• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Konsep dan Hasil Rancangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab V Konsep dan Hasil Rancangan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Bab V

Konsep dan Hasil Rancangan

5.1 Konsep Pemintakatan dan Perletakan Fungsi

Wilayah A dahulunya merupakan kawasan pusat kota Majapahit. Wilayah tersebut dijadikan perletakan fungsi dan fasilitas wisata yang utama (lihat Gambar V.7). Berdasarkan hal tersebut maka didapatkan suatu pemintakatan berupa wilayah A sebagai wilayah pusat dan wilayah lain adalah wilayah sebaran. (lihat Gambar V.1 dan V.6) Seluruh fasilitas yang ditempatkan di dalamnya merupakan pemandu keberangkatan dan kepulangan pengunjung.

Wilayah A dengan kriteria dan potensi-potensinya sesuai ulasan pada bab sebelumnya berperan sebagai hirarki tertinggi. Sesuai dengan analisis program kegiatan dan fasilitas terdapat suatu penggabungan kegiatan komunitas yang berdampingan dengan kegiatan wisata. Pada proporsi waktu tertentu maka penggabungan ini akan berimplikasi pada proses-proses pemanfaatan ruang dan bentang alam. Menilai gambaran munculnya kompleksitas perwadahan dan kegiatan khusus wilayah A yang relatif tinggi maka pada tahap penataannya diperlukan suatu pemintakatan. Secara umum pemintakatan diadaptasi dan mengikuti kriteria-kriteria sesuai RIA 1986. Guna membatasi wilayah area penerima utama dan situs Kolam Segaran maka diusulkan sebuah penataan mintakat baru. Wilayah A dibagi menjadi dua wilayah utama yaitu area penerima

utama dan wilayah Segaran-Minakjinggo. Area penerima utama tersebut

dibatasi oleh sebuah Lahan I sebagai usulan karena berisi lokasi bekas kanal kuno (lihat Gambar V.7). Lahan IIA pada area ini secara khusus tidak perlu didefinisikan lagi karena telah diidentikkan dengan area permukiman dan kota Trowulan di sekelilingnya. Lahan IIB/fasilitas berisi fasilitas penerima dan lahan parkir utama. Pada wilayah Segaran-Minakjinggo yang membentang di bagian selatan area penerima utama diusulkan sebuah pemintakatan yang mengadaptasi dari RIA 1986 dan kondisi eksisiting.

(2)

0100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 U SEKETI WONOREJO TAWANGSARI PAKEMULONG SOKOANYAR TUMENGGUNG KEJAGAN KALITANGI SIDOMULYO MUTERAN JAMBUMENTE PASAR MERJOYO TROWULAN BEJIJONG SAMBISARI KEDUNGWULAN BENDORANGKANG T KEPITING SELOMALANG TEMON TONOREJO BELOH BATOKBALUNG BLENDOKULON KEBOWUNI SEMANDING TEMBORO JATISUMBER WATESUMPAK BLENDREN KEDUNGMALING LEMAHGENENG WONOSARI PANJANG PERMAKAMAN TRALAYA AGUNG

TAI SEGI ENAM

CANDI BRAHU A CANDI WRINGINLAWANG

SITUS BHRE KAHURIPAN

BALAI PENYELAMA SITUS PERUMAHAN

AAN CANDI TIKUS CANDI MENAKJINGGO

KOMPLEKS CANDI GENTONG 1-2

KE JOMBANG KE MOJOKER TO-SURAB AYA

G

C

PETIRTAAN KOLAM SEGARAN

PANDANSILI KLINTEREJO GENTEKAN TEGALAN

A

B

D

E

SITUS SITI HINGGIL

F

OBYEK-SITUS KEKUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM LANSEKAP (RIA 1986) MINTAKAT OBYEK-OBYEK KEKUNAAN TROWULAN DI DALAM JARINGAN JALUR WISATA BUDAYA (RIA 1986)

JALUR-JALUR KANAL KUNO INTERPRETASI FOTO UDARA PARIT-IRIGASI-SUNGAI SUTT TI

B

B

S RAHU LEMAHGENENG

KELAS I / ARTERI PRIMER KELAS IIA / LOKAL PRIMER KELAS IIB / LOKAL PRIMER KELAS III / LOKAL SEKONDER

Gambar V.1 Rencana pemintakatan kawasan dan rencana peningkatan kelas jalan.

(3)

Fasilitas Penerima Utama

Pada bangunan ini terdapat parkir kendaraan utama (lihat Gambar V.8). Fasilitas ini utamanya sebagai fasilitas penyambut utama, pemandu dan pengarah. Bangunan merupakan jalur pedestrian yang diangkat. Kesan melayang semacam

Gambar V.2 Mintakat pada wilayah A sebagai wilayah fasilitas utama. LAHAN I/ EKSISTING LAHAN I/USULAN LAHAN I/USULAN LAHAN I/USULAN LAHAN IIA LAHAN IIB/ FASILITAS LAHAN IIB/FASILITAS LAHAN IIB/ FASILITAS AREA PENERIMA/ TRANSISI DI LUAR LAHAN-LAHAN SITUS KOLAM SEGARAN

(4)

ini dimunculkan agar pengunjung dapat mengapresiasi kondisi tanah diasumsikan penuh dengan kekunaan dan pelestarian kawasan. Di sisi lain hal ini berfungsi meminimalisasi penggunaan tangga. Sebagai konsekuensinya maka bangunan ini dipenuhi dengan jalur-jalur ramp. Seluruh ruang dapat dicapai dengan bersepeda. Pada sisi utara atau barat pengunjung disambut dengan dinding bata merah sepanjang 5 m sebagai simbol kekuatan bata yang merupakan teknologi tertinggi pada era Majapahit. Skala yang relatif bekesan menghimpit dan isolas tersebut bertujuan agar pengunjung merasakan adanya transisi dari ruang parkir menuju bangunan utama yang umumnya merupakan ruang-ruang terbuka. Konsep-konsep penciptaan dinding-dinding tersebut diterapkan pada setipa fasilitas di wilayah A khususnya yang bersifat transisional.

Pada ketinggian lantai mencapai 2 m hingga 3 m akan ditemui lagi sebuah konfigurasi dinding dan bukaan yang relatif lebih menyempit. Di tengahnya tercipta sebuah ruangan yang reltif tertutup dinding namun tanpa atap. Pada posisi ini pengunjung diharapkan lebih fokus berorientasi. Arah ke timur dengan ramp

naik untuk mencapai anjungan-anjungan obsevatori utama dan ruang-ruang pamer

kriya lokal. Apabila terus menuju selatan dengan ramp menurun maka

pengunjung akan menyeberangi sebuah lokasi kanal dan jalur ini juga merupakan ruang transisi antara wilayah ‘desa/kota’ menuju kawasan ‘kekunaan’ yaitu situs Kolam Segaran. Sifat transisional tersebut juga dipergunakan pada fasilitas menara lookout pada lokasi paling timur bangunan ini. Menara ini utamanya menggugah pengunjung agar merasakan suatu transisi pada kawasan ‘kekunaan’ secara lebih cepat melalui suatu mobilitas yang vertikal. Ruang-ruangnya terdiri atas jalur tangga-tangga segiempat yang dihububgkan secara memutar. Ruang menara ini tanpa atap masif kecuali struktur pergola. Dinding menara berbahan kayu yang ditata agar memberi kesan dinding berpori. Di samping itu dinding tersebut juga berfungsi sebagai pelindung angin. Efek visual akibat pelubangan adalah pengunjung masih dapat merasakan skala dan menginvestigasi kawasan. Pada level tinggi yang lain terdapat ruang tertutup dengan dinding-dinding yang

(5)

dipenuhi jendela. Ruang ini merupakan fasilitas pamer kriya dan tempat beristirahat. Di samping berbelanja kriya, makan dan minum di dalam ruang ini pengunjung diharapkan masih dapat merasakan skala kawasan di bawahnya. Atap dikontraskan dengan material alang-alang yang didapat di kawasan Trowulan.

Fasilitas Pamer Relik dan Pertemuan

Sebagai pengganti fasilitas PIM di kawasan situs Kolam Segaran maka fasilitas primer relik ditempatkan pada sumbu utara selatan terkuat di kawasan ini (lihat Gambar V.10). Metode pamer koleksi dibedakan atas level paling bawah berisi relik batu andesit, level berikutnya di atas diinstal koleksi berbahan terakota dan yang paling atas adalah relik berbahan dasar logam. Fungsi lain yang ditempatkan pada fasilitas ini salah satunya adalah ruang konferensi, perpustakaan, ruang pengelola dan galeri pamer temporer. Fasilitas ini terdiri dari atas tiga lantai dengan bukaan monumental yang berfungsi sebagai ruang transisi dari lahan parkir di bagian barat menuju situs Kolam Segaran. Konfigurasi dinding ini menciptakan kesan agar imej air di Kolam Segaran dapat dimunculkan secara monumental. Ruang masuk menuju ruang dalam-ruang dalam seluruh fungsi pada fasilitas ini berada di sisi timur dengan orientasi panorama air, daratan dan gunung di depannya. Fasilitas ini dikelilingi oleh hutan bambu dan kebun tebu. Material atap alang-alang tua (asumsi keawetan 15 tahun) dan bambu loka diterapkan khusus untuk galeri pamer relik yang bertujuan agar kontras namun berkesan kuno. Kesan tua diperkuat apabila tumbuh tanaman epiphit di atasnya.

Fasilitas Ruang Terbuka dan Festival

Fasilitas festival ini diasumsikan terdapat di seluruh kawasan pedestrian di wilayah A namun sebagai pusatnya berupa tiga ruang terbuka. Pada bagian utara berada di kawasan sekolahan, d di depan fasilitas pamer relik dan ujung paling selatan berada di depan balai desa Trowulan.

(6)

Ketiganya memiliki karakteristik kegiatan yang berlainan namun tetap tergabung pada satu sistem jalur pedestrian utama di sepanjang sisi barat Kolam Segaran yaitu jalur festival. Jalur tersebut membentuk sumbu utara-selatan sejajar dengan dinding terpanjang bangunan Kolam Segaran. Pencampuran kegiatan di antara ketiga ruang terbuka tersebut pada suatu waktu akan menciptakan gerak yang bercirikan festive. Di samping itu jalur ini dapat digunakan sebagai jogging track

dengan rute memutari kolam. Suasana pagi dan senja pada saat berolahraga akan didapati panorama gunung dan hamparan ladang pertanian di arah tenggara Kolam Segaran. Melalui sebuah jalur festival tersebut pula, view air (kolam), sawah (tanah/benua) dan gunung merupakan salah satu ciri khas panorama kota kuno Majapahit yang dimunculkan kembali di dalam bentang alam di wilayah A.

Fasilitas Pengumpulan dan Penyimpanan Relik

Fasilitas ini secara umum merupakan gudang dan laboratorium arkeologi. Seluruh kegiatan penelitian khusus arkeologi berpusat di sini (lihat Gambar V.12). Lingkungan dianggap semi privat karena teradapatnya lokasi-lokasi berkonsentrasinya lahan permukiman kuno seluas kurang lebih 4 hektar di bagian barat daya Kolam Segaran. Sebagai lokasi yang dahulunya merupakan pusat orientasi maka keberadaan fasilitas ini dapat dianggap sebagai pengganti PIM berupa gudang relik dengan preferensi kemanan tinggi namun masih dapat diakses pengunjung secara terbatas. Pukal fasilitas disusun berdasarkan modul dan modifikasi langsung beberapa shipping container berukuran 20 kaki dan 30 kaki yang ditumpuk saja sehingga diasumsikan tidak merusak lapisan tanah di bawahnya. Konstruksi semacam ini memungkinkan penambahan volum dan kebutuhan ruang yang relatif lebih mudah pembangunannya. Lokasi penumpukan dipilih pada tapak yang diperkirakan tidak ada temuan yaitu berada di ujung paling utara atau bergeser kira-kira 30 meter ke utara dari footprint PIM. Sebagai pengganti tapak tersebut maka ditempatkan Fasilitas Pamer/Observasi Situs Permukiman yang isinya berupa struktur dan sumur kuno.

(7)

PEMBIMBING

UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA

DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR

SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013

A FASILITAS 1 / RUANG PENERIMA UTAMA B FASILITAS 2 / PAMER RELIK DAN KONFERENSI C FASILITAS 3 / PENYIMPANAN DAN LAB RELIK D BALAI DESA TROWULAN

LEGENDA

Gambar V.3 Site Plan Fasilitas Utama

116

U 0 50 100 m A B C

SUMBU U-S GRID KOT A KUNO

SUMBU B-T GRID KOT

A

KUNO

SITUS BATU TIANG

SITUS KOLAM SEGARAN

SITUS KANAL

SITUS KANAL

SITUS MAKAM PUTRI CAMPA

SITUS KUBUR PANJANG

SITUS CANDI MENAKJINGGO SITUS PERMUKIMAN

SITUS BALONG DOWO

SITUS BALONG BUNDER

SITUS KANAL SITUS KANAL

U

KEYMAP

(8)

A B

C

SITUS BATU TIANG SEKOLAH MENENGAH

SITUS KOLAM SEGARAN AREA FESTIVAL

AREA FESTIVAL AREA FESTIVAL

SITUS KANAL

SITUS KANAL

SITUS MAKAM PUTRI CAMPA

SITUS KUBUR PANJANG SITUS PERMUKIMAN

SITUS BALONG DOWO

SITUS KANAL

SITUS KANAL

D

RUANG TERBUKA DESA

RUANG TERBUKA SEKOLAH

RUANG TERBUKA OBSERVATORI SITUS KOLAM SEGARAN DAN BATU TIANG

BATAS AREA P EDESTRIA N BATA S ARE A PEDEST RIAN

BATAS AREA PEDESTRIAN

B A TAS AR EA PEDESTRIAN BATA S A RE AP ED ES T R IA N B A TA S A R E A P E D E S T R IA N

FASILITAS MEMANCING DAN MENJALA IKAN

A FASILITAS 1 / RUANG PENERIMA UTAMA B FASILITAS 2 / PAMER RELIK DAN KONFERENSI C FASILITAS 3 / PENYIMPANAN DAN LAB RELIK D BALAI DESA TROWULAN

LEGENDA

Gambar V. 4 Ruang Terbuka dan Festival

U 0 50 100 m B A T A S A R E A PEDEST RIAN

BATAS AREA PEDESTRIAN

(9)

PEMBIMBING

UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA

DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR

SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013

A RUANG TERBUKA B GALERI KERAJINAN C OBSERVATORI KAWASAN D TERMINAL SEPEDA E TERMINAL SHUTTLE BUS

LEGENDA SAWAH (SITUS KANAL)

SAWAH (SITUS KANAL)

SITUS KANAL SEKOLAH SITUS K O LAM SEGARAN Gambar V.5

Tata Hijau Fasilitas 1/Fasilitas Penerima Utama

118

U

0 50 100 m Maja (pahit) Maja (pahit) Maja (pahit) Siwalan Asem Angsana Hutan Bambu Angsana Siwalan Bambu Mangga Kana lokal

A

B C D E Bambu

(10)

P O T O N G A N L A H A N U T A R A - S E L A T A N

P O T O N G A N L A H A N S E L A T A N - U T A R A

P O T O N G A N L A H A N B A R A T - T I M U R Gambar V.6 Potongan lahan Fasilitas 1 100 m 0 10 20 50 meter OBSERVATORI KAWASAN GALERI KERAJINAN REGITRASI-TERMINAL SEPEDA

(11)

PEMBIMBING

UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA

DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR

SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013

A RUANG PAMER RELIK B OBSERVATORI KAWASAN SEGARAN C ANJUNGAN REST AREA LEGENDA

SITUS BATU TIANG SAWAH KEBUN TEBU LADANG JAGUNG SITUS KOLAM SEGARAN Gambar V.7 Tata Hijau Fasilitas 2 Fasilitas Pamer Relik dan Konferensi

120

U

0 50 100 m Kepel Maja (pahit) Siwalan Bambu Mangga Mangga Angsana Maja (pahit) BIKE RACK BIKE RACK LANGGAR PENDUDUK

A

B

C

C C PASIR BATA PASIR BATA

Gambar

Gambar V.1 Rencana pemintakatan kawasan dan rencana peningkatan kelas jalan.
Gambar V.3 Site Plan Fasilitas Utama
Gambar V. 4 Ruang Terbuka dan Festival
Gambar V.6 Potongan lahan Fasilitas 1

Referensi

Dokumen terkait

22) The Upper Semarang Land Conservation and Poverty Allevation Project (PMR) pada Kementerian Dalam Negeri PPID Deputi  Perekonomian Dirwas 4 Jakarta    Juni 

Sesuai dengan kerangka teori tersebut, maka dapat diajukan Anggapan Dasar: Bahwasanya pembaca lebih mudah mengingat pesan sebuah komunikasi yang tersusun dengan

Pada sistem adhesif total-etch, seluruh smear layer akan disingkirkan dan serat kolagen akan terpapar akibat etsa asam sehingga dapat menciptakan kondisi yang baik untuk

Mengikutsertakan hasil riset khususnya RIFOS (hasil yang sudah diaplikasikan) dalam kompetisi pengabdian masyarakat yang diadakan universitas tertentu. Membagikan kegiatan riset

Selain pihak yang telah disebutkan di atas sebagai pihak pengambil keputusan untuk perencanaan pemrograman sistem jaringan jalan nasional dan provinsi, maka terdapat pula

Lokasi yang berdekatan dengan muara sungai, tidak dianjurkan untuk pembesaran Ikan Kerapu Macan karena lokasi tersebut salinitasnya sangat berfluktuasi karena

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa rasio Modal Kerja dibandingkan dengan Total Akiva bahwa rata-rata perusahaan yang diteliti mempunyai rasio yang rendah

1) Persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, dan persepsi biaya secara simultan berpengaruh terhadap niat menggunakan PC Tablet