Step 3 Step 3 1.
1. Mengapa pMengapa penglienglihtan mahtan mata kanan pta kanan pasien asien buram sburam setelah etelah jatuh djatuh dari moari motor?tor?
W
Walaupun mata alaupun mata mempunyai sistem pelindung mempunyai sistem pelindung yang cukupyang cukup baik seperti ronggaorbita, kelopak, dan jaringan lemak baik seperti ronggaorbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refeks memejam
retrobulbar selain terdapatnya refeks memejam
ataumengedip, mata masih sering mendapat trauma dari ataumengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak, sara
bola mata, kelopak, sara mata dan rongga ormata dan rongga orbita .Kerusakanbita .Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberi penyulit
mata akan dapat mengakibatkan atau memberi penyulit sehingga mengganggu ungsi penglihatan.
sehingga mengganggu ungsi penglihatan.
Bagian orbita yang merupakan organ visera yang Bagian orbita yang merupakan organ visera yang berhadapan langsung dengan dunia luar
berhadapan langsung dengan dunia luar adalah kornea,adalah kornea, sehingga kornea rentan untuk terkena trauma
sehingga kornea rentan untuk terkena trauma maupunmaupun ineksi. Sehingga menimbulkan edema kornea, dema ineksi. Sehingga menimbulkan edema kornea, dema
super!sial dan aberasi kornea dapat hilang dalam beberapa super!sial dan aberasi kornea dapat hilang dalam beberapa jam. demainterstisial adalah edema yang terjadi di
jam. demainterstisial adalah edema yang terjadi di substania propria yang membentuk
substania propria yang membentuk kekkekeruhan seperteruhan seperticincinicincin dengan batas tegas berdiameter " # $ mm. %ipatan
dengan batas tegas berdiameter " # $ mm. %ipatan
membrana Bo&man membentuk membran seperti lattice. membrana Bo&man membentuk membran seperti lattice. 'embrana descement bila terkena trauma dapat berlipat 'embrana descement bila terkena trauma dapat berlipat atau robek dan akan ta
atau robek dan akan tampak sebagai kekmpak sebagai kekeruhan yangeruhan yang berbentuk benang. Bila e
berbentuk benang. Bila endotel robek maka akanterjadindotel robek maka akanterjadi inhibisi humor a(uous
inhibisi humor a(uous ke dalam stroma kornea, sehinggake dalam stroma kornea, sehingga kornea menjadi edema. Bilarobekan endotel kornea ini kecil, kornea menjadi edema. Bilarobekan endotel kornea ini kecil, maka kornea akan jernih kembali dalam beberapa hari
maka kornea akan jernih kembali dalam beberapa hari tanpaterapi.)eposit pigmen sering terjadi
tanpaterapi.)eposit pigmen sering terjadi di permukaandi permukaan posterior kornea, disebabkan oleh adanyasegmen iris yang posterior kornea, disebabkan oleh adanyasegmen iris yang terlepas ke depan. %aserasi kornea dapat terjadi di setiap terlepas ke depan. %aserasi kornea dapat terjadi di setiap lapisan kornea secara terpisah atau bersamaan, tetapi lapisan kornea secara terpisah atau bersamaan, tetapi jarang menyebabkan perorasi.*ambaran klinis dema jarang menyebabkan perorasi.*ambaran klinis dema
kornea dapat meberikan keluhan berupa
kornea dapat meberikan keluhan berupa penglihatanpenglihatan kabur
kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat.
sumber cahaya yang dilihat. KKornea akan terlihatornea akan terlihat keruhdengan uji plasedo
keruhdengan uji plasedo yang positi.yang positi. Sumber + Bruce,
Sumber + Bruce, hris, dan -nthonhris, dan -nthonyy. "/. %ecture 0otes . "/. %ecture 0otes ++ 1talmologi. disi 2. 3akarta +4enerbit r
2.
2. mengapa mengapa didapatdidapatkan kelukan keluhan mata han mata merah. merah. BeraiBerair, nyr, nyeri dan eri dan bengkak kbengkak kelopak melopak mataata setelah jatuh dari motor?
setelah jatuh dari motor?
Erosi kornea Erosi kornea
Defnisi dan etiologi Defnisi dan etiologi
o
o rrosi osi kokornrnea ea mermerupaupakakan n kekeadaadaan an terterkkeluelupapasnysnya a epiepitel tel kokomea mea yanyang g dapdapatat
diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. rosi dapat terjadi tanpa diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. rosi dapat terjadi tanpa cedera pada membran basal. )alam &aktu yang pendek epitel sekitarnya dapat cedera pada membran basal. )alam &aktu yang pendek epitel sekitarnya dapat bermigras
bermigrasi dengan cepat i dengan cepat dan menutupi deek epitel dan menutupi deek epitel tersebut.tersebut. T
Tanda dan anda dan gejalagejala
o
o 4ad4ada a eroerosi pasien akan merasasi pasien akan merasa saksakitit sekali akibat erosi merusak kornea yangsekali akibat erosi merusak kornea yang
mempu
mempunyai serat sensibenyai serat sensibel l yang banyakyang banyak,, mata berairmata berair, dengan blearospasme,, dengan blearospasme, lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh.
keruh.
o
o 4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila diberi pe&arnaan4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila diberi pe&arnaan
fuoresein akan ber&ama hijau. fuoresein akan ber&ama hijau.
o
o 44adada a ererososi i kkomomea ea peperlrlu u didipeperhrhatatikikan an adadalalah ah adadananya ya inineeksksi i yayang ng titimbmbulul
kemudian. kemudian.
3.
3. mengapa pamengapa pada pemerida pemeriksaan ophksaan ophtalmotalmologi dilogi didapatkadapatkan VO ! "in VO ! "isus 2#sus 2#$%,eros$%,erosi korneai kornea &'(,ruptur kornea di jam )&'( *O+ dangkal, iris prolaps ? jelaskan
&'(,ruptur kornea di jam )&'( *O+ dangkal, iris prolaps ? jelaskan
"is"isus 2#us 2#$%! pa$%! pasiesien mengn menghithitung jaung jadri pdri pada jaada jarak 2 m sdarak 2 m sdangkangkan pada orn pada orangnangnormormal $%al $% m. -e
m. -erdapat penurun "isus, karena kekeruhardapat penurun "isus, karena kekeruham media rerakta sehingga terjadim media rerakta sehingga terjadi penurunan "isus.
penurunan "isus.
Erosi kornea Erosi kornea
Defnisi dan etiologi Defnisi dan etiologi
o
o rrosi osi kokornrnea ea mermerupaupakakan n kekeadaadaan an terterkkeluelupapasnysnya a epiepitel tel kokomea mea yanyang g dapdapatat
diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. rosi dapat terjadi tanpa diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. rosi dapat terjadi tanpa cedera pada membran basal. )alam &aktu yang pendek epitel sekitarnya dapat cedera pada membran basal. )alam &aktu yang pendek epitel sekitarnya dapat bermigras
bermigrasi dengan cepat i dengan cepat dan menutupi deek epitel dan menutupi deek epitel tersebut.tersebut. T
Tanda dan anda dan gejalagejala
o
o 4ad4ada a eroerosi pasien akan merasasi pasien akan merasa saksakitit sekali akibat erosi merusak kornea yangsekali akibat erosi merusak kornea yang
mempu
mempunyai serat sensibenyai serat sensibel l yang banyakyang banyak,, mata berairmata berair, dengan blearospasme,, dengan blearospasme, lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh.
keruh.
o
o 4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila diberi pe&arnaan4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila diberi pe&arnaan
fuoresein akan ber&ama hijau. fuoresein akan ber&ama hijau.
o
o 44adada a ererososi i kkomomea ea peperlrlu u didipeperhrhatatikikan an adadalalah ah adadananya ya inineeksksi i yayang ng titimbmbulul
kemudian. kemudian.
Trauma Tajam Trauma Tajam
4enetran +menembus bolamata
0on penetran + menggosok bola mata Tanda
Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva saja. Bila robekan konjungtiva ini atau tidak melebihi 5 cm, maka tidak perlu dilakukan penjahitan. Bila robekan konjungtiva lebih 5 cm diperlukan tindakan penjahitan untuk mencegah terjadinya granuloma. 4ada setiap robekan konjungtiva perlu diperhatikan terdapatnya robekan sclera bersama6sama dengan robekan konjungtiva tersebut.
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke
dalam bola mata maka akan terlihat tanda6tanda bola mata tembus, seperti+
o Tajam penglihatan yang menurun o Tekanan bola mata rendah
o Bilik mata dangkal
o Bentuk dan letak pupil yang berubah
o Terlihatnya ada ruptur pada kornea atau sklera
o Terdapat jaringan yang di proplaps seperti cairan
mata, iris, lensa, badan kaca, atau retina
o Konjungtiva kemotis
/. Ma0amma0am -rauma &etiologi,gejala klinis dan penatalaksanaan,(?
Trauma Mekanik a. Trauma tumpul
Kelopak
• 4alpebra hematom
o 4enyebab
Trauma akibat pukulan tinju, atau benda6benda keras lainnya
o 4enatalaksanaan
4ada hematoma kelopak dini dapat diberikan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit
Bila telah lama, untuk memudahkan absorbsi dapat dilakukan kompres hangat pada kelopak
Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan berbentuk kaca mata yang sedang dipakai, maka keadaan ini disebut sebagai hematoma kaca mata dan merupakan keadaan sangat ga&at. 7ematoma kaca mata terjadi akibat pecahnya arteri otalmika yang merupakan tanda raktur basis kranii. )arah masuk ke dalam kedua rongga orbita sampai pada batas septum orbita kelopak mata, akan memberikan bentuk hematoma ini.
Konjungtiva
• dema konjungtiva
3aringan konjungtiva yang bersiat selaput lendir dapat menjadi kemotik pada setiap kelainannya, demikian pula akibat trauma tumpul. Bila kelopak terpajan ke duania luar dan
konjungtiva secara langsung kena angin tanpa mengedip, maka keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema pada konjungtiva.
Penatalaksanaannya : dapat diberikan dekongestan untuk
mencegah pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva.
• 7ematom subkonjungtiva
7ematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya
pembuluh darah yang terdapat pada atau di ba&ah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. 4ecahnya
pembuluh darah ini dapat akibat batuk rejan,trauma tumpul basis kranii, atau pada keadaan pembuluh darah yang rentan dan
mudah pecah. 4embuluh darah akan rentan dan mudah pecah pada usia lanjut, hipertensi, areriosklerosis, konjungtiva
meradang8konjungtivitis9, anemia, dan obat6obatan tertentu. 4engobatan dini yang dapat dilakukan kompres hangat.
4erdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorbsi dalam 56" minggu tanpa diobati
Bila perdarahan ini terjadi akibat trauma tumpul maka perlu dipastikan bah&a tidak terdapat robekan di ba&ah jaringn
subkonjungtiva menutupi keadaan mata yang lebih burukseperti perorasi bola mata. Bila tekanan bola mata rendah disertai tajam penglihatan menurun dengan hematoma subkonjungtiva maka sebaiknya dilakukan eksplorasi bola mata untuk mencari adanya ruptur sklera atauterlihatnya jaringan kororid yang menonjol
Kornea
• dema kornea
Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan edema kornea ataupun malahan ruptur daripada membran )escement. dema kornea yang berat dapat
mengakibatkan serbukan sel radang dan neurovaskularisaso masuk ke dalam jaringan stroma kornea.
dema korne akan memberikan keluhan penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat.kornea akan terlihat keruh, dengan uji plasido yang positi.
4engobatan yang diberikan adalah larutan hipertonikseperti 0acl : ;. Bila terdapat peninggian tekananbola mata maka
diberikan aseta<olamida.
• rosi kornea
rosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. 7al yang dapat mengakibtkan erosi kornea adalah lensa kontak, sinar ultra violet, debu, dan asap.
-kibatnya kornea yang mempunyai banyak serabut sara sensibel terkena, maka pasien akan merasa sakit sekali, dengan blearospasme, lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan
terganggu oleh media kornea yang keruh.
4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila di beri pe&arnaan fuoresein akan ber&arna hijau. 7ati6hati bila memakai obat topikal untuk menghilangkan rasa sakit pada pemeriksaan karena dapat menambah kerusakan epitel. 4ada erosi kornea yang perlu diperhatikan adalah adanya ineksi yang timbul kemudian akibat barier epitel hilang.
4engobatan biasanya diberikan sikloplegik untuk
menghilangkan rasa sakit ataupun untuk mengurangkan gejala radang uvea yang mungkin timbul. -ntibiotik diberikan dalam
bentuk tetes dan mata ditutup untuk mempercepat tumbuh epitel baru dan mencegah ineksi sekunder. Biasanya bila tidak terjadi ineksi sekunder erosi kornea yang mengenai seluruh permukaan kornea yang mengenai seluruh permukaan kornea akan sembuh dalam $ hari. 4ada erosi kornea tidak diberi antibiotik.
*angguan erosi kornea terhadap penglihatan atau
pekerjaan, sangat tergantung pada satu atau kedua mata terkena erosi. Walaupun pekerja berat, erosi kornea menganggu pekerjaan akibat rasa sakit meksimum terganggu selam $ hari.
• rosi kornea rekuren
=vea
• >ridoplegia
4ada trauma tumpul dapat terjadi kelumpuhan otot s!ngter pupil sehingga pupil menjadi lebar atau midriasis. 4upil ini tidak bereaksi terhadap sinar.
4asien akan sukar melihat dekat karena gangguan
akomodasi, silau akibat gangguan pengaturan masuknya sinar pada pupil, akan terlihat anisokoria pada pupil.
>ridoplegia ini akan berlangsung beberap hari sampai beberapa minggu. Kadang6kadang tidak menjadi normal lagi.
4ada pasien dengan iridoplegia sebaiknya diberi istirahat untuk mencegah terjadinya kelelehan s!ngter disertai dengan pemberian.
• >ridodialisis
Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi berubah menjadi lonjong.
Biasanya iridodialisis terjadi bersama6sama dengan terbentuknya hiema. 4asien akan melihat ganda dengan satu matanya. Bila keluhan demikian maka pada pasien sebainya dilakukan
pembedahan dengan melakukan resposisi iris yang terlepas.
• 7iema
7iema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Bila pasien duduk hiema akan terlihat terkumpul
di bagian bawah bilik mata depan, dan hiema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan
4englihatan pasien akan sangat menurun. Kadang6kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis. 4asien akan mengeluh sakit disertai dengan epiora dan blearospasme.
4asien dengan hiema harus tinggal dan dira&at di
rumah sakit. 4asien tidur dengan kepala miring / derajat, diberi koagulansia, dan mata ditutup. 4ada anak6anak yang gelisah
dapat diberikan obat penenang. Bila terjadi penyulit glaukoma diberi aseta<olamida.
Biasanya hiema akan hilang sempurna. Kadang6kadang sesudah hiema hilang atau ? hari setelah trauma dapat terjadi perdarahan atau hiema baru yang disebut hiema sekunder yang pengaruhnya akan lebih hebat karena perdarahan lebih sukar hilang.
4arasentesis atau mengelaurkan darah dari bilik mata depan dilakukan pada pasien dengan hiema bila terlihat tanda6 tanda imbibisi kornea, glaukoma sekunder, hiema penuh dan
ber&arna hitam atau bila setelah : hari tidak terlihat tanda6tanda giema akan berkurang.
*laukoma sekunder dapat terjadi akibat kontusi badan siliar berakibat suatu reses sudut bilik mata sehingga terjadi
gangguan pengaliran cairan mata.
@at besi di dalam bola mata dapat menimbulkan
siderosis bulbi yang bila didiamkan akan dapat menimbulkan tisis bulbi dan kebutaan.
• >ridosiklitis
4ada trauma tumpul dapat terjadi reaksi jaringan uvea sehingga menimbulkan iridosiklitis atau radang uvea anterior. 4ada mata akan terlihat mata merah, suar di dalam bilik mata depan, dan pupil mengecil. Tajam penglihatan menurun. 4ada uveitis anterior diberikan tetes midriatik dan steroid topikal. Bila terlihat radang berat maka dapat diberikan steroid sistemik.
%ensa
• )islokasi lensa
Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan dislokasi lensa akibat putusnya <onula <inii.
*angguan kedudukan lensa ini dapat dalam bentuk A a9 Subluksasi lensa
Terjadi akibat <onula <inn putus sebagian sehingga lensa berpindah tempat.
4asien pasca trauma akan mengeluh penglihatan berkurang. Subluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa iridodonesis. -kibat pegangan lensa pada <onula tidak ada maka lensa yang elastis akan menjadi cembung, dan mata akan
menjadi lebih miopia. %ensa yang menjadi sangat cembung
mendorong iris ke depan sehingga sudut bilik mata tertutup. Bila sudut bilik mata menjadi sempit pada mata ini mudah terjadi
glaukoma sekunder.
Subluksasi lensa dapat juga terjadi spontan akibat pasien menderita kelainan pada <onula <inn yang rapuh 8sindrom
'arphan9.
b9 %uksasi lensa anterior
Bila seluruh <onula <inn di sekitar ekuator putus akibat trauma maka lensa dapat masuk ke dalam bilik mata depan. -kibat lensa terletak di dalam bilik mata depan ini maka akan terjadi gangguan pengaliran keluar cairan bilik mata sehingga akan timbul glaukoma kongesti akut dengan gejala6gejalnya. 4asien akan mengeluh penglihatan menurut mendadak, disertai rasa sakit yang sangat, muntah, mata merah dengan
blearospasme. Terdapat injeksi siliar yang berat, edema kornea, lensa di dalam bilik mata depan. >ris terdorong ke belakang
dengan pupil yang lebar. Tekanan bola mata sangat tinggi. 4asien secepatnya dikirim pada dokter mata untuk dikeluarkan lensanya dengan terlihat dahulu diberikan aseta<olamida untuk
menurunkan tekanan bola mata. c9 %uksasi lensa posterior
4ada keadaan putusnya <onulla <inn di seluruh lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di datarn ba&ah polus posterior undus okuli. 'ata ini akan menunjukkan gejala mata tanpa lensa atau aakia. 4asien akan melihat normal dengan lensa 5". dioptri untuk jauh, bilik mata depan dalam dan iris tremulans. 4asien akan mengeluh
adanya skotoma pada lapang pandangannya akibat lensa mengganggu kampus pasien.
• Katarak traumatic
Trauma tumpul dapat mengakibatkan katarak pungtata, selain daripada dapat mengakibatkan katarak, yang biasanya berjalan lambat, dan proses degenerasinya dapat berjalan lanjut. 4roses degenerasi lanjut ini dapat mengakibatkan pencairan
korteks lensa dan bocor melalui kapsul lensa. Bahan lensa di luar kapsul sebagai benda asing menimbulkan reaksi di dalam bilik mata depan sehingga menimbulkan reaksi uveitis yang disebut sebagai uveitis akotoksik dan glaukoma akolitik.
Bila katark telah menimbulkan reaksi akolitik maka pasien akan mengeluh mata sakit disertai dengan gejala uveitis lainnya sehingga lensa perlu dikeluarkan dengan segera.
Cetina dan koroid
• dema retina dan koroid
Trauma tumpul pada retina dapat mengakibatkan edema retina. dema retina akan memberiakn &arna retina yang lebih abu6abu akibat sukarnya melihat jaringan uvea melalui retina
yang sembab. Berbeda dengan oklusi arteri retina sentral dimana terdapat edema retinakecuali daerah makula, sehingga pada
keadaan iniakan terlihat Dcherry red spotD yang ber&arna merah. dema retina akibat trauma tumpuljuga mengakibatkanedema makula sehingga tidak terdapat cherry red spot.
4ada trauma tumpul yang paling ditakutkan adalah terjadi edema makula atau edema berlin. 4ada keadaan ini akan terjadi edema yang luas sehingga seluruh polus posterior undus okuli ber&arna abu6abu.
=mumnya penglihatan akan normal kembali setelah
beberapa &aktu, akan tetapi dapat juga penglihatan berkurang akibat tertimbunnya daerah makula oleh sel pigmenepitel.
• -blasi retina
Trauma diduga merupakan pencetus untuk terlepasnya retina dari koroid pada penderita ablasi retina. Biasanya pasien telah mempunyai bakat untuk terjadinya ablasi retina ini seperti retina tipis akibat retinitis sanata, miopia, dan proses degenerasi retina lainnya. Bila terjadinya ablasi retina setelah suatu trauma tidak diketahui dengan jelas karena &aktu terjadinya tidak selalu sama.
4ada pasien ekan terdapat keluhan seperti adanya
selaput yang seperti tabir menganggu lapang pandangannya. Bila terkena atau tertutup daerah makula maka tajam penglihatan
akan menurun. 4ada pemeriksaan unduskopi akan terlihat retina yang ber&arna abu6abu dengan pembuluh darah yang terlihat terangkat dan berkelok6kelok. Kadang6kadang terlihat pembuluh darah seperti yang terputus6putus.
• Cupture koroid
4ada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat merupakan akibat daripada ruptur koroid. Cuptur ini
biasanya terletak di polus posterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar papil sara optik. Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula lutea maka tajam penglihatan akan turun dengan sangat.
Cuptur ini bila tertutup oleh perdarahan subretina agak sukar dilihat akan tetapi bila darah tersebut telah diabsorbsi maka akan terlihat bagian yang ruptur ber&arna putih karena sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup koroid.
Sara optic
• -vulse papilsara optic
4ada trauma tumpul dapat terjadi sara optik terlepas dari pangkalnya di dalam bola mata yang disebut sebagai avulsi papil sara optik. Keadaan ini akan mengakibatkan turunnya tajam
penglihatan yang berat dan sering berakhir dengan kebutaan. 4enderita perlu dirujuk untuk dinilai kelainan ungsi retina dan sara optiknya.
• 1ptic neuropati traumatic
Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada sara optik, demikian pula perdarahan dan edema sekitar sara optik.
Tanda +
4englihatan akan berkurang setelah cidera mata. Terdapat reaksi deek aeren pupil tanpa adanya
kelainan nyata pada retina.
Tanda lain yang dapat diemukan adalah gangguan penglihatan &arna dan lapangan pandang. 4apil
sara optik dapat normal beberapa minggu sebelum menjadi pucat.
4engobatan adalah dengan mera&at pasien pada &aktu dengan memberi steroid. Bila penglihatan
memburuk setelah steroid maka perlu
dipertimbangkan untuk pembedahan. b. Trauma Tajam
• 4enetran +menembus bolamata
• 0on penetran + menggosok bola mata
Tanda
• Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva
saja. Bila robekan konjungtiva ini atau tidak melebihi 5 cm, maka tidak perlu dilakukan penjahitan. Bila robekan konjungtiva lebih 5 cm diperlukan tindakan penjahitan untuk mencegah terjadinya granuloma. 4ada setiap robekan konjungtiva perlu diperhatikan terdapatnya robekan sclera bersama6sama dengan robekan konjungtiva tersebut.
• Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing
masuk ke dalam bola mata maka akan terlihat tanda6 tanda bola mata tembus, seperti+
i. Tajam penglihatan yang menurun ii. Tekanan bola mata rendah
iii. Bilik mata dangkal
iv. Bentuk dan letak pupil yang berubah
v. Terlihatnya ada ruptur pada kornea atau sklera
vi. Terdapat jaringan yang di proplaps seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca, atau retina
vii. Konjungtiva kemotis 4engobatan
• Bila terlihat salah satu tanda di atas atau dicurigai
adanya perorasi bola mata maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotika topikal dan mata ditutup dan segera dikirim pada dokter mata untulk dilakukan pembedahan.
• 4ada setiap terlihat kemungkinan trauma perorasi
sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing yang masuk ke dalam mata dengan membuat oto.
• 4ada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya
diberikan antibiotika sistemik atau intravena dan pasien dipuasakan untuk tindakan pembedahan.
• 4asien juga diberi anti tetanus pro!laktik, analgetika, dan
kalau perlu penenang. Sebelum dirujuk mata tidak diberi salep, karena salep dapat masuk ke dalam mata. 4asien tidak boleh diberi steroid local dan beban yang diberikan pada mata tidak menekan bola mata.
tiologi
• Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda
asing ke dalam bola mata. Benda asing di dalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan. Benda asing yang bersiat magnetik dapat dikeluarkan dengan alat magnit raksasa. Benda yang tidak magnetik dikeluarkan vitrektomi.
4enyulit
• 4enyulit yang dapat timbul pada terdapatnya benda asing
intraokular adalah endotalmitis, panotalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan ptisis bulbi.
c. Trauma Benda sing
• %ogam dan 0on logam • Binatang
Trauma !on Mekanik ". Trauma #imia
Bahan kimia yang dapat mengakiba>kan kelainan pada mata dapat dibedakan dalam bentuk+
5. Trauma -sam
". Trauma Basa atau -lkali.
4engaruh bahan kimia sangat bergantung pada+
• p7,
• Kecepatan,
• 3umlah bahan kimia tersebut mengenai mata.
• )ibanding bahan asam, maka trauma oleh bahan alkali
cepat dapat merusak dan menembus kornea.
• Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan
segera.
• lrigasi daerah yang terkena trauma kimia merupa
tindakan yang segera harus dilakukan karena dapat memberikan penyulit yang lebih berat.
• 4embilasan dilakukan dengan memakai garam !siologi
atau air bersih lainnya selama mungkin dan paling sedikit 5:6$ menit.
• %uka bahan kimia harus dibilas secepatnya dengan air
yang tersedia pada saat itu seperti dengan air keran, larutan garam !siologik, dan asam berat.
• -nestesi topikal diberikan pada keadaan dimana terdapat
blearospasme berat.
• =ntuk bahan asam digunakan larutan natrium bikarbonat
$; sedang untuk basa larutan asam borat, asam asetat .:; atau buer as asetat p7 E.:; untuk menetralisir. )iperhatikan kemungkinan terdapat benda asing penyebab luka tersebut.
• =ntuk bahan basa diberikan )T-. 4engobatan yang
diberi adalah antibiotika topikal, sikioplegik dan bebat mata selama mata masih sakit.
• Cegenerasi epitel akibat asam lemah dan alkali sangat
lambat yang biasanya sempurna setelah $6? hari.
Klasi!kasi
Trauma -sam
• tiologi
Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorga organik 8asetat, orniat9,d an organik anhidrat 8asetat9.
• 4ato!siologi
Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan ataupun penggumpalan protein permukaan
sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersiat destrukti seperti trauma alkali. Biasanya akan terjadi kerusakan hanya pada bagian super!sial saja. Bahan asam dengan
konsentrasi tinggi dapat bereaksi seperti terhadap trauma basa sehingga kerusakan yang diakibatkannya akan lebih dalam.
a. 4engobatan dilakukan dengan irigasi jaringan yang terkena secepatnya dan selama mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan yang mengakibatkan trauma.
b. Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali, sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu.
Trauma Basa atau -lkali
• 4ato!siologi
a. Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yang sangat ga&at pada mata. -lkali akan menembus dengan cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada jaringan retina. 4ada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia alkali bersiat koagulasi sel dan terjadi proses persabunan, disertai dengan dehidrasi. Bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depan dalam &aktu ? detik.
b. 4ada trauma alkali akan terbentuk kolagenase yang akan menambah bertambah kerusakan kolagen kornea. -lkali yang menembus ke dalam bola mata akan merusak retina sehingga akan berakhir dengan kebutaan penderita.
• 'enurut klasi!kasi Thot maka trauma basa dapat
dibedakan dalam +
)erajat 5 hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata
)erajat " hiperemi konjungtiva disertai dengan hilang epitel kornea
)erajat $ +hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea
)erajat E+ konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak :;.
• 4engobatan
a. Tindakan bila terjadi trauma basa adalah dengan secepatnya melakukan irigasi dengan garam !siologik. Sebaiknya irigasi dilakukan selama mungkin. Bila mungkin irigasi dilakukan paling sedikit / menit segera setelah trauma.
b. 4enderita diberi sikloplegia, antibiotika, )T- untuk mengikat basa. )T- diberikan setelah 5 minggu trauma alkali diperlukan untuk menetralisir kolagenase yang terbentuk pada hari ke tujuh.
• 4enyulit
4enyulit yang dapat timbul trauma alkali adalah a. Simblearon,
b. Kekeruhan kornea,
c. dema dan neovaskularisasi kornea,
d. Katarak, disertai dengan terjadi tisis bola mata.
$. Trauma %adiasi Elektromagnetik
Trauma radiasi yang sering ditemukan adalah
• Sinar inramerah • Sinar ultraviolet
• Sinar F dan sinar terionisasi
Trauma Sinar >nra 'erah
• 4ato!siologi
-kibat sinar inra merah dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari dan pada saat bekerja dipemanggangan.
Kerusakan ini da terjadi akibat terkonsentrasinya sinar inramerah terlihat. Kaca yang mencair seperti yang ditemukan di tempat
pemanggangan kaca akan menggeluarkan sinar inra merah. Bila seseorang berada pada jarak kaki sela satu menit di depan kaca yang mencair dan pupilnya lebar atau midria maka suhu lensa akan naik sebanyak 2 derajat elcius. )emikian pula yang
mengabsorpsi sinar inra merah akan panas sehingga berakibat tidak baik terhadap kapsul lensa di dekatnya. -bsorpsi sinar inra merah oleh lensa akan mengakibatkan katarak dan eksoliasi kapsul lensa.
• Gactor resiko terkena
-kibat sinar ini pada lensa maka katarak mudah terjadi pada pekerja industri gelas dan pemanggangan logam.
• ))
5. Sinar inra merah akan mengakibatkan keratitis super!sial, katarak kortikal anterior6posterior dan koagulasi pada koroid.
". Bergantung pada beratnya lesi akan terdapat skotoma sement ataupun permanen.
• 4engobatan
5. Tidak ada pengobatan terhadap akibat buruk yang sudah terjadi kecuali mencegah terkenanya mata oleh sinar inra merah ini.
". Steroid sistemik dan lokal diberikan uniuk mencegah terbentuk jaringan parut pada makula atau untuk mengurangi gejala radang yang timbul.
Trauma Sinar =ltra Hiolet 8Sinar %as9
• )e!nisi
Sinar ultra violet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat mempunyai panjang gelombang antara $:6"2: n'.
• 4ato!siologi
Sinar ultra violet banyak terdapat padd saat bekerja las, dan menatap sinar matahari atau pantulan sinar matahari di atas
salju. Sinar ultraviolet akan segera merusak epitel kornea. Sinar ultra violet biasanya memberikan kerusakan terbatas pada kornea sehingga kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata
terlihat. Kerusakan ini akan segera baik kembali setelah beberapa &aktu, dan tidak akan memberikan gangguan tajam penglihatan yang menetap.
• Tanda dan gejala
5. 4asien yang telah terkena sinar ultra violet akan memberikan keluhan E65 jam setelah trauma. 4asien akan merasa mata sangat sakit mata seperti kelilipan atau kemasukan pasir, otoobia, blearospasme, dan konjungtiva kemotik.
". Kornea akan menunjukkan adanya in!ltrat pada permukaannya, yang kadang6kadang disertai dengan kornea yang keruh dan uji fuoresein positi. Keratitis terutama terdapat pada !sura paipebra.
$. 4upil akan terlihat miosis. Tajam penglihatan akan terganggu.
E. Keratitis ini dapat sembuh tanpa cacat, akan tetapi bila radiasi berjalan lama kerusakan dapat permanen sehingga akan memberikan kekeruhan pada komea.
Keratitis dapat bersiat akibat eek kumulati sinar ultra violet sehingga gambaran keratitisnya menjadi berat.
• 4engobatan
4engobatan yang diberikan adalah sikloplegia, antibiotika lokal, analgetik, dan mata ditutup untuk selama "6$ hari.
Biasanya sembuh setelah EI jam.
Sinar lonisasi dan Sinar F
Sinar ionisasi dibedakan dalam bentuk+ 5. Sinar ala yang dapat diabaikan
". Sinar beta yang dapat menembus 5 cm jaringan $. Sinar gama dan
E. Sinar F
• 4ato!siologi
5. Sinar ionisasi dan sinar F dapat mengakibatkan katarak dan rusaknya retina. )osis kataraktogenik bervariasi dengan energi dan tipe sinar, lensa yang lebih muda dan lebih peka.
". -kibat dari sinar ini pada lensa, terjadi pemecahan diri sel epitel secara tidak normal. Sedang sel baru yang berasal dari set germinati lensa tidak menjadi jarang. $. Sinar F merusak retina dengan gambaran seperti
kerusakan yang diakibatkan diabetes melitus berupa dilatasi kapiler, perdarahan, mikroaneuris mata, dan eksudat.
E. %uka bakar akibat sinar F dapat merusak kornea yang mengakibatkan kerusakan permanen yang sukar diobati. Biasanya akan terlihat sebagai keratitis dengan iridosiklitis ringan. 4ada keadaan yang berat akan mengakibatkan parut konjungtiva atro! set goblet yang akan mengganggu ungsi air mata.
• 4engobatan
5. 4engobatan yang diberikan adalah antibiotika topikal dengan steroid $ kali sehari dan sikioplegik satu kali sehari.
". Bila terjadi simblearon pada konjungtiva dilakukan tindakan pembedahan.
84enuntun >lmu 4enyakit 'ata, 4ro.dr.7. Sidarta >lyas. Sp'9
). erajat dari trauma pada mata?
• 'enurut klasi!kasi Thot maka trauma basa dapat
dibedakan dalam +
)erajat 5 hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata
)erajat " hiperemi konjungtiva disertai dengan hilang epitel kornea
)erajat $ +hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea
)erajat E+ konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak :;.
$. rognosis dari ma0amma0am trauma?
PROGNOSIS
rognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab trauma tersebut.erajat iskemik pada pembuluh darah limbus dan konjungti"a merupakan salah satu indikator keparahan trauma dan prognosis penyembuhan.skemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan konjungti"a memberikan prognosa yang buruk. Bentuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan gambaran cooked fish eye4 dimana prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat terjadi kebutaan.5
-rauma kimia sedang samapai berat pada konjungti"a bulbi dan palpebra dapat menyebabkan simblearon &adhesi anatara palpebra dan konjungti"a bulbi(. 6eaksi inlamasi pada kamera okuli anterior dapat menyebabkan terjadinya glaukoma sekunder.5
7ambar *ooked 8ish 9ye +ppearan0e5
Antibiotik proilaksis untuk men0egah ineksi oleh kuman oportunis. -etrasiklin eekti untuk
menghambat kolagenase, menghambat aktiitas netroil dan mengurangi pembentukan ulkus. apat diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik &doksisiklin 1%% mg(.
• Bebat mata
o 'engenai pemakaian bebat mata, masih belum ada
persesuaian pendapat di antara para sarjana. d&ard6 %ayden lebih condong untuk menggunakan bebat mata pada mata yang terkena trauma saja, untuk mengurangi pergerakan bola mata yang sakit. Bila mungkin kedua mata ditutup untuk memberika istirahat pada mata.
o Selanjutnya dikatakan bah&a pemakaian bebat pada
kedua mata akan menyebabkan penderita gelisah, cemas dan merasa tidak enak, dengan akibat penderita 8matanya9 tidak istirahat.
o -khirnya Cakusin mengatakan dalam pengamatannya
tidak ditemukan adanya pengaruh yang menonjol dari pemakaian bebat atau tidak terhadap absorbsi, timbulnya
komplikasi maupun prognosis dari tajamnya
penglihatannya.
5. ;omplikasi dari masingmasing trauma?
#omplikasi dari trauma alkali :
• Keratitis sika.
• 4arut akibat terjadinya erosi • 0eovaskularisasi kornea • ntropion
• Simbleeron
• *lakoma sudut tertutup • Katarak
• 4tisis bulbi.
#omplikasi pada trauma tembus:
• ndotalmitis • 4anotalmitis • -blasi retina
• 4erdarahan intraokuler • 4tisis bulbi.
#omplikasi Trauma #imia:
• >ridosiklitis
Ilmu Penyakit Mata , Prof. dr. H Sidarta Ilyas, SpM
7ambar Simblearon
7ambar hthisis bulbi
<. enatalaksanaan dari skenario?
D&'!()&)
)iagnosis pada trauma mata dapat ditegakkan melalui gejala klinis, anamnesis dan pemeriksaan !sik dan penunjang.0amun hal ini tidaklah mutlak dilakukan dikarenakan trauma kimia pada mata merupakan kasus ga&at darurat sehingga hanya diperlukan anamnesa singkat.
'ejala #linis
Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu, epiora,
blearospasme, dan nyeri berat. Trauma akibat bahan yang bersiat asam biasanya dapat segera terjadi penurunan penglihatan akibat nekrosis super!sial kornea. Sedangkan pada trauma basa, kehilangan penglihatan sering bermaniestasi beberapa hari sesudah kejadian. 0amun sebenarnya kerusakan yang terjadi pada trauma basa lebih berat dibanding trauma asam.
namnesis
4ada anamnesis sering sekali pasien menceritakan telah tersiram cairan atau tersemprot gas pada mata atau partikel6partikelnya masuk ke dalam mata. 4erlu diketahui apa persisnya <at kimia dan bagaimana terjadinya trauma tersebut
8misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan dengan kecepatan tinggi9 serta kapan terjadinya trauma tersebut.
4erlu diketahui apakah terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi.1nset dari penurunan visus apakah terjadi secara progresi atau terjadi secara tiba tiba.0yeri, lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma. )an harus dicurigai adanya benda asing intraokular apabila terdapat ri&ayat salah satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.
Pemeriksaan *isik
4emeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena <at kimia sudah terigasi dengan air dan p7 permukaan bola mata sudah netral.1bat anestesi topikal atau lokal sangat membantu agar pasien tenang, lebih nyaman dan kooperati sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan irigasi, pemeriksaan dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus, tekanan intra okular, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi, peradangan kronik dan deek epitel yang menetap dan berulang.?,5"
Pemeriksaan Penunjang
4emeriksaan penunjang dalam kasus trauma kimia mata adalah pemeriksaan p7 bola mata secara berkala dengan kertas lakmus.>rigasi pada mata harus dilakukan sampai tercapai p7 normal. 4emeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit lamp bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. 4emeriksaan otalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan intraocular.
Kertas %akmus untuk 4emeriksaan p7
4enatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma ataupun jenis trauma itu sendiri.0amun demikian ada empat tujuan utama dalam mengatasi kasus trauma okular adalah memperbaiki penglihatan, mencegah terjadinya ineksi, mempertahankan struktur dan anatomi mata, mencegah sekuele jangka panjang.Trauma kimia merupakan satu6satunya jenis trauma yang tidak membutuhkan anamnesa dan pemeriksaan secara teliti. Tatalaksana trauma kimiamencakup+
Penatalaksanaan Emergency
&rigasi merupakan hal yang krusial untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan bahan kimia dan untuk menormalisasi p7 pada saccus konjungtiva yang harus dilakukan sesegera mungkin. %arutan normal saline 8atau yang setara9 harus digunakan untuk mengirigasi mata selama 5:6$ menit samapi p7 mata menjadi normal 8?,$9. 4ada trauma basa hendaknya dilakukan irigasi lebih lama, paling sedikit " ml dalam $ menit.'akin lama makin baik.3ika perlu dapat diberikan anastesi topikal, larutan natrium bikarbonat $;, dan antibiotik.>rigasi dalam &aktu yang lama lebih baik menggunakan irigasi dengan kontak lensa 8lensa yang
terhubung dengan sebuah kanul untuk mengirigasi mata dengan aliran yang konstan.
Double e+ersi pada kelopak mata dilakukan untuk memindahkan material yang terdapat pada bola mata.Selain itu tindakan ini dapat menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva orniks.
Debridemen pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re6epitelisasi pada kornea. Selanjutnya diberikan bebat 8verban9 pada mata, lensa kontak lembek dan arti!cial tear 8air mata buatan9.
Penatalaksanaan Medikamentosa
Trauma kimia ringan 8derajat 5 dan "9 dapat diterapi dengan pemberian obat6 obatan seperti steroid topikal, sikloplegik, dan antibiotik pro!laksis selama ? hari. Sedangkan pada trauma kimia berat, pemberian obat6obatan bertujuan untuk mengurangi infamasi, membantu regenerasi epitel dan mencegah terjadinya ulkus kornea.
)teroid bertujuan untuk mengurangi infamasi dan in!ltrasi neuto!l.0amun pemberian steroid dapat menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan sintesis kolagen dan menghambat migrasi !broblas.=ntuk itu steroid hanya diberikan secara inisial dan di tappering o setelah ?65 hari. )eJametason ,5; ) dan 4rednisolon ,5; ) diberikan setiap " jam. Bila diperlukan dapat diberikan 4rednisolon >H :6" mg
)ikloplegik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia posterior. -tropin 5; ) atau Scopolamin ,":; diberikan " kali sehari.
sam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan penyembuhan luka dengan membantu pembentukan kolagen matur oleh !broblas kornea.0atrium askorbat 5; topikal diberikan setiap " jam.=ntuk dosis sitemik dapat diberikan sampai dosis " gr.
Beta bloker,karbonik anhidrase inhibitor untuk menurunkan tekanan intra okular dan mengurangi resiko terjadinya glaukoma sekunder.)iberikan secara oral aseta<olamid 8diamoJ9 : mg.
ntibiotik pro!laksis untuk mencegah ineksi oleh kuman oportunis.Tetrasiklin eekti untuk menghambat kolagenase, menghambat akti!tas netro!l dan mengurangi pembentukan ulkus.)apat diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik 8doksisiklin 5 mg9.
sam hyaluronik untuk membantu proses re6epitelisasi kornea dan menstabilkan barier !siologis. sam )itrat menghambat aktivitas netro!l dan mengurangi respon infamasi. 0atrium sitrat 5; topikal diberikan setiap " jam selama 5 hari. Tujuannya untuk mengeliminasi agosit ase kedua yang terjadi ? hari setelah
trauma.
Pembedahan
Pembedahan )egera yang siatnya segera dibutuhkan untuk revaskularisasi limbus, mengembalikan populasi sel limbus dan mengembalikan kedudukan orniks. 4rosedur berikut dapat digunakan untuk pembedahan+
• 4engembangan kapsul Tenon dan penjahitan limbus bertujuan untuk
mengembalikan vaskularisasi limbus juga mencegah perkembangan ulkus kornea.
• Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain 8 autograft) atau dar
donor 8allograft) bertujuan untuk mengembalikan epitel kornea menjadi normal.
• *rat membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan !brosis
Pembedahan -anjut pada tahap lanjut dapat menggunakan metode berikut+
• 4emisahan bagian6bagian yang menyatu pada kasus conjungtival bands dan
simblearon.
• 4emasangan grat membran mukosa atau konjungtiva. • Koreksi apabila terdapat deormitas pada kelopak mata.
• Keratoplasti dapat ditunda sampai / bulan. 'akin lama makin baik, hal ini
untuk memaksimalkan resolusi dari proses infamasi.
• Keratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat
dikarenakan hasil dari grat konvensional sangat buruk.
1%. Mengapa pasien dikonsulkan ke dr . spesialis mata? 11. en0egahan trauma pada mata?