• Tidak ada hasil yang ditemukan

Demi Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Demi Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Republika : Selasa, 05 Januari 2010 pukul 09:32:00

Demi Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia

Mirza Adityaswara

Analis Perbankan & Pasar Modal

Kasus penyelamatan Bank Century sedang menjadi perhatian para politisi sehingga menyedot minat masyarakat untuk mengikutinya. Otoritas sektor keuangan pasti dulu tidak membayangkan bahwa penyelamatan Bank Century di November 2008 yang dimaksudkan untuk menyelamatkan sistem keuangan Indonesia justru menjadi bola politik yang belum tahu ujung nya dimana. Bank Century adalah bank kecil yang salah kelola tapi terpaksa diselamatkan demi stabilitas sistem keuangan Indonesia yang pada periode September 2008 - Maret 2009 sedang menghadapi krisis ekonomi global. Inilah konsekuensi wajar dari sebuah negara yang sedang belajar berdemokrasi. Kebijakan publik di negara berkembang termasuk di Indonesia memang harus selalu disoroti dan dikawal oleh publik dan oleh media supaya kebijakan publik tetap berjalan pada rel nya yang benar.

Analisa dan kritik terhadap suatu kebijakan pemerintah tentu maksudnya adalah supaya kebijakan publik di negara ini terus mengalami perbaikan demi terciptanya Indonesia yang maju dan terbebas dari budaya korupsi. Tapi jangan sampai analisa, kritik ataupun "audit" terhadap suatu kebijakan publik dibuat hanya karena kita tidak suka kepada pejabat publiknya, tanpa berusaha objektif terhadap 'track record' dan kinerja kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat tersebut. Jangan sampai kebijakan publik yang didasari niat baik malahan dikriminalisasi hanya karena berbeda haluan politik.

Situasi pasar keuangan global kw IV/2008

Sekedar mengingat kembali. Krisis keuangan di Amerika sebenarnya sudah mulai sejak kwartal III/2007 akan tetapi menjadi makin buruk di semester I/2008. Pemerintah Amerika pada saat itu sudah melakukan beberapa program penyelamatan terhadap beberapa lembaga keuangan seperti Bear Stearns, Fannie Mae, Freddie Mac, akan tetapi belum melakukan program pendisiplinan. Program pendisiplinan dilakukan pada 15 September 2008 yaitu dengan menutup perusahaan sekuritas Lehman Brothers yang dikira tidak akan berdampak sistemik. Ternyata pemerintah Amerika salah perkiraan. Yang terjadi adalah kepanikan luar biasa dan terhentinya pasar uang antar bank di seluruh dunia. Suku bunga dollar di pasar uang antar bank di London melonjak lebih dari dua kali lipat, pasar saham runtuh, yield obligasi negara berkembang naik, harga komoditas jatuh, dan kurs di negara berkembang melemah secara signifikan. Sehingga akhirnya Gubernur Bank Sentral Amerika harus mengucurkan likuiditas ke pasar keuangan sampai 1.4 triliun dollar (10 persen PDB Amerika) dalam periode September 2008 - Februari 2009.

(2)

Bank Sentral Amerika juga di kwartal IV/2008 terpaksa menurunkan suku bunga secara drastis ke 0.25% dan terpaksa menyelamatkan lagi berbagai bank dan perusahaan sekuritas di Amerika seperti Citigroup, Bank of Amerika, Merril Lynch, Wachovia, dsb. Agar kebijakan penyelamatan ekonomi dunia lebih terkoordinasi maka forum G-20 dibentuk di kwartal IV/2008. Walaupun banyak yang mengeritik biaya kebijakan penyelamatan perbankan yang dikeluarkan oleh Bernanke , akan tetapi politisi di Amerika, baik dari partai demokrat dan partai republik mendukung penunjukan kembali Ben Bernanke menjadi Gubernur Bank Sentral Amerika. Bahkan Bernanke dinobatkan sebagai Man of The Year 2009 oleh majalah internasional, Time, karena berhasil menyelamatkan ekonomi dunia dari keterpurukan yang lebih dalam.

Keputusan Harus Diambil

Apakah Bank Century layak diselamatkan ? Dalam situasi normal, jika tidak ada krisis ekonomi, maka bank tersebut tidak layak diselamatkan karena ukuran nya kecil dan pemilik serta manajemen lama ditenggarai secara sengaja melakukan salah kelola bahkan melakukan pelanggaran pidana. Tapi dalam situasi krisis ekonomi yang pada waktu itu melanda dunia dan Indonesia (September 2008 - Maret 2009) maka keputusan dilematis harus diambil oleh pengambil kebijakan sektor keuangan untuk menstabilkan sistem keuangan. Pengamat ekonomi seperti saya dan teman teman pengamat tidak dihadapkan pada situasi harus mengambil keputusan. Situasi pada saat itu, kurs rupiah di kwartal IV/2008 mencapai Rp 12,800 per dollar, bahkan sampai dengan Februari 2009 masih bertengger di Rp 11,800 (lihat grafik). Pada saat itu cadangan devisa turun 7 miliar dollar dan yield rupiah surat utang negara melonjak dari 10% menjadi 20% Dengan melihat pengalaman tahun 1997- 1998 ada kemungkinan kalau bank Century ditutup maka kepanikan nasabah perbankan di Indonesia menjalar ke bank bank kecil dan ke bank bank besar. Mengapa para deposan besar di Indonesia mudah panik ? jawabannya tidak tahu. Mungkin karena pengalaman masa lalu sehingga kepercayaan para deposan besar di Indonesia terhadap kondisi politik, keamanan dan ekonomi negaranya sendiri masih lemah.

Pemerintah akhirnya memutuskan bank Century diselamatkan tapi pemilik dan manajemen lama diserahkan kepada penegak hukum.. Jika ada yang curiga terhadap aliran dana kepada pihak yang tidak berhak, maka berilah kepercayaan kepada PPATK untuk melakukan investigasi. Jika bank tersebut ditutup maka biaya yang dikeluarkan bukan Rp 600 miliar seperti yang sering disebut oleh beberapa pihak tapi pemerintah harus mengganti dana nasabah Rp5.3 triliun karena itulah dana yang dijamin pemerintah, yaitu sampai Rp 2 miliar per nasabah. Sedangkan jika diselamatkan maka biaya yang sudah dikeluarkan pemerintah adalah Rp 6.7 triliun.Jumlah Rp 6.7 triliun memang membengkak dari perhitungan awal karena ternyata banyak aset jelek yang oleh manajemen lama tidak diberikan pencadangan padahal aset tersebut sudah tidak memberikan hasil.

Rp 6.7 triliun Bukan Uang Hilang

Biaya Rp 6.7 triliun tersebut bukanlah uang hilang dan belum menjadi kerugian. Jika bank tersebut selesai dibenahi, maka sebagian, bahkan mungkin sampai 75% biaya penyelamatan bisa

(3)

kembali jika bank tersebut dijual 5 tahun lagi.. Hitungan nya seperti ini. Dengan modal saat ini sekitar Rp 680 miliar dan laba per tahun sekitar Rp 250 miliar maka dalam 5 tahun, modal bank tersebut atau biasa disebut nilai bukunya akan menjadi sekitar Rp 2 trilun (dengan asumsi pemerintah tidak mengambil dividen). Karena pada saat ini valuasi saham perbankan Indonesia berkisar antara 1.5 kali sampai dengan 3.5 kali nilai buku, maka jika Bank Century (sekarang namanya menjadi Bank Mutiara) bisa dijual dengan nilai 2.5 kali nilai bukunya maka pemerintah akan mendapat dana sekitar Rp 5 triliun. Maka dari itu sebaiknya semua pihak membawa suasana tenang supaya bank tersebut bisa cepat Pulih

Proses penyelamatan Bank Century persis sama seperti pemerintah merekapitalisasi bank-bank besar pada waktu krisis tahun 1998 - 1999 (jaman presiden Habibie dan presiden Abdurahman Wahid) dan kemudian pemerintah melakukan divestasi pada masa presiden Megawati di tahun 2002 - 2004. Justru penyelamatan Bank Century yang menelan biaya Rp 6.7 trilun tersebut adalah untuk menghindari terulangnya biaya krisis 1998 yang pada waktu itu mencapai Rp 650 triliun (yaitu Bantuan Likuiditas Bank Indonesia sekitar Rp 220 triliun dan biaya rekapitalisasi perbankan Rp 450 triliun).

Banyak orang mengatakan bahwa krisis 2008 tidak sama dengan krisis 1998. Tapi bagi praktisi di industri keuangan maka melihat runtuhnya pasar keuangan dan industri perbankan di Amerika pada tahun 2008 yang lalu adalah sesuatu yang sangat menakutkan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Jangan lupa bahwa krisis 1998 - 1999 berawal dari krisis perbankan di Thailand , Malaysia dan Korea di tahun pertengahan 1997 yang kemudian menjalar menjadi krisis perbankan di Indonesia , kemudian menjalar menjadi krisis politik di semester I/1998 dan kemudian berakibat menjadi krisis ekonomi yang sangat parah sampai beberapa tahun. Berbagai Kebijakan Stabilisasi Ekonomi

Masyarakat sebaiknya melihat kebijakan penyelamatan Bank Century tidak berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari berbagai kebijakan stabilisasi ekonomi yang diambil pemerintah pada periode September 2008 - Maret 2009.

Perbankan adalah darah dari perekonomian. Jika industri perbankan ambruk maka sektor riel juga mati. Untuk menjaga kepercayaan nasabah bank terhadap sistem keuangan Indonesia, maka di bulan Oktober 2008 pemerintah menaikkan penjaminan deposit nasabah bank dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar karena di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Australia pada saat itu penjaminan dana nasabah sudah dinaikkan meliputi 100 persen dana deposit. Kebijakan menaikkan penjaminan pemerintah atas dana nasabah merupakan hal yang sangat penting karena 81% dana nasabah bank di Indonesia bernilai diatas Rp 100 juta. Bahkan setelah dinaikkan penjaminan tersebut ke Rp 2 miliar per nasabah, maka masih ada 45% dana nasabah perbankan Indonesia yang diatas Rp 2 miliar per nasabah (lihat tabel LPS).

Maka dari itu tidak heran pada saat itu industri perbankan mendesak pemerintah menaikkan penjaminan sampai Rp 10 miliar, bahkan sampai 100 persen dana nasabah. Industri perbankan juga meminta pemerintah memberikan penjaminan dana antar bank jika ingin pasar uang antar bank berfungsi dengan baik. Tapi pemerintah menolak usulan usulan tersebut karena

(4)

dikhawatirkan jika ada bank yang ditutup maka pemerintah harus menanggung kewajiban yang terlalu besar dibandingkan kemampuan pemerintah.

Kebijakan penyelamatan Bank Century diambil supaya kepanikan di industri perbankan tidak terjadi. Dalam situasi genting maka pengambil kebijakan sektor keuangan harus mengambil keputusan, bukan bereksperimen di dalam laboratorium dengan model model ekonomi dan mencari definisi sistemik. Walaupun fundamental perbankan Indonesia di tahun 2008 jauh lebih kuat dibandingkan di tahun 1997, akan tetapi perbankan adalah suatu bisnis kepercayaan yang rentan dengan isyu. Seberapa kuatpun suatu bank, jika dilanda krisis likuiditas maka bank tersebut pasti ambruk karena modal suatu bank hanyalah 6 persen sampai dengan 12 persen dari assetnya (atau rasio kecukupan modal terhadap asset tertimbang menurut resiko, biasa dikenal sebagai CAR berkisar 10% sampai dengan 20%).

Selain penyelamatan Bank Century, untuk memberikan likuiditas kepada sektor perbankan maka Giro Wajib Minimum perbankan diturunkan di kwartal IV/2008. Seperti yang dilakukan di perbankan Amerika maka di kwartal IV/2008 untuk fasilitas likuiditas diberikan fasilitas pembiayaan jangka pendek dan fasilitas 'repo surat berharga' oleh Bank Indonesia kepada perbankan. Pada intinya pada saat itu otoritas moneter tidak membuka peluang satu bankpun jatuh karena situasi sangat genting yang dikhawatirkan bisa mendorong kepanikan para nasabah di berbagai bank di Indonesia.

Untuk memberi nafas bagi perbankan dan dunia usaha, suku bunga Bank Indonesia diturunkan sejak bulan Desember 2008 secara bertahap sampai menjadi 6.5% di pertengahan 2009. Di bidang fiskal, pemerintah terpaksa berhutang lebih besar, meningkatkan defisit anggaran dari biasanya 1.5% PDB menjadi 2.5% PDB, dengan cara memberikan insentif pajak dan meningkatkan pengeluaran pemerintah supaya ekonomi bisa bergerak. Di bidang valuta asing, karena kurs rupiah terus melemah pada saat itu maka akhirnya Bank Indonesia melarang pembelian dollar kumulatif diatas 100 ribu dollar per bulan tanpa disertai dokumen komersial yang menjelaskan maksud pembelian tersebut.

Syukurlah berbagai kebijakan stabilisasi ekonomi tersebut memberi hasil positif, Seiring dengan pulihnya pasar keuangan global sejak April 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya turun dari 6.3 persen di kwartal III/2008 menjadi 4.3 persen di tahun 2009.

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BANK UMUM (OKTOBER 2009)

Jumlah Nominal Rp sd 100 jt > 100 jt sd 200 jt > 200 jt sd 500 jt > 500 jt sd 1 M > 1 M sd 2 M > 2 M sd 5 M > 5 M

(5)

Jumlah Rekening 84,044,406 911,811 610,996 245,203 112,848 55,972 30,637 Jumlah 86,011,873 % thd Rekening 97.71% 1.06% 0.71% 0.29% 0.13% 0.07% 0.04% Jumlah 100.00% Jumlah Dana 353.24 129.26 195.54 179.54 156.9 175.61 687.49 Jumlah 1,877.58 % thd Dana 18.81% 6.88% 10.41% 9.56% 8.36% 9.35% 36.62% Jumlah 100.00% Sumber: website LPS Biodata

Nama : Mirza Adityaswara

(6)

- Master of Applied Finance (Macquarie University, Australia)

- Sarjana Ekonomi, jurusan moneter, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Pekerjaan : Nov 2008 - Sekarang

- Chief Economist, Bank Mandiri Group - Managing Director, Mandiri Sekuritas

Oktober 2005 - Oktober 2008 : Director, Head of Research & Banking analyst, Credit Suisse Securities Indonesia

2002 - 2005 : jabatan terakhir Direktur, Bahana Sekuritas

1998 - 2001 : Direktur, Banking analyst, Indosuez WI Carr Securities Indonesia

1997 - 1998 : Direktur, Banking analyst, Deutsche Morgan Grenfell Securities Indonesia 1995 - 1997 : Banking analyst, BZW Niaga Securities Indonesia

1994 : senior officer Syndication Department, Bank PDFCI,

1989 - 1993 : jabatan terakhir Head of Credit analyst, Bank Sumitomo Niaga

Organisasi profesi:

- Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (fokus grup Perbankan & Pasar Modal) - Tim Pakar, Asosiasi Emiten Indonesia

- Pengurus Pusat KADIN, bidang fiskal

- HIMDASUN (Himpunan Pedagang Surat Utang Negara  

Referensi

Dokumen terkait

Berpikir tingkat tinggi dalam menentukan dimensi metrik dengan himpunanpembeda terhubung pada graf khusus keluarga pohon yakni dalam menentukangraf yang digunakan

Sebagai warga negara sudah tidak ada pilihan dan harus bersedia untuk saling menerima dalam perbedaan. Para tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemegang kebijakan dalam

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya hasil penelitian menunjukkan bahwa jenjang

Berdasarkan studi pustaka dan kerangka pemikiran yang digunakan, penelitian mengenai dampak investasi infrastruktur transportasi terhadap penyerapan tenaga kerja

- Bahan yang langsung dikutip dari penulis tidak dirubah kalimatnya harus ditulis lengkap nama akhir penulis, tahun dan halaman buku.. Menurut Pender, Murdaugh, dan

Penggunaan Strategi KWL (Know-Want to know- Learned) dalam Pembelajaran Membaca... Kemampuan Efektif Membaca... Motivasi Membaca ... Asumsi-asumsi Penelitian ... Hipotesis

bahwa tarip air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bening Kabupaten Pati sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Pati Nomor 14 Tahun 2006 tentang Tarip Air Minum,

Kualitas asset yang diukur dengan NPL bernilai negatif karena dengan NPL yang tinggi menandakan bahwa jumlah kredit bermasalah pada bank besar sehingga risiko