• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL PERBEDAAN STATUS GIZII IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK. Oleh : SELVIA ICHWANI HIDAYATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL PERBEDAAN STATUS GIZII IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK. Oleh : SELVIA ICHWANI HIDAYATI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU

RUMAH TANGGA DI

PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU RUMAH TANGGA DI

KABUPATEN KARANGANYAR

SELVIA ICHWANI HIDAYATI

PROGRAM STUDI D

STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL

PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH PUSKESMAS

KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh :

SELVIA ICHWANI HIDAYATI NIM : 030

PROGRAM STUDI D

STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

2016 ARTIKEL

PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU WILAYAH PUSKESMAS

KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh :

SELVIA ICHWANI HIDAYATI 030214B028

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN 2016

PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU WILAYAH PUSKESMAS MOJOGEDANG

KABUPATEN KARANGANYAR

SELVIA ICHWANI HIDAYATI 8

IV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO

PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU MOJOGEDANG

IV KEBIDANAN

PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU MOJOGEDANG I PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU

(2)

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Artikel dengan judul “Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil yang Bekerja di Pabrik dan Ibu Rumah Tangga di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kabupaten Karanganyar” yang disusun oleh:

Nama : SELVIA ICHWANI HIDAYATI

NIM : 030214B028

Program Studi : D-IV Kebidanan

Telah disetujui untuk dipublikasikan oleh pembimbing utama skripsi Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo.

Ungaran, Maret 2016 Pembimbing Utama

Faridah Aini, Ns.,M.Kep.,Sp.KMB NIDN : 0629037605

(3)

PERBEDAAN STATUS GIZI IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK DAN IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH PUSKESMAS MOJOGEDANG I

KABUPATEN KARANGANYAR

Selvia Ichwani Hidayati *), Faridah Aini **), Fitria Primi Astuti***) *) Mahasiswa Program Studi DIV STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

**) Staf Pengajar Program Studi DIV STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi DIV STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Status gizi ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai faktor karena pada masa kehamilan banyak terjadi perubahan pada tubuhnya yaitu adanya peningkatan metabolisme energi dan juga berbagai zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam kandungannya. Oleh karena itu pada masa kehamilan asupan zat gizi yang diperlukan juga meningkat, untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu dan janin. Ibu hamil yang mengalami kekurangan asupan zat gizi dan berstatus gizi buruk maka mempunyai peluang besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan status gizi ibu hamil yang bekerja di Pabrik dan ibu Rumah tangga di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kecamatan Mojogedang.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian study komparatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar sejumlah 273 orang. Pengambilan sample dalam menggunakan teknik sampling area (cluster) sampling. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji Chi Square.

Hasil penelitian didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara status gizi ibu hamil yang bekerja dipabri dan ibu rumah tangga di wilayah kerja puskesmas Mojogedang I (p-value 0,852 > (0,05)).

Disarankan bagi ibu yang memiliki aktivitas di luar rumah seperti pekerja kantoran atau aktivitas lainnya, agar dapat memberikan perhatian lebih terhadap kehamilannya.

Kata kunci : status gizi ibu hamil, ibu bekerja

(4)

2 Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil Yang Bekerja Di Pabrik Dan Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kabupaten Karanganyar

ABSTRACT

Nutritional status of pregnant women is affected by various factors because during pregnancy there are many changes occur in the body, such as increased energy metabolism and also various nutrients which necessary for the fetal growth and development in the womb. The purpose of this study is to analyze the difference in nutritional status of pregnant women who worked in factories and the housewives at the Region of Mojogedang 1 Health Center Karanganyar Regency.

This was a comparative study with cross sectional approach. The population in this study was all pregnant women in the region of Mojogedang 1 Health Center Mojogedang Sub-district Karanganyar Regency as many as 297 women. The data sampling used the cluster sampling technique. The hypothetical analysis used Chi Square test.

The results of this study indicate that there is no significant difference between the nutritional status of pregnant women who worked in factories and the housewives in the region of Mojogedang 1 Health Center (p-value of 1.000 (0.05)).

It is recommended for the mothers who have outside activities such as worked in a office or other activities, in order to give more attention to her pregnancy.

Keywords : Nutritional status of pregnant women, Mother who worked PENDAHULUAN

Latar Belakang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia dan KEK pada kehamilan secara global 35-75% dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. WHO juga mencatat 40 % kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dan KEK dengan prevalensi terbanyak dari kasus tersebut karena ibu Kurang Energi Kronis (KEK) yang dapat menyebabkan status gizinya Berkurang (Rafiah, 2014).

Selama masa kehamilan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh baik pada ibu dan janin dalam kandungan meningkat. Oleh karena itu pada masa kehamilan asupan zat gizi yang diperlukan juga meningkat, untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu dan janin. Ibu hamil yang mengalami kekurangan asupan zat gizi dan berstatus gizi buruk maka mempunyai peluang besar untuk melahirkan bayi

dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Mahirawati, 2014).

Status gizi ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai faktor karena pada masa kehamilan banyak terjadi perubahan pada tubuhnya yaitu adanya peningkatan metabolisme energi dan juga berbagai zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam kandungannya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah jumlah makanan, beban kerja, pelayanan kesehatan, status kesehatan, pendidikan, absorbsi makanan, paritas dan jarak kelahiran, konsumsi kafein, dan konsumsi tablet besi. Apabila dalam masa kehamilan tingkat status gizinya rendah, maka akan mengakibatkan kehamilan yang beresiko, untuk mengurangi resiko tersebut dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan faktor penyebab terjadinya status gizi buruk terutama kurang energi kronik (Arisman, 2008 dalam Yuliastuti 2014).

Pada ibu hamil yang bekerja mempunyai beban kerja ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan sebagai ibu bekerja. Pada ibu yang bekerja swasta (buruh pabrik) kondisi ibu yang mudah lelah kurang istirahat dan posisi ibu yang

(5)

Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil Yang Bekerja Di Pabrik Dan Ibu Rumah Tangga 3 Di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kabupaten Karanganyar

lebih banyak berdiri atau duduk dalam waktu lama saat bekerja dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Padahal pekerjaan ibu rumah tangga bisa dikatakan cukup berat karena meliputi mencuci, mengepel, memasak, membersihkan lingkungan rumah dan lain-lain serta ditambah dengan pekerjaan diluar rumah yang menuntut ibu untuk berada pada posisi duduk atau berdiri dalam waktu lama, hal ini dapat menyebabkan ibu kelelahan dan mengganggu proses kehamilan (Azizah, dkk 2015).

Selain itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Filipina, bahwa pekerjaan akan memengaruhi kehamilan, ibu yang bekerja tingkat stres pada wanita hamil sama buruknya dengan merokok dan akan memengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan. Dalam tubuh wanita yang mengalami stres waktu kerja, terbentuk kortisol yaitu hormon stres yang akan masuk ke plasenta, sehingga memengaruhi pertumbuhan janin pada awal kehamilan (Rahmaniar et al, 2013).

Risiko yang berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan seperti berdiri lebih dari 3 jam sehari, bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran atau membutuhkan upaya yang besar untuk mengoperasi-kannya, serta tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat, mendorong, dan membersihkan.

Apabila pekerjaan ibu berat maka asupan gizi yang dikonsumsi juga lebih banyak begitu juga sebaliknya, sehingga asupan gizi ibu hamil akan mempengaruhi status gizi ibu selama kehamilan. Selain itu, pekerjaan ibu akan berpengaruh pada jumlah pendapatan ibu yang akan mempengaruhi asupan gizi ibu selama kehamilan, dimana ibu yang mempunyai pendapatan lebih tinggi bisa mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasi dan bergizi, sehingga akan mempengaruhi status gizi ibu hamil (Kartikasari, 2011).

Menurut Handayani (1994) yang dikutip oleh Kartikasari, dkk dalam jurnal

Hubungan Pendidikan, Paritas, dan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2011, pekerjaan pada ibu hamil dengan beban atau aktivitas yang terlalu berat dan beresiko akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim karena adanya hubungan aksis fetoplasenta dan sirkulasi retroplasenta yang merupakan satu kesatuan. Bila terjadi gangguan atau kegagalan salah satu akan menimbulkan resiko pada ibu (gizi kurang atau KEK dan anemia) atau pada janin (BBLR).

Berdasarkan data yang didapatkan pada tanggal 31 Oktober 2015, didapatkan informasi bahwa di wilayah Puskesmas Mojogedang I jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta bekerja di Pabrik dan ibu rumah tangga dan daerah tersebut juga banyak wanita yang pendidikannya masih rendah dan kebanyakan merupakan penduduk dengan sosial ekonomi menengah ke bawah. Serta dari informasi yang didapatkan dari ibu hamil yang bekerja dipabrik setiap hari bekerja di pabrik selama 7-8 jam sehari. Dan mendapatkan jatah makan siang dipabrik, tapi karena ibu terkadang kurang selera dengan makanan yang disediakan jadi ibu lebih memilih untuk tidak makan. Selain itu setiap waktu kerjanya ibu mendapatkan jam istirahat selama 1 jam yaitu antara jam 12.00-13.00 WIB, waktu istirahat tersebut ibu gunakan untuk pulang beristiahat dan makan siang di rumah.

Dari uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui perbedaan status gizi ibu hamil yang bekerja di pabrik dan ibu rumah tangga di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kecamatan Mojogedang.

Tujuan Penelitian

Menganalisis Perbedaan status gizi ibu hamil yang bekerja di Pabrik dan ibu

(6)

4 Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil Yang Bekerja Di Pabrik Dan Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kabupaten Karanganyar

Rumah tangga di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kecamatan Mojogedang. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian study komparatif , yang akan dilakukan untuk mengetahui perbedaan status gizi pada ibu hamil yang bekerja di pabrik dan ibu yang rumah tangga dengan menggunakan pendekatan secara cross sectional yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Mojogedang I Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar dari hasi perhitungan diambil 73 responden. Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling area (cluster) sampling atau bisa juga disebut multistage sampling karena karakteristik sampel homogen.

Data analisa penelitian dianalisa secara univariat menghasilkan distribusi frekuensi dari tiap variabel yaitu status gizi pada ibu hamil yang bekerja dipabrik dan ibu rumah tangga dan chi square untuk melihat perbedaan status gizi pada ibu hamil yang bekerja dipabrik dan ibu rumah tangga.

HASIL PENELITIAN Univariat

Pekerjaan

Diagram 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mojogedang I, 2016

Berdasarkan diagram 1, dapat diketahui bahwa dari 73 responden ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mojogedang I yang bekerja di pabrik lebih banyak yaitu 38 responden (52.1%) dibandingkan dengan yang ibu rumah tangga sebanyak 35 responden (47.9%) . Status Gizi

Diagram 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mojogedang I,

201

!

" # $ " #

Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa dari 38 responden ibu hamil yang bekerja di Pabrik di Wilayah Kerja Puskesmas Mojogedang I lebih banyak yang memiliki status gizi baik yaitu 30 responden (78,9%) dibandingkan ibu yang mengalami gizi kurang yaitu sebanyak 8 responden (21,1%) .

Tabel 3 Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil yang Bekerja di Pabrik dengan Ibu Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Mojogedang I, 2016

Status Gizi

Total p-value Gizi

Baik Gizi Kurang f % f % f % Ibu Rumah tangga Ibu Bekerja di Pabrik 27 30 77.1 78.9 8 8 22.9 21.1 35 38 100 100 0.852

(7)

Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil Yang Bekerja Di Pabrik Dan Ibu Rumah Tangga 5 Di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kabupaten Karanganyar

Jumlah 57 78.1 16 21.9 75 100 Berdasarkan 4.10, dapat diketahui bahwa responden sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja di pabrik dengan status gizi baik sebanyak 57 responden (78,1%) dan responden sebagai ibu rumah tangga dan ibu bekerja yang bekerja di pabrik dengan status gizi kurang sebanyak 16 responden (21,9%).

Hasil uji Continuity Correction didapatkan p value Adanya kesadaran pada ibu hamil untuk memakan makanan yang bergizi mebuat status gizi ibu baik Adanya kesadaran pada ibu hamil untuk memakan makanan yang bergizi mebuat status gizi ibu baik > (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara ibu hamil yang bekerja di Pabrik dan ibu rumah tangga di Wilayah kerja Puskesmas Mojogedang I, tahun 2016.

PEMBAHASAN

Gambaran Pekerjaan Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Mojogedang I

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana disajikan dalam tabel 4.2 diketahui bahwa sebanyak 38 responden (52,1%) ibu bekerja di pabrik dan sebanyak 35 responden (47,9%) sebagai ibu rumah tangga. Karakteistik pekerjaan seseorang dapat menceminkan pendapatan, status social, pendidikan, serta masalah kesehatan. Pekerjaan dapat mengukur status sosial ekonomi serta masalah kesehatan dan kondisi tempat seseorang bekerja (Timmreck, 2005 dalam Najoan dan Manampiring 2011).

Dari informasi yang didapatkan dari ibu hamil yang bekerja dipabrik setiap hari bekerja di pabrik selama 7-8 jam sehari. Dan mendapatkan jatah makan siang dipabrik, tapi karena ibu terkadang kurang selera dengan makanan yang disediakan jadi ibu lebih memilih untuk tidak makan. Meski begitu sampai dirumah ibu selalu makan yang disuka dan masih memenuhi

gizinya. Setelah pulang dari pabrik ibu masih harus mengurusi pekerjaan rumah, seperti masak, mencci dan bersih-bersih rumah yang biasanya dibantu oleh suami. Sedangkan pada ibu rumah tangga pekerjaan sehari-harinya adalah memasak, mengurus keluarga. Tetapi disela-sela ibu mengurusi pekerjaan rumah tangga ibu selalu menyiapkan makanan untuk cemilan seperti biscuit dan buah, serta saat memasak ibu memasak makanan yang saat itu sedang ib inginkan. Ditambah lagi suami ibu yang selalu memperhatikan asupan makanan istrinya. Hal ini dapat mempengaruhi pemenuhan asupan gizi ibu selama kehamilan.

Para ibu hamil diwilayah tersebut selalu mendapatkan infomasi dan wawasan ibu tentang gizi yang harus dicukupi. Peran aktif kader dalam memberikan informasi pada ibu hamil sangat membantu dalam menambah pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Apabila pekerjaan ibu berat maka asupan gizi yang dikonsumsi juga lebih banyak begitu juga sebaliknya, sehingga asupan gizi ibu hamil akan mempengaruhi status gizi ibu selama kehamilan. Selain itu, pekerjaan ibu akan berpengaruh pada jumlah pendapatan ibu yang akan mempengaruhi asupan gizi ibu selama kehamilan, dimana ibu yang mempunyai pendapatan lebih tinggi bisa mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasi dan bergizi, sehingga akan mempengaruhi status gizi ibu hamil (Kartikasari,2011).

Gambaran Status Gizi Ibu Hamil yang Bekerja di Pabrik

Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui pada ibu pekerja pabrik lebih banyak yang memiliki status gizi baik yaitu sebesar 78,9 dibandingkan ibu yang mengalami gizi kurang yaitu 21,1%. Adanya kesadaran pada ibu hamil untuk memakan makanan yang bergizi mebuat status gizi ibu baik meskipun bekerja dipabrik. Selain itu meski ibu tidak memakan jatah makanan

(8)

6 Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil Yang Bekerja Di Pabrik Dan Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kabupaten Karanganyar

yang disediakan di Pabrik namun dirumah ibu tetap makan menu yang ibu sukai. Dan juga budaya pantang makan untuk ibu hamil didaerah tersebut telah lama hilang sehingga meski hamil ibu tidak dibatasi makanan makanan tertentu. Ibu hamil yang bekerja di Pabrik selalu mengimbangi jumlah asupan saat mereka bekerja. Ditambah lagi ibu sering membawa cemilan biscuit atau buah disaat waktu senggangnya untuk dimakan saat bekerja.

Pekerjaan ibu akan berpengaruh pada jumlah pendapatan ibu yang akan mempengaruhi asupan gizi ibu selama kehamilan, dimana ibu yang mempunyai pendapatan lebih tinggi bisa mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasi dan bergizi, sehingga akan mempengaruhi status gizi ibu hamil (Kartikasari, 2011). Meski energy yang ibu keluarkan banyak ibu masih bisa mencukupi nutrisinya.

Selain itu pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh, dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis makanan lainnya (Yuliawati,2014).

Gambaran Status Gizi Ibu Hamil Sebagai Ibu Rumah Tangga

Berdasarkan tabel 4.9, didapatkan ibu hamil yang bekerja sebagai ibu rumah tangga lebih banyak yang memiliki status gizi baik yaitu 77,1% dibandingkan ibu yang mengalami gizi kurang yaitu sebanyak 22,9%. Pada ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga memiliki banyak waktu untuk menyiapkan makanan dari pada ibu yang bekerja dipabrik. Meskipun rutinitas pekerjaan dirumah sangatlah banyak tetapi ibu masih bisa mengimbangi asupan nutrisinya maka hal ini akan mempengaruhi status gizinya.

Pada ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga kemungkinan keterpaparan

tersebut serta besar resiko menurut sifat pekerjaan, lingkungan kerja, dan sifat social ekonomi karyawan pada pekerjaan tertentu. Ada berbagai hal kemungkinan yang berhubungan serta dengan sifat pekerjaan seperti, jenis kelamin, umur, status perkawinan serta tingkat pendidikan yang juga bepengaruh terhadap tingkat kesehatan pekerja. Di lain pihak sering pula pekerja-pekerja dari jenis pekerjaan tertentu bermukim dilokasi tertentu sehingga sangat erat hubungannya dengan lingkungan tempat tinggal mereka (Noor, 2008).

Wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga dalam hidupnya memiliki tingkat kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang memiliki pekerjaan serta rutinitas diluar rumah. Akan tetapi apabila ibu rumah tangga tetap dapat mendapatkan informasi tentang status gizinya maka hal itu tidak akan terjadi. Karena meski ibu rumah tangga tetapi dia aktif dalam mencari informasi maka secara pengetahuan akan sama dengan wanita yang bekerja dipabrik. Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil yang Bekerja di Pabrik dan Ibu rumah tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Mojogedang I

Berdasarkan 4.10, dapat diketahui bahwa responden sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja di pabrik dengan status gizi baik sebanyak 57 responden (78,1%) dan responden sebagai ibu rumah tangga dan ibu bekerja yang bekerja di pabrik dengan status gizi kurang sebanyak 16 responden (21,9%).

Adanya kesadaran pada ibu hamil untuk memakan makanan yang bergizi mebuat membuat para ibu yang bekerja dipabrik maupun ibu rumah tangga tidak mengalami gizi kurang. Serta peran aktif kader dalam memberikan informasi seputar gizi membuat ibu-ibu tersebut memperoleh pengetahuan yang sama. Sebagian besar suami sudah memberikan dukungan dan perhatian pada ibu selama masa kehamilan. Dukungan yang diberikan

(9)

Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil Yang Bekerja Di Pabrik Dan Ibu Rumah Tangga 7 Di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kabupaten Karanganyar

oleh suami kepada ibu hamil sebagian besar berupa perhatian dalam mendampingi, menjaga kesehatan dan konsumsi makanan dan mengantar ibu jika periksa kandungan atau berobat ke bidan atau puskesmas, seta selalu mengingatkan makan ibu dan konsumsi vitamin.

Berdasarkan hasil pengujian Continuity Correction didapatkan p value 0,852 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara ibu hamil yang bekerja di Pabrik dan ibu rumah tangga sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada tidak ada perbedaan yang signifikan antara ibu hamil yang bekerja di Pabrik dan ibu rumah tangga di Wilayah kerja Puskesmas Mojogedang I, tahun 2016 dimana ibu hamil yang bekerja di Pabrik belum tentu mengalami gizi kurang begitu juga sebaliknya dimana ibu rumah tangga juga belum tentu memiliki status gizi yang baik.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Najoan 2011 tentang Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil di Kelurahan Kombos Barat Kecamatan Singkil Kota Manado tahun 2011 dan juga penelitian dari Mahirawati tahun 2014 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan status gizi ibu hamil.

Tetapi hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kartikasari (2011) di Puskesmas Bangetayu didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan status gizi pada ibu hamil. Dimana pekerjaan ibu akan berpengaruh pada jumlah pendapatan ibu yang akan mempengaruhi asupan gizi ibu selama kehamilan, dimana ibu yang mempunyai pendapatan lebih tinggi bisa mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasi dan bergizi, sehingga akan mempengaruhi status gizi ibu hamil.

Faktor pekerjaan ibu tidak berhubungan langsung dengan resiko gizi

kurang pada ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun ibu sibuk bekerja tetapi masih dapat memenuhi kebutuhan gizi selama hamil, kesibukkan tidaklah menjadi salah satu factor yang dapat menghambat untuk memenuhu kecukupan gizi selama hamil. Begitu juga pada ibu rumah tangga , kesehatan dan kecukupan gizinya akan tetap terjaga dan terpenuhi karena kurangnya aktivitas di luar rumah selama hamil yang membuat semakin besarnya perhatian ibu akan kondisi kehamilannya.

Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini hanya meneliti tentang perbedaan antara status gizi ibu hamil yang bekerja di Pabrik dan ibu rumah tangga. Padahal untuk hal- hal yang berhubungan dengan status gizi yang perlu diteliti masih banyak seperti pendidikan, asupan makanan dan keterpaparan penyakit, pengetahuan dan budaya pantang terhadap makanan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aminin, Fidyah dkk. 2014. Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (Kek) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan, Volume V, Nomor 2. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.

[2] Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

[3] Kartikasari, dkk. 2011. Hubungan Pendidikan,Paritas, dan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2011. Jurnal DII Kebidanan FIKKES. Universitas Muhammadyah Semarang

[4] Kristiyanasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika [5] Najoan dan Manampiring.2011.

Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Kekurangan Energi Kronik

(10)

8 Perbedaan Status Gizi Ibu Hamil Yang Bekerja Di Pabrik Dan Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Puskesmas Mojogedang I Kabupaten Karanganyar

pada Ibu Hammil di Kelurahan Kombos Barat Kecamatan Singkil Kota Manado. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

[6] Rafiah, dkk. 2014 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kejadian Kekurangan Energi Kronis (Kek). Jurnal Kesehatan Vol 14. Program Studi DIV Bidan Pendidik STIKES Sari Mulia Banjarmasin

[7] Sandjaja. 2009. Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Indonesia: Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Depkes RI

[8] Supariasa, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

[9] Susanti, Aisyah dkk. 2013. Budaya Pantang Makan, Status Ekonomi, Dan Pengetahuan Zat Gizi Ibu Hamil Pada Ibu Hamil Trimester Iii Dengan Status Gizi. Jurnal Kesehatan Volume 4.

[10] Yuliastuti, Erni. 2014. Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan

Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin. Jurnal Kesehatan Vol 1 No. 2. Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Gambar

Diagram  1  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Pekerjaan  ibu  hamil  di  Wilayah  Kerja  Puskesmas  Mojogedang  I, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia caviar nilem dalam perendaman campuran larutan asam asetat dengan larutan garam selama penyimpanan

Kebun Raya Kuningan (KRK) merupakan salah satu kebun raya dengan koleksi bambu yang lengkap untuk mengoservasi jenis bambu di Jawa.Sampai saat ini, inventarisasi

Jika lokomotor didefinisikan sebagai suatu aksi yang memindahkan tubuh dari satu titik ke titik lain dengan menggunakan kaki atau bagian tubuh yang lain, yang di

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitas laba, sedangkan variabel independennya yaitu struktur modal, investment opportunity set , kepemilikan

Pada konteks dinamika permasalahan putusan yang dihasilkan oleh Mahkamah Konstitusi yang berkaitan dengan hasil putusan yang bersifat Possitive Legislature dan

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di TK UMMI ERNI menunjukkan dari 30 orang anak terdapat 15 anak yang masih kurang kecerdasan logika matematikanya,

Pelaksanaan kegiatan “Workshop Penanganan Dini Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bagi kader BKB dan Pos PAUD Kota Malang Tahun 2016” ini merupakan bentuk dari tanggung jawab

Hasil serupa juga ditunjukkan dari penelitian Nunung Nurhayati (2015) yaitu pengetahuan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak yang berarti bahwa pengetahuan