• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PROGRAM MXROAD DAN DROADS UNT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN PROGRAM MXROAD DAN DROADS UNT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGGUNAAN PROGRAM MXROAD DAN DROADS

UNTUK PERANCANGAN DAN EVALUASI GEOMETRIK JALAN

Evi Ayuningtyas

Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

Jalan Ganesha No. 10, Bandung, 40132 Email: [email protected]

Djunaedi Kosasih

Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No. 10, Bandung, 40132

Telp: (022) 5201426 Email: [email protected]

Sony Sulaksono Wibowo

Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No 10 Bandung 40132

Email: [email protected]

Abstrak

Secara umum hasil rancangan geometrik jalan yang terbentuk diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemakainya serta memiliki volume pekerjaan tanah yang optimum. Untuk memenuhi ketiga tujuan dasar tersebut perlu dilakukan proses iteratif. Hal ini juga berlaku apabila menggunakan program komputer sebagai alat bantu desain. Tujuan dari penelitian ini adlah melakukan studi perbandingan proses desain geometrik dengan menggunakan program Bentley MXRoad dan DRoads. Terdapat dua perbedaan besar pada kedua program yaitu yang pertama adalah proses pembentukan jaring segitiga untuk meghasilkan peta kontur dilakukan secara otomatis pada program MXRoad namun dilakukan secara manual pada program DRoads. Kedua, pada desain geometrik, program MXRoad merupakan alat bantu desain yang membebaskan pengguna untuk memasukkan nilai elemen desain yang akan digunakan. Sedangkan pada program DRoads memberikan fasilitas arahan desain yang akan memberitahukan kepada pengguna apabila terjadi ketidaksesuaian dari desain yang dihasilkan.

Kata kunci: Perbandingan Program, Pembentukan Data Surface, Proses Desain Geometrik, Program Bentley MXRoad, Program DRoads.

1.

PENDAHULUAN

Tujuan dasar dari suatu perancangan geometrik jalan adalah menghasilkan suatu hasil rancangan

yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemakainya serta menghasilkan desain

yang ekonomis. Diperlukan suatu konsistensi serta keseragaman terhadap standar yang akan

digunakan. Sehingga pada saat proses iteratif untuk memperoleh hasil yang dianggap baik, ketiga

tujuan dasar tersebut dapat tercapai. Perkembangan teknologi saat ini secara tidak langsung

memberikan pengaruh terhadap proses perancangan geometrik jalan. Dengan menggunakan

program tersebut maka diharapkan proses iteratif yang dimaksud sebelumnya dapat dilakukan

dengan lebih mudah dan lebih cepat.

(2)

Prose

es desain ge

mukaan yang

pekerjaan ta

andingan pem

program DR

es desain ge

kal, desain po

akan dihasil

gai studi ka

mpangan ant

Mayor Zein

Wiratman – J

n konsultan

ndingkan.

INJAUAN P

a.

Program

Program

database

ataupun

Proses ya

adalah pe

desain pe

b.

Program

Pada dasa

topografi

iteratif y

yang ses

minimum

eometrik dia

menjadi das

anah. Dalam

mbentukan s

Roads. Seda

eometrik jal

otongan mel

lkan serta per

sus akan dig

tara jalan ak

n. Data yang

Jakarta yang

n ini akan

PUSTAKA

m Bentley MX

Bentley MX

yang mengij

3D yang dih

ang dapat dil

embentukan

ersimpangan,

m DRoads

arnya progra

sampai pad

yang dapat d

suai dengan

m.

Ga

awali denga

sar dalam pe

m kaitan peng

surface pada

angkan pada

an yang me

lintang, hingg

rkiraan kebu

gunakan dat

kses ke Band

g digunakan

g sebelumnya

digunakan s

XRoad

XROAD meru

jinkan para p

hasilkan pad

akukan deng

dan analisis

, desain siste

am ini melak

da produk de

ilakukan den

standar des

ambar 1. Pro

2

an pengolah

erencanaan g

golahan data

kedua progr

perencanaa

eliputi peren

ga mengelua

utuhan lahan

a desain Jal

dara Sultan M

dalam penel

a sudah meng

sebagai desa

upakan alat p

penggunanya

da bentuk C

gan menggun

s

Digital Ter

em drainase,

kukan proses

esain. Pada

ngan program

sain yang d

osedur pengo

an data top

geometrik jal

a topografi, p

ram yang di

an geometrik

ncanaan alin

arkan perkira

yang perlu d

lan Musi III

Mahmud Bad

litian ini dip

gerjakan pro

ain dasar p

pemodelan b

a untuk mem

CAD yang s

nakan progra

rrain Model

ringkasan vo

desain yang

Gambar 1.

m DRoads u

diinginkan d

operasian pro

pografi menj

lan karena s

penelitian in

gunakan yai

k jalan, dila

nyemen baik

aan volume g

dibebaskan.

Palembang

daruddin II h

peroleh dari

oyek ini seca

pada kedua

berbasis strin

mbuat dan m

sudah cukup

am Bentley M

(DTM), des

olume dan ku

g terintegrasi

akan diperli

untuk mendap

dan biaya p

ogram DRoad

jadi suatu g

sangat memp

ni akan terfo

itu program M

akukan perb

k horisontal

galian timbun

, berawal da

hingga persi

Konsultan P

ara keseluruh

program ya

g. MXRoad

menjelaskan m

p familiar di

MXROAD an

sain alinyem

uantitas peke

mulai dari in

hatkan prose

patkan produ

ekerjaan tan

ds

gambaran

pengaruhi

okus pada

MXRoad

andingan

ataupun

nan tanah

ari lokasi

impangan

Perencana

han. Hasil

ang akan

memiliki

model 2D

igunakan.

ntara lain

men jalan,

erjaan.

(3)

3.

M

odologi dan

n alir yang d

pat tiga tahap

a.

Pengolah

Pada pro

dibanding

menyebab

solusi dal

baik.

b.

Perband

Dari has

kembali

dengan m

masing-m

dilakukan

jalan yait

Pem

hingga ke

desain s

konsentra

OGI PENEL

program ke

ditunjukkan p

pan utama y

han data top

oses pengola

gkan pula h

bkan terjadin

lam pembent

ingan prose

il pengumpu

dengan men

menggunakan

masing prog

n terhadap b

tu:

mbentukan s

esain alinyem

esain potonga

utput yang

nstruksi.

secara spesif

eseluruhan d

erta prinsip

asi pada pene

Ga

LITIAN

erja penelitia

pada Gamba

aitu:

pografi dan

ahan data to

hasil kontur

nya perbeda

tukan jaring

es desain geo

ulan data d

nggunakan k

n masing-ma

gram yang

eberapa aspe

surface dan p

men baik hori

an melintang

dihasilkan s

fik hal yang

dari tahapan p

p perhitunga

elitian ini.

ambar 2. Bag

3

an dilaksana

ar 2. Secara g

pembentuk

pografi deng

yang diper

aan tersebut,

segitiga yan

ometrik jala

desain geome

kedua progr

asing program

terkait de

ek yang serin

peta kontur,

isontal ataup

g,

seperti volu

ditinjau ber

proses desain

an dari ma

gan Alir Met

akan pada p

garis besar u

an peta kon

gan menggu

roleh dan d

sehingga da

ng dapat men

an.

etrik jalan y

ram. Selama

m, dapat dik

ngan prose

ng dibutuhka

pun vertikal,

ume pekerja

rupa proses

n. Pengguna

asing-masing

todologi Pen

penelitian ini

untuk menca

ntur.

unakan kedu

diidentifikasi

apat diperole

nghasilkan p

yang ada, d

a proses per

ketahui keleb

es pengguna

an oleh seba

an tanah d

pengerjaan m

aan dari masi

g elemen d

nelitian

i, digambark

apai tujuan p

ua program

permasalah

eh beberapa

eta kontur y

dilakukan pe

rancangan g

bihan dan kek

aannya. Pen

agian besar p

dan kebutuha

mulai dari in

ing-masing p

desain juga

kan pada

enelitian,

ini, akan

han yang

masukan

ang lebih

emodelan

geometrik

kurangan

ngukuran

perencana

(4)

4.

PR

hasil penguk

ur dengan m

ontal dan ve

r dalam perub

Data Topog

topografi ya

di Palembang

tuhan peneli

mpangan ant

Mayor Zei

ukuran keran

m perencana

tuhan yaitu

lahan pada

nakan bersam

ipnya mengh

roleh garis k

masi indikas

bentukan pet

ukuran situas

Gamba

program M

an data peng

bentukan jar

ukan secara

gle menggun

ng sudut seg

terhadap per

SI DATA

kuran topogr

menggunakan

ertikal akan

bahan desain

grafi

ang digunaka

g dengan pe

itian hanya d

tara jalan ak

in. Data sur

ngka horison

aan geometr

dalam pemb

trase yang

maan dengan

hubungkan ti

kontur yang

si tata guna l

ta tata guna

si ini.

ar 3. Contoh

MXRoad, dat

gukuran situa

ring segitiga

otomatis d

nakan metode

gitiga yang

rbedaan elev

rafi akan dig

n kedua pr

digunakan s

n yang dilaku

an pada pene

erkiraan pan

digunakan se

kses ke Band

rvey topogr

ntal dan vertik

rik jalan, da

bentukan pet

terbentuk. P

n data garis b

iga data titik

mewakili k

lahan dan ko

a lahan atau

superposisi

pemben

ta pengukur

asi. Kedua da

a (triangle) s

dengan meng

e Delauney y

terbentuk se

vasi.

4

gunakan pada

ogram terse

sebagai data

ukan pada sk

litian ini dip

njang rencan

epanjang leb

dara Sultan M

rafi ini terd

kal, serta dat

ata penguku

a kontur ser

Pada pemben

atas koridor

k situasi yang

ketiga data t

ondisi eksisti

u peta kond

data penguk

ntukan peta k

ran kerangka

ata ini digab

serta pemben

ggunakan me

yaitu dengan

erta memprio

a proses pem

ebut. Data d

a desain pada

kenario kedua

eroleh dari p

na jalan ada

bih kurang 1

Mahmud Bad

diri atas dat

ta pengukura

uran situasi

rta untuk me

ntukan peta

jalan. Untuk

g berdekatan

titik tersebut

ing pada ren

disi eksisting

kuran situasi t

kondisi eksis

a horisontal

bungkan men

ntukan peta

enu Surface

n memaksima

oritaskan pa

mbentukan jar

desain geom

a skenario p

a.

pekerjaan per

alah 25 km

16 km. Yang

daruddin II h

a pemasang

an situasi.

ini dapat d

emberikan in

kontur, dat

k membentuk

n atau berteta

t. Sedangkan

ncana trase ja

g di lapang

terhadap Pet

sting

dan vertika

njadi satu kes

kontur pad

e Analysis. P

alkan nilai m

ada hubunga

ring segitiga

metrik eksist

pertama serta

rencanaan Ja

m. Akan teta

g berawal da

hingga persi

gan benchma

digunakan un

nformasi ind

a pengukura

k jaring segit

angga sehing

n untuk mem

alan, dapat d

gan berdasar

ta Google un

al diinput be

satuan data t

da program M

Prinsip pem

minimum dari

an deskripsi

a dan peta

ting baik

a sebagai

alan Musi

api untuk

ari lokasi

impangan

ark, data

ntuk dua

dikasi tata

an situasi

tiga, pada

gga dapat

mberikan

dilakukan

rkan data

ntuk

ersamaan

topografi.

MXRoad

mbentukan

i

(5)

Sama

dan v

meng

pemb

graph

secar

ingin

triang

Gamb

a seperti pada

vertikal diin

ggunakan me

bentukan jar

hical interac

ra langsung

n mengoreksi

gle data

, seh

Gamb

bar 4. Conto

a program M

nput bersam

enu

Topogra

ring segitiga

ctive data en

dilakukan d

i segitiga ya

hingga pengg

bar 5. Conto

h hasil pemb

MXRoad, pad

maan dengan

aphic Survey

a (

triangle

)

try

. Dengan

an pendefini

ang sudah ter

guna dengan

h hasil pemb

5

bentukan jari

MXR

da program D

n data pengu

ey – Total S

dilakukan s

proses secar

isian

bounda

rbentuk, pro

mudahnya d

bentukan jari

DRo

ing segitiga d

Road

DRoads, data

ukuran situa

Station Data

secara manu

ra manual, m

ary line

juga

gram DRoad

dapat mengor

ing segitiga d

oads

dan peta kon

a pengukuran

asi ke dalam

a

. Pada prog

ual dengan

maka proses k

a tidak perlu

ds menyedia

reksi jaring s

dan peta kon

ntur pada pro

n kerangka h

m database

gram DRoad

menggunaka

koreksi surfa

u dilakukan.

akan menu

e

segitiga.

ntur pada pro

gram

horisontal

program

ds proses

an menu

ace dapat

. Apabila

dit/delete

(6)

b.

D

1.

D

Pada

memp

meng

penam

yang

aliny

panja

PI se

mena

Pada

pemb

Conto

Horiz

Outpu

adala

Ekste

Data Desain

Desain Aliny

program M

perhatikan

ggunakan

me

maan alinyem

diikuti oleh

emen yang d

ang lengkung

endiri ditam

andai langsun

program D

bentukan pet

our Line Ge

zontal Curve

ut properti ti

ah nilai Panja

ernal. Progra

n Geometrik

yemen Hori

Ga

MXRoad, p

gambaran d

enu design

men menggu

h 2 keteranga

digunakan. P

g peralihan m

mbahkan seca

ng pada bida

DRoads, da

ta kontur sel

eneration –

e Design

.

Gambar 7. P

ikungan yan

ang Lengkun

am MXRoad

k Jalan

isontal

ambar 6. Pet

embentukan

dari peta k

– quick ali

unakan kode

an nomor ya

Pada program

minimum did

ara manual

ang gambar.

ata koordina

lesai dikerja

Draft Road

Proses input d

ng dapat dike

ng Lingkaran

d tidak memb

6

a Desain Ali

n rencana ti

kontur. Inp

ignment – h

MC untuk m

ang nantinya

m ini, param

definisikan d

dengan me

at titik perp

akan, yaitu d

Plan

atau m

data rencana

etahui dari p

n (Lc), Panj

berikan nilai

inyemen Hor

ikungan dite

put data ren

horisontal d

mendefenisik

digunakan s

meter dasar se

diawal pada

emasukkan s

rpotongan (I

dengan meng

menggunaka

a trase pada p

rogram MXR

ang Ts, Nila

i Es (jarak d

risontal

entukan sec

ncana trase

design

. Pada

kan As Jalan

sebagai nom

eperti nilai ja

menu param

satu-persatu

IP) dimasuk

ggunakan m

an menu

Ho

program DRo

Road untuk

ai Sudut Tik

dari Titik PI

cara manual

e dilakukan

a program M

atau

Road C

mor identitas

ari-jari minim

meter. Sedang

koordinat t

kkan setelah

menu

Cross S

rizontal Alig

oads

alinyemen h

kungan (

Δ

), d

ke tengah ti

l dengan

dengan

MXRoad,

Centerline

dari data

mum dan

gkan titik

titik atau

h proses

Section –

gnment –

(7)

7

namun berupa nilai Eksternal yang memiliki kecenderungan lebih kecil dibandingkan nilai Es.

Nilai-nilai ini dapat diketahui dengan mengeluarkan horisontal output pada menu Report pada

program.

Tabel 1. Nilai Properti Tikungan Pada Program MXRoad

Nilai Propertis Tikungan

No. PI Radius (m) Ls (m) Lc (m) Ts (m) Eksternal (m) Δ (°)

1 1200 115 672,914 466,401 48,76 37.37.12

2 1200 115 942,727 623,704 98,93 50.30.10

3 900 135 749,319 549,478 84,04 56.17.51

4 900 135 662,600 495,016 64,62 50.46.37

5 1700 214,078 107,181 3,38 7.12.55

6 2000 876,598 445,453 49,01 25.06.46

7 1500 537,702 271,767 24,42 20.32.19

8 1500 326,993 164,147 8,95 12.29.25

9 1500 292,939 147,442 7,23 11.13.39

10 1500 440,490 221,841 16,32 16.49.32

11 900 135 1421,569 1123,999 378,38 99.05.39

Pada program DRoads, nilai output properti dapat diketahui langsung pada tabel desain hasil

analisis program. Yaitu terdiri dari nilai jarak antar titik PI, sudut tikungan, superelevasi, nilai Ts,

nilai Es, nilai Ls, serta nilai Lc untuk masing-masing tikungan. Selain dapat diinput secara manual

seperti yang telah disebutkan di bagian sebelumnya bahwa program DRoads memiliki fasilitas

untuk menganalisa desain secara otomatis dalam hal penentuan panjang lengkung peralihan.

2.

Desain Alinyemen Vertikal

Proses desain alinyemen vertikal pada program MXRoad dilakukan dengan menggunakan menu

Design – Quick Alignment – Vertikal Profile

. Sebelumnya parameter dasar seperti nilai K untuk

masing jenis lengkung vertikal, nilai kelandaian maksimum dan minimum didefinisikan melalui

menu

Profile Parameter

. Selain itu juga dapat ditentukan pula metode perhitungan untuk panjang

lengkung vertikal. Untuk analisis alinyemen vertikal, tidak terlalu besar intervensi yang dilakukan

oleh program MXRoad terkait desain yang dimasukkan.

Sedangkan untuk input data pada program DRoads dilakukan pada menu

Vertikal Alignment –

Design Long Profile Data

. Pada program DRoads, terdapat 8 kriteria dalam pembentukan lengkung

vertikal yaitu:

1.

Manuver sight distance

5.

Highlight beam

2.

Stopping sight distance

6.

Overhead structure

3.

Continuation sight distance

7.

Comfort

4.

Passing sight distance

8.

Selected Lv

Dan pada proses analisis, program DRoads mengeluarkan keterangan (catatan peringatan) terhadap

hasil desain.

1.

*d1 = panjang kritis sebelum lengkung > Lkritis

2.

*d2 = panjang kritis sesudah lengkung > Lkritis

3.

*g1 = gradien sebelum lengkung > gmaks

4.

*g2 = gradien sesudah lengkung > gmaks

5.

*k = nilai k lebih besar dari 40m/%

(8)

8

Pada program DRoads, terdapat fasilitas untuk menghitung kebutuhan nilai lengkung vertikal yang

harusnya digunakan untuk masing-masing lengkung sesuai dengan kelandaian yang ada. Pengguna

dapat memanfaatkan fasilitas kriteria yang disediakan oleh program.

3.

Desain Potongan Melintang

Pada program MXRoad, pendefinisian dimensi dari masing-masing elemen jalur lalu lintas

dilakukan pada menu

Design – Road Design – Roadways

. Sedangkan untuk pengaturan bagian

pekerjaan tanah (kaitannya dengan

slope

atau saluran drainase samping), dilakukan pada menu

Design – Earthwork Wizard

. Pada program DRoads, Dimensi dari keseluruhan elemen potongan

melintang didefinisikan pada menu

Cross Section – Road Cross Section Standard

. Termasuk

pengaturan

slope

dan saluran drainase samping. Apabila terdapat desain jalur hijau disepanjang

rencana jalan, program DRoads memfasilitasinya dengan memberikan menu

Inner Green Band

yang nilainya merupakan jarak dari batas bahu jalan hingga tengah saluran drainase.

Pada prosedur desain potongan melintang pada masing-masing program, terdapat perbedaan yang

cukup signifikan terjadi pada pendefinisian desain sisi samping jalan atau desain pekerjaan

tanahnya. Pada program MXRoad, untuk desain saluran samping hanya ada pada pengaturan

pilihan untuk kondisi galian saja, sedangkan untuk kondisi timbunan diberikan menu pilihan yang

berkaitan dengan

slope protection

.

Pada program DRoads, rencana potongan melintang sangat erat kaitannya dengan hasil yang

dikeluarkan oleh Menu 2.4.4 yaitu

Road Cross Section

Design yang mangacu pada hasil analisis

potongan memanjang pada Menu 2.1.4

Total Station Data – Road Centerline

. Sehingga alur desain

yang dikerjakan harus diperhatikan secara seksama dan teliti. Karena program tidak secara

langsung menganalisis apabila terdapat perubahan desain baik alinyemen horisontal ataupun

alinyemen vertikal.

5.

ANALISIS DATA

a.

Pembentukan Peta Kontur

Agar dapat digunakan sebagai acuan bidang

surface

pada proses perencanaan geometrik, maka

harus dilakukan pembentukan

Terrain Modeling

menggunakan data topografi yang diperoleh dari

hasil pengukuran. Dalam proses pemodelan, data topografi yang ada dihubungkan menggunakan

jaring segitiga tidak beraturan. Tiap bidang segitiga digabungkan dengan tiga titik segitiga yang

dikenal sebagai facet. Dari hasil interpolasi rangkaian jaring segitiga yang terbentuk maka akan

diperoleh gambaran peta kontur dari wilayah pemetaan. Kondisi topografi yang tergambar pada

peta kontur merupakan pertimbangan awal dalam penetapan trase dalam perencanaan alinyemen

horisontal.

(9)

Gam

mbar 8. Cont

l jaring segiti

yang dipero

ksi surface

ntuknya gam

perpotongan

ndingkan gar

yebabkan pro

h dapat terga

ur bentukan

mpangan jala

Gambar 9

hasil proses

ksi pada seg

rapa hal terka

Jaring segitig

utilitas seper

Pembentukan

Titik Bench

alasan bahw

bisa hasil pe

diikutsertaka

dari rencan

kemungkinan

BM dengan t

Titik yang m

memiliki ket

memiliki lua

es pengerjaan

ampilan dar

patan penger

ila engineer y

km diperki

toh

boundary

iga yang terb

oleh sudah se

diperlukan

mbaran kond

n dengan jala

ris kontur be

ogram tidak

ambarkan ko

n program

an tersebut.

9. Contoh pe

s pengolahan

gitiga yang d

ait permasala

ga diutamak

rti jalan, dan

n jaring segi

Mark tidak

wa elevasi Be

ngukuran pa

an dalam an

na trase aw

n program s

titik disekita

memiliki lab

tentuan kons

asan yang cuk

n jaring seg

ri engineer

rjaan jaring

yang sudah t

rakan hany

ry line

agar ti

bentuk secara

epenuhnya be

agar men

disi yang tida

an eksisting,

entukan prog

dapat meng

ondisi situasi

MXRoad, m

erbandingan

n data topog

dihasilkan. D

ahan tersebu

kan terhubun

saluran, sert

tiga dilakuka

perlu diikut

ench Mark y

ada bagian at

alisis surfac

wal yang d

ecara otoma

arnya.

bel deskripsi

strain sebesa

kup besar.

gitiga yang d

yang melak

segitiga un

terampil dala

ya membutu

9

idak terjadi in

a otomatis pa

enar atau da

gotimalkan

ak sesuai kon

garis kontur

gram MXRo

gidentifikasi

topografi ya

maka peren

hasil peta ko

grafi, ditemu

Dari hasil pe

ut, antara lain

ng berdasarka

ta bangunan.

an dari titik p

tkan kedalam

yang diukur

tas tugu atau

e. Hampir s

digunakan s

atis membent

selain bagi

ar bagian uti

dilakukan se

ksanakan. U

ntuk jalan se

am pengolah

uhkan wak

K

nterpolasi se

ada program

lam artian ti

surface ya

ndisi di lapa

r bentukan pr

oad. Otomati

arah bentuk

ang ada di la

ncana tidak

ontur pada da

ukan permas

mbentukan

n adalah:

an kesamaan

paling kiri da

m proses pem

bisa saja bu

u sisi terluar t

ebagian bes

sebagai acu

tuk jaring se

an utilitas s

litas. Karena

ecara manual

Untuk kualit

epanjang 16

han data topo

ktu 1-2 ha

Keterangan:

Kontur

Kontur

egitiga dari ti

m MXRoad ti

idak memerlu

ang terbentu

angan. Pada

rogram DRo

isasi pemben

kan segitiga.

apangan. Jik

dapat men

aerah persim

salahan terha

segitiga seca

n deskripsi, t

ari tiga titik y

mbentukan ja

ukan elevasi

tugu, sehingg

ar titik Benc

uan penguku

gitiga yang

eperti jalan

a daerah sep

l juga sanga

tas pemula

6 km adalah

ografi maka u

ari, yaitu s

r bentukan prog

r bentukan prog

itik yang berj

dak menjam

ukan koreks

uk dan men

daerah persi

oads sangat le

ntukan jaring

. Padahal se

a mengguna

ngidentifikas

mpangan jalan

adap kebutuh

ara manual d

terutama pad

yang bersebe

aring segitig

titik dasar d

ga kurang te

ch Mark ber

uran. Sehin

menghubung

dan bangun

perti rawa ata

at bergantung

atau tidak

h 3-5km/hari

untuk jalan s

sekitar 8-10

gram DRoads

gram MXRoad

rjauhan.

min bahwa

i surface.

nghindari

impangan

ebih baik

g segitiga

eharusnya

akan garis

si lokasi

n

han pada

diperoleh

da bagian

elahan.

a dengan

dari tugu,

eliti untuk

rada jauh

ngga ada

gkan titik

nan, tidak

au sawah

g kepada

terampil,

i, namun

sepanjang

(10)

b.

Proses Desain Geometrik

Adapun rangkuman hasil perbandingan proses desain dengan menggunakan program MXRoad dan DRoad untuk masing-masing elemen

desain dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Perbandingan Proses Desain

Kriteria Parameter Desain Program MXRoad Program DRoads

Pengolahan Data Topografi

1. Input Data • Menggunakan bantuan program lain dalam bentuk ASCII file

• Jika ada data ganda, user secara manual harus melakukan

pengecekan

• Diinput secara langsung dengan menggunakan menu ekspor

impor.

• Terdapat fasilitas untuk menghilangkan data ganda secara

otomatis

2. Pembentukan Jaring Segitiga • Dilakukan secara otomatis dengan menggunakan menu surface

analysis, namun tidak dapat dikoreksi secara langsung apabila terjadi kekeliruan bentuk jaring segitiga. Memerlukan bantuan program lain

• Harus mempertimbangkan adanya data garis batas terluar

(boundary line)

• Dilakukan secara manual dengan menghubungkan 3 titik data

yang berdekatan dengan mempertimbangkan kesamaan deskripsi sebagai salah satu bentuk koreksi yang dilakukan.

• Tidak membutuhkan data boundary line. Karena secara

otomatis user akan mempertimbangkan batas koridor yang akan dianalisis.

3. Pembentukan peta kontur • Dilakukan secara otomatis bersamaan dengan pembentukan

jaring segitiga

• Dianalisis secara otomatis setelah jaring segitiga terbentuk.

Garis kontur yang terbentuk juga merupakan salah satu masukan dalam koreksi jaring segitiga.

4. Pembentukan peta situasi • Tidak difasilitasi oleh program secara langsung. Membutuhkan

bantuan program lain.

• Dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan fasilitas

yang ada, namun label data topografi harus memiliki kesamaan sesuai label color definition.

5. Lama Pengerjaan • Kurang dari 1 hari • Lebih dari 1 hari

(pemula = 3 – 5km/hari, terampil = 8 – 10km/hari)

6. Koreksi Terhadap Keadaan

sebenarnya di lapangan

• Belum ada fasilitas yang dapat memastikan bahwa peta kontur yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya di lapangan.

Untuk pengecekan yang sifatnya sementara dapat menggunakan fasilitas yang terdapat pada aplikasi google earth. Yaitu dengan memasukkan koordinat titik yang akan dicek agar diketahui elevasi pada titik tersebut.

7. Penentuan Rute Lokasi • Dilakukan secara manual dengan menetapkan rencana titik perpotongan horisontal (PI) pada bidang gambar rencana dengan

memperhatikan kondisi kontur di sekitar lokasi.

Desain Alinyemen Horisontal

1. Penentuan Nilai e max dan f max • Nilai emax dimasukkan secara manual oleh pengguna

berdasarkan kriteria desain yang telah ditentukan pada saat perhitungan superelevasi

• Nilai f max tidak dihitung oleh program

• Nilai emax dimasukkan secara manual oleh pengguna

berdasarkan kriteria desain yang telah ditentukan.

• Nilai f max dihitung secara otomatis oleh program berdasarkan

rumus.

2. Penentuan Jari-jari Tikungan yang

digunakan

• Nilai R merupakan satu-satunya kriteria dalam pembentukan

tikungan

• Pemilihan nilai R yang digunakan dilakukan secara coba-coba

dengan memperhatikan posisi alinyemen pada koridor yang ada

• Program tidak mendeteksi nilai R yang menghasilkan nilai

superelevasi maksimum, sehingga kontrol pengguna sangat diharapkan

• Nilai R merupakan salah satu kriteria yang difasilitasi oleh

program dalam pembentukan tikungan selain nilai Ts dan nilai Es.

• Secara grafis, kecocokan nilai R pada desain dapat diketahui

dari gambaran posisi jatuhnya pada rencana koridor yang ada

• Jika nilai R yang diinput menghasilkan nilai e yang lebih besar

dari nilai emax maka, program secara otomatis menggunakan nilai R terkecil dengan e max.

(11)

Tabel 2. Rangkuman Hasil Perbandingan Proses Desain (lanjutan)

Kriteria Parameter Desain Program MXRoad Program DRoads

3. Nilai Panjang Lengkung Spiral • Tidak ada perhitungan panjang lengkung spiral minimum yang

dilakukan oleh program

• Jika pengguna tidak memberikan nilai panjang lengkung spiral,

maka secara otomatis program akan mendeteksi sebagai tipe

Full circle.

• Program akan menghitung nilai panjang lengkung peralihan

minimum menggunakan rumus = 0.555 x VR

• Jika pengguna tidak menginput nilai Ls yang digunakan, maka

program akan menghitung kebutuhan panjang Ls berdasarkan nilai kriteria yang diinput dengan menggunakan rumus Ls = 1,5 x b x m x (en + e)

4. Pemilihan tipe tikungan • Tipe tikungan yang digunakan ditentukan oleh pengguna secara

manual. Dengan memasukkan nilai lengkung spiral berarti program mendeteksi sebagai tipe SCS, jika nilai Ls dihilangkan berarti tipe Full circle digunakan.

• Terdapat 7 pilihan tipe tikungan yang dapat dipilih sesuai

dengan kebutuhan desain.

• Agar nilai parameter desain sesuai dengan data eksisting, maka

tipe tikungan yang harus dipilih adalah Auto (untuk tipe SCS), dan Circle* (untuk tipe FC)

5. Perhitungan nilai superelevasi • Menggunakan peraturan dan keseluruhan tahapan yang terdapat

pada AASHTO 2001

• Secara umum menggunakan peraturan AASHTO 2001, namun

dengan memodifikasi kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu sebesar 80% Vr

Desain Alinyemen Vertikal

1. Potongan Memanjang Tanah Dasar • Data potongan memanjang tanah dasar dikeluarkan secara

langsung berdasarkan data alinyemen horisontal yang digunakan.

• Data potongan memanjang tanah eksisting harus dikeluarkan

terlebih dahulu dengan menggunakan menu Total Station –

Road CL. Kemudian datanya digenerate pada Menu Vertikal

Alignment – Design Long Profile Data.

2. Kelandaian Maksimum • Nilai kelandaian maksimum didefinisikan pada saat input

parameter alinyemen vertikal.

• Program akan mendeteksi lengkung vertikal yang memiliki

kelandaian maksimum dengan memberikan peringatan cell

berwarna merah.

• Nilai gradient maksimum dihitung secara otomatis oleh program

berdasarkan nilai kecepatan rencana yang dipilih.

• Program akan memberikan peringatan apabila ditemukan

gradient sebelum lengkung > gmaks (*g1) atau gradient sesudah lengkung > gmaks (*g2)

3. Panjang Landai Kritis • Program tidak menghitung secara otomatis, sehingga tidak dapat

diketahui secara langsung.

• Tidak terdapat peringatan apabila nilai panjang kritis terlampaui.

• Dihitung secara otomatis oleh program berdasarkan kecepatan

rencana dan kelandaian pada rencana lengkung vertikal.

• Program memberikan peringatan apabila nilai panjang kritis

terlampaui dengan keterangan (*d1 atau *d2)

4. Penentuan Panjang Lengkung

Vertikal

• Harus dihitung secara manual karena program tidak melakukan

analisis kebutuhan lengkung vertikal yang disarankan.

• Selain diinput secara manual, program juga menyediakan

fasilitas untuk menghitung panjang lengkung vertikal

berdasarkan beberapa kriteria seperti comfort, overhead

structure, ataupun sight distance.

5. Koordinasi Antar Alinyemen • Koordinasi antar alinyemen dapat dilihat pada desain alinyemen

vertikal. Yaitu dengan adanya garis batas masing-masing tikungan.

• Program menyediakan menu untuk membentuk model komposit

sehingga dapat diketahui gambaran hasil desain secara langsung secara 3dimensi.

• Koordinasi antara posisi tikungan terhadap lengkung vertikal

dapat dilihat pada Menu Curve analysis pada saat desain alinyemen vertikal.

• Pada dasarnya program sudah ada menu Pseudo 3D namun

masih belum sesempurna model komposit yang dibuat oleh program MXRoad

(12)

Tabel 2. Rangkuman Hasil Perbandingan Proses Desain (lanjutan)

Kriteria Parameter Desain Program MXRoad Program DRoads

Desain Potongan Melintang

1. Kebutuhan Jalur Lalu Lintas • Definisi jumlah lajur hanya akan terlihat pada tahapan

perhitungan superelevasi

• Definisi jumlah lajur sudah dipastikan sejak desain alinyemen

horisontal. Terdapat 6 pilihan tipe jalan yang disediakan oleh program

2. Penentuan Dimensi Jalan • Bagian penampang melintang jalan yang didefinisikan adalah

lebar jalur lalu lintas, bahu jalan, dan median jalan.

• Desain drainase samping khusus untuk daerah galian saja.

• Bagian penampang melintang jalan yang didefinisikan adalah

lebar bahu jalan, median, dimensi saluran samping, dan nilai minimum ROW. Lebar jalur lalu lintas langsung dihitung otomatis oleh program

• Desain drainase langsung terdefinisi untuk kondisi galian dan

timbunan

3. Interval Potongan Melintang • Ditentukan oleh pengguna sesuai kebutuhan desain

• Interval potongan melintang akan konstan dilakukan sepanjang

rencana trase tanpa dipengaruhi lokasi STA

• Sama

• Interval potongan melintang dipengaruhi oleh keberadaan

tikungan pada rencana trase

4. Analisis Volume Pekerjaan Tanah • Menggunakan metode Average End Area dan

mempertimbangkan faktor kepadatan material yang diinput pengguna

• Sama

5. Analisis Batas Kebutuhan Lahan

Konstruksi

• Nilai kebutuhan lahan konstruksi tidak diperoleh secara

langsung namun harus dioffset dari output gambar yang

dihasilkan dari hasil plan batas pekerjaan tanah pada potongan

melintang.

• Nilai kebutuhan lahan konstruksi secara otomatis dapat

diketahui dengan menggunakan Menu 2.4.4 Road Cross Section

Design yang terhubung langsung dengan nilai analisis volume pekerjaan tanah.

(13)

c.

Hasil Desain

Dari hasil pemodelan ulang desain geometrik pada kedua program diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Tabel Perbandingan Hasil Desain Dengan Menggunakan Kedua Program Terhadap Data Desain Eksisting

Kriteria Desain Eksisting Program MXRoad Program DRoads

Desain Alinyemen Horisontal

• Total panjang jalan = 16+979.83

• Bendiness (deg/km) = 22.7709

• Rmin yang digunakan = 900m

• Rmaks yang digunakan = 2000m

• Total panjang jalan = 16+979.825

• Bendiness (deg/km) = 22.7709

• Tidak ada pemilihan tipe secara langsung. Jika

menggunakan Full circle berarti nilai Ls = 0

• Total panjang jalan = 16+979.825

• Bendiness (deg/km) = 22.7709

• Tipe tikungan yang digunakan Full circle dan SCS.

• Agar panjang jalan sama dengan data desain eksisting maka

pilihan tipe pada program yaitu menggunakan tipe Circle* dan Auto untuk SCS

Desain Alinyemen Vertikal

• Elevasi rencana jalan disesuaikan dengan

kebutuhan di lapangan. Untuk overpass selisih elevasi harus lebih besar dari 5m.

• Untuk elevasi rencana tidak ada perubahan data desain. Mengikuti data desain eksisting. Baik untuk lokasi penempatan PVI, elevasi

PVI, serta panjang lengkung vertikal yang digunakan.

• Terdapat perbedaan elevasi tanah asli akibat perbedaan data jaring segitiga yang dilewati oleh rencana trase.

Desain Potongan Melintang

• Desain eksisting terdiri atas 3 bagian badan jalan

(jalan utama, jalan samping sisi kanan dan sisi kiri) dengan total panjang dari tepi jalan samping sisi kanan hingga sisi kiri adalah 54.4 meter.

• Masing-masing badan jalan tidak terhubung secara

langsung. Terdapat pembatas trotoar sebelum jalan samping

• Setelah kaki timbunan terdapat lebar 3 meter

sebelum pagar ROW yang diperuntukkan untuk drainase.

• Keterbatasan program dalam pembentukan tipikal potongan

melintang, menyebabkan adanya penyesuaian terhadap bentuk desain. Namun tetap disesuaikan dengan dimensi yang ada.

• Penyesuaian tipikal potongan melintang yang dilakukan

yaitu:

• Jumlah lajur 4/2 D dengan lebar badan jalan 22.7m per sisi.

• Lebar bahu luar digunakan bahu jalan samping = 3m

• Lebar bahu dalam digunakan bahu jalan main road = 0.5m

• Lebar 3 meter sebelum pagar ROW dioffset secara manual

dengan menggunakan AUTOCAD

• Penyesuaian tipikal potongan melintang yang dilakukan yaitu:

• Jumlah lajur 4/2 D dengan b=11.35m untuk mengakomodasi lebar

badan jalan untuk jalan utama dan jalan samping + trotoar.

• Lebar bahu luar digunakan bahu jalan samping = 3m

• Lebar bahu dalam digunakan bahu jalan main road = 0.5m

• Lebar 3 meter sebelum pagar ROW didefinisikan sebagai OGB.

Volume Galian (m3

) 28326.223 24664.706 30308.016

Volume

Timbunan (m3

) 1709705.277 1724874.26 1728970.043

Selisih Volume

Tanah (m3

) 1681379.054 (timbunan) 1700209.554 (timbunan) 1698662.027 (timbunan)

Kebutuhan Batas Konstruksi

• Minimum ROW = 57 m

• Maksimum ROW = 95.29 m

• Luas kebutuhan lahan = 1230043.308 m2

• Minimum ROW = 62.949 m

• Maksimum ROW = 94.278 m

• Luas kebutuhan lahan = 1238455.785 m2

• Minimum ROW = 61.478 m

• Maksimum ROW = 90.898 m

• Luas kebutuhan lahan = 1236152.057 m2

(14)

14

6.

METODOLOGI PENELITIAN

6.1.

Kesimpulan

Hasil analisis perbandingan proses desain pada program MXRoad dan DRoads adalah sebagai

berikut:

a.

Proses pembuatan segitiga secara otomatis pada MXRoad memberikan nilai lebih

dibandingkan program DRoads dalam segi kecepatan kerja. Kekurangan program MXRoad

pada tahap pembuatan surface terletak pada proses koreksi jaring segitiga yang terbentuk,

sehingga hasilnya kontur yang terbentuk bersifat final. Sedangkan proses pembuatan segitiga

secara manual pada program DRoads secara tidak langsung sudah mempertimbangkan tahapan

koreksi yang harus dilakukan.

b.

Adanya beberapa fasilitas tambahan seperti perhitungan kebutuhan panjang lengkung

peralihan, perkiraan kebutuhan panjang lengkung vertikal, serta adanya keterangan hasil

analisa pada program DRoads dinilai sangat membantu pengguna dalam mengontrol hasil

yang diperoleh dalam proses desain baik alinyemen horisontal maupun alinyemen vertikal.

Beberapa hal di atas tidak ditemukan pada program MXRoad. Program tidak menjelaskan

secara rinci mengenai hasil desain seperti yang dilakukan oleh program DRoads, sehingga

dibutuhkan keterampilan dari desainer sendiri dalam menilai hasil yang dihasilkan oleh

program.

c.

Pada desain saluran samping yang terdapat pada desain potongan melintang, kekurangan dari

program MXRoad yaitu membatasi hanya untuk kondisi galian saja, sedangkan pada program

DRoads dapat terfasilitasi untuk kondisi galian ataupun timbunan. Sehingga apabila pada

kondisi timbunan diperlukan saluran samping tambahan maka pada program MXRoad harus

ditambahkan secara manual pada tahap penggambaran potongan melintang, dan

diperhitungkan kembali pada tahap analisa kebutuhan lahan konstruksi.

d.

Dari hasil pemodelan ulang pada kedua program, diperoleh hasil volume pekerjaan tanah dan

kebutuhan batas lahan konstruksi yang tidak terlalu jauh perbedaannya. Yaitu sekitar ±

1547,527 m

3

untuk selisih volume pekerjaan tanah antara kedua program. Dan sekitar ±

2303,728 m

2

untuk selisih kebutuhan batas lahan konstruksi pada kedua program.

6.2.

Saran

Penelitian ini merupakan salah satu langkah awal dalam rangka perbaikan proses desain geometrik

untuk memperoleh hasil yang dianggap optimum. Dan tentu saja masih terdapat beberapa

kekurangan yang memerlukan perbaikan ataupun beberapa hal yang tidak termasuk dalam lingkup

penelitian. Secara umum saran-saran untuk penelitian selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a.

Pada penelitian ini, koreksi pekerjaan tanah terhadap adanya struktur jembatan dilakukan

secara manual pada volume pekerjaan tanah. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya akan

lebih baik jika dilakukan pembuatan algoritma yang terhubung langsung dengan program

sehingga dapat mengoreksi volume pekerjaan tanah hanya dengan menentukan lokasi rencana

jembatan ataupun struktur lainnya.

b.

Terkait dengan pembentukan surface sebagai acuan elevasi tanah dasar dari alinyemen jalan

yang terbentuk pada perencanaan geometrik jalan, diperlukan pembuatan program pendukung

untuk mengotomatiskan pembuatan jaring segitiga yang telah mempertimbangkan keseluruhan

kondisi utilitas sehingga tidak membutuhkan koreksi jaring segitiga secara manual.

7.

UCAPAN TERIMA KASIH

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Alpius. (2003)

Analisis Desain Alinyemen Horisontal Jalan Dengan Program DRoads

.

Institut Teknologi Bandung. Tesis Magister.

AASHTO. (2004)

A Policy on Geometrik Design of Highways and Streets

. Washington

DC: American Association of State Highway and Transportation Officials.

Departemen Pekerjaan Umum. (1997)

Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar

Kota No. 38/TBM/1997

. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.

Departemen Pekerjaan Umum. (1992)

Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan

Perkotaan

. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.

Departemen Pekerjaan Umum. (2009)

Peta Jaringan Jalan Nasional Metropolitan

Palembang

. Palembang: Direktorat Jenderal Bina Marga.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2004)

Pedoman Pengukuran Topografi

Untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan No. 010-A/PW/2004

. Buku 2

Prinsip Dasar

Pengukuran Dan Perencanaan Topografi

. Jakarta: Direktorat Jenderal Prasarana

Wilayah, pp:81-89

Hickerson, T.F. (1964)

Route Location and Design

. New York: Mc Graw-Hill

Kosasih D., Robinson R., & Snell J. (1987)

A Review of Some Recent Geometrik Road

Standards and Their Application to Developing Countrie

s. TRRL Research Report

114. United Kingdom: Department of Transportation.

Kosasih, D. (2001)

A Complete Example of Program DRoads (Tutorial Guide)

. Bandung.

Oglesby, C.H. (1990)

Teknik Jalan Raya

. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Pratama, D. (2009)

Analisis Geometrik Jalan Ditinjau dari Kecepatan Rencana (Studi

Kasus Jalan Tol Ruas Solo – Mantingan)

. Universitas Gadjah Mada. Tesis

Magister.

PT. Wiratman, PT. Buana Archicon, & PT. Seecons. (2012)

Laporan Akhir Perencanaan

Teknis dan Penyusunan Amdal Jalan dan Jembatan Musi III Palembang

. Jakarta.

Supersemardi, S. (2003)

Analisis Desain Alinyemen Vertikal Jalan Dengan Program

DRoads.

Institut Teknologi Bandung. Tesis Magister.

Standar Nasional Indonesia. (2004)

Rancangan Standar Geometri Jalan Perkotaan (RSNI

T-14-2004)

. Badan Standarisasi Nasional.

Gambar

Gambar 1. akan diperli
Gambar 7. PProses input ddata rencanaa trase pada pprogram DRooads
Tabel 1. Nilai Properti Tikungan Pada Program MXRoad
Gambar 99. Contoh peerbandingan hasil peta koontur pada daaerah persimmpangan jalann
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tidak seperti sistem operasi lain yang hanya menyediakan satu atau 2 shell, sistem operasi dari keluarga unix misalnya linux sampai saat ini dilengkapi oleh banyak shell

Mengapa bulan Muharram dianggap mistik oleh sebagian masyarakat Desa Wringinjajar padahal dalam hadis menyatakan bahwa bulan Muharram termasuk salah satu yang

Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah analisis dan perancangan untuk membangun suatu sistem informasi kegiatan pelatihan untuk tenaga kependidikan yang lebih berfokus pada

Pandemi merupakan kejadian langka yang muncul setiap 10-50 tahun. Virus yang melakukan reassortment biasanya berasal dari spesies inang yang berbeda bukan dari spesies

Pada hari ini, Rabu tanggal 4 Februari 2OL5, saya yang dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 2.2.54lUN32lKPl2OL5 tanggal 2 Februari 2O!5, dosen yang

Objek pada penelitian Hidayat (2008) bersumber pada media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos,  sedangkan objek penelitian ini yaitu tuturan kru bus jurusan Solo-Semarang.  Alih

1) Fase Bias, yaitu suatu subyek yang disajikan untuk kelompok tertentu. Dalam hal ini subyek yang diutamakan ialah subyek yang disajikan. Misalnya “Statistik untuk wartawan”

Katalogisasi adalah suatu rangkaian proses melalui tahap-tahap kegiatan mulai dari penentuan nama materiil, identifikasi materiil, klasifikasi materiil, sampai dengan