• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 9 KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS. B a b - 9Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 9 KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS. B a b - 9Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

B a b - 9Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Kawasan Strategis

Lokasi kewenangan

pengelolaan akomodasi Arah Pengembangan

Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Pertahanan Dan Keamanan

 Membatasi antara lahan terbangun disekitar kawasan Hankam dengan kawasan lainnya yang belum terbangun sehingga diperoleh batas yang jelas dalam pengelolaannya;

 Kawasan YONKAV VIII di Kecamatan Beji;

 Mengembangkan kegiatan budidaya secara

selektif didalam dan disekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

 Kawasan penunjang

fasilitas TNI – AL,

STASCAR di Desa

Gerongan, Kecamatan

Kraton;

 Mengembangkan kawasan lindung dan/atau

kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun;

 Kawasan TNI AU Raci di Kecamatan Rembang dan Kraton;

 Menetapkan kawasan Hankam pada kawasan

yang saat ini merupakan kawasan bagi kegiatan

militer, namun secara khusus apabila

diperlukan pengembangan atau relokasi dapat

dilakukan koordinasi antara Pemerintah

dengan Departemen Pertahanan.

 Kawasan BRIMOB

Watukosek di Desa

Watukosek, Kecamatan

Gempol;

 Kawasan Latihan Tembak

di Kecamatan Gempol;

 Kawasan PUSLATPUR

TNI-AL Kecamatan Lekok. Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Peruntukan Industri

 Pemantapan kawasan industri eksisting melalui

upaya mempertahankan kawasan dan

mendukung keberlanjutannya;

Kabupaten Pasuruan

 Meningkatkan pelayanan sarana prasarana

kepada kawasan dan kegiatan yang sedang maupun diharapkan berkembang pada kawasan yang dimaksud;

 Melakukan akomodasi dan mengarahkan minat investor kepada kawasan-kawasan peruntukan industri yang dikembangkan;

BAB 9

KETERPADUAN PROGRAM

(2)

B a b - 9Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Kawasan Strategis

Lokasi kewenangan

pengelolaan akomodasi Arah Pengembangan

 Mengakomodasi dan mengupayakan kegiatan

industri yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan lainnya di Kabupaten Pasuruan sebagai upaya meningkatkan gerak roda perekonomian wilayah.

 Pengembangan lebih lanjut terhadap kawasan industri yang ada dengan mempertimbangkan

pengembangan kawasan sekitarnya serta

keterkaitannya secara regional.

 Perlu adanya pengendalian terhadap kawasan Industri, maupun kawasan dengan peruntukan industri agar menjadi suatu kawasan yang terintegrasi agar dalam pengembangannya terkendali dan tertata dengan baik, membentuk suatu keterhubungan yang bernilai positif bagi perkembangan wilayah pada sekitar kawasan tersebut maupun bagi Wilayah Kabupaten Pasuruan (efek regional)

Kawasan di Sekitar Interchange

Pengembangan kawasan di sekitar interchange

Gempol, Bangil, Pandaan, Rembang-Kraton, Purwodadi dan Grati

Kawasan

Agropolitan

 Pengembangan kegiatan agropolitan meliputi kawasan yang cukup luas dan memiliki sistem pelayanan berjenjang, sehingga dalam kawasan

yang termasuk dalam pengembangan

agropolitan juga dikembangkan sistem

keterkaitan antara pusat maupun sub pusat serta wilayah pendukungnya. Pengembangan struktur maupun sistem pelayanan kegiatan

agropolitan dilakukan secara terintegrasi

dengan pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten.

kecamatan Tutur, Pasrepan, Puspo, Tosari, Kejayan, dan Wonorejo

 Pengembangan dan penataan ruang kawasan

pusat agropolitan beserta kegiatannya dalam rangka menunjang kegiatan agropolitan yang dikembangkan;

 Pengembangan kawasan agropolitan setidaknya

menyangkut pengembangan kegiatan pertanian

secara luas, pengembangan agroindustri,

agrobisnis dan membuka peluang

pengembangan agrowisata;

 Pengembangan dan penyediaan sarana dan

prasarana penunjang Kawasan agropolitan, diantaranya menyangkut tentang produksi, pemasaran, akses dan pengairan, serta lainnya yang terkait;

 Pengembangan kawasan agropolitan juga

memperhatikan kegiatan dan kawasan lainnya sebagai satu kesatuan dalam pengembangan wilayah kabupaten. Kawasan Pendidikan Airlangga City

 Pengembangan kawasan sekitar pengembangan

Airlangga City dalam rangka mendukung kegiatan utama di kawasan sekitarnya;

Kecamatan Gempol

(3)

B a b - 9Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Kawasan Strategis

Lokasi kewenangan

pengelolaan akomodasi Arah Pengembangan

 Pengembangan kegiatan-kegiatan yang dapat

berjalan sinergi dengan kegiatan pendidikan dengan tetap memperhatikan peruntukan ruang utama lindung dan budidaya; dan

 Pengembangan sarana prasarana penunjang

kegiatan yang dikembangkan di sekitar kawasan Airlangga City.

Kawasan

Pesisir

 memaksimalkan potensi perikanan lokal yang ada, dan mengurangi kemiskinan serta konflik sosial. kawasan pesisir Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi

 Kawasan Pengembangan Stasiun Pengamat

Dirgantara merupakan Kawasan Strategis Nasional yang dikelola oleh LAPAN dan

kewenangan pengelolaan berada pada

Pemerintah;

kawasan pengembangan Stasiun Pengamat Dirgantara di Desa Watukosek Kecamatan Gempol, yang dimilik oleh LAPAN Indonesia, serta Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati di Kecamatan Lekok.

 Membatasi antara lahan terbangun disekitar kawasan strategis dengan kawasan lainnya yang belum terbangun sehingga diperoleh batas yang

jelas dalam pengelolaannya;

 Mengembangkan kegiatan budidaya secara

selektif disekitar kawasan strategis nasional

untuk menjaga fungsi pengembangan

pendidikan dan penelitian yang dikembangkan

di dalam lokasi;

 Mengembangkan kawasan lindung dan/atau

kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun, dalam upaya untuk melindungi asset negara tetapi juga mensinergikan kesinambungan antar

kawasan budidaya yang berbatasan

Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Sosio-Budaya

 pengamanan terhadap kawasan atau

melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu dengan membuat ketentuan-ketentuan yang perlu perhatian. Juga kawasan wisata terdapat juga perencanaan kawasan strategisnya seperti yang terdapat di kawasan wisata “Tretes”-Prigen, Taman Safari Indonesia II dan lainnya

 Kawasan Candi Jawi di

Kecamatan Prigen;

 Kawasan Candi

Makutoromo di

Kecamatan Purwosari;

 Kawasan Candi Sepilar di Kecamatan Purwodadi;

 Kawasan Candi Watu

Tetek Belahan di

Kecamatan Gempol;

 Kawasan Candi Gunung

 Rencana pengembangan kawasan sosio-budaya

sekitar candi yaitu berupa zonasi kawasan pengembangan di sekitar candi.

(4)

B a b - 9Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Kawasan Strategis

Lokasi kewenangan

pengelolaan akomodasi Arah Pengembangan

 Zona kawasan sekitar candi terbagi atas 4 zona yaitu Kawasan Inti (bangunan candi) yang tidak boleh dibangun; Buffer Zone berupa taman bunga, pagar tanaman/ pepohonan yang berfungsi meredam kebisingan dan aktivitas tinggi di sekitarnya yang dapat merusak; ruang

radius (bidang transisi) yaitu kawasan

peralihan dengan kegiatan luar yang lebih tinggi intensitasnya; serta pengembangan kawasan sekitar candi untuk menunjang kegiatan pariwisata dan perekonomian, dapat berupa kegiatan perdagangan dan jasa yang menjual hasil industri kerajinan, cinderamata dan makanan khas Kabupaten Pasuruan dan berbagai bentuk pengembangan lainnya

Gangsir di Kecamatan Beji;  Kawasan Pertapaan Indrakila di Kecamatan Prigen;  Kawasan Pertapaan Abiyoso di Kecamatan Purwosari;  Kawasan Makam Segoropuro di Kecamatan Rejoso;

 Kawasan Vulcano Park

Gunung Bromo di

Kecamatan Tutur, Tosari, Puspo dan Lumbang;

 Kawasan Budaya Suku

Tengger di Desa

Wonokitri Kecamatan

Tosari; serta

 Kawasan Makam Mbah

Semedi di Kecamatan Winongan. Kawasan Strategis Untuk Penyelamatan Lingkungan Hidup

 Melakukan kerjasama dengan kabupaten yang

menjadi bagian dari keberadaan Taman

nasional seperti Kabupaten Malang,

Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang dalam hal pengelolaan untuk menjaga kelestarian Taman Nasional.

Taman Nasional Bromo

Tengger Semeru seluas  5.553,6 Ha tersebar di Kecamatan Tutur, Tosari, Puspo dan Lumbang,

 Menjaga dan melindungi flora dan fauna yang

terdapat Taman Nasional.

 Mengusahakan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pemanfaatan sumber daya dari dalam

Taman Nasional secara efektif dan

berkelanjutan.

 Mengembangkan dan mengelola wisata alam

secara berkelanjutan.

 Melakukan pemantauan habitat, serta

mengembangkan rencana penelitian untuk menjelaskan permasalahan-permasalahan kunci pengelolaan Taman Nasional.

(5)

B a b - 9Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Kawasan Strategis

Lokasi kewenangan

pengelolaan akomodasi Arah Pengembangan

 Menciptakan suatu sistem pengelolaan mandiri

dan berkelanjutan dengan meningkatkan

kemampuan masyarakat lokal dalam bidang

pengelolaan, dan para pihak (seperti

masyarakat lokal dan sektor wisata)

memberikan kontribusi yang positif terhadap pengelolaan Taman Nasional.

9.1.

Entitas Regional

Keterpaduan entitas program untuk entitas regional (perkotaan dan

perdesaan) Bidang Cipta Karya yaitu Pembinaan dan Pengembangan Regional ;

SPAM Regional, Infrastruktur Air Limbah Terpusat Regional, dan TPA Regional.

9.2.

Entitas Kabupaten

Keterpaduan entitas program untuk entitas kabupaten (perkotaan dan perdesaan)

Bidang Cipta Karya yaitu :

a. Perkotaan, Pembinaan dan Pengembangan Kota :

RISPAM Kota

Pembinaan PDAM

SPAM Kota

Air limbah terpusat

Drainase perkotaan

TPA sampah

SPPIP kota

Perda bangunan gedung

RISPK

SSK kota

b. Perdesaan, Pembinaan dan Pengembangan Kabupaten :

RISPAM kabupaten

SPAM kabupaten

SPPIP kabupaten

(6)

B a b - 9Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

9.3.

Entitas Kawasan

Keterpaduan entitas program untuk entitas kawasan (perkotaan dan perdesaan)

Bidang Cipta Karya yaitu :

a. Perkotaan, Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan :

SPAM di Rusunawa

SPAM di kawasan kumuh

SPAM di pelabuhan perikanan kawasan perkotaan

Air limbah setempat/komunal

Rusunawa

RPKPP

Infrastruktur permukiman kumuh

Infrastruktur di rusunawa

PNPM perkotaan plus

Infrastruktur rawan bencana kawasan perkotaan

RTBL

RTH

PSD permukiman tradisional/bersejarah

Bangunan dan lingkungan strategis

b. Perdesaan, Pembinaan dan Pengembangan kawasan perdesaan :

SPAM di kawasan nelayan

SPAM di kawasan IKK

SPAM di kawasan pelabuhan perikanan kawasan perdesaan

Infrastruktur rawan bencana kawasan perdesaan

Infrastruktur di kawasan perbatasan

RISE/PISEW

Agropoltan/minapolitan

9.4.

Entitas Lingkungan/Komunitas

Keterpaduan entitas program untuk entitas lingkungan/komunitas (perkotaan dan

perdesaan) Bidang Cipta Karya yaitu :

a. Perkotaan, Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan/Komunitas Perkotaan :

PLP-BK/ND

(7)

B a b - 9Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

b. Perdesaan, Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan/Komunitas Perdesaan:

PLP-BK/ND

SPAM desa rawan air/pesisir/terpencil

PAMSIMAS

PPIP

Referensi

Dokumen terkait

budaya khas dari masyarakat Pesisir Barat yang harus di lestarikan, dan ia juga mngatakan sangat mempercayai sosok Matu karna baginya Matu adalah sebuah

Dan karena kaum gay memiliki orientasi seks sesama jenis maka menjalin hubungan dengan seorang perempuan tentu akan menimbulkan suatu dinamika yang secara psikologis

Apabila skor Min yang diperoleh berada pada tingkat yang tinggi (3.51 hingga 5.00) menunjukkan bahwa remaja muslim memiliki pemahaman yang baik terhadap proses

Definisi pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 pasal 1, dalam Susyanti (2015:1) pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

“Suatu kelompok individu harus dianggap sebagai pengendali ketika, akibat dari perjanjian kontraktual, secara kolektif mereka memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pembelajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik,

5 Peningkatan kualitas sumber daya manusia Meningkatkan akses pelayanan kesehatan Peningkatan akses sanitasi dasar berkualitas KEMENTERIAN KESEHATAN Program Pengendalian Penyakit

Hipotesis Kedua penelitian ini adalah terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja