• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN BAGI SISWA KELAS XI DI SMAN I SINDANG KABUPATEN INDRAMAYU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN BAGI SISWA KELAS XI DI SMAN I SINDANG KABUPATEN INDRAMAYU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN BAGI SISWA KELAS XI DI SMAN I SINDANG

KABUPATEN INDRAMAYU

Rustam Effendi

e-mail: r.effendi12@yahoo.co.id

Abstrak

Keterampilan menulis resensi novel bagi siswa perlu diajarkan dengan baik. Karena lewat keterampilan menulis resensi itulah diharapkan siswa dapat memulai mencintai karya sastra. Membaca novel merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam konteks pembelajaran sastra di sekolah. Pembelajaran sastra di sekolah kerap menjadi masalah bila tidak diajarkan dengan baik oleh guru. Guru perlu memilih metode atau teknik pembelajaran sastra yang tepat. Teknik peta pikiran dalam mengasah keterampilan menulis resensi novel diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah itu. Artikel hasil penelitian ini membahas peningkatan keteranmpilan menulis novel bagi siswa kelas XI di SMAN I Sindang Kabupaten Indramayu melalui teknik peta pikiran. Penelitian ini mengunakan metode eksperimen semu. Artinya, membandingkan kelas eksperiman dengan kelas kontrol dengan perlakuan teknik yang berbeda dalam menulis resensi novel. Simpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa menulis resensi novel bagi siswa kelas XI di SMAN I Sindang Kabupaten Indramayu dengan teknik peta pikiran efektif.

Kata kunci: keterampilan menulis, resensi, novel, teknik peta pikiran.

PENDAHULUAN

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu. Oleh karena itu, pengajaran keterampilan menulis di sekolah merupakan sarana untuk melatih dan menjadikan siswa kreatif dalam menulis. Melalui keterampilan menulis ini siswa diharapkan dapat menceritakan suatu kisah, menerangkan suatu kegiatan, dan berbagi rasa serta pikiran dengan menggunakan bahasa tulis. Berdasarkan sifatnya kegiatan menulis merupakan cara berkomunikasi secara tidak langsung, dalam arti kegiatan berkomunikasi dengan tidak bertatap muka. Selain itu, menulis juga merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Tarigan (2008: 22) mengatakan bahwa menulis dapat diartikan menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Menulis sangat bermanfaat bagi kehidupan terutama sebagai alat berkomunikasi. Selain untuk menuangkan gagasan, kegiatan menulis juga dapat melatih seseorang menjadi lebih disiplin dalam berbahasa dan menjadi lebih kreatif. Menulis juga sebagai sarana untuk menggambarkan sesuatu yang telah dilihat, dirasakan, dan diucapkan ke dalam bentuk tulisan. Penulis yang baik harus dapat mengungkapkan dengan jelas tujuan yang ditulisnya sehingga penyampaian pesan kepada pembaca tercapai. Berkaitan dengan hal itu, penulis dituntut untuk memusatkan perhatiannya pada hal yang akan ditulisnya sehingga

(2)

menghasilkan tulisan yang baik. Melalui menulis seseorang diharapkan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai topik yang ditulisnya.

DePorter (2011: 179) mengartikan menulis sebagai aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Sedangkan, Nurgiyantoro (1988: 273) mengatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, aktivitas menghasilkan bahasa. Lebih lanjut Nurgiyantoro (1988: 273) mengatakan bahwa aktivitas yang pertama menekankan unsur bahasa, sedang yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan hendaklah mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi.

Morsey (Tarigan, 2008: 3-4) mengatakan bahwa menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis seseorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa melalui tulisan dapat terjadi proses komunikasi antara penulis dan pembaca. Hal tersebut terjadi karena antara penulis dan pembaca memiliki kesepakatan akan makna lambang-lambang yang digunakan dalam tulisan tersebut. Dengan kemampuan mengolah unsur-unsur bahasa dalam tulisan, pembaca akan mudah memahami isi tulisan tersebut. Dengan kata lain, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, pola-pola bahasa, dan kosakata, karena keterampilan menulis tidak didapat secara tradisi melainkan harus dipelajari terlebih dahulu.

Menuangkan bahasa melalui tulisan tidaklah mudah dan tidak dapat disajikan secara sembarangan, karena seperti yang telah diungkapkan sebelumnya untuk

kegiatan menulis diperlukan keterampilan yang baik. Uraian tersebut diperkuat dengan pendapat Rusyana (Wahyuni, 2011: 59) bahwa:

Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam penampilannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Kemampuan menulis itu mencakup berbagai kemampuan seperti kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca.

Suwarna (2012: 3) mengatakan bahwa menulis adalah menguasai beragam jenis wacana. Wacana adalah teks (bacaan) yang berupa rangkaian paragraf yang disusun dalam suatu kesatuan maksud. Hubungan antarparagraf dalam wacana selalu saling berkaitan.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan dari penulis kepada pembaca dengan menggunakan bahasa tulis yang melibatkan emosional dan logika. Salah satu kegiatan menuis adalah menulis resensi novel. Menulis resensi novel harus dilakukan dengan tepat dan cermat agar cerita dalam novel masih dapat dipahami dengan jelas, sehingga penulisnya akan tetap tersampaikan kepada pembaca. Agar tulisan resensi novel baik, harus menggunakan teknik yang tepat.

Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis resensi novel adalah teknik peta konsep atau disebut juga dengan peta pikiran (mind mapping). Teknik peta pikiran (mind mapping) ini diyakini mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa. Buzan (2011: 4) mengungkapkan bahwa peta pikiran (mind mapping) merupakan cara paling efektif dan efisien untuk

(3)

memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan informasi dari atau ke otak. Peta pikiran merupakan salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar. Gelb (2005: 44-45) mengatakan bahwa sistem peta pikiran mempunyai banyak keunggulan, di antaranya memudahkan untuk mengakses potensi otak, mengaktifkan otak secara menyeluruh, memungkinkan mengungkapkan sejumlah besar informasi, dan membantu mengingat presentasi dengan mudah.

Berdasarkan uraian tersebut, salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan menulis siswaadalah dengan mengambil objek karya sastra berupa novel untuk diresensi.Salah satu teknik yang digunakan untuk meresensi karya sastra yang berupanovel adalah teknik peta pikiran. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Resensi Novel melalui Teknik Peta Pikiran bagi Siswa Kelas XI di SMAN I Sindang Kabupaten Indramayu” .

KAJIAN TEORI

Resensi dalam bahasa Latin disebut recensere, bahasa Inggris review, di Belanda disebut recensie artinya kurang lebih melihat kembali, menimbang, atau menilai. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.

Sasa dan Dahlan (2012: 8) mengatakan bahwa resensi buku adalah ulasan atas satu atau lebih buku yang tak hanya mencantumkan judul, penulis, dan halaman kutipan, tapi juga menceritakan isi buku dan bila perlu pengalaman sang penulis atas buku itu. Dalam KBBI (2009: 711) resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan buku dsb; ulasan buku dan sebagainya. Sedangkan menurut Keraf

(1997: 274) resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

Resensi adalah suatu kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya atau buku dengan cara memberikan komentar secara objektif sehingga setelah membaca resensi, orang lain akan tergerak hatinya untuk menyaksikan atau membaca karya orang lain. Sedangkan tujuan resensi adalah memberikan informasi atau pemahaman tentang apa yang terungkap dalam buku atau hasil karya dan memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak

(http://ptkguru.com/?darmajaya=index&actio n=listmenu&skins=&id=411&tkt=2).

Dasar-dasar menulis resensi menurut Samsul (Kuncoro, 2009: 35-36) adalah (1) memahami atau menangkap tujuan (maksud) pengarang dengan karya yang dibuatnya,(2) memiliki tujuan dalam membuat resensi buku, (3) harus mengenal atau mengetahui selera dan tingkat pemahaman dari para pembaca, dan (4) mempunyai pengetahuan dan menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan sebagai tolok ukur ketika mengemukakan keunggulan dan kelemahan buku.

METODE PENELITIAN

Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kebenaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan the randomized pretest-posttest control group design. Pemilihan metode eksperimen kuasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan menulis siswa meresensi novel dengan menggunakan

(4)

peta pikiran yang peneliti eksperimenkan terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh perlakuan diperhitungkan melalui perbedaan antara tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Desain Eksperimen Kel. Eksperimen MO XO

Kel. Kontrol MOCO

(Fraenkel dan Wallen 2007: 271)

Keterangan:

M : Random assignment untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

O : Tes awal dan tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

X : Perlakuan pembelajaran menulis

resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran (mind mapping) pada kelas eksperimen.

C : Perlakuan pembelajaran dengan

menggunakan teknik diskusi pada kelas kontrol.

Rancangan penelitian ini melibatkan dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditentukan secara random atau acak. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan melakukan proses pembelajaran menulis resensi novel menggunakan teknik peta pikiran,sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang akan melakukan proses pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan diskusi.

Kedua kelompok tersebut, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberikan tes awal dan akhir. Tes awal diberikan untuk mengukur kemampuan awal dari masing-masing kelompok tersebut, sedangkan tes akhir diberikan setelah perlakuan untuk mengukur signifikansi peningkatan yang terjadi dalam kelompok eksperimen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian keterampilan siswa dalam menulis resensi novel Hubbu karya Mashuri dan Dadaisme karya Dewi Sartika efektif. Efektifitas ini dapat dilihat dari hsil tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini. Teknik peta pikiran (mind mapping) ini dapat digunakan dengan memadukan antara teknik pembelajaran drills, simulasi, dan materi menulis resensi novel. Tujuan umum dari teknik ini adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit melalui penyediaan latihan-latihan yang bertujuan untuk menguji kemampuan menulis resensi siswa melalui penyelesaian soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran ini memberikan pengelolaan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, karena penggunaan teknik ini mempunyai banyak manfaat.

Pelaksanaan pembelajaran menulis resensi novel Dadaisme karya Dewi Sartika dengan menggunakan teknik peta pikiran efektif. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes awal dan tes akhir. Hasil kemampuan menulis resensi siswa kelas kontrol pada tes awal dengan nilai rata-rata 10,57 dengan varian 5,90 dan simpangan baku 2,43. Nilai tes awal tertinggi pada kelas kontrol adalah 13 dan terendah 0 sehingga rentangnya yaitu 13. Median pada kelas kontrol adalah 11. Hal ini berarti bahwa nilai yang diperoleh siswa pada kelas kontrol 40% di atas nilai 11 dan 60% siswa memperoleh nilai di bawah 11. Nilai yang sering muncul atau modus pada kelas kontrol adalah 12.

Adapun rata-rata tes akhir kelas kontrol 23,03 dengan varian 6,79 dan simpangan baku 2,61. Nilai tes akhir tertinggi pada kelas kontrol adalah 27 dan terendah 12 sehingga rentangnya yaitu 15. Median pada kelas kontrol adalah 23,5. Hal ini berarti bahwa nilai yang diperoleh pada kelas kontrol 93,33% di atas nilai 23,5 dan 6,67% siswa memperoleh nilai di bawah 21. Nilai yang sering muncul atau modus pada kelas kontrol adalah 24. Berdasarkan data

(5)

tersebut, peningkatan hasil belajar di kelas kontrol dengan rata-rata 12,47.

Sedangkan, nilai rata-rata tes awal kelas eksperimen 10,97 dengan varian 2,29 dan simpangan baku 1,51. Nilai tes awal tertinggi pada kelas eksperimen adalah 14 dan terendah 8, sehingga rentangnya, yaitu 6. Median pada kelas eksperimen adalah 11. Hal ini berarti bahwa nilai yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen 70% di atas nilai 11 dan 30% siswa memperoleh nilai di bawah 11. Nilai yang sering muncul atau modus pada kelas eksperimen adalah 11.

Adapun rata-rata tes akhir kelas eksperimen 27,12 dengan varian 3,14 dan simpangan baku 1,77. Nilai tes akhir tertinggi pada kelas eksperimen adalah 30 dan terendah 22, sehingga rentangnya yaitu 8. Median pada kelas eksperimen adalah 27. Hal ini berarti bahwa nilai yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen 96,67% di atas nilai 27 dan 3,33% siswa memperoleh nilai di bawah 27. Nilai yang sering muncul atau modus pada kelas eksperimen adalah 29. Berdasarkan data tersebut peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen dengan rata-rata 16,16.

Hasil uji homogenitas data skor tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh signifikansi > .05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data skor tes awal dan tes akhir kemampuan menulis resensi novel Dadaisme karya Dewi Sartika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan homogen.

Variabel tes akhir (kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki nilai Sig. lebih dari .05 (Sig.= .551), maka dapat disimpulkan bahwa variabel tes akhir (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen.

Ringkasan statistik untuk kedua sampel adalah untuk tes awal kelas eksperimen mempunyai nilai statistik rata-rata 10,97 sedangkan tes awal kelas kontrol mempunyai nilai statistik rata-rata 10,57. Simpangan baku untuk kelas tes awal eksperimen 1,51 dan tes awal kontrol 2,43.

Skor tes awal pada kedua kelas besarnya thitung = -.787 dengan signifikansi p

= .434 > .05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, untuk skor tes akhir diperoleh thitung = -7.181 dengan

signifikansi p = .000 < .05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan skor tes akhir kemampuan menulis resensi novel Dadaisme karya Dewi Sartika antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis resensi novel Dadaisme karya Dewi Sartika pada kelas eksperimen yang menggunakan teknik peta pikiran (mind mapping) lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan teknik diskusi.

Siswa di kelas kontrol pada umumnya sudah memahami dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berkaitan dengan kemampuan menulis resensi novel dengan menggunakan teknik diskusi kelompok. Kemampuan siswa tersebut terlihat dalam perolehan 84,00%. Skor terendah pada kelas kontrol adalah 84 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan perincian penguasaan materi sebagai berikut: (1) membuat judul resensi 69,33%, (2) menyusun data buku 84,00%, (3) membuat pembukaan (lead) 88,00%, (4) tubuh atau isi pernyataan resensi buku 90,67%, dan penutup 88,00%.

Sedangkan siswa di kelas eksperimen pada umumnya mampu memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berkaitan dengan menulis resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran. Kemampuan siswa tersebut terlihat pada perolehan 87,25%. Skor terendah pada kelas kontrol adalah 84 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan perincian penguasaan materi per butir soal sebagai berikut: (1) membuat judul resensi 66,87%, (2) menyusun data buku 84,37%, (3) membuat pembukaan (lead) 83,75%, (4) tubuh atau isi pernyataan resensi buku 87,50%, dan penutup 85,62%.

(6)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yang telah dilakukan setelah pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran diperoleh fakta, bahwa guru memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran. Menurut guru, kelebihan teknik ini adalah membuat siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran menulis resensi novel. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, siswa lebih antusias dan lebih serius dalam belajar dan mereka tidak bosan lagi dalam menulis resensi novel.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut keunggulan-keunggulannya: (1) pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran memudahkan siswa untuk memahami suatu novel yang akan diresensi secara cepat dan tepat; (2) pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik ini dapat menumbuhkan kemandirian, mempertajam daya ingat, serta mampu meningkatkan konsentrasi; dan (3) pembelajaran dengan menggunakan teknik ini dapat diterapkan pada pembelajaran menulis resensi karya sastra yang lainnya.

Adapun kelemahannya ialah: (1) pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran memerlukan persiapan yang sangat matang, guru berpengalaman, serta menguasai teknik peta pikiranini dengan pemahaman yang luas; (2) pemilihan atau sumber yang tepat, sesuai dengan minat siswa dan kebutuhan siswa yang dapat membangkitkan motivasi siswa merupakan hal yang tidak mudah; dan (3) pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran

memerlukan berpikir tingkat tinggi, waktu yang cukup lama, serta kesabaran.

Namun demikian, peneliti telah menemukan solusi. Solusi ini disampaikan oleh guru dan mitra peneliti selama penelitian ini. Guru tersebut menyarankan kepada peneliti: pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik peta pikiran dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis resensi novel karena keunggulan-keunggulan yang telah dibahas pada uraian sebelumnya. Untuk mengatasi hambatan atau kelemahannya, guru menyampaikan sebaiknya langkah-langkah pada pembelajaran tersebut diubah sedikit agar mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bachrudin, Musthafa. 2008. Teori dan Praktik Sastra dalam Peneletian dan Pengajaran. Jakarta: New Concept English Education & Sekolah Pascasarjana UPI.

Buzan, Tony. 2002. Gunakan Kepala Anda Teknik Berpikir, Belajar, dan Membangunkan Otak. Jakarta: Pustaka Delaprasta.

Buzan, Tony. 2004. Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia.

Buzan, Barry & Tony. 2004. Mamahami Peta Pikiran. Batam: Interaksara.

Buzan, Tony. 2006. Use Your Head. Batam: Interaksara.

(7)

Buzan, Tony. 2011. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2008. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. DePorter, Bobbi dkk. 2010. Quantum

Theaching. Bandung: Kaifa.

DePorter, Bobbi dkk. 2011. Quantum Learning. Bandung : Kaifa.

Edward, Caroline. 2009. Mind Mapping untuk Anak Sehat dan Cerdas. Sakti: Yogyakarta.

Endraswara, Suwardi. 2005. Metode Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Buana Pustaka.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran

Sastra. Bandung: Gunung Larang. Suwarna, Dadan. 2012. Trik Menulis Puisi,

Cerpen, Resensi Buku, Opinio/Esai. Tangerang: Jelajah Nusa.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

http://ptkguru.com/?darmajaya=index&actio n=listmenu&skins=&id=411&tkt=2

Referensi

Dokumen terkait

6 Kebanyakan Rentenir yang bekerja di Kabupaten Rokan Hilir Kecamatan Bagan Sinembah tepatnya di Desa Bagan Batu meminjamkan uangnya kepada pedagang, buruh, dan

yaitu sekelompok orang dalam suatu wilayah yang tunduk pada.. serangkaian peraturan yang dijadikan pedoman bertingkah laku

[r]

Transistor yang bekerja pada daerah saturasi dapat digunakan sebagai saklar.. Karena pada daerah saturasi transistor memiliki tegangan yang

Persiapan data untuk penelitian ini berbasis model hubungan antara wadah berbagi pengetahuan terhadap komitmen dari komunitas merk yang mengandung variabel-variabel

Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2017, akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan Pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

&#34;Effectiveness of Metarhizium anisopliae and Entomopathogenic Nematodes to Control Oryctes rhinoceros Larvae in the Rainy Season&#34;, Pakistan Journal of Biological Sciences,

Chitosan-based chelating resin, the cross-linked chitosan functionalized with 3,4,5- trihydroxy benzoic acid moiety (CCTS-THBA resin), was newly synthesized and its adsorption