PERANAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG
PENDAPATAN ASLI KABUPATEN KARO
KERTAS KARYA
OLEH
PUTRI FRANSISKA
112204039
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
LEMBAR PERSETUJUAN
PERANAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG
PENDAPATAN ASLI KABUPATEN KARO
OLEH
PUTRI FRANSISKA
112204039
Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,
Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : PERANAN AGROWISATA DALAM
MENDUKUNG PENDAPATAN ASLI
KABUPATEN KARO
Oleh
: Putri Fransiska
NIM
: 112204039
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
NIP. 19511013 197603 1 001
Dr. Syahron Lubis, M.A.
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA
Ketua,
Tugas akhir ini berjudul “Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli Kabupaten Karo”. Hal yang melatar belakangi penelitian ini adalah keberadaan agrowisata dalam perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Karo. Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah melihat potensi agrowisata di Kabupaten Karo dan peranannya dalam mendukung pendapatan asli Kabupaten Karo. Pada Bab II menjelaskan tentang pengertian pariwisata dan kepariwisataan. Bab III menguraikan tentang gambaran umum di Kabupaten Karo. Pada Bab IV menjelaskan keberadaan agrowisata di Kabupaten Karo dan peranan agrowisata serta sistem pengelolaannya. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Teori yang digunakan adalah teori kepariwisataan secara umum, khususnya mengenai agrowisata. Agrowisata di Kabupaten Karo memang belum dikembangkan secara serius, kurangnya perhatian dari pihak pemerintah untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi agrowisata di Kabupaten Karo. Potensi yang ada di Kabupaten Karo, baik potensi sumber daya alam, sumber daya budaya maupun sumber daya manusia dapat diberdayakan secara lebih optimal sehingga meningkatkan kualitas kepariwisataan Kabupaten Karo dan memberi manfaat bagi masyarakat di Kabupaten Karo secara umum.
Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kertas karya ini dengan baik. Adapun judul kertas karya “Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli Kabupaten Karo”kertas karys ini untuk memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III Progam Studi
Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Selanjutnya penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang
tua, Ayahanda Kamari dan Ibunda Siti Mariana yang telah memberikan perhatian
dan dorongan moril maupun materil yang tidak ternilai harganya sehingga penulis
dapat menyelesaikan kertas karya ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatea utara.
2. Arwina Sufika, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi D-III Pariwisata
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
3. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si. Selaku dosen pembimbing penulis yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis.
4. Drs. Ridwan Azhar, M. Hum. Selaku dosen pembaca yang telah mengarahkan
dan membimbing penulis.
5. Buat saudara – saudara penulis, kakak dan abang yang tercinta Yuni Octavia,
Alm. Heriyanto, Frengky Hadiyanto, dan Hermanto yang memberikan
hangatnya kasih sayang dan dukungan kepada penulis.
6. Seluruh karyawan bagian Information di KualaNamo International Airport
8. Buat sahabat penulis yang terhebat Linda, Ayu Purnama Sari, Rizki Ananda,
Novia Nur Pratiwi, Tiara Anggaria, Tia Veyanti, dan Rifyan Gani Lubis.
Terima kasih atas perhatian dan pengertian kalian selama ini.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna, baik dari
penyusunan materi maupun teknik penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan kertas karya ini.
Demikianlah harapan penulis, semoga kertas karya ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Medan 05 Oktober 2014 Penulis,
Tabel 3.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan ... 31
Tabel 3.2 Data Pemeluk Agama di Kabupaten Karo ... 32
Tabel 3.3 Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Karo ... 32
Tabel 3.4 Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten Karo ... 33
Tabel 3.5 Kredit Mikro dan Sektor Ekonomi di Kabupaten Karo ... 36
Tabel 3.6 Sebaran Daya Tarik Wisata di Kabupaten Karo ... 38
Tabel 3.7 Daftar Hotel Berbintang di Kabupaten Karo... 41
Tabel 3.8 Daftar Restoran di Kabupaten Karo ... 42
Tabel 3.9 Daftar Penukaran Mata Uang di Kabupaten Karo ... 42
Tabel 3.10 Daftar Biro Perjalanan/ Agen Perjalanan di Kabupaten Karo ... 42
Tabel 3.11 Daftar Pusat Kesehatan/ Rumah Sakit di Kabupaten Karo ... 43
Gambar 4.1 Pohon Jeruk ... 52
Gambar 4.2 Buah Markisa ... 53
Gambar 4.3 Kubis / Kol ... 53
Gambar 4.4 Wortel ... 54
Gambar 4.5 Kakao ... 55
Gambar 4.6 Kopi ... 56
ABSTRAK ... i
2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan ... 10
2.2 Jenis-Jenis Pariwisata... 16
2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata ... 19
2.4 Pengertian Agrowisata ... 22
2.5 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan ... 25
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO ... 29
3.1 Letak Geografis Kabupaten Karo ... 29
3.2 Kependudukan, Agama, dan Sistem Mata Pencaharian ... 31
3.3 Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Karo... 37
BAB IV PERANAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PENDAPATAN ASLI KABUPATEN KARO... 49
4.1Agrowisata di Kabupaten Karo ... 49
4.2Peranan Agrowisata di Kabupaten Karo ... 64
4.2.1 Pengelolaan Agrowisata dan Alternatif Pemecahnya ... 65
4.2.1.1 Potensi yang Belum Dikembangkan Sepenuhnya ... 65
4.2.1.4 Koordinasi yang Belum Berkembang ... 67
4.2.1.5 Terbatasnya Kemampuan Manajerial di Bidang Agrowisata ... 68
4.2.1.6 Belum Adanya Peraturan yang Lengkap ... 68
4.2.2 Kontrobusi Agrowisata dalam keterlibatan berbagai pihak ... 69
BAB V PENUTUP ... 76
5.1 Kesimpulan ... 76
5.2 Saran ... 77
DAFTARPUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.Dengan posisi geografis di
khatulistiwa serta kondisi alam, hayati, dan budaya yang beragam, Indonesia
memiliki potensi besar untukmengembangkan agrowisata.Kegiatan ini diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan petani sekaligus melestarikan sumber daya lahan
yang ada.Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) nomor tiga
terbesar di dunia.Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai sumber plasma nutfah/genetik atau sebagai areal wisata.
Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, peluang
untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun semakin besar dengan
menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai.Hal ini tercemin pada berbagai
teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat
denganmenyesuaikannya dengan tipologi lahan. Keunikan - keunikan tersebut
merupakan aset yang dapat menarik bangsa lain untuk berkunjung ke
Indonesia.Untuk memperbesar pendapatan asli daerah, maka program
pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.
Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
potensi wisata, baik dibidang alam maupun budaya. Provinsi Sumatera Utara juga
dikalangan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, yang dapat
diandalkan untuk memberikan devisa yang besar bagi Negara.
Kabupaten
Karo adalahsalahsatu
memiliki luas wilayah 2.127,25 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih
500.000 jiwa. Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan
Sumatera Utara. Terletak sejauh 77 km dari
Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan
ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada
diketinggian tersebut, Tanah Karo Simalem, nama lain dari kabupaten ini
mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17°
dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan
udara yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur.Di daerah ini juga bisa
kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak yang masih aktif dan berlokasi di
atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut.Arti kata Sibayak adalah Raja.
Dengan demikia
nenek moya
Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di
Sumatera Utara yang memiliki potensi tidak kalah baik dengan daerah tujuan
wisata lainnya di Indonesia. Namun potensi yang ada tersebut dapat dimanfaatkan
secara optimal dikarenakan berbagai hal, yang salah satunya bisa jadi adalah
akan hal tesebut, Pemerintah Kabupaten Karo dalam memasuki era otonomi dan
tujuan meraih tempat sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama, sehingga sektor
kepariwisataan menjadi sumber atau pemasok dana strategis dalam menunjang
pembangunan Daerah. Agar potensi kepariwisataan dapat berkembang dan dapat
dijadikan sebagai produk andalan yang layak dijual di pasar global, harus
ditangani oleh tenaga profesional di bidang kepariwisataan.Tenaga profesional
diartikan bahwa tenaga-tenaga aparatur pemerintah pengelola pariwisata yang
mampu membawa dan menggerakkan organisasi pariwisata dan masyarakat
membangun sektor kepariwisataan dengan mengacu kepada visi pembangunan
yang telah ditetapkan, serta mengadopsi prinsip-prinsip “Good Governance”
didalam melaksanakan pelayanan masyarakat. (Direktorat Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Karo).
Objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Karo merupakan salah satu tujuan
wisata yang digemari para wisatawan. Namun infrastruktur jalan menuju Berastagi
menjadi sorotan banyak pihak, terutama masyarakat pengguna jalan tersebut. Pada
beberapa ruas jalan, masih terdapat jalan yang rusak serta tidak rata.Sehingga bisa
berisiko membahayakan pengguna jalan.Bahkan, ada bagian jalan yang ambruk
akibat longsor hingga memakan setengah badan jalan.Belum lagi banyak badan
jalan yang terus terkikis erosi akibat banjir.
Masalah kebersihan juga menjadi sorotan.Lokasi yang kotor dan
minimnya fasilitas umum di lokasi objek wisata sudah menjadi hal yang
lumrah.Belum lagi sampah yang merusak pemandangan.Begitu juga dengan
kondisi umum yang tidak terurus, padahal pengunjung telah membayar retribusi
untuk masuk ke lokasi wisata, dan membayar uang kebersihan kamar mandi.
Peninggalan Sejarah, selain itu Kabupaten Karo juga sudah mulai
mengembangkan Agrowisata.
Kabupaten Karo juga merupakan sentral pertanian dan perkebunan.Sejauh
mata memandang terlebih dari ketinggian, yang terlihat hanya hijauan tanaman
jeruk, markisa, stroberi, kol, wortel, kentang, dan sayuran lainnya.Hasil
perkebunan dan pertanian rakyat berastagi sejak lama telah menjadi merek
dagangan daerah ini.Tanaman jeruk sudah menjadi salah satu produk andalan di
Kabupaten Karo sejak terakhir ini.
Pasar lokal menjadi sasaran utama penjualan produk pertanian, salah
satunya adalah melalui agrowisata.Rangkaian pertanian dari budidaya sampai
pascapanen dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi kegiatan agrowisata.Besarnya
keinginan masyarakat terutama wisatawan lokal yang datang untuk memetik buah
jeruk, buah markisa, atau panen sayur langsung di kebun merupakan peluang
pasar agrowisata yang sangat baik bagi daerah ini. Jika wisata kebun dengan
konsep petik sendiri ini digalakkan, jelas akan memberi nilai tambah bagi para
petani selain itu Daerah Kabupaten Karo pun tentunya akan semakin popular
dengan paket wisata yang khas. Harga jual produk pertanian di lokasi agrowisata
bisa lebih tinggi karena pengunjung yang berani membayar lebih daripada harga
jual petani ke pedagang pasar.Hal ini karena kesan dan kepuasan yang diperoleh
pengunjung dari memetik sendiri buah langsung dari pohonnya di kebun.
1. Pengelolaan Objek
Tanaman dibudidayakan dengan menerapkan teknologi modern, antara
lain dengan sistem irigasi tetes dan teknik penanaman hidroponik.
Teknologi budi daya tanaman akan terus dikembangkan seperti ini guna
meningkatkan hasil produksi yang maksimal.
2. Pengelolaan Pengunjung
Agar pengunjung dapat merasakan kenyamanan selama melakukan
kunjungan, dibuatlah suatu peraturan yang berlaku bagi pengunjung.
Peraturan tersebut menyangkut waktu kunjungan, bea masuk, dan tata
tertib didalam kawasan agrowisata.
3. Sarana/Fasilitas Pendukung
Memasuki kawasan agrowisata adanya tempat parkir yang luas, agar
pengunjung dapat mengetahui tempat – tempat penting yang ada di dalam
kawasan, disediakan peta lokasi. Dan adanya papan infromasi penunjuk
arah juga nama tanaman.
4. Keamanan
Untuk melindungi objek yang ada di dalam kawasan agrowisata, telah
dibuatkan pagar keliling sebagai pembatas.Di tempat yang rawan seperti
pembayaran karcis, perlu disiapkan sistem keamanan tersendiri.Tempat
parkir juga perlu dijaga keamanannya.Untuk menjaga keamanan
pengunjung dan objek, dibuatlah aturan tata tertib di dalam kawasan
agrowisata, seperti papan peringatan diletakkan di tempat-tempat tertentu.
Agrowisata di Kabupaten Karo setiap tahun terus berkembang.Dulu
ini sudah ada 8 kecamatan yang mulai membuka agrowisata.Misalnya di
kecamatan Merek, Merdeka, Namurtera, Donar Raya.Sekarang setiap kecamatan
sudah menyeluruh tidak hanya di Berastagi saja.Tujuan agrowisata selain
mengutip retribusi daerah juga sebagai penunjang Pendapatan Asli Daerah di
Kabupaten Karo tersebut.Dengan adanya Agrowisata yang berdampak positif ini
antara masyarakat yang lebih mengenal tanaman tersebut dan para penjual yang
mendapatkan keuntungan lebih besar.Sehingga masyarakat maju dan Pendapatan
Asli Daerah pun ikut maju.Upaya yang terus dilakukan untuk tetap meningkatkan
agrowisata ini dengan selalu diadakan sosialisasi adanya juga partisipasi
masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keramahtamahan kepada
wisatawan.Dari data yang didapat di tahun 2013-2014 wisatawan mulai
berkurang, karena adanya erupsi dari Gunung Sinabung.Dampak dari erupsi
tersebut banyak lahan pertanian dan perkebunan gagal panen sehingga merugikan
pemilik tanaman, dan pendapatan pemilik tanaman juga mulai
berkurang.(Direktorat Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti kegiatan
agrowisata dengan judul “Peranan Agrowisata Dalam Mendukung
Pendapatan Asli Kabupaten Karo”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Bagaimana Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Karo
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mendeskripsikan Peranan Agrowisata Dalam Mendukung Pendapatan Asli
Kabupaten Karo.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan pengembangan agrowisata yang berbasiskan
masyarakat diharapkan pengembangan agrowisata Kabupaten Karo tidak hanya
meningkatkan pendapatan masyarakat tapi juga meningkatkan pendapatan asli
daerah Kabupaten Karo.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat berguna sebagai referensi bagi penelitian lanjutan yang relevan
dengan topik kertas karya ini.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif
deskriptif.Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.
Pengumpulan data dari beberapa buku yang berkaitan dengan
kepariwisataan dan informasi yang berkaitan dengan judul baik berupa majalah,
surat kabar, brosur, serta berbagai macam informasi kepustakaan yang berkaitan
langsung dengan Agrowisata di Kabupaten Karo.
1.5.2 Penelitian Lapangan ( Field Research )
Pengumpulan data secara langsung, mengamati serta mengambil
kesimpulan dan keputusan dari pengamatan tersebut.Dalam tahap ini dilakukan
wawancara dari narasumber yang memiliki pemahaman tentang informasi yang
berkaitan dengan judul.Wawancara yang dilakukan secara langsung dengan para
informan yang terkait dengan Agrowisata di Kabupaten Karo, serta pengumpulan
foto secara langsung yang di dapat di Kabupaten Karo.
1.6 Sistematika Penulisan
Pembahasan pada kertas karya ini terdiri dari lima bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.4 Manfaat penelitian
1.5 Metode penelitian.
Bab II : Uraian teoritis tentang kepariwisataan
2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan
2.2 Jenis – Jenis Pariwisata
2.4 Pengertian Agrowisata
2.5 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Bab III : Gambaran Umum Kabupaten Karo
3.1 Letak Geografis Kabupaten Karo
3.2 Kependudukan, Sistem Mata Pencaharian, dan Agama
3.3 Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Karo
BabIV : PerananaAgrowisata Dalam Mendukung Pendapatan
AsliKabupaten Karo
4.1 Agrowisata di Kabupaten Karo
4.2 Peranan Agrowisata di Kabupaten Karo
BabV : Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata
Istilah “ pariwisata “ memiliki defenisi yang begitu luas, sehingga sangat
sulit untuk dirumuskan atau dibatasi, demikian pula halnya dengan istilah
“wisatawan”. Ini disebabkan karena tidak adanya konsep atau batasan yang jelas
mengenai bidang, bentuk, atau jenis pariwisata.
Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.Pari
berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti
perjalanan atau berpergian. Secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempunyai tata
krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat,
mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
tentang kepariwisataan disebutkan bahwa, “Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.”
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, “Pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola atau
penyelenggara serta pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait
di bidang ini sehingga wisatawan datang untuk mengunjunginya.”
Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia
tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang
diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan
wisatawan.Pariwisata adalah suatu fenomena kebudayaan global yang dapat
dipandang sebagai suatu sistem. Beberapa ahli mendefinisikan pariwisata sebagai
berikut :
Defenisi pariwisata menurut Yoeti (1996:108) adalah, “Suatu perjalanan
yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat
ketempat lain, dengan maksud bukan berusaha atau mencari nafkah ditempat yang
dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna
bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam.”
Definisi pariwisata menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss (dalam Pendit,
1996:33),”Sejumlah hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya
orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya
tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai
usaha mencari kerja penuh.”
Defenisi pariwisata menurut Wahab (dalam Pendit, 1996:29) memberikan
batasan tentang pengertian pariwisata sebagai berikut.“Parwisata adalah salah satu
jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam
penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta
menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.”
Menurut defenisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat
ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan perorangan atau kelompok sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan
Pendapat tersebut secara bebas dapat diartikan sebagai kepariwisataan
yaitu sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan
perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya
pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk kota, daerah atau
negara.
Mc Intonsh bersama Gupta mencoba merumuskan suatu konsepsi
mengenai pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk
membangun suatu industri pariwisata (dalam Pendit, 1994:36) sebagai berikut.
“Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi
wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam
proses menarik dan melayani pengunjung lainnya.”
Menurut Golden (dalam Yoeti, 1996:117). “Pariwisata merupakan suatu
seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud
tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk
melakukan pekerjaan selamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya
masih berhubungan dengan pekerjaan.”
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam
jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk bersenang-senang atau menikmati
perjalanan.
Pariwisata dapat menjadi sarana untuk mendukung konservasi lingkungan,
situs arkelogis dan sejarah, serta arsitektural, meningkatkan kualitas lingkungan,
lingkungan, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Sehingga
adanya manfaat yang akan diperoleh dari pengembangan pariwisata antara lain :
1. Menimbulkan Efek Berganda
Pariwisata memiliki efek penyebaran pada sektor-sektor lainnya seperti
sektor pertanian, sektor pengolahan bahan pangan, kerajinan tangan, sektor
bangunan, sektor industri dan lain-lain.Dalam hal ini, pariwisata menjadi
pemicu dan pendorong berkembangnya kegiatan ekonomi di tempat
pariwisata yang dikembangkan. Kegiatan ekonomi itu yang pelakunya
kebanyakan masyarakat setempat, selanjutnya akan membuat
perekonomian masyarakat lebih dinamis dan meningkat.
2. Diversifikasi Usaha
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah tujuan wisata menjadi sumber
pendapatan baru bagi masyarakat setempat. Hal ini dapat menjadikan
ekonomi lokal tidak hanya bergantung pada satu sektor utama saja,
misalnya : pertanian, pertambangan, perkebunan. Pengeluaran wisatawan
di suatu daerah penerima wisatawan dapat merangsang pertumbuhan
sektor-sektor ekonomi lainnya.Misalnya wisatawan menginap dihotel,
hotel ini memerlukan daging, telur, sayur, alat-alat dekorasi dan
lainnya.Hal ini mendorong tumbuhnya usaha-usaha pertanian, perternakan,
industri kerajinan, dekorasi dan seterusnya.
3. Memperluas Kesempatan Kerja
Datangnya wisatawan di suatu daerah tujuan wisata yang tentunya dengan
segala kebutuhannya dapat mendorong tumbuhnya berbagai usaha yang
daerah yang banyak dikunjungi wisatawan, juga akan banyak mendapat
peluang kerja, terutama untuk pekerjaan di berbagai sektor pariwisata yang
pada umumnya memerlukan banyak tenaga kerja.
4. Peningkatan Fasilitas Bagi Penduduk
Pembangunan pariwisata akan berpengaruh besar terhadap peningkatan
fasilitas kehidupan masyarakat. Fasilitas yang pada awalnya secara khusus
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, pada kenyataannya juga
digunakan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan begitu, semakin banyak fasilitas yang dibangun untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan, akan semakin banyak pula fasilitas masyarakat yang
tersedia di daerah itu.
5. Memperluas Kesempatan Berusaha
Salah satu tolak ukur berkembangnya pariwisata di suatu daerah adalah
kedatangan wisatawan di suatu daerah tujuan wisata untuk menikmati
objek/daya tarik wisata yang ditawarkan sebagai produk wisata.
Banyaknya wisatawan yang datang tentunya akan menjadikan kebutuhan
hidup didaerah meningkat. Ini berarti berkembangnya pariwisata di suatu
daerah bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha, terutama yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
6. Mempercepat Perkembangan Permukiman Penduduk
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah dapat menjadi pendorong
berkembangnya permukiman penduduk.Ini terjadi karena pada umumnya
banyak wisatawan.Keadaan demikian menjadi pendorong para
pengusaha/masyarakat untuk membuka usaha di daerah itu.
7. Peningkatan Pelayanan Transportasi
Pelayanan trasnportasi yang pada awalnya ditujukan untuk mendukung
pengembangan pariwisata, yakni supaya akses wisatawan menuju objek
wisata menjadi lebih baik, juga dapat digunakan untuk masyarakat.
8. Memperluas Kesempatan Pendidikan
Pengembangan pariwisata akan memerlukan sumberdaya manusia dalam
jumlah yang besar, yakni untuk mengelola industri pariwisata yang
produknya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Dalam hal
ini tentunya yang dibutuhkan adalah sumberdaya manusia yang memiliki
kemampuan di bidang pariwisata, yakni yang dapat memberikan
pelayanan kepada wisatawan dengan standar kualitas tertentu.Oleh karena
itu diperlukan pendidikan khusus pariwisata.
9. Preservasi dan Konservasi Lingkungan
Keberhasilan pembangunan pariwisata tidak saja dilihat dari banyaknya
wisatawan yang mengunjunginya, tetapi juga dari kelangsungan
keberadaan sumber daya yang menjadi daya tarik wisata.Jika sumbernya
yang dimaksud berupa alam/lingkungan maka kelestarian lingkungan
harus menjadi tujuan dari pengelola pariwisata supaya usahanya dapat
berkembang dan berlangsung secara berkelanjutan.
10.Pengembangan Wawasan Sosial
Kedatangan wisatawan di suatu daerah tujuan wisata akan berpengaruh
setempat. Masyarakat setempat menjadi lebih luas wawasan sosialnya
karena melihat dan kemungkinan memahami budaya wisatawan,
sedangkan wisatawan menjadi terbuka wawasan sosialnya dengan melihat
dan mengetahui budaya masyarakat setempat.
11.Peningkatan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur yang pada awalnya ditujukan secara khusus
untuk mendukung pengembangan pariwisata pada umumnya juga dapat
berperan sebagai infrastruktur yang digunakan untuk mendukung
kebutuhan masyarakat pada umumnya.
2.2 Jenis – Jenis Pariwisata
Berdasarkan beranekaragamnya motif-motif yang mendorong seseorang
melakukan perjalanan wisata, maka pariwisata dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis (Pendit, 1994 :41) yaitu :
1. Wisata Budaya ( Cultural Tourism )
Wisata ini dilakukan atas dasar keinginan memperluas pandangan hidup
seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain,
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, budaya dan
seni mereka. Sering perjalanan ini disatukan dengan kesempatan mengambil
bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni ( seni tari, drama,
2. Wisata Kesehatan
Wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan
lingkungan tempat sehari - hari diamana ia tinggal demi kepentingan beristirahat
dalam arti jasmani dan rohani, yaitu dengan mengunjungi tempat peristirahatan
seperti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat
yang memiliki iklim udara yang menyehatkan, dan lain – lain.
3. Wisata Olah Raga
Wisata yang dilakukan untuk tujuan berolah raga, diantaranya bermaksud
untuk ikut ambil bagian dalam turnamen atau pesta – pesta olah raga, baik yang
sifatnya nasional maupun internasional seperti Asean Games, Olympiade Thomas
Cup, Uber Cup, dan lain sebagainya.
4. Wisata Komersial
Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi pameran – pameran dan pekan
raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang, dan
sebagainya.
5. Wisata Industri
Wisata yang umumnya dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa,
atau orang – orang awam ke suatu komplek atau daerah perindustrian dimana
terdapat pabrik –pabrik atau bengkel – bengkel besar dengan maksud untuk
mengadakan peninjauan atau penelitian.
6. Wisata Politik
Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif
dalam peristiwa polotik, misalnya perayaan ulang tahun 17 Agustus di Jakarta,
biasanya fasilitas akomodasi, sarana pengangkutan dan atraksi beraneka warna
diadakan secara meriah bagi para pengunjung, baik dari dalam maupun luar
negeri.
7. Wisata Konvensi
Wisata yang dilakukan untuk perjalanan atau kunjungan mengikuti
pelaksanaan konvensi, seperti konverensi, musyawarah, symposium, atau sidang
yang diadakan setiap tahun. Biasanya, peserta yang mengikuti acara ini tinggal
beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
8. Wisata sosial
Wisata ini merupakan jenis wisata pengorganisasian suatu perjalanan
murah serta mudah memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi
lemah untuk mengadakan perjalanan, misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar
atau mahasiswa, petani dan sebagainya.Organisasi ini berusaha membantu mereka
yang mempunyai kemampuan terbatas dari segi finansialnya untuk
mempergunakan kesempatan libur atau cuti mereka dengan mengadakan
perjalanan yang dapat menambah pengalaman serta pengetahuan mereka, dan
sekaligus juga dapat memperbaiki kesehatan jasmaniah dan mental mereka.
9. Wisata Pertanian
Wisata ini merupakan pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke
proyek – proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya,
dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan peninjauan untuk tujuan studi
maupun melihat – lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka
10. Wisata Cagar Alam
Wisata ini biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang
mengkhususkan usaha – usaha dengan jalan mengatur wisata ke daerah cagar
alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya. Yang
kelestariannya di lindungi oleh undang – undang.Wisata cagar ala mini banyak
dilakukan oleh penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran
memotret binatang atau marga satwa serta tanaman beraneka ragam yang memang
mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat.
11. Wisata Bulan Madu
Wisata perjalanan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan
madu dengan fasilitas – fasilitas khusus demi kenikmatan perjalanan dan
kunjungan mereka yang menimbulkan kesan seakan – akan berada di surga lokal.
Perjalanan yang disebut wisata bulan madu biasanya dilakukan selama sebulan
setelah pernikahan dilangsungkan di tempat – tempat romantis.
2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan menyebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan kunjungan
wisatawan.
Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang
menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut
1. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan kedalam:
pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya
tarik wisata budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.
2. Umumnya daya tarik suatu objek berdasar pada :
- Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih.
- Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
- Adanya ciri khusus yang bersifat langka.
- Adanya penunjang sarana dan prasarana.
- Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam,
pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
- Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki
nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adat, objek buah
karya manusia pada masa lampau.
3. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada
potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria
keberhasilan pembangunan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu :
- Kelayakan Finansial
Studi Kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari
pembangunan objek wisata tersebut.
- Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang
dampak sosial ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan
pekerjaan, dapat meningkatkan devisa.
- Layak Teknis
Pembangunan objek wisata dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis dengan melihat daya dukung yang ada.Tidaklah perlu
memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya
dukung oleh wisata tersebut rendah. Daya tarik objek wisata akan
berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut
membahayakan keselamatan wisatawan.
- Layak Lingkungan
Analisi dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan
kegiatan pembangunan suatu objek wisata.Pembangunan objek wisata
yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan
pembangunannya. Pembangunan objek wisata bukanlah untuk
merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam
untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan , dan
keserasian.
Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah
: “perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa
dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.
Objek dan daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintah di bagi
1. Objek Wisata Alam
Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki
daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada
usaha budi daya. Potensi objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat
kawasan, yaitu :
- Flora dan Fauna
- Keunikan dam kekhasan ekosistem
- Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau
- Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan,
usaha perikanan.
2. Objek Wisata Sosial Budaya
Objek wisata sosial budaya dapat di manfaatkan dan dikembangkan sebagai
objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara
adat, seni pertunjukan, dan kerajinan.
3. Objek Wisata Minat Khusus
Objek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru di kembangkan
di Indonesia.Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai
motivasi khusus.Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki
keahlian.Contohnya : berburu, mendaki gunung – gunung, arum jeram, tujuan
pengobatan, agrowisata, dan lain – lain.
2.4 Pengertian Agrowisata
Menyadari bahwa kemampuan bersaing produk wisata Indonesia di
menggairahkan di bidang pariwisata perlu terus ditingkatkan.Salah satu upaya itu
adalah menciptakan produk wisata baru diantaranya agrowisata.
Selama ini agrowisata merupakan produk yang belum banyak
dimanfaatkan oleh kalangan usaha perjalanan.Padahal minat wisatawan terhadap
kegiatan agrowisata cukup besar, terutama wisatawan mancanegara.Namun,
belakangan ini agrowisata sebagai salah satu potensi wisata mulai ditawarkan
kepada wisatawan. Defenisi agrowisata dari beberapa ahli yaitu :
Menurut Maruti (2009), sebuah agrowiata adalah bisnis berbasis usaha tani
yang terbuka untuk umum. Tavare dalam Maruti, 2009 mendefinisikan
agrowisata sebagai aktivitas agribisnis dimana petani setempat menawarkan tur
pada usahataninya dan mengijinkan seseorang pengunjung menyaksikan
pertumbuhan, pemanenan, pengolahan pangan lokal yang tidak akan ditemukan
di daerah asalnya. Selanjutnya, menurut Mazilu dan Iancu (2006), agrowisata
adalah aktivitas turis untuk membantu para petani mendapatkan tambahan
pendapatan usahatani, yang menjadi sumber pendapatan utamanya. Phillip et al.
(Budiasa, 2011) menjelaskan tipologi agrowisata berdasarkan aktivitas dan tipe
kontak alami serta keterlibatan turis dalam pengerjaan usaha tani.
Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup
(seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara
keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat
pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah
penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan
terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan
berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka
dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi
daya.
Pengembangan agrowisata merupakan upaya terhadap pemanfaatan
potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama
Menteri Periwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Menparpostel) dan Menteri
Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989,
agrowisata sebagai bagian dari objek wisata diartikan sebagai suatu bentuk
kegiatan yang memafaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang
pertanian.
Paska panen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi
budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian
dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat
dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan.
Selanjutnya, agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua
versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:
1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami
Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana kegiatan
tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan
kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai
dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain.
Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi
menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk
kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan
kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh,
sanitasi, dan keamanan dari binatang buas.
2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan
Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan -
kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat
adat.Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan
komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan.
Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat
lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk
atraksi agrowisata yang menarik.Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan
dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak
mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada.Kegiatan wisata ini dapat dikelola
oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh
petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.
2.5 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan (Salim,1990) bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.
Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari
pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa
Menurut Kementrian Lingkungan HidupPembangunan (yang pada
dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan
tiga kriteria yaitu :
1. Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of
natural resources
2. Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya
3. Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun
replaceable resource.
Heinen (dalam Sharpley, 2000:1) menyatakan. “Definisi pembangunan
pariwisata berkelanjutan bisa memiliki makna beragam. Orang dari banyak bidang
yang berbeda menggunakan istilah berbeda di dalam konteks yang berbeda dan
mereka mempunyai konsep, bias dan pendekatan yang berbeda.”
Cronin (dalam Sharpley,2000:1)mengkonsepkan pembangunan pariwisata
berkelanjutan sebagai,”pembanguan yang terfokus pada dua hal, keberlanjutan
pariwisata sebagai aktivitas ekonomi di satu sisi dan lainnya
mempertimbangkan pariwisata sebagai elemen kebijakan pembangunan
berkelanjutan yang lebih luas.”
Adapun keberhasilan pembangunan Pariwisata Berkelanjutan karena
adanya :
1. Partisipasi Masyarakat
Masyarakat setempat harus mengawasi atau mengontrol pembangunan
pariwisata dengan ikut terlibat dalam menentukan visi pariwisata,
serta mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi–strategiuntuk pengembangan
dan pengelolaan daya tarik wisata.
2. Keikutsertaan Para Pemangku Kepentingan
Para pelaku yang ikut serta dalam pembangunan pariwisata meliputi kelompok
dan instusi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok sukarelawan,
pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis dan pihak-pihak lain yang
berpengaruh dalam kegiatan pariwisata.
3. Kepemilikan Lokal
Pembangunan pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan yang
berkualitas untuk masyarakat setempat. Fasilitas penunjang kepariwisataan
seperti hotel, restoran. Seharusnya dikembangkan dan dipelihara masyarakat
setempat.
4. Terjadinya Penggunaan Sumber Daya yang berkelanjutan
Pembangunan pariwisata harus dapat menggunakan sumber daya berkelanjutan
yang artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber
daya yang tidak dapat diperbarui secara berlebihan. Kegiatan pariwisata harus
menjamin bahwa sumber daya alam dan buatan dapat dipelihara dab diperbaiki
menggunakan kriteria dan standar internasional.
5. Mewadahi Tujuan-Tujuan Masyarakat
Tujuan-tujuan masyarakat hendaknya dapat diwadahi dalam kegiatan
pariwisata agar kondisi yang harmonis antara pengunjung/wisatawan, tempat
6. Daya Dukung yang Sesuai
Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan meliputi daya
dukung fisik, alami, sosial, dan budaya. Skala dan tipe fasilitas wisata harus
mencerminkan batas penggunaan yang dapat ditolerans.
7. Adanya Monitor dan Evaluasi
Kegiatan monitor dan evaluasi pembangunan pariwisata berkelanjutan
mencangkup penyusunan pedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata serta
pengembangan indikator dan batasan untuk mengukur dampak pariwisata.
8. Akuntabilasi
Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada kesempatan
mendapatkan pekerjaan, pendapatan dan perbaikan kesehatan masyarakat lokal
yang tercermin dalam kebijakan pembangunan,
9. Terjadinya Pelatihan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan program–
program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat
dan meningkatkan keterampilan bisnis.
10.Dilaksanakannya Promosi
Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi penggunaan
lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter lansekap, sense of place, dan
3.1 Letak Geografis Kabupaten Karo
Kabupaten Karo terletak di datarantinggi Pegunungan Bukit Barisan dan
merupakan Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25
Km² atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Provinsi Daerah Tingkat I
Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2°50’ - 3°19’ Lintang Utara
dan 97°55’ - 98°38’ Bujur Timur. Batas- batas wilayah Kabupaten Karo adalah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Simalungun
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam)
Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 67 Km
sebelah Selatan Kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Sejak zaman
Belanda Kabupaten Karo sudah terkenal sebagai tempat peristirahatan. Setelah
kemerdekaan Republik Indonesia kemudian dikembangkan menjadi daerah tujuan
wisata di Provinsi Sumatera Utara. Objek-objek pariwisata di Kabupaten Karo
adalah panorama yang indah di daerah pegunungan, air terjun, air panas, dan
Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah pertanian penghasil buah –
buahan dan bunga. Keadaan hutan yang cukup luas yaitu mencapai 129.749 Ha
atau 60,99 persen dari luas Kabupaten Karo.
Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah
Aliran Sungai (DAS) Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang. Potensi
industri yang ada adalah aneka industri kecil dan rumahan yang mendukung
pertanian dan kepariwisataan. Potensi sumber mineral dan pertambangan yang ada
di Kabupaten Karo cukup potensial namun masih memerlukan survey lapangan.
Iklim (Suhu, Musim, Angin, Curah Hujan) di Kabupaten Karo adalah
sebagai berikut:
1. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Karo berkisar antaa 18,4°C-19,3°C
dengan kelembaban udara pada tahun 2006 rata-rata setinggi 88,39 persen
tersebar antara 86,3 persen sampai dengan 90,3 persen.
2. Di Kabupaten Karo seperti daerah lainnya terdapat dua musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan
Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim hujan kedua mulai bulan
Maret sampai dengan bulan Mei.
3. Pada tahun 2006 ada sebanyak 172 hari jumlah hari hujan dengnan
rata-rata kecepatan angin 1,32 M/DT.
4. Arah angin terbagi dua arah/gerak yaitu angin yang berhembus : Dari arah
barat kira-kira bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dan dari arah
3.2 Kependudukan, Agama dan Sistem Mata Pencaharian
Hasil sensus tahun 2012, jumlah penduduk Tanah Karo diperkirakan
sebesar 358.823 jiwa yang mendiami wilayah seluas 2.127,25 Km². Kepadatan
penduduk diperkirakan 168,68 jiwa/Km
Berikut tabel jumlah penduduk setiap kecamatan :
Tabel 3.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurutKecamatan
Tabel 3.2Data Pemeluk Agama di Kabupaten Karo
No Agama Jumlah Penduduk
1 Prostestan 42,93 %
2 Katolik 28,08 %
3 Islam 24,12 %
4 Hindu dan Budha 2,48 %
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo, 2013
Mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan,
hasil hortikultura dan perkebunan rakyat. Mata pencaharian penduduk Kabupaten
Karo dijelaskan dalam keterangan berikut :
Tabel 3.3 Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Karo
No Mata Pencaharian Persentase
1 Pertanian 79,93 %
2 Pedagang 11,49 %
3 Pegawai Negeri 9,17 %
4 Transportasi 1,13 %
5 Konstruksi 1,12 %
6 Industri 0,64 %
7 Pertambangan 0,32 %
8 Keuangan 0,09 %
9 Perusahaan Listrik,Gas,Air mineral 0,87 %
10 Lain-lain 0,37 %
Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk di Kabupaten
Karo adalah petani tanaman hortikultura seperti jeruk dan sayur – sayuran yang
mengajukan tanah milik sendiri.Disusul oleh pedagang yang umumnya pasar
umum, pasar desa, took, kios, warung, dan rumah makan. Berikut tabel jumlah
pedagang setiap tahun di Kabupaten Karo.
Tabel 3.4 Banyaknya Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten Karo
Badan Hukum 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pasar Umum 12 12 12 12 12
Pasar Desa 6 6 6 6 9
Toko - 1 745 1 745 1 745 1 745
Kios - - - - 1 945
Warung - 1 870 1 870 1 870 1 870
Rumah Makan/ Restoran
- 339 339 339 339
Jumlah 18 3 972 3 972 3 972 5 920
Pegawai negeri yang pada umumnya adalah pegawai di kantor Kecamatan
yang berlokasi di Kabupaten Karo sebagai guru sekolah, dan berkerja di instansi
pemerintah.Pada umumnya juga keseharian mereka juga bekerja sebagai petani
yang mengerjakan lahan pertaniannya ditengah-tengah kesibukannya sebagai
pegawai negeri. Selanjutnya, yang bekerja di bagian transportasi sebagai
pembawa angkutan umum di Kabupaten Karo untuk menuju beberapa lokasi yang
dilalui angkutan umum disana.
Dilanjutkan dengan konstruksi yaitu perkerja bangunan ada 5 kelompok
konstruksi yaitu: Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; bangunan
Pekerjaan Umum Untuk Pertanian, Bangunan Pekerjaan umum untuk jalan,
jembatan dan pelabuhan, kelompok jenis bangunan dan instalasi listrik, gas, air
minum, komunikasi, dan bangunan lainnya. Namun karena tidak semua
kabupaten/kota memiliki kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan
pembangunan fisik berupa bangunan pekerjaan umum untuk Pertanian dan
bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum, dan Komunikasi. Disusul dengan
industri, pekerja industri rumahan dengan skala kecil dan industri skala besar.
Berikut jenis industri dengan skala besar.Jenis Industri skala besar yang ada di
Kabupaten Karo adalah :
1. PT. Tirta Sibayakindo
Perusahaan ini terletak di jalan raya Medan – Berastagi Km 55 Desa
Doulu dengan komoditi minuman ringan merk Aqua.Perusahaan ini menyerap
tenaga kerja sebanyak 369 orang dengan kapasitas pabrik terpasang 150.000.000
2. PT. Putra Agro Sejati
Perusahaan ini beralamat di Desa Guru Singa Kecamatan Berastagi yang
merupakan industri pengolahan dan pengawetan sayuran / umbian, dengan
komoditi acetic acid gobo dan gobo kering , ubi kering, lobak rebus dan kering,
wortel kering, kentang kering, kubis kering, bawang pere kering, sambal cabe,
tepung wortel dan lain – lain yang seluruhnya diekspor ke Jepang.
3. PT. Bibit Baru
PT. Bibit Baru didirkan dalam rangka penanaman modal asing tanggal 2
April 1971. Mitra asing Koninklijke Zaadteelt en Zaadhandel Sluis en Groot B.V
– Holland. Proses penanaman dengan teknologi terapan plastikultur. Jenis
tanaman yang diproduksi tanaman hias ± 10 jenis dan sayuran berupa tomat,
paprika dan lain –lain. Jumlah tenaga kerja 900 orang, sebagian besar adalah
wanita. Ekspor PT. Bibit Baru berupa bibit bunga dengan tujuan ekspor terutama
ke Singapura(Dinas Koperasi,Perindustrian,Dan Perdagangan Kabupaten
Karo,2013).
Selanjutnya bekerja di bagian keuangan, instansi seperti kredit mikro,
Tabel 3.5 Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Yang Diberikan Bank Umum dan BPR Menurut Jenis Penggunaan dan Sektor
Ekonomi di Kabupaten Karo
Jenis Simpanan/ Kind of Outstanding Gunds Juta Rp/ Million of Rp
2012 2013
(1) (2) (3)
A Menurut Jenis Penggunaan/ ByType of Loans
B Menurut Sektor Ekonomi/By Economic Sectors
805 892
937 643
01 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan/Agriculture, Livestock, Forestry & Fishery
139 263
153 855
02 Pertambangan& Penggalian/Minning& Quarrying
243 1 765
03 Industri Pengolahan/ Manufacturing Industry
7 386 9 428
04Listrik, Gas dan Air Bersih/ Electricity, Gas & Water Supply
1 758 1 910
05 Konstruksi/Construction 16 560 18 539
06Perdagangan, Hotel & Restoran/Trade, Hotel & Restaurant
558 395
696 198
07Pengangkutan & Komunikasi/ Transport &Communication
1 654 4 806
08Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan/
Financial, Ownership & Business Services
09 Jasa-jasa/ Services 49 500 30 035
10 Jasa-jasa Dunia Usaha/Business Services - -
11 Jasa Sosial Masyarakat/Sosial Services - -
12 Lain-lain/Others - -
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo, 2013
Disusul dengan perusahaan listrik, gas, air mineral umumnya sebagian
penduduk di Kabupaten Karo bekerja di instansi tersebut tetapi hanya sedikit
persentase yang bekerja di instansi itu.Dari data hasil mata pencaharian, penduduk
di Kabupaten Karo dari dulu hingga kini mengandalkan potensi alam pertanian
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hasil pertanian mereka terutama
tanaman jeruk sangat memadai sehingga dari sini mereka mampu membiayai anak
– anak mereka untuk melanjutkan pendidikannya di kota – kota besar seperti
Medan dan Pulau Jawa. Jadi bisa dikatakan Sumber Daya Manusia (SDM)
masyarakat di Kabupaten Karo petani tanaman jeruk, sayur-sayuran, dan bunga –
bungaan.Para petani mengajukan lahan milik sendiri didapatkan oleh warisan para
leluhurnya.Hasil pertanian yang secara umum telah memberikan kesejahteraan
bagi masyarakat di Kabupaten Karo.
3.3 Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Karo
Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Kabupaten Karo didominasi oleh
ODTW Alam, Budaya dan Minat Khusus. Dilihat dari potensi kepariwisataan,
daerah ini memiliki berbagai objek wisata menarik meskipun objek wisata yang
hamper seluruh penjuru wilayah Kabupaten Karo. Dinas Pariwisata, Seni dan
Budaya Kabupaten Karo melakukan identifikasi mengenai tinjauan beberapa
kebijakan dan hasil pengamatan survey lapangan terdapat objek wisata alam,
objek wisata budaya, peninggalan sejarah serta beberapa atraksi wisata yang
menyebar di setiap wilayah kecamatan. Secara rinci sebaran objek wisata di
Kabupaten Karo dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.6 Sebaran Daya Tarik Wisata di Kabupaten Karo
No Jenis Dan Nama Objek Wisata
Lokasi Objek Wisata
Desa Kecamatan
A. Wisata Alam
1. Air Terjun Sikulikap Doulu Berastagi
2. Panorama Doulu Doulu Berastagi
3. Lau Debuk-Debuk Semangat Gunung Merdeka
4. Taman Mejuah-juah Berastagi
Gundaling II Berastagi
5. Bukit Gundaling Gundaling I Berastagi
6. Deleng Kutu Gurusinga Berastagi
7. Tahura Dolat Rakyat Dolat Rakyat
8. Air Panas Alam
Semangat Gunung
Semangat Gunung Merdeka
9. Gunung Sibayak Jarang Uda Merdeka
10. Danau Lau Kawar Kuta Gunung Naman Teran
11. Gunung Sinabung Sigarang-garang Naman Teran
12. Uruk Tuhan Bekerah Naman Teran
13. Gua Liang Dahar Lau Buluh Kuta Buluh
14. Air Terjun Belingking Mbrudi (DAS Lau Biang)
Kuta Buluh
15. Air Terjun Sipiso-piso Pengambatan Merek
16. Gunung Sipiso-piso Situnggaling Merek
17. Tongging-Sikodon-kodon Tongging Merek
18. Taman Simalem Tongging Merek
19. Gua Ling-Ling Gara Kuta Pengkih Mardingding 20. Padang Pengembala Nodi Mbal-mbal Petarum Lau Baling
21. Gunung Barus Basam Barus Jahe
B. Agrowisata
Menyebar di Setiap Kecamatan
Agrowisata Tanaman
Pasar Buah Berastagi Kota Berastagi
Pasar Bunga Berastagi Kota Berastagi dan di sepanjang jalur jalan menuju Berastagi dan Kabanjahe.
Pasar Buah Dokan Dokan Merek
D. Wisata Budaya
Desa Budaya Peceran Peceran / Sempa Jaya Berastagi
Desa Budaya Lingga Lingga Simpang Empat
Desa Budaya Dokan Dokan Merek
Pakaian Adat ( Uis Karo )
Di Kabupaten Karo
Benda Budaya dan Situs Di Kabupaten Karo
E. Peninggalan Sejarah
Puntungan Meriam Putri Hijau
Sukanalu Tiga Panah
Legenda (Cerita Rakyat) Menyebar di seluruh
F. Wisata Minat Khusus
Arung Jeram / Rafting Aliran DAS Lau Biang (Mulai dari Desa Limang – Perbesi – Bintang Meriah)
Gantole dan Paralayang Tongging
Lintas Alam / Tracking - Rute Perjalanan Berastagi dan Bandar baru melalui Gunung Barus, dimulai dari Desa Basam (6 Km dari Berastagi).
- Rute Perjalanan Berastagi – Bukit Lawang - Rute Perjalanan Berastagi ke Semangat
Gunung (Pemandian Air Panas) dimulai dari Desa Lau Gumba.
Hiking Gunung Sibayak dan Sinabung
G. Atraksi Wisata
Erpangir Ku Lau Menyebar di Seluruh Kecamatan
Upacara Perumah Begu
Erdemu Bayu
Ngampaken Tulan-Tulan
Pesta Tahunan
Sumber : Hasil Identifikasi dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten
Karo, 2014.
Sarana dan prasarana yang memadai juga menjadi salah satu penunjang
pariwisata Kabupaten Karo. Penyediaan air bersih yang berasal dari PAM, listrik
dari PLN untuk kepentingan industri dan masyarakat, jaringan jalan raya yang
teratur, dan jaringan telekomunikasi yang memadai adalah prasarana yang ada di
sarana – sarana pendukung industri pariwisata berupa hotel berbintang, restoran,
travel agent, money changer, dan pusat kesehatan.
Berikut adalah beberapa daftar nama hotel berbintang, restoran, travel
agent, money changer dan pusat kesehatan yang ada di Kabupaten Karo ( Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, 2014 ).
Tabel 3.7 Daftar Hotel Berbintang Di Kabupaten Karo
No Nama Hotel Kelas Jumlah
* 34 Jl. Gundaling Berastagi 0628-91313 0628-91373
8. Hotel City Inn * 6 Jl. Jamin Ginting Desa Sempajaya Berastagi
Tabel 3.8 Daftar Restoran Di Kabupaten Karo
No. Restoran Alamat Makanan Spesifik
1. Asia Restaurant Jl. Veteran No. 20 Chinese, European 2. Budiaman Jl. Veteran No. 62 Indonesian 3. Budi Jaya Jl. Veteran No.51 Indonesian 4. Bundo Kanduang Jl. Veteran No. 21 Indonesian 5. Siang Malam Jl. Trimurti I No.
91
Chinese, European, Indonesian
6. Andalas Jl. Mesjid No. 157 Indonesian
7. Muslimin Jl. Veteran No. 387 Indonesian
8. Sehat Jl. Veteran No. 315 Chinese
9. Garuda Jl. Veteran No. 10 European, Indonesian
10. Terang Jl. Veteran No. 369 Chinese
Tabel 3.9 Daftar Penukaran Mata Uang Di Kabupaten Karo
No. Money Changers Alamat Telepon
1. Pt. Pesiar Indah Travel Jl. Veteran No. 14 Berastagi 0628-91514 2. Duta Wisata Travel Jl. Veteran No. 93 Berastagi 0628-92767 3. Pt.Trans Travel Jl. Veteran No. 119
Berastagi
0628-91122
Tabel 3.10 Daftar Biro Perjalanan / Agen Perjalanan Di Kabupaten Karo
No. Biro Perjalanan / Agen
2. Pt. Sutra Travel Jl. Veteran No. 2 Kabanjahe 0628-324048
3. Pt.BerastagiDuta Wisata Jl. Veteran No. 2 Kabanjahe 0628-324019
4. Pt. Sempakata Travel Jl. Veteran No.
14Kabanjahe
0628-323556
5. Pt.NatrabuNational Travel
Bureau
Jl. Kapt. Bangsi Sembiring
No. 17 Kabanjahe
0628-20997
&Travel (Simpang Enam) Kabanjahe
7. Kartika Tour & Travel Jl. Kapt. Bangsi Sembiring
No. 18 Kabanjahe
0628-91514
8. Pt. Pesiar Indah Travel Jl. Veteran No. 14 Berastagi 0628-92767
9. Duta Wisata Travel Jl. Veteran No. 93 Berastagi 0628-91122
10. Pt. Trans Travel Jl. Veteran No. 119
Berastagi
0628-911095
Tabel 3.11 Daftar Pusat Kesehatan / Rumah Sakit Di Kabupaten Karo
No. Pusat Kesehatan / Rumah Sakit
Alamat Telepon
1. Puskesmas Berastagi Jl. Veteran No. 36 Berastagi 0628-91028 2. Rumah Sakit Umum
Profil singkat berbagai potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Karo
sebagai berikut : (Dinas Pariwisata Kabupaten Karo 2014).
1. Gunung Sibayak
Gunung Berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian
2.172 M dari permukaan laut. Pendakiannya melewati hutan belantara tropis dan
tebing yang penuh tantangan serta di puncak gunung terdapat hamparan dataran
tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif magma
dan pemandangan yang indah dan menawan.
Gunung ini dapat didaki dari dua tempat yaitu Desa Jaranguda (1,5 Km
dari berastagi) dan Desa Semangat Gunung (12 Km dari Berastagi). Untuk
Gunung ini telah memiliki jalan aspal sampai ke puncaknya, saat ini kita dapat
mencapai puncak gunung dengan kendaraan WD sampai di Bukit Kapur dan
melakukan pendakian ke puncak dengan waktu tempuh 30 menit.
2. Bukit Gundaling
Bukit Gundaling merupakan tempat wisata dengan pohon kayu yang
rindang dan bunga bungaan yang sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda.
Dari Puncak Bukit Gundaling terlihat panorama Gunung Sibayak dan Sinabung
serta Kota Berastagi. Jarak dari Kota Berastagi ke Bukit Gundaling ±2 Km dapat
menggunakan bus besar.
3. Air Terjun Sipiso-piso
Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 Meter dan dilatar belakangi
panorama indah Danau Toba, bukit – bukit, bentangan Pulau Samosir, pematang
sawah, dan ladamg. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini ± 35 Km dan
dapat menggunakan bus ukuran besar.
4. Danau Lau Kawar
Danau ini memiliki luas ± 20 Ha diapit oleh alam pegunungan yang
ditumbuhi kayu - kayuan hutan tropis dan di pinggir danau terbentang lahan
seluas 3 Ha sebagai lokasi tempat berkemah. Bagi wisatawan yang berjiwa
petualangan dari objek ini dapat melakukan kegiatan panjat tebing dan sekaligus
pendakian ke puncak Gunung Sinabung. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata
ini sekitar 27 Km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat yang melewati
5. Lau Debuk – Debuk
Objek wisata ini merupakan pemandian air panas yang mata airnya
bersumber dari perut bumi, mengandung unsur belerang. Pada waktu – waktu
tertentu ditemukan masyarakat mengadakan ritual seperti : Erpangir Kulau
(mandi ritual) yang bertujuan membersihkan diri dari roh – roh jahat dan niat –
niat yang tidak baik. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini sekitar 10 Km
dan dapat menggunakan bus ukuran besar.
6. Air Panas Semangat Gunung
Objek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas alam yang dikelola
secara professional dalam bentuk kolam renang yang suhunya berbeda – beda
sesuai dengan keinginan para wisatawan. Mata airnya bersumber dari perut bumi
dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit seperti gatal –
gatal, dan lain – lain. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini ± 13 Km dan
dapat menggunakan bus ukuran besar.
7. Taman Hutan Raya Bukit Barisan
Objek wisata ini merupakan kawasan hutan seluas ±8 Ha yang ditumbuhi
berbagai jenis kayu – kayuan hutan tropis berusia diatas 60 tahun dan didalamnya
berkembang berbagai spesies kupu – kupu langka. Di objek wisata ini dipelihara
gajah yang dapat dimanfaatkan sebagai trasnportasi wisatawan mengelilingi
hutan. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 5 Km yang dapat
8. Gua Liang Dahar
Gua Liang Dahar mempuyai tiga ruang besar dengan ukuran masing –
masing 500 m², 400 m², 300 m² serta ruang ukuran kecil lainnya. Di dalam gua
terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah dan di
atas dinding gua terdapat sarang burung layang – layang dan kalong. Jarak dari
Kota Berastagi ke objek wisata ini 40 Km, sampai ke Desa Lau Buluh dapat
menggunakan kendaraan roda empat dan selanjutnya berjalan kaki ± 30 menit.
9. Gua Ling – Ling Gara
Gua ini mempunyai keunikan alam, yang mana di dalamnya terdapat kursi
dan meja terbentuk dari proses alam. Pada masa lalu digunakan sebagai tempat
peristirahatan dan tempat perlindungan para pemburu dari kejaran binatang liar.
Jaral dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 100 Km yang dapat menggunakan
bus ukuran besar dan dari Desa Mardingding berjalan kaki satu jam.
10.Air Terjun Belingking
Air terjun ini berbeda dengan air terjun lainnya karena jatuhan airnya
bertingkat tiga dengan ketinggian jatuh keseluruhan 100 meter dan berlokasi dekat
dengan perkampungan penduduk. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 45
Km dan dapat menggunakan kendaraan roda empat.
11.Deleng Kutu
Nama binatang penghisap darah ini salah satu nama gunung di Tanah Karo
persisnya di Desa Guru Singa, Kecamatan Berastagi. Gunung Kutu tidak kalah
uniknya dengan sejumlah gunung yang berada di Tanah Karo. Padahal gunung ini
tidak setinggi Sibayak dan Sinabung, namun panorama alam yang dimiliki cukup