• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perilaku Non Linear Struktur Akibat Beban Gempa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Perilaku Non Linear Struktur Akibat Beban Gempa"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERILAKU NON

LINEAR STRUKTUR AKIBAT

BEBAN GEMPA

PUSAT STUDI KONSTRUKSI

INDONESIA

(PUSKI) – ITS

Gedung Research Centre R. 109,

Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Sukolilo

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

Selama ini analisa gempa menggunakan metode force based design. Pada metode force based design perhitungan terhadap gaya gempa dilakukan dengan analisa linear (elastis). Setelah gaya – gaya dalam diperoleh kemudian dilakukan desain untuk mendapatkan kapasitas dari tiap elemen struktur yang harus disediakan. Perhitungan kapasitas dari tiap elemen dapat dilakukan dengan persamaan – persamaan yang tersedia dalam berberapa standar perencanaan yang ada di Indonesia.

Berberapa peneliti menyimpulkan bahwa analisa linear tidak dapat digunakan untuk mengetahui perilaku struktur terhadap gempa besar, karena pada dasarnya saat terjadi gempa besar pada struktur terjadi plastifikasi di berberapa tempat. Sehingga bangunan tidak lagi berperilaku linear akan tetapi berperilaku nonlinear. Dengan begitu diperlukan analisa nonlinear untuk mengetahui perilaku struktur saat mengalami gempa besar

Program SAP 2000 memiliki fasilitas untuk menganalisa perilaku nonlinear struktur . Fasilitas tersebut berupa analisa statis nonlinear dan dinamik nonlinear. Pada analisa statis nonlinear, perilaku struktur dianalisa dengan cara memberikan beban statik yang ditingkatkan hingga struktur tersebut runtuh. Sedangkan pada analisa dinamik nonlinear struktur dianalisa dengan cara menggunakan data percepatan gempa sebagai beban. Pada umumnya analisa nonlinear digunakan para peneliti untuk memprediksi tingkat duktilitas suatu struktur yang sebenarnya akibat beban gempa.

(3)

BAB 2

ANALISA STATIS NONLINEAR

2.1

Definisi Analisa Statis Nonlinear

Ketika terjadi gempa besar, struktur mengalami plastifikasi di berberapa tempat. Sehingga bangunan tidak lagi berperilaku linear akan tetapi berperilaku nonlinear. Dengan begitu diperlukan analisa nonlinear untuk mengetahui perilaku struktur saat mengalami gempa besar.

Analisa nonlinear yang dapat dilakukan antara lain analisa statis nonlinear dan analisa dinamis nonlinear. Analisa Statis nonlinear adalah analisa yang menggunakan beban statis yang ditingkatkan hingga struktur mencapai keruntuhan. Sedangkan analisa Dinamis nonlinear adalah analisa yang menggunakan input akselerogram untuk mendapatkan respon dinamis suatu struktur. Deformasi plastis yang terjadi pada elemen stuktur tergantung pada sejarah pembebanan, sehingga analisa yang diperlukan untuk melakukan evaluasi kinerja bangunan adalah analisa Dinamis nonlinear. Pada analisa Dinamis Nonlinear dibutuhkan berberapa data detail seperti data percepatan gempa, tingkat kenonlieneran suatu elemen, yang mana membutuhkan pengetahuan khusus untuk menganalisa tingkat kenonlinearan suatu elemen .Selain rumit running suatu model analisa dinamis nonlinear membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Sehingga karena penggunaanya yang relatif lama dan sulit maka berberapa peneliti mengusulkan penggunaan analisa statis nonlinear untuk menggantikan analisa dinamis nonlinear riwayat waktu sebagai alat untuk mengevaluasi perilaku . Hal ini dilakukan karena analisa statis nonlinear dinilai relatif mudah dan dapat digunakan untuk meramalkan kinerja struktur terhadap beban lateral selama mode yang dominan adalah mode pertama dan periode alami struktur tidak melebihi satu detik .

2.2

Hal – hal yang Perlu Diperhatikan dalam Analisa Statis Non Linear

Untuk menjalankan analisa statis nonlinear ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Adapun berberapa hal tersebut adalah :

• Hinges Properties

(4)

Adapun type hinges yang tersedia adalah geser (Major shear,V3), momen (Major

Moment,M3), aksial (Aksial,P), kombinasi aksial momen (Coupled, P – M2 – M3).

• Load Aplication Control

Ada 2 macam bentuk load application control untuk analisa statis nonlinear yaitu a load-controlled dan displacement-controlled.

A load-controlled dipakai apabila kita tahu pembesaran beban yang akan diberikan kepada struktur yang diperkirakan dapat menahan beban tersebut, contohnya adalah beban gravitasi. Pada load-controlled semua beban akan ditambahakan dari nol hingga pebesaran yang diinginkan.

Displacement-controlled dipakai apabila kita mengetahui sejauh mana struktur kita bergerak tetapi kita tidak tahu beban yang harus dimasukkan.Ini sangat berguna untuk mengetahui perilaku struktur tidak stabil dan mungkin kehilangan kapasitas pembawa beban selama analisa dilakukan

• Hinge Unloading Method

Hinge unloading method adalah metode untuk mecari jalan untuk membawa kembali beban yang diterima oleh sendi pada saat sendi mengalami fase unload dan memungkinkan redistribusi beban tersebut kepada sisa struktur. Hinge unloading terjadi ketika kurva tegangan-regangan (gaya-deformasi atau momen-rotasi) menujukkan penurunan kapasitas, dimana seing diasumsikan pada titik C ke D, atau titik E ke F (kehancuran total). Hinge Unloading Method ada 3 macam yaitu Unload Entire Structure, Apply Local Redistribution , Restart using secant stiffness. Metode paling effisien untuk Hinge Unloading Method adalah Unload Entire Structures

• Geometri Nonlinear (Geometry Nonlinearity)

Ketika beban bekerja pada struktur dan menghasilkan deformasi yang cukup kecil maka hubungan beban-defleksi bersifat linear . Tetapi ketika beban yang bekerja pada struktur menghasilkan deformasi yang cukup besar maka hubungan beban-defleksi akan bersifat nonlinear.Untuk analisa static nonlinear kita dapat memilih opsi geometri nonlinear yaitu :

1. None

Semua persamaan kesetimbangan dipertimbangkan pada konfigurasi tak berdeformasi dari struktur.

2. P Delta

Persamaan kesetimbangan diperhitungkan sebagian dalam konfigurasi deformasi. Gaya tarik cenderung menahan rotasi elemen dan memperkaku struktur,

(5)

sedangkan gaya tekan cenderung mempebesar rotasi elemen dan membuat struktur menjadi tidak stabil.

3. P Delta and Large Deformation

Semua persamaan kesetimbangan diperhitungkan dalam konfigurasi deformasi.

2.3 Contoh Kasus

Pada kali ini akan diberi contoh penggunaan analisa statis nonlinear dalam mengevaluasi suatu stuktur beton bertulang 8 lantai dengan data perencanaan seperti berikut :

1. Data Material

f’c = 30 Mpa (Mutu Beton) fy = 344.74 Mpa (Mutu Beton) 2. Data Penampang Dimensi Balok 30/40 Dimensi Kolom 50/50 3. Data beban Beban Mati = 1000 kg/m Beban Hidup = 500 kg/m

Gambar 2.1 Bentuk Permodelan Struktur

Langkah-langkah analisa struktur :

A. Pembuatan Model Struktur Sesuai Dengan Bentuk Gemetri Dan Dimensi

6 m 6 m 6 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m

(6)

1. Sebelum pembuatan model,satuan harus direncanakan terlebih dahulu.perhatikan data material dan data beban sehingga bisa ditentukan satuan yang tepat .Dalam contoh ini yang dipilih adalah kgf,m,c

2.

Klik pada File << new model akan tampil form sebagai berikut.

3.

Ubah satuan ke Kgf,m,c lalu klik pada 2D Frame

4.

Pada form Portal Frame Dimensions, masukkan data-data sebagai berikut :

Number of Stories masukkan nilai 8

Number of bays masukkan nilai 3

Story Height masukkan nilai 3.5

(7)

B. Memasukkan Data Material, Dimensi Penanampang Balok & Kolom, Jenis Beban Dan Kombinasi Pembebanan

1.

Untuk memasukkan data material. klik pada Define << Materials akan muncul form sebagai berikut ,lalu klik pada Add New Material.

2. Pada form Material Property data, masukkan data-data sebagai berikut :

Material Name and display Color ganti dengan nama Beton

Material type pilih concrete

Weight per unit Volume masukkan nilai 2400

Modulus of Elasticity masukan nilai 2.624x109 atau bisa ditulis 2.624E+09

f’c masukkan nilai 3x106

(8)

3.

Frame pada model belum dianggap sebagai balok & kolom tanpa dilakukan pendefinisian terhadap dimensi penampang balok kolom pada sap2000. Klik pada Define << Frame section lalu akan muncul Form frame properties pilih add new property ,kemudian akan tampil form sebagai berikut .

4.

Pada Frame section Property Type pilih Concrete.

5.

Pendefinisian elemen Balok. Pada Clik to Add Concrete section pilih

Rectangular lalu akan muncul form sebagai berikut :

Pada Section Name ganti dengan nama Balok

Material ganti dengan Beton

Dimensions , Depth masukkan nilai 0.5 , Width masukkan nilai 0.3

Klik ok

6.

Pendefenisian elemen Kolom . Pada Form frame properties pilih add new property

(9)

7. kemudian akan tampil form sebagai berikut .

8.

Pada Frame section Property Type pilih Concrete.

9.

Pendefinisian elemen Balok. Pada Clik to Add Concrete section pilih

Rectangular.Pada Rectangular Section ,masukkan data-data sebagai berikut.

Section Name beri nama Kolom

Material ubah ke Beton

Dimension , masukkan nilai 0.7 pada depth dan width

(10)

Pada number of longitudinal bars along 3-dir face ketik 8

Pada number of longitudinal bars along 2-dir face ketik 8

Longitudinal bar size pilih 25 d

Check/design pilih reinforcement to be checked

Klik ok

10.

Melakukan pendefinisian jenis beban, klik pada Define << Load Cases ,

(11)

11. Pada form ini masukkan data-data sebagai berikut ;

Load Name beri nama dengan Hidup

Type ganti dengan Live

Self Weight Multiplier masukkan nilai 0

Lalu klik pada Add New Load

Load Name beri nama dengan gempa

Type ganti dengan Quake

Self Weight Multiplier masukkan nilai 0

Lalu klik pada Add New Load

Klik ok

12. Melakukan pendefinisian jenis perletakan,seleksi Joint-joint yang akan didefinisian sebagai perletekan,liat gambar berikut.

13.

Klik pada Assign << joint << Restraints , pada fast Restarain pilih perletakan jepit

(12)

14. Memasukkan beban-beban luar yang bekerja, klik terlebih dahulu pada element-element yang akan diberi beban hidup dan mati (frame loads). atau lakukan seleksi dengan windowing, liat gambar berikut untuk lebih jelasnya.

15.

Klik pada Assign << frame loads << distributed ,lalu masukkan data-data berikut dalam form frame distributed loads.(pendefinisian beban mati)

Pada options pilih Add to Existing loads

Uniform load masukkan nilai 1000

Kilk ok

16.

Klik pada get previsius selection untuk melakukan seleksi ulang pada element yang diberi beban hidup.

(13)

17.

Klik pada Assign << frame loads << distributed ,lalu masukkan data-data berikut dalam form frame distributed loads.(pendefinisian beban hidup).

Pada option pilih beban hidup

Pada options pilih Add to Existing loads

Uniform load masukkan nilai 500

Kilk ok.

18.

Pendefinisian beban gempa arah x ,Klik pada joint 2 lalu klik pada Assign << joint Static Loads << Forces pada form ini pilih ,

Gempa pada load case name

Pada option pilih Add to existing loads options

load masukkan 883.67 pada Force Global X

(14)

19. Ulangi langkah seperti no 19 untuk memasukkan beban gempa pada lantai 3 sampai 9 atau atap. Gambar dibawah ini semua beban gempa arah x telah dimasukkan.

20.

Pendefinisian beban gempa arah y ,klik pada joint 2 lalu klik pada Assign << joint Static Loads << Forces pada form ini pilih ,

(15)

Gempa pada load case name

Pada option pilih Add to existing loads options

Load masukkan 265. 1 pada Force Global Y

klik ok

21. Ulangi langkah seperti no 21 untuk memasukkan beban gempa pada lantai 3 sampai 9 atau atap. Gambar dibawah ini semua beban gempa arah y telah dimasukkan.

22. Melakukan pendefinisian elemen balok , lakukan seleksi pada elemen yang akan ditandai sebagi elemen balok.

23.

Klik pada Assign << frame << frame section, pada find this property

pilih balok laluklik ok.

24. Melakukan pendefinisian elemen kolok,lakukan seleksi pada elemen yang akan ditandai sebagai elemen kolom

25.

Klik pada Assign << frame << frame section, pada find this property

(16)

26.

Klik pada Define menu << Analysis Cases untuk menampilkan analysis cases form,pada form ini :

Klik pada modal di case name list

Klik pada Modify/show case untuk menampilkan Analysis case data-modal form,pada form ini :

Ketik 30 pada maximum number of modes

Pada Types of modes pilih Eigen vectors

Pada load type pilih accel , pada load name pilih Ux lalu klik add

Pada Load type pilih accel,pada load name pilih Uy lalu klik add

Klik ok untuk kembali ke Analysis cases form

C. Pushover analysis

Assigning Hinge Properties (Pushover)

1. Seleksi semua elemen kolom.

(17)

3.

Pada form ini select a FEMA356 Table ubah ke Concrete column,lalu pada degree of freedom pilih P-M2-M3, lalu klik ok.

4.

Kembali pada form frame Hinge Assignment masukkan 1 pada Relative Distance, lalu klik add.

5. Seleksi pada semua elemen balok.

6.

Klik pada Assign << Frame << hinge (pushover) << add

7.

pada form ini select a FEMA356 Table ubah ke concrete beam, lalu pada

degree of freedom pilih M3,lalu klik ok.

(18)

Defining Static Pushover Cases

1. Pada contoh kasus ini kita akan mendefinisikan 2 static case,pada kasus pertama akan kita definisikan beban gravitasi pada struktur.

2.

Pada menu define << analysis case << add new case,pada analis type ubah ke

nonlinear, pada analysis case name ganti dengan Pushover1.

load type pilih load

load name pilih dead

scale factor masukkan 1

klik add

load type pilih load

load name pilih hidup

scale factor masukkan 0.3

(19)

3.

klik add new case untuk mendefinisikan pushover2, analisis type ubah ke

nonlinear, pada analysis case name ganti dengan Pushover2.

load name pilih gempa

scale factor masukkan 1

klik add

initial condition ubah ke continue from….,lalu pilih pushover1

Pada nonlinear parameter klik modify,pada geometric non linear pilih P-delta

Running pushover analysis

1.

Klik analiyze << set analysis option pada form ini pilih plane frame pada Fast Dofs,lalu klik oke.

(20)

2.

Klik Run analysis untuk menampilkan form Set analysis cases to run , pada form ini. Pastikan semua analysis case pada posisi Run di action.Klik Run Now untuk

run analysis.

3. Ketika analisis complete,pastikan tidak ada pesan error pada sap analysis monitor dan klik ok.

4.

Untuk melihat hasil analisa klik Display << Show static pushover curve.

(21)
(22)

BAB 3

ANALISA DINAMIS NONLINEAR

A. Definisi Analisa Dinamis Nonlinear

Ketika Gempa berskala tinggi melanda suatu bangunan, maka struktur dari bangunan tersebut akan mengalami plastifikasi di berberapa tempat. Sehingga bangunan tidak lagi berperilaku linear akan tetapi berperilaku nonlinear. Dengan begitu diperlukan analisa nonlinear untuk mengetahui perilaku struktur saat mengalami gempa besar.

Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai analisa statis nonlinear beserta contoh penggunaannya. Pada bab ini akan dibahas penggunaan analisa Dinamis nonlinear. Analisa Dinamis nonlinear adalah analisa yang menggunakan input akselerogram untuk mendapatkan respon dinamis suatu struktur. Pada analisa Dinamis Nonlinear dibutuhkan berberapa data detail seperti data percepatan gempa, tingkat kenonlieneran suatu elemen, yang mana membutuhkan pengetahuan khusus untuk menganalisa tingkat kenonlinearan suatu elemen. Permodelan analisa struktur dengan analisa dinamis nonlinear membutuhkan waktu yang tidak sedikit, akan tetapi hasil yang didapat lebih akurat karena deformasi plastis yang terjadi pada elemen stuktur dapat dimodelkan secara akurat bedasarkan data percepatan gempa.

B. Hal – hal penting dalam analisa dinamis non linear

Untuk menjalankan analisa dinamis nonlinear ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Adapun berberapa hal tersebut adalah

• Kekakuan Efektif dari link atau tumpuan

Ketika dilakukan analisa, nilai kekakuan linear effektif diberikan pada masing – masing derajat kebebasan dari tiap elemen. Nilai kekakuan effektif adalah bebas, tetapi pada umumnya bervariasi antara nol hingga kekakuan nonlinear maksimum yang didapat dari data elemen yang ada

• Mode Superposisi

Analisa modal dijalankan menggunakan matrik kekakuan K dan matrik massa M. Sangat dianjurkan untuk menggunakan metode Ritz – vector dalam menjankan

(23)

modal analisa. Sangat penting untuk mengetahui solusi dari persamaan modal untuk menampilkan gaya nonlinear dengan gaya modal.

Hal diatas adalah tidak bisa langsung otomatis, tetapi memerlukan pertimbangan khusus yang berikut:

1. Massa atau momen inersia harus ditampilkan dalam derajat bebas Nonlinear

2. Metode Ritz-vector harus digunakan untuk menentukan mode superposisi dari modal

C. Contoh Kasus

Pada kali ini akan diberi contoh penggunaan analisa dinamis nonlinear dalam mengevaluasi suatu stuktur beton bertulang 8 lantai dengan data perencanaan seperti berikut

1. Data Material

f’c = 30 Mpa (Mutu Beton) fy = 344.74 Mpa (Mutu Beton) 2. Data Penampang Dimensi Balok 30/40 Dimensi Kolom 50/50 3. Data beban Beban Mati = 1000 kg/m Beban Hidup = 500 kg/m 4. Data Time History

Data Gempa array06-1 pada arah sumbu x Data Gempa array 06-2 pada arah sumbu y Equal interval setiap 0.01s elama 60 s

(24)

Gambar 3.1. Bentuk Permodelan Struktur

Langkah-langkah analisa Struktur :

A. Pembuatan model struktur sesuai dengan bentuk gemetri dan dimensi bangunan

1. Sebelum pembuatan model,satuan harus direncanakan terlebih dahulu.perhatikan data material dan data beban sehingga bisa ditentukan satuan yang tepat .Dalam contoh ini yang dipilih adalah kgf,m,c

2.

Klik pada File << new model akan tampil form sebagai berikut.

6 m 6 m 6 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m 3.5 m

(25)

3.

Ubah satuan ke Kgf,m,c lalu klik pada 2D Frame

4.

Pada form Portal Frame Dimensions, masukkan data-data sebagai berikut :

Number of Stories masukkan nilai 8

Number of bays masukkan niali 3

Story Height masukkan nilai 3.5

Bay Width masukkan nilai 6

B. Memasukkan data material, dimensi penanampang balok & kolom, jenis beban dan kombinasi pembebanan

1. Untuk memasukkan data material. klik pada Define << Materials akan muncul form sebagai berikut ,lalu klik pada Add New Material.

(26)

2. Pada form Material Property data, masukkan data-data sebagai berikut :

Material Name and display Color ganti dengan nama BetonMaterial type pilih concrete

Weight per unit Volume masukkan nilai 2400

Modulus of Elasticity masukan nilai 2.624x109 atau bisa ditulis 2.624E+09

f’c masukkan nilai 3x106

Klik ok

3.

Frame pada model belum dianggap sebagai balok & kolom tanpa dilakukan pendefinisian terhadap dimensi penampang balok kolom pada sap2000. Klik pada Define << Frame section lalu akan muncul Form frame properties pilih

(27)

4.

Pada Frame section Property Type pilih Concrete.

5.

Pendefinisian elemen Balok. Pada Clik to Add Concrete section pilih

Rectangular lalu akan muncul form sebagai berikut

Pada Section Name ganti dengan nama Balok

Material ganti dengan Beton

Dimensions , Depth masukkan nilai 0.5 , Width masukkan nilai 0.3

Klik ok

6.

Pendefenisian elemen Kolom . Pada Form frame properties pilih add new property .

(28)

7. kemudian akan tampil form sebagai berikut .

8.

Pada Frame section Property Type pilih Concrete.

9.

Pendefinisian elemen Balok. Pada Clik to Add Concrete section pilih

Rectangular.

10.

Pada Rectangular Section ,masukkan data-data sebagai berikut

Section Name beri nama Kolom

Material ubah ke Beton

Dimension , masukkan nilai 0.5 pada depth dan width

Klik ok

11.

Melakukan pendefinisian jenis beban, klik pada Define << Load Cases , akan tampil form sebagai berikut.

(29)

12. Pada form ini masukkan data-data sebagai berikut ;

Load Name beri nama dengan Hidup

Type ganti dengan Live

Self Weight Multiplier masukkan nilai O

Lalu klik pada Add New Load

Klik ok

13. Melakukan pendefinisian jenis perletakan,seleksi Joint-joint yang akan didefinisian sebagai perletekan,liat gambar berikut.

14.

Klik pada Assign << joint << Restraints , pada fast Restaraint pilih perletakan

jepit

15. Memasukkan beban-beban luar yang bekerja, klik terlebih dahulu pada element-element yang akan diberi beban . atau lakukan seleksi dengan windowing,liat

(30)

16.

Klik pada Assign << frame loads << distributed ,lalu masukkan data-data berikut dalam form frame distributed loads.(pendefinisian beban hidup).

Pada options pilih Add to Existing loads

Uniform load masukkan nilai 1000

(31)

17.

Klik pada get previsius selection untuk melakukan seleksi ulang pada element yang diberi beban hidup

18.

Klik pada Assign << frame loads << distributed ,lalu masukkan data-data berikut dalam form frame distributed loads.(pendefinisian beban mati).

Pada option pilih beban hidup

Pada options pilih Add to Existing loads

Uniform load masukkan nilai 500

 Kilk ok

19. Melakukan pendefinisian elemen balok , lakukan seleksi pada elemen yang akan ditandai sebagi elemen balok.

20.

Klik pada Assign << frame << frame section, pada find this property pilih

balok lalu klik ok.

21. Melakukan pendefinisian elemen kolok,lakukan seleksi pada elemen yang akan ditandai sebagai elemen kolom

(32)

22.

Klik pada Assign << frame << frame section, pada find this property pilih

kolom lalu klik ok.

23.

Melakukan pendefinisian kombinasi pembebanan, klik pada Define << Function << Time history untuk menampilakan form Define Time history, pada form ini

pada choose Funtion Type to add pilih Function from file

(33)

24. Pada Form Time history definition,masukkan nilai-nilai sebgai berikut :

Function name ganti dengan array06-1

pada header lines Skip masukkan nilai 2

pada number of points per lines masukkan 8

pada values of equal intervals of masukkan angka 0.01

Klik pada browse untuk menampilkan Pick Function Data file ,lalu pilih

(34)

Klik ok pada form Time History function.

25. Pada Form Time history definition,masukkan nilai-nilai sebagai berikut :

Function name ganti dengan array06-2

pada header lines Skip masukkan nilai 2

pada number of points per lines masukkan 8

pada values of equal intervals of masukkan angka 0.01

Klik pada browse untuk menampilkan Pick Function Data file ,lalu pilih

Array06-2.TH lalu klik pada open.

Klik ok pada form Time History function .

26.

Klik pada Define menu << Analysis Cases untuk menampilkan analysis cases

form,pada form ini :

Klik pada modal di case name list

Klik pada Modify/show case untuk menampilkan Analysis case data-modal

form,pada form ini :

• Ketik 30 pada maximum number of modes • Pada Types of modes pilih Eigen vectors

• Pada load type pilih accel , pada load name pilih Ux lalu klik add • Pada Load type pilih accel,pada load name pilih Uy lalu klik add • Klik ok untuk kembali ke Analysis cases form

(35)

Klik pada Add New Case untuk menampilkan form Analysis case data, pada form ini :

• Ketik Time history pada analysis case name • Pilih Time history pada Analysis case type • Pilih nonlinear pada analysis type

• Pada initial conditions, pilih Zero Initial condition

• Pada loads applied,pilih accel dari load type, dan U1 dari load name. pilih array06-1 dari function dan ketik 0.437 pada scale factor. A = 0.38 x g x I : R =0.38 x 9.81 x 1 : 8.5 = 0.437

• Pada loads applied,pilih accel dari load type, dan U2 dari load name. pilih array06-2 dari function dan ketik 0.132 pada scale factor. A = 0.38 x g x I x 30% : R =0.38 x 9.81 x 1 x 0.3 : 8.5 = 0.132

Number of output time step masukkan nilai 250Ouput time step size masukkan nilai 0.2

(36)

• Pada other Parameters , klik modify/show pada modal damping untuk menampilkan Modal damping form.pada form ini :

• Masukan nilai 0,05 pada Constant Damping For All Modes

• pada Modal Damping Overrides masukkan 1 pada Mode ,ketik 0.02 in the Damping box dan klik Add.

Modal Damping Overrides masukkan 2 pada Mode dan klik AddModal Damping Overrides masukkan 3 pada Mode dan klik Add • Klik OK pada Model Damping, Analysis Case Data, and Analysis Cases

untuk menutup semua form.

27.

Klik analiyze << set analysis option pada form ini pilih plane frame pada Fast Dofs,lalu kik ok.

28.

Klik Run analysis untuk menampilkan form Set analysis cases to run , pada form ini :

Pastikan semua analysis case pada posisi Run di action

Klik Run Now untuk run analysis.

29. Ketika analisis complete,pastikan tidak ada pesan error pada sap analysis monitor dan klik ok.

(37)

31.

Klik pada Display menu << showPlot Function untuk menampilkan form plot Function Trace Display Defenition , pada form ini :

Pilih Time History pada Analysis case.

Klik pada Define Plot Function untuk menampilkan Plot Function,pada form ini

• Pilih joint 2

• Klik pada Modify/show Plot Function untuk menampilkan Joint Plot Function form,pada form ini :

• Pastikan Displ option dipilih di Vector type • Pilih UX pada component

• Klik ok untuk kembali pada Plot Function form.

 Pilih joint 2 sampai 9 pada List Function, lalu klik tombol Add untuk memindahkan ke Vertikal Function list.

(38)

Klik pada Display untuk menampilkan Displacement Time Histories .

Klik Ok untuk menutup Form dan kembali ke Form Plot Function Trace Display Definition.

Klik Done untuk menutup Plot Function

DAFTAR PUSTAKA

Computers and Structures, Inc (2005), CSI Analysis Reference Manual For SAP 2000, ETABS, and SAFE, Barkeley, California

Computer and Structures Inc,2007, CSI Analysis Reference For SAP 2000,ETABS,and SAFE,Barkeley,USA

Federal Emergency Management Agency (1997), NEHRP Commentary On The Guidelines For Seismic Rehabilitation Of Buildings ,FEMA – 274 ,Washington DC

(39)

Federal Emergency Management Agency (2000), Prestandard And Comentary For The Seismic Rehabilitation Of Building,FEMA – 356 ,Washington DC

Hudajanto,D,(2005), Makna Profesionalisme dalam Penerapan State of The Arts Teknik Struktur Tahan Gempa di Indonesia, Lokakarya Pengajaran Konstruksi beton dan Mekanika Teknik, Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS 13-14 Juli 2005

Gambar

Gambar 2.1 Bentuk Permodelan Struktur
Gambar 3.1. Bentuk Permodelan Struktur

Referensi

Dokumen terkait

“ Setiap sekolah wajib dilengkapi dengan sarana prasarana sesuai standar nasional pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan agama yang... meliputi, antara lain,

Rapat Persiapan Kegiatan Stock Assement Perikanan di BAPPENAS tanggal 28 November 1996 tentang Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh Untuk Pengamatan Pola Arus dan Daerah Potensi

 Untuk melihat nilai, pada menu siswa pilih nilai, lalu klik lihat nilai pada mata pelajaran yang akan kita lihat nilainya..  Setelah klik lihat nilai, akan tampil

“Perkiraan  jumlah  uang  pada  tanggal  penilaian,  yang  dapat  diperoleh  dari  transaksi  jual  beli  atau  hasil  penukaran  suatu  ASET  antara  pembeli 

Perlu juga anda ketahui bahwa meskipun penyakit kutil kelamin ini, Umumnya tumbuh di daerah genital tapi juga bisa tumbuh di Anus, Bibir, Mulut dan Tenggorokan atau bagian tubuh

1.Tumor pada kaput pankreas : Tumor ini menyebabkan obstruksi duktus koledokus tempat saluran yang berjalan melalui kaput pankreas untuk bersaru dengan duktus pankreatikus dan

Dalam berbagai penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan didalam bab sebelumnya tingkat pendidikan masyarakat memiliki hubungan yang negatif terhadap angka kematian

Memahami arti surat-surat pende 2.1 Mengartikan surat an-Nas hr dan surat al-Kautsar.. 2.2 Memahami isi kandungan surat an-Nashr dan al-Kautsar