• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SIAGA BENCANA DI SMA NEGERI 1 KARANGANOM KLATEN TAHUN 2015 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SIAGA BENCANA DI SMA NEGERI 1 KARANGANOM KLATEN TAHUN 2015 SKRIPSI"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2015

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Ati Astuti 3201411104

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 28 Agustus 2015

Pembimbing

Wahyu Setyaningsih, S. T., M. T NIP.197912222006042001

(3)

iii

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada

Hari : Kamis

Tanggal : 10 September 2015

Penguji I Penguji I I Penguji III

Dra. Erni Suharini, M.Si Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc Wahyu Setyaningsih, S. T, M. T NIP.19611106198803200 NIP. 197806132005012005 NIP.197912222006042001

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang ditulis di dalam skripsi ini benar-benar skripsi saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 28 Agustus 2015

Ati Astuti

(5)

v

 Sebuah musibah memberikan sama banyak bahkan lebih daripada yang telah ia hancurkan.

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini ku persembahkan untuk

 Bapakku Slamet Karsono dan Ibuku Suparni tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, motivasi dan semua hal yang mungkin takkan terhitung dan terbalas oleh apapun.

 Adikku tercinta, Utami yang selalu memberikan dukungan.

 Almamater tercinta, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

(6)

vi PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana di SMA Negeri 1 Karanganom Klaten Tahun 2015” ini dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang atas segala bimbingan dan arahan selama menjadi mahasiswa Universitas Negeri Semarang

2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial atas segala bimbingan dan arahan selama menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

3. Drs. Apik Budi Santoso., M.Si, Ketua Jurusan Geografi atas segala bimbingan dan arahan selama menjadi mahasiswa Geografi

4. Wahyu Setyaningsih, S. T., M. T atas segala arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Erni Suharini, M.Si dan Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc, Penguji I dan Penguji II atas segala bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi. 6. Para Dosen dan karyawan Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan

(7)

vii

9. Keluarga besar Jurusan Geografi, Pend. Geografi 2011 Terima kasih untuk semua yang sangat indah,

10. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan. Penulis menyadaari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, September 2015

(8)

viii SARI

Ati Astuti. 2015.Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana di SMA Negeri 1 Karanganom Klaten Tahun 2015. Skripsi. Jurusan Geografi. FIS. UNNES.

Pembimbing Wahyu Setyaningsih, S. T., M. T.

Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang rawan mengalami bencana alam seperti gempa bumi dan angin putting beliung. Menyadari adanya risiko bencana, penting ditumbuhkan kesadaran dan pembudayaan pengurangan risiko bencana (PRB). Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan melalui pendidikan siaga bencana dalam sekolah. Pembentukan Sekolah Siaga Bencana (SSB), merupakan salah satu upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam sekolah. BPBD bererencana membentuk 40 SSB untuk SMA/SMK di Klaten pada tahun 2015 termasuk didalamnya SMA N 1 Karanganom Klaten. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana potensi bencana di lingkungan SMA Negeri 1 Karanganom, dan 2) Bagaimana pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMA Negeri 1 Karanganom. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui bagaimana potensi bencana di lingkungan SMA Negeri 1 Karanganom, dan 2) Mengetahui bagaimana pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMA Negeri 1 Karanganom.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Objek penelitan ini adalah seluruh komponen sekolah yang berkaitan dengan program Sekolah Siaga Bencana termasuk seluruh warga sekolah. Populasi dalam penelitian ini adalah 754 warga sekolah. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang diambil sebesar 12% dari populasi, yakni 90 warga sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan observasi yang dilengkapi dengan wawancara dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan deskriptif.

Hasil penelitian bencana yang memiliki potensi paling tinggi adalah adalah Gempa Bumi. Setelah gempa bumi, bencana yang juga berpotensi terjadi adalah Puting Beliung. Rata-rata secara keseluruhan dalam Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana SMA Negeri 1 Karanganom adalah mencapai 79,8%.

Saran dari peneliti adalah agar sekolah memberikan kesempatan yang lebih banyak lagi bagi para siswa untuk ikut dalam pelatihan dan sosialisasi tentang upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB).

(9)

ix

PENGESAHAN KELULUSAN ………... iii

PERNYATAAN……… iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……… v

KATA PENGANTAR ……….. vi

ABSTRAK ……… viii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR TABEL ………. xi

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……….……… 1

1.2 Perumusan Masalah ……….... 5

1.3 Tujuan Penelitian………. 5

1.4 Manfaat Penelitian……….. 5

1.5 Batasan Istilah………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 7

2.1 Landasan Teori………... 7

2.2 Kerangka Berfikir………... 14

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 15

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian……….……… 15

3.2 Obyek Penelitian ………... 15

3.3 Populasi dan Sampel………. 15

3.4 Variable Penelitian……….... 16

3.5 Teknik Pengumpulan Data………. 17

3.6 Teknik Analisis Data……….. 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 22

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian……….………. 22

4.2 Hasil Penelitian………... 26

(10)

x BAB V PENUTUP……… 99 5.1 Kesimpulan……… . 59 5.2 Saran……… 59 DAFTAR PUSTAKA………. 60 LAMPIRAN LAMPIRAN………. 61

(11)

xi

Tabel 4. 1 Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Karanganom………...25

Tabel 4. 2 Tenaga Pendikan dan Non Pendidikan SMA Negeri 1 Karanganom ... 26

Tabel 4. 3 Penyediaan fasilitas di SMA Negeri 1 Karanganom ... 26

Tabel 4. 4 Jumlah Warga Sekolah yang Terkena Dampak Bencana ... 27

Tabel 4. 5 Tingkat Kerawanan Tempat Tinggal Warga Sekolah Terhadap Bencana Gempa Bumi ... 28

Tabel 4. 6 Frekuensi Kejadian dan Kerugian akibat Bencana Puting Beliung di Kabupaten Klaten tahun 2012-2013 ... 29

Tabel 4. 7 Pengetahuan Warga Sekolah Mengenai Risiko Bencana... 33

Tabel 4. 8 Pemenuhan Sub Variabel Sikap dan Tindakan ... 37

Tabel 4. 9 Pemenuhan Sub Variabel Kebijakan Sekolah ... 41

Tabel 4. 10 Pemenuhan Sub Variabel Perencanaan Kesiapsiagaan ... 47

Tabel 4. 11 Pemenuhan Sub Variabel Mobilisasi Sumber Daya ... 51

Tabel 4. 12 Tingkat Kerawanan Tempat Tinggal Warga Sekolah Terhadap Bencana Gempa ... 52

Tabel 4. 13 Tabel Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana di SMA Negeri 1 Karanganom ... 54

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka berfikir……….15

Gambar 4. 1 Halaman depan SMA Negeri 1 Karanganom ... 23

Gambar 4. 2 Warga sekolah menyelamatkan diri mengikuti tanda evakuasi, setelah kentongan tanda bahaya dibunyikan. ... 35

Gambar 4. 3 Seluruh warga sekolah diarahkan menuju shelter yang sudah diberitahukan. ... 35

Gambar 4. 4 Siswa yang terluka mendapatkan pertolongan dari tim medis siswa ... 36

Gambar 4. 5 Kepala BPBD Klaten memberikan sosialisasi tentang Pengurangan Risiko Bencana ... 37

Gambar 4. 6 Mading dapat diakses oleh warga sekolah. ... 39

Gambar 4. 7 Dalam madding tercantum nomor-nomor darurat yang bisa dihubungi saat terjadi bencana ... 40

Gambar 4. 8 Perpustakaan Sekolah ... 40

Gambar 4. 9 Tanda Jalur Evakuasi pada dinding luar kelas. ... 44

Gambar 4. 10 Tanda jalur evakuasi dalam ruang kelas ... 45

Gambar 4. 11 Denah jalur evakuasi di dalam kelas ... 45

Gambar 4. 12 Shelter di belakang sekolah ... 46

Gambar 4. 13 Sumber air bersih Shelter ... 46

Gambar 4. 14 Kotak P3K ... 48

Gambar 4. 15 Tabung oksigen ... 49

Gambar 4. 16 Drakbar/Tandu ... 49

(13)

xiii

Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Kepala Sekolah dan Guru Geografi ….. 63 Lampiran 3. Instrument Wawancara Kepala Sekolah dan Guru Geografi.. 67 Lampiran 4. Angket Partisipasi Warga Sekolah dalam Program Sekolah Siaga

Bencana ………. 71 Lampiran 5. Instrumen Dokumentasi……… 73 Lampiran 6. Lembar Observasi ……… 75 Lampiran 7. Lembar Observasi Standar Bangunan Aman Bencana……. 77 Lampiran 8. Peta Lokasi Penelitian……….. 82 Lampiran 9. Peta Rawan Bencana Gempa Bumi Kabupaten Klaten…… 83 Lampiran 10. Tabel Warga sekolah yang Mengalami Dampak Bencana... 84 Lampiran 11. Hasil Angket Partisipasi Warga Sekolah dalam Program Sekolah Siaga Bencana ……….……….. 89 Lampiran 12. Tingkat Kerawanan Lingkungan Tempat Tinggal Warga

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bencana alam merupakan salah satu fenomena alam yang mengancam keberlangsungan hidup manusia. Dampak negatif yang ditimbulkan bisa berupa kerugian materi maupun nonmateri. Bencana yang terjadi karena adanya pengaruh lingkungan dan manusia itu bisa dicontohkan seperti banjir, tanah longsor atau kebakaran gagal teknologi, gagal modernisasi, konflik sosial antar kelompok dan teror. Adapun bencana alam yang terjadi secara alami dapat dicontohkan dengan gempa bumi, Tsunami, letusan gunung api, kemarau panjang, dan angin topan.

Bencana sering terjadi dalam waktu yang tidak diduga-duga dan dapat terjadi dimana saja dan dapat terjadi pada siapa saja. Bencana alam yang terjadi tersebut selain dapat merenggut korban jiwa juga dapat merusak lahan yang di lokasi bencana alam itu terjadi. Berbagai macam ancaman (hazard) bencana, baik alam, non-alam, maupun sosial dapat dijumpai di wilayah Indonesia. Upaya penanggulangan bencana (PB) dimaksudkan untuk menghidari bencana atau meminimalisir dampaknya, sehingga wilayah atau permukiman menjadi bertambah aman dan nyaman dari kejadian bencana, yang merupakan persyaratan utama dalam pengembangan masayarakat yang madani. Ditinjau dari sisi konsep pengurangan risiko bencana (PRB), ancaman bencana tersebut dapat mengakibatkan bencana yang besar di wilayah permukiman manakala tingkat kerentanannya (vurnerability) tinggi dan/atau kapasitasnya (capacity) rendah (Sarwidi: 2013).

(15)

Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang rawan mengalami bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan angin putting beliung. Hal ini karena letaknya di wilayah Jawa Tengah bagian selatan yang dekat dengan daerah pertemuan lempeng dan merupakan daerah dataran rendah, sehingga rawan terjadi banjir jika intensitas curah hujan begitu tinggi.

Berdasarkan sejarah kegempaan Jawa, daerah Yogyakarta sudah beberapa kali mengalami gempa merusak, yaitu pada tahun 1992 (skala intensitas mencapai V MMI), 2001 (skala intensitas mencapai V MMI), 2004 (skala intensitas mencapai V MMI) dan tahun 2006 (Sucipto: 2010). Tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa bumi yang berpusat di Yogyakarta dan dampak gempa tersebut menyebabkan kerusakan yang cukup parah. BMG, mencatat gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 05:53:58 dengan posisi episentrum 8,04º Lintang Selatan dan 110,43º Bujur Timur, kedalaman 33 km serta magnitudo 5,9 Mb (http://www.bmg.go.id). Episentrum gempa yang mengguncang Yogyakarta ini, diduga keras berada di bawah Sungai Opak yang merupakan sesar atau patahan. Sesar ini ditengarai masih potensial bergerak sehingga bisa kembali menimbulkan gempa bumi (Winardi, 2008:22). Dampak yang ditimbulkan tidak hanya kerusakan fisik tapi juga menimbulkan korban jiwa. Gempa bumi tersebut mengakibatkan korban tewas seketika sebanyak 5.744 orang dan melukai lebih dari 45.000 orang. Sebanyak 350.000 rumah hancur/rusak berat dan 278.000 rumah rusak sedang/ringan. Dampak gempa ini menyebabkan 1,5 juta orang tidak

(16)

3

memiliki rumah karena rusak atau hancur

(https://elantowow.wordpress.com/2011/05/13).

Setelah itu, pada tahun 2010 daerah Yogyakarta sudah diguncang enam kali gempabumi tektoni. Gempa tersebut diantaranya, gempabumi tanggal 21 Agustus 2010 (magnitudo 5.0 Skala Richter), 3 September 2010 (magnitudo 5.0 Skala Richter), 11Oktober 2010 (magnitudo 3.9 Skala Richter), 28 Oktober 2010 (magnitudo 4.0 Skala Richter), dan 28 Oktober 2010 (magnitudo 3.2 Skala Richter). Serta pada tanggal 2 April 2014 kembali terjadi gempa bumi berkekuatan 4,5 Skala Richter (https://tempo.co/read/news/2014/04/02)

Menyadari adanya risiko bencana, penting ditumbuhkan kesadaran dan pembudayaan pengurangan risiko bencana (PRB).Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan melalui pendidikan siaga bencana dalam sekolah. Pembentukan Sekolah Siaga Bencana (SSB), merupakan salah satu upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam sekolah.

Pengupayaan kesiapsiagaan bencana di sekolah merupakan upaya dan tanggung jawab bersama dari warga sekolah dan para pemangku kepentingan sekolah. Warga sekolah adalah semua orang yang berada dan terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar: murid, guru, tenaga pendidikan dan kepala sekolah. Pemangkukepentingan sekolah adalah seluruh komponen masyarakat yang berkepentingan dengan sekolah, baik warga masyarakat maupun lembaga/institusi masyarakat sekitar. Untuk mengukur upaya yang dilakukan sekolah dalam membangun Sekolah Siaga Bencana (SSB), perlu ditetapkan parameter. Parameter kesiapsiagaan sekolah diidentifikasi terdiri dari empat faktor, yaitu: 1) Sikap dan

(17)

Tindakan, 2) Kebijakan sekolah, 3) Perencanaan Kesiapsiagaan, 4) Mobilisasi Sumberdaya (Konsorsium Pendidikan Bencana, 2011).

Mengacu pada Perbub KLaten nomor 7 tahun 2014 tentang Rencana Penanganan Kedaruratan di Kabupaten Klaten Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten bererencana membentuk 40 Sekolah Siaga Bencana (SSB) untuk SMA/SMK di Klaten pada tahun 2015. Semua ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dan gur dalam mitigasi bencana.. Dalam kegiatan itu, sekolah tidak mengeluarkan biaya dan dilakukan di luar jam aktif belajar untuk mengurangi risiko bencana(http://suaramerdeka.com). Pada 22 Januari 2015, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama TNI/Polri menyelenggarakan kegiatan simulasi gempa bumi di SMA Negeri 1 Karanganom Klaten yang di ikuti oleh seluruh warga sekolah. Pada kesempatan itu juga, SMA N 1 Karanganom ditetapkan sebagai Sekolah Siaga Bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

SMA Negari 1 Karanganom merupakan sekolah pertama yang menjalankan program Sekolah Siaga bencana. Persiapan untuk menjadi Sekolah Siaga Bencana telah dilakukan sekolah ini sejak November 2014. Sementara Sekolah lain masih disosialisasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan sedang dalam tahap persiapan. Berdasarkan latarbelakang tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian terhadap Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMA N 1 Karanganom.

(18)

5

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi bencana gempa bumi dan putting beliung di Lingkungan SMA Negeri 1 Karanganom?

2. Bagaimana pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMA Negeri 1 Karanganom?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana potensi bencanagempa bumi dan putting beliung di Lingkungan SMA Negeri 1 Karanganom.

2. Mengetahui bagaimana pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMA Negeri 1 Karanganom.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis

Sebagai salah satu sumbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam pendidikan.

1.4.2 Manfaat praktis

Memberikan masukan bagi masyarakat maupu pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam mengurangi risiko bahaya bencana.

1.5 Batasan Istilah 1.5.1 Potensi Bencana

Potensi Bencana yang dimaksud adalah ancaman bencana yang mungkin dapat terjadi di lingkungan sekolah.

(19)

1.5.2 Lingkungan Sekolah

Lingkungan Sekolah yang dimaksud adalah lingkungan sekolah dan sekitarnya, termasuk lingkungan tempat tinggal warga sekolah.

1.5.3 Sekolah Siaga Bencana (SSB)

Sekolah Siaga Bencana yang dimaksud adalah sekolah sekolah siaga bencana adalah sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengelola risiko bencana di lingkungannya (Konsorsium Pendidikan Bencana, 2011; 8)

1.5.4 Warga Sekolah

Warga sekolah adalah semua orang yang berada dan terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar: murid, guru, tenaga pendidikan dan kepala sekolah(Konsorsium Pendidikan Bencana, 2011; 6).

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Bencana Alam

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencan menyatakan bahwa, Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga engakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan ingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor

a. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

b. Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.

(21)

c. Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan ("tsu" berarti lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi.

d. Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.

e. Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.

f. Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan.

g. Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang menimbulkan korban dan/atau kerugian.

h. Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan

(22)

9

dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar.

i. Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit).

2.1.2 Kesiapsiagaan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

2.1.3 Sekolah Siaga Bencana

Menurut Kerangka Kerja Sekolah Siaga Bencana (2011), sekolah siaga bencana adalah sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengelola risiko bencana di lingkungannya. Kemampuan tersebut diukur dengan dimilikinya perencanaan penanggulangan bencana (sebelum, saat dan sesudah bencana), ketersediaan logistik, keamanan dan kenyamanan di lingkungan pendidikan, infrastruktur, serta sistem kedaruratan, yang didukung oleh adanya pengetahuan dan kemampuan kesiapsiagaan, prosedur tetap (standard operational procedure), dan sistem peringatan dini. Kemampuan tersebut juga dapat dinalar melalui adanya simulasi regular dengan kerja bersama berbagai pihak terkait yang dilembagakan dalam kebijakan lembaga pendidikan tersebut untuk mentransformasikan pengetahuan dan praktik penanggulangan bencana dan

(23)

pengurangan risiko bencana kepada seluruh warga sekolah sebagai konstituen lembaga pendidikan.

a. Dasar Sekolah Siaga Bencana

Pengupayaan kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana merupakan perwujudan dari Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) 2010-2012 (Prioritas 5) yang merupakan penerjemahan dari Prioritas 5 dalam Kerangka Kerja Aksi Hyogo 2005- 2015, yaitu memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efektif di semua tingkatan masyarakat. Selain itu, dalam konteks pendidikan pengurangan risiko bencana, konsep dasar ini merupakan perwujudan dari Kerangka Kerja Hyogo 2005-1015, Prioritas 3 (tiga), yaitu menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat.

Dengan demikian, konsep sekolah siaga bencana tidak hanya terpaku pada unsur kesiapsiagaan saja, melainkan juga meliputi upaya-upaya mengembangkan pengetahuan secara inovatif untuk mencapai pembudayaan keselamatan, keamanan,dan ketahananbagi seluruh warga sekolah terhadap bencana. Berdasarkan hal tersebut, maka konsep Sekolah Siaga Bencana (SSB) memiliki dua unsur utama, yaitu:

1) Lingkungan Belajar yang Aman. 2) Kesiapsiagaan Warga Sekolah.

(24)

11

b. Tujuan Sekolah Siaga Bencana

Tujuan SSB adalah membangun budaya siaga dan budaya aman di sekolah, serta membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh warga sekolah.Budaya siap siaga bencana merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan terbangunnya Sekolah Siaga Bencana (SSB). Budaya tersebut akan terbentuk apabila ada sistem yang mendukung, ada proses perencanaan, pengadaan, dan perawatan sarana-prasarana sekolah yang baik. Konsepsi Sekolah Siaga Bencana (SSB) yang dikembangkan Konsorsium Pendidikan Bencana ini diharapkan akan menjadi rujukan bagi inisatif-inisiatif Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat pada umumnya dan berbasis sekolah pada khususnya.

c. Parameter Sekolah Siaga Bencana

Untuk mengukur upaya yang dilakukan sekolah dalam membangun Sekolah Siaga Bencana (SSB), perlu ditetapkan parameter. Parameter kesiapsiagaan sekolah diidentifikasi terdiri dari empat faktor, yaitu:

1) Sikap dan Tindakan,

Dasar dari setiap sikap dan tindakan manusia adalah adanya persepsi, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Sekolah Siaga Bencana (SSB) ingin membangun kemampuan seluruh warga sekolah, baik individu maupun warga sekolah secara kolektif, untuk menghadapi bencana secara cepat dan tepat guna.Dengan demikian, seluruh warga sekolah menjadi target sasaran, tidak hanya murid. Secara garis besar, indikator pada parameter ini adalah sebagai berikut:

(25)

a) Tersedianya pengetahuan mengenai bahaya (jenis, sumber, bahaya dan bahaya), kerentanan, kapasitas, risiko dan sejarah yang terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya.

b) Tersedianya pengetahuan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana.

c) Pelaksanaan simulasi di sekolah.

d) Ketrampilan seluruh komponen sekolah untuk menjalankan rencana tanggap darurat pada saat simulasi.

e) Sosialisasi berkelanjutan di sekolah. 2) Kebijakan sekolah

Kebijakan sekolah adalah keputusan yang dibuat secara formal oleh sekolah mengenai hal-hal yang perlu didukung dalam pelaksanaan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah, baik secara khusus maupun terpadu.Keputusan tersebut bersifat mengikat. Pada praktiknya, kebijakan sekolah akan landasan, panduan, arahan pelaksanaan kegiatan terkait dengan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah. Secara garis besar, indikator pada parameter ini adalah sebagai berikut:

a) Kebijakan sekolah, kesepakatan dan/atau peraturan sekolah yang mendukung upaya pengurangan risiko bencana di sekolah.

b) Tersedianya akses bagi seluruh warga sekolah terhadap informasi, pengetahuan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dalam hal PRB.

(26)

13

3) Perencanaan Kesiapsiagaan

Perencanaan kesiapsiaagaan bertujuan untuk menjamin adanya tindakan cepat dan tepat guna pada saat terjadi bencana dengan memadukan dan mempertimbangkan sistem penanggulangan bencana di daerah dan disesuaikan kondisi wilayah setempat. Bentuk atau produk dari perencanaan ini adalah dokumen-dokumen, seperti protap kesiapsiagaan, rencana kedaruratan/kontijensi, dan dokumen pendukung kesiapsiagaan terkait, termasuk sistem peringatan dini yang disusun dengan mempertimbangkan akurasi dan kontektualitas lokal. Secara garis besar, indikator pada parameter ini adalah sebagai berikut:

a) Dokumen penilaian risiko bencana yang disusun secara berkala sesuai dengan kerentanan sekolah

b) Dokumen penilaian kerentanan gedung sekolah yang di nilai/diperiksa secara berkala oleh Pemerintah

c) Tersedianya rencana aksi sekolah yang dalam penanggulangan bencana (sebelum, saat, dan sesudah terjadi bencana)

d) Tersedianya sistem peringatan dini yang dipahami oleh seluruh warga sekolah.

e) Adanya prosedur tetap kesiapsiagaan sekolah yang disepakati dan dilaksanakan oleh seluruh komponen sekolah.

f) Adanya peta evakuasi sekolah, dengan tanda dan rambu yang terpasang, yang mudah dipahami oleh seluruh komponen sekolah.

(27)

g) Sekoalah memiliki lokasi evakuaso/shelter yang terdekat yang diketahui seluruh warga sekolah.

4) Mobilisasi Sumberdaya

Sekolah harus menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana, serta finansial dalam pengelolaan untuk menjamin kesiapsiagaan bencana sekolah.Mobilisasi sumber daya didasarkan pada kemampuan sekolah dan pemangku sekolah.Mobilisasi ini juga terbuka bagi peluang partisipasi dari para pemangku kepentingan lainnya. Secara garis besar, indikator pada parameter ini adalah sebagai berikut:

a) Adanya bangunan sekolah yang aman bencana.

b) Jumlah dan jenis perlengkapan, suplai dan kebutuhan dasar pasca bencana yang dimiliki sekolah.

c) Adanya gugus siaga bencana sekolah yang melibatakan perwakilan peserta didik.

d) Adanya kerjasama dengan pihak terkait penyelenggaraan penanggulangn bencana baik setempat maupun BPBD di kabupaten. e) Pemantauan dan evaluasi partisipatif mengenai kesiapsiagaan dan

keamanan sekolah 2.2 Kerangka Berpikir

Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Klaten rawan mengalami bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan angin putting beliung. Menyadari adanya risiko bencana, penting ditumbuhkan kesadaran dan pembudayaan pengurangan risiko

(28)

15

bencana (PRB).Pengurangan risiko bencana dapat dilakukan melalui pendidikan siaga bencana dalam sekolah. Pembentukan Sekolah Siaga Bencana (SSB), merupakan salah satu upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam sekolah. BPBD bererencana membentuk 40 SSB untuk SMA/SMK di Klaten pada tahun 2015 termasuk didalamnya SMA N 1 Karanganom. Parameter kesiapsiagaan sekolah diidentifikasi terdiri dari empat faktor, yaitu: 1) Sikap dan Tindakan, 2) Kebijakan sekolah, 3) Perencanaan Kesiapsiagaan, 4) Mobilisasi Sumberdaya (Konsorsium Pendidikan Bencana, 2011; 10)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Potensi Bencana Alam:

a. Gempa Bumi

b. Angin Putting Beliung

Dampak Kerugian Bencana: a. Materi

b. Non materi

Sekolah Siaga Bencana (SSB)

Pelaksanaan SSB: a. Sikap dan Tindakan b. Kebijakan Sekolah

c. Perencanaan kesiapsiagaan d. Mobilisasi dan Sumber Daya

Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Bencana

Alam Sosial

(29)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di SMA Negeri 1 Karanganom di Jl. Raya 3 Karanganom Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten.Penelitian dilaksanakan dengan alokasi waktu April- Juni 2015.

3.2 Obyek Penelitian

Objek penelitan ini adalah lingkungan SMA Negeri 1 Karanganom dan seluruh komponen sekolah yang berkaitan dengan program Sekolah Siaga Bencana termasuk seluruh warga sekolah.

3.3 Populasi dan Sampel

Untuk meneliti keterlibatan warga sekolah dalam pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMA Negeri 1 Karanganom dibutuhkan populasi dan sample. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga SMA Negeri 1 Karanganom,meliputi Siswa, Guru, dan Karyawan dengan jumlah 754. Kelas XII tidak diambil sampel karena adanya Ujian Nasional.

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono: 2012). Pertimbangan yang diutamakan dalm penelitian adalah Siswa, Guru dan Karyawan yang mengikuti Studi lapangan dan Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana. Penentuan jumlah sampel dapat mewakili patokan apabila jumlah populasi kirang dari 100. Selanjutnya apabila jumlah populasi lebih dari 100

(30)

17

orang dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006: 134). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 12% dari seluruh populasi yakni 90 orang.

Tabel 3. 1 Data Sampel Warga Sekolah SMA Negeri 1 Karanganom

No. Warga Sekolah Jumlah

Populasi

Jumlah Sampel

1 Siswa Kelas X 338 40

Kelas XI 316 38

2 Guru dan Karyawan 100 12

Jumlah 754 90

Sumber: Profil SMA Negeri 1 Karanganom tahun 2014/2015 3.4.Variabel Penelitian

3.4.1 Potensi bencana di lingkungan SMA Negeri 1 Karanganom, yang meliputi: a. Jenis Bahaya

b. Sumber Bahaya c. Dampak Bahaya

3.4.2 Pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana di SMA Negeri 1 Karanganom.

a. Sikap dan Tindakan, b. Kebijakan sekolah,

c. Perencanaan Kesiapsiagaan, d. Mobilisasi Sumberdaya

(31)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Data ini nantinya akan dianalisis oleh penulis dan akhirnya diperoleh kesimpulan dari penelitian.

Pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut: a. Observasi

Dalam penelitian ini metode observasi dilakukan untuk memperoleh data awal penelitian. Setelah memperoleh gambaran awal penelitian, dilakukan pengumpulan data mengenai kondisi sekolah. Setelah itu penelitian dilakukan dengan observasi kembali dengan instrumen dan menggunakan teknik lain seperti wawancara, dokumentasi, dan angket dengan instrumen yang telah disusun.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai potensi bencana di lingkungan sekolah dan pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana. Sasaran kegiatan ini adalah kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dan guru mata pelajaran geografi menggunakan intrumen wawancara terstruktur terbuka.

c. Dokumentasi

Dalam Arikunto (2006), metode dokumentasi adalah mengumpulkan data atau informasi dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain sebagainya Pada penelitian ini metode dokumentasi dilakukan

(32)

19

untuk memperoleh dokumen-dokumen mengenai pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana di SMA Negeri 1 Karanganom.

d. Angket atau Kuesioner

Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai keterlibatan warga sekolah dalam pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh warga sekolah.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, sehingga dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan statistik. Dalam Sugiyono (2012), terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan statistik inferensial.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Dalam Sugiyono (2012), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam Sarwono (2006), kegunaan utama statistik deskriptif ialah untuk menggambarkan jawaban-jawaban observasi, yang termasuk di dalamnya diantaranya ialah distribusii frekuensi, distribusi frekuensi, distribusi persen dan rata-rata (mean).

Serangkaian langkah untuk mengolah data pada studi ini untuk dasar pembahasan adalah sebagai berikut:

(33)

a. Analisis Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana 1. Distribusi Frekuensi

Tabel 3. 2 Distribusi Frekuensi

No. Hasil Pengamatan Frekuensi

1. Memenuhi

2. Belum Memenuhi Jumlah

Sumber: Sarwono (2006)

Rumus Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana :

b. Analisis Kuasioner Warga sekolah

Tahap penyekoran dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis data dengan cara memberikan skor terhadap jawaban responden dengan kriteria pemberian skor sebagai berikut:

- Opsi jawaban Ya akan diberi skor 1 - Opsi jawaban Tidak akan diberi skor 0

Menentukan kriteria parameter tiap butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a) Menentukan skor maksimal dengan rumus:

Skor maksimal = ∑ = 90 x 1

= 90

b) Menentukan skor minimal dengan rumus:

(34)

21

= 90 x0 = 0

c) Menentukan rentang skor dengan rumus: Rentang = skor maksimal – skor minimal

= 90-0 = 90

d) Menghitung interval skor dengan rumus:

Ineterval =

=

= 22,5

e) Kriteria tabel yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. 3 Kriteria Partisipasi Warga Sekolah

No. Interval Skor Kriteria

1 0 – 22,5 Sangat rendah

2 22,6 – 54 Rendah

3 45,1 – 67,5 Sedang

4 67,6 – 90 Tinggi

(35)

59 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dipaparkan pada bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berkut :

1. Potensi bencana di lingkungan sekolah yang paling tinggi adalah gempa bumi, selain itu juga terdapat ancaman bencana angin puting beliung. 2. Rata-rata secara keseluruhan dalam Pelaksanaan Program Sekolah Siaga

Bencana SMA Negeri 1 Karanganom adalah mencapai 79,8%. Komponen yang paling banyak terpenuhi adalah pada komponen Mobilisasi Sumber Daya yakni mencapai 91,6%.

5.2 Saran

Berdasarkan temuan penelitian di atas dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi sekolah disarankan untuk memberikan kesempatan yang lebih banyak lagi bagi para siswa untuk ikut dalam pelatihan dan sosialisasi tentang upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB).

2. Bagi Pemerintah kabupaten Klaten disarankan untuk melakukan penilaian secata berkala terhadap kerentanan gedung sekolah di Kabupaten Klaten, agar sekolah yang bersangkutan dapat melakukan perbaikan apabila ada konstruksi bangunan yang belum memenuhi standar.

(36)

60

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

BNPB. Definisi dan Jenis Bencana. http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/definisi-dan-jenis-bencana.

BPBD KLATEN. 2014. Data Bencana Kabupaten Klaten 2009-2013. Gempa bumi Merusak. http://merapi.vsi.esdm.go.id/.

Gempa bumi Merusak di Yogyakarta 27 Mei 2006. http://www.bmg.go.id/.

KPB. 2011. Kerangka Kerja Sekolah Siaga Bencana disusun bersama oleh : Konsursium Pendidikan Bencana.

Magnitude 6.3-Java. http://earthquake.usgs.gov/.

Inter Agency Network for Education in Emergencies (INEE) dan Global Facility for Disaster Reduction and Recovery (GFDRR).2009. Panduan tentang Konstruksi Sekolah Yang Lebih Aman. Washington, D.C: The World Bank.

Potensi Ancaman Bencana Di Yogyakarta Dan Sekitarnya.. https://elantowow.wordpress.com/2011/05/13.

Puting Beliung, Enam Kecamatan Terdampak di Klaten 4 Maret 2013. http://jateng.tribunnews.com/2013/03/04/puting-beliung-enam-kecamatan-terdampak-di-klaten.

Sarwidi. 2013. Evaluasi Sekolah Siaga Bencana (Studi Kasus: Smkn Berbah Kabupaten Sleman, Yogyakarta).

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sekolah Siaga Bencana Disiapkan 23 Januari 2015. http://www.suaramerdeka.com.

Sudbiyakto. 2008. Waspada Puting Beliung. Fakultas Geografi dan Pusat Studi Bencana (PSBA) : Universitas Gajah Mada.

Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suleman, Cecep dkk. Jurnal geologi Indonesia, Vol.3 No.1 Maret 2008:-56. Karaktristik sumber gempa Yogyakarta 2006 berdasarkan GPS. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana..

(37)

61 LAMPIRAN 1

TEKNIK PENGUMPULAN DATA a. Potensi Bencana di Sekolah

No. Sub Variabel Indikator Teknik Pengumpulan

Data 1 Potensi

Bencana

 Jenis Bahaya  Dokumentasi  Wawancara  Sumber Bahaya  Dokumentasi

 Wawancara  Dampak Bahaya  Dokumentasi

 Wawancara b. Pelaksanaan Program SSB

No Sub Variabel Indikator Teknik Pengumpulan

Data 1 Sikap dan

Tindakan

 Tersedianya

pengetahuan mengenai bahaya (jenis, sumber, bahaya dan bahaya), kerentanan, kapasitas, risiko dan sejarah yang terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya.  Tersedianya

pengetahuan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana.  Pelaksanaan simulasi di sekolah.  Ketrampilan seluruh komponen sekolah untuk menjalankan rencana tanggap darurat pada saat simulasi.  Sosialisasi berkelanjutan di sekolah.  Dokumentasi  Wawancara  Angket  Dokumentasi  Wawancara  Angket  Wawancara  angket  Observasi  Wawancara  Angket

(38)

62  Wawancara  Angket Kebijakan Sekolah  Kebijakan sekolah, kesepakatan dan/atau peraturan sekolah yang mendukung upaya pengurangan risiko bencana di sekolah.  Tersedianya akses bagi

seluruh warga sekolah terhadap informasi, pengetahuan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dalam hal PRB.  Dokumentasi  Wawancara  Observasi  Wawancara  Angket  Perencanaan Kesiapsiaga an  Dokumen penilaian risiko bencana yang disusun secara berkala

sesuai dengan kerentanan sekolah  Dokumen penilaian kerentanan gedung sekolah yang di nilai/diperiksa secara berkala oleh Pemerintah  Tersedianya rencana

aksi sekolah yang dalam penanggulangan

bencana (sebelum, saat, dan sesudah terjadi bencana)

 Tersedianya sistem peringatan dini yang dipahami oleh seluruh warga sekolah.

 Adanya prosedur tetap kesiapsiagaan sekolah yang disepakati dan dilaksanakan oleh seluruh komponen sekolah.

 Adanya peta evakuasi sekolah, dengan tanda dan rambu yang terpasang, yang mudah dipahami oleh seluruh

 Dokumentasi  Dokumentasi  Dokumentasi  Observasi  Wawancara  Angket

(39)

komponen sekolah.  Sekoalah memiliki

lokasi evakuaso/shelter yang terdekat yang diketahui seluruh warga sekolah.  Observasi  Angket  Observasi  Angket  Mobilisasi Sumberdaya  Adanya bangunan sekolah yang aman bencana.

 Jumlah dan jenis perlengkapan, suplai dan kebutuhan dasar pasca bencana yang dimiliki sekolah.

 Adanya gugus siaga bencana sekolah yang melibatakan perwakilan peserta didik.

 Adanya kerjasama dengan pihak terkait penyelenggaraan

penanggulangn bencana baik setempat maupun BPBD di kabupaten.  Pemantauan dan

evaluasi partisipatif mengenai kesiapsiagaan dan keamanan sekolah.

 Observasi

 Observasi

 Wawancara

 Wawancara

(40)

64

LAMPIRAN 2

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH DAN GURU

No Sub Variabel Indikator Kisi-kisi Pertanyaan 1 Sikap dan Tindakan Tersedianya pengetahuan mengenai bahaya (jenis, sumber, bahaya dan bahaya), kerentanan, kapasitas, risiko dan sejarah yang terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya.

 Struktur dan Muatan Kurikulum serta Silabus dan RPP dari SKKD yang memuat pengetahuan mengenai bahaya (jenis, sumber, bahaya dan bahaya), kerentanan, kapasitas, risiko dan sejarah yang terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya.

 Kegiatan sekolah bagi peserta didik untuk mengobservasi bahaya (jenis, sumber, bahaya dan bahaya), kerentanan, kapasitas, risiko dan sejarah yang terjadi di lingkungan sekolah, termasuk yang bersumber pada lokasi dan infrastruktur sekolah.

Tersedianya pengetahuan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana.

 Struktur dan Muatan Kurikulum serta Silabus dan RPP dari SKKD yang memuat pengetahuan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana di sekolah.

 Kegiatan sekolah untuk mengidentifikasi upaya yang bisa mrngurangi risiko bencana termasuk di dalamnya pilihan tindakan untuk melakukan relokasi sekolah atau retrofitgedung dan infrastruktur sekolah jika diperlukan.

Pelaksanaan simulasi di sekolah.

 Komponen sekolah untuk menjalankan rencana tanggap darurat pada saat simulasi. Ketrampilan seluruh

komponen sekolah untuk menjalankan rencana

(41)

tanggap darurat pada saat simulasi. Sosialisasi berkelanjutan di sekolah.  Pelatihan di sekolah 2 Kebijakan Sekolah Kebijakan sekolah, kesepakatan dan/atau peraturan sekolah yang mendukung upaya pengurangan risiko bencana di sekolah.

 Visi, Misi dan Tujuan Sekolah yang memuat dan/atau

mendukung upaya

pengurangan risiko bencana di sekolah.

 Kebijakan sekolah yang memuat dan/atau mengadopsi persyaratan konstruksi bangunan dan panduan retrofit yang berlaku.

Tersedianya akses bagi seluruh warga sekolah terhadap informasi, pengetahuan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dalam hal PRB.

 Media informasi sekolah

(Contoh: madding,

perpustakaan, buku, modul) yang memuat pengetahuan dan informasi PRB dan dapat diakses oleh warga sekolah.  Jumlah kesempatan dan

keikutsertaan warga sekolah dalam pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jambore murid, dan lain-lain.

3 Perencanaan kesiapsiagaa n

Adanya prosedur tetap kesiapsiagaan sekolah yang disepakati dan dilaksanakan oleh seluruh komponen sekolah.

 Sekolah memiliki protap Kesiapsiagaan Sekolah yang direview secara rutin dan dimutahirkan secara partisipatif

4 Mobilisasi sumberdaya

Adanya gugus siaga bencana sekolah yang melibatakan perwakilan peserta didik.

 Jumlah peserta didik yang terlibat dalam gugus siaga bencana di sekolah

Adanya kerjasama dengan pihak terkait penyelenggaraan

penanggulangn bencana baik setempat maupun BPBD di kabupaten.

 Jumlah pihak dan kegiatan kerjasama untuk upaya PRB yang dilakukan oleh sekolah

(42)

66

Pemantauan dan evaluasi partisipatif mengenai kesiapsiagaan dan keamanan sekolah.

 Sekolah memiliki mekanisme pemantauan dan evaluasi partisipatif mengenai kesiapsiagaan dan keamanan sekolah secara rutin.

(43)

LAMPIRAN 2

INSTRUMEN WAWANCARA

IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH SIAGA BENCANA UNTUK KEPALA SEKOLAH DAN GURU

Identitas Narasumber: Nama : NIP : Jabatan : Jenis Kelamin : Tanggal : Pertanyaan

 Sikap dan tindakan

1. Apakah sudah ada matape lajaran yang memuat pengetahuan mengenai bencana alam (jenis, sumber bahaya dan dampak)?

Jawab:

2. Apakah sudah ada matape lajaran yang memuat pengetahuan mengenai kerentanan bencana alam?

Jawab:

3. Apakah sudah ada matape lajaran yang memuat pengetahuan mengenai kapasitas bencana alam?

Jawab:

4. Apakah sudah ada matape lajaran yang memuat pengetahuan mengenai risiko bencana alam?

Jawab:

5. Apakah sudah ada matape lajaran yang memuat pengetahuan mengenai sejarah yang terjadi di lingkungan sekolah?

(44)

68

6. Apakah sudah ada bentuk kegiatan sekolah yang mengobservasi bencana alam (jenis, sumber bahaya dan dampak)?

Jawab:

7. Apakah sudah ada bentuk kegiatan sekolah yang mengobservasi kerentanan bencana alam?

Jawab:

8. Apakah sudah ada bentuk kegiatan sekolah yang mengobservasi kapasitas bencana alam?

Jawab:

9. Apakah sudah ada bentuk kegiatan sekolah yang mengobservasi risiko bencana alam?

Jawab:

10. Apakah sudah bentuk kegiatan sekolah yang mengobservasi sejarah yang terjadi di lingkungan sekolah?

Jawab:

11. Apakah sudah ada mata pelajaran yang memuat pengetahuan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana di sekolah? Jika sudah ada, pada mata pelajaran apa saja?

Jawab:

12. Apakah sudah ada bentuk kegiatan sekolah yang mengidentifikasi upaya untuk bisa mengurangi risiko bencana? Jika sudah ada, kegiatan apa saja? Jawab:

13. Apakah sudah pernnah dilakukan kegiatan Simulasi tanggap darurat? Jawab:

14. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan simulasi di sekolah? Jawab:

(45)

15. Siapa pihak yang mengadakan simulasi? Jawab:

16. Apa saja komponen yang digunakan sekolah untuk menjalankan rencana tanggap darurat pada saat simulasi?

Jawab:

17. Apakah sudah pernah dilakukan sosialisasi mengenai Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang di tujukan kepada seluruh warga sekolah?

Jawab:

18. Siapa yang mengadakan sosialisasi mengenai Pengurangan Risiko Bencana (PRB)? Bagaimana kelanjutannya?

Jawab:

19. Apakah sudah pernah dilakukan pelatihan tentang mitigasi bencana di sekolah?

Jawab:

20. Siapa pihak yang mengadakan pelatihan tentang mitigasi bencana di sekolah?

Jawab:

 Kebijakan Sekolah

1. Apakah Visi sekolah sudah memuat dan/atau mendukung upaya pengurangan risiko bencana (PRB) di sekolah?

Jawab:

2. Misi sekolah sudah memuat dan/atau mendukung upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah?

(46)

70

3. Tujuan sekolah sudah memuat dan/atau mendukung upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah?

Jawab:

4. Bagaimana kebijakan sekolah mengenai kontruksi bangunan? Jawab:

5. Apa saja media informasi yang disediakan sekolah yang memuat pengetahuan dan informasi mengenai Pengurangan Risiko Bencana (PRB)?

Jawab:

6. Siapa saja yang menjadi peserta dalam pelatihan mengenai Pengurangan Risiko Bencana (PRB)?

Jawab:

7. Siapa saja yang menjadi peserta dalam musyawarah guru Pengurangan Risiko Bencana (PRB)?

Jawab:

8. Siapa saja yang menjadi peserta dalam pertemuan desa Pengurangan Risiko Bencana (PRB)?

Jawab:

9. Siapa saja yang menjadi peserta dalam jambore Sekolah Siaga Bencana(SSB)?

Jawab:

 Perencanaan Kesiapsiagaan

1. Bagaimana prosedur tetap Kesiapsiagaan bencana Sekolah? Jawab:

(47)

2. Apakah prosedur tetap Kesiapsiagaan bencana Sekolah sudah ditinjau ulang secara rutin?

Jawab:

3. Siapa yang melakukan ditinjau ulang prosedur tetap Kesiapsiagaan bencana Sekolah?

Jawab:

 Mobilisasi Sumberdaya

1. Bagaimana struktur organisasi dalam gugus siaga bencana di sekolah? Jawab:

2. Siapa saja pihak yang terlibat dalam kegiatan kerjasama untuk upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang dilakukan oleh sekolah?

Jawab:

3. Bagaimana mekanisme pemantauan mengenai kesiapsiagaan sekolah? Jawab:

4. Bagaimana mekanisme evaluasi partisipatif mengenai kesiapsiagaan sekolah?

Jawab:

5. Bagaimana mekanisme pemantauan mengenai keamanan sekolah? Jawab:

6. Bagaimana mekanisme evaluasi partisipatif mengenai keamanan sekola? Jawab:

(48)

72

7. Siapa yang melakukan pemantauan mengenai kesiapsiagaan sekolah? Jawab:

8. Siapa yang melakukan evaluasi partisipatif mengenai kesiapsiagaan sekolah?

Jawab:

9. Siapa yang melakukan pemantauan mengenai keamanan sekolah? Jawab:

10. Siapa yang melakukan evaluasi partisipatif mengenai keamanan sekola? Jawab:

(49)

LAMPIRAN 4

ANGKET PARTISIPASI WARGA SEKOLAH DALAM PROGRAM SEKOLAH SIAGA BENCANA Identitas responden: Nama : NIS : Kelas : Jenis kelamin : Alamat rumah : Tanggal : Petunjuk:

1. Mengisi identitas responden.

2. Membaca verifikasi secara seksama.

3. Memberi tanda cek (√) pada kolom ADA/ TIDAK 4. Mengisi kolom keterangan bila perlu

No VERIFIKASI YA TIDAK KET.

1 Apakah Anda mengetahui jenis bencana yang terjadi di lingkungan tempat tinggal Anda? Sebutkan!

2 Apakah Anda mengetahui jenis bencana yang terjadi di lingkungan sekolah? Sebutkan! 3 Apakah Anda mengetahui

sumber terjadinya bencana di lingkungan tempat tinggal Anda? Sebutkan!

4 Apakah Anda mengetahui sumber terjadinya bencana di lingkungan sekolah? Sebutkan! 5 Apakah Anda mengetahui

(50)

74

lingkungan tempat tinggal Anda? Sebutkan!

6 Apakah Anda mengetahui dampak terjadinya bencana di lingkungan sekolah? Sebutkan! 7 Apakah Anda pernah mengikuti

kegiatan sekolah yang mengobservasi bencana? (Pelajaran, Study tour, dll) 8 Apakah Anda pernah mengikuti

kegiatan sosialisasi mengenai Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah?

9 Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan pelatihan mengenai Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah?

10 Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan simulasi bencana di sekolah?

11 Apakah Anda dapat mengakses media informasi (contoh: madding, perpustakaan, buku) yang memuat pengetahuan dan informasi tentang Pengurangan Risiko Bencana?

12 Apakah Anda dapat memahami peta/ tanda evakuasi yang dipasang di sekolah?

13 Apakah Anda mengetahui Prosedur Tetap sistem peringatan dini di sekolah? 14 Apakah Anda ikut serta dalam

(51)

LAMPIRAN 5

INSTRUMEN DOKUMENTASI c. Potensi Bencana di Sekolah

No. Sub Variabel Indikator Verifikasi

1 Potensi Bencana

 Jenis Bahaya  Jenis bahaya yang berpotensi terjadi di lingkungan Sekolah  Sumber Bahaya  Sumber bahaya yang

berpotensi terjadi di lingkungan Sekolah  Dampak Bahaya  Dampak bahaya yang

berpotensi terjadi di lingkungan Sekolah d. Pelaksanaan Program SSB

No Sub Variabel Indikator Verifikasi

1 Sikap dan Tindakan

Tersedianya pengetahuan mengenai bahaya (jenis, sumber, bahaya dan bahaya), kerentanan, kapasitas, risiko dan sejarah yang terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya.

 Struktur dan Muatan Kurikulum serta Silabus dan RPP dari SKKD

yang memuat

pengetahuan mengenai bahaya (jenis, sumber, bahaya dan bahaya), kerentanan, kapasitas, risiko dan sejarah yang terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya. Tersedianya pengetahuan

mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana.

 Struktur dan Muatan Kurikulum serta Silabus dan RPP dari SKKD

yang memuat

pengetahuan mengenai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana di sekolah. 2 Kebijakan sekolah Kebijakan sekolah, kesepakatan dan/atau peraturan sekolah yang

mendukung upaya

pengurangan risiko bencana

 Visi, Misi dan Tujuan Sekolah yang memuat dan/atau mendukung upaya pengurangan risiko bencana di sekolah.

(52)

76

di sekolah.  Kebijakan sekolah yang memuat dan/atau mengadopsi persyaratan konstruksi bangunan dan panduan retrofit yang berlaku.

3 Perencanaan kesiapsiagaan

Tersedianya dokumen penilaian risiko bencana yang disusun bersana secara partisipatifdengan warga sekolah dan pemangku kepentingan sekolah.

 Dokumen penilaian risiko bencana yang disusun secara berkala

sesuai dengan kerentanan sekolah  Dokumen penilaian kerentanan gedung sekolah yang di nilai/diperiksa secara berkala oleh Pemerintah Tersedianya rencana aksi

sekolah dalam

penanggulangan bencana (sebelum, sesaat, dan sesudah terjadi bencana.

 Dokumen rencana aksi sekolah yang dibuat secara berkala, direview dan diperbaharui secara partisipatif dan diketahui dinas pendidikan

(53)

LAMPIRAN 6

LEMBAR OBSERVASI

No

Sub

Variabel

Verifikasi

Hasil

Pengamatan

Ket

1 Sikap dan Tindakan Komponen sekolah untuk menjalankan rencana tanggap darurat pada saat simulasi. A : Ada B : Tidak ada 2 Kebijakan Sekolah Media informasi sekolah (Contoh: madding, perpustakaan, buku, modul) yang memuat pengetahuan dan informasi PRB dan dapat diakses

oleh warga sekolah. A : Ada B : Tidak ada 3 Perencanaan Kesiapsiagaan Sekolah memiliki peta evakuasi sekolah, dengan tanda dan rambu yang terpasang, yang mudah dipahami oleh seluruh komponen sekolah. A : Ada B : Tidak ada Sekolah memiliki lokasi evakuasi/shelter yang terdekat yang tersosialisasikam serta disepakati oleh seluruh komponen A : Ada B : Tidak ada

(54)

78

sekolah, orangtua murid, masyarakat sekitar dan pemda. 4 Mobilisasi Sumberdaya Struktur bangunan sekolah sesuai dengan standar bangunan aman bencana. A : Ada B : Tidak ada

Tata letak dan desain bangunan utama terpisah dari bangunan UKS. A : Ada B : Tidak ada

Tata letak dan desain kelas yang

aman untuk penempatan sarana dan prasarana kelas dan sekolah. A : Ada B : Tidak ada Alat P3K A : Ada B : Tidak ada Alat evakuasi A : Ada

B : Tidak ada

Tenda A : Ada

B : Tidak ada

Terpal A : Ada

B : Tidak ada Sumber air bersih. A : Ada

(55)

LAMPIRAN 7

INSTRUMEN OBSERVASI BANGUNANA AMAN BENCANA

No. Jenis

Bencana Konstruksi

Keterangan

1 Gempa  Rancangan unsur struktural

 Rancangan bangunan dua lantai

 Sambungan antar struktural

 Rancang dan bangun tahan muatan  Konstruksi dinding penyangga  Dinding penyangga  Bukaan konstruksi dinding penyangga  Konstruksi bingkai o Tambahan pertahanan struktur o Jarak ekspansi antar

tiang dan dinding isi o Rancangan semua unsur memindahkan semua muatan langsuk ke tanah o Dinding gable  Komponen non struktural

(56)

80

o Unsur eksterior o Unsur interior o Tangga 2 Angin topan  Fondasi

 Rancangan unsur structural  Rancangan semua unsur memindahkan semua muatan langsuk ke tanah  Struktur atap  Serambi atap  Tinggi bangunan  Sudut-sudut dan

tepi-teoi bangunan  Permukaan eksterior  Teras  Bukaan konstruksi dinding penyangga  Non struktural o Bangunan pelindung o Pintu o Jendela o Komponen interior o Komponen eksterior 3 Banjir  Fondasi

 Bangunan tahan air  Toilet

 Sistem listrik  Peralatan berharga

(57)

4 kebakaran  Dinding pelindung  Atap  Pintu  Jendela  Bahan mudah terbakar tidak diletakkan di lantai dasar

 Alat pompa penyiram air listrik

(58)

82

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

87 LAMPIRAN 10

DAMPAK BENCANA YANG DI ALAMI WARGA SEKOLAH

No. Nama Jabatan L/P Alamat Bencana

gempa angin banjir merapi

1 ChintyaDewi M. Siswa P Ceper, Meger 1 0 0 0

2 Jakak Krisdiyanto Siswa L Ceper, Jombor, 1 0 0 0

3 Efranda Ari S. Siswa L Ceper, Karangmojo 1 0 1 0

4 Septi Purwanita Guru P Ceper, Klaten 1 0 0 0

5 Endang Kusnowati Guru P Ceper, Klaten 1 1 0 0

6 Israfil Guru P Ceper, Klaten, 1 1 0 0

7 Erni H. Guru P Ceper, Klaten, 1 0 0 0

8 Praditiya Agung Siswa L Ceper, Klepu 1 0 0 0

9 Naufal A. Fachri Siswa L Ceper, Klepu 1 1 1 0

10 Oci Ratna Dewi Siswa P Ceper, Kujon 1 1 1 0

11 Daimatul K. Guru P Ceper, Ngawonggo 1 1 0 0

12 Dra, Nurhaeni Guru P Ceper, Srebegan 1 0 1 0

13 Nadia Giovany A. Siswa P Ceper, Tegalrejo 1 0 0 1

14 Augustin Agung R. Siswa P Delanggu, Butuhan 1 1 1 1

15 Ulfiha Arum K. Siswa P Delanggu, Dukuh 1 1 0 1

16 Elsa Kurnia W Siswa P Delanggu, Getaksribit 1 1 0 1

17 Febriana M. Siswa P Delanggu, Kuncen 0 1 0 0

(64)

88

19 Annisa Nurul C. Siswa P Jatinom, Belan 1 1 0 1

20 Mustika Kusuma Siswa P Jatinom, Boyokan 1 1 0 1

21 Lutvi R. Siswa P Jatinom, Cawan 1 0 0 0

22 Gusdi Aji G. Siswa L Jatinom, Gedaren 1 1 0 1

23 Ardi Noviyanto N. Siswa L Jatinom, Jemawan 1 0 1 0

24 Abdullah Satpam L Jatinom, Krajan 0 1 0 0

25 Alfia Novianti Siswa P Jatinom, Puluhan 1 1 0 1

26 Adilia Intan Rawi Siswa P Jatinom, Tangkilan 1 0 1 1

27 Chusna Rofiqoh Siswa P Jatinom, Boyokan 1 1 1 0

28 Esatama Revangga Siswa P Jatinom, Klaten 1 0 1 0

29 Lintani Afina H.R. Siswa P Juwiring, Klaten 1 0 0 1

30 Ainun Rusmawati Siswa P Juwiring, Misen 1 0 1 0

31 Hanifah Dwi S. Siswa P Juwiring, Sawahan 1 1 0 1

32 Endang S TU P Kalikotes, Jegosetran 1 0 0 0

33 Hanif Zufahmi Siswa L Kalikotes, Klaten 1 0 0 0

34 Robet Tri Y. Siswa L Kalikotes,Gentongan 1 1 1 0

35 Fernanda W.S Siswa P Karamganom, Karangan 1 1 0 1

36 Yunan Devangga Siswa L Karanganom 1 1 0 0

37 Azmi Nadiyah Siswa P Karanganom, Babadan 0 1 0 1

38 Dini Kusumastuti Siswa P Karanganom, Bangkal 1 0 0 1

39 Yan Aulia Daning Siswa P Karanganom, Beku 1 1 0 0

(65)

41 Refka Siswa L Karanganom, Gempol 1 1 0 1

42 Alfian Rifai Siswa L Karanganom, Gempol 1 0 0 1

43 Indira Rahma A. Siswa P Karanganom, Gladeg 1 0 0 1

44 Chorul Khasanah Siswa P Karanganom, Jeblog 1 0 0 1

45 Muhammad Fijar Siswa L Karanganom, Jungkare 1 0 0 1

46 Yaan Maharjuna Siswa P Karanganom, Jurangjero 1 1 0 0

47 Khoirunisa K Siswa P Karanganom, Kadirejo 1 0 0 1

48 Saka Adhi Nugrha Siswa L Karanganom, Karangan 1 1 0 0

49 Zainudin zuhri Tukang kebun

L Karanganom, Klaten

1 1 0 1

50 Panji Teja K. Siswa L Karanganom,Tarukasan 1 1 0 1

51 Prima Dewi K. Guru P Karangdowo, Babadan 1 1 0 1

52 Mekarsari A. Siswa P Karangdowo,Pugeran 1 1 0 1

53 Tito Yuwata Siswa L Klaten Tengah, Sidowayah 0 1 1 0

54 Reza Noor Ardy Siswa L Klaten Timur, 0 1 0 0

55 Nisrina Nuraini Siswa P Klaten Timur, Griya Prima Barat 1 0 0 1

56 Gandung V.W. Siswa L Klaten Timur, Griya Prima Timur 1 0 0 1

57 DindaLian P. Siswa P Klaten Timur, Griya Prima Timur 1 0 0 1

58 Muh. Togaka R.R. Siswa L Klaten Utara, Barenglor 1 0 0 1

59 Pramudya Wirawan Siswa L Klaten Utara, Barenglor 1 0 1 1

60 Oktaviana S.R. Siswa P Klaten Utara, Belang 1 1 0 1

(66)

90

62 Dhian Rizky S.U. Siswa P Klaten Utara, Botokan 1 1 1 0

63 Anggi Kurniawati Siswa P Klaten Utara, Dlanggon 1 0 0 0

64 Zulfa Alfiria Siswa P Klaten Utara, Gergunung 1 0 0 1

65 Amira Della P. Siswa P Klaten Utara, Gergunung 1 1 0 1

64 Nabila Febrianti Siswa P Klaten Utara, Girimulyo 1 0 0 0

66 Fery Lusiana Siswa P Klaten Utara, Joggrangan 1 1 0 1

67 FenniSuntaryati Siswa P Musuk, Boyolali 0 1 0 1

68 Alfiyan Eko P Siswa L Ngawen, Drono 1 0 0 0

69 Riadul Jawah Guru P Ngawen, Klaten 1 0 0 1

70 Rini Syarifah R. Siswa P Ngawen, Kwaren 1 1 0 1

71 Kurnia Sari Hidayat Siswa P Ngawen, Manjung 1 1 0 1

72 Muh. Kamal Rais Siswa L Ngawen, Mayungan 1 0 1 1

73 Sabdauagia A.Y Siswa L Ngawen,Candirejo 1 1 1 0

74 Bambang Yulianto Guru L Pedan, Klaten 1 0 0 0

75 Hendarjo Guru L Tulung, Klaten 1 1 0 1

76 Lutfi Aulia A. Siswa P Pedan, Lemahireng 1 1 1 0

77 Prasetya A. Siswa L Polanharjo, Nganjat 1 0 0 1

78 Jesslyn G. Siswa P Polanharjo, Kebonharjo 1 0 1 1

79 Aprilia Ari W. Siswa P Polanharjo, Keprabon 1 0 0 1

80 Nabilla Ayu R. Siswa P Polanharjo, Kranggan 1 0 0 0

81 Risaka I. Siswa P Polanharjo, Nganjat 1 0 0 1

(67)

83 Gilang Al Ghozali Siswa L Pulonharjo, Barongan 1 0 0 1

84 Fauzianto Candra Siswa L Trucuk, Gaden 1 1 1 0

85 Titik Haryanti Siswa P Trucuk, Kradenan 1 1 1 0

86 AldaYuriska W. Siswa P Trucuk, Mandong 1 0 0 0

87 Namiatun M. Siswa P Trucuk, Sajen 1 1 1 0

88 Muhammad Widi Siswa L Tulung, Kemiri 1 1 0 0

89 Amien Rachman Siswa L Tulung, Mejagan 1 1 0 0

90 Endah K. TU P Tulung, Wunut 0 1 0 0

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir   Potensi Bencana Alam:
Tabel 3. 1 Data Sampel Warga Sekolah SMA Negeri 1 Karanganom
Tabel 3. 2 Distribusi Frekuensi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tanggal 5 Desember 2005, Obar Sobarna menjabat Bupati Bandung untuk kali kedua didampingi oleh H. Yadi Srimulyadi sebagai wakil bupati, melalui proses pemilihan langsung. Pada

Cara pengerjaan phase behavior ini yaitu menggunakan APD dengan lengkap, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, memberi label pada pipet yang akan di

Oleh sebab itu kami menyambut baik diterbitkannya buku: Keragaman Majelis di Kalangan Umat Buddha Indonesia ini, karena beberapa alasan, Pertama, penerbitan buku ini

komunikasi yang berkesan, meningkatkan tahap kefahaman pembelajaran, menarik dan mengekalkan tumpuan pelajar serta memudahkan maklumat disimpan di dalam ingatan jangka panjang

Pelaksanaan siklus III penelitian dilakukan peneliti dengan mengintegrasikan strategi yang telah direncanakan, yaitu penulisan jurnal dan pemilihan ketua kelompok

Selain itu mechanical seal harus mendapatkan cairan yang berfungsi untuk pendingin dan pelumas contact face, biasanya cairan tersebut bisa diperoleh dari

(4) Dalam hal persyaratan perizinan yang disampaikan kepada gubernur telah terpenuhi dan perizinan tidak diberikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, Badan Hukum