• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA PUKESMAS SAMBI 1 BOYOLALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA PUKESMAS SAMBI 1 BOYOLALI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN

MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA

PUKESMAS SAMBI 1 BOYOLALI

Ulfa Hafsari Putri 1 )

Mursudarinah 2)

STIKES ’Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

Latar Belakang; Pada usia toddler (1-3 tahun) terdapat periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Motorik kasar merupakan aspek perkembangan gerakan dan posisi tubuh. Data nasional Kementrian Kesehatan Indonesia bahwa pada tahun 2010, 11,5% anak balita di Indonesia mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan. Orangtua memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan motorik kasar anak. Tujuan; Mengetahuihubungan antara peran orangtua dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali. Metode; Penelitian Analitik dengan metode Cross Sectional. Responden penelitian ini adalah anak usia 25-35 bulan beserta orangtuanya berjumlah 78 responden. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah kuesioner peran orangtua dan lembar observasi Denver II dengan analisa Univariat dan Bivariat. Hasil; Mayoritas responden mempunyai peran orangtua tergolong baik yaitu sebanyak 49 orang (62,8%), dan perkembangan motorik kasar anak tergolong normal yaitu sebanyak 48 orang (61,5%). Hasil uji statistik menggunakan uji Kendall’s Tau diperoleh nilai koersasi = 0,543 dengan p-value 0,000 < 0,05. Kesimpulan; Ada hubungan

signifikan antara peran orangtua dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali.

Kata Kunci : Peran Orangtua, perkembangan motorik kasar, anak usia toddler ABSTRACT

Background: A very important period exists In toddler ages (1-3 years old) to achieve optimal growth and development. Gross motoric is aspect of body motion and position developments. National Data of Indonesian Health Ministry of 2010 indicated that 11.5% young children of Indonesia had growth and development

disorders. Parent has great influence on development of gross motoric of their children. Purpose: Purpose of the research was to know relationship between parental role and development of gross motoric of toddler in working region of Puskesmas Sambi I, Boyolali. Method: The research was analytical one with cross-sectional method. Respondents of the research were young children of 25-35 months old and their parents amounting to 78 respondents. Instruments of the research consisted of questionnaire of parental role and Denver II observation sheet with univariate and bivariate analysis. Results: Majority of the respondents, namely 49 respondents (62.8%), had good parental roles and, 48 young children respondents (61.5%) had

normal development of gross motoric. Statistical test of Kendall’s Tau obtained value of correlation = 0.543 with p-value = 0.000 < 0.05. Conclusion: A significant correlation between parental role and gross motoric

developments of toddlers was found in working region of Puskesmas Sambi 1 Boyolali. Key words: Parental role, gross motoric development, toddler

(2)

khususnya gangguan motorik didapatkan (27,5%) atau 3 juta anak mengalami gangguan. Data nasioanl menurut Kementrian Kesehatan Indonesia bahwa pada tahun 2010, 11,5% anak balita di Indonesia mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan (Kemenkes, 2010).

Pada perkembangan motorik anak, perkembangan motorik kasar merupakan aspek perkembangn lokomisi (gerakan) dan postur (posisi tubuh). Menurut penelitian yang dilakukan Lisa (2012) megenai perkembangan motorik kasar pada balita yang dilakukan di Kelurahan Brontokusuman Kecematan Mergangsan Yogyakarta ditemukan perkembangan motorik kasar sesuai umur sebanyak 88 balita (38,1%), sedangkan tidak berkembang sesuai umur sebanyak 143 balita (61,9%).

Penelitian yang dilakukan Yuniko, Syamlan & Kusuma (2013) di Kecematan Mayang pada variabel peran pendamping ibu menunjukan bahwa anak memiliki resiko sebesar 4,150 kali untuk mengalami keterlambatan perkembangan motorik pada peran pendamping ibu yang tidak berperan.

Dari hasil penelitian di atas, interaksi ibu dan anak sangan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Seorang anak yang tidak diasuh oleh kedua orangtuanya pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda ketimbang anak yang diasuh oleh mereka (Maya & Fida, 2012).

Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipantau melalui kegiatan posyandu. Peran orangtua dalam mengahdiri posyandu diperlukan. Presentase cakupan balita menghadiri posyandu menunjukan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiata posyandu. Presentase cakupan balita mengahdiri posyandu di Jawa

Tengah pada tahun 2015 sebanyak 73,9% (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Maret 2017 di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali, didapatkan data anak usia toddler terbanyak di posyandu kelurahan canden sebanyak 166 balita usia toddler dihitung dari bulan Januari-Agustus 2017. Balita usia 24-35 bulan sejumlah 78 balita.

Berdasarkan observasi dari 12 balita di Posyandu Kelurahan Canden yang terkait dengan perkembangan motorik kasar, ada 10 balita yang mengalami keterlambatan dalam berkembang, seperti anak umur 12 bulan masih ada yang digendong belum bisa jalan sendiri, umur 24-35 bulan ketika disuruh melompati kertas yang ada didepannya anak belum bisa, dan beberapa lagi belum bisa berjalan mundur. Dari 10 orangtua dengan anak yang mengalami keterlambatan dalam berkembang, 50% orangtua tidak memberi stimulus, 30% orangtua tidak mengerti tentang tahap perkembangan anaknya, 20% orangtua memperhatikan tumbuh kembang anaknya.

Dari hasil studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik mengajukan penelitian tentang hubungan peran orangtua dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross sectional.Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian korelasional. Lokasi penelitian di Posyandu Kelurahan Canden pada bulan Februari-Agustus 2017 dengan jumlah responden 78 responden pada orangtua dan anak usia 24-35 bulan. Teknik sampel menggunakan total sampeling.Instrumen yang digunakan berupa kuesioner peran orangtua dan lembar observasi Denver II. Teknik analisa penelitian ini menggunakan analisa univariat, analisa bevariat dengan uji statistik Kendal tau.

(3)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Analisa Univariat

a. Peran Orangtua

Distribusi Peran Orangtua pada Anak Usia Toddler dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.1. Distribusi Peran Orangtua pada Anak Usia Toddler

di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali Tahun 2017.

Peran Orangtua F % Baik Cukup Kurang 49 24 5 62.8 30.8 6.4 Total 78 100

Sumber : Data primer diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan banyaknya responden yang memiliki peran orangtua baik sebesar 49 responden (62,8%), sedangkan responden yang memiliki peran orangtua cukup sebanyak 24 responden (30,8%) dan yang berperan kurang sebanyak 5 responden (6,4%).

Menurut Permono (2013), faktor penentu bagi perkembangan anak baik fisik maupun mental

adalah peran orangtua, terutama peran seorang ibu, karena ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anak yang dilahirhan sampai dia dewasa. Novita et al. (2016) menyebutkan peran orangtua dalam meningkatkan perkembangan anak usia dini adalah sebagai sentral pendidik utama anak usia dini dalam masa golden age, penanggung jawab pemenuhan kebutuhan anak dan pengasuh dengan tingkat kedekatan hubungan emosional paling erat.

Hasil penelitian Werdiningsih dan Astarani (2012) mengemukakan hasil penelitian Peran ibu dalam memenuhi kebutuhan tahap perkembangan anak usia prasekolah bahwa peran ibu mayoritas berperan baik dengan sebanyak 57 responden (87,6%) dan 8 responden (12,4) dengan kategori cukup berperan.

Menurut Herentina dan Yusiana (2012), peran orangtua dipengaruhi beberapa hal yang terkait dengan pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi. Hal tersebut dangat perpengaruh pada peran orangtua dan perkembangan anak. b. Perkembangan Motorik Kasar

Hasil penelitian mengenai perkembangan motorik kasar yang diperoleh dari penilaian lembar observasi Denver II dapat dikategorikan menjadi normal yaitu: bila tidak ada keterlambatan (F) atau paling banyak terdapat satu caution (C), sedangkan suspek yaitu: bila didapat dua atau lebih

caution (C) dan atau satu atau lebih keterlambatan (F), dan abnormal yaitu: terdapat 2 atau lebih keterlambatan (F). Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Toddler dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Toddler

di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali Tahun 2017.

(4)

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan banyaknya responden yang normal sebanyak 54 responden (69,2%), sedangkan responden yang suspek sebanyak 21 responden (26,9%), dan responden yang abnormal sebanyak 3 responden (3,8%).

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang tebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan atau maturitas (Soetjiningsih, 2014). Perkembangan motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Perkembangan motorik kasar merupakan aspek yang menarik perhatian karena mudah diamati (Maryunani, 2010). Aspek atau gerak motorik kasar, merupakan gerak anggota badan secara kasar, atau setidaknya dilakukan dengan gerak-gerak yang agak keras. Misalnya berjalan, naik turun tangga, melempar, dan menagkap bola yang disodorkan kepadanya. Anak dapat mencapai perkembangan disebabkan syaraf yang berfungsi mengontrol gerak motorik sudah mencapai kematangan dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik yang dilakukan anak secara luas. Otot besar yang mengontrol gerakan motorik kasar berkembang lebih cepat dibanding otot halus (Werdiningsih dan Astarani, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan Lisa (2012) megenai perkembangan motorik kasar pada balita yang dilakukan di Kelurahan Brontokusuman Kecematan Mergangsan Yogyakarta ditemukan perkembangan motorik kasar sesuai umur sebanyak 88 balita (38,1%), sedangkan tidak berkembang sesuai umur sebanyak 143 balita (61,9%). Penelitian Werdiningsih dan Astarani (2012) tentang peran orangtua dalam pemenuhan kebutuhan anak tahap perkembangan anak usia pra sekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri menjelaskan bahwa dari 65 anak terdapat perkembangan motrorik kasar dalam kategori lebih 13 anak (20%), 41 anak (63%) tergolong normal, 4 anak (6,1%) tergolong peringatan, 2 anak (3,3) tergolong keterlambatan dan 5 anak (7,6%) tidak ada kesempatan.

Dari penelitian diatas menunjukkan bahwa hal tersebut menunjukkan masih ada anak yang mengalami keterlambatan dan perekembangan motorik kasar anak belum optimal padahal keterlambatan motorik anak akan mempengaruhi perkembangan pada tahap berikutnya.

B. Hasil Analisa Bivariat

Analisa Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (independen) yaitu peran orangtua dengan variabel bebas (dependen) yaitu perkembangan motorik kasar anak usia toddler.

Uji yang digunakan adalah kendall’s tau, berdasarkan uji yang telah dilakukan tersebut maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Hubungan anatara peran orangtua dengan perkembangan motorik kasar anak usia toddler di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali Tahun 2017.

ρ value r(koefisien korelasi) n(jumlah sampel)

Peran Orangtua 0,000 0,518 78

Sumber : Data primer diolah tahun 2017

Tabel 5.3 menunjukkan hasil perhitungan analisa bivariat hubungan antara peran orangtua dengan perkembangan motorik kasar anak usia toddler. Didapatkan hasil bahwa dari 78 anak usia toddler yang sedang dalam perkembangan motorik kasar dalam kategori normal yaitu 54 responden (69,2%) dan peran orangtua dalam kategori baik yaitu 49 responden (62,8%). Hasil dari uji statistik kendall’s tau

diperoleh nilai koersasi = 0,518 dengan p-value 0,000 < 0,05, hal ini berarti ada hubungan signifikan

antara peran orangtua dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali.

(5)

Setiap orangtua akan mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sempurna tanpa mengalami hambatan apapun. Namun ada banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut dimana ada sebagian anak tidak selamanya tahapan tumbangnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orangtua. Ridha (2014), ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu faktor genetik atau herediter, faktor lingkungan dan faktor pelayanan kesehatan. Dalam faktor lingkungan terdapat faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal, pada faktor lingkungan eksternal salah satunya adalah status gizi, pemenuhan gizi anak adalah salah satu peran orangtua dan mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak.

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Wauran et al (2016), Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-3 tahun di Kelurahan Bitung Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan bahwa didapat nilai p value 0,006 nilai α 0,05 maka Ho ditolah dan Ha

diterima artinya ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-3 tahun.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Peran orangtua dalam perkembangan motorik kasar anak usia toddler di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali tergolong baik.

b. Perkembangan motorik kasar anak usia toddler di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali tergolong normal.

c. Ada hubungan peran orangtua dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut: a. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang peran orang tua dalam perkembangan motorik kasar anak usia toddler dengan metode yang berbeda sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik dan dapat memperbaiki keterbatasan penelitian ini.

b. Kader Posyandu

Diharapkan kader posyandu memberikan penyuluhan atau penjelasan kepada orangtua agar lebih memperhatikan tumbuh kembang anak terutama perkembangan motorik kasar anak dengan aktif menghadiri posyandu setiap bulannya.

c. Orangtua

Diharapkan orangtua lebih meningkatkan pengetahuan tetang perkembangan motorik kasar anak dan memantau perkembangan anak dengan melakukan skrining dini. Sehingga dapat mencegah keterlambatan anak dalam tumbuh kembang.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Briawan, D. dan T. Herawati. 2008. Peran Stimulasi Orangtua Terhadap Perkembangan Anak Balita Keluarga Miskin Tahun 2008. Jurnal 2(1).

Dahlan, M. S. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 5. Selemba Medika. Jakarta. Departemen Kesehatan Boyolali. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2015. DINKES. Boyolali. Departemen Kesehatan Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. DINKES.

Semarang.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015. DINKES. Jakarta.

Dewi, R. C., A. Oktiawati, dan L. D. Saputri. 2015. Teori dan Konsep Tumbuh Kembang: Bayi, Toddler, Anak dan Usia Remaja. Nuha Medika. Yogyakarta.

Diba, F. V. 2014. Peran Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak. Dokter Anakku. http://dokteranakku.net/ article/2014/09/peran-orangtua-dalam-tumbuh-kembang-anak.html.

Gunarsa, S. D. 2007. Psikologi Remaja. BPK Gunung Mulia. Jakarta

Harmaini, V. Shofiah, dan A. Yyulianti. 2014. Peran Ayah Mendidik Anak. Jurnal Psikologi 10(2). Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Iriani, D. 2014. 101 Kesalahan dalam Mendidik Anak. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Jonson, L. dan R. Leny. 2010. Keperawatan keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Nuha Medika. Yogyakarta. Kusuma, I. F., R. Syamlan, dan A. Yoniko. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dini dengan

Perkembangan Motorik pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kecamatan Mayang Kabupaten Jember Tahun 2013. Jurnal Ikesma 9(1).

Lindawati. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perkembangan Motorik Anak Usia Pra Sekolah tahun 2013. Jurnal Health Quality 1(1): 1-76.

Lisa, U. F. 2012. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Kasar Balita di Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan Yogyakarta Tahun 2012. Jurnal Ilmiah 2(2). Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebibanan. Trans Info Media. Jakarta.

________. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra-Sekolah. IN Media. Maya dan Fida. 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. D-Medika. Jogjakarta.

Novita, D., Amirullah, Ruslan. 2016. Peran Orangtua Dalam Meningkatkan Perkembangan Anak Usia Dini Di Desa Air Pinang Kecamatan Simeulue Timur. Jurnal Ilmiah 1(1): 22-30.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Edisi 8. Salemba Medika. Jakarta.

Ridha, H. N. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Riyanto, A. 2011. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta. Santoso, S. 2014. Statistik NonParametrik. Edisi Revisi. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Siswanto, H. 2010. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Pustaka Rihama. Yogyakarta. Soetjiningsih dan IG. N. Gde Ranuh. 2014. Tumbuh Kembang Anak.Edisi 2. EGC. Jakarta.

(7)

Susanty, N. M dan A. Margawati. Hubungan Derajat Sunting 2012. Asupan Zat Gizi dan Sosial Ekonomi Rumah Tangga dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 24-36 Bulan di Wilayah Kerja Pukesmas Bungangan Semarang. Jurnal of Nutrition College 1(1): 327-336.

Taju, C. M., A. Y. Ismanto, dan A. Babakal 2015. Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Perkembangan Motorik Halus dan Motorik Kasar Anak Usia Prasekolah di PAUD GMIM Bukit Hermon dan TK Idhata Kecamatan Malalayang Kota Manado. Ejurnal Keperawatan 3(2)

Wauran, C. G., R. Kundre, dan W. Silolonga 2016. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan Bitung Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2016. Jurnal Keperawatan 4(2).

Werdiningsih, A. T. A dan K. Astarani (2012). Peran Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Jurnal STIKES 5(1).

Yuniarti, S. 2015. Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi – Balita dan Anak Pra-Sekolah. Refika Aditama.

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Peran Orangtua pada Anak Usia Toddler  di Wilayah Kerja Pukesmas Sambi 1 Boyolali Tahun 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Kabupaten Aceh Jaya Pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Mengetahui dan mengenal secara langsung proses belajar mengajar di sekolah latihan, mengetahui bagaimana seorang guru mempersiapkan perencanaan pembalajaran dan

Rencana evolusi model bisnis Rencana evolusi model bisnis Rencana evolusi fungsi layanan Rencana evolusi fungsi layanan Perkiraan evolusi perilaku konsumen Perkiraan evolusi

Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.bahan makanan yang didenan

Metode Penelitian meliputi tahapan analisis ini dilakukan pada saat tahap perencanaan telah selesai. Pada tahapan ini melakukan penelitian lanjutan diperlukan untuk

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran concept sentence merupakan salah satu alternatif keberhasilan dalam pembelajaran menulis

unsur hara makro bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun (Sutedjo, 2002), fosfor (P)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk