• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pancasila Dalam Pengembangan Desa Wisata Internasional Di Desa Srowolan, Purwobinangun, Pakem, Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Pancasila Dalam Pengembangan Desa Wisata Internasional Di Desa Srowolan, Purwobinangun, Pakem, Sleman"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Pancasila Dalam Pengembangan Desa

Wisata Internasional

Di Desa Srowolan, Purwobinangun, Pakem, Sleman

Disusun Oleh :

Nama : Avan Diofani Putra Nomor Mahasiswa : 11.11.5099

Kelompok : D

Jurusan : S1 Teknik Informatika

Pembimbing : Drs. Tahajudin Sudibyo

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

SEKOLAH TINGGI MANAGEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Jl. Ring Road Utara Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Tlp. (0274) 884 201- 204, Fax (0274) 884 201- 204, Website : amikom.ac.id

(2)

ABSTRACT

Desa Wisata Srowolan adalah salah satu desa wisata yang ada di Sleman dengan keunikan dan keanekaragaman budayanya. Desa wisata ini masih asri akan udara dan juga masih kental budayanya.

Desa wisata ini dikelola oleh karang taruna yang cukup mumpuni. Desa wisata ini mempunyai berbagai macam arena outbond, pemancingan, sungai yang jernih dan juga budaya tradisional yang masih melekat. Untuk meningkatkan rate desa wisata berbasis Internasional, karang taruna Srowolan juga melakukan promosi baik melalui media surat kabar maupun internet.

Meskipun demikian untuk menjadi desa wisata yang berbasis Internasional tidak cukup dengan meningkatkan promosi dan SDM tetapi harus meningkatkan kerjasama antara pengurus desa wisata dengan anggota-anggotanya.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desa Wisata adalah suatu tempat rekreasi sekaligus study yang terletak pada pedesaan dengan nuansa pedesaan alami. nuansa pedesaan alami berarti desa masih merupakan tempat yang nyaman dari berbagai likuk dan kesibukan serta masih terbebas dari polusi. Desa wisata tentu melibatkan semua lapisan masyarakat setempat, maksudnya tidak mengenal usia karena saling berkesinambungan antara yang tua dengan yang muda. Desa wisata memiliki keunikan tersendiri yaitu budaya yang ada sejak dulu (dari nenek moyang) masih ada dan di lestarikan di daerah setempat. Culture inilah yang membedakan Desa Wisata dengan wisata-wisata yang ada dikota seperti museum, pantai, dan lain-lain.

Di kabupaten Sleman ada 26 desa wisata yang msih aktif, salah satunya adalah Desa Wisata Srowolan. Di desa Srowolan biasanya dikunjungi oleh sekolah-sekolah terutama sekolah di Jakarta dan sekitarnya. Bahkan mulai dijadikan hotel/penginapan bagi wisatawan yang berkunjung. Desa wisata Gabugan digunakan untuk bahan observasi yang kemudian dipresentasikan dimasing-masing instansi yang terkait. Berbagai macam obyek yang dijadikan observasi di desa wisata antara lain outbond, tari tradisional, membajak sawah, pembuatan masakan tradisional.

Melihat perkembangan teknlogi yang semakin pesat, maka tujuan dibangun desa wisata bukan hanya dilokal saja tetapi harus go Internasional. Yogyakarta sangatlah prospek untuk mendatangkan tourist dan promosi kepada warga negara asing. Aspek finasial menjadi salah satu faktor pentingnya mengembangkan Desa Wisata untuk go Internasional. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka semakin maju desa tersebut serta semakin besar peluang untuk mengikuti lomba Desa Wisata terbaik seluruh Indonesia.

(4)

B.

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Karang Taruna aktif dalam proses Pengembangan tinkat global? 2. Apakah sarana dan prasarana sudah mencukupi untuk tingkat Internasional? 3. Apakah promosi Desa Wisata Srowolan dilakukan dengan baik?

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A.

Pendekatan

1.

Historis

Desa Wisata Srowolan sendiri sesungguhnya merupakan gabungan dari tiga dusun (padukuhan) di dalam wilayah administratif Desa Purwobinangun. Ketiga padukuhan yang tergabung dalam kawasan desa wisata ini adalah Padukuhan Gatep Srowolan, Padukuhan Karanggeneng, dan Padukuhan Gandok Kadilobo. Lantaran diuntungkan oleh Sanggar Budaya Sayuti Melik dan Pasar Perjuangan Srowolan (didirikan pada 1921) sebagai objek wisata sejarah, masyarakat ketiga dusun tersebut lantas menyadari bahwa selain potensi pertanian desa, terdapat peluang ekonomi lainnya untuk dikembangkan lebih lanjut. Peluang ini tak lain ialah pariwisata.

Melihat cita-cita masyarakat desa yang besar, maka Forum Merti Dusun yang dipimpin GKR Pembayun serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman mendorong secara konkret dan terus-menerus upaya-upaya pembangunan kawasan desa wisata. Sejak itu, perhatian masyarakat lebih banyak tercurah pada pengembangan desa wisata. Kawasan ini akhirnya diresmikan sebagai desa wisata pada 28 Oktober 2007 yang dibarengkan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda ke-79. Selain mengandalkan Pasar Srowolan dan Sanggar Budaya Sayuti Melik sebagai kawasan bersejarah, desa ini menarik karena suasana alamnya yang masih alami dengan tiga mata air yang menjadi sumber hidup warga Srowolan. Kemudian, sebagai desa wisata, Srowolan sengaja diciptakan bagi wisatawan yang ingin menyaksikan sekaligus terlibat secara langsung dengan berbagai aktivitas penduduk, seperti bertani dengan cara tradisional, menyaksikan tradisi dalam masyarakat Jawa (merti dusun, pesta pernikahan, dsb.), serta menetap untuk beberapa hari di rumah tradisional khas masyarakat Jawa. Tak hanya itu, masyarakat bersama dengan Pemda Sleman dan para investor juga menciptakan paduan-paduan wisata yang unik, yakni wisata yang mengkombinasikan antara kekayakan budaya/tradisi lokal dan keindahan alam dengan

(6)

sarana-sarana wisata buatan. Pengalaman-pengalaman yang ditawarkan di desa ini dikemas dalam paket-paket wisata.

Karena itu, sejak dirintis pada pertengahan 2000, Desa Wisata Budaya Srowolan kini tengah menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara, sebagai kawasan plesiran dan pembelajaran alternatif. Banyaknya antrian untuk berkunjung maupun melakukan aktivitas outbound di luar musim liburan, baik dalam skala kecil maupun besar, di Srowolan menjadi bukti bahwa masyarakat desa mampu mengelola dengan baik dan juga berhasil melayani para wisatawan secara memuaskan.

2.

Sosiologis

Masyarakat adalah kumpulan dari beberapa individu yang saling berhubungan dan memiliki kepentingan bersama. Masyarakat dibagi menjadi 2 yaitu masyarakat kota dan masyarakat desa.

a. Masyarakat Kota

Masyarakat kota adalah adalah masyarakat yang hidup di daerah perkotaan dan dipusat keramaian. Masyarakat kota ini umumnya bersifat individualis, yang artinya kepentingan pribadi lebih diutamakan dan melupakan kepentingan tetangga.

b. Masyarakat Desa

Masyarakat desa yaitu masyarakat yang tinggal didaerah pedesaan. Daerah pedesaan masih kental akan budaya, gotong royong adalah contoh real dari masyarakat

pedesaan.

Di desa wisata termasuk dalam masyarakat pedesaan karena gotong royong selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat desa wisata. Seolah-olah sudah menjadi kewajiban membantu antar sesama. Tanpa adanya gotong royong tidak akan terbentuk Desa wisata.

(7)

B.

Pembahasan

1.

Karang Taruna

Karang taruna adalah organisasi kepemudaan yang terorganisir dan mempunyai tujuan bersama untuk meningkatkan pembangunan disuatu wilayah. Dikatakan terorganisir karena karang taruna juga mempunyai struktur organisasi yang jelas. Ada ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan juga humas. Masing-masing mempunyai peran yang berbeda. Karang taruna yang mumpuni adalah karang taruna yang saling kerjasama antar pengurus, pengurus-anggota, anggota-anggota. Karang taruna memegang peranan penting dalam suatu wilayah karena dalam kegiatan apapun karang taruna diharapkan siap untuk aktif dikegiatan kemasyarakatan. Untuk meningkatkan kerjasama maka karang taruna perlu mengadakan rapat bersama yang rutin dilaksanakan setiap bulan. Tujuannya supaya ketua dapat memantau dan menerima laporan apa saja yang dikerjakan anak buahnya selama 1 bulan. Dengan begitu pembenahan dapat dilakukan dengan transparan dan tidak ada pengurus yang menyalahgunakan jabatannya.

Di desa wisata Srowolan juga tentu memiliki karang taruna yang terorganisir. Banyak aktifitas yang dikerjakan di Srowolan antara lain aktif dalam sinoman, merti dusun,

pengembangan desa. Tetapi struktur organisasi di Desa Wisata berbeda dengan organisasi dimasyarakat biasa. Di desa wisata ada sie keamanan, promosi, perlengkapan dan lain-lain yang tidak dimiliki dalam struktur organisasi kemasyarakatan biasa. Aktifitas karang taruna di desa wisata yaitu mulai dari mempersiapkan sarana dan prasarana, menjadi guide (pemandu wisata) wisatawan yang berkunjung, promosi desa wisata, dan juga bekerjasama dalam pembangunan desa wisata. Guide adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh pengurus maupun anggota. Seorang guide wisata harus benar-benar mengerti kondisi dari tempat 1wisata itu sendiri. Guide juga harus pandai berinteraksi dengan wisatawan, ramah dan terlihat akrab dengan wisatawan. Walaupun terlihat mudah tapi sesungguhnya berat tugas guide, kalau ada pertanyaan dari wisatawan tentang apapun yang ada di desa, guide mau tidak mau harus bisa menjawab. Jika guide tidak bisa, maka wisatawan akan berpikir bahwa desa wisata itu tidak kompeten karena tidak dilengkapi dengan guide yang bagus. Selama ini guide di Desa wisata Srowolan masih kompeten dalam sisi guide artinya guide yang ada masih bisa membuat wisatawan nyaman untuk berkunjung. Meski demikian harus terus dibenahi kemampuan guide dalam berinteraksi karena kemampuan guide yang satu dengan yang lain berbeda.

(8)

Mengingat dari finansial dari wisatawan lokal yang cukup menjanjikan, maka

wisatawan mancanegara tentu lebih menjanjikan baik dari sisi ekonomis maupun rate desa wisata itu sendiri. Tugas berat disini adalah guide wisatawan karena mereka harus lancar dan menguasai bahasa minimal bahasa inggris. Di dusun srowolan sendiri guidenya belum siap go internasional karena pemahaman mereka tentang bahasa asing yang kurang baik. Biasanya orang desa cenderung ketinggalan berbahasa asing dengan orang-orang kota karena latar belakang pendidikan di desa yang berbeda dengan yang diperkotaan. Mungkin satu atau dua orang bisa berbahasa asing, tetapi yang namanya guide semua harus

menguasai karena tanpa adanya kerjasama akan bingung kalau wisatawan asing berjumlah banyak. Maka desa wisata Srowolan ini belum bisa mendatangkan wisatawan asing karena terkendala interaksi terhadap warga negara asing.

2.

Sarana dan Prasarana Desa Wisata

Desa wisata Srowolan adalah desa yang dikelilingi sawah-sawah dan sungai yang mengalir asri. Hawa sejukpun selalu terasa ketika memasuki desa wisata srowolan. Untuk resmi dijadikan sebagai desa wisata oleh dinas pariwisata tentu mempunyai sarana dan keunikan tersendiri. Sarana Desa Wisata Srowolan adalah:

a. Banyu Sumilir

1) Family Gathering

Family Gathering merupakan program untuk tamu di pondok makan Banyu Sumilir. Di tempat ini, wisatawan dapat mengadakan kegiatan, baik perorangan maupun kelompok dari institusi atau lembaga, dalam skala kecil (kurang dari 20 orang), sedang (antara 20-100 orang), maupun besar (lebih dari 100 orang). Sedangkan untuk materi kegiatan yang akan diselenggarakan menyesuaikan keinginan tamu. Dalam program Family Gathering ditawarkan berbagai fasilitas antara lain:

 Area dan fasilitas bermain (kolam air, kolam lumpur, kebun salak, pemancingan, sarana outbound)

 Area makan keluarga dan kuliner tradisional keluarga  Pertunjukan kesenian tadisional

(9)

2) Adventure Education Based Outdoor Activity

Program ini dibuat khusus bagi para pelajar mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA yang menginginkan sebuah kegiatan wisata alam selama sehari semalam dengan berbagai kegiatan outward boundbasic level. Program ini dikemas sebagai sarana untuk meningkatkan komunikasi, toleransi, kerjasama (kekompakan) antarteman dalam satu kelompok. Untuk biaya fasilitas program ini tiap orang dikenai biaya Rp150.000. Biaya ini mencakup fasilitator, makan, minum, dan snack. Dalam program Adventure Education Based Outdoor Activityditawarkan:

 Tim fasilitator outward bound,  Camping ground,

 Wisata alam,

 Sarana outward bound, dan  Wisata kuliner tradisional 3) Outward Bound

Program ini diperuntukkan bagi institusi dan lembaga yang ingin mengadakan kegiatan atau pelatihan pengembangan SDM bagi karyawan atau pegawai tingkat penyelia (supervisor), trainer, hingga manager. Ada 2 program yang ditawarkan;

 Program 3 hari untuk performance team building. Biaya per paket untuk 12 peserta Rp16.000.000,00 dan untuk penambahan peserta per orang Rp1.800.000,00.

 Program 5 hari untuk training the trainer for manager. Biaya per paket untuk 12 peserta Rp27.500.000,00 dan untuk penambahan peserta per orang dikenai Rp2.900.000,00. Biaya termasuk fasilitator, pemateri, handout program, sertifikat, home stay, penganan, makan-minum, serta kaos pelatihan.

4) Outing Program

Adalah bagian dari program outward bound atau Outdoors Management Experience Training (OMET) yang ditujukan bagi institusi atau lembaga yang berminat mengadakan kegiatan pendidikan atau pelatihan pengembangan SDM bagi staf karyawannya. Di sini, terdapat 3 program yang ditawarkan, antara lain:

(10)

 Program sehari konsentrasi team building. Biaya per paket untuk 36 peserta sebesar Rp8.000.000,00 dan untuk penambahan peserta per orang dikenai Rp225.000,00.

 Program 2 hari konsentrasi achievement motivation training. Biaya per paket untuk 24 peserta sebesar Rp9.500.000,00 dan untuk penambahan peserta per orang dikenai Rp450.000,00. Biaya ini sudah termasuk fasilitator, pemateri, penginapan, snack, minum dan 3x makan.

5) High Ropes Course Interpersonal Challenge Program

Program ini diperuntukan bagi institusi atau lembaga maupun perorangan yang ingin menjalani pelatihan tingkat Challenge Program for Manager. Program ini diselenggarakan selama 5 hari dengan fokus adalah Training the Trainer. Fasilitasnya adalah home stay, 48 bentuk permainan sebagai sarana instalasioutward bound. Biaya per peserta untuk program ini adalah Rp4.500.000,00. Jumlah peserta minimal 10 orang dan maksimal 24 orang

b. Shaba (sahabat Alam)

Shaba merupakan salah satu lokasi fasilitator wisata di Desa Wisata Srowolan yang menyediakan berbagai sarana wisata, antara lain:

1) Kolam pemancingan embung Karanggeneng:. 2) Kolam renang

3) Pondok makan 4) Agrowisata:

Agrowisata berupa tamasya di areal persawahan maupun kebun buah salak, duku, kelapa kopyor, sawo kecik, dan lain sebagainya. Biaya untuk rekreasi model ini beragam, tergantung dengan jumlah orang yang akan berkeliling kebun atau bermain di sawah.

(11)

3.

Promosi Desa Wisata

Promosi adalah kegiatan pemasaran produk yang ingin kita tawarkan kepada public dengan tujuan agar lebih dikenal masyarakat sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis. Promosi harus dilakukan secara rutin, tidak bisa hanya sekali promosi tetapi harus berulang-ulang. Promosi yang paling baik adalah promosi melalui media, bisa televisi, radio, surat kabar dan internet. Promosi yang dilakukan oleh karang taruna pengurus desa wisa adalah melalui kegiatan sosial seperti sepeda santai, dan melalui surat kabar. Tetapi didalam pengembangan desa wisata berbasis intenasional tidak cukup dengan surat kabar. Cara yang paling efisien adalah merancangkan sebuah website pribadi yang berisikan tentang semua hal mengenai desa wisata Srowolan. Memang saat ini Srowolan sudah bisa diexpose melalui media internet, tetapi website itu bukan milik mereka. Saat ini website biasapun sulit menembus internasional, website yang disajikan harus mempunyai 2 bahasa, yaitu bahasa nasional dengan bahasa internasional. Masalah promosi ini juga merupakan salah satu penghambat desa wisata Srowolan untuk mendatangkan tourist dengan skala besar ke dusun tersebut.

(12)

BAB III

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa desa wisata Srowolan mempunyai keunikan yang patut untuk selalu dilestarikan dan dikembangkan. Untuk mengembangkan desa wisata Srowolan yang berbasis lokal menjadi internasional dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang bisa berbahasa inggris dan juga promosi yang menggunakan website 2 bahasa. Selain hal tersebut, kerjasama antar pengurus dan anggota menjadi faktor yang cukup penting karena jika tidak ada kerjasama akan terpecah-pecah dan tidak mampu berkembang.

B.

Saran

Dalam Pengembangan Desa Wisata berbasis Intenasional, diharapkan semua elemen masyarakat aktif termasuk pemerintah daerah. Pemerintah daerah harus mendudung setiap program positif yang dilakukan oleh desa wisata. Tentu dukungan tersebut bisa berupa mencari relasi, sampai menjadi donatur, karena tanpa bantuan pemerintah akan sulit mengembangkan desa wisata tingkat Internasional.

(13)

REFERENSI

GUMELAR S. SASTRAYUDA. 2010. Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata. Yogyakarta: Mizan

Referensi

Dokumen terkait

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-item soal.. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Item soal yang valid berarti item

Jika total jumlah Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari 2 (dua) item/atau Jenis dari pajak Restoran yakni pajak Kantin dan Ketering sebesar Rp. Dari fenomena

Modal adalah hasil dari jumlah perkalian antara total biaya yang dikeluarkan dengan besarnya bunga modal ( tingkat suku bunga ) yang berlaku pada saat itu. Sehingga

Pelaksanaan pelatihan lesson study sebagai rangkaian kegiatan pengabdian bagi guru-guru matematika SMP Muhammadiyah se-Kabupaten Bantul dilaksanakan pada tanggal 25 Januari

Al-„urf al amali (kebiasaan yang berbentuk perbuatan) adalah kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan perbuatan biasa.. Yang dimaksud “perbuatan biasa‟ adalah

juga merancang kuesioner mengenai permasalahan dunia (Lihat Tabel 1) untuk diuji kepada responden sebagai pre-test sebelum penelitian dimulai yang mana akan diuji

Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Pratiwi (2014) bahwa perusahaan belum sesuai dengan SAK ETAP karena belum menyajikan laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,

Selain dari yang diinformasikan di atas, tidak terdapat kejadian penting lainnya yang mempunyai dampak material terhadap posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Entitas