• Tidak ada hasil yang ditemukan

Amel Step 7 Lbm 5 Mata Sgd 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Amel Step 7 Lbm 5 Mata Sgd 10"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Step 3 Step 3 1.

1. Mengapa pMengapa penglienglihtan mahtan mata kanan pta kanan pasien asien buram sburam setelah etelah jatuh djatuh dari moari motor?tor?

W

Walaupun mata alaupun mata mempunyai sistem pelindung mempunyai sistem pelindung yang cukupyang cukup baik seperti ronggaorbita, kelopak, dan jaringan lemak baik seperti ronggaorbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refeks memejam

retrobulbar selain terdapatnya refeks memejam

ataumengedip, mata masih sering mendapat trauma dari ataumengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak, sara

bola mata, kelopak, sara mata dan rongga ormata dan rongga orbita .Kerusakanbita .Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberi penyulit

mata akan dapat mengakibatkan atau memberi penyulit sehingga mengganggu ungsi penglihatan.

sehingga mengganggu ungsi penglihatan.

Bagian orbita yang merupakan organ visera yang Bagian orbita yang merupakan organ visera yang berhadapan langsung dengan dunia luar

berhadapan langsung dengan dunia luar adalah kornea,adalah kornea, sehingga kornea rentan untuk terkena trauma

sehingga kornea rentan untuk terkena trauma maupunmaupun ineksi. Sehingga menimbulkan edema kornea, dema ineksi. Sehingga menimbulkan edema kornea, dema

super!sial dan aberasi kornea dapat hilang dalam beberapa super!sial dan aberasi kornea dapat hilang dalam beberapa  jam. demainterstisial adalah edema yang terjadi di

 jam. demainterstisial adalah edema yang terjadi di substania propria yang membentuk

substania propria yang membentuk kekkekeruhan seperteruhan seperticincinicincin dengan batas tegas berdiameter " # $ mm. %ipatan

dengan batas tegas berdiameter " # $ mm. %ipatan

membrana Bo&man membentuk membran seperti lattice. membrana Bo&man membentuk membran seperti lattice. 'embrana descement bila terkena trauma dapat berlipat 'embrana descement bila terkena trauma dapat berlipat atau robek dan akan ta

atau robek dan akan tampak sebagai kekmpak sebagai kekeruhan yangeruhan yang berbentuk benang. Bila e

berbentuk benang. Bila endotel robek maka akanterjadindotel robek maka akanterjadi inhibisi humor a(uous

inhibisi humor a(uous ke dalam stroma kornea, sehinggake dalam stroma kornea, sehingga kornea menjadi edema. Bilarobekan endotel kornea ini kecil, kornea menjadi edema. Bilarobekan endotel kornea ini kecil, maka kornea akan jernih kembali dalam beberapa hari

maka kornea akan jernih kembali dalam beberapa hari tanpaterapi.)eposit pigmen sering terjadi

tanpaterapi.)eposit pigmen sering terjadi di permukaandi permukaan posterior kornea, disebabkan oleh adanyasegmen iris yang posterior kornea, disebabkan oleh adanyasegmen iris yang terlepas ke depan. %aserasi kornea dapat terjadi di setiap terlepas ke depan. %aserasi kornea dapat terjadi di setiap lapisan kornea secara terpisah atau bersamaan, tetapi lapisan kornea secara terpisah atau bersamaan, tetapi  jarang menyebabkan perorasi.*ambaran klinis dema  jarang menyebabkan perorasi.*ambaran klinis dema

kornea dapat meberikan keluhan berupa

kornea dapat meberikan keluhan berupa penglihatanpenglihatan kabur

kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat.

sumber cahaya yang dilihat. KKornea akan terlihatornea akan terlihat keruhdengan uji plasedo

keruhdengan uji plasedo yang positi.yang positi. Sumber + Bruce,

Sumber + Bruce, hris, dan -nthonhris, dan -nthonyy. "/. %ecture 0otes . "/. %ecture 0otes ++ 1talmologi. disi 2. 3akarta +4enerbit r

(2)

2.

2. mengapa mengapa didapatdidapatkan kelukan keluhan mata han mata merah. merah. BeraiBerair, nyr, nyeri dan eri dan bengkak kbengkak kelopak melopak mataata setelah jatuh dari motor?

setelah jatuh dari motor?

Erosi kornea Erosi kornea

Defnisi dan etiologi Defnisi dan etiologi

o

o rrosi osi kokornrnea ea mermerupaupakakan n kekeadaadaan an terterkkeluelupapasnysnya a epiepitel tel kokomea mea yanyang g dapdapatat

diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. rosi dapat terjadi tanpa diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. rosi dapat terjadi tanpa cedera pada membran basal. )alam &aktu yang pendek epitel sekitarnya dapat cedera pada membran basal. )alam &aktu yang pendek epitel sekitarnya dapat bermigras

bermigrasi dengan cepat i dengan cepat dan menutupi deek epitel dan menutupi deek epitel tersebut.tersebut. T

Tanda dan anda dan gejalagejala

o

o 4ad4ada a eroerosi pasien akan merasasi pasien akan merasa saksakitit sekali akibat erosi merusak kornea yangsekali akibat erosi merusak kornea yang

mempu

mempunyai serat sensibenyai serat sensibel l yang banyakyang banyak,, mata berairmata berair, dengan blearospasme,, dengan blearospasme, lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh.

keruh.

o

o 4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila diberi pe&arnaan4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila diberi pe&arnaan

fuoresein akan ber&ama hijau. fuoresein akan ber&ama hijau.

o

o 44adada a ererososi i kkomomea ea peperlrlu u didipeperhrhatatikikan an adadalalah ah adadananya ya inineeksksi i yayang ng titimbmbulul

kemudian. kemudian.

3.

3. mengapa pamengapa pada pemerida pemeriksaan ophksaan ophtalmotalmologi dilogi didapatkadapatkan VO ! "in VO ! "isus 2#sus 2#$%,eros$%,erosi korneai kornea &'(,ruptur kornea di jam )&'( *O+ dangkal, iris prolaps ? jelaskan

&'(,ruptur kornea di jam )&'( *O+ dangkal, iris prolaps ? jelaskan 

 "is"isus 2#us 2#$%! pa$%! pasiesien mengn menghithitung jaung jadri pdri pada jaada jarak 2 m sdarak 2 m sdangkangkan pada orn pada orangnangnormormal $%al $% m. -e

m. -erdapat penurun "isus, karena kekeruhardapat penurun "isus, karena kekeruham media rerakta sehingga terjadim media rerakta sehingga terjadi  penurunan "isus.

 penurunan "isus.

Erosi kornea Erosi kornea

Defnisi dan etiologi Defnisi dan etiologi

o

o rrosi osi kokornrnea ea mermerupaupakakan n kekeadaadaan an terterkkeluelupapasnysnya a epiepitel tel kokomea mea yanyang g dapdapatat

diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. rosi dapat terjadi tanpa diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. rosi dapat terjadi tanpa cedera pada membran basal. )alam &aktu yang pendek epitel sekitarnya dapat cedera pada membran basal. )alam &aktu yang pendek epitel sekitarnya dapat bermigras

bermigrasi dengan cepat i dengan cepat dan menutupi deek epitel dan menutupi deek epitel tersebut.tersebut. T

Tanda dan anda dan gejalagejala

o

o 4ad4ada a eroerosi pasien akan merasasi pasien akan merasa saksakitit sekali akibat erosi merusak kornea yangsekali akibat erosi merusak kornea yang

mempu

mempunyai serat sensibenyai serat sensibel l yang banyakyang banyak,, mata berairmata berair, dengan blearospasme,, dengan blearospasme, lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh.

keruh.

o

o 4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila diberi pe&arnaan4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila diberi pe&arnaan

fuoresein akan ber&ama hijau. fuoresein akan ber&ama hijau.

o

o 44adada a ererososi i kkomomea ea peperlrlu u didipeperhrhatatikikan an adadalalah ah adadananya ya inineeksksi i yayang ng titimbmbulul

kemudian. kemudian.

Trauma Tajam Trauma Tajam

(3)

4enetran +menembus bolamata

0on penetran + menggosok bola mata  Tanda

 Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva saja. Bila robekan konjungtiva ini atau tidak melebihi 5 cm, maka tidak perlu dilakukan penjahitan. Bila robekan konjungtiva lebih 5 cm diperlukan tindakan penjahitan untuk mencegah terjadinya granuloma. 4ada setiap robekan konjungtiva perlu diperhatikan terdapatnya robekan sclera bersama6sama dengan robekan konjungtiva tersebut.

Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke

dalam bola mata maka akan terlihat tanda6tanda bola mata tembus, seperti+

o  Tajam penglihatan yang menurun o  Tekanan bola mata rendah

o Bilik mata dangkal

o Bentuk dan letak pupil yang berubah

o  Terlihatnya ada ruptur pada kornea atau sklera

o  Terdapat jaringan yang di proplaps seperti cairan

mata, iris, lensa, badan kaca, atau retina

o Konjungtiva kemotis

/. Ma0amma0am -rauma &etiologi,gejala klinis dan penatalaksanaan,(?

Trauma Mekanik  a. Trauma tumpul

 Kelopak

• 4alpebra hematom

o 4enyebab

 Trauma akibat pukulan tinju, atau benda6benda keras lainnya

o 4enatalaksanaan

 4ada hematoma kelopak dini dapat diberikan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit

(4)

 Bila telah lama, untuk memudahkan absorbsi dapat dilakukan kompres hangat pada kelopak

 Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan berbentuk kaca mata yang sedang dipakai, maka keadaan ini disebut sebagai hematoma kaca mata dan merupakan keadaan sangat ga&at. 7ematoma kaca mata terjadi akibat pecahnya arteri otalmika yang merupakan tanda raktur basis kranii. )arah masuk ke dalam kedua rongga orbita sampai pada batas septum orbita kelopak mata, akan memberikan bentuk hematoma ini.

 Konjungtiva

• dema konjungtiva

 3aringan konjungtiva yang bersiat selaput lendir dapat menjadi kemotik pada setiap kelainannya, demikian pula akibat trauma tumpul. Bila kelopak terpajan ke duania luar dan

konjungtiva secara langsung kena angin tanpa mengedip, maka keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema pada konjungtiva.

Penatalaksanaannya : dapat diberikan dekongestan untuk

mencegah pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva.

• 7ematom subkonjungtiva

7ematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya

pembuluh darah yang terdapat pada atau di ba&ah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. 4ecahnya

pembuluh darah ini dapat akibat batuk rejan,trauma tumpul basis kranii, atau pada keadaan pembuluh darah yang rentan dan

mudah pecah. 4embuluh darah akan rentan dan mudah pecah pada usia lanjut, hipertensi, areriosklerosis, konjungtiva

meradang8konjungtivitis9, anemia, dan obat6obatan tertentu. 4engobatan dini yang dapat dilakukan kompres hangat.

4erdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorbsi dalam 56" minggu tanpa diobati

Bila perdarahan ini terjadi akibat trauma tumpul maka perlu dipastikan bah&a tidak terdapat robekan di ba&ah jaringn

(5)

subkonjungtiva menutupi keadaan mata yang lebih burukseperti perorasi bola mata. Bila tekanan bola mata rendah disertai tajam penglihatan menurun dengan hematoma subkonjungtiva maka sebaiknya dilakukan eksplorasi bola mata untuk mencari adanya ruptur sklera atauterlihatnya jaringan kororid yang menonjol

 Kornea

• dema kornea

 Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan edema kornea ataupun malahan ruptur daripada membran )escement. dema kornea yang berat dapat

mengakibatkan serbukan sel radang dan neurovaskularisaso masuk ke dalam jaringan stroma kornea.

dema korne akan memberikan keluhan penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat.kornea akan terlihat keruh, dengan uji plasido yang positi.

4engobatan yang diberikan adalah larutan hipertonikseperti 0acl : ;. Bila terdapat peninggian tekananbola mata maka

diberikan aseta<olamida.

• rosi kornea

rosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. 7al yang dapat mengakibtkan erosi kornea adalah lensa kontak, sinar ultra violet, debu, dan asap.

-kibatnya kornea yang mempunyai banyak serabut sara sensibel terkena, maka pasien akan merasa sakit sekali, dengan blearospasme, lakrimasi, otoobia, dan penglihatan akan

terganggu oleh media kornea yang keruh.

4ada kornea akan terlihat suatu deek epitel kornea yang bila di beri pe&arnaan fuoresein akan ber&arna hijau. 7ati6hati bila memakai obat topikal untuk menghilangkan rasa sakit pada pemeriksaan karena dapat menambah kerusakan epitel. 4ada erosi kornea yang perlu diperhatikan adalah adanya ineksi yang timbul kemudian akibat barier epitel hilang.

4engobatan biasanya diberikan sikloplegik untuk

menghilangkan rasa sakit ataupun untuk mengurangkan gejala radang uvea yang mungkin timbul. -ntibiotik diberikan dalam

(6)

bentuk tetes dan mata ditutup untuk mempercepat tumbuh epitel baru dan mencegah ineksi sekunder. Biasanya bila tidak terjadi ineksi sekunder erosi kornea yang mengenai seluruh permukaan kornea yang mengenai seluruh permukaan kornea akan sembuh dalam $ hari. 4ada erosi kornea tidak diberi antibiotik.

*angguan erosi kornea terhadap penglihatan atau

pekerjaan, sangat tergantung pada satu atau kedua mata terkena erosi. Walaupun pekerja berat, erosi kornea menganggu pekerjaan akibat rasa sakit meksimum terganggu selam $ hari.

• rosi kornea rekuren

 =vea

• >ridoplegia

4ada trauma tumpul dapat terjadi kelumpuhan otot s!ngter pupil sehingga pupil menjadi lebar atau midriasis. 4upil ini tidak bereaksi terhadap sinar.

4asien akan sukar melihat dekat karena gangguan

akomodasi, silau akibat gangguan pengaturan masuknya sinar pada pupil, akan terlihat anisokoria pada pupil.

>ridoplegia ini akan berlangsung beberap hari sampai beberapa minggu. Kadang6kadang tidak menjadi normal lagi.

4ada pasien dengan iridoplegia sebaiknya diberi istirahat untuk mencegah terjadinya kelelehan s!ngter disertai dengan pemberian.

• >ridodialisis

 Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi berubah menjadi lonjong.

Biasanya iridodialisis terjadi bersama6sama dengan terbentuknya hiema. 4asien akan melihat ganda dengan satu matanya. Bila keluhan demikian maka pada pasien sebainya dilakukan

pembedahan dengan melakukan resposisi iris yang terlepas.

• 7iema

7iema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Bila pasien duduk hiema akan terlihat terkumpul

(7)

di bagian bawah bilik mata depan, dan hiema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan

4englihatan pasien akan sangat menurun. Kadang6kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis. 4asien akan mengeluh sakit disertai dengan epiora dan blearospasme.

4asien dengan hiema harus tinggal dan dira&at di

rumah sakit. 4asien tidur dengan kepala miring / derajat, diberi koagulansia, dan mata ditutup. 4ada anak6anak yang gelisah

dapat diberikan obat penenang. Bila terjadi penyulit glaukoma diberi aseta<olamida.

Biasanya hiema akan hilang sempurna. Kadang6kadang sesudah hiema hilang atau ? hari setelah trauma dapat terjadi perdarahan atau hiema baru yang disebut hiema sekunder yang pengaruhnya akan lebih hebat karena perdarahan lebih sukar hilang.

4arasentesis atau mengelaurkan darah dari bilik mata depan dilakukan pada pasien dengan hiema bila terlihat tanda6 tanda imbibisi kornea, glaukoma sekunder, hiema penuh dan

ber&arna hitam atau bila setelah : hari tidak terlihat tanda6tanda giema akan berkurang.

*laukoma sekunder dapat terjadi akibat kontusi badan siliar berakibat suatu reses sudut bilik mata sehingga terjadi

gangguan pengaliran cairan mata.

@at besi di dalam bola mata dapat menimbulkan

siderosis bulbi yang bila didiamkan akan dapat menimbulkan tisis bulbi dan kebutaan.

• >ridosiklitis

4ada trauma tumpul dapat terjadi reaksi jaringan uvea sehingga menimbulkan iridosiklitis atau radang uvea anterior. 4ada mata akan terlihat mata merah, suar di dalam bilik mata depan, dan pupil mengecil. Tajam penglihatan menurun. 4ada uveitis anterior diberikan tetes midriatik dan steroid topikal. Bila terlihat radang berat maka dapat diberikan steroid sistemik.

 %ensa

• )islokasi lensa

 Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan dislokasi lensa akibat putusnya <onula <inii.

(8)

*angguan kedudukan lensa ini dapat dalam bentuk A a9 Subluksasi lensa

 Terjadi akibat <onula <inn putus sebagian sehingga lensa berpindah tempat.

4asien pasca trauma akan mengeluh penglihatan berkurang. Subluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa iridodonesis. -kibat pegangan lensa pada <onula tidak ada maka lensa yang elastis akan menjadi cembung, dan mata akan

menjadi lebih miopia. %ensa yang menjadi sangat cembung

mendorong iris ke depan sehingga sudut bilik mata tertutup. Bila sudut bilik mata menjadi sempit pada mata ini mudah terjadi

glaukoma sekunder.

Subluksasi lensa dapat juga terjadi spontan akibat pasien menderita kelainan pada <onula <inn yang rapuh 8sindrom

'arphan9.

b9 %uksasi lensa anterior

Bila seluruh <onula <inn di sekitar ekuator putus akibat trauma maka lensa dapat masuk ke dalam bilik mata depan. -kibat lensa terletak di dalam bilik mata depan ini maka akan terjadi gangguan pengaliran keluar cairan bilik mata sehingga akan timbul glaukoma kongesti akut dengan gejala6gejalnya. 4asien akan mengeluh penglihatan menurut mendadak, disertai rasa sakit yang sangat, muntah, mata merah dengan

blearospasme. Terdapat injeksi siliar yang berat, edema kornea, lensa di dalam bilik mata depan. >ris terdorong ke belakang

dengan pupil yang lebar. Tekanan bola mata sangat tinggi. 4asien secepatnya dikirim pada dokter mata untuk dikeluarkan lensanya dengan terlihat dahulu diberikan aseta<olamida untuk

menurunkan tekanan bola mata. c9 %uksasi lensa posterior

4ada keadaan putusnya <onulla <inn di seluruh lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di datarn ba&ah polus posterior undus okuli. 'ata ini akan menunjukkan gejala mata tanpa lensa atau aakia. 4asien akan melihat normal dengan lensa  5". dioptri untuk jauh, bilik mata depan dalam dan iris tremulans. 4asien akan mengeluh

adanya skotoma pada lapang pandangannya akibat lensa mengganggu kampus pasien.

(9)

• Katarak traumatic

 Trauma tumpul dapat mengakibatkan katarak pungtata, selain daripada dapat mengakibatkan katarak, yang biasanya berjalan lambat, dan proses degenerasinya dapat berjalan lanjut. 4roses degenerasi lanjut ini dapat mengakibatkan pencairan

korteks lensa dan bocor melalui kapsul lensa. Bahan lensa di luar kapsul sebagai benda asing menimbulkan reaksi di dalam bilik mata depan sehingga menimbulkan reaksi uveitis yang disebut sebagai uveitis akotoksik dan glaukoma akolitik.

Bila katark telah menimbulkan reaksi akolitik maka pasien akan mengeluh mata sakit disertai dengan gejala uveitis lainnya sehingga lensa perlu dikeluarkan dengan segera.

 Cetina dan koroid

• dema retina dan koroid

 Trauma tumpul pada retina dapat mengakibatkan edema retina. dema retina akan memberiakn &arna retina yang lebih abu6abu akibat sukarnya melihat jaringan uvea melalui retina

yang sembab. Berbeda dengan oklusi arteri retina sentral dimana terdapat edema retinakecuali daerah makula, sehingga pada

keadaan iniakan terlihat Dcherry red spotD yang ber&arna merah. dema retina akibat trauma tumpuljuga mengakibatkanedema makula sehingga tidak terdapat cherry red spot.

4ada trauma tumpul yang paling ditakutkan adalah terjadi edema makula atau edema berlin. 4ada keadaan ini akan terjadi edema yang luas sehingga seluruh polus posterior undus okuli ber&arna abu6abu.

=mumnya penglihatan akan normal kembali setelah

beberapa &aktu, akan tetapi dapat juga penglihatan berkurang akibat tertimbunnya daerah makula oleh sel pigmenepitel.

• -blasi retina

 Trauma diduga merupakan pencetus untuk terlepasnya retina dari koroid pada penderita ablasi retina. Biasanya pasien telah mempunyai bakat untuk terjadinya ablasi retina ini seperti retina tipis akibat retinitis sanata, miopia, dan proses degenerasi retina lainnya. Bila terjadinya ablasi retina setelah suatu trauma tidak diketahui dengan jelas karena &aktu terjadinya tidak selalu sama.

(10)

4ada pasien ekan terdapat keluhan seperti adanya

selaput yang seperti tabir menganggu lapang pandangannya. Bila terkena atau tertutup daerah makula maka tajam penglihatan

akan menurun. 4ada pemeriksaan unduskopi akan terlihat retina yang ber&arna abu6abu dengan pembuluh darah yang terlihat terangkat dan berkelok6kelok. Kadang6kadang terlihat pembuluh darah seperti yang terputus6putus.

• Cupture koroid

4ada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat merupakan akibat daripada ruptur koroid. Cuptur ini

biasanya terletak di polus posterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar papil sara optik. Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula lutea maka tajam penglihatan akan turun dengan sangat.

Cuptur ini bila tertutup oleh perdarahan subretina agak sukar dilihat akan tetapi bila darah tersebut telah diabsorbsi maka akan terlihat bagian yang ruptur ber&arna putih karena sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup koroid.

 Sara optic

• -vulse papilsara optic

4ada trauma tumpul dapat terjadi sara optik terlepas dari pangkalnya di dalam bola mata yang disebut sebagai avulsi papil sara optik. Keadaan ini akan mengakibatkan turunnya tajam

penglihatan yang berat dan sering berakhir dengan kebutaan. 4enderita perlu dirujuk untuk dinilai kelainan ungsi retina dan sara optiknya.

• 1ptic neuropati traumatic

  Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada sara optik, demikian pula perdarahan dan edema sekitar sara optik.

  Tanda +

 4englihatan akan berkurang setelah cidera mata.  Terdapat reaksi deek aeren pupil tanpa adanya

kelainan nyata pada retina.

  Tanda lain yang dapat diemukan adalah gangguan penglihatan &arna dan lapangan pandang. 4apil

(11)

sara optik dapat normal beberapa minggu sebelum menjadi pucat.

 4engobatan adalah dengan mera&at pasien pada &aktu dengan memberi steroid. Bila penglihatan

memburuk setelah steroid maka perlu

dipertimbangkan untuk pembedahan. b. Trauma Tajam

• 4enetran +menembus bolamata

• 0on penetran + menggosok bola mata

 Tanda

•  Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva

saja. Bila robekan konjungtiva ini atau tidak melebihi 5 cm, maka tidak perlu dilakukan penjahitan. Bila robekan konjungtiva lebih 5 cm diperlukan tindakan penjahitan untuk mencegah terjadinya granuloma. 4ada setiap robekan konjungtiva perlu diperhatikan terdapatnya robekan sclera bersama6sama dengan robekan konjungtiva tersebut.

• Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing

masuk ke dalam bola mata maka akan terlihat tanda6 tanda bola mata tembus, seperti+

i. Tajam penglihatan yang menurun ii. Tekanan bola mata rendah

iii. Bilik mata dangkal

iv. Bentuk dan letak pupil yang berubah

v. Terlihatnya ada ruptur pada kornea atau sklera

vi. Terdapat jaringan yang di proplaps seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca, atau retina

vii. Konjungtiva kemotis 4engobatan

• Bila terlihat salah satu tanda di atas atau dicurigai

adanya perorasi bola mata maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotika topikal dan mata ditutup dan segera dikirim pada dokter mata untulk dilakukan pembedahan.

• 4ada setiap terlihat kemungkinan trauma perorasi

sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing yang masuk ke dalam mata dengan membuat oto.

(12)

• 4ada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya

diberikan antibiotika sistemik atau intravena dan pasien dipuasakan untuk tindakan pembedahan.

• 4asien juga diberi anti tetanus pro!laktik, analgetika, dan

kalau perlu penenang. Sebelum dirujuk mata tidak diberi salep, karena salep dapat masuk ke dalam mata. 4asien tidak boleh diberi steroid local dan beban yang diberikan pada mata tidak menekan bola mata.

tiologi

•  Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda

asing ke dalam bola mata. Benda asing di dalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan. Benda asing yang bersiat magnetik dapat dikeluarkan dengan alat magnit raksasa. Benda yang tidak magnetik dikeluarkan vitrektomi.

4enyulit

• 4enyulit yang dapat timbul pada terdapatnya benda asing

intraokular adalah endotalmitis, panotalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan ptisis bulbi.

c. Trauma Benda sing

• %ogam dan 0on logam • Binatang

Trauma !on Mekanik  ". Trauma #imia

Bahan kimia yang dapat mengakiba>kan kelainan pada mata dapat dibedakan dalam bentuk+

5. Trauma -sam

". Trauma Basa atau -lkali.

4engaruh bahan kimia sangat bergantung pada+

• p7,

• Kecepatan,

•  3umlah bahan kimia tersebut mengenai mata.

• )ibanding bahan asam, maka trauma oleh bahan alkali

cepat dapat merusak dan menembus kornea.

(13)

• Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan

segera.

• lrigasi daerah yang terkena trauma kimia merupa

tindakan yang segera harus dilakukan karena dapat memberikan penyulit yang lebih berat.

• 4embilasan dilakukan dengan memakai garam !siologi

atau air bersih lainnya selama mungkin dan paling sedikit 5:6$ menit.

• %uka bahan kimia harus dibilas secepatnya dengan air

yang tersedia pada saat itu seperti dengan air keran, larutan garam !siologik, dan asam berat.

• -nestesi topikal diberikan pada keadaan dimana terdapat

blearospasme berat.

• =ntuk bahan asam digunakan larutan natrium bikarbonat

$; sedang untuk basa larutan asam borat, asam asetat .:; atau buer as asetat p7 E.:; untuk menetralisir. )iperhatikan kemungkinan terdapat benda asing penyebab luka tersebut.

• =ntuk bahan basa diberikan )T-. 4engobatan yang

diberi adalah antibiotika topikal, sikioplegik dan bebat mata selama mata masih sakit.

• Cegenerasi epitel akibat asam lemah dan alkali sangat

lambat yang biasanya sempurna setelah $6? hari.

Klasi!kasi

 Trauma -sam

• tiologi

Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorga organik 8asetat, orniat9,d an organik anhidrat 8asetat9.

• 4ato!siologi

Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan ataupun penggumpalan protein permukaan

sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersiat destrukti seperti trauma alkali. Biasanya akan terjadi kerusakan hanya pada bagian super!sial saja. Bahan asam dengan

konsentrasi tinggi dapat bereaksi seperti terhadap trauma basa sehingga kerusakan yang diakibatkannya akan lebih dalam.

(14)

a. 4engobatan dilakukan dengan irigasi jaringan yang terkena secepatnya dan selama mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan yang mengakibatkan trauma.

b. Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali, sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu.

 Trauma Basa atau -lkali

• 4ato!siologi

a. Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yang sangat ga&at pada mata. -lkali akan menembus dengan cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada jaringan retina. 4ada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia alkali bersiat koagulasi sel dan terjadi proses persabunan, disertai dengan dehidrasi. Bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depan dalam &aktu ? detik.

b. 4ada trauma alkali akan terbentuk kolagenase yang akan menambah bertambah kerusakan kolagen kornea. -lkali yang menembus ke dalam bola mata akan merusak retina sehingga akan berakhir dengan kebutaan penderita.

• 'enurut klasi!kasi Thot maka trauma basa dapat

dibedakan dalam +

 )erajat 5 hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata

 )erajat " hiperemi konjungtiva disertai dengan hilang epitel kornea

 )erajat $ +hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea

 )erajat E+ konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak :;.

• 4engobatan

a. Tindakan bila terjadi trauma basa adalah dengan secepatnya melakukan irigasi dengan garam !siologik. Sebaiknya irigasi dilakukan selama mungkin. Bila mungkin irigasi dilakukan paling sedikit / menit segera setelah trauma.

(15)

b. 4enderita diberi sikloplegia, antibiotika, )T- untuk mengikat basa. )T- diberikan setelah 5 minggu trauma alkali diperlukan untuk menetralisir kolagenase yang terbentuk pada hari ke tujuh.

• 4enyulit

4enyulit yang dapat timbul trauma alkali adalah a. Simblearon,

b. Kekeruhan kornea,

c. dema dan neovaskularisasi kornea,

d. Katarak, disertai dengan terjadi tisis bola mata.

$. Trauma %adiasi Elektromagnetik 

 Trauma radiasi yang sering ditemukan adalah

• Sinar inramerah • Sinar ultraviolet

• Sinar F dan sinar terionisasi

 Trauma Sinar >nra 'erah

• 4ato!siologi

-kibat sinar inra merah dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari dan pada saat bekerja dipemanggangan.

Kerusakan ini da terjadi akibat terkonsentrasinya sinar inramerah terlihat. Kaca yang mencair seperti yang ditemukan di tempat

pemanggangan kaca akan menggeluarkan sinar inra merah. Bila seseorang berada pada jarak kaki sela satu menit di depan kaca yang mencair dan pupilnya lebar atau midria maka suhu lensa akan naik sebanyak 2 derajat elcius. )emikian pula yang

mengabsorpsi sinar inra merah akan panas sehingga berakibat tidak baik terhadap kapsul lensa di dekatnya. -bsorpsi sinar inra merah oleh lensa akan mengakibatkan katarak dan eksoliasi kapsul lensa.

• Gactor resiko terkena

-kibat sinar ini pada lensa maka katarak mudah terjadi pada pekerja industri gelas dan pemanggangan logam.

• ))

5. Sinar inra merah akan mengakibatkan keratitis super!sial, katarak kortikal anterior6posterior dan koagulasi pada koroid.

(16)

". Bergantung pada beratnya lesi akan terdapat skotoma sement ataupun permanen.

• 4engobatan

5. Tidak ada pengobatan terhadap akibat buruk yang sudah terjadi kecuali mencegah terkenanya mata oleh sinar inra merah ini.

". Steroid sistemik dan lokal diberikan uniuk mencegah terbentuk jaringan parut pada makula atau untuk mengurangi gejala radang yang timbul.

 Trauma Sinar =ltra Hiolet 8Sinar %as9

• )e!nisi

Sinar ultra violet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat mempunyai panjang gelombang antara $:6"2: n'.

• 4ato!siologi

Sinar ultra violet banyak terdapat padd saat bekerja las, dan menatap sinar matahari atau pantulan sinar matahari di atas

salju. Sinar ultraviolet akan segera merusak epitel kornea. Sinar ultra violet biasanya memberikan kerusakan terbatas pada kornea sehingga kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata

terlihat. Kerusakan ini akan segera baik kembali setelah beberapa &aktu, dan tidak akan memberikan gangguan tajam penglihatan yang menetap.

•  Tanda dan gejala

5. 4asien yang telah terkena sinar ultra violet akan memberikan keluhan E65 jam setelah trauma. 4asien akan merasa mata sangat sakit mata seperti kelilipan atau kemasukan pasir, otoobia, blearospasme, dan konjungtiva kemotik.

". Kornea akan menunjukkan adanya in!ltrat pada permukaannya, yang kadang6kadang disertai dengan kornea yang keruh dan uji fuoresein positi. Keratitis terutama terdapat pada !sura paipebra.

$. 4upil akan terlihat miosis. Tajam penglihatan akan terganggu.

E. Keratitis ini dapat sembuh tanpa cacat, akan tetapi bila radiasi berjalan lama kerusakan dapat permanen sehingga akan memberikan kekeruhan pada komea.

(17)

Keratitis dapat bersiat akibat eek kumulati sinar ultra violet sehingga gambaran keratitisnya menjadi berat.

• 4engobatan

4engobatan yang diberikan adalah sikloplegia, antibiotika lokal, analgetik, dan mata ditutup untuk selama "6$ hari.

Biasanya sembuh setelah EI jam.

Sinar lonisasi dan Sinar F

Sinar ionisasi dibedakan dalam bentuk+ 5. Sinar ala yang dapat diabaikan

". Sinar beta yang dapat menembus 5 cm jaringan $. Sinar gama dan

E. Sinar F

• 4ato!siologi

5. Sinar ionisasi dan sinar F dapat mengakibatkan katarak dan rusaknya retina. )osis kataraktogenik bervariasi dengan energi dan tipe sinar, lensa yang lebih muda dan lebih peka.

". -kibat dari sinar ini pada lensa, terjadi pemecahan diri sel epitel secara tidak normal. Sedang sel baru yang berasal dari set germinati lensa tidak menjadi jarang. $. Sinar F merusak retina dengan gambaran seperti

kerusakan yang diakibatkan diabetes melitus berupa dilatasi kapiler, perdarahan, mikroaneuris mata, dan eksudat.

E. %uka bakar akibat sinar F dapat merusak kornea yang mengakibatkan kerusakan permanen yang sukar diobati. Biasanya akan terlihat sebagai keratitis dengan iridosiklitis ringan. 4ada keadaan yang berat akan mengakibatkan parut konjungtiva atro! set goblet yang akan mengganggu ungsi air mata.

• 4engobatan

5. 4engobatan yang diberikan adalah antibiotika topikal dengan steroid $ kali sehari dan sikioplegik satu kali sehari.

". Bila terjadi simblearon pada konjungtiva dilakukan tindakan pembedahan.

 84enuntun >lmu 4enyakit 'ata, 4ro.dr.7. Sidarta >lyas. Sp'9

(18)

). erajat dari trauma pada mata?

• 'enurut klasi!kasi Thot maka trauma basa dapat

dibedakan dalam +

 )erajat 5 hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata

 )erajat " hiperemi konjungtiva disertai dengan hilang epitel kornea

 )erajat $ +hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea

 )erajat E+ konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak :;.

$. rognosis dari ma0amma0am trauma?

PROGNOSIS

rognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab trauma tersebut.erajat iskemik pada pembuluh darah limbus dan konjungti"a merupakan salah satu indikator keparahan trauma dan prognosis penyembuhan.skemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan konjungti"a memberikan prognosa yang buruk. Bentuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan gambaran cooked fish eye4 dimana prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat terjadi kebutaan.5

-rauma kimia sedang samapai berat pada konjungti"a bulbi dan palpebra dapat menyebabkan simblearon &adhesi anatara palpebra dan konjungti"a bulbi(. 6eaksi inlamasi pada kamera okuli anterior dapat menyebabkan terjadinya glaukoma sekunder.5

7ambar *ooked 8ish 9ye +ppearan0e5

(19)

Antibiotik proilaksis untuk men0egah ineksi oleh kuman oportunis. -etrasiklin eekti untuk 

menghambat kolagenase, menghambat aktiitas netroil dan mengurangi pembentukan ulkus. apat diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik &doksisiklin 1%% mg(.

• Bebat mata

o 'engenai pemakaian bebat mata, masih belum ada

persesuaian pendapat di antara para sarjana. d&ard6 %ayden lebih condong untuk menggunakan bebat mata pada mata yang terkena trauma saja, untuk mengurangi pergerakan bola mata yang sakit. Bila mungkin kedua mata ditutup untuk memberika istirahat pada mata.

o Selanjutnya dikatakan bah&a pemakaian bebat pada

kedua mata akan menyebabkan penderita gelisah, cemas dan merasa tidak enak, dengan akibat penderita 8matanya9 tidak istirahat.

o -khirnya Cakusin mengatakan dalam pengamatannya

tidak ditemukan adanya pengaruh yang menonjol dari pemakaian bebat atau tidak terhadap absorbsi, timbulnya

komplikasi maupun prognosis dari tajamnya

penglihatannya.

5. ;omplikasi dari masingmasing trauma?

#omplikasi dari trauma alkali :

• Keratitis sika.

• 4arut akibat terjadinya erosi • 0eovaskularisasi kornea • ntropion

• Simbleeron

• *lakoma sudut tertutup • Katarak

• 4tisis bulbi.

#omplikasi pada trauma tembus:

• ndotalmitis • 4anotalmitis • -blasi retina

• 4erdarahan intraokuler • 4tisis bulbi.

#omplikasi Trauma #imia:

(20)

• >ridosiklitis

Ilmu Penyakit Mata , Prof. dr. H Sidarta Ilyas, SpM

7ambar Simblearon

7ambar hthisis bulbi

<. enatalaksanaan dari skenario?

D&'!()&)

)iagnosis pada trauma mata dapat ditegakkan melalui gejala klinis, anamnesis dan pemeriksaan !sik dan penunjang.0amun hal ini tidaklah mutlak dilakukan dikarenakan trauma kimia pada mata merupakan kasus ga&at darurat sehingga hanya diperlukan anamnesa singkat.

'ejala #linis

 Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu, epiora,

blearospasme, dan nyeri berat. Trauma akibat bahan yang bersiat asam biasanya dapat segera terjadi penurunan penglihatan akibat nekrosis super!sial kornea. Sedangkan pada trauma basa, kehilangan penglihatan sering bermaniestasi beberapa hari sesudah kejadian. 0amun sebenarnya kerusakan yang terjadi pada trauma basa lebih berat dibanding trauma asam.

namnesis

4ada anamnesis sering sekali pasien menceritakan telah tersiram cairan atau tersemprot gas pada mata atau partikel6partikelnya masuk ke dalam mata. 4erlu diketahui apa persisnya <at kimia dan bagaimana terjadinya trauma tersebut

(21)

8misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan dengan kecepatan tinggi9 serta kapan terjadinya trauma tersebut.

4erlu diketahui apakah terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi.1nset dari penurunan visus apakah terjadi secara progresi atau terjadi secara tiba tiba.0yeri, lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma. )an harus dicurigai adanya benda asing intraokular apabila terdapat ri&ayat salah satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.

Pemeriksaan *isik 

4emeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena <at kimia sudah terigasi dengan air dan p7 permukaan bola mata sudah netral.1bat anestesi topikal atau lokal sangat membantu agar pasien tenang, lebih nyaman dan kooperati sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan irigasi, pemeriksaan dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus, tekanan intra okular, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi, peradangan kronik dan deek epitel yang menetap dan berulang.?,5"

Pemeriksaan Penunjang

4emeriksaan penunjang dalam kasus trauma kimia mata adalah pemeriksaan p7 bola mata secara berkala dengan kertas lakmus.>rigasi pada mata harus dilakukan sampai tercapai p7 normal. 4emeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit lamp bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. 4emeriksaan otalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan intraocular.

Kertas %akmus untuk 4emeriksaan p7

4enatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma ataupun jenis trauma itu sendiri.0amun demikian ada empat tujuan utama dalam mengatasi kasus trauma okular adalah memperbaiki penglihatan, mencegah terjadinya ineksi, mempertahankan struktur dan anatomi mata, mencegah sekuele  jangka panjang.Trauma kimia merupakan satu6satunya jenis trauma yang tidak membutuhkan anamnesa dan pemeriksaan secara teliti. Tatalaksana trauma kimiamencakup+

Penatalaksanaan Emergency 

&rigasi merupakan hal yang krusial untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan bahan kimia dan untuk menormalisasi p7 pada saccus konjungtiva yang harus dilakukan sesegera mungkin. %arutan normal saline 8atau yang setara9 harus digunakan untuk mengirigasi mata selama 5:6$ menit samapi p7 mata menjadi normal 8?,$9. 4ada trauma basa hendaknya dilakukan irigasi lebih lama, paling sedikit " ml dalam $ menit.'akin lama makin baik.3ika perlu dapat diberikan anastesi topikal, larutan natrium bikarbonat $;, dan antibiotik.>rigasi dalam &aktu yang lama lebih baik menggunakan irigasi dengan kontak lensa 8lensa yang

(22)

terhubung dengan sebuah kanul untuk mengirigasi mata dengan aliran yang konstan.

Double e+ersi pada kelopak mata dilakukan untuk memindahkan material yang terdapat pada bola mata.Selain itu tindakan ini dapat menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva orniks.

Debridemen pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re6epitelisasi pada kornea. Selanjutnya diberikan bebat 8verban9 pada mata, lensa kontak lembek dan arti!cial tear 8air mata buatan9.

Penatalaksanaan Medikamentosa

 Trauma kimia ringan 8derajat 5 dan "9 dapat diterapi dengan pemberian obat6 obatan seperti steroid topikal, sikloplegik, dan antibiotik pro!laksis selama ? hari. Sedangkan pada trauma kimia berat, pemberian obat6obatan bertujuan untuk mengurangi infamasi, membantu regenerasi epitel dan mencegah terjadinya ulkus kornea.

)teroid bertujuan untuk mengurangi infamasi dan in!ltrasi neuto!l.0amun pemberian steroid dapat menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan sintesis kolagen dan menghambat migrasi !broblas.=ntuk itu steroid hanya diberikan secara inisial dan di tappering o  setelah ?65 hari. )eJametason ,5; ) dan 4rednisolon ,5; ) diberikan setiap " jam. Bila diperlukan dapat diberikan 4rednisolon >H :6" mg

)ikloplegik  untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia posterior. -tropin 5; ) atau Scopolamin ,":; diberikan " kali sehari.

sam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan penyembuhan luka dengan membantu pembentukan kolagen matur oleh !broblas kornea.0atrium askorbat 5; topikal diberikan setiap " jam.=ntuk dosis sitemik dapat diberikan sampai dosis " gr.

Beta bloker,karbonik anhidrase inhibitor untuk menurunkan tekanan intra okular dan mengurangi resiko terjadinya glaukoma sekunder.)iberikan secara oral aseta<olamid 8diamoJ9 : mg.

ntibiotik pro!laksis untuk mencegah ineksi oleh kuman oportunis.Tetrasiklin eekti untuk menghambat kolagenase, menghambat akti!tas netro!l dan mengurangi pembentukan ulkus.)apat diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik 8doksisiklin 5 mg9.

sam hyaluronik untuk membantu proses re6epitelisasi kornea dan menstabilkan barier !siologis. sam )itrat menghambat aktivitas netro!l dan mengurangi respon infamasi. 0atrium sitrat 5; topikal diberikan setiap " jam selama 5 hari.  Tujuannya untuk mengeliminasi agosit ase kedua yang terjadi ? hari setelah

trauma.

Pembedahan

Pembedahan )egera yang siatnya segera dibutuhkan untuk revaskularisasi limbus, mengembalikan populasi sel limbus dan mengembalikan kedudukan orniks. 4rosedur berikut dapat digunakan untuk pembedahan+

(23)

• 4engembangan kapsul Tenon dan penjahitan limbus bertujuan untuk

mengembalikan vaskularisasi limbus juga mencegah perkembangan ulkus kornea.

•  Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain 8 autograft) atau dar

donor 8allograft) bertujuan untuk mengembalikan epitel kornea menjadi normal.

• *rat membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan !brosis

Pembedahan -anjut pada tahap lanjut dapat menggunakan metode berikut+

• 4emisahan bagian6bagian yang menyatu pada kasus conjungtival bands dan

simblearon.

• 4emasangan grat membran mukosa atau konjungtiva. • Koreksi apabila terdapat deormitas pada kelopak mata.

• Keratoplasti dapat ditunda sampai / bulan. 'akin lama makin baik, hal ini

untuk memaksimalkan resolusi dari proses infamasi.

• Keratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat

dikarenakan hasil dari grat konvensional sangat buruk.

1%. Mengapa pasien dikonsulkan ke dr . spesialis mata? 11. en0egahan trauma pada mata?

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat dari semua hubungan pacarannya subjek mengaku bahwa hanya satu yang subjek anggap serius yaitu dengan pacarnya yang sekarang, karena dari hubungan pacar

Penentuan kasus dilakukan secara purposive sampling dengan keriteria; Rumah budel berbentuk rumah panggung milik masyarakat Gorontalo baik permanen maupun semi

(ungkin berhubungan dengan trauma atau terapi radiasi... 4ejala klinis adalah berupa keluhan subyektif yang sering ditemukan pada  pasien biasanya nafas berbau %sementara

Berdasarkan asumsi tersebut di atas, bimbingan dipandang sebagai suatu proses memfasilitasi perkembangan yang menekankan kepada upaya membantu semua peserta didik dalam semua

8olongan pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan (anggih di I+U* sebab sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensi) segera* misalnya* pemantauan

Tetapi jika dicermati lebih mendalam, keanekaragaman kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia tidak semata-mata hanya akan mengakibatkan konflik antara kelompok masyarakat

Dari Hasil dan pembahasan kegiatan pelatihan dan pendampingan ini peserta pelatihan yaitu pejabat desa yang berada di Desa Les dan Desa Tembok di Kecamatan Tejakula

Fisika telah begitu populer di Indonesia, tetapi hanya dari sisi abu-abu. Fisika dikenalkan kepada anak mulai dari SD dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam