• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FILTRAT DAUN TANAMAN BUNGA PAGODA (Clerodendrum squamatum Vahl) TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FILTRAT DAUN TANAMAN BUNGA PAGODA (Clerodendrum squamatum Vahl) TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH FILTRAT DAUN TANAMAN BUNGA PAGODA (Clerodendrum squamatum Vahl) TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti

Lasmini Nangune1, Ariyati Abdul2, Mustamin Ibrahim3 1)

Mahasiswa Jurusan Biologi, 2)Dosen Jurusan Biologi, 3)Dosen Jurusan Biologi Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo

Email: lasmini_nangune@ymail.com

Abstrak: Nangune, Lasmini. 2013. Pengaruh Filtrat Daun Tanaman Bunga Pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Aryati Abdul, M.Kes dan Pembimbing II Drs. Mustamin Ibrahim, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi berapa filtrat daun tanaman bunga pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl) yang efektif terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 (lima) perlakuan dan 5 (lima) ulangan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi langsung pada objek yang diteliti. Data yang diperoleh dianalisis dengan Anava dengan taraf signifikan α = 0,05 dilanjutkan dengan uji BNT untuk melihat perbedaan antar perlakuan dan untuk melihat konsentrasi berapa yang efektif membunuh larva 50 % maka dihitung LC50. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh filtrat daun tanaman bunga pagoda terhadap mortalitas larva Aedes aegypti. Dari uji Anava nilai F hitung 1962,667 lebih besar dari nilai F tabel 2,78 kemudian dari uji BNT terdapat perbedaan tiap konsentrasi. Hasil LC50 adalah 1,32 %. Kata Kunci : Tanaman bunga pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl), Larva Aedes

aegypti, Mortalitas.

PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae (Ester dan Asih, 2012). Di Provinsi Gorontalo penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah

kesehatan masyarakat. Hal ini dapat lihat dari data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 5 tahun terakhir (2008-2012) yang menunjukkan bahwa kasus DBD cenderung meningkat (Dinkes, 2013).

Kecenderungan peningkatan jumlah penderita DBD setiap tahun, mendorong pemerintah untuk menempuh berbagai cara dalam rangka menekan jumlah

(2)

2 penderita DBD. Cara itu antara lain adalah dengan cara memutuskan siklus hidup nyamuk Aedes aegypti melalui pengasapan (fogging). Cara ini dianggap kurang efektif karena sifatnya yang temporer dan hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, sedangkan larva nyamuk tetap hidup. Cara yang lain adalah dengan menggunakan insektisida sintetik. Akan tetapi, insektisida tersebut banyak mengandung bahan yang berbahaya dan beracun (Depkes, 2011).

Cara yang dianggap aman bagi manusia dan lingkungan adalah dengan menggunakan insektisida nabati. Hal ini disebabkan kandungan senyawa aktif dari tumbuhan tersebut mudah terurai di lingkungan dan relatif aman terhadap makhluk bukan sasaran. Salah satu spesies tumbuhan yang dianggap berpotensi sebagai insektisida nabati adalah tanaman bunga pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl). Tanaman bunga pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl) mengandung saponin, polifenol, steroid, terpena, alkaloida dan flavonoid (Widyaningrum, 2011 dan Shrivastava dan Tejas, 2007). Dimana kandungan tersebut pada penelitian Yunita dkk., (2009) berpengaruh terhadap mortalitas dan perkembangan larva Aedes

aegypti. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2010) yang menggunakan ekstrak daun Clerodendron serratum Spreng, melaporkan adanya peningkatan mortalitas dan penghambatan perkembangan pada larva dan pupa Aedes aegypti.

Tanaman Bunga Pagoda

Clerodendrum squamatum Vahl temasuk dalam ordo Lamiales dan famili Lamiaceae. Widyaningrum (2011), menyebutkan bahwa daun, bunga dan batang Clerodendrum squamatum Vahl mengandung saponin dan polifenol, di samping itu daun dan batangnya mengandung alkaloida dan flavonoida. Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak metanol, heksana, etil asetat dan air daun pagoda positif terhadap uji steroid, titerpenoid dan flavonoid (Musa,2010). Efek antifeedant dan penghambat pertumbuhan berasal dari berbagai neo-clerodane diterpenoid yang diisolasi dari genus Clerodendrum. Senyawa clerodendrin B, 3-epicaryoptin, 15-hydroxyepicaryoptin, dan clerodin efektif sebagai antifeedant dan clerodendrin B, 3-epicaryoptin, clerodendrin C, 15-hydroxyepicaryoptin, clerodendrin B asetat, dan clerodin, menunjukkan aktivitas penghambatan pertumbuhan

(3)

3 serangga yang baik meski pada konsentrasi rendah (Kumari et al., 2003).

Nyamuk demam berdarah Aedes aegypti termasuk dalam ordo Diptera, familly Culicidae. Nyamuk ini mengalami metamorfosis sempurna (Holometabola), dari telur, larva (jentik), pupa, hingga imago (dewasa). Selama masa bertelur, seekor nyamuk betina mampu meletakkan 100-400 butir telur. Biasanya, telur-telur tersebut diletakkan dibagian yang berdekatan dengan permukaan air, seperti di bak yang airnya jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah (Kardinan, 2003).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh filtrat daun tana-man bunga pagoda (Clerodendrum squa-matum Vahl) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dan untuk menge-tahui konsentrasi filtrat daun tanaman bunga pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl) yang efektif terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Genetika dan Laboratorium Zoologi dan fisiologi Jurusan Biologi MIPA Universitas Negeri Gorontalo selama ± 2 bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 (lima) perlakuan dan 5 (lima) ulangan. Perlakuan terdiri dari Konsentrasi filtrat 0 %, 2,5 %, 5 %, 7,5%, 10 %. Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel bebas yaitu filtrat daun tanaman bunga pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl) dengan konsentrasi yang berbeda. Variabel terikat yaitu mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu keseluruhan larva instar III Aedes aegypti yang terdapat dalam 25 gelas beaker. Setiap gelas kimia berisi masing-masing 10 larva instar III Aedes aegypti sehingga jumlah keseluruhan populasi sebanyak 250 larva instar III Aedes aegypti (WHO, 2005).

Data diperoleh melalui observasi langsung pada objek yang diteliti dengan mengamati mortalitas larva Aedes aegypti. Larva Aedes aegypti yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pembiakan nyamuk. Pembuatan filtrat, hal pertama yang dilakukan adalah daun tanaman bunga pagoda dicuci bersih kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, selanjutnya daun diblender sampai halus menjadi bubuk. Bubuk yang diperoleh kemudian ditimbang sebanyak 50 gr dan diencerkan

(4)

4 dengan aquades steril 50 ml lalu disaring yang merupakan konsentrasi 100%. Hasil konsentrasi tersebut diukur masing-masing untuk setiap perlakuan 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarakan hasil penelitian terdapat pengaruh filtrat tanaman daun pagoda (Clerodendrum squamatum Vahl) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti.

Tabel 2. Hasil uji BNT Perlakuan Rata - Rata Notasi 0 0 A 2,5 2,6 B 5 10 C 7,5 10 C 10 10 C

Keterangan : Huruf berbeda menyatakan terdapat perbedaan yang nyata pada uji BNT α = 0,05.

Selanjutnya hasil penelitian diuji LC50 untuk melihat pada konsentrasi berapa sudah dapat mematikan 50 % dari hewan uji. Dari hasil uji LC50, didapatkan perkiraan besar konsentrasi filtrat yang mengakibatkan kematian larva Aedes aegypti sebesar 50% adalah konsentrasi 1,32 %.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa Filtrat daun Tanaman Bunga Pagoda mempunyai pengaruh yang nyata terhadap

mortalitas larva Aedes aegypti. Kenaikan konsentrasi filtrat juga diikuti kenaikan jumlah mortalitas larva. Mortalitas larva Aedes aegypti disebabkan senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam filtrat daun tanaman bunga pagoda, dimana senyawa-senyawa yang terdapat didalam daun tanaman bunga pagoda antara lain clerodendrin B, 3-epicaryoptin, clerodendrin C, 15-hydroxyepicaryoptin, clerodendrin B asetat, clerodin, dan Iridoid glukosid (7 β coumaroyloxyugandoside dan 7 β-cinnamoyloxyugandoside) yang termasuk dalam golongan terpen (Kumari et al., 2003; Shrivastava dan Tejas, 2007). Senyawa lain yang juga terkandung dalam filtrat daun pagoda adalah alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, steroid dan terpenoid (Widyaningrum, 2011; Musa, 2010). Dimana berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yunita dkk., (2009) dan Puspita (2010) senyawa-senyawa tersebut diduga berpengaruh terhadap mortalitas dan perkembangan larva Aedes aegypti.

Efektifitas filtrat daun tanaman bunga pagoda sangat tinggi terhadap mortalitas larva Aedes aegypti. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil LC50 yaitu 1,32 %, yang berarti pada konsentrasi tersebut sudah

(5)

5 dapat mematikan 50 % hewan uji. Semakin rendah nilai LC50 suatu zat berarti zat tersebut memiliki aktivitas yang lebih tinggi dalam membunuh hewan coba karena zat tersebut memerlukan konsentrasi yang lebih rendah untuk mematikan hewan coba (Chang dan Miles 2004).

Penyerapan insectisida nabati yang mempunyai efek racun perut sebagian besar berlangsung pada saluran pencernaan bagian tengah (midgut ). Saluran pencernaan bagian tengah merupakan organ utama pada pencernaan serangga, karena saluran pencernaan bagian ini merupakan organ penyerap nutrisi dan sekresi enzim-enzim. Apabila sekresi enzim terganggu maka proses pencernaan makanan juga akan terganggu sehingga larva akan kekurangan energi dan lama-kelamaan akan mengalami kematian Hadi et al ., (2009). Hal ini sesuai dengan penelitian Puspita 2010, dimana terjadi kerusakan pada saluran pencernaan larva Aedes aegypti yang telah diberikan ekstrak daun Clerodendron serratum Spreng.

Alkoloid adalah penyebab kelayuan pada saraf, senyawa alkoloid dapat

menghambat kerja enzim

asetilkolinesterase. Asetilkolin yang

dibentuk oleh sistem saraf pusat berfungsi untuk menghantarkan impuls dari sel saraf ke sel otot. Setelah impuls dihantarkan, prosesnya dihentikan oleh enzim asetilkolinesterase yang memecah asetilkolin menjadi asetil ko A dan kolin. Adanya senyawa alkaloid akan menghambat bekerjanya enzim ini sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang akan menyebabkan terjadinya kekacauan pada sistem penghantaran impuls ke otot yang dapat berakibat otot kejang, terjadi kelumpuhan (paralysis) dan berakhir ke kematian (Hadi et al ., 2009).

Senyawa aktif saponin mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan sehingga merusak membran sel, menginaktifkan enzim sel dan merusak protein sel. Saponin dapat berikatan dengan fosfolipid yang menyusun membran sel sehingga mengganggu permeabilitas membran sel (Widodo, 2005). Permeabilitas membran turun maka mengakibatkan senyawa-senyawa toksik masuk sehingga menggangu proses metabolisme larva, pembentukan ATP juga terhambat sehingga larva kekurangan energi dan menyebabkan kematian.

Senyawa polifenol mempunyai kemampuan mengikat protein. Polifenol dapat memengaruhi pertumbuhan dan

(6)

6 perkembangan hewan dengan dua cara, yaitu rasa sepat tanin dapat menurunkan tingkat konsumsi pakan serta kemampuan tanin untuk mengikat protein di intestinum yang menyebabkan penurunan daya cerna dan absorpsi protein (Widodo, 2005), sehingga larva kekurangan nutrisi dan menyebabkan kematian. Sementara itu senyawa flavonoid berpengaruh menurunkan aktivitas enzim protease dan amilase sehingga kemampuan mencerna makanan pada larva akan menurun (Shahabuddin dan Flora Pasaru, 2009). Proses pencernaan menurun menyebabkan penyerapan nutrisi juga akan terhambat dan lama kelamaan akan mati, karena tidak terpenuhinya nutrisi pada larva tersebut.

Banyaknya kematian pada larva diduga juga disebabkan karena adanya akumulasi senyawa-senyawa bioaktif analog hormon juvenil dalam tubuh larva. Senyawa-senyawa bioaktif tersebut akan menghambat aktivitas molting dari larva sehingga dapat merusak struktur eksoskeleton (abnormalitas tubuh) dan pada akhirnya akan menyebabkan kematian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis statistik diatas, maka

disimpulkan bahwa Filtrat daun tanaman bunga pagoda berpengaruh terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti dan Konsentrasi yang efektif terhadap mortalitas larva Aedes aegypti adalah 5 %.

SARAN

Disarankan untuk melakukan penelitian lanjut mengenai pengaruh filtrat daun tanaman bunga pagoda terhadap mortalitas larva pada jenis nyamuk yang lain. dan disarankan penggunaan tumbuhan lain dalam pembasmian larva Aedes aegypti.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, S. T and P. G. Miles. 2004. Mushrooms : Cultivation, Nutritional Value, Medicinal Effect, and Environmental Impact. 2nd Edition. CRC Press. Washington, D. C.

Depkes RI. 2011. INFOMASI UMUM DBD. Online tersedia di :

http://www.pppl.depkes.go.id/_as set/_download/INFORMASI_U MUM_DBD_2011.pdf

Dinkes. 2013. Data Kasus DBD Tahun 2008-2012 Provinsi Gorontalo. Gorontalo.

Ester, M dan Y. Asih. 2012. Demam Berdarah Dengue : diagnosis, pengobatan, pencegahan dan pengendalian / WHO. Jakarta : EGC

(7)

7 Hadi, H. Mochamad., Udi Tarwotjo.,

Rully Rahadian. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kardinan, A. 2003. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Kumari, G. N. K., J. Balachandran, S. Aravind, and M. R. Ganesh. 2003. Antifeedant and Growth Inhibitory Effects of Some Neo-Clerodane Diterpenoids Isolated from Clerodendron Species (Verbenaceae) on Earias vitella and Spodoptera litura. Journal of Agricultural and Food Chemistry 51 (6), 1555–1559.

Musa, W. J.A. 2010. Karakterisasi Dan Mekanisme Kerja Senyawa Aktif Alami Dari Daun Pagoda (Clerodendrum japonicum) Yang Menginduksi Ketahanan Sistemik Tanaman Cabai Merah Terhadap Cucumber Mosaic Virus (CMV). INOVASI 7 (2)

Puspita, Andhina A. 2010. Uji Ekstrak

senggu (Clerodendron serratum

Spreng.) Sebagai Larvasida

Nyamuk Aedes aegypti (L.).

Skripsi Universitas Sebelas

Maret.Surakarta.

Shahabuddin dan Flora Pasaru, 2009. Pengujian Efek Penghambatan Ekstrak Daun Widuri Terhadap Pertumbuhan Larva Spodoptera exigua Hubn. (Lepidoptera: Noctuidae) dengan Menggunakan Indeks Pertumbuhan Relatif. Jurnal Agroland 16 (2): 148 – 154. ISSN : 0854 – 641X.

Shrivastava, N., and Tejas P. 2007. Clerodendrum and Healthcare: An Overview. Medicinal and Aromatic Plant Science and Biotechnology 1(1); 142-150 WHO. 2005. Guidelines for Laboratory

and Field Testing of Mosquito Larvicides.

WHO/CDS/WHOPES/GCDPP/2 005/13.

Widodo W, 2005. Tanaman Beracun Dalam Kehidupan Ternak.

Malang: Universitas

Muhamadiyah Malang.

Widyaningrum, Herlina dan Tim Solusi Alternatif. 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Yogyakarta : MedPres

Yunita, E. A., Nanik H. S., dan Jafron W. H. 2009 Pengaruh Ekstrak daun Teklan (Eupatorium riparium) terhadap Mortalitas dan Perkembangan Larva Aedes aegypti. BIOMA Vol. 11 (1): 11-17

Referensi

Dokumen terkait

untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Masalah yang diteliti menerapkan melalui metode buku cerita pada siswa. kelompok B TK ABA SARANG 2 DELANGGU semester I

Berdasarkan uji statistik dengan spearman rho dengan signifikan α < 0,05 didapatkan hasil α = 0,000 yang nilainya lebih kecil dari α = 0,05 maka dapat

Permintaan akan buah kelapa kopyor segar dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan akan tetapi tidak diimbangi dengan semakin banyaknya produksi yang

Untuk mengetahui data dalam penelitian ini maka penulis menggunakan rumus statistik, untuk mengetahui bagaimana bakat dengan prestasi belajar santri digunakan rumus TSR

1 set alat Topcon Hiper Pro RTK Pengukuran di Pantai Mutiara. Titik BM

Sistem Perangkat bergerak android disini, digunakan untuk menampilkan hasil penilaian kinerja yang nantinya bisa digunakan oleh karyawan dalam memantau performa

Gambar 4 Kromatogram ekstrak metanol bebas-tanin pada berbagai eluen Dengan eluen etil asetat, masih terdapat noda yang belum memisah sempurna, maka dibuat komposisi

Selain itu, mengenai mekanisme pemilihan yang hanya diikuti oleh calon tunggal politik hukum putusan ini PHQJKHQGDNL GHQJDQ PHQJJXQDNDQ SLOLKDQ ³VHWXMX´ DWDX