• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Postpartum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Postpartum"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Masa nifas (puerpunium) menurut Sarwono Prawirohardjo adalah dimulai setelah Masa nifas (puerpunium) menurut Sarwono Prawirohardjo adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandunagn kembali seperti keadaan semula plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandunagn kembali seperti keadaan semula atau sebelum hamil, yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas menurut Rustam atau sebelum hamil, yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas menurut Rustam Muchtar adalah masa pulih kembali dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat Muchtar adalah masa pulih kembali dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandunagn sampa

kandunagn sampai seperti i seperti prahamil lamanya 6-8 minggu. Definisi prahamil lamanya 6-8 minggu. Definisi lain masa nifas adalahlain masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Menurut Hafina Wiknjosastro, masa nifas adalah dimulai setelah lamanya 6 minggu. Menurut Hafina Wiknjosastro, masa nifas adalah dimulai setelah persalinan selesaindan berakhir setelah kira-kira 6

persalinan selesaindan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.minggu.

Bahaya terbesar yang biasanya terjadi pada masa nifas adalah moragi atau Bahaya terbesar yang biasanya terjadi pada masa nifas adalah moragi atau perdarahan. Oleh karena itu, pengkajian tanda fital, syok hipovolemik, tinggi fundus perdarahan. Oleh karena itu, pengkajian tanda fital, syok hipovolemik, tinggi fundus uterus(untuk mengetahui intensitas kontraksi), distensi urin, sifat dan jumlah lokia, uterus(untuk mengetahui intensitas kontraksi), distensi urin, sifat dan jumlah lokia, hemostatis perinium, ketidak nyamanan, bonding attachemnt, dan status emosioanal hemostatis perinium, ketidak nyamanan, bonding attachemnt, dan status emosioanal sangat penting dilakukan untuk mengurangi baya masa

sangat penting dilakukan untuk mengurangi baya masa nifas.nifas.

Selain perdarahan, ada juga bahaya lain yang mengacam ibu, yaitu infeksi pada Selain perdarahan, ada juga bahaya lain yang mengacam ibu, yaitu infeksi pada masa nifas. Intervensi terhadap gangguan ini difokuskan untuk mencegah infeksi dan masa nifas. Intervensi terhadap gangguan ini difokuskan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan proses penyembuhan dengan perawatan asepsis, kebersihan diri, meningkatkan proses penyembuhan dengan perawatan asepsis, kebersihan diri, perawatan perinium, perawatan hemorogi, peningkatan eliminasi, pengkajian terhadap perawatan perinium, perawatan hemorogi, peningkatan eliminasi, pengkajian terhadap involusi uteri, lokia, episiotomi, dan after

involusi uteri, lokia, episiotomi, dan after pain.pain.

Bidan yang mengajarkan tentang perawatan payudara dan teknik menyusui. Bidan Bidan yang mengajarkan tentang perawatan payudara dan teknik menyusui. Bidan  juga

 juga memeberi memeberi informasi informasi tentang tentang aktifitas,istirahat, aktifitas,istirahat, latihan,makananlatihan,makanan, , cairan, cairan, perawatanperawatan kulit, hubungan seksual, fisiologi pasca partum, pelayanan kesehatan ibu, tanda-tanda kulit, hubungan seksual, fisiologi pasca partum, pelayanan kesehatan ibu, tanda-tanda bahaya dan kunjungan ulang 6 mi

(2)

B. Tujuan

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikas pada ibu maupun bayi n ya

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, dan menyusun pemnerian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang sehat. 4. Memberikan pelayanan keluarga berencana

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Asuhan Ibu Post Partum di Rumah 1. Jadwal Kunjungan

Asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Dengan memantauan ketat pada ashuhan pada ibu dan bayinya, masa nifas dapat dicegah beberapa masalah dan kematian.

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

1. Kunjungan I (6-8 jam sesudah persalinan)

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri b. Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan

c. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

d. Pemberian ASI dini

e. Membina hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. 2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.

d. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan kepada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

(4)

4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

a. Mananyakan pada ibu tenytang penyakit-penyakit yang ia atau bayi alami. b. Memeberikan konseling untuk KB secara dini.

Tujuan

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami. b. Memberikan konseling keluarga berencana.

2. Alasan diperlukan kunjungan rumah

1. Banyak ibu hamil dan pasangan tidak mengetahui kehamilan beresiko, tentang bahaya kehamilan dan persalinan. Mereka tidak menyiapkan dana, transportasi atu bahkan calon donor darah yang diperlikan apabila terjadi kasus kegawatandaruratan.

2. Masih ada ibu hamil yang tidak memeriksakan kandngannya (SDKI 2002-2003 4,1%) denagn benar, 59% persalinan dilakukan dirumah. Persalinan oleh dukun 31,5%.

3. Ada 42,7% wanita pernah kawin tidak menggunakan alat kontrasepsi dan 39,7% waqnita berstatus kawin dan tidak menggunakannya.

3. Perencanaan kunjungan rumah

Dalam memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum dirumah, sebaiknya bidan :

1. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah kepulangan klien kerumah.

2. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan kerumah telah direncanakan bersama anggota keluarga. 3. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.

4. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat dan perlengkapan yang akan digunakan.

5. Pikirkan cara yang dapat diguanakan untuk menciptakan dan mengembakan hubungan yang baik dengan keluarga.

6. Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan klien.

(5)

Keamanan merupakan yang hal yang harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien. Bagaimanapun bidan hurus tetap waspada. Tindakan kewaspadaan ini, dapat meliputi:

1. Mengetahui dengan jelas alamt lengkap rumah klien.

2. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat, perhatikan keadaan sekitar lingkungan rumah klien sebelum kunjungan diadakan untuk  megidentifikasi masalah potensial yang kemungkianan akan muncul.

3. Beritahu rekan kerja anda ketikan anda pergi untuk kunjungan dan berikan kabar kepada rekan anda segera setelah kujungan selesai

4. Bawalah telepon seluler dan yakinkan batrei telephon seluler anda telah di isi ulang

5. Menyediakan senter khususnya untuk kunjungan malam hari

6. Sebaiknya memakai tanda nama pengenal dan kenakan sepau yang pantas dan nyaman, contoh hindari prihasan yang mencolok 

7. Waspada terhadap bahasa tubuh yang diisyaratkan dari siapa saja yang ada selam kunjungan

8. Tujukan perasaan menghargai disetip kesempatan

9. Saat perasan tidak aman muncul segeralah akhiri kunjungan

B. Manajemen Ibu Postpartum 1. Definisi

Asuhan ibu post partum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran, sampai 6 minggu setelah kelahiran.

2. Tujuan

Memeberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelan melahirkan denga memperhatikan riwayat selama kelahiran dalam persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan

3. 7 langkah menejemen menurut Helen Varney a. Pengkajian

(6)

1. Meninjau catatan pasien

 catatan perkembangan atepartum dan intepartum  berapa lama (jam/hari) pasien post partum

 pesanan sebelumnya dan catatn perkembangan

 suhu, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah post partum

 pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan tambahan

 catatan obat-obat

 catatan bidan atu perawat

2. Menanyakan riwayat kesehatan dan keluhan ibu

Mobilisasi, BAK, BAB, nafsu makan, ketidak nyamanan, kekhawatiran, hal yang tidak jelas, makanan bayi, reaksi bayi, reaksi terhadap proses melahirkan dan persalinan

Melakukan Pemeriksaan fisik, antaralain: a. Tekanan darah, suhu badan, denyut nadi b. Tenggorokan, jika diperlukan

c. Buah dada dan putting susu

d. Auskultasi paru-paru, jika diperlukan

e. Abdomen: kandung kencing, uterus, diastasis f. Lochea: warna, jumlah, bau

g. Perineum: odema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka episiotomy/robek   jahitan, memar, haermorhoid

h. Ekstremitas; varises, betis apakah lemah dan panas, odema, tanda-tanda hodman, reflek 

b. Diagnose, masalah dan kebutuhan ibu postpartum Diagnose :

- Postpartum hari pertama - Perdarahan nifas

- Sub involusio

- Anemia postpartum - Pre eklamsia

(7)

Masalah

- Ibu kurang informasi - Ibu tidak pernah ANC

- Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman - Buah dada bengkak dan sakit

Kebutuhan

- Penjelasan tentang pencegahan infeksi - Tanda-tanda bahaya

- Kontak dengan bayi sesering mungkin (bonding and attachment) - Penyuluhan perawatan buah dada

- Bimbingan menyusul

- Menjelaskan tentang metode KB - Imunisasi bayi

- Kehiasan yang tidak bermanfaat bahkan dapat membahayakan

c. Identifikasi diagnose dan masalah potensial Diagnose potensial - Hipertensi postpartum - Anemia postpartum - Sub involusi - Perdarahan postpartum - Febris postpartum - Infeksi postpartum Masalah potensial

- potensial bermasalah dengan ekonomi - Sakit pada luka bekas episiotomy - Sakit kepala

- Mulas

d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk  dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain sesuai dengan kondisi pasien

(8)

Contoh :

- Ibu kejang, segera lakukan tindakan untuk mengatasi kejang dan segera berkolaborasi merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya

- Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera sesuai dengan keadaan pasien, misalnya bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan uterotonika. Bila teridentifikasi adanya tanda-tanda sisa plasenta. Segera kolaborasi dengan dokter untuk tindakan kuretase.

e. Membuat rencana asuhan

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dan langkah sebelumnya

Contoh:

Manajemen asuhan awal puerperium

- Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi - Mobilisasi istirahat baring di tempat tidur - Gizi (diet)

- Perawatan perineum

- Buang air kencing spontan/kateter

- Obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan - Obat pencahar, bila diperlukan

- Pemberian methergine, bila diperlukan - Tidak dilanjutkan IV, bila diberikan

Asuhan lanjutan

- Tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya bila diperlukan - Bebas dari ketidaknyamanan postpartum

- Perawatan buah dada

- Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan - Rencana KB

- Rh immune globulin, jika diperlukan - Tanda-tanda bahaya

(9)

f. Implementasi asuhan

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman - Kontak dini sesering mungkin dengan tenaga kesehatan

- Mobilisasi/istirahat baring ditempat tidur - Pengaturan gizi

- Perawatan perineum - Buang air kecil/kateter

- Pemberian obat tidur, bila diperlukan - Pemberian obat pencahar, bila diperlukan - Pemberian methergine, bila diperlukan - Tidak dilakukan IV, jika diperlukan

- Perbian tambah vitamin atau zat besi, atau keduanya, jika diperlukan - Bebas dari ketidaknyamanan postpartum

- Perawatan buah dada

- Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan - Rencana KB

- Rh immune globulin, jika diperlukan - Rubella vaccine 0,5 cc, jika diperlukan - Tanda-tanda bahaya

- Penjelasan tentang kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayan

g. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencakan kembali yang belum terlaksana.

(10)

C. POSTPARTUM GROUP

Dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum dikomunitas, salah satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan mempertimbangkan  jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya.

Kegiatan dapat dilaksanakan disalah satu rumah ibu postpartum atau diposyandu dan polindes. Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling tentang:

1. Kebersihan diri (personal hygiene)

- Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh badan, mandi minimal 2x sehari - Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah genetalia dengan sabun dan

air dari arah depan kebelakang

- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal 2-3x sehari

- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan genetalia

- Apabila ibu mempunyai luka bekas episiotomy, maka sarankan ibu untuk tidak  mententuh daerah luka

2. Istirahat

- Sarankan ibu untuk beristirahat dengan cukup, sebaiknya ibu istirahat disaat bayinya sedang tidur.

- Sarankan ibu agar mengerjarkan pekerjaan rumah perlahan-lahan

3. Gizi

- Nasi 200gr (1 piring sedang) - Lauk 1 potong sedang

- Tahu/tempe 1 potong sedang - Sayuran satu mangkuk sedang - Buah 1 potong sedang

- Mengkonsumsi tambahan 500kalori setiap hari

- Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup - Minum sedikitnya 3liter per hari (8 gelas per hari)

- Meminum zat besi selama 40hari pasca persalinan - Minum kapsul vitamin A

(11)

a. Menyusui

Tanda-tanda ASI cukup

1. Bayi kencing setidaknya 6x dalam 24 jam 2. Bayi sering BAB, berwarna kuning “berbiji”

3. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, kemudian tapi tidur cukup 4. Bayi setidaknya menyusu 10-12x dalam 24 jam

5. Payudara terasa kosong setiap kali menyusui 6. Berat badan bayi bertambah

b. Meningkatkan suplai ASI

1. Menyusui bayi setiap 2jam, lama kurang lebih 10-12 menit 2. Pastikan posisi ibu benar saat menyusui bayinya

3. Susukan bayi dalam keadaan tenang dan suasana nyaman 4. Tidurlah bersebelahan dengan bayi

5. Tingkatkan istirahat dan hidrasi

c. Perawatan payudara

1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering 2. Gunakan bra yang menyokong

3. Apabila putting susu lecet, keluarkan kolostrum dan oleskan setiap kali menyusui

4. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan 24jam

5. Payudara yang bengkak dapat dikompres hangat selama 5 menit

6. Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat diberikan paracetamol 500mg setiap 6-8jam.

d. Lochea

Pembagian lochea antara lain:

1. Lochea rubra 1-3 hari postpartum, berwarna merah kehitaman berisi  jaringan yang sudah mati.

2. Lochea sanguilenta 3-7hari postpartum, berwarna kecoklatan.

3. Lochea serosa 7-14 hari postpartum, berwarna kekuning-kuningan, berisi serum.

(12)

e. Involusi uterus

Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Pada involusi uteri,  jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses protiolitik. Berangsur-angsur

akan mengecil sehingga akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30gr.

f. Senggama

Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai hubungan suami istri tergantung pasangannya.

g. Keluarga berencana

Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua tahun sebelum ibu hamil kembali. Pasangan sendirilah yang menentukan kapan ingin berKB. Tapi sebaiknya segera sebelum masa nifas. Tenaga kesehatan akan memberi tahu tentang cara, kelebihan, keuntungan, dan efeksamping dari kontrasepsi. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi aman setelah ibu haid kembali.

D. ASUHAN BAYI BARU LAHIR dan NEONATUS 1. Definisi

Kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonates sedikitnya 2 kali, selama periode 0 -28 hari setelah lahir, baik difasilitas-fasilitas kesehatan seperti puskesmas, bidan desa, polindes, maupun melalui kunjungan rumah.

Pelaksanan pelayanan kesehatan neonates meliputi:

a. Kunjungan neonatal kesatu (KN1) dilakukan dalam kurun waktu 0-7hari setelah bayi lahir

b. Kunjungan neonatal kedua (KN2) dilakukan dalam kurun waktu 8-28 hari setelah bayi lahir.

(13)

Pelayanan kesehatan neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan manajemen terpadu bayi muda untuk memastikan dalam keadaan sehat, yang meliputi:

a. Pemeriksaan

 Pemeriksaan seperti kemingkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan

rendah dan masalah pemberian ASI.

 Pemberian imunisasi hepatitis B bila belum diberikan pada waktu perawatan

bayi baru lahir.

 Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif,

pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan buku KIA.

 Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

b. Perawatan bayi baru lahir

 Perawatan tali pusat

 Melaksanakan ASI ekslusif 

 Memastikan bahwa bayi telah mendapat injeksi vitamin K1

 Memastikan bayi telah diberi salep mata anti biotic

 Pemberian imunisasi hepatitis B

2. Deteksi dini

Deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates dengan melihat tanda-tanda atau gejala sebagai berikut:

a. Tidak mau minum atau menyusu atu memuntahkan semua b. Riwayat kejang

c. Bergerak hanya jika dirangsang (letargis)

d. Frekuensi nafas <30 kali permenit atau >60 kali permenit e. Suhu tubuh <36,5oC atau >37oC

f. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat g. Merintih

h. Nanah banyak pada mata dan mata cekung i. Pusar kemerahan dan meluas kedinding perut

(14)

 j. Turgor kulit kembali <1 detik 

k. Timbul kuning atau tinja berwarna pucat

l. Berat badan menurut umur rendah dan atau masalah dalam bemberian ASI m. Bayi berat lahir rendah <2500gr atau >4000gr

n. Kelainan congenital seperti ada celah dibibir atau dilangit-langit

3. Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates

Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates, atara lain; 1. Prematuritas dan BBLR 2. Asfiksia 3. Infeksi bakteri 4. Kejang 5. Ikterus 6. Diare 7. Hipotermi 8. Tetanus neonatorum 9. Masalah pemberian ASI 10. Trauma lahir

11. Sindroma gangguan pernafasan 12. Kelainan congenital

(15)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik  ibu maupun bayinya. Dengan memantauan ketat pada ashuhan pada ibu dan bayinya, masa nifas dapat dicegah beberapa masalah dan kematian. Alasan diperlukan kunjungan rumah

1. Banyak ibu hamil dan pasangan tidak mengetahui kehamilan beresiko, tentang bahaya kehamilan dan persalinan. Mereka tidak menyiapkan dana, transportasi atu bahkan calon donor darah yang diperlikan apabila terjadi kasus kegawatandaruratan. 2. Masih ada ibu hamil yang tidak memeriksakan kandngannya (SDKI 2002-2003

4,1%) denagn benar, 59% persalinan dilakukan dirumah. Persalinan oleh dukun 31,5%.

3. Ada 42,7% wanita pernah kawin tidak menggunakan alat kontrasepsi dan 39,7% wanita berstatus kawin dan tidak menggunakannya.

B. Saran

Saya menyadari bahwa dalam penyusun makalah ini banyak kesalah di dalamnya, maka dari itu kepada para membaca untuk memberikan masukkan kepada saya agar makalah ini lebih sempurna dan saya bisa memperbaikinya. Supaya makalah ini bisa bermanfaat untuk orang lain nantinya. Amin

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin.2009.Kebidanan Komunitas.Jakarta: EGC

Meylani,niken.2009.Kebidana Komunitas.Yogyakarta: fitramaya

Rujanti.2010. Asuhan Kebidanan Kominitas.Jakarta: EGC

Meiliya,eni.2009. Buku Saku Kebidanan.Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 206 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menegaskan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup, (1) urusan

Guna menjamin ketertiban pembayaran atau pelunasan kewajiban pengembalian biayaSekolah tersebut pada ayat 2 tepat pada waktu yang telah disepakati oleh BANK dan NASABAH

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat presensi responden, kemudian melakukan observasi satu per satu yang dibantu oleh asisten peneliti sejumlah 4 orang

Penelitian ini difokuskan pada struktur paragraf deduktif dalam buku teks pelajaran bahasa Indonesia karena pengetahuan tentang struktur sebuah paragraf itu sangat

Hasil penelitian diatas membuktikan bahwa pemberian asetaminofen dosis bertingkat yaitu 1200mg/kg BB, 2400mg/kg BB, dan 4800mg/kg BB peroral

Mengingat bahwa umat Israel pada jaman perjanjian lama merupakan umat perjanjian Allah, umat pilihan Allah yang dipilih oleh Allah sendiri untuk menjadikan

Meskipun stasiun televisi lokal swasta telah memiliki program keagamaan, yang secara tidak langsung memberikan pencerahan kepada pemirsa setianya, khusunya mahasiswa

Berdasarkan hasil penelitian perubahan luas hutan produksi dari tahun 2000-2016 melalui interpretasi citra satelit landsat di Wilayah Register 45 Sungai Buaya Kecamatan