghindari kerugian finansial perusahaan akibat kerusakan material dan kualitas yang tidak baik. Agar disediakan safety shower untuk mencuci tangan di masing-masing

line. Agar disediakan kotak P3K dan dilakukan pengecekan terhadap isi kotak P3K oleh staf

(14)

Bagi Pekerja agar tetap melaksanakan prinsip 5R sebagai upaya untuk mengendalikan risiko penyebab terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Tetap harus menggunakan APD walaupun tidak ada pengawasan dari leader maupun P2K3L Berhati-hati dalam bekerja

Referensi

1. International Labour Organization. 2010. ‘Emerging Risk and New Pattern of Prevention in a Changing World of Work’. Geneve. Available from:

<http://www.ilo.org/public/portugue/region/eurpro/lisbon/pdf/28abril_10_en.pdf> [19

April 2013]

2. International Labor Organization. 2012. ‘Safety and Health at Work’. Geneve. Available from: <http://www.ilo.org/global/topics/safety-and-health-at-work/lang--en/index.htm> [19 April 2013]

3. Angka Kecelakaan Kerja Lima Tahun Terakhir Cenderung Naik. 2012. Jakarta. Available

from: <

http://www.poskotanews.com/2012/06/01/angka-kecelakaan-kerja-lima-tahun-terahir-cendrung-naik/> [10 April 2013]

4. Jamsostek: Setiap Hari 9 Meninggal Karena Kecelakaan Kerja. 2013. Antara News.

Jakarta. Available from: <http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=3955> [10 April 2013]

5. Fine, WT. 1971. ‘Mathematical Evaluation for Controlling Hazard’. Journal Safety Research. Central Queensland University. Australia. Availabe from: proquest [20 Mei 2013].

Referensi

Dokumen terkait

Boyolali 25 RAHMAD KADARYANTO SMK BHAKTI KARYA SIMO

Menurut PRDB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Kota Depok pada sektor tersier sub-sektor restoran terdapat peningkatan persentase menurut harga konstan tahun 2000 untuk tahun

Menurut (TCF) Uni Eropa-Indonesia (2015) Indonesia masih tertinggal dalam aspek teknologi komunikasi, logistik dan keterbukaan ekonomi. Indonesia memiliki keterbatasan

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari total 52 temuan, terdapat 8 atau 15.38% jenis pengetahuan Prosedural yang diperoleh oleh siswa yang dianalisis dari kata benda yang

Ideal dari ring T merupakan sub ring T dengan sifat yang khusus(Fralegih, 1996). Bila dalam ring didefinisikan operasi bundaran &#34;o&#34; yang mengaitkan dua anggota sembarang

1. Penerimaan Peserta didik/Santri di PPTQ As-Salafi Walisongo dan PP Bustanul Mutaallimat Al Blitari memiliki kesamaan yaitu sama- sama direncanakan secara matang sebelum

Beberapa peneliti telah menganalisa tingkat keganasan kanker payudara dengan metode klasifikasi menggunakan data mining , diantaranya yang dilakukan oleh Bellaachia,dkk

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian disarankan agar perusahaan menggunakan Strategi memanfaatkan seluruh kekuatan Pada PT BPR Syari;ah Tanmiya Artha Kediri