• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI SUMATERA BARAT

No. 13/2/13 Th.XVIII, 5 Februari 2015

INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA BARAT TAHUN 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA BARAT TAHUN 2014 SEBESAR 66,79 PADA

SKALA 0

100

 Indeks Kebahagiaan Sumatera Barat tahun 2014 sebesar 66,79 pada skala 0 - 100.

Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Sumatera Barat pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia.

 Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan, berurutan dari tingkat kepuasan yang tertinggi yaitu :

1). Keharmonisan keluarga (78,87), 2) Kondisi keamanan (77,03), 3). Keadaan lingkungan (74,48),

4). Hubungan sosial (73,10), 5). Ketersediaan waktu luang (69,42), 6). Kesehatan (67,65), 7). Pekerjaan (64,21), 8). Kondisi rumah dan Aset (63,92), 9). Pendapatan rumah tangga (61,43),

10). Pendidikan (57,04).

1. Pendahuluan

Keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkatkan perhatian dunia terhadap aspek sosial dalam pembangunan. Kemajuan pembangunan yang selama ini lebih banyak dilihat dari indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Indikator ekonomi tersebut pada umumnya diukur secara obyektif dengan pendekatan berbasis uang (monetary-based indicators). Tingkat kesejahteraan masyarakat sebenarnya dapat diukur dengan dua cara, yaitu 1) menggunakan standar yang sama (indikator obyektif) dan 2) menggunakan standar yang tidak sama (indikator subyektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu adalah indeks kebahagiaan. Pengukuran indeks kebahagiaan dikenal sebagai pengukuran yang bersifat ‘beyond GDP’.

(2)

hidup. Pengembangan indikator untuk mengukur tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik.

Indeks Kebahagiaan Indonesia dirilis pertama kali pada tahun 2013 berdasarkan hasil studi dengan representasi estimasi tingkat nasional. Pada tahun 2014, BPS kembali melaksanakan pengukuran tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014 dengan cakupan sampel yang dapat digunakan untuk estimasi tingkat nasional maupun provinsi.

Responden SPTK 2014 adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Untuk provinsi Sumatera Barat, jumlah sampel sebesar 2.368 rumah tangga yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Menurut wilayah, komposisi responden di perkotaan lebih kecil dibanding perdesaan, masing-masing 40,08 persen dan 59,92 persen. Sebanyak 52,32 persen responden adalah kepala rumah tangga, sedangkan lainnya adalah pasangan kepala rumah tangga (istri/suami). Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan lebih banyak dibanding responden laki-laki, yaitu masing-masing 62,92 persen dan 37,08 persen. Selain itu, sebagian besar responden berpendidikan tamat SMA/SMU/SMK (25,84%) dan sekitar 11,40 persen responden yang tamat perguruan tinggi.

SPTK 2014 dilaksanakan untuk menghasilkan indikator kebahagiaan penduduk Indonesia dengan pendekatan kepuasan hidup. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek kehidupan tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan. Penilaian terhadap tingkat kepuasan hidup didasarkan pada evaluasi terhadap kondisi obyektif (faktual) yang dialami oleh responden.

1. Indeks Kebahagiaan Sumatera Barat Tahun 2014

Indeks kebahagiaan Sumatera Barat tahun 2014 sebesar 66,79 pada skala 0 – 100. Semakin tinggi nilai

indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia. Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Setiap aspek kehidupan memiliki besaran kontribusi yang berbeda-beda terhadap indeks kebahagiaan. Hal ini terjadi karena perbedaan penilaian mengenai derajat pentingnya setiap aspek kehidupan terhadap tingkat kebahagiaan secara keseluruhan. Semakin besar kontribusi suatu aspek kehidupan, menunjukkan semakin penting aspek tersebut bagi indeks kebahagiaan. Tiga aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah pendapatan rumah tangga (14,49%), pendidikan (13,59%) serta kondisi rumah dan aset (13,53%)

(3)

Gambar 1. Tingkat Kepuasan Hidup Terhadap 10 Aspek Kehidupan, 2014

2. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi

Beberapa temuan menarik yang dihasilkan dari indeks kebahagiaan Sumatera Barat berdasarkan karakteristik demografi dan ekonomi, yaitu:

a. Jenis Kelamin: Indeks Kebahagiaan penduduk laki-laki lebih rendah dibanding perempuan (66,28 banding 67,09)

b. Klasifikasi Wilayah: Indeks kebahagiaan penduduk di perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (68,72 banding 65,60).

c. Hubungan Dengan KRT: Penduduk yang berstatus sebagai Kepala Rumah Tangga memiliki indeks kebahagiaan sebesar 65,59 angka ini lebih rendah dibanding berstatus Isteri/suami yakni sebesar 68,12

d. Status Perkawinan: Penduduk berstatus belum menikah memiliki indeks kebahagiaan paling tinggi, yakni sebesar 68,22. Mereka yang berstatus cerai lebih rendah indeks kebahagiaannya, yaitu cerai hidup (62,65) dan cerai mati (63,80).

e. Kelompok Umur: Penduduk umur dibawah 24 tahun memiliki indeks kebahagiaan tertinggi (71,42), sementara, penduduk Lansia (umur 65+) mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (63,38).

f. Banyaknya Anggota Rumah Tangga: Ada kecenderungan dengan makin banyak anggota rumah tangga, maka indeks kebahagiaan cenderung semakin tinggi. Namun hal ini hanya berlaku hingga anggota rumah tangga sebanyak 5 orang. Ketika jumlah anggota rumah tangga meningkat menjadi 6 atau lebih, maka indeks kebahagiaan cenderung menurun.

g. Tingkat Pendidikan: Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula indeks kebahagiaan. Penduduk yang tidak/belum pernah sekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (61,27), sedangkan indeks kebahagiaan tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan S2 atau S3 (80,27).

(4)

Tabel 1. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi, 2014

Karakteristik Demografi dan Ekonomi 2014

Klasifikasi Wilayah:

Pasangan Kepala Rumah Tangga 68,12

Banyaknya Anggota Rumah Tangga: Tidak Tamat SD/MI/SDLB/Paket A 62,67

SD/MI/SDLB/Paket A 64,28

(5)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Satriono, S.Si,M.M Kepala Bidang Statistik Sosial

Jl.Khatib Sulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159, Fax.(0751)442161

Homepage : http://sumbar.bps.go.id Email : sumbar@bps.go.id

Gambar

Gambar 1. Tingkat Kepuasan Hidup Terhadap 10 Aspek Kehidupan, 2014
Tabel 1. Indeks Kebahagiaan Menurut Karakteristik Demografi dan Ekonomi, 2014

Referensi

Dokumen terkait

Masalah penjualan sebagai salah satu sumber pendapatan perusahaan perlu mendapatkan perhatian besar. Perusahaan harus mendapatkan kepastian tentang penerimaan hasil

Pesaing di bidang ini cenderung banyak sehingga saya tidak selalu pergi ke Dealer Yamaha Hidup Baru karena terkadang ramai, maka saya pergi pada bengkel lainnya 2.. Saya

Penelitian yang dilakukan Purwanto Widodo (2007) menemukan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return IHSG dan return LQ45, tetapi variabel suku bunga

1) Editing data, yaitu proses dimana peneliti melakukan keterbacaan, konsistensi data yang sudah terkumpul. Proses keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang

Penerapan masase payudara dengan metode pijat Oketani dengan menggunakan minyak zaitun sangat efektif sekali dalam penanggulangan masalah-masalah payudara seperti

Sedangkan dalam buku “ Het Staatsrecht van Indonesia “ ia mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi artinya sekelompok orang-orang yang dengan bekerja

Evaluasi perubahan mikroskopis pada bursa Fabricius dilakukan dengan menghitung rasio luas seluruh folikel limfoid yang terdapat pada satu plika dengan luas plika

diagram pareto pada proses mesin giling I dapat terlihat bahwa faktor yang memberikan kontribusi terbesar penyebab rendahnya efektivitas mesin giling I adalah