• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN LAHAN BERDASARKAN ASPEK FISIK, BIOLOGI DAN SOSIAL UNTUK PERENCANAAN ASET GEDUNG KANTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN LAHAN BERDASARKAN ASPEK FISIK, BIOLOGI DAN SOSIAL UNTUK PERENCANAAN ASET GEDUNG KANTOR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

D.1

ANALISIS KELAYAKAN LAHAN BERDASARKAN

ASPEK FISIK, BIOLOGI DAN SOSIAL UNTUK

PERENCANAAN ASET GEDUNG KANTOR

Ulfa Latifah1), Royvan Gregorius2), Tri Setyowati3) 1)

Politeknik Negeri Bandung ulfa.latifah.mas16@polban.ac.id

2)

Politeknik Negeri Bandung royvan.gregorius.mas16@polban.ac.id

3)

Politeknik Negeri Bandung tri.setyowati@polban.ac.id

Abstract

The office building is an asset that is required for the company's operational activities. The purpose of this study is to analyze the feasibility of the site used for office buildings to produce an office building asset planning model. Site feasibility analysis is carried out based on physical, social and biological aspects to assess the suitability of the land being used as an office building. This research uses descriptive methods with qualitative and quantitative approaches. Data obtained from the results of observations, interviews, and documentation studies. The analysis technique used is the standard of land use for buildings that produce site area, green open space, free building area; and Standard office supplies. The results showed that the land is suitable for use as an office in terms of social aspects, namely the ease of accessibility, complete drainage infrastructure, telecommunications networks, and electricity; From a biological aspect, namely a comfortable climate, no protected flora and fauna; From the physical topography aspect, namely sloping land, strong soil types to support building loads. The office building asset planning model starts from determining the need for infrastructure, facilities and office building facilities; carry out an asset development plan by applying standards for the use of building assets, namely for own use or public services; determine the budget according to the assets and facilities needed.

Keywords: Biological Aspect, Feasibility of Land, Model asset planning, Physical

Aspect, Social Aspect

Abstrak

Bangunan kantor merupakan aset yang diperlukan untuk kegiatan operasional perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kelayakan tapak yang digunakan untuk gedung kantor sehingga menghasilkan model perencanaan aset gedung kantor. Analisis kelayakan tapak dilakukan berdasarkan aspek fisik, sosial, dan biologis untuk menilai layak tidaknya lahan tersebut digunakan sebagai gedung kantor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data didapat dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu standar penggunaan lahan untuk bangunan yang menghasilkan luas tapak, ruang terbuka

(2)

D.2

hijau, luas area bebas bangunan; dan Standar perlengkapan kantor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan tersebut layak digunakan sebagai kantor ditinjau dari aspek sosial yaitu adanya kemudahan aksebilitas, kelengkapan infrastruktur drainase, jaringan telekomunikasi, dan listrik; dari aspek biologi yaitu iklim yang nyaman, tidak terdapat flora dan fauna yang dilindungi; dari aspek fisik topografi yaitu lahan yang landai, jenis tanah kuat untuk menopang beban bangunan. Model perencanaan aset gedung kantor dimulai dari menentukan kebutuhan prasarana, sarana, dan fasilitas gedung kantor; melakukan rencana pengembangan aset dengan menerapkan standar penggunaan aset gedung yaitu untuk dipakai sendiri atau layanan publik; menentukan anggaran sesuai aset dan fasilitas yang dibutuhkan.

Kata Kunci: Kelayakan Lahan, Aspek Biologi, Aspek sosial, Aspek fisik, Model perencaan Aset Gedung Kantor

1. PENDAHULUAN

Lahan dan gedung kantor termasuk kedalam jenis aset real estate (Campbell, 2011). Kedua aset tersebut diperuntukan kegiatan operasional suatu kantor sehingga diperlukan perencaan pengadaan. Tahapan perencanaan aset (Victoria Government, 1995) yaitu menentukan kebutuhan aset yang terdiri dari identifikasi kebutuhan aset, analisis kesenjangan, dan analisis kelayakan, mengevaluasi kondisi aset yang ada dengan memperhatikan kondisi fisik, utilitas, fungsionalitas, dan kinerja asset, pengembangan strategi aset dan anggaran. Analisis kelayakan aset dilakukkan untuk mengevaluasi kesiapan lahan dibangun gedung kantor. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan aset yang ada akan dibangun gedung kantor di atas lahan yang idle.

Analisis kelayakan lahan perlu dikaji lebih dalam sehingga memudahkan stakeholder untuk mengambil keputusan. Analisis kelayakan lahan merupakan salah satu jenis perencanaan untuk mengidentifikasi penggunaan lahan yang paling sesuai. Kelayakan lahan dapat dilihat berdasarkan aspek fisik, biologi, dan sosial (Largo,2013). Kelayakan lahan dari aspek fisik meliputi total area yang mencakup hal mendasar yang diijinkan secara hukum seperti koefisien dasar bangunan, koefisien dasar hijau dan area bebas, Dimensi memungkinkan perancangan untuk menggambar bentuk tanah yang benar

dengan skala yang sesuai dengan desain yang dipersyaratkan, Geometri yaitu bentuk tanah sesuai dengan kebutuhan, morpologi yaitu tingkat kemiringan tanah dan geologi yaitu jenis dan sifat tanah. Aspek biologi yaitu iklim pada lingkungan lahan memiliki temperatur rata-rata dan kelembaban udara masing-masing 23,4 derajat celcius dan 72%, arah matahari lokasi lahan langsung mendapatkan sinar matahari, kondisi angin di lokasi lahan memiliki kecepatan angin rata-rata 4,3 knot, margasatwa yaitu keberadaan flora dan fauna di area lahan yang dilindungi, view yaitu lingkungan lahan dapat menambahkan estetika dan fitur visual pada gedung yang akan dibangun, lingkungan alam yaitu lokasi tapak berada pada wilayah lembah cekungan yang melandai ke arah selatan dan sumber daya alam di area lahan tidak terdapat sumber daya alam panas bumi dan tambang.

Aspek sosial meliputi jaringan transportasi yang mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang menggunakan rel, jalan darat, angkutan laut, angkutan sungai, angkutan danau dan udara, trotoar yaitu jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan sumbu jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, infrastruktur yaitu ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas di lingkungan lahan, bangunan dan fasilitas memastikan tidak terdapat bangunan atau artefak yang memiliki nilai sejarah di area

(3)

D.3 lahan, ruang kota yaitu ruang terbuka di lingkungan tapak seperti alun-alaun dan ruang terbuka hijau, serta elemen lanskap meliputi elemen buatan seperti lampu, lukisan mural yang dapat memberikan nilai estetika pada gedung kantor (Ouf, 2019).

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kelayakan lahan sebagai kantor dilihat dari aspek yang melekat pada lahan diantaranya aspek fisik, aspek biologi dan aspek sosial. Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya.

2. KAJIAN LITERATUR

Lahan dan bangunan gedung kantor merupakan jenis aset yang masuk pada kategori Real Estate menurut Campbel et all (2011). Lahan merupakan tempat dimana bangunan yang direncanakan akan didirikan (Ouf, 2018). Perencanaan Aset terdiri dari empat tahapan yaitu menentukan kebutuhan aset, mengevaluasi kondisi aset yang ada, pengembangan strategi aset, dan anggaran.

Gambar 1 Tahapan Perencanan Aset

1. Analisis kelayakan lahan

Analisis Kelayakan lahan merupakan proses mengidentifikasi dan mengevaluasi lahan secara fisik, biologi, dan sosial (Largo, 2013).

Gambar 2 Analisis Kelayakan Lahan Sumber : Modifikasi Largo (2013) dan Ouf.at all (2019)

Aspek Fisik merupakan tahap awal dalam mengidentifikasi kelayakan tapak yang berpotensi. Berikut penjelasan indikator fisik menurut Ouf (2019)

a. Total Area, indikator terpenting dan pernyataan mendasar untuk membangun sebuah bangunan yang diijinkan secara hukum

b. Dimensi, memungkinkan perancangan untuk menggambar bentuk tanah yang benar dengan skala yang sesuai dengan desain yang dipersyaratkan.

c. Geometri, bentuk terakhir arsitektur untuk desain bentuk tanah oleh pihak eksternal yang kemudian

mendefinisikan sesuai dengan batasan, sehingga menghasilkan keputusan menjadi bentuk arsitektural biasa, semi reguler atau organik.

d. Morpologi, bentuk permukaan tanah dan kemiringan lereng yang dapat digambarkan pada peta kontur serta ketinggian suatu tempat dari permukaan laut.

Sosial Biologi

Fisik

Analisis Kelayakan Lahan

1. Jaringan Transport asi 2. Trotoar 3. Infrastruktur 4. Bangunan dan Fasilitas 5. Infrastruktur 6. Elemen Lanskap 1. Iklim 2. Arah Matahari 3. Arah angin 4. Vegetasi 5. View 6. Lingkung an Alam 7. Sumber daya alam 1. Total Area 2. Dimensi 3. Geometri 4. Morpologi 5. Geologi

(4)

D.4 e. Geologi, sifat tanah yang terdiri dari

plastisitas, permeabilitas dan struktur tanah serta komposisi lapisan tanah. Aspek biologi meliputi iklim, arah matahari, kondisi angin, margasatwa, pemandangan (view), lingkungan alam dan sumber daya alam. Berikut penjelasan aspek biologi secara rinci menurut Ouf (2018 :9 -12) :

a. Iklim, lingkungan alami dari tanah yang terdiri dari suhu rata-rata maksimum dan minimum di musim panas dan musim dingin, rata-rata kelembaban relatif, curah hujan rata-rata, lamanya penyinaran matahari, dan rata-rata tekanan atmosfer

b. Arah Matahari, matahari muncul seolah- olah bergerak mengelilingi pusatnya

mengikuti jalur imajiner dengan sudut kemiringan yang konstan sepanjang tahun.

c. Kondisi Angin, dipantau di lokasi sehubungan dengan arah, kualitas udara, properti, dan kecepatannya.

d. Margasatwa, tempat hidup tumbuhan dan hewan serta belum banyak aktivitas manusia di dalamnya. Lokasi tersebut masih mempertahankan kualitas alaminya dan karakteristik. Beberapa di antaranya bisa langka dan berubah menjadi "alami", yang melarang pembentukan bangunan atau aktivitas manusia kecuali oleh peraturan & ketentuan resmi.

e. View, Beberapa lahan memiliki elemen alami dan lingkungan yang menambah estetika dan fitur visual pada berbagai tingkatan.

f. Lingkungan alam, studi tentang lingkungan yang cocok untuk proyek tanah harus memahami keuntungan dan kerugian lingkungan proyek yang mempengaruhi fungsi dan bentuk bangunan.

g. Sumber daya alam, mengidentifikasi sumber daya alam yang tersedia pada lahan dan dapat membantu dalam menyediakan beberapa kebutuhan proyek dengan pengeluaran minimum, sambil mempertahankan beberapa sumber daya yang tidak dapat

diperbaharui sebanyak mungkin.

Perubahan penggunaan lahan sering kali terjadi dalam konteks sosial. Aspek sosial meliputi jaringan transportasi, pedestrian atau trotoar, ruang terbuka, bangunan dan fasilitas serta infrastruktur. Berikut penjelasan secara rinci menurut Ouf (2018):

a. Jaringan transpotasi, jaringan jalan untuk kendaraan adalah arteri utama dan sub untuk kota, zona, pengalih perhatian, lahan, dan saluran distribusi. Setiap bidang tanah setidaknya harus menghadap ke jalan. Setiap jalan memiliki spesifikasi yang ditentukan sesuai ke hierarki jalan.

b. Trotoar, yang mengelilingi atau terletak di tanah adalah jalur pejalan kaki yang diperuntukan untuk pejalan kaki. trotoar mengikuti sistem hierarki, dengan penerangan, pemandangan jalan, lereng atau menuruni tangga jika trotoar berada di tingkat yang berbeda.

c. Ruang perkotaan, ruang terbuka publik di perkotaan terdiri dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH). Ruang terbuka meliputi taman bermain dan taman umu.

d. Bangunan dan Fasilitas, tanah yang akan dibangun sebuah proyek baru harus mengidentifikasi keberadaan warisan budaya yang memiliki nilai sejarah di tanah tersebut. Identifikasi bangunan dan fasilitas disekeliling tapak memudahkan pembuat keputusan untuk bergabung ke lingkungan tapak sehingga terciptanya kesesuaian dan keseimbangan lingkungan.

e. Infrastruktur, Prasarana , sarana dan utilitas lingkungan merupakan infrastruktur yang harus tersedia di kawasan perkoraan maupun pedesaan. f. Elemen Lanskap, Elemen lansekap

dapat diklasifikasikan menjadi elemen alami dan elemen buatan. Elemen alami merupakan elemen yang dibangun dengan sengaja. Elemen buatan merupakan benda-benda buatan manusia.

(5)

D.5 Pengumpulan Data Awal Definisi Masalah kantor

Pengembangan strategi aset gedung kantor diantaranya menentukan standar dan tingkat layanan yang diberikan serta menilai metode untuk penggunaan aset. Standar yang digunakan pada rancangan gedung kantor terdiri dari standar rancangan untuk area luar gedung kantor dan area dalam gedung kantor. Standar untuk area luar kantor harus memperhatikan faktor-faktor alam yang dapat mempengaruhi kenyamanan dalam gedung yaitu iklim, suara, visual/view, biologi, kinetik, dan teknologi Sedangkan standar untuk area dalam gedung kantor terdiri dari ruang penerimaan, ruang utama, ruang penunjang, dan ruang pelayanan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan yaitu metode desktiptif karena karakteristik fenomena/masalah dapat dipahami. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif dan Kuntitatif (Mix Methode). Tahap demi tahap penelitian perlu ditetapkan terlebih dahulu. Adapun tahapan penelitian sebagai berikut : 1. Pengamatan

Menemukan gejala/deteksi atas fenomena – fenomena yang terjadi di lapangan. 2. Pengumpulan Data Awal

Pengumpulan data awal dilakukan dengan melakukan wawancara tidak terstruktur. 3. Definisi Masalah

Menentukan masalah penelitian berdasarkan data yang diperoleh di lapangan yaitu kapasitas gedung kantor yang tersedia lebih kecil daripada beban muatan yang ada.

4. Kerangka Teoretis

Hasil dari pendefinisian masalah yaitu menentukan variabel – variabel yang digunakan sehingga peneliti dapat menyatakan tujuan penelitian.

5. Desain Penelitian Ilmiah

Peneliti menentukan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kelayakan lahan sebagai kantor, menentukan unit analisis yaitu organisasi dengan desain sampel nonprobabilitas.

6. Pengumpulan, Analisis dan Interpretasi Data

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

7. Penulisan Laporan

Kesimpulan merupakan interpretasi dari hasil analisis data yang telah dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis sementara dari peneliti.

Gambar 1 Prosedur Penelitian Adaptasi Sekaran (2003)

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sampel penelitian yaitu lahan berlokasi di Jl Sangkuriang Kota Cimahi dan Jl Tanung arat No 1 Jakarta Selatan. Adapun variabel atau indikator yang akan diukur meliputi total area, dimensi, geometri, morpologi, geologi, iklim, arah matahari, kondisi angin, margasatwa, view, lingkungan alam, sumber daya alam, jaringan transportasi, trotoar, ruang perkotaan. bangunan dan fasilitas, infrastruktur, serta elemen lanskap. Teknik analisis data untuk indikator total area menggunakan perhitungan sebagai berikut :

KDB = 60% x Luas lahan yang Kerangka Teoritis Desain Penelitian Selesai Penulisan Laporan

Pengumpulan, Analisis dan Interpretasi Data

Pengamatan Mulai

(6)

D.6 dibutuhkan

KDH = 20% x Luas lahan yang dibutuhkan

(7)

D.7 Teknik analisis data pada indikator dimensi sebagai berikut :

1) Konvers panjang dilapangan menjadi panjang dikertas

2) Konversi luas di lapangan menjadi luas di kertas

Teknik analisis data perlengkapan kantor sebagai berikut :

Biaya Perlengkapan : P x Q

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis kelayakan lahan yang diukur dengan menggunakan tiga aspek yang terdiri dari aspek fisik, aspek biologi, dan aspek sosial maka hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aspek Fisik

Kelayakan lahan berdasarkan aspek fisik terdiri dari lima indikator yaitu total area, dimensi, geometri, morpologi, dan geologi. Kelayakan lahan dari indikator total area dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1 Total Area

Keterangan

KDH : Koefisien Daerah Hijau KDB : Koefisien Daerah Bangunan KLB : Koefsien Lantai Bangunan TLT : Total Luas Tanah

LTB : Luas Tanah yang Dibutuhkan LKB : Luas Kebutuhan Bangunan JLB : Jumlah Lantai Bangunan

Kelayakan lahan dari indikator dimensi memungkinkan perancangan untuk menggambarkan bentuk tanah yang

benar dengan skala yang sesuai dengan desain yang dipersyaratkan.

Gambar 2 Bentuk Lahan

Keadaan eksisting lahan yaitu bentuk tanah dapat digambar sesuai dengan ketentuan tata ruang kota yang disyaratkan.Oleh karena itu, lahan layak dibangun kantor berdasarkan indikator dimensi. Kelayakan lahan berdasarkan indikator geometri membantu desain bentuk tanah yang kemudian mendefinisikan sesuai dengan batasan tanah sehingga menghasilkan keputusan bentuk arsitektural. Adapun kondisi eksisting bentuk tanah yaitu beraturan (bidang persegi panjang), batas-batas tanah berupa jalan dan bangunan dengan bentuk arsitektur biasa. Oleh karena itu, lahan layak dibangun gedung kantor berdasarkan indikator geometri.

Kelayakan lahan berdasarkan indikator morpologi termuat pada Peraturan Menteri PU No 32 Thn 2008 pasal 19 penetapan lokasi siap bangun salah satu syaratnya yaitu keadaan topografi datar. Kondisi eksisting topografi lokasi lahan yaitu 0 – 8% termasuk dalam kategori datar. Oleh karena itu, lahan layak dibangun gedung kantor. Kelayakan lahan berdasarkan indikator geologi temuat pada Peraturan Menteri PU No 45 thn 2007 pasal 3 bahwa struktur pondasi harus mampu menjamin kestabilan bangunan. Kondisi eksisting jenis tanah di lokasi tapak yaitu lempung tufaan dan tanauan. Struktur pondasi yang sesuai dengan jenis tanah yaitu pondasi dangkal. Oleh karena itu, lahan layak dibangun gedung kantor.

2. Aspek Biologi

Kelayakan lahan berdasarkan aspek Indikator Standar Eksisting Kelayakan

Lahan KDH : 20% TLT : 400 m2  Total Area LTB: 245,47 m2 LKB: 589,13 m2 KDH: 49 m2 KDB : 60% KDB :147,28 m2 KLB : 2,5 KLB: 613,67 m2 JLB : 4 lantai

(8)

D.8 biologi terdiri dari tujuh indikator yaitu iklim, arah angin, kondisi angin, vegetasi, view,lingkungan alam, dan sumber daya alam. Indikator iklim mengacu pada sSandar Nasional Indonesia tentang kenyamanan termal dilihat berdasarkan besaran temperatur rata-rata dan kelembaban udara. Temperatur rata-rata di lokasi lahan yaitu 23,4°C dan kelembaban rata-rata yaitu 72%. Indikator arah matahari lokasi lahan tidak terdapat bangunan tinggi yang dapat menjadi penghalang masuknya cahaya matahari. Rata-rata lamanya penyinaran matahari di lokasi lahan selama tahun 2019 yaitu 66,7%.

Gambar 3 Arah Matahari

Indikator kondisi angin kecepatan rata-rata angin pada tahun 2019 yaitu 4,3 knot. Berikut rincian hasil penelitian berdasarkan aspek biologi.

Tabel 2. Kelayakan lahan dilihat indikator iklim, arah matahari, kondisi angin

Berdasarkan data tersebut lahan layak dibangun gedung kantor dilihat dari indikator iklim, arah matahari, dan kondisi angin. Kelayakan lahan dilihat dari indikator margasatwa termuat pada UU No 26 tahun 2007 tentang penataan ruang pasal 20 bahwa kawasan lindung yang menjadi tempat hidup flora dan fauna yang dilindungi tidak boleh dialih fungsikan, sedangkan kondisi eksisting pada area lahan tidak terdapat flora dan fauna yang dilindungi. Oleh karena itu lahan dapat dialih fungsikan sebagai kantor. Kelayakan dilihat dari indikator view tidak ada pemandangan dari luar tapak yang mengganggu seperti kawasan kumuh. View yang akan diperoleh dari dalam tapak yaitu view kondisi lalu lintas dan kondisi bangunan yang ada disekitar lahan. Oleh karena itu, lahan layak dibangun kantor. Kelayakan lahan berdasarkan indikator lingkungan alam mengacu pada fitur lingkungan sehingga mengetahui keuntungan dan kerugian dari fitur tanah. Lokasi lahan berada pada wilayak lembah cekungan yang melandai ke arah selatan. Kemiringan lereng 0 – 8% termasuk kategori datar maka keuntungan fitur tanah tersebut yaitu memudahkan dalam pembangunan gedung dan bencana longsor dapat dihindari. Kelayakan lahan berdasarkan indikator lingkungan alam dan sumber Indikator Standar Eksisting Kelayakan

Iklim Kondisi iklim di dalam gedung harus menciptakan kenyamanan optimal Kondisi lingkungan lahan masuk kategori nyaman optimal  Arah Matahari Pergerakan matahari langsung menyinari lokasi lahan, perancangan bangunan menggunakan komponen langit Matahari langsung menyinari lokasi lahan tidak ada media penghalang  Kondisi Angin Kondisi angin dapat menentukan ventilasi pada bangunan. Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh angin Kondisi angin di lokasi tapak terlewati oleh angin muson timur dan angin muson barat. 

(9)

D.9 daya alam secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3. Kelayakan lahan berdasarkan indikator lingkungan alam dan sumber daya alam

Berdasarkan data tersebut lahan layak dibangun kantor dilihat dari indikator lingkungan alam dan sumber daya alam. 3. Aspek Sosial

Kelayakan lahan berdasarkan aspek biologi terdiri dari enam indikator yaitu jaringan transportasi, trotoar, ruang terbuka, bangunan dan fasilitas, infrastruktur serta elemen lanskap. Kelayakan lahan dilihat dari indikator jaringan transportasi yaitu setiap bangunan harus memenuhi asas aksebilitas dan fasilitas salah satunya kemudahan untuk mencapai bangunan. Kondisi eksisting jaringan transportasi pada lingkungan lahan tersedia fasilitas penunjang kegiatan pengangkutan dan moda transportasi dengan jarak terdekat yaitu 2,1 m dan jarak terjauh yaitu 5,1 m. Oleh karena itu, lahan layak dibangun kantor. Kelayakan lahan dilihat dari indikator trotoar yaitu trotoar harus menjamin kemudahan pergerakan, keamanan, dan kenyamanan sedangkan kondisi eksisting trotoar belum memenuhi standar kemudahan dan kenyamanan. Kelayakan indikator ruang

perkotaan yaitu tersedia ruang tebuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Pada lokasi lahan tersedia sarana olahraga yaitu stadion sangkuriang yang berjarak 0,61 km dari lokasi lahan. Indikator bangunan dan fasilitas memastikan tidak ada jenis bangunan maupun failitas yang memilki nilai sejarah di area lahan. Indikator infrastruktur pada lingkungan lahan yang akan dibangun kantor harus tersedia sarana, prasaranan dan utilitas. Sarana umum terdiri dari sarana pemerintahan, pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, ibadah, dan sarana olah raga. Prasarana yang tersedia di lingkungan lahan yaitu jalan kota. Lokasi lahan mudah di akses selain jalan tersedia saluran drainase dan pembuangan sampah. Utilitas yang tersedia di lingkungan lahan diantaranya jaringan listrik dan telepon. Adapun kelayakan lahan dilihat dari indikator ruang perkotaan, bangunan dan fasilitas serta infrastruktur dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Kelayakan Lahan Berdasarkan indikator ruang perkotaan, bangunan dan fasilitas, Infrastruktur

Indikator Standar Eksisting Kelayakan Lingkungan Alam Keuntungan wilayah lembah cekungan yang melandai yaitu mengurangi risiko bencana longsor Tapak berada di wilayah lembah Cekungan yang melandai  SDA Panas Bumi dikelola dan dikuasai negara Tidak terdapat sumber daya panas bumi 

Indikator Standar Eksisting Kelayakan Ruang Perkotaan Ketersediaan ruang terbuka di kawasan perkotaan dapat meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat, indah, bersih dan nyaman Ketersedi an ruang terbuka meliputi ruang terbuka hijau dan non hijau  Bangunan dan Fasilitas Pemilihan lokasi untuk membangun sebuah gedung harus memperhatikan artefak dan cagar budaya di area tapak Tidak terdapat artefak atau monumen cagar budaya di Dalam area tapak 

(10)

D.10 Infrastruktur Jarak tempuh

lokasi menuju prasarana, sarana dan utilitas kurang lebih 30 menit Ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas di lingkungan tapak dengan jarak kurang dari 3 km sehinnga dapat ditempuh kurang dari 30 menit 

Berdasarkan data yang temuat pada tabel 4 lahan layak dibangun kantor. Kelayakan dilihat dari indikator elemen lanskap layak dibangun kantor. Elemen lanskap berfungsi untuk menambah estetika sedangkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cimahi KDH yang harus tersedia yaitu 20% maka luas RTH pada lahan yang akan dibangun gedung kantor yaitu 49 m2. Ruang terbuka hijau termasuk pada kategori elemen lanskap alami.

Pengembangan aset gedung kantor diantaranya menentukan standar pengunaan layanan aset untuk dipakai sendiri atau dipakai secara publik.

Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR N0 Tahun 2007 Prasarana yang harus tersedia pada gedung kantor yaitu ruang penerima, ruang utama, ruang pelayanan, dan ruang penunjang. Ruang penerima terdiri dari parkir, lobi, ruang tunggu, dan ruang terbuka hijau. Ruang penerima digunakan untuk layanan publik. Ruang utama terdiri dari ruang kerja, ruang nyimpanan, ruang rapat digunakan hanya untuk kegiatan kantor. Ruang pelayanan diantaranya ruang cctv, ruang genset, dan dapur digunakan untuk kegiatan operasional kantor. Ruang penunjang diantaranya musholla dan kantin digunakan untuk pelayanan publik. Penerapan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan yaitu iklim.

Perlengkapan kantor menurut

permen pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi Republik Indonesia No 48 Tahun 2013 terdiri dari perabot furniture, alat elektronik, dan alat bermesin tanpa menggunakan listrik, alat visual, alat perlengkapan medis, dan perangkat telekomunikasi. Kebutuhan perlengkapan kantor berbeda -beda disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk aset bangunan dan fasilitas sebagai berikut :

5. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelayakan lahan sebagai kantor secara menyeluruh sudah layak. Hal ini dapat dilihat dari fisik tanah yang cenderung landai dan jenis tanah yang kuat sehingga dapat menopang beban bangunan, luas tanah yang dapat memenuhi kebutuhan luas gedung kantor. Selain dilihat dari fisik tanah kelayakan lahan dapat juga dilihat dari segi biologi dan sosial. Aspek biologi pada lingkungan lahan diantaranya kondisi iklim yang dapat memberikan kenyaman optimal , Area lahan tidak terdapat bangunan yang memiliki nilai sejarah, tidak terdapat flora dan fauna yang termasuk langka atau dilindungi, di dalam tanah tidak terdapat sumber daya alam yang harus dikelola negara, serta pemandangan dari dalam lahan tidak ada yang memiliki dampak negatif terhadap pembangunan gedung.

Adapun dari aspek sosial yaitu lahan mudah diakses ditandai dengan ketersediaan jaringan transportasi, ketersediaan infrastruktur pada lingkungan lahan. Pengembangan strategi aset gedung kantor

No Jenis Biaya Total

1 Biaya pembersihan Rp 2.800.000 2 Biaya pembangunan Rp 2.728.869.460 3 Biaya Perlengkapan Rp 253.927.092 4 Biaya pembangunan

lahan parkir dan taman

Rp 17.124.717

Estimasi Biaya Rp 3.002.721.269 Estimasi Biaya Sisa Lahan Rp 23.179.500 Total Estimasi Biaya Rp 3.025.900.769

(11)

D.11 yaitu ruang – ruang yang tersedia diantaranya ruang penerima, ruang utama, ruang pelayanan dan ruang penunjang. Standar layanan aset ruang penerima digunakan untuk layanan publik, ruang utama digunakan untuk pribadi, ruang pelayanan digunakan untuk pribadi dan ruang penunjang digunakan untuk pelayanan publik.

6. DAFTAR PUSTAKA

Campbel, et all. (2011). Asset Management Excellence : Optimazing Equipment Life-Cycle (2 nd Ed). New York : CRC Press.

Largo,J.A. (2013). Site Analysis : Informing Context-Sensitive and Sustainable Site Planning and Design (3 nd Ed). Canada : John Wiley & Sons.

Ouf, T.A., & Abeer, M. (2018). An

Approach To Design Decisions Through Site Analysis Process. Journal Of Engineering Sciences & Research Technology. 7(9). 9 – 12

Sekaran U. (2003). Research Methods For Busines, Book 1, Edisi 4. Newwork : John Wiley & Sons.

Peraturan Daerah Kota Cimahi No 4 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cimahi Tahun 2012 – 2032.

Peraturan Menteri Perumahan Rakyak No.32 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri.

Peraturan Permen Pekerja Umum No 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara. Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang Wilayah. Victoria Department of Treasury and

Finance. 1995. Asset Management Series Part 2. Victoria: The state of Victoria

Gambar

Gambar 1 Tahapan Perencanan Aset  1.  Analisis kelayakan lahan
Gambar 1 Prosedur Penelitian Adaptasi  Sekaran (2003)
Tabel  2.  Kelayakan  lahan  dilihat  indikator  iklim,  arah  matahari,  kondisi  angin
Tabel  4.  Kelayakan  Lahan  Berdasarkan  indikator  ruang  perkotaan,  bangunan  dan  fasilitas, Infrastruktur

Referensi

Dokumen terkait

Mula saka iku, kabudayan Jawa kalebu sawijining kabudayan kang sugih karo prodhuk-prodhuk kabudayan kang sinebut tradhisi tutur tinular, yaiku warna-warna pakulinan kang

Dari hasil analisis yang disajikan dalam tabel menunjukan bahwa nilai korelasi antara semua variabel bebas sebesar 0.444 lebih kecil dari 0.60 sehingga dapat disimpulkan bahwa

kan saya seneng dik bisa ngeusahain ngasih ASI Eksklusif soalnya kan saya mau ngasih yang.. terbaik buat anak

Komunikasi Strategis Perguruan Tinggi Swasta dalam Membangun Brand Equity (Studi Kasus: Universitas Katholik Soegijapranata).. Adalah bebar-benar hasil karya saya sendiri dan

Oleh karena itu dalam proses pembelajaran harus ada usaha yang tepat dalam memaknai dan merespon semua pola pendidikan, sebab pemahaman terhadap sebuah pola pendidikan

‫وفقاً لفيسياك ‪ ،‬فإن التحليل البنّاء هو فرع من اللغويات اليت تدرس مقارنة لغتني أو أكثر ‪ ،‬أو أنظمة فرعية للغة ‪،‬‬ ‫هبدف

Materi yang disajikan sesuai dengan RPP yang ada. Guru menyampaikan materi dengan sangat komunikatif dan di sisipi dengan lelucon sehingga membuat siswa tidak terlalu kaku

Dalam pengertian di atas dapat disimpulkan di dalam perusahaan, piutang dapat terjadi karena adanya transaksi yang dilakukan secara kredit, baik yang berhubungan