• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sastra sekarang ini sangat pesat dan keluar dari kaidah-kaidah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sastra sekarang ini sangat pesat dan keluar dari kaidah-kaidah"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan sastra sekarang ini sangat pesat dan keluar dari kaidah-kaidah penulisan yang ada. Banyak hal-hal yang baru yang muncul dan tidak sesuai dengan konvensi-konvensi. Oleh karena itu dalam pembicaran ini dicoba untuk menerapkan teori-teori dalam menganalisis sajak Indonesia untuk turut mengembangkan studi sastra dan kesusastraan Indonesia.Salah satu penyair pada era 45 yaitu Chairil Anwar yang sering di sebut sebagai pelopor angkatan 45 dengan corak dan gaya penulisan sajaknya yang terlepas, bebas dan tidak terikat pada konvensi-konvensi yang ada pada masa itu. Teori struktural dan semiotik dewasa ini merupakan salah satu teori sastra yang terbaru disamping teori estetika resepsi dan dekonstruksi. Akan tetapi, teori ini belum banyak dimanfaatkandalam bidang kritik sastra di Indonesia.

Studi sastra bersifat semiotik merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antara unsur-unsurnya akan dihasilkan bermacam-macam makna.

Semiotik seperti yang diungkapkan oleh Rachmat Djoko Pradopo yaitu bahwa bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau ketandaan,yaitu sistem ketandaan yang mempunyai arti. Medium karya sastra bukanlah bahan yang bebas (netral) seperti bunyi pada seni musik ataupun warna pada lukisan. Warna cat sebelum digunakan

(2)

2

dalam lukisan masih bersifat netral, belum mempunyai arti apa-apa sedangkan kata-kata (bahasa) sebelum dipergunakan dalam karya sastra sudah merupakan lambang yang mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat (bahasa) atau ditentukan oleh konvensi-konvensi masyarakat. Lambang-lambang atau tanda-tanda kebahasaan itu berupa satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti oleh konvensi masyarakat. Bahasa itu merupakan sistem ketandaan yang berdasarkan atau ditentukan oleh konvensi (perjanjian) masyarakat. Sistem ketandaan itu disebut dengan semiotik. Begitu pula ilmu yang mempelajari sistem tanda-tandaiti disebut semiotika (2009:121).

Sedangkan struktural dalam sajak atau karya sastra yang menganggap bahwa sebuah karya sastra adalah sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem,yang di antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang timbal balik,saling menentukan. Jadi, kesatuan unsur-unsur dalam sastra bukan hanya berupa kumpulan-kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda-benda yang berdiri sendiri-sendiri,melainkan hal-hal itu saling berkaitan,saling terikat,dan saling bergantung (2009:118).

Dalam proposal ini, penulis mengambil salah satu puisi karya Chairil Anwar yang berjudul “Penerimaan” dalm bukunya “Deru Campur Debu”yang akan dianlisias secara struktural semiotik.

(3)

3 1.2 Rumusan Masalah

latar belakang yang telah dipaparkan, hal-hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimanakah kemampuan menganalisis struktural semiotik puisi Penerimaan karya Chairil Anwar oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 ?

1.2.2 Bagaimanakah kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 dalam menganalisis puisi Penerimaan karya Chairil Anwar ?

1.2.3 Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 kesulitan dalam menganalisis puisi Penerimaan karya Chairil Anwar ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum hasil penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis karya sastra (puisi).

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 dalam menganalisis puisi Penerimaan karya Chairil Anwar.

(4)

4

1.3.2.2 Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 dalam menganalisis puisi Penerimaan karya Chairil Anwar.

1.3.2.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 kesulitan dalam menganalisis puisi Penerimaan karya Chairil Anwar.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Kemampuan menganalisis puisi Penerimaan ini yang dimaksud adalah terbatas pada kemampuan menganalisis struktur kepuitisan yang terdiri dari beberapa kriteria yaitu pilihan kata, bahasa kiasan, citraan.

1.5 Manfaat Penelitian

2.2.1.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang studi Bahasa Indonesia khususnya.

2.2.1.2 Manfaat Praktis 1.5.2.1 Bagi siswa

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa tentang pembelajaran analisis structural semiotik puisi.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa

(5)

5 1.5.2.2 Bagi guru

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan/ input bagi guru khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk m emperbaiki strategi atau metode pembelajaran.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi feed back atau umpan balik bagi guru dalam proses pembelajaran.

1.5.2.3 Bagi pengembang kurikulum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembang kurikulum agar memberikan alokasi waktu yang seimbang antara pengajaran bahan dan teori sastra.

1.5.2.4 Bagi penyusun buku ajar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyusun buku ajar sebagai bahan referensi untuk penyusunan buku selanjutnya.

1.6

Asumsi Penelitian

Sejumlah anggapan dasar yang dijadikan landasan pemikiran, baik dalam menetapkan populasi, sampel, maupun dalam memilih teknik pemilihan atau penarikan sampel dalam penelitian ini, dapat dikemukakan seperti di bawah ini:

1. Kurikulum yang diterapkan oleh guru di SMA Saraswati 1 Denpasar yang mengajar di kelas XI tahun pelajaran 2011/2012 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

(6)

6

2. Guru yang mengajar di SMA Saraswati 1 Denpasar untuk kelas XI tahun pelajaran 2011/2012 telah memiliki kualifikasi dan kewenangan dalam mengajarkan Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Perbedaan jenis kelamin pada kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 tidak mempengaruhi hasil penelitian ini.

4. Siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 memiliki alat pendengaran yang baik.

5. Guru bidang studi Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XI SMA Saraswati Denpasar 2011/2012 mendatangkan model dalam pembelajaran puisi.

(7)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang beberapa penelitian yang memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis akan lakukan. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan dalam melakukan penelitian yang berjudul ″Kemampuan analisis struktural semiotic puisi penerimaan karya chairil anwar oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012″, untuk mendapatkan gambaran jelas sekaligus dapat sebagai bahan perbandingan.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Merta, penelitiannya berjudul Analisis struktur dan semiotik puisi kontemporer ″Tragedi Winka dan Sihka″ karya Sutardji Calzoum Bachri. Dalam penelitian itu, peneliti menggunakan teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas yaitu : (1) pengertian puisi, (2) apresiasi puisi, (3) sifat-sifat puisi, (4) unsur-unsur pembangun puisi, (5) hakikat puisi kontemporer, (6) ragam puisi kontemporer, (7) analisis struktur dan analisis semiotik.

Metode yang digunakan dalam penenlitian itu adalah metode penentuan subjek penelitian yaitu sajak ″Tragedi Winka dan Sihka″, metode pendekatan subjek penelitian yang digunakan adalah metode empiris, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumen yang berbentuk buku (sebuah puisi), dan metode pengolahan data yang digunakan adalah metode kualitatif sintesis dan disajikan secara deskriptif.

Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa puisi kontemporer ″Tragrdi Winka dan Sihka″ berhasil dianalisis dengan baik dari segi struktural dan semiotik. Dari semiotik

(8)

8

ditemukan makna dari puisi tersebut, yaitu tentang ketidakharmonisan dalam keluarga yang berakhir dengan sebuat tragedi.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini, penelitiannya berjudul ″Kemampuan Memahami Hubungan Intertekstual antara Puisi Karya Amir Hamzah dengan Puisi Karya Chairil Anwar Siswa Kelas X SMA 1 Ubud Gianyar Tahun Pelajaran 2008/2009.″ Dalam penelitian itu, peneliti menggunakan teori yang berkaitan dengan materi yang dibahas yaitu : (1) pengertian puisi, (2) hakikat dan metode puisi, (3) unsur-unsur puisi, (4) apresiasi puisi, dan (5) pengertian hubungan intertekstual.

Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode untuk menentukan subjek penelitian digunakan metode sampling, untuk pendekatan subjek penelitian digunakan metode empiris, untuk mengumpulkan data digunakan metode tes, dan untuk mengolah data dipergunakan metode analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dalam penelitian itu menunjukkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 1 Ubud, tahun pelajaran 2008/2009 tergolong mampu memahami hubungan intertekstual dalam puisi karena angka yang dicapai berada pada angka kelulusan yaitu 7,00.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa Santika yang berjudul Analisis Puisi Bali Anyar Karya Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bangli Tahun Pelajaran 2009/2010. Dalam penelitian itu, digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan judul yang diangkat yakni : (1) apresiasi sastra, (2) tahapan-tahapan apresiasi sastra, (3) sejarah puisi, (4) pengertian puisi, (5) jenis-jenis puisi, (6) unsur pembangun puisi, dan (7) sifat-sifat puisi.

Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode untuk menentukan subjek penelitian digunakan metode sampling dengan teknik random sampel. Metode pendekatan subjek digunakan metode empiris, untuk mengumpulkan data digunakan metode

(9)

9

observasi, wawancara, dan tes. Metode pengolahan data digunakan metode analisis statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dalam penelitian itu menekankan pada kemampuan siswa untuk memahami unsur-unsur yang membangun sebuah puisi khusunya unsur intrinsik puisi tersebut.

Setelah membaca ketiga penelitian itu dan dikaitkan dengan judul penulis ternyata memiliki persamaan dan perbedaannya dengan ketiga penelitian tersebut. Dengan penelitian pertama yang dilakukan oleh I Nyoman Merta, penelitian ini memiliki kesamaan dari segi telaah terhadap unsur yang dominan pada karya tersebut. Puisi yang ditelaah penulis dan I Nyoman Merta sama yakni puisi kontemporer. Perbedaannya terletak pada puisi kontemporer yang dianalisis. I Nyoman Merta menganalisis puisi kontemporer karya Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul Tragedi Winka dan Sihka sementara penulis menelaah puisi kontemporer karya Sutardji Calzoum Bacri yang berjudul Amuk.

Penelitian yang kedua, yang dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini, setelah membaca dan dikaitkan dengan judul penulis maka penulis menemukan banyak perbedaan. Dari jenis puisi yang dijadikan bahan penelitian yakni penulis menjadikan puisi kontemporer sebagai objek penelitian sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini objek kajiannya adalah puisi konvensional karya Amir Hamzah dan Chairil Anwar. Perbedaan juga terlihat dari hasil yang ingin dicapai., pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini adalah agar siswa mampu memahami dan menemukan hubungan intertektual antara puisi karya Amir Hamzah dan puisi karya Chairil Anwar. Penulis merasa dengan demikian, siswa akan semakin sulit dan lama mengetahui dan memahami unsur-unsur intrinsik puisi tersebut. Penulis dalam penelitian ini menekankan pada kemampuan siswa menelaah unsur-unsur yang dominan pada puisi

(10)

10

kontemporer Amuk sehingga nantinya diharapkan siswa mampu mengapresiasikan puisi tersebut dengan baik.

Setelah membaca penelitian yang ketiga, yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa Santikadan dikaitkan dengan judul penulis maka penulis menemukan persamaan dari segi metode penelitian yang digunakan. Hasil yang diharapkan setelah penelitian ini juga sama yakni menekankan pada kemampuan siswa dalam menelaah atau menganalisis unsur-unsur pembangun puisi. Perbedaannya sendiri terletak pada objek yang diteliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa Santika, puisi yang dijadikan objek penelitian adalah puisi Bali Anyar sedangkan penulis menjadikan puisi kontemporer Amuk sebagai objek penelitian.

2.2. Landasan Teori

Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Karya sastra itu merupakan struktur yang bermakna. Karya sastra itu merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotic atau ketandaan yang mempunyai arti, medium karya sastra bukanlah bahan yang bebas (netral). Teori yang digunakan dalam analisis makalah ini menggunakan teori menurut Riffaterre. Teks atau puisi menurut Michael Riffaterre adalah pemikiran yang dibakukan melalui mediasi bahasa. Dalam semiotik,Riffaterre memperlakukan semua kata menjadi tanda. Langkah-langkah dalam memahami sebuah teks dalam hal ini puisi menurut Michael Riffaterre ada 4, yaitu:

Pembaca harus menemukan kata kunci atau matriks yang terdapat dalam sebuah sajak atau teks.Pembaca juga harus melakukan pembacaan secara heuristik, yaitu sesuai dengan

(11)

11

kompetensi bahasa dan struktur kebahasaannya. Seorang pembaca dituntut untuk melakukan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan pada tingkat makna.Seorang pembaca harus menemukan hubungan intertekstualitas antara karya sastra tersebut. Seorang pembaca harus mencari sumber teks atau yang lazim disebut hipogram dan harus mencari model dan varian.

Untuk memahami sebuah teks harus mencari unsur-unsur yang ada di dalamnya yaitu unsur-unsur estetik dan unsur-unsur ekstra estetik yang terdapat dalam sebuah karya sastra.untuk mengetahui unsur kepuitisan dan makna luar yang terkandung dalam teks puisi, penulis mengguakan teori strukturalisme. Sedangkan untuk memaknai atau memberi makna dalam setiap sajak penulis menggunakan teori semiotoc. Semiotik adalah teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory (semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki) ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.

(12)

12

Metode yand digunakan dalam menganalisis puisi ini yaitu dengan menganalisis sajak-sajak kedalam unsur-unsur yang memperhatihan hubungan keseluruhan unsur-unsur yang ada.Kemudian setiap unsur sajak diberi makna yang sesuai dengan konvensi puisi.setelah itu memaknai keseluruhan teks puisi berdasarkan analisis tersebut. Studi sastra bersifat semiotik merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antara unsur-unsurnya akan dihasilkan bermacam-macam makna.

Semiotik seperti yang diungkapkan oleh Rachmat Djoko Pradopo yaitu bahwa bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau ketandaan,yaitu sistem ketandaan yang mempunyai arti. Medium karya sastra bukanlah bahan yang bebas (netral) seperti bunyi pada seni musik ataupun warna pada lukisan. Warna cat sebelum digunakan dalam lukisan masih bersifat netral, belum mempunyai arti apa-apa sedangkan kata-kata (bahasa) sebelum dipergunakan dalam karya sastra sudah merupakan lambang yang mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat (bahasa) atau ditentukan oleh konvensi-konvensi masyarakat. Lambang-lambang atau tanda-tanda kebahasaan itu berupa satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti oleh konvensi masyarakat. Bahasa itu merupakan sistem ketandaan yang berdasarkan atau ditentukan oleh konvensi (perjanjian) masyarakat. Sistem ketandaan itu disebut dengan semiotik. Begitu pula ilmu yang mempelajari sistem tanda-tandaiti disebut semiotika (2009:121).

(13)

13 1. Pilihan Kata

Kata-kata di dalam sajak adalah kata-kata yang sama sekali berbeda dengan teks dalam bentuk yang lain. Kata-kata dalam sajak memiliki peran sangat esensial karena ia tidak saja harus mampu menyampaikan gagasan, tetapi juga dituntut untuk mampu menggambarkan imaji sang penyair dan memberikan impresi ke dalam diri pembacanya, karena itu kata-kata dalam puisi lebih mengutamakan intuisi, imajinasi, dan sintesis. Pilihan kata yang tedadap dalam puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar:

PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

(14)

14 Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

(Deru Campur Debu,1959:36)

Pilihan kata yng digunakan seorang Chairil Anwar sangat indah, karena kata-kata yang digunakan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami misalnya dalam sajak yang berjudul “Penerimaan”. Selain itu penyusunan kata-katanya sangat tepat dan pemilihan untuk pembentukan sebuah sajak memperhatikan kesesuaiaan kata yang digunakan serta penyusunan antar kata sangat indah.

2. Bahasa Kiasan

Bahasa kiasan merupakan alat yang dipergunakan penyair untuk mencpai spek kepuitisan atau sebuah kata yang mempunyai arti secara konotatif tidak secara sebenarnya. Dalam penulisan sebuah sajak bahasa kiasan ini digunakan untuk memperindah tampilan atau bentuk muka dari sebuah sajak. Basasa kiasan dipergunakan untukmemperindah sajak-sajak yang ditulis seorang penyair. Bahasa sajak ang tedapat dalampuisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut:

a) Repetisi

Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Dalam sajak terdapat dalam:

(15)

15 ...

Kalau kau mau kuterima kembali

b) Simile atau Persamaan

Simile atau Persamaan adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal lain. Dalam sajak terdapat dalam:

..

Bak kembang sari sudah terbagi ...

c) Pesonifikasi

Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup. Dalam sajak terdapa dalam:

...

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

3. Citraan

Citraan adalah satuan ungkapan yang dapat menimbulkan hadirnya kesan keindrawian atau kesan mental tertentu. Unsur citraan dalam sebuah puisi merupakan unsur yang sangat penting dalam mengembangkan keutuhan puisi, sebab melaluinya kita menemukan atau dihadapkan pada sesuatu yang tampak konkret yang dapat membantu kita dalam menginterpretasikan dan menghayati sebuah puisi secara menyeluruh dan tuntas.

(16)

16

Citraan dalam puisi terdapat 7 jenis citraan, yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan gerak, citraan perabaan, citraan penciuman, citraan pencecapan, dan citraan suhu. Penggunaan citraan dalam puisi melibatkan hampir semua anggota tubuh kita, baik alat indra maupun anggota tubuh, seperti kepala, tangan, dan kaki. Untuk dapat menemukan sumber citraan yang terdapat dalam puisi, pembaca harus memahami puisi dengan melibatkan alat indra dan anggota tubuh untuk dapat menemukan kata-kata yang berkaitan dengan citraan.

Dalam sajak “Penerimaan” citraan yang digunakan misalnya yaitu citraan penglihatan tedapat dalam”aku msih tetap sendiri, sedangkan dengan cermin aku enggan berbagi. Cermin dapat dilihat dengan indera mata sehingga menggunakan citraan penglihatan.

4. Sarana Retorika

Sarana retorik pada dasarnya merupakantipu muslihat piiran yang mempergunakan susunan bahasa yang khas sehingga pendengar erasa dituntut untuk berpikir. Dalam menyampaikan sebuah ide atau gagasan Chairil Anwar cenderung pada aliran realisme dan ekspresionis.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas saya sebagai penulis dapat menyimpulkan bahwa teori semiotic adalah merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antara unsur-unsurnya akan dihasilkan bermacam-macam makna.

(17)

17 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian

Metode penentuan subjek penelitian ini merupakan metode untuk menentukan subjek penelitian. Dalam penenlitian ini, akan dijabarkan tentang tempat penelitian, populasi penelitian, dan sampel penelitian.

3.3.1 Tempat Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu kemampuan menganalisis structural semiotic puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar , untuk itu tempat penelitian adalah di sekolah SMA Saraswati 1 Denpasar.

3.3.2 Populasi Penelitian

Dalam setiap penelitian unsur populasi mutlak dipergunakan, sebab populasi merupakan sumber data yang akan teliti. Menurut Sudjana (1982: 57) ″Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dan karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya″. Pengertian tersebut jelas bahwa populasi adalah semua unsur yang akan diteliti dari sekumpulan objek yang lengkap.

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun

(18)

18

pelajaran 2011/2012. Untuk lebih jelasnya, populasi penelitian ini dapat dilihat dalam table berikut ini :

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Jumlah (orang)

1. IPA 1 50 2. IPA 2 46 3. IPA 3 44 4. IPA 4 43 5. IPA 5 42 6. IPA 6 41 7. IPA 7 45 8. IPA 8 40 9. IPS 1 38 10. IPS 2 35 Jumlah 424 3.3.3 Sampel

Surakhmad (1994: 93) menyatakan ″Penarikan sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi″. Dalam pengertian tersebut maka sampel yang baik adalah sampel yang betul-betul dapat mewakili populasi, pendapat yang sama dikemukakan oleh Sudjana (1982:71) ″ Sampel

(19)

19

adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasinya″.

Berdasarkan uraian dari pendapat tersebut, maka penelitian ini mengambil 15 % dari jumlah populasi yang ada yaitu 60% x 424 orang = 254,4 (254 orang). Penentuan sampel tersebut didukung oleh pendapat Arikunto (1997: 120) yang menyatakan ″Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitan populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 60% atau 65% atau lebih.″

Dalam menetapkan jumlah sampel pada sub populasi digunakan perhitungan sebagai berikut :

Jumlah individu setiap kelas x jumlah sampel yang telah ditentukan Jumlah populasi

Dalam menentukan sampel pada penelitian ini, digunakan dua teknik penarikan sampel. Kedua teknik penarikan sampel itu meliputi sampel proporsional (proportional sampling) dan sampel random (random sampling). Penggunaan teknik proporsional sampel (proportional sampling) adalah karena yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar yakni kelas XI IPA dan XI IPS. Adapun kelas XI IPA terdiri dari 8 kelas dan XI IPS terdiri dari 2 kelas. Berikut ini data mengenai sub-sub populasi dari populasi penelitian ini :

1. IPA 1 = 50 x 254 = 29,9 menjadi 30

(20)

20 2. IPA 2 = 46 x 254 = 27,5 menjadi 28 424 3. IPA 3 = 44 x 254 = 26,3 menjadi 26 424 4. IPA 4 = 43 x 254= 25,7 menjadi 26 424 5. IPA 5 = 42 x 254 = 25,1 menjadi 25 424 6. IPA 6 = 41 x 254= 24,5 menjadi 25 424 7. IPA 7 = 45 x 254= 26,9 menjadi 27 424 8. IPA 8 = 40 x 254= 23,9 menjadi 24 424 9. IPS 1 = 38 x 254= 22,7 menjadi 23 424 10. IPS 2 = 35 x 254= 20,9 menjadi 21 424

(21)

21 1. IPA 1 50 30 2. IPA 2 46 28 3. IPA 3 44 26 4. IPA 4 43 26 5. IPA 5 42 25 6. IPA 6 41 25 7. IPA 7 45 27 8. IPA 8 40 24 9. IPS 1 38 23 10. IPS 2 35 21 Jumlah 424 255

Pengambilan sampel dengan teknik sampel proporsional ini menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Cara ini dapat memberi landasan generalisasi yang lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada tanpa memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dan tiap-tiap sub populasi. Sub-sub populasi inilah yang harus dapat mewakili ketika dijadikan sampel. Sub-Sub-sub populasi yang telah ditentukan ini kemudian diambil sampelnya dengan teknik sampel random dengan mengambil sampel secara acak atau tanpa pandang bulu (Hadi, 1987:75). Pengambilan sampel secara random ini bersifat representatif artinya setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

(22)

22

Adapun proses yang digunakan dalam teknik sampel random ini adalah dengan cara undian. Langkah-langkah dalam penentuan sampel random dengan cara undian antara lain :

1) Buatlah sebuah daftar yang berisi subjek, objek, gejala peristiwa atau kelompok-kelompok yang ada dalam sub populasi.

2) Setiap sub populasi yang telah ditentukan tersebut diberikan nomor undian. 3) Nomor-nomor tersebut ditulis pada secarik kertas, kemudian dimasukkan ke

dalam gelas atau kaleng.

4) Gelas tersebut kemudian ditutup dengan kertas yang sudah dilubangi sedikit.

5) Penulis mengocok gelas tersebut agar sub-sub populasi bercampur.

6) Siswa yang nomor urutannya tercantum dalam kertas yang keluar dari gelas tersebut berhak menjadi sampel penelitian.

7) Nomor-nomor siswa yang keluar tersebut selanjutnya dicatat dalam sebuah daftar penelitian.

3.2 Metode Pendekatan Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris karena kemampuan mengapresiasikan telah dimiliki oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012, ini terlihat dari kurikulum yang berlaku yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi puisi kontemporer juga sudah diajarkan dan gejala yang akan diselidiki sudah ada sebelumnya secara wajar. Jadi, penulis tidak perlu meciptakan kondisi baru bersangkutan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut.

(23)

23 3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data pada penelitian ini, diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Sesuai dengan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, kuesioner, tes dan pencatatan dokumen.

3.3.1 Observasi

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data, terutama aktivitas pembelajaran siswa di kelas. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang kemampuan subjek penelitian dalam menganalisis strukturan semiotic puisi. 3.3.2 Wawancara

Dalam penelitian ini, metode wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak langsung yakni dengan menggunakan kuesioner. Penggunaan kuesioner untuk memperoleh data berkaitan dengan masalah yang diteliti. Peneliti memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan masalah yang diteliti untuk dijawab oleh subjek penelitian.

3.3.3 Tes

Peneliti juga memberikan tes kepada subjek penelitian berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang lebih akurat dan dapat mengukur kemampuan kognitif subjek penelitian.

3.3.4 Pencatatan dokumen

Pencatatan dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar

(24)

24

sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Menurut Arikunto (2006: 132), teknik dokumentasi yaitu ″mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, suratkabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya″.

3.4 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data bertujuan untuk mengadakan generalisasi sifat-sifat atau hubungan yang bersifat khusu sehingga diperoleh sifat-sifat atau hubungan-hubungan umum. Data yang diperoleh dari penelitian ini masih merupakan data mentah/kasar berupa skor mentah, yang diperoleh dari hasil yang harus dikerjaka oleh sekelompok siswa. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik deskriptif. Metode statistikdeskriptif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis sehingga diperoleh suatu simpulan umum (Netra, 1974:75).

Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan, peringkasan serta penyajian hasil peringkasan data (Santoso, 2002). Lebih lanjut ia katakan bahwa, data-data statistik yang dikumpulkan umumnya masih acak, mentah dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau persentasi grafis sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan. Statistik deskriptif digunakan untuk analisis bagi variabel-variabel yang dinyatakan dengan sebaran frekwensi, baik secara angka-angka mutlak maupun secara persentasi.

Data-data yang telah terkumpul, dianalisis secara sistematis, kritis dan dibuatkan suatu kesimpulan di akhir. Data-data yang berupa angka/kuantitatif dilengkapi dengan rumus-rumus statistik untuk memperoleh skor sandar dari subjek penelitian. Analisis

(25)

25

yang digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul berdasarkan jawaban responden adalah melalui distribusi item dari masing-masiang variabel. Penyajian data yang telah terkumpul pembahasannya secara deskriptif dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung skor standar dengan norma absolut skala seratus adalah :

P = X x 100 SMI

Keterangan : P = persentil

X = skor mentah (skor yang diperoleh siswa)

SMI = Skor maksimal ideal ( diperoleh dengan cara jumlah item dikalikan dengan bobot masing-masing item).

Rumus untuk menghitung skor rata-rata (mean) adalah dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan individu yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

M= Ʃ fx N Keterangan : M: nilai rata-rata N: jumlah individu

(26)

26 Ʃ fx: jumlah nilai

(27)

27

DAFTAR PUSTAKA

Anwar,Chairil. Deru Campur Debu. Jakarta : Dian Rakyat, 2006.

Pradopo, Rahmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Pradopo,Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2009.

Sayuti. Suminto A. Perkenalan dengan Puisi. Yogyakarta:Gama Media, 2002.

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun Pelajaran  2011/2012

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 18 ayat (1) menyatakan bahwa transaksi elektronik yang dituangkan dalam kontrak elektronik mengikat para pihak. Selanjutnya dalam Pasal 40 ditentukan

Kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998) dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk menyajikan

Kriteria utama agar pemasok/ supplier baru untuk suku cadang sepeda berbahan logam dapat memasuki pasar Italia adalah mereka yang memiliki referensi kuat di industri sepeda.. Setiap

berhubungan dengan persepsi mereka tentang peranan televisi dalam penyebaran informasi pertanian, sedangkan jenis siaran yang diminati petani berhubungan dengan persepsi

Dalam hubungannya dengan perilaku komunikasi dan adopsi inovasi, ada beberapa peubah karakteristik sosial ekonomi yang bisa menerangkan perilaku komunikasi petani lebih jauh,

Bapak / Ibu Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang telah memberikan studi referensi keilmuan terhadap penyelesaian skripsi ini berikut semoga

yang positif dan signifikan dari sistem pengendalian intern terhadap penerimaan kas Pemerintah Provinsi Jawa

Adapun tujuan yang tercantum dalam penelitian ini yaitu 1) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran langsung pada siswa kelas V