• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengetahuan akan sejarah peradaban islam merupakan suatu hal yang dianggap penting dalam rangka mensukseskan proses pendidikan. Dengan mempelajari sejarah peradaban islam maka mahasiswa akan mampu mengetahui dan memahami sejarah peradaban islam itu sebagai cermin masa lalu serta pedoman bagi masa kini dan masa depan yang akan datang dalam kaitannya sebagai alat analisis terhadap ilmu-ilmu lain, khususnya ilmu keislaman.

Islam, Arab, dan Quraisy merupakan tiga komponen yang tidak dapat dipisahkan ketika kita membahas tentang sejarah peradaban Islam. Ketiga komponen tersebut merupakan unsur utama yang saling melengkapi. Kita tidak dapat membahas sejarah peradaban Islam tanpa mengetahui Islam itu sendiri. Dan ketika kita membahas Islam tidak dapat terlepas dari bangsa Arab yang merupakan tokoh utama dalam pembentukan serajah peradaban Islam. Demikian juga dengan suku Quraiys yang merupakan suku paling berpengaruh di dunia Arab saat itu.

Sebuah peradaban manusia tidak hadir begitu saja dalam ruang kehidupan, ia senantiasa terbentuk oleh proses perjuangan yang melatari dalam rentang waktu yang tidak sebentar. Tidak hanya itu, peradaban baru sengaja hadir untuk menggantikan peradaban lama di masa silam. Proses pergantian peradaban tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena pondasi bangunan dari peradaban lama seperti struktur sosial, pola interaksi, nilai, norma, adat istiadat dan tradisi telah berakar kuat pada setiap generasi dalam lipatan masa yang tidak terhitung lamanya. Untuk mengubahnya, yang diperlukan bukan saja agen perubahan yang tangguh namun konsep perubahan sosial yang diusung harus pula memiliki nilai tawar yang lebih menjanjikan di masa depan.

(2)

masih belum hadir dalam ruang kehidupan mereka. Sebagai sebuah entitas kebudayaan masyarakat dunia, jazirah Arab memiliki peradaban khas dibanding dengan komunitas masyarakat pada umumnya. Sebuah peradaban yang telah berlangsung dalam rentang waktu ratusan tahun dan dilestarikan keberadaannya secara turun temurun dalam proses pewarisan tradisi. Ini mengindikasikan bahwa bangunan peradaban yang terbentuk telah mengkristal dan terabadikan hingga dalam bentuknya yang paling sederhana.

Kemudian datanglah Muhammad yang berperan sebagai agen perubahan sosial dengan membawa gagasan perubahan yang jauh berbeda dengan tatanan kehidupan masyarakat jazirah Arab. Sebuah perubahan revolusioner dalam ranah ketuhanan dan hubungan kemanusiaan menjadi gagasan utama dalam gerakannya. Kehadiran Muhammad beserta konsep kehidupan baru yang dibawanya secara perlahan mampu merasuk dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Arab. Implikasinya tentu mengarah pada munculnya peradaban baru di tengah-tengah peradaban Arabia yang lebih dikenal dengan masa jahiliyah. Akhirnya, dalam waktu yang tidak terlalu lama peradaban masyarakat Mekkah muncul menjadi kekuatan baru di sepanjang Jazirah Arab dan sekitarnya. Sebuah peradaban yang dimotori oleh sang agen perubahan yang bernama Muhammad ini bernama Peradaban Masyarakat Islam.

B. Rumusan Masalah

Dengan mengetahui masalah sebagaimana yang terdapat dalam pendahuluan maka makalah ini akan membahas tentang “Pusat-pusat Peradaban di Dunia Islam”

C. Tujuan

Setelah mempelajari pusat-pusat peradaban yang ada di dunia islam ini diharapakan mahasiswa sebagai calon pendidik dapat mengambil contoh atau cermin masa lalu sebagai pedomannya bagi masa kini. Sehingga generasi muda saat ini tidak akan mengulang kembali kesalahan-kesalahan yang ada di masa lalu namun ia akan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Peradaban Islam

Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab ini sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” (Arab, al-Tsasaqafah; Inggris, culture). Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Kedubayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.

Landasan “peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama. Jadi, dalam Islam, tidak seperti masyarakat yang menganut agama “bumi” (nonsamawi), agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.

Dari pengertian peradaban di atas, pemakalah akan berusaha membahas tentang peran Islam, Arab, dan Quraisy dalam pembentukan sejarah peradaban Islam.

B. Pusat-pusat Peradaban Islam

Peradaban merupakan sesuatu yang lahir dari system pengetahuan dan juga merupakan hasil dari pemahaman yang luas terkait dengan kebutuhan masyarakatnya. Peradaban lahir ketika akal bekerja pada lingkup social dan budaya, ia juga lahir atas pemahaman yang historis dan kontinyu. Peradaban islam tentunya juga tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi

(4)

sepanjang perjalanan dari datang sampai penyebarannya. Nilai-nilai keislaman yang dibawa oleh Nabi Muhammad harus berinteraksi dengan kebudayaan local itu sendiri terlebih dahulu. Berikut ini merupakan pusat-pusat peradaban islam:

a. Baghdad

Di kota Baghdad inilah peradaban Islam mencapai puncak keemasannya di berbagai aspek kehidupan, karena pencapaian ilmu pengetahuan dan teknologinya. Seperti direkam dalam berbagai buku sejarah, Islam Baghdad adalah Islam yang gemilang yang menandakan pencapaian agama yang dibawa Nabi Muhammad ini. Baghdad merupakan ibu kota dari dinasti Abbasiyah.

Pada masa jayanya kota Baghdad dikenal secara luas sebagai pusat kebudayaan dan peradaban islam yang sangat kaya dengan khasanah ilmu pengetahuan dan telah berhasil mengungguli kota-kota lain yang dikenal sebagai pusat peradaban manusia. Kota ini merupakan kota paling indah karena dikerjakan oleh lebih dari 100 ribu pekerja yang dipimpin oleh Hajaj bin Arthal dan Amran bin Wadldlah. Di kota ini, terdapat istana di pusat kota, asrama pegawai, rumah kepala polisi, dan rumah keluarga khalifah. Istananya bernama Qasruzzabad yang memiliki luas 160 ribu hasta persegi. Dibuat sangat indah dengan membujur empat jalan utama ke luar kota. Di kiri kanan jalan, dibuat gedung bertingkat. Di luar Kota Baghdad, dibangun kota satelit, seperti Rushafah dan Karakh. Kedua kota tersebut dilengkapi dengan kantor, toko-toko, rumah, taman, kolam, dan lainnya. Karena itu, Kota Baghdad menjadi kota impian seluruh dunia. b. Cordoba

Kota ini didirikan oleh Abdurrahman Ad-Dakhil. Puncak keemasannya dialami pada masa Sultan Abdurrahman III yang bergelar An-Nasyir. Cordoba menjadi kota teladan di seluruh Eropa karena kota lainnya sangat kotor, becek, gelap, serta sepi. Sementara itu, Cordoba sangat indah, terang benderang, bersih, dan sedap di pandang mata. Cordoba merupakan kota besar di Andalusia, terletak di sebelah barat Spanyol. Dulu kota ini

(5)

merupakan pusat kebudayaan dan kemajuan Islam di Eropa selama hampir 5 abad. Islam masuk Cordoba pada tahun 93H atau 711 M dibawah kepemimpinan Thariq bin Ziyad yang memimpin pasukan untuk menaklukkan Andalusia.

As-Samah bin Malik al-Khaulani adalah seorang yang membangun kota dan menjadikannya sebagai salah satu pusat kebudayaan terbesar yang kemudian Cordoba menjadi pusat kebudayaan Andalus yang Muslim. Pada masa kepemimpinan khalifah Umawiyah, Cordoba mengalami masa keemasan dan puncak kejayaan, khususnya setelah Khalifah Abdurrahman ad-Dakhil mengumumkan sebagai ibukota kerajaan Andalus dan menjadikannya sebagai pusat ilmu pengetahuan, kebudayaan dan sastra di wilayah Eropa secara keseluruhan. Setelah itu, sang Khalifah mulai memanggil para Fuqoha’ (ahli Fiqih), ulama dan sastrawan untuk singgah di Cordoba. Pada saat dimana Eropa masih terlelap dalam kebodohan, kemunduran dan keterpurukan.

Pada masa pemerintahan Abdurrahman an-Nashir dan putranya, al-Hakam al-Mustanshir, Cordoba mengalami zaman keemasan dan puncak kejayaan dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Saat itu yang menjadi saingan Cordoba adalah Baghdad, ibukota kerajaan Abbasyah dan Konstantinopel (Istanbul), ibukota Bizantium, serta Kairo, ibukota dinasti Fathimiyah. Pada masa pemerintahan al-Hakam al-Mustansir terkenal dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan sastra. Ia adalah khalifah yang paling cinta terhadap kitab-kitab dan buku. Ia mengirim banyak utusan dengan membawa harta yang berlipat-lipat dalam rangka mendatangkan kitab-kitab ke Andalus. Di Cordoba, ia mendirikan sebuah perpustakaan yang berisi 400.000 jilid kitab.

Bidang pendidikan mengalami masa kebangkitan yang luar biasa pada masa pemerintahannya. Kepandaian baca tulis merata di seluruh lapisan masyarakatnya. Pada saat para tokoh dan bangsawan Eropa tidak mengerti baca tulis selain tokoh-tokoh agama yang sedikit sekali jumlahnya, al-Hakam mendirikan sebuah sekolah untuk memberikan pendidikan secara

(6)

gratis untuk kaum fakir miskin, sebagaimana ia mendirikan Universitas Cordoba, salah satu universitas terkenal pada masanya.

Cordoba telah menghasilkan banyak ulama untuk kita dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti Ibnu Abdil Barr, Ibn Hazm az-Zhahiri, Ibnu Rusyd, az-Zahrawi, al-Idrisi, al-Abbas bin Farnas, al-Qurthubi dan lainnya. c. Damaskus

Damaskus adalah salah satu kota tertua di dunia. Kota ini telah didiami umat manusia dengan berbagai peradaban yang silih berganti. Dan, di antara peradaban yang pernah tumbuh dan berkembang di kota ini adalah Islam. Semasa Dinasti Umayyah (661-750 M), Damaskus menjadi ibu kota dunia Islam. Para khalifah Umayyah yang memerintah dari Damaskus menguasai seluruh kawasan, mulai dari Spanyol hingga ke India.Sejarah mencatat, peradaban Islam telah meninggalkan banyak bangunan indah di Damaskus, ibu kota negara Suriah. Salah satu bangunan paling spektakuler di Damaskus adalah Masjid Umayyah (Umawi) atau yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Agung Damaskus. Arsitektur Oleh Nidia Zuraya Masjid ini memiliki tiga buah menara dan salah satu di antaranya diyakini sebagai tempat turunnya Nabi Isa AS menjelang hari kiamat Secara historis dan budaya, masjid yang berdiri megah di jantung Kota Damaskus itu merupakan salah satu tempat ibadah umat Islam yang paling tua. Masjid ini dibangun pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik (88-97 H/705-715 M) dari Dinasti Umayyah. Arsitekturnya telah memberi pengaruh bagi seni bina masjid di seluruh dunia. Dari masjid inilah, arsitektur Islam mulai mengenal lengkungan (horseshoe arch), menara segi empat, dan maksurah.

d. Kairo

Islam menyentuh wilayah Mesir pada 628 Masehi. Ketika itu Rasulullah mengirim surat pada Gubernur Mukaukis yang berada di bawah kekuasaan Romawi-mengajak masuk Islam. Kemudian pada 639 Masehi, ketika Islam di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab barulah Mesir menjadi wilayah kekuasaan Islam.

(7)

Di masa kekuasaan Keluarga Umayah, dan kemudian Abbasiyah, Mesir menjadi salah satu provinsi seperti semula. Mesir baru menjadi pusat kekuasaan dan juga peradaban Muslim pada akhir Abad 10. Berawal dari pembelotan Muiz Lidinillah dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, untuk membangun kekhalifahan sendiri yang berpaham Syi’ah. Ia menamai kekhalifahan itu Fathimiah. Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz menugasi panglima perangnya, Jawhar al-Siqili, untuk membangun ibu kota . Di dataran tepi Sungai Nil itu kota Kairo dibangun. Khalifah Muiz membangun Masjid Besar Al-Azhar, yang kemudian masjid ini bekembang menjadi Universitas Al-Azhar sekarang, yang juga merupakan universitas tertua di dunia saat ini. Peradaban islam di Kairo berkembang pesat. Kecemerlangan kota Kairo -baik dalam fisik maupun kehidupn sosialnya-mulai menyaingi Baghdad. Khalifah Hakim juga mendirikan pusat ilmu Bait al-Hikam yang mengoleksi ribuan buku sebagaimana di Baghdad. Di masa tersebut, Ibnu Yunus salah satu ilmuan muslim menemukan sistem pendulum pengukur waktu yang menjadi dasar arloji mekanik saat ini. Lalu Hasan ibn Haitham menemukan penjelasan fenomena “melihat”. Sebelumnya, orang-orang meyakini bahwa orang dapat melihat sesuatu karena adanya pancaran sinar dari mata menuju obyek yang dilihat. Kemudian Ibnu Haytham menemukan bahwa pancaran sinar itu bukanlah dari mata ke benda tersebut, melainkan sebaliknya. Dari benda ke mata.

e. Konstantinopel

Setelah ditaklukan oleh umat islam nama Konstatinopel diubah menjadi Islambul yang berarti “Kota Islam”, tapi kemudian penyebutan ini bergeser menjadi Istambul seperti yang biasa kita dengar sekarang. Sejak saat itu ibu kota khilafah Bani Utstmani beralih ke kota ini dan menjadi pusat peradaban Islam dan dunia selama beberapa abad. Sebab kota ini dibangun dengan segala bentuk keindahannya, percampuran antara seni Eropa Timur dan Arab karena letaknya yang berada di dua benua yaitu

(8)

benua Asia dan Eropa, dan ditengah kotanya terdapat selat Bosporus yang memebentang.

Sebagai sebuah kota besar pada zamannya, di Istanbul berdiri berbagai sarana dan prasarana publik. Tak kurang ada 81 masjid besar serta 52 masjid berukuran sedang di kota itu. Untuk mendidik para generasi muda, tersedia 55 madrasah, tujuh asrama besar untuk mempelajari Al-Qur’an.

Fasilitas sosial pun bermunculan, tak kurang lima takiyah atau tempat memberi makan fakir miskin berdiri. Tiga rumah sakit disediakan untuk mengobati penduduk kota. Tujuh buah jembatan juga dibangun untuk memperlancar arus transportasi. Guna menunjukkan kejayaannya, kerajaan Usmani membangun 33 istana dan 18 unit pesanggrahan. Selain itu, 33 tempat pemandian umum juga telah disediakan di berbagai penjuru kota. Untuk menyimpan benda-benda bersejarah, pemerintah Usmani pun menyediakan lima museum. Kemakmuran muncul karena adanya kedamaian pada penduduknya.

f. Granada

Sejarah mencatat, Granada sebagai salah satu pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam. Granada menjadi tempat paling diburu oleh para pelajar di seluruh dunia. Granada terletak di selatan kota Madrid ibukota Spanyol sekarang. Granada memiliki keindahan yang amat mengagumkan. Itu sebabnya, nama Granada diambil dari nama keindahan ini. Dengan kata lain, Granada artinya kecantikan dan keindahan. Kawasan ini terbentang di sekitar Laut Mediterranian dari selatan dan berada di sekitar sungai Syanil. Tempat yang enak dipandang mata karena berada di ketinggian 669 meter dari atas laut.

Setelah Islam memasuki Spanyol lewat Andalusia, tempat ini kemudian menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan Islam yang agung. Granada juga masyhur sebagai kiblat yang menjadi tumpuan harapan para pelajar yang datang dari segenap kawasan yang berada di sekitar Granada, baik kaum muslimin maupun non-Muslim. Pusat pengkajian yang masyhur di Granada adalah al-Yusufiah dan an-Nashriyyah.

(9)

Di sini, juga telah melahirkan banyak ilmuwan muslim yang terkenal. Di antaranya Abu al-Qasim al-Majrithi sebagai pencetus kebangkitan ilmu astronomi Andalusia. Beliau telah memberikan dasar bagi salah satu pusat pengkajian ilmu matematika yang masyhur. Selain beliau, Granada juga masih memiliki sejumlah ilmuwan dan ulama terkenal, di antaranya adalah al-Imam as-Syatibi, Lisanuddin al-Khatib, as-Sarqasti, Ibnu Zamrak, Muhammad Ibnu ar-Riqah, Abu Yahya Ibnu Ridwan, Abu Abdullah al-Fahham, Ibnu as-Sarah, Yahya Ibnu al-Huzail at-Tajiibi, as-Shaqurmi dan Ibnu Zuhri. Di kalangan perempuan tercatat nama-nama seperti Hafsah binti al-Haj, Hamdunah binti Ziad dan saudaranya, Zainab.

Setelah kekuasaan keturunan al-Ahmar menetap di Granada dan sekitarnya di Timur Laut dekat dengan kedudukan al-Hamra pada tempat yang begitu strategis, mereka membangun salah satu istana yang terkenal dengan nama Istana al-Hamra. Kemudian beliau membangun sebuah benteng yang besar di sekitar bukit yang tinggi, yang kemudian terkenal dengan nama Benteng Granada. Dalam waktu yang cukup lama, Granada menjadi sebuah kota yang tidak dapat dikalahkan. Karena dimakan umur, bangunan benteng kemudian berubah warna menjadi merah dan di kawasan inilah Istana al-Hamra dibangun dan diberi nama al-Hamra yang artinya Istana Merah. Di antara peninggalan sejarah yang terdapat di Granada ialah Masjid Granada. Di mana masjid ini disebut-sebut sebagai salah satu masjid yang paling unik arsitekturnya dan paling menarik dipandang, malah ia masyhur dengan seni ukiran batu marmernya.

g. Samarra

Letaknya di sebelah timur Sungai Tigris, kurang lebih 60 kilometer dari Baghdad. Kotanya sangat indah, nyaman, dan teratur. Nama 'Samarra' diberikan oleh Khalifah Al-Manshur. Ketika peresmian kota, banyak orang yang terkesan dengan keindahannya. Hal ini sesuai dengan namanya Samarra yang berasal dari kata 'Sarra Man Ra'a' yang berarti senang memandangnya. Di kota ini, terdapat 17 istana yang sangat indah, cantik,

(10)

dan mungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam di kota-kota lainnya.

h.Sevilla

Kota ini merupakan salah satu kota terindah di Spanyol dan terletak di tepi Sungai Guadal Quivir. Pernah menjadi ibu kota Kerajaan Mulukuththawaif.

Di kota ini, dulu, dibangun sebuah masjid yang sangat megah. Namun, kini masjid itu telah menjadi Gereja Santa Maria. Menaranya mencapai 70 meter dengan dasar sekitar 13,60 meter.

C. Peradaban/ Hikmah Yang dapat Diambil dari Pusat-pusat Peradaban di Dunia Islam

Pusat-pusat peradaban di dunia islam telah menyumbangkan banyak sekali perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan dan tokoh-tokoh intelektual yang mampu menjadi dasar acuan perkembangan ilmu pengetahuan modern saat ini seperti, Ibnu Yunus salah satu ilmuan muslim yang menemukan sistem pendulum pengukur waktu yang menjadi dasar arloji mekanik saat ini. Peninggalan bangunan-bangunan bersejarah yang megah dengan seni arsitektur islam yang khas, seperti istana, dan masjid yang masih dapat kita nikmati keindahannya sampai saat ini. Dan hikmah yang paling penting untuk kita teladani adalah kemakmuran/kemajuan peradaban manusia akan muncul karena adanya kedamaian pada penduduknya dan pemimpin yang amanah.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Peradaban merupakan sesuatu yang lahir dari system pengetahuan dan juga merupakan hasil dari pemahaman yang luas terkait dengan kebutuhan masyarakatnya. Peradaban islam tidaklah terlepas dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi sepanjang perjalanan dari datang hingga penyebarannya. Berikut ini adalah beberapa kota yang menjadi pusat peradaban bagi dunia islam yaitu Baghdad, Cordoba, Damaskus, Konstantinopel, Kairo, Granada, Sevilla dan Samarra. Dari semua pusat peradaban tersebut dapat kita petik pelajaran berharga bahwa kemakmuran/ kemajuan peradaban manusia akan tercipta apabila terdapat kedamaian pada penduduknya dan pemimpin yang amanah.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa dimanfaatkan sebagai mana mestinya.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Penulis

(13)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... KATA PENGANTAR...i DAFATR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Tujuan...2 C. Manfaat ...2 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Peradaban Islam ...3 B. Pusat-pusat Peradaban Islam ...8 C. Peradaban/ Hikmah Yang dapat Diambil dari Pusat-pusat Peradaban di

Dunia Islam ...10 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...11 B. Kritik dan Saran ...11 DAFTAR PUSTAKA ...iii

(14)

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

PUSAT PUSAT PERADABAN ISLAM

Disusun Oleh

Disusun Oleh

Indah Mustik

Indah Mustik

: 1416242769

: 1416242769

Rili Wahyuni Sari

Rili Wahyuni Sari

: 1416242768

: 1416242768

Dosen

Dosen

Fatrida Anugrah Syafri, M.Pd.I

Fatrida Anugrah Syafri, M.Pd.I

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

2014

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Hassan, Hassan Ibrahim.1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta.

Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna. Hamka, Sejarah Umat Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1981)

Hashem Fuad, Sirah Muhammad Rasulullah-Kurun Mekah. (Jakarta: Tama Publisher, 2005).

Montgomery Watt, William, Butir-butir Hikmah Sejarah Islam. (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2002)

Referensi

Dokumen terkait

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

Menurut Simatupang (2007), kerangka pikir pemerintah dalam merancang kebijakan ketahanan pangan ialah (1) harga yang "terjangkau" dan stabil cukup

Pada profil kadar gula reduksi memiliki kecenderungan trend sebanding dengan profil kadar gula total, yaitu berupa penurunan yang signifikan di awal proses

Perbedaan pengaturan hak kesehatan buruh yang diselenggarakan oleh Jamsostek dan BPJS Kesehatan adalah dari segi asas dan prinsip penyelenggaraan; sifat kepesertaan; subjek

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendayagunaan arsip film melalui kegiatan pemutaran film keragaman lokal konten budaya Jawa DIY pada Grhatama Pustaka memberikan pengaruh

Tujuan penelitian : (1) Untuk memperoleh lokasi-lokasi yang layak dan sesuai untuk dibudidayakan tanaman jarak pagar menggunakan system informasi geografis,(2) Untuk