1 - Volume 3, No. 4, November 2014
PENGARUH PENERAPAN E-KINERJA DAN PENGHARGAAN (REWARD) TERHADAP KINERJA APARATUR PENGELOLAAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA BANDA ACEH
Komara Eka Putri1, Muhammad Arfan2, Hasan Basri 3 1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2.3) Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: This study tries to understand and prove the effects of e-performance and reward on government staff performance. There are 114 respondents in this research taken from local government agency (SKPK) in Banda Aceh as Budget User, Accounting Financial Officer and Treasury Officer. The methods used in this research is cencus, all elements of the population investigated individually in collecting data to obtain actual data. The hypothesis performed with multiple regression linear. The result show that: e-performance and reward simultaneously and partially have effects on government staff performance. Key word: E-performance, reward and government staff performance
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh e-kinerja dan penghargaan (reward) terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan daerah. Responden penelitian ini sebanyak 114 orang yang terdiri dari: Pengguna Anggaran, Pejabat Penatausahan Keuangan dan Bendahara Pengeluaa\ran. Metode yang digunakan adalah sensus, yaitu seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu dalam pengumpulan data. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-kinerja dan penghargaan (reward) secara bersama-sama dan sendiri-sendiri berpengaruh terhadap aparatur pengelola keuangan daerah.
Kata kunci: E-Kinerja, Penghargaan (Reward) dan Kinerja Aparatur
1. Pendahuluan
Sumber daya aparatur atau pegawai merupakan salah satu aspek yang sangat penting yang harus dibenahi. Saat ini jumlah pegawai yang sangat banyak di Pemerintah Kota Banda Aceh menjadi kendala yang sangat besar dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dikarenakan jumlah pegawai yang begitu banyak, efisiensi dan
efektivitas kinerja dari pegawai susah untuk diukur.
Kesulitan pengukuran kinerja organisasi publik dikemukakan oleh Moenir (1995:26) yang menyatakan bahwa “kesulitan dalam mengukur kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi acap kali tidak hanya sangat kabur akan tetapi juga sifat multi dimensional”. Organisasi
Volume 3, No. 4, November 2014 - 2 publik memiliki stake holder privat.
Karena stakeholder dari organisasi publik seringkali memiliki kepentingan yang bersinggungan satu sama lain, yang mengakibatkan ukuran kinerja organisasi publik dimata para stakeholder juga menjadi berbeda-beda. Oleh karena itu Pemerintah Kota Banda Aceh mencoba menciptakan satu terobosan baru untuk meningkatkan kinerja pegawainya dengan suatu sistem yang terkoneksi dengan teknologi yang lebih canggih yang dinamakan elektronik kinerja.
Kinerja aparatur tidak hanya dipengaruhi oleh e-kinerja. Puji astuti (2013) menemukan bahwa pengahrgaan (rewards) berpengaruh terhadap kinerja. Penghargaan (rewards) dapat berupa insentif, publikasi melalui media massa dan bentuk penghargaan lainnya (PP Nomor 6 Tahun 2008). Penghargaan (rewards) dapat dilihat dari indikator yaitu kompensasi dan insentif (Mardiyah dan Listianingsih, 2005). Mahlil (2013) menemukan bahwa penghargaan (rewards) berpengaruh terhadap kinerja aparatur. Dapat dijelaskan bahwa penghargaan (rewards) merupakan
salah satu alat untuk meningkatkan motivasi kinerja pegawai/aparatur.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan e-kinerja dan penghargaan terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh, selanjutnya pada bagain 2 membahas tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya mengenai kinerja aparatur, bagian 3 memberikan Kerangka metodologi untuk dasar analisis data. Bagian 4 membahas temuan dan implikasinya dan akhirnya bagian 5 memberikan kesimpulan.
2. Kajian Pustaka
Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Daftar apa yang ingin dicapai tertuang dalam perencanaan strategi (strategy
planning), suatu organisasi. Secara
umum kinerja merupakan prestasi yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam periode tertentu (Bastian, 2006:274). Pemerintah Kota Banda Aceh membuat aplikasi Elektronik kinerja atau e-kinerja
3 - Volume 3, No. 4, November 2014 adalah salah satu aplikasi berbasis web untuk menganalisis kebutuhan jabatan, beban kerja jabatan dan beban kerja unit/satuan kerja organisasi sebagai dasar perhitungan prestasi kerja dan pemberian insentif kerja dengan mempedomani Permendagri Nomor 4 Tahun 2005 tentang Anjab dan Permendagri Nomor 12 tahun 2008 tentang Analisa Beban Kerja (ABK). Tujuan e-kinerja adalah untuk peningkatan kinerja PNS dan organisasi; Melakukan penataan dan penyempurnaan organisasi; Melakukan penilaian atas prestasi kerja PNS dan organisasi; Memberikan rasa keadilan dan meningkatkan kesejahteraan PNS; Mendorong terciptanya kompetisi kerja yang sehat diantara PNS; Meningkatkan kompetensi SDM dan jabatan yang dimiliki PNS; dan Menumbuhkan kreatifitas dan inovasi kerja PNS (Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 38 Tahun 2012 Pasal 5).
Penghargaan merupakan imbalan yang didapat oleh seorang karyawan atau pegawai dari hasil kerja, baik yang berbentuk material maupun ucapan. Seorang pegawai
berusaha semaksimal mungkin bekerja melaksanakan, mencapai atau memenuhi suatu tindakan, tugas atau fungsi untuk mencapai tujuan organisasi, dari hasil pekerjaannya maka pegawai tersebut akan mendapatkan imbalan atau penghargaan yang berupa gaji, bonus kinerja, pengakuan dan pujian. Penghargaan (rewards) dapat direfleksikan sebagai penilaian positif terhadap pegawai. Setiap individu atau kelompok yang memiliki kinerja yang tinggi perlu mendapatkan reward (penghargaan). Penghargaan (rewards) dapat berupa insentif, publikasi melalui media massa dan bentuk penghargaan lainnya (PP Nomor 6 Tahun 2008 pasal 56 ayat 2). Pemerintah melalui PP Nomor 74 tahun 2000 juga memberikan “tunjangan perbaikan penghasilan bagi aparatur”. Tujuannya untuk meningkatkan mutu, prestasi kerja serta untuk mencapai daya guna yang sebesar-besarnya.
Mahlil (2013:40) menyatakan bahwa “reward (penghargaan) berpegaruh terhadap kinerja aparatur”. Reward berbasis kinerja mendorong pegawai dapat mengubah
Volume 3, No. 4, November 2014 - 4 kecenderungan semangat untuk
memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan Johny, 1999). Oleh karena itu pengaruh penghargaan terhadap kinerja sangat erat kaitannya dan hubungannya dikarenakan makin tinggi serta besar penghargaan yang didapatkan maka semakin baik juga kinerja seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Berdasarkan kajian pustaka, hubungan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. E-kinerja dan penghargaan (reward) berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh.
2. E-kinerja berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. 3. Penghargaan (reward)
berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kota Banda Aceh yaitu Pejabat Pengelola Keuangan pada SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh. Penelitian ini termasuk pengujian hipotesis (hypothesis testing) yaitu bertujuan untuk menjelaskan hubungan yang mempunyai sebab akibat antara variabel-variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam suatu pengujian hipotesis, yaitu mengetahui pengaruh e-kinerja dan penghargaan (reward) terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan dilingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara cross sectional yaitu data hanya sekali
dikumpulkan dalam satu periode. Data primer diperoleh dengan cara mengumpulkan kuisioner dari masing-masing responden.
Data yang diperoleh dari responden perlu diuji. Pengujian meliputi uji validitas (validity) dan reliabilitas (reliability). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun
benar-5 - Volume 3, No. 4, November 2014 benar mengukur apa yang perlu diukur. Koefisien validitas menggambarkan tingkat kemampuan instrumen untuk mengungkapkan data atau informasi dari variabel yang diukur. Teknik pengujian validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dari
Pearson dengan tingkat signifikansi
5% untuk mengetahui keeratan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan cara mengkorelasikan antara skor item pertanyaan terhadap skor total. Apabila nilai total person correlation > 0,3 atau probabilitas kurang dari 0,05 maka item tersebut valid (Arikunto, 2002:146).
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji ini dilakukan pada pernyataan-pernyataan yang sudah valid. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
cronboach alpha masing-masing
instrumen. Bila cronbach alphanya
nya memiliki nilai lebih besar dari 0,60 Sekaran (2006:177) yang menyatakan bahwa pada umumnya reliabilitas yang nilai r-nya kurang dari 0,6 dikatakan kurang reliabel, antara 0,6 sampai 0,8 adalah cukup reliabel, dan diatas 0,8 suatu instrumen dikatakan baik. Teknik analisis data pada pengujian hipotesis menggunakan pengujian analisis regresi linier berganda yang merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat pengaruh secara parsial dan simultan. Persamaan regresi linear berganda yang digunakan untuk meneliti pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y adalah
sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 +ε Dimana Y adalah Kinerja Aparatur, αadalah Konstanta, β1β2 adalah Koefisien regresi, X1
adalah E-kinerja, X2 adalah Penghargaan
(Reward) dan ε adalah Error
4. Pembahasan
4.1 Statistik Deskriptif
Tabel 4.1 menyajikan statistik deskriptif dari variabel dependen dan independen dari penelitian ini.
Volume 3, No. 4, November 2014 - 6 Tabel 4.1 : Descriptive Statistics
N Min Max Mean SD
Kinerja Aparatur (Y) 114 3,20 5,00 4,1965 .42487 e-kinerja (X1) 114 3,13 5,00 4,1535 .43078 Penghargaan (X2) 114 3,00 5,00 4,1429 .43754 Valid N (listwise) 114
Data yang diproses sebanyak 114, nilai minimum, maksimun, rata-rata dan standar deviasi yang digambarkan pada tabel 4.1. Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai minimum kinerja aparatur adalah 3,20, nilai maksimum 5,00, nilai rata-rata 4,1965 dan nilai standar deviasi adalah 0,42487. Nilai minimum e-kinerja adalah 3,13, nilai maksimum 5,00, nilai rata-rata 4,1535 dan nilai standar deviasi adalah 0,43078. Dan nilai minimum penghargaan adalah 3,00, nilai maksimum 5,00, nilai rata-rata 4,1429 dan nilai standar deviasi adalah 0,43754.
a. Hasil Uji Regresi
Hasil uji regresi dengan menggunakan bantuan software
SPSS adalah seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 : Hasil Uji Regresi
Nama Variabel Koefisien Regresi (β) R R2 Konstanta 4,888 0,580 0,336 E-Kinerja 0,187 Penghargaan (Reward) 0,339
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat ditulis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y= 5.745 + 0.181X1 + 0.318X2
Berdasarkan Tabel 4.2. koefisien regresi (β) untuk semua variabel ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa e-kinerja dan penghargaan (reward) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan daerah. Koefisien korelasi (R) sebesar 0.580 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 58%, artinya variabel bebas e-kinerja dan penghargaan (reward) mempunyai hubungan yang kuat dengan kinerja aparatur pengelola keuangan daerah, hal ini dikarenakan persentase lebih dari 50% .
Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0.336 atau 33.6%, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel kinerja aparatur pengelola keuangan daerah (Y) sebesar 33.6% dipengaruhi atau disebabkan oleh perubahan yang terjadi secara bersama-sama pada variabel e-kinerja dan
7 - Volume 3, No. 4, November 2014 penghargaan (reward) sedangkan 66.4% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor dari variabel-varibel lain yang tidak tercakup dalam model regresi tersebut. Pengaruh E-Kinerja terhadap Kinerja Aparatur Pengelola Keuangan Daerah.
Pengujian hipotesis kedua yaitu pengaruh e-kinerja terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan daerah dilakukan dengan analisis regresi liner berganda. Untuk menguji pengaruh e-kinerja terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan daerah dilakukan dengan melihat koefisien regresi (β). Koefisien regresi (β) e-kinerja sebesar 0.187, dimana β ≠ 0. Hasil penelitian menerima hipotesis kedua yaitu e-kinerja berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan daerah.
Variabel e-kinerja (X1)
mempunyai pengaruh yang positif atau dengan kata lain setiap terjadi 1% perubahan dalam variabel e-kinerja secara relatif akan menaikkan 0.187% variabel kinerja aparatur pengelola keuangan daerah. Ini menunjukkan bahwa e-kinerja mempengaruhi variabel kinerja aparatur pengelola keuangan daerah sebesar 18.7%.
Hasil penelitian menemukan bahwa e-kinerja berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan daerah. Kinerja karyawan/pegawai sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai/karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,2000). Elektronik kinerja atau e-kinerja adalah salah satu aplikasi berbasis web yang digunakan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh untuk menganalisis kebutuhan jabatan, beban kerja jabatan dan beban kerja unit/satuan kerja organisasi sebagai dasar perhitungan prestasi kerja dan pemberian insentif kerja dengan mempedomani Permendagri Nomor 4 Tahun 2005 tentang Anjab dan Permendagri Nomor 12 tahun 2008 tentang Analisa Beban Kerja (ABK).
Penilaian kinerja aparatur dengan e-kinerja memberikan pengaruh terhadap kinerja aparatur di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Aparatur yang bekerja tidak maksimal akan dapat dinilai kinerjanya sehingga berdampak terhadap peningkatan karir dari
Volume 3, No. 4, November 2014 - 8 aparatur itu sendiri dikarenakan
kinerja aparatur diukur berdasarkan pada azas: profesionalisme, keterpaduan. adil dan layak, proposional, keterbukaan dan transparan, efektif dan efisien, akuntabel, kesejahteraan. Dengan adanya e-kinerja yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh, aparatur akan termotivasi untuk bekerja memenuhi tujuan dari organisasi. Organisasi menjadi baik dikarenakan didukung oleh kinerja aparatur dalam memenuhi target dan tujuan dari organisasi. Aparatur yang tidak bekerja maksimal dalam memenuhi instrumen dari e-kinerja, seiring dengan berjalannya waktu akan mengalami ketertinggalan dari apartur yang berkinerja baik sehingga akan menghambat promosi jabatan dan penghargaan yang diberikan oleh organisasi.
Pengaruh Penghargaan (Reward) terhadap Kinerja Aparatur Pengelola Keuangan Daerah.
Pengujian hipotesis ketiga yaitu pengaruh penghargaan (reward) terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan daerah dilakukan dengan melihat koefisien regresi (β2). Berdasarkan Tabel 1,
koefisen regresi (β) pelaksanaan sebesar 0.339. Di mana β ≠ 0. Hal ini menunjukan bahwa penghargaan (reward) berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan daerah sehingga menerima hipotesis ketiga. Variabel penghargaan (reward) (X2) mempunyai pengaruh
yang positif atau dengan kata lain setiap terjadi 1% perubahan dalam variabel penghargaan (reward) secara relatif akan menaikan 0.339% variabel kinerja aparatur pengelola keuangan daerah. Ini menunjukkan bahwa penghargaan (reward) mempengaruhi variabel kinerja aparatur pengelola keuangan daerah sebesar 33.9%.
Hasil penelitian menemukan bahwa penghargaan (reward) berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengelola keuangan daerah. Penghargaan (reward) adalah insentif yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk dapat meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang kompetitif (Simamora, 2004:514)
Penghargaan (rewards) dapat berupa insentif, publikasi melalui media massa dan bentuk penghargaan lainnya (PP Nomor 6
9 - Volume 3, No. 4, November 2014 Tahun 2008 pasal 56 ayat 2). Pemerintah melalui PP Nomor 74 tahun 2000 juga memberikan tunjangan perbaikan penghasilan bagi aparatur. Tujuannya untuk meningkatkan mutu, prestasi kerja serta untuk mencapai daya guna yang sebesar-besarnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahlil (2013) yang menemukan bahwa penghargaan (reward) berpengaruh terhadap kinerja aparatur. Kinerja individu pegawai harus sejalan dengan kinerja yang hendak dicapai instansi.
5. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk secara empiris menguji pengaruh e-kinerja dan penghargaan terhadap kinerja aparatur pengelelola keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-kinerja dan penghargaan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengelolaan keuangan daerah.
Namun, seperti penelitian lain makalah ini juga mempunyai beberapa keterbatasan. Koefisiensi determinsi yang diperoleh dari
e-kinerja dan penghargaan terhadap kinerja aparatur pengelolaan keuangan daerah hanya sebesar 3,36%, menunjukkan bahwa studi berikutnya harus mencakup lebih banyak variabel lain yang harus diteliti seperti memperluas responden yang akan diteliti.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Bastian, I. 2006. Akuntansi Sektor
Publik: Suatu Pengantar.
Jakarta: Erlangga
Mahlil. 2013. Pengaruh Kejelasan
Sasaran Anggaran Dan
Reward Terhadap Kinerja
Aparatur Pemerintah
Kabupaten Nagan Raya. Tesis.
Unversitas Syiah Kuala: Banda Aceh
Mardiyah, Aida A. dan Listianingsih. 2005. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Profit Center Terhadap Hubungan antara Total Quality Management dengan Kinerja Manajerial.
Simposium Nasional Akuntansi
8 Solo
Mankunegara, A. 2000. Evaluasi
Kinerja Sumber Daya
Manusia. Bandung: Refika
Volume 3, No. 4, November 2014 - 10 Moenir. 1995. Manajemen
Pelayanan Umum di Indonesia.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Mulyadi dan Jhony. 1999. Sistem
Perencanaan dan
Pengendalian Manajemen:
Sistem Pelipat Ganda Kinerja
Perusahaan, Edisi I
Yogyakarta: Aditya Media
Pujiastuti. 2013. Pengaruh Penghargaan, Stres Kerja dan Jenis Jam Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
International Standard Book Number ISBN:978-979
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2005 Tentang Pedoman Analisis Jabatan Di
Lingkungan Departemen
Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Departemen
Dalam Negeri Dan
Pemerintah Daerah
Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Program e-Kinerja Pemerintah Kota Banda Aceh
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Keputusan Walikota Banda Aceh
Nomor 199 Tahun 2014
Tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Banda Aceh Tahun Anggaran 2014
Sekaran, Uma. 2006. Research
Methods For Business, Edisi 4
buku 1, Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta:Salemba Empat
---, 2006. Research Methods
For Business, Edisi 4 buku 2,
Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta:Salemba Empat
Simamora, Henry. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : STIE YKPN