• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pancasila Dalam Era Pergerakan Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Pancasila Dalam Era Pergerakan Nasional"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“Pancasila Dalam Era Pergerakan Nasional”

Nama Kelompok : 1. ROMI MOH. DHIYA ULHAQ (1625010106)

2. SAFA ANNISA SUGURETA

(1625010113)

3. SHELVIA ANGGRAENY (1625010122)

4. AGRE PAYOTA PUTRA

(1625010135)

5. MIA RAMADAYANTI

(1625010137)

Jurusan

: AGROTEKNOLOGI

Semester/Kelas

: 1 (Satu) / C

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2016-2017

(2)

A. Latar Belakang

Sering kita temukan bahwa nilai-nilai pancasila di era sekarang makin merosot dari masa sebelumnya. Dalam hal ini tidak lepas dari penagruh zaman, globalisasi maupun masuknya ideologi-ideologi yang tak sesuai. Sebagai warga negara Indonesia diharapkan mampu untuk menyaring segala kegiatan globalisasi yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia itu sendiri. Di balik lahirnya pancasila, perlu proses yang panjang dan ada sejarahnya untuk membentuk suatu ideologi bangsa yang di gunakan dari masa ke masa. Berbicara tentang sejarah mungkin kita bosan mendengarnya tapi sejarah merupakan dasar dari segala aspek kehidupan yang perlu dipelajari dan diingat karena sejarah merupakan fondasi untuk membangun sesuatu yang baru. Sejarah perlu dipelajari untuk memulai perubahan dan mengambil tindakan tepat terhadap tujuan kita.

Sejarah adalah suatu kajian untuk menceritakan suatu kisaran jatuh bangunnya seorang tokoh, masyarakat, peradaban bahkan termasuk ideologi suatu negara. Pancasila adalah bagian dari kesadaran sejarah bangsa indonesia. Eksistensi pancasila selalu berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan prsepsi manusia terhadap dasar negara indonesia itu sendiri. Ideologi pancasila pada awalnya di konsepkan sebagai dasar dari segala sumber hukum yang dijadikan sebagai pandangan bangsa indonesia untuk membangun neagra yang berdasarkan atas sila-sila pancasila. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir konsep, presepsi dan penilaian terhadap pancasila bergeser.

Hal itu selain karena perubahan pandangan manusia-masyarakat terhadap intergritas panmcasila yang berkaitan dengan menurunnya tingkat pengamalan sila-sila pancasila-sila dalam kehidupan sehari-harinya, juga karena perkembangan yang cukup radikal dibidang pengetahuan dan teknologi, terutama bidang informasi dan komunikasi. Dalam perkembangan berikutnya, sekaligus sebagai biasnya, pancasila mulai mengalami dilema eksistensial.

Untuk itu perlu adanya suatu kajian yang menerangkan bagaimana eksistensi pancasila dalam kehidupan sejarah bangsa indonesia untuk mengimplementasikannya pada kehidupan di era sekarang demi kemajuan bangsa indonesia. Pemuda Indonesia di era sekarang di harapkan mampu untuk menjadi pioner perubahan pergerakan nasional sesuai dengan pancasila demi kemajuan bangsa indonesia itu sendiri baik didalam negeri ataupun luar negeri.

B. Tujuan

(3)

2. Untuk mengetahui peran Pancasila dalam mempersatukan organisasi kedaerahan

3. Untuk mengetahui peran pancasila sebagai motivator kebangkitan nasional

C. Sistematika Penulisan

I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.2 Sistematika II. Permasalahan III. Pembahasan

III.1 Nilai-nilai Pancasila dalam era pergerakan nasional

III.2 Peran Pancasila dalam mempersatukam organisasi kedaerahan III.3 Peran Pancasila sebagai motivator kebangkitan nasional IV. Kesimpulan dan Saran

IV.1 Kesimpulan IV.2 Saran V. Penutup

VI. Daftar Pustaka II. Permasalahan

2.1 Apa saja implementasi nilai-nilai pancasila dalam era pergerakan nasional ? 2.2 Bagaimana peran pancasila dalam mempersatukan organisasi kedaerahan ? 2.3 Bagaimana peran pancasila sebagai motivator kebangkitan nasional ? III. Pembahasan

3.1 Nilai-nilai Pancasila dalam era pergerakan Nasional

Nilai kesatuan : dimana kita lihat dari awal pembentukan organisasi pemuda-pemuda Indonesia pada saat itu yang ingin memerdekakan RI menyatukan seluruh pemuda Indonesia,menyatukan semangat ingin merdeka,dan menyatukan perjuangan.

Nilai Keadilan: Dimana kita ketahui setiap masalah ataupun kesepakatan selalu berdasarkan asas demokrasi atau permusyawaratan/perundingan bersama, untuk mencapai tujuan bersama.

3.2 Pancasila dalam mempersatukan organisasi kedaerahan a. Sejarah kemunculan organisasi organisasi pemuda

Pemuda merupakan salah satu elemen bangsa yang selalu menjadi garda depan dalam menghadapi persoalan bersama. Dalam sejarahnya, kelompok ini selalu

(4)

melahirkan berbagai pikiran dan gerakan menuju perubahan dan perbaikan bangsa indonesia. Peran mereka sudah dimulai jauh sebelum lahirnya negara indonesia.

Pada tanggal 20 mei 1908, atas prakarsa Dr. Wahidin S. Dan para pemuda STOVIA, seperti Soetomo, Gunawan, Suradji, dan Suwandi Soeryaningrat mengadakan rapat I di Jakarta, dan berhasil mendirikan perkumpulan yang diberi nama “BOEDI UTOMO” yang berarti kebaikan yang diutamakan. Disnilah titik awal berdirinya perkumpulan-perkumpulan yang menjurus kepada sifat nasionalisme dan patriotisme, karena setelah berdirinya Boedi Utomo maka bermunculan perkuimpulan-perkumpulan dan pergerakan bersifat luas antara lain :

1. Organisai Pertama di Indonesia : BOEDI UTOMO 20 Mei 1908 diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional

2. JONG PAGUYUBAN PASUNDAN, didirikan pada tanggal 20 Juli 1913. Beranggotakan pemuda dari Sunda.

3. TRIKORO DARMO : tahun 1915 : kumpulan pemuda Jawa tengah, Jawa timur dan Madura yang berada di Jakarta

4. JONG SUMATRANEN BOND, tahun 1917. Anggota pemuda asal Pulau Sumatra. 5. JONG CELEBES, tahun 1917, adalah pemuda pemudi yang berasal dari Sulawesi. Tokoh-tokohnya misalnya Arnlod Monotutu, Waworuntu, dan Magdalena Mokoginta 6. JONG JAVA: Pemuda Jawa. Tahun 1918. Merupakan pengganti dari TRIKORO DARMO. Anggota: Pemuda Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, dan Jawa Barat

7. JONG MINAHASA, tahun 1918, adalah suatu perkumpulan para pemuda yang berasal dari daerah Minahasa. Tujuan didirikannya adalah untuk mempererat rasa persatuan di antara sesama pemuda sedaerah dan turut serta memajukan kebudayaannya. Salah satu tokoh yang terkenal dari perkumpulan ini adalah G.R. Pantow.

(5)

Pada tahun 1908, nama Indonesia untuk pertama kalinya di gunakan oleh Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia adalah organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di negeri Belanda. Organisasi ini awalnya bernama Indische Vereeniging. Namun, pada tahun 1922 nama itu diganti menjadi Indonesische Vereeniging, tetapi pada tahun yang sama namanya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia.

Para pahlawan kita, seperti Ki Hajar Dewantara, Budi Utomo, dan DR. Mohammad Hatta, turut memopulerkan istilah Indonesia untuk mengimbangi istilah 'Hindia Belanda' yang dipakai oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II di Jakarta menggunakan nama Indonesia untuk mempersatukan pulau-pulau di Nusantara.

Lama-kelamaan sifat kedaerahan organisasi pemuda itu hilang. Mereka menyadari bahwa mereka adalah satu bangsa. Karena itu mereka berusaha menyatukan semua organisasi itu menjadi satu organisasi tunggal. Pada bulan april 1926 yang diketuai oleh M. Tabrani telah berhasil mengadakan pertemuan dengan seluruh organisasi yang disebut Kongres Pemuda I. Hadir pula Muh. Yamin yang menyampaikan pidatonyan tentang perkembangan bahasa. Meskipun kongres pemuda I dianggap sudah mencapai tujuannya akan tetapi belum bisa mengenai pada seluruh aspek-aspek bangkitnya bangsa Indonesia.

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Pada hari ini, 28 Oktober kembali diperingati hari Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia yang

(6)

menggambarkan Kesatuan dan Persatuan Kebangsaan. Melalui hari Sumpah pemuda ini kita mengenal ikrar :

Pertama

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Soepratman pertama kali dinyanyikan. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya. Tidak kalah penting pada peristiwa ini, bendera Merah Putih dikibarkan. Sumpah Pemuda, adalah Ikrar dalam kongres pemuda ke II di Jakarta yang menyatakan bahwa Putra Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, menjunjung bahasa persatuan dan berbangsa satu yaitu Indonesia. Hal ini bukan omong kosong dan bukan pekerjaan dalam waktu singkat, dan juga bukan hasil usaha dari beberapa gelintir orang saja. Sejak kebangkitan nasional 20 Mei 1908, para pemuda Indonesia telah membuktikan diri kepada penguasa Kolonial bahwa anggapan jelek bangsa Indonesia itu "Laksheid", yang berarti pemalas, tidak bersatu serta saling bermusuhan, adalah tidak benar.

Proses panjang sejak terbentuknya gerakan kepemudaan yang berciri kedaerahan seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes, Jong Ambon dan sebagainya maka pada tanggal 31 Desember 1930 jam 12 malam, mereka telah berfusi menjadi satu dan membentuk Perkoempoelan "INDONESIA MOEDA". Indonesia Muda tidak punya afiliasi dengan partai politik manapun juga, dalam

(7)

sejarahnya merupakan cikal bakal gerakan kepemudaan menuju Indonesia merdeka. Meskipun organisasi ini sudah tidak eksis lagi dizaman pendudukan Jepang, para kadernya tetap aktif memperjuangkan cita-cita mereka secara terselubung. Dengan menimba ilmu dan teknologi kemiliteran dizaman Jepang para pemuda bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia, yang ahirnya pada periode Revolusi Kemerdekaan 1945-1949, dengan semangat, cita-cita Sumpah Pemuda, ikut serta mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan R.I, 17 Agustus 1945.

Sebagai putera dan puteri Indonesia sudah seharusnya kita mengingat, menghormati, mengenang, menghayati hari sumpah pemuda. Mungkin sebagian muda dari kita ada yang ingat, tetapi ada juga yang lupa. kalau ingat, itu memang sudah seharusnya, tetapi kalau lupa rasanya sangat miris. Kita harus mengenal para pahlawan kita, bagaimana sumpah pemuda bisa terjadi, dan pada tanggal berapa sumpah pemuda diikrarkan.

Tentunya sebagai pemuda-pemudi Indonesia kita harus bisa melakukan sesuatu yang lebih, minimal bagi diri sendiri misalnya, paling tidak kita ingat kapan hari Sumpah Pemuda. Dan untuk menghormati hari Sumpah Pemuda paling tidak bisa diwujudkan dengan kegiatan sehari-hari kita seperti yang tadinya tidak pernah lari pagi jadi lari pagi pada hari H. Yang tadinya pemarah jadi pemaaf. Yang tadinya berangkat sekolah sering telat jadi datang lebih awal. Bekerja dengan hati gembira dll. Hendaknya hal itu semua tidak di lakukan hanya pada hari H saja, tapi di lakukan secara kontinyu sebagai wujud semangat jiwa muda kita, seperti halnya semangat jiwa muda para pahlawan kita.

Dengan semangat Sumpah Pemuda kita pererat persatuan dan kesatuan bangsa.

3.3 Pancasila sebagai motivator kebangkitan nasional

Awal kebangkitan nasional disebabkan beberapa faktor baik dalam negeri maupun luar negeri, antara lain faktor dalam negeri :

 Makin banyaknya atau makin tingginya kesadaran ingin bersatu

 Makin meningkatnya semangat bangsa Indonesia ingin merdeka

 Makin banyaknya orang pintar dan terpelajar di Indonesia

Dari sini dimulai dengan adanya peristiwa rengasdengklok dan panitia perncang kemerdekaan BPUPKI dan PPKI sebagai tonggak awal kebangkitan nasional bangsa indonesia.

(8)

Peristiwa Rengasdengklok merupakan kejadian penting yang mendorong percepatan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kejadian ini juga menunjukkan konflik dan perbedaan pendapat antarkelompok, terutama golongan tua dan golongan muda dalam menentukan waktu proklamasi. Namun, konflik tersebut berakhir dengan sikap saling menghargai di antara mereka. Tanpa peran golongan muda, Indonesia mungkin belum memproklamasikan secepat itu. Hal itu menunjukkan bahwa para pemuda Indonesia mampu merespon keadaan secara sigap. Para pemuda pun tetap menghormati golongan tua, dengan tetap memerhatikan para tokoh yang perlu dihormati.

Para pemuda berpendapat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan oleh kekuatan bangsa sendiri, bukan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Menurut mereka, PPKI adalah buatan Jepang setelah mendengar Jepang menyerah kepada sekutu, Sutan Syahrir yang merupakan tokoh pemuda segera menemui Moh. Hatta di kediamannya. Syahrir mendesak agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang dapat disebut golongan tua belum bersedia. Mereka yakin bahwa bagaimanapun Indonesia tidak lagi tetap akan merdeka.

Pada Rabu, 15 Agustus 1945 sekitar jam 20.00, para pemuda mengadakan pertemuan di sebuah ruangan di belakang Laboratorium Biologi Pegangsaan Timur 17 (sekarang FKM UI). Pertemuan dihadiri oleh Chaerul Saleh, Darwis, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Aidit Sunyoto, Abubakar, E. Sudewo, Wikana, dan Armansyah.

Pertemuan yang dipimpin Chairul Saleh tersebut memutuskan bahwa "kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak dapat digantung-gantungkan pada orang atau kerajaan lain. Untuk menyatakan bahwa Indonesia sudah sanggup merdeka, dan sudah tiba saat merdeka, baik menurut keadaan atau kodrat maupun histroris. Dan jalannya hanya satu, yaitu: dengan proklamasi kemerdekaan oleh bangsa Indonesia sendiri, lepas dari bangsa asing, bangsa apapun juga". Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan. Sebaliknya diharapkan diadakannya perundingan dengan Soekarno dan Hatta agar mereka diikutsertakan menyatakan Proklamasi mengingat usaha Sutan Syahrir belum berhasil.

(9)

Untuk menyampaikan hasil putusan Perundingan Pegangsaan ini kepada Soekarno, maka pada pukul 22.00 Wikana dan Darwis datang ke rumah Sukarno di Pegangsaan Timur 56. Namun Soekarno tetap pada pendiriannya bahwa Jepang masih berkuasa secara de facto. Soekarno bahkan mengingatkan bahwa musuh mereka bukan lagi Jepang, tetapi Belanda yang pasti segera datang setelah Jepang menyerah. Akhirnya pada pukul 24.00 para pemuda meninggalkan kediaman Soekarno. Akibat perbedaan tersebut, maka terjadilah peristiwa Rengasdengklok.

Mereka langsung mengadakan pertemuan di Jl. Cikini 71 Jakarta (seperti Sukarni, Yusuf Kunto, Chairul Saleh, dan Shodanco Singgih). Rapat memutuskan, seperti diusulkan Djohar Nur, "Segera bertindak, Bung Karno dan Bung Hatta harus kita angkat dari rumah masing-masing" . Chaerul Saleh yang memimpin rapat, menegaskannya sebagai keputusan rapat dengan berkata, "Bung Karno dan Bung Hatta kita angkat saja. Selamatkan mereka dari tangan Jepang dan laksanakan Proklamasi tanggal 16 Agustus 1945." Rencana mengamankan Sukarno dan Moh. Hatta pun disepakati. Shodanco Singgih ditunjuk untuk memimpin pelaksanaan rencana tersebut.

b. Hasil Sidang BPUPKI dan PPKI

SIDANG PERTAMA BPUPKI : Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia itu adalah sebagai berikut:

1. Sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat”.

2. Sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi;4. Musyawarah;dan 5.Keadilan Sosial”.

(10)

3. Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi;4. Kesejahteraan Sosial;dan 5.Ketuhanan Yang MahaEsa”. Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah "Pancasila", masih menurut beliau bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkandandiperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPKI yang pertama, setelah itu BPUPKI mengalami masa reses persidangan (periode jeda atau istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa reses persidangan, dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia Sembilan" dengan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang bertugas untuk mengolah usul dari konsep para anggota BPUPKI mengenai dasar negara Republik Indonesia.

SIDANG KEDUA BPUPKI :Masa persidangan BPUPKI yang kedua berlangsung sejak tanggal 10 Juli 1945 hingga tanggal 14 Juli 1945. Agenda sidang BPUPKI kali ini membahas tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kewarganegaraan Indonesia, rancangan Undang- Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta pendidikan dan pengajaran. Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk itu antara lain adalah: Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta).

(11)

Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitusebagai berikut :

1. Prof.Mr. Dr. Soepomo (ketuapanitiakecil) 2. Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)

3. Mr. RadenAchmadSoebardjoDjojoadisoerjo (anggota) 4. Mr. AlexanderAndriesMaramis (anggota)

5. Mr. Raden Panji Singgih (anggota) 6. Haji Agus Salim(anggota)

7. Dr. SoekimanWirjosandjojo (anggota)

Pada tanggal 13 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khususmerancangisi dari Undang-UndangDasar, yangberanggotakan7 orang tersebut. Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang pleno BPUPKI menerima laporan panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua panitianya sendiri, Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut membahas mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu :

1. Pernyataan tentang Indonesia Merdeka 2. Pembukaan Undang-UndangDasar

3. Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan sebagai "Undang-Undang Dasar1945"

(12)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa kemerdekaan Indonesia berawal dari kesatuanhati rakyatIndonesia yanginginmerdeka/bebasdari penjajahanNegaralain. Yang dimana munculnya organisasi nasional seperti Kepemudaan Indonesia yang telah berhasil pula mencapai tujuannya untuk menjadikan kebangkitan bangsa Indonesia.

Pancasila adalah sebagai dasar untuk melakukan segala hal dalam berbagai bidang aspek. Setiap nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila bersumber dari bangsa indonesia itu sendiri. Seperti nilai kesatuan dan nilai keadilan yang termasuk dalam nilai-nilai pergerakan nasional. Terbentuknya Bangsa Indonesia dimulai dengan adanya proses sejarah panjang . Oleh karenanya sebagai warga negara indonesia harus mengamalkan setiap nilai-nilai pancasila. Karena nilai-nilai-nilai-nilai pancasila itu mengandung unsur yaitu persatuan dan kesatuan, keadilan, dan toleransi. Selain itu penerapan nilai-nilai pancasila harus ada dalam setiap diri pemuda Indonesia guna menuju Indonesia lebih maju dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Jadi nilai-nilai pancasila dalam era pergerakan nasional sudah ada sejak belum lahirnya bangsa indonesia itu sendiri. Sehingga nilai-nilai tersebut menjadi fondasi utama bagi pemuda-pemuda Indonesia untuk menyatukan suara agar menjadi satu bangsa yang saling berikatan dan berkerjasama untuk membangun bangsa Indonesia . SUMPAH PEMUDA : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

4.2 Saran

Berdasarkan penjelasan mengenai pancasila dalam pergerakan nasional, kita dapat menyadari bahwa pemuda indonesia sangat penting peranannya untuk kemajuan bangsa Indonesia ini. Pemuda-pemudi indonesia hendaknya mengamalkan setiap nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya sehari-hari, untuk bersosialisasi kepada masyarakat serta sebagai bentuk

(13)

pengabdian terhadap masyarakat. Sebagai mahasiswa kita harus bisa menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai historis pancasila dalam dunia pendidikan maupun luar pendidikan sebagai tonggak awal untuk kemajuan bangsa indonesia itu sendiri. Karena mahasiswa sebagai pemuda generasi bangsa mengemban tugas untuk menjadikan bangsa indonesia ini sebagai bangsa yang bermoral, penuh tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

V. PENUTUP

Ucapan syukur kami curahkan karena telah selesai menyusun makalah pancasila yang berjudul “Pancasila dalam Era Pergerakan Nasional”. Dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari dukungan orang-orang sekitar sehingga makalah ini tersusun dan terstruktur dengan baik. Ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa karena telah memberi karunia, hidayah serta ilmu untuk menyusun makalah ini

2. Prof. Dr. Ir. Moch. Sodiq sebagai dosen mata kuliah Pancasila

3. Teman-teman Jurusan Agroteknologi Kelas C yang selalu memberi kan dukungan, saran dan kritik sehingga tercapailah penyusunan makalah ini dengan baik dan benar

VI. DAFTAR PUSTAKA

Sunarsi, M.Si/Yudistira, Wikipedia, komunitaspecintasejarah.blogspot.com (online, 13 Sep. 16)

Rushdy Hoesein, Kompas, dll. (online, 13 Sep. 16) http://www.ilmusiana.com (online, 13 Sep. 16) http://brainly.co.id (online, 13 Sep. 16)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa Koperasi Tanjung Intan selama ini menerapkan cash basis dalam pengakuan pendapatan dan beban kurang

Dari uraian diatas diperoleh kesimpulan bahwa Suku Mandailing memiliki pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan obat mulai dari spesies tumbuhan yang digunakan, penyakit

Yaitu : PENYARING AIR KOLAM UNTUK BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM MIKROKONTROLER, agar lobster air tawar dapat hidup sehat dengan

Ada 6 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengungkapan CSR sebagai variabel dependen dan profitabilitas, umur perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, dan

Berdasarkan nilai CBR yang telah diperoleh, maka dapat dianalisa besarnya perubahan nilai CBR setelah dilakukan perendaman terhadap nilai CBR yang diuji tanpa

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI, MANAJEMEN CONTROL, DAN BUDAYA PADA BISNIS ETNIS TIONGHOA DI KOTA PALU. Diajukan Sebagai Salah

Halaman ini adalah tampilan dari menu pegawai yang ada di kolom guru. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan informasi data profil guru, mulai dari jabatan , Nip hingga no

Dari hasil studi literatur dapat dijadikan suatu gagasan bahwa limbah sagu dapat dimanfaatkan sebagai potensi sumber daya lokal dalam pembuatan biosorben untuk mengurangi