Vol 08/No.01/Maret/2015 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PENYAKIT MENULAR:
SEBUAH KAJIAN LITERATUR
Sulistyawati1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan
Jln. Prof. dr. Soepomo, Janturan, Warungboto, Yogyakarta. 55164. Indonesia sulistyawatisuyanto@gmail.com
Diterima 6 Februari 2015; Disetujui 28 Februari 2015
ABSTRACT
Climate change is a condition of changing climatic variability, including temperature, precipitation and humidity. Climate change can be observed in large areas and in a long time period. The consequence of the changing of the climate is including the impact on human health, especially on the diseases that are sensitive to climate variations. Many studies have been done to look at the impact of climate change in the health sector. However, still limited research that assesses and discuss the impact of climate change on infectious diseases. This paper structured using a literature study. The purpose of this paper is to collect findings and evidence has been produced by researchers who conduct research the impact of climate change in the health sector. Google database is used as the primary source of search with the keyword “Dampak, perubahan iklim, penyakit menular” dan “Impact, Climate change, and Infectious disease”. Inclusion and exclusion criteria applied to select the paper. Collected 27 articles and 6 are matched with inclusion criteria.
Keyword: impact; climate change; infectious disease
ABSTRAK
Perubahan iklim adalah kondisi perubahan variabilitas iklim, termasuk suhu, curah hujan dan kelembaban. Perubahan iklim dapat diamati pada daerah yang luas dan dalam jangka waktu yang lama. Konsekuensi dari perubahan iklim ini termasuk dampak pada kesehatan manusia, terutama pada penyakit yang sensitif terhadap variasi iklim. Banyak penelitian telah dilakukan untuk melihat dampak perubahan iklim di sektor kesehatan. Penelitian yang menilai dan membahas dampak perubahan iklim terhadap penyakit menular masih terbatas. Makalah ini disusun dengan menggunakan studi pustaka. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengumpulkan temuan dan bukti telah dihasilkan para peneliti yang melakukan penelitian dampak perubahan iklim di sektor kesehatan . Database Google digunakan sebagai sumber utama pencarian dengan kata kunci “dampak”, “perubahan iklim”, “penyakit menular”, Impact, Climate change, and Infectious disease”. Kriteria inklusi dan eksklusi diterapkan untuk memilih makalah. Dikumpulkan 27 artikel dan 6 dicocokkan dengan kriteria inklusi .
PENDAHULUAN
Perubahan iklim adalah suatu
keadaan di mana iklim berubah secara drastis dalam jangka waktu yang lama dan dalam luasan yang besar. Perubahan tersebut dapat diukur secara statistik (baik rata-rata maupun variasinya). Perubahan iklim ini dapat diakibatkan oleh kondisi
alami maupun karena aktivitas
manusia[1]. Perubahan iklim meliputi perubahan dalam hal temperatur, curah hujan, cuaca ekstrim yang disebabkan oleh gas rumah kaca [2]. Beberapa tanda iklim mengalami perubahan antara lain: naiknya suhu bumi, naiknya permukaan air laut dan adanya cuaca ekstrem serta beberapa bencana iklim yang lain seperti
banjir hebat dan kekeringan
berkepanjangan [3].
Perubahan iklim yang memiliki
konsekuensi berupa cuaca panas,
buruknya kualitas udara, topan atau badai, cuaca ekstrim banjir, kebakaran hutan,
kekeringan, peningkatan temperatur,
meningkatnya kandungan karbondioksida akan membawa dampak dalam bidang kesehatan seperti meningkatnya kejadian
stroke, asma, kesehatan mental,
kekurangan gizi serta kematian karena vektor penyakit. Beberapa dampak tadi akan berbahaya kepada populasi rentan seperti anak-anak dan populasi miskin [4].
Di bidang kesehatan, bidang penyakit menular memerlukan perhatian karena
perubahan iklim akan memberikan
dampak meningkatnya kasus penyakit menular terutama penyakit yang sensitif terhadap iklim[5]. Beberapa hal yang kemudian menjadi pertanyaan adalah
bagaimana pengaruh variasi iklim
berpengaruh terhadap penyakit menular?
Apakah ada bukti ilmiah yang
memperlihatkan kejadian penyakit
menular berhubungan dengan perubahan iklim dan apa yang harus kita lakukan?
Artikel ini dihasilkan dengan
melakukan studi pustaka dengan
menggunakan kata kunci tertentu. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui state of the art dampak
perubahan iklim dalam bidang kesehatan melalui berbagai penelitian yang telah
dipublikasikan baik jurnal maupun
laporan.
METODE
Artikel ini disusun dengan
menggunakan metode sistematik review.
Pencarian dilakukan dengan
menggunakan kata kunci “dampak”, “perubahan iklim”, “penyakit menular”,
Impact, climate change, dan infectious
disease”. Database Google digunakan
inklusi dari artikel yang dipilih adalah: 1) jurnal atau laporan, 2) Disajikan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, 3) Terbit dalam 5 tahun terakhir [mulai Januari 2010-sekarang], 4) Menyajikan dampak perubahan iklim pada penyakit menular. Tahapan yang dilalui adalah 1) Pengumpulan artikel dari database 2) Seleksi awal judul dan abstrak 3) Mensarikan artikel yang masuk inklusi 4) Menuliskan hasil dan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dengan topik dampak
perubahan iklim terhadap penyakit
menular dengan database Google
mendapatkan 27 artikel, sedangkan yang relevan dengan kata kunci dan masuk dalam kriteria inklusi sebanyak 6 artikel. Jurnal hasil penelitian maupun laporan penelitian yang masuk dalam kriteria inklusi disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Artikel masuk dalam kriteria inklusif
No Penulis Tahun Judul Hasil
1 Amah Majidah Vidyah Dini, Rina Nur Fitriany, Ririn Arminsih
Wulandari
2010 Faktor Iklim dan Angka Insiden Demam Berdarah Dengue di
Kabupaten Serang
Tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor iklim suhu, curah hujan, hari hujan, lama penyinaran matahari, kelembaban dan kecepatan angin dengan angka insiden DBD di Kabupaten Serang Tahun 2007-2008 2 Suwito, Upik Kesumawati Hadi, Singgih H Sigit, Dan Supratman Sukowati3 2010 Hubungan Iklim, Kepadatan Nyamuk Anopheles dan Kejadian Penyakit Malaria
Terdapat hubungan antara kelembabab dan curah hujan terhadap kepadatan Anopheles serta kepadatan Anopheles dengan kejadian malaria satu bulan setelahnya
3 Yunjing Wang, Yuhan Rao, Xiaoxu Wu, Hainan Zhao and Jin Chen 2015 A Method for Screening Climate Change-Sensitive Infectious Diseases Kelembaban absolut mempengaruhi penyakit menular di Provinsi Anhui (Disentri, Hepatitis A, Hemorrhagic Fever, Demam Tiphoid, Malaria, Meningitis, Influenza dan
Schistosomiasis) 4 Tien Zubaidah 2012 Climate Change
Impact on Dengue Haemorrhagic Fever In Banjarbaru South Kalimantan Between 2005-2010
Peningkatan curah hujan dan kelembaban mempengaruhi kasus Dengue
No Penulis Tahun Judul Hasil Epidemiology And Population Health, College Of Medicine, Biology & Environtment, Australian National University Climate Change Impacts On Human Health In The Pacific Region Memberikan Dampak
Terhadap Kesehatan Manusia Baik Langsung Maupun Tidak Langsung: Dengue, Diare, Kesakitan Fisik Karena Topan, Banjir dsb 6 A. K. M. Kamruzzaman,
Md. Sarwar Jahan, Md. Redwanur Rahman, Most. Manzuara Khatun
2015 Impact of Climate Change On The Outbreak Of Infectious Diseases Among Children In Bangladesh
Kejadian Measles Memiliki Korelasi Positif Dengan Suhu Maksimum Dan Korelasi Negative Dengan Rata-Rata Minimum Suhu Dan Total Curah Hujan Tahunan
Bagaimana pengaruh variasi iklim berpengaruh terhadap penyakit menular?
Iklim dan variabelnya yaitu suhu, curah hujan dan kelembaban merupakan bagian penting dalam penularan penyakit
berbasis vektor. Penyakit menular
terutama yang sensitif terhadap iklim akan sangat terpengaruh ketika perubahan iklim terjadi. Perubahan iklim akan membuat suhu meningkat, curah hujan meningkat dan begitu juga kelembaban. Iklim mempengaruhi pola penyakit infeksi dalam hal virus, bakteri atau parasite dan vektornya.
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap
kematangan dan replikasi organisme termasuk vektor [6]. Peningkatan suhu juga mempercepat masa inkubasi sehingga memperluas penularan[5]. Seperti vektor
DBD berkembangnya mulai dari telur, larva dan pupa sangat tergantung pada suhu sekitar[7].
Curah hujan
Beberapa pengaruh lain variabel iklim antara lain, adanya pengaruh curah hujan terhadap penyakit yang bersumber reservoir seperti Malaria dan Deman
Berdarah Dengue (DBD), adanya curah
hujan akan meningkatkan tempat
berkembang biak nyamuk. Curah hujan berpengaruh langsung terhadap tempat
perindukan nyamuk A. aegypti[5]. Curah
hujan dengan intensitas tinggi dan lama akan menghilangkan tempat berkembang
biak A. aegypti, sedangkan curah hujan
dengan intensitas rendah dalam waktu yang lama akan menambah jumlah tempat
berkembang biak A. aegypti. Selain itu
nyamuk[5]. Curah hujan mempengaruhi penularan penyakit[8].
Kelembaban udara
Kelembaban udara mempengaruhi masa hidup nyamuk[9], hal ini sesuai dengan pernyataan Depkes RI 2007 bahwa kelembaban yang tinggi akan membuat nyamuk aktif dan lebih sering melakukan gigitan[10]. Selain itu vektor
nyamuk bersifat sensitif terhadap
kelembaban[8]. Hasil penelitian Suwito,
Hadi, Sigit, & Sukowati (2010)
menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara kelembaban dan
kepadatan nyamuk Anopheles.
Bukti ilmiah kejadian penyakit menular berhubungan dengan perubahan iklim
Berbagai penelitian sudah dilakukan oleh ahli yang disajikan dalam bentuk paper maupun laporan. Uji statistik
menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara suhu, curah hujan, lama penyinaran, kelembaban,dan kecepatan angin dengan kejadian DBD selama tahun 2007-2008[7]. Hal ini dimungkinkan karena set data yang terlalu pendek atau singkat, mengingat perubahan iklim akan dapat dilihat dalam waktu yang relatif lama. Selain itu kewaspadaan masyarakat
terhadap DBD membuat kasus di daerah penelitian menurun. Fakta lain diurai oleh peneliti Bangladesh yang menyebutkan bahwa kasus measles berhubungan dengan suhu rata-rata tahunan maksimum di Bangladesh[12]. Hasil penelitian lain
menyebutkan bahwa banyak wabah
penyakit menular yang diakibatkan
berubahnya iklim seperti suhu, curah hujan dan kelembaban, termasuk hasil studi di Anhui Province di mana HFM,
malaria, influenza, demam tipoid,
meningitis dan schistosomiasis
terpengaruh oleh suhu, sedangkan
perubahan kelembaban absolut
berpengaruh terhadap disentri, demam berdarah, hepatitis A, hemorrhagic fever,
typhoid fever, malaria, meningitis,
influenza and schistosomiasis[13].
Apa yang harus kita lakukan ?
Perubahan iklim sudah terjadi dan menjadi isu global dan dampaknya sudah mulai dirasakan oleh manusia termasuk di sektor kesehatan. Terdapat dua hal yang
harus dilakukan untuk menghadapi
perubahan iklim yaitu adaptasi dan mitigasi, namun demikian sebelum dua
hal ini dilakukan perlu dilakukan
penilaian kerentanan terhadap perubahan iklim di sektor kesehatan. Sehingga rumusan baik adaptasi maupun mitigasi
yang dilakukan adalah sesuai dengan keadaan sebenarnya serta tepat sasaran.
KESIMPULAN
Berbagai bukti sudah cukup jelas
bahwa perubahan iklim membawa
dampak yang negatif pada sektor
kesehatan terutama pada penyakit
menular. Peningkatan suhu, curah hujan
dan kelambaban diyakini akan
meningkatkan kasus penyakit menular seperti DBD, malaria dan measles. Sektor kesehatan perlu melakukan assessment kerentanan terhadap perubahan iklim untuk menentukan kebijakan adaptasi dan mitigasi.
DAFTAR PUSTAKA
IPCC. (2007). Observed changes in climate and their effects. Retrieved
February 02, 2015, from
http://www.ipcc.ch/publications_a nd_data/ar4/syr/en/mains1.html International Energy Agency. (2014).
Climate Change. Retrieved
February 02, 2015, from
http://www.iea.org/topics/climatec hange/
USEPA. (2014). Climate Change: Basic Information. Retrieved February
02, 2014, from
http://www.epa.gov/climatechange /basics/
Trust for Americas Health. (2009). Health Problems Heat Up : The Public’s Health.
Patz, J A; Githeko, A K; Mccarty, J P; Hussein, S; Confalonieri, U. (n.d.). Climate change and infectious diseases (pp. 103–132).
Gething, P. W., Van Boeckel, T. P., Smith, D. L., Guerra, C. a, Patil, A. P., Snow, R. W., & Hay, S. I. (2011). Modelling the global constraints of temperature on
transmission of Plasmodium
falciparum and P. vivax. Parasites
& Vectors, 4(1), 92.
doi:10.1186/1756-3305-4-92. Majidah, A., Dini, V., Fitriany, R. N.,
Wulandari, R. A., Lingkungan, D.
K., Masyarakat, F. K., &
Indonesia, U. (2010). DI
KABUPATEN SERANG
Pendahuluan, 14(1), 31–38.
Tien Zubaidah. (2012). Climate change impact on dengue haemorrhagic
fever in Banjarbaru South
Kalimantan between 2005-2010 Dampak perubahan iklim terhadap kejadian penyakit demam berdarah dengue di Kota Banjarbaru ,
Kalimantan Selatan selama tahun 2005-2010, 4(2), 59–65.
Yamana, T. K., & Eltahir, E. a B. (2013).
Incorporating the effects of
humidity in a mechanistic model of Anopheles gambiae mosquito population dynamics in the Sahel region of Africa. Parasites &
Vectors, 6(1), 235.
doi:10.1186/1756-3305-6-235. Nasrin. (2008). Faktor-Faktor Lingkungan
Dan Perilaku Yang Berhubungan Dengan Kejadian Filariasis Di Kabupaten Bangka Barat.
Suwito, Hadi, U. K., Sigit, S. H., &
Supratman Sukowati. (2010).
Hubungan Iklim , Kepadatan Nyamuk Anopheles dan Kejadian Penyakit Malaria, 7(1), 42–53. Kamruzzaman, A. K. M., Jahan, S.,
Rahman, R., & Khatun, M. M. (2015). Impact of climate change on the outbreak of infectious
diseases among children in
Bangladesh, 3(1), 1–7.
doi:10.11648/j.ajhr.20150301.11. Wang, Y., Rao, Y., Wu, X., Zhao, H., &
Chen, J. (2015). A Method for
Screening Climate
Change-Sensitive Infectious Diseases.
International Journal of
Environmental Research and
Public Health, 12(1), 767–783. doi:10.3390/ijerph120100767.