• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Gangguan Kritis Atau Gawat Darurat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Gangguan Kritis Atau Gawat Darurat"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

2012 2012

Chusnul

Chusnul

Laili

Laili

Toshiba Toshiba 1/12/2012 1/12/2012   ASUHAN

  ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN GERONTIk GERONTIk DENGAN DENGAN GANGGUANGANGGUAN KRITIS

(2)

 ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

 ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

DENGAN GANGGUAN KRITIS

DENGAN GANGGUAN KRITIS

 ATAU GAWAT DARURAT

 ATAU GAWAT DARURAT

Latar Belakang

Latar Belakang

Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain . Proses kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain . Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran (Bondan, 2009 dikutip dari .

dengan proses kemunduran (Bondan, 2009 dikutip dari .

Keperawatan gerontik berkisar pada pengkajian kesehatan dan status fungsional Keperawatan gerontik berkisar pada pengkajian kesehatan dan status fungsional lansia, diagnosa, perencanaan dan implementasi perawatan dan pelayanan kesehatan lansia, diagnosa, perencanaan dan implementasi perawatan dan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi; dan mengevaluasi kekefektivan untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi; dan mengevaluasi kekefektivan perawatan tersebut (Potter & Perry, 2005).

perawatan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian (Bondan, 2009 dikutip dari .

(Bondan, 2009 dikutip dari .

Hal yang pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada Hal yang pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia adalah pengkajian. Menurut Potter & Perry, (2005), pengkajian keperawatan adalah lansia adalah pengkajian. Menurut Potter & Perry, (2005), pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Proses proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer

(3)

(kliaen) dan sumber skunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar (kliaen) dan sumber skunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan.

untuk diagnosa keperawatan.

Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan yang dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan terutama dengan masalah kesehatan utama yang dimiliki pasien, sehingga data yang terutama dengan masalah kesehatan utama yang dimiliki pasien, sehingga data yang didapatkan relevan dengan asuhan keperawatan yang akan dijalankan pada pasien didapatkan relevan dengan asuhan keperawatan yang akan dijalankan pada pasien tersebut. Penggunaan format pengkajian standarisasi dianjurkan, karena dapat tersebut. Penggunaan format pengkajian standarisasi dianjurkan, karena dapat memberikan tanggung gugat minimal dari profesi keperawatan. Penggunaan format pun memberikan tanggung gugat minimal dari profesi keperawatan. Penggunaan format pun memastikan pengkajian pada tingkat yang komprehensif (Potter & Perry, 2005).

(4)

DEFINISI

DEFINISI

Gerontik ® Gerontologi + Geriatrik Gerontik ® Gerontologi + Geriatrik Gerontologi 

Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas /adalah cabang ilmu yang membahas / menangani ttg proses penuaan & masalah yang menangani ttg proses penuaan & masalah yang timbul pd orang yg berusia lanjut.

timbul pd orang yg berusia lanjut.

Keperawatan Gerontik 

Keperawatan Gerontik  adalahadalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu &suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu & kiat/tehnik keperawatan yang

kiat/tehnik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-sprituaberbentuk bio-psiko-sosial-spritual l  & kultural yang holistic yang di tujukan pd klien lanjut usia baik  & kultural yang holistic yang di tujukan pd klien lanjut usia baik  sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

dan masyarakat. M 

enua (menjadi tua)enua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahanadalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).

diderita (Nugroho, 2000).

Gawat 

Gawat adalah Suatu kondisi dimana korban harus segera ditolong, adalah Suatu kondisi dimana korban harus segera ditolong, apabila tidak segera diapabila tidak segera di tolong maka akan mengalami kecacatan atau kematian. Ex :

tolong maka akan mengalami kecacatan atau kematian. Ex : gangguan pernafasan,gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi, perdarahan hebat.

gangguan sirkulasi, perdarahan hebat.

Darurat 

Darurat adalah suatu kondisi dimana korban harus segera di tolong tetapi penundaanadalah suatu kondisi dimana korban harus segera di tolong tetapi penundaan pertolongan tidak akan menyebabkan kematian / kecacatan.Ex : Luka, Ca mamae, BPH, pertolongan tidak akan menyebabkan kematian / kecacatan.Ex : Luka, Ca mamae, BPH, Fraktur tertutup

Fraktur tertutup

Gawat darurat medik 

Gawat darurat medik adalah Peristiwa yang menimpa seseorang dengan tiba-tiba yangadalah Peristiwa yang menimpa seseorang dengan tiba-tiba yang dapat membahayakan jiwa, sehingga memerlukan tindakan medik dapat membahayakan jiwa, sehingga memerlukan tindakan medik dengan segera dan tepat.

(5)

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI

DepKes RI membagi Lansia sbb : DepKes RI membagi Lansia sbb :

1.

1. Kel. Menjelang Usia lanjut (45-54 th) sbg Kel. Menjelang Usia lanjut (45-54 th) sbg masa vibrilitasmasa vibrilitas 2.

2. Kel. Usia Lanjut (55-64 th) sbg PreseniumKel. Usia Lanjut (55-64 th) sbg Presenium 3.

3. Kel. Usia Lanjut (65 th <) sbg Masa SeniumKel. Usia Lanjut (65 th <) sbg Masa Senium Sedangkan WHO Lansia dibagi menjadi 3 kategori

Sedangkan WHO Lansia dibagi menjadi 3 kategori yaitu :yaitu : 1.

1. Usia Lanjut ® 60 -70 thUsia Lanjut ® 60 -70 th 2.

2. Usia Tua ® 75  89 thUsia Tua ® 75  89 th 3.

3. Usia sangat lanjut ® > 90 th.Usia sangat lanjut ® > 90 th.

Prosedur pelayanan gadar meliputi rangkaian : Prosedur pelayanan gadar meliputi rangkaian :

1.

1. Fase pra RS : ditolong olehFase pra RS : ditolong oleh 1.

1. Orang awamOrang awam 2.

2. Polisi, SAR, Hansip, DPKPolisi, SAR, Hansip, DPK 3.

3. Ambulance 118Ambulance 118 2.

2. Fase RS, pertolongan diFase RS, pertolongan di 1.

1. IGDIGD 2. 2. ICUICU 3.

3. Ruang rawatRuang rawat 3.

3. Fase post RS :Fase post RS : 1.

1. SembuhSembuh 2.

2. Sembuh cacatSembuh cacat 3.

(6)

PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD)

PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD)

Tujuan Tujuan

1. Mencegah kematian dan cacat (to save life and l

1. Mencegah kematian dan cacat (to save life and l imb) pada periderita gawatimb) pada periderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat

darurat, hingga dapat hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat sebagaimana m

sebagaimana mestinyaestinya..

2.Merujuk penderita . gawat darurat

2.Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperolehmelalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang Iebih memadai.

penanganan yang Iebih memadai. 3.Menanggulangi korban bencana. 3.Menanggulangi korban bencana.

Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat

Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami k

Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami k erusakan atau kegagalan dan salaherusakan atau kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :

satu sistem/organ di bawah ini yaitu : 1.

1. Susunan Susunan saraf psaraf pusatusat 2. Pernapasan 2. Pernapasan 3. Kardiovaskuler 3. Kardiovaskuler 4. Hati 4. Hati 5. Ginjal 5. Ginjal 6. Pancreas 6. Pancreas

Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh: Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh: 1. Trauma/cedera

1. Trauma/cedera 2. lnfeksi

2. lnfeksi 3.

3. Keracunan Keracunan (poisoning)(poisoning) 4.

4. Degenerasi Degenerasi (failure)(failure) 5. Asfiksi

5. Asfiksi 6.

6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessKehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer andive loss of wafer and electrolie)

electrolie) 7.

(7)

Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan Yang Bisa

Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan Yang Bisa Terjadi Pada Lansia ,

Terjadi Pada Lansia ,

Meliputi Gngguan :

Meliputi Gngguan :

-- PernafasanPernafasan -- KardiovaskulerKardiovaskuler -- PersyarafanPersyarafan -- PencernaanPencernaan -- KeracunanKeracunan

Keperawatan Gawat Darurat Yang Terjadi Pada Lansia :

Keperawatan Gawat Darurat Yang Terjadi Pada Lansia :

a.

a.

Lingkup masalah kegawatan sistem Lingkup masalah kegawatan sistem pernafasanpernafasan 1)

1) Identifikasi gawat nafasIdentifikasi gawat nafas 2)

2) Peran perawat dalam tindakan pada klien gawat nafasPeran perawat dalam tindakan pada klien gawat nafas 3)

3) Pengembangan tehnik fisioterapi dadaPengembangan tehnik fisioterapi dada y

y Latihan nafasLatihan nafas

y

y MenepukMenepuk

y

y Melakukan vibrasiMelakukan vibrasi

y

y Posisi drainasePosisi drainase

y

y MenghisapMenghisap

y

y Oksigenasi/nebulizerOksigenasi/nebulizer

b.

b.

Lingkup masalah kegawatan sistem kardiovaskulerLingkup masalah kegawatan sistem kardiovaskuler 1)

1) Identifikasi indikator gawat jantungIdentifikasi indikator gawat jantung 2)

2) Peran perawat pada tindakan terhadap klien gawat jantungPeran perawat pada tindakan terhadap klien gawat jantung

BANTUAN HIDUP DASAR / BASIC

BANTUAN HIDUP DASAR / BASIC LIFE SUPPORT

LIFE SUPPORT

Tujuan BLS :

Tujuan BLS : 1.

1. Mencegah henti nafas dan henti jMencegah henti nafas dan henti jantungantung 2.

2. Membantu pernafasan dan atau sirkulasi dengan cMembantu pernafasan dan atau sirkulasi dengan c ara resusitasi jantung danara resusitasi jantung dan paru dengan langkah A.B.C

paru dengan langkah A.B.C Indikasi :

Indikasi : 1.

(8)

Penyebab : tenggelam, stroke, sumbatan benda asing,

Penyebab : tenggelam, stroke, sumbatan benda asing, inhalasi asap, keracunaninhalasi asap, keracunan obat, syock listrik, tercekik, trauma, AMI, tersambar petir, coma.

obat, syock listrik, tercekik, trauma, AMI, tersambar petir, coma. 2.

2. Henti jantungHenti jantung

LANGKAH  LANGKAH BANTUAN HIDUP DASAR / BASIC LIFE

LANGKAH  LANGKAH BANTUAN HIDUP DASAR / BASIC LIFE

SUPPORT

SUPPORT

A.

A. Air Way CAir Way Control (bebaskaontrol (bebaskan jalan nafas)n jalan nafas)

1.

1. Posisi telentangPosisi telentang 2.

2. Permukaan rataPermukaan rata 3.

3. Buka jalan nafas dengan ekstensi kepala dengan mengangkat dagu (head tilt,Buka jalan nafas dengan ekstensi kepala dengan mengangkat dagu (head tilt, chine lift manuver), kalau p

chine lift manuver), kalau p erlu mengangkat mandibula (jaw trust manuver)erlu mengangkat mandibula (jaw trust manuver) dan ketiganya

dan ketiganya dikenal de dikenal de nganngantriple air way manuver triple air way manuver .. 4.

4. Bila ada muntahan bisa dibersihkan dengan cara manual.Bila ada muntahan bisa dibersihkan dengan cara manual.

B. Breathing Support ( bantuan nafas ) B. Breathing Support ( bantuan nafas )

1.

1. Menilai ada nafas/ tidak dengan cara : Menilai ada nafas/ tidak dengan cara : melihat,melihat, mendengar, dan merasakan.

mendengar, dan merasakan. 2.

2. Bila bernafas dan tidak sadar posisikan penderita stabilBila bernafas dan tidak sadar posisikan penderita stabil lateral dan

lateral dan pelihara jal pelihara jal an nafaan nafass 3.

3. Bila tidak bernafas dan tidak sadar : Bila tidak bernafas dan tidak sadar : mulai pernafasanmulai pernafasan buatan dengan meniup 2 kali secara la

buatan dengan meniup 2 kali secara la mbatmbat 4.

(9)

Tindakan pada sumbatan jalan nafas : Tindakan pada sumbatan jalan nafas : 1.

1. MManuver helmichanuver helmich(hentakan pada perut)(hentakan pada perut) 2.

2. C C hest thrustshest thrusts(hentakan dada): penderita gemuk,(hentakan dada): penderita gemuk, hamil, bayi < 1 thn

hamil, bayi < 1 thn 3.

3. Penyapuan dengan jari : hanya pada penderita tidakPenyapuan dengan jari : hanya pada penderita tidak sadar

sadar

C. Circulation Support (bantuan sirkulasi ) C. Circulation Support (bantuan sirkulasi ) 1.

1. Nilai adanya nadi besar, bila teraba lanjutkan nafas buataNilai adanya nadi besar, bila teraba lanjutkan nafas buatan 10 - 12 kali n 10 - 12 kali perper menit kalau perlu , jika nadi

menit kalau perlu , jika nadi tidak teraba lakukan kompresi jantung luartidak teraba lakukan kompresi jantung luar 2.

2. Kompresi pada bayi dan anak : 1Kompresi pada bayi dan anak : 100x/mnt, lokasi 1/3 bawah sternum (1 jari00x/mnt, lokasi 1/3 bawah sternum (1 jari dibawah garis antara kedua putting susu) dengan perbandingan 5:1

dibawah garis antara kedua putting susu) dengan perbandingan 5:1 1.

1. Neonatus: 2 jari (kedua jempol atau telujuk dan tangNeonatus: 2 jari (kedua jempol atau telujuk dan tang ah dengan perbandinganah dengan perbandingan 3:1 atau 5:1

3:1 atau 5:1 2.

2. RJP dg 1 penolong: perbandingan 15: 2RJP dg 1 penolong: perbandingan 15: 2 3.

3. RJP dg 2 penolong , perbandingan 15 : 1RJP dg 2 penolong , perbandingan 15 : 1

c.

c.

Lingkup masaLingkup masalah kegawatan lah kegawatan sistem sistem persarafanpersarafan 1)

1) Peran perawat pada monitor peningkatan tekanan TIKPeran perawat pada monitor peningkatan tekanan TIK 2)

2) Pearan perawat pada tindakan gPearan perawat pada tindakan ganggguan persarafananggguan persarafan

d.

d.

Lingkup masalaLingkup masalah kegawatan sistem h kegawatan sistem muskuloskeletamuskuloskeletall Pengembangan model pe

Pengembangan model penanganan kegawatan gangguan sistem nanganan kegawatan gangguan sistem muskuloskeletamuskuloskeletall (fraktur :

(fraktur : melakukan tehnik pembidaian; melakukan tehnik pembalutan; sertamelakukan tehnik pembidaian; melakukan tehnik pembalutan; serta mengenal; menyiapkan dan melaksanakan pprosedur

mengenal; menyiapkan dan melaksanakan pprosedur pemasangan gips,pemasangan gips, osteopororsis, dll)

osteopororsis, dll)

e.

e.

Lingkup masalah kegawatan terhadap intoksikasiLingkup masalah kegawatan terhadap intoksikasi

Pengembangan model penanganan asuhan keperawatan kegawatan akibat Pengembangan model penanganan asuhan keperawatan kegawatan akibat intoksikasi : intoksikasi : 1) 1) InsektisidaInsektisida 2) 2) NAPZANAPZA 3)

(10)

4)

4) Obat  obatanObat  obatan 5)

5) KimiaKimia 6)

6) Sengatan serangga danSengatan serangga dan 7)

7) Digigit ularDigigit ular

f.

f.

Lingkup masalah kegawatan jiwaLingkup masalah kegawatan jiwa 1)

1) Peran perawat terhadap perawatan kegawatan psikiatriPeran perawat terhadap perawatan kegawatan psikiatri

y

y MengamukMengamuk y

y Percobaan bunuh diriPercobaan bunuh diri

2)

(11)

Konsep Asuhan

Konsep Asuhan Keperawatan

Keperawatan

ASKEP LANSIA

ASKEP LANSIA

Pengkajian

Pengkajian dengan klien PPOM

dengan klien PPOM

Pengkajian pada pernafasan dengan klien PPOM yang didasarkan pada kegiatan Pengkajian pada pernafasan dengan klien PPOM yang didasarkan pada kegiatan sehari  hari. Ukur kualitas pernafasan antara skala 1 sa

sehari  hari. Ukur kualitas pernafasan antara skala 1 sa mpai 10. Dan juga mengidentifikasimpai 10. Dan juga mengidentifikasi faktor sosial dan lingkungan yang merupakan faktor pendukung terjadinya gejala. Perawat faktor sosial dan lingkungan yang merupakan faktor pendukung terjadinya gejala. Perawat  juga mengidentifikasi type dari gejala yang muncul antara lain, tiba-tiba atau

 juga mengidentifikasi type dari gejala yang muncul antara lain, tiba-tiba atau membahayakan dan faktor presipitasi lainnya antara l

membahayakan dan faktor presipitasi lainnya antara l ain perjalanan penularan temperaturain perjalanan penularan temperatur dan stress.

dan stress.

Pengkajian fisik termasuk pengkajian bentuk d

Pengkajian fisik termasuk pengkajian bentuk d an kesimetrisan dada, Respiratoryan kesimetrisan dada, Respiratory Rate dan Pola pernafasan, posisi tubuh menggunakan otot bantu pernafasan dan juga Rate dan Pola pernafasan, posisi tubuh menggunakan otot bantu pernafasan dan juga warna, jumlah, kekentalan dan bau

warna, jumlah, kekentalan dan bau sputumsputum.. Palpasi dan perfusi pada

Palpasi dan perfusi pada dada diidentifikasikan untuk mengkaji terhadapdada diidentifikasikan untuk mengkaji terhadap peningkatan gerakan Fremitus, gerakan dinding dada

peningkatan gerakan Fremitus, gerakan dinding dada dan penyimpanan diafragma. Ketikadan penyimpanan diafragma. Ketika mengausku

mengauskultasi dinding dada pada dewasa tua / ltasi dinding dada pada dewasa tua / akhir seharusnya diberi cukup waktuakhir seharusnya diberi cukup waktu untuk kenyamanan dengan menarik nafas dalam tanpa adanya rasa pusing (dizzy) untuk kenyamanan dengan menarik nafas dalam tanpa adanya rasa pusing (dizzy) (Loukenaffe, M.A, 2000).

(Loukenaffe, M.A, 2000).

Hal-hal yang juga perlu dikaji adalah : Hal-hal yang juga perlu dikaji adalah :

1

1. Aktifitas / istirahat . Aktifitas / istirahat 

Keletihan , kelemahan, malaise, ketidak

Keletihan , kelemahan, malaise, ketidak mampuan melakukan aktifitas sehari-hari karenamampuan melakukan aktifitas sehari-hari karena sulit bernafas.

sulit bernafas.

2. Sirkulasi  2. Sirkulasi 

Pembengkakan pada ekstremitas bawah, peningkatan tekanan darah,takikardi. Pembengkakan pada ekstremitas bawah, peningkatan tekanan darah,takikardi.

3. Integritas ego 3. Integritas ego

Perubahan pola hidup,

Perubahan pola hidup, ansietas, ketakutan,peka rangsangansietas, ketakutan,peka rangsang

4.

4.MMakanan / cairanakanan / cairan

Mual / muntah, anoreksia, ketidakmampuan untuk makan

Mual / muntah, anoreksia, ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan,karena distress pernafasan, turgor kulit buruk, b

turgor kulit buruk, b erkeringat.erkeringat.

5. Higiene 5. Higiene

Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktifitas sehari-hari, Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktifitas sehari-hari,

(12)

kebersihan buruk, bau badan. kebersihan buruk, bau badan.

6

6. Pernafasan. Pernafasan

Nafas pendek, rasa dada tertekan, dispneu, penggunaan otot

Nafas pendek, rasa dada tertekan, dispneu, penggunaan otot bantu pernafasan.bantu pernafasan.

7. Keamanan 7. Keamanan

Riwayat reaksi alergi / sensitif terhadap zat atau faktor l

Riwayat reaksi alergi / sensitif terhadap zat atau faktor l ingkungan.ingkungan.

8. Seksualitas 8. Seksualitas Penurunan libido. Penurunan libido. 9. Interaksi sosial  9. Interaksi sosial 

Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung,

Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, keterbatasan mobilitas fisik.keterbatasan mobilitas fisik. (Doengoes, 2000 :152 ).

(Doengoes, 2000 :152 ).

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang lazim pada lansia dengan PPOM, antara lain : Diagnosa keperawatan yang lazim pada lansia dengan PPOM, antara lain : 1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan tertahannya sekresi. 1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan tertahannya sekresi. 2. Gangguan pertukaran g

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya suplai oksigen.as berhubungan dengan kurangnya suplai oksigen.

3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan in adekuat pertahanan primer dan 3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan in adekuat pertahanan primer dan sekunder, penyakit kronis.

sekunder, penyakit kronis. 4. Perubahan nutrisi kurang

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disprisa,dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disprisa, kelemahan, efek samping obat, produksi sputum, anoreksia, mual /

kelemahan, efek samping obat, produksi sputum, anoreksia, mual / muntah.muntah. 5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan 5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen, kelemahan,

kebutuhan oksigen, kelemahan, dispnea.dispnea. 6. Defisit pengetahuan tentang PP

6. Defisit pengetahuan tentang PPOM berhubungan dengan kurang informasi, salahOM berhubungan dengan kurang informasi, salah mengerti tentang informas

mengerti tentang informasi, kurang mi, kurang mengingat / keterbatasan kognitif ( Doenges, 2000).engingat / keterbatasan kognitif ( Doenges, 2000).

Evaluasi

Evaluasi

Fokus utama pada klien

Fokus utama pada klien Lansia dengan COPD adalah untuk Lansia dengan COPD adalah untuk mengembalikan kemampuanmengembalikan kemampuan dalam ADLS, mengontrol gejala, dan tercapainya hasil yang diharapkan. Klien Lansia dalam ADLS, mengontrol gejala, dan tercapainya hasil yang diharapkan. Klien Lansia mungkin membutuhkan perawatan tambahan di rumah, evaluasi juga

mungkin membutuhkan perawatan tambahan di rumah, evaluasi juga termasuk memonitortermasuk memonitor kemampuan beradaptasi dan menggunakan tehnik energi conserving, untuk

kemampuan beradaptasi dan menggunakan tehnik energi conserving, untuk mengurangimengurangi sesak nafas, dan kecemasan yang diajarkan dal

(13)

Klien Lansia membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari tehnik rehabilitasi yang Klien Lansia membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari tehnik rehabilitasi yang diajarkan. Bagaimanapun, saat pertama kali mengajar,

diajarkan. Bagaimanapun, saat pertama kali mengajar, mereka harus mempunyaimereka harus mempunyai pemahama

pemahaman yang bn yang baik dan mampu untuk beradaptasi dengan gaya hidupaik dan mampu untuk beradaptasi dengan gaya hidup mereka.(Leukenot

mereka.(Leukenotte, M A, te, M A, 2000 : 502)2000 : 502)

Kesimpulan

Kesimpulan

1. PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan g

1. PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan g angguan fungsi paru berupaangguan fungsi paru berupa

memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran nafas memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran nafas dan tidak banyak mengalami perubahan dalam

dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa observasi beberapa waktu.PPOMmasa observasi beberapa waktu.PPOM terdiri dari kumpulan tiga penyakit yaitu Bronkitis kronik,

terdiri dari kumpulan tiga penyakit yaitu Bronkitis kronik, Emfisema parEmfisema paru dan Asma.u dan Asma. 2. Faktor resiko dari PPOM

2. Faktor resiko dari PPOM adalah :adalah :

Merokok sigaret yang berlangsung lama, Polusi udara, Infeksi paru berulang, Umur, Jenis Merokok sigaret yang berlangsung lama, Polusi udara, Infeksi paru berulang, Umur, Jenis kelamin, Ras, Defisiensi alfa-1 antitripsin, Defisiensi anti ok

kelamin, Ras, Defisiensi alfa-1 antitripsin, Defisiensi anti ok sidansidan 3. Manifestasi klinik PPOM adalah pada Lansia, antara lain : 3. Manifestasi klinik PPOM adalah pada Lansia, antara lain : Batuk yang sangat produktif,

Batuk yang sangat produktif, purulent, dan mudah memburuk oleh iritan-iritan inhalen,purulent, dan mudah memburuk oleh iritan-iritan inhalen, Sesak nafas, Hipoksia dan hiperkapnea, Takipnea, Di

Sesak nafas, Hipoksia dan hiperkapnea, Takipnea, Di spnea yang menetapspnea yang menetap 4. Penatalaksanaan pada penderita PPOM :

4. Penatalaksanaan pada penderita PPOM : Meniadakan faktor etiologi dan

Meniadakan faktor etiologi dan presipitasi, Membersihkan sekresi Sputum, presipitasi, Membersihkan sekresi Sputum, MemberantaMemberantass infeksi, Mengatasi Bronkospasme, Pengobatan Simtomatik, P

infeksi, Mengatasi Bronkospasme, Pengobatan Simtomatik, P enanganan terhadapenanganan terhadap komplikasi yang timbul, Pengobatan oksigen,

komplikasi yang timbul, Pengobatan oksigen, Tindakan Rehabilitasi.Tindakan Rehabilitasi.

Saran

Saran

1. Untuk Lansia 1. Untuk Lansia

Menghindari faktor resiko : Menghindari faktor resiko :

- Anjurkan klien untuk tidak merokok - Anjurkan klien untuk tidak merokok - Anjurkan klien untuk cukup istirahat - Anjurkan klien untuk cukup istirahat - Anjurkan klien untuk menghindari alergen - Anjurkan klien untuk menghindari alergen - Anjurkan klien untuk mengurangi aktifitas - Anjurkan klien untuk mengurangi aktifitas

- Anjurkan klien untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup - Anjurkan klien untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup 2. Untuk keluarga

2. Untuk keluarga

Memberikan dukungan : Memberikan dukungan :

- Anjurkan keluarga untuk memberi perhatian pada klien - Anjurkan keluarga untuk memberi perhatian pada klien

(14)

- Anjurkan keluarga untuk memantau kondisi klien - Anjurkan keluarga untuk memantau kondisi klien

- Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif  - Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif 

Pengkajian klien dengan hipe

Pengkajian klien dengan hipertensi

rtensi

--

Aktifitas/ istirahatAktifitas/ istirahat

Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup

Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monotonmonoton Tanda: Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung Tanda: Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung

--

SirkulasiSirkulasi

Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner. Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner. Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, dis

Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, dis arythmia.arythmia.

--

Integritas EgoIntegritas Ego

Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress. Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress. Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang. Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang.

--

EliminasiEliminasi

Riwayat penyakit ginjal,

Riwayat penyakit ginjal, obstruksi.obstruksi.

--

Makanan/ cairanMakanan/ cairan

Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual, Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/

muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan diuretik.turun), riwayat penggunaan diuretik. Tanda: Berat badan normal

Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.atau obesitas, adanya oedem.

--

NeurosensoriNeurosensori

Gejala: Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala

Gejala: Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan penglihatan.sub oksipital, gangguan penglihatan.

Tanda: Status mental:

Tanda: Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan retina optik.orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan retina optik.

Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan. Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan.

--

Nyeri/ ketidaknyamananNyeri/ ketidaknyamanan

Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, ny

Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, ny eri abdomen/ masssaeri abdomen/ masssa..

--

PernafasanPernafasan

Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk d

Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk d engan/ tanpaengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.

sputum, riwayat merokok.

Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat bantu Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat bantu pernafasan.

pernafasan.

--

KeamananKeamanan

Gejala: Gangguan koordinasi, cara brejalan. Gejala: Gangguan koordinasi, cara brejalan.

(15)

2.

2. Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan Diagnostik

--

Hb: untuk mengkaji Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-seanemia, jumlah sel-sel terhadap volume l terhadap volume cairan (viskositas).cairan (viskositas).

--

BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.

--

Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan kadarGlukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

katekolamin (meningkatkan hipertensi).

--

Kalsium serumKalsium serum

--

Kalium serumKalium serum

--

Kolesterol dan trygliKolesterol dan trygli seridserid

--

Px tyroidPx tyroid

--

Urin analisaUrin analisa

--

Foto dadaFoto dada

--

CT ScanCT Scan

--

EKGEKG Prioritas keperawatan: Prioritas keperawatan:

--

MempertahaMempertahankan/ nkan/ meningkatkan fungsi kardiovaskuler.meningkatkan fungsi kardiovaskuler.

--

Mencegah komplikasi.Mencegah komplikasi.

--

Kontrol aktif terhadap kondisi.Kontrol aktif terhadap kondisi.

--

Beri informasi tentang proses/ prognose dan Beri informasi tentang proses/ prognose dan program pengobatan.program pengobatan. 3

3.. Diagnosa Keperawatan:Diagnosa Keperawatan:

Intoleran aktivitas sehubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai Intoleran aktivitas sehubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O

dan kebutuhan O22.. Tujuan/ kriteria: Tujuan/ kriteria:

--

Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/ dipBerpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/ dip erlukan.erlukan.

--

Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diuMelaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diu kur.kur.

--

MenunMenunjukkan pjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.enurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi. Intervensi:

Intervensi:

--

Kaji respon terhadap aktifitas.Kaji respon terhadap aktifitas.

--

Perhatikan tekanan darah, nadi selama/ Perhatikan tekanan darah, nadi selama/ sesudah istirahat.sesudah istirahat.

--

Perhatikan nyeri dada, dyspnea, pusing.Perhatikan nyeri dada, dyspnea, pusing.

--

Instruksikan tentang tehnik menghemat tenaga, misal: menggunakan kursi saat mandi,Instruksikan tentang tehnik menghemat tenaga, misal: menggunakan kursi saat mandi, sisir rambut.

(16)

--

Melakukan aktifitas dengan Melakukan aktifitas dengan perlahan-lahan.perlahan-lahan.

--

Beri dorongan untuk melakukan aktifitas/ perawatan diri secara bertahap jika dapatBeri dorongan untuk melakukan aktifitas/ perawatan diri secara bertahap jika dapat

ditoleransi. ditoleransi.

--

Beri bantuan sesuai Beri bantuan sesuai dengan kebutuhan.dengan kebutuhan. 4

4.. Diagnosa Keperawatan:Diagnosa Keperawatan:

Nyeri (akut), sakit k

Nyeri (akut), sakit k epala sehubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.epala sehubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral. Hasil yang diharapkan: m

Hasil yang diharapkan: melapor nyeri/ ketidaknyamanan berkurang.elapor nyeri/ ketidaknyamanan berkurang. Intervensi:

Intervensi:

--

Pertahankan tirah baring selama fase Pertahankan tirah baring selama fase akut.akut.

--

Beri tindakan non farmakologik untuk menghilangkan nyeri seperti pijat punggung,Beri tindakan non farmakologik untuk menghilangkan nyeri seperti pijat punggung,

leher, tenang, tehnik r

leher, tenang, tehnik relaksasi.elaksasi.

--

Meminimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan nyeri kepala,misal:Meminimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan nyeri kepala,misal:

membungkuk

membungkuk, , mengejan saat buang air besar.mengejan saat buang air besar.

--

Kolaborasi dalam pemberian analgetika, anti ancietas.Kolaborasi dalam pemberian analgetika, anti ancietas. 5

5.. Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan

Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan fungsi motorik sekunder Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan fungsi motorik sekunder terhadap kerusakan neuron

terhadap kerusakan neuron motorik atas.motorik atas. Kriteria:

Kriteria:

Klien akan menunjukkan tindakan untuk

Klien akan menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitasmeningkatkan mobilitas.. Intervensi:

Intervensi: 1)

1) Ajarkan klien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif pada ekstremitas yang tidakAjarkan klien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit pada sedikitnya empat kali sehari.

sakit pada sedikitnya empat kali sehari.

R/ Rentang gerak aktif meningkatkan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki R/ Rentang gerak aktif meningkatkan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki

fungsi jantung dan

fungsi jantung dan pernafasan.pernafasan. 2)

2) Lakukan latihan rentang gerak pasif pada ekstremitas yang sakit tiga sampai empat kaliLakukan latihan rentang gerak pasif pada ekstremitas yang sakit tiga sampai empat kali sehari. Lakukan latihan dengan perlahan untuk memberikan waktu agar otot rileks dan sehari. Lakukan latihan dengan perlahan untuk memberikan waktu agar otot rileks dan sangga ekstremitas di atas dan di bawah sendi untuk mencegah regangan pada sendi sangga ekstremitas di atas dan di bawah sendi untuk mencegah regangan pada sendi dan jaringan.

dan jaringan.

R/ Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak digunakan. Kontraktur R/ Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak digunakan. Kontraktur pada otot fleksor dan adduktor dapat terjadi karena otot ini lebih kuat dari ekstensor pada otot fleksor dan adduktor dapat terjadi karena otot ini lebih kuat dari ekstensor dan abduktor.

(17)

3)

3) Bila klien di tempat tidur lakukan tindakan untuk mBila klien di tempat tidur lakukan tindakan untuk m eluruskan postur tubuh.eluruskan postur tubuh.

R/ Mobilitas dan kerusakan fungsi neurosensori yang berkepanjangan dapat menyebabkan R/ Mobilitas dan kerusakan fungsi neurosensori yang berkepanjangan dapat menyebabkan

kontraktur permanen. kontraktur permanen. 4)

4) Siapkan mobilisasi progresif.Siapkan mobilisasi progresif.

R/ Tirah baring lama atau penurunan volume darah dapat menyebabkan penurunan R/ Tirah baring lama atau penurunan volume darah dapat menyebabkan penurunan

tekanan darah tiba-tiba (hipotensi orthostatik) karena darah

tekanan darah tiba-tiba (hipotensi orthostatik) karena darah kembali ke sirkulasi perifer.kembali ke sirkulasi perifer. Peningkatan aktivitas secara bertahap akan menurunkan keletihan dan peningkatan Peningkatan aktivitas secara bertahap akan menurunkan keletihan dan peningkatan tahanan.

tahanan. 5)

5) Secara perlahan bantu klien maju dari ROM aktif kSecara perlahan bantu klien maju dari ROM aktif k e aktivitas fungsional sesuai indikasi.e aktivitas fungsional sesuai indikasi. R/ Memberikan dorongan pada klien unt

R/ Memberikan dorongan pada klien unt uk melakukan secara teratur.uk melakukan secara teratur.

6

6.. Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan

Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit lapang pandang, Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit lapang pandang, motorik atau persepsi.

motorik atau persepsi. Kriteria hasil:

Kriteria hasil:

--

MengidentifikasMengidentifikasi faktor yi faktor yang meningkatkan resiko terhadap cedera.ang meningkatkan resiko terhadap cedera.

--

Memperagakan tindakan keamanan untuk mencegah Memperagakan tindakan keamanan untuk mencegah cedera.cedera.

--

Meminta bantuan bila dipMeminta bantuan bila dip erlukan.erlukan. Intervensi:

Intervensi: 1)

1) Lakukan tindakan untuk mengurangi bahaya liLakukan tindakan untuk mengurangi bahaya li ngkungan.ngkungan. R/ Membantu menurunkan cedera.

R/ Membantu menurunkan cedera. 2)

2) Bila penurunan sensitifitas taktil menjadi masalah ajarkan klien untuk melakukan:Bila penurunan sensitifitas taktil menjadi masalah ajarkan klien untuk melakukan:

--

Kaji suhu air Kaji suhu air mandi dan bantalan pemanas sebelum dimandi dan bantalan pemanas sebelum digunakan.gunakan.

--

Kaji ekstremitas setiap hari tKaji ekstremitas setiap hari terhadap cedera yang tak terdeteksi.erhadap cedera yang tak terdeteksi.

--

Pertahankan kaki tetap hangat dan kering serta kulit dilemaskan dengan lotionPertahankan kaki tetap hangat dan kering serta kulit dilemaskan dengan lotion emoltion.

emoltion.

R/ Kerusakan sensori pasca CVA

R/ Kerusakan sensori pasca CVA dapat mempengaruhi persepsi klien terhadap suhu.dapat mempengaruhi persepsi klien terhadap suhu. 3)

3) Lakukan tindakan untuk mengurangi resiko yang berkenaan dengan pengunaan alatLakukan tindakan untuk mengurangi resiko yang berkenaan dengan pengunaan alat bantu.

(18)

R/ Penggunaan lat bantu yang

R/ Penggunaan lat bantu yang tidak tepat atau tidak pas dapat tidak tepat atau tidak pas dapat meyebabkan reganganmeyebabkan regangan atau jatuh.

atau jatuh. 4)

4) Anjurkan klien dan Anjurkan klien dan keluarga untuk memaksimalkan keamanan di rumah.keluarga untuk memaksimalkan keamanan di rumah.

R/ Klein dengan masalah mobilitas, memerlukan [emasangan alat bantu ini dan R/ Klein dengan masalah mobilitas, memerlukan [emasangan alat bantu ini dan 7

7.. ImplementasiImplementasi a.

a. Pencegahan PrimerPencegahan Primer

Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:

berlebihan dianjurkan untuk: 1)

1) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadiMengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolem

hiperkolesterolemia, ia, Diabetes Mellitus, dsb.Diabetes Mellitus, dsb. 2)

2) Dilarang merokok atau Dilarang merokok atau menghentikan merokok.menghentikan merokok. 3)

3) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam. 4)

4) Melakukan exercise untuk Melakukan exercise untuk mengendalikamengendalikan berat n berat badan.badan.

b.

b. Pencegahan sekunderPencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:

berupa: 1)

1) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun denganPengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.

tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer. 2)

2) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabilHarus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin.

mungkin. 3)

3) Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol. 4)

4) Batasi aktivitas.Batasi aktivitas. 8

8.. EvaluasiEvaluasi 1.

1. Tanda-tanTanda-tanda vital dalda vital dal am batas normalam batas normal 2.

2. Renspon klien terhadap aktivitas mulai membaikRenspon klien terhadap aktivitas mulai membaik 3.

3. Klien melapor nyeri/ ketidaknyamanan telah berkurangKlien melapor nyeri/ ketidaknyamanan telah berkurang 4.

4. Klien sudah mulai bisa melakukan aktivitasKlien sudah mulai bisa melakukan aktivitas 5.

(19)

SARAN

SARAN

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami penyusun mengharapkan adanya dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang b

kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini padaersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini pada waktu selanjutnya. waktu selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kapukonline.com/2011/10/triage-kegawatdaruratanemergency.html http://www.kapukonline.com/2011/10/triage-kegawatdaruratanemergency.html Nursalam, dkk.2003.

Nursalam, dkk.2003.Pendidikan Dalam KeperawatanPendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika..Jakarta:Salemba Medika. http://blog.unand.ac.id/ainica

http://blog.unand.ac.id/ainicahayamata/downloadbahankeperawahayamata/downloadbahankeperawatan/%E2%98%85keperatan/%E2%98%85kepera watan-gawat-darurat/

watan-gawat-darurat/

http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/askep-ppom/ http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/askep-ppom/ Nursalam.2008.

Nursalam.2008.Konsep & PenerapanKonsep & PenerapanMMetode Keperawatan (ed. 2)etode Keperawatan (ed. 2). Jakarta:Salemba Medika. Jakarta:Salemba Medika Wahyudi Nugroho ( 2000),

Wahyudi Nugroho ( 2000),Keperawatan Gerontik Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC JakartaEdisi 2 , EGC Jakarta Donges Marilyn E (2000), R

Donges Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatanencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Madeedisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa, EGC Jakarta

Kariasa, EGC Jakarta

Dr. Taufan nugroho. 2011. Asuhan keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika Dr. Taufan nugroho. 2011. Asuhan keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika Corwin, Elizabeth J. Buku saku Patofisiologi. Jakarta :EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Jika anda ingin mengprint gambar sesuai dengan kertas yang di inginkan dan gambar yang ada Jika anda ingin mengprint gambar sesuai dengan kertas yang di inginkan dan gambar yang

PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MENYIKAPI DAMPAK PERTAMBANGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pemberdayaan masyarakat desa maupun pembangunan infrastruktur desa memiliki tugas untuk mengawal implementasi UU Desa. Pendampingan spesifik sesuai keahlian ditentukan

Sumber stres pada aspek tekanan dan aspek tekanan diri tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecanduan video game pada mahasiswa Universitas Surabaya

KODE URAIAN ANGGARAN ( Rp ) SUMBERDANA 1 2 3 4 REKENING 5 PENDAPATAN

4) Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer dengan campuran sesuai dengan spesifikasi teknis. 5) Batu dibersihkan dari bahan

490 Jawa Barat Bekasi Klinik Mitrasana Dukuh Zamrud Jl. Sultan Hasanuddin Kec. Iqbali Taufan Villa Mutiara Cikarang II Blok E3 No. Raya Cileungsi-Jonggol Km. Empang Ii No. Mayor

9 Relevan dengan Surya, Slameto dan Ali seperti yang dikutip Tohirin, menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu