• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan1 Teknik Pondasi Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertemuan1 Teknik Pondasi Dalam"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PONDASI DALAM

Dr. Damrizal Damoerin

Program Sarjana Magister Teknik Sipil

Universitas Gunadarma 2011

(2)
(3)
(4)
(5)

PERENCANAAN PONDASI AKIBAT

BEBAN STATIS - VERTIKAL

Dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

- Beban yang bekerja

- Kondisi tanah yang berada dibawah

pondasi

- Penurunan yang diijinkan

1. Bangunan Rendah : max 4 lantai

2. Bangunan Medium : 4 s/d 8 lantai

3. Bangunan Tinggi : 8 s/d 32 lantai dan 32

s/d 60 lantai

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Test Laboratorium Standard

• Indeks Properties

a. Atterberg Limit

b. Analisa Ukuran Butir c. Spesific Gravity

• Engineering Properties

a. Uncofined Compression Test b. Direct Shear Test

c. Triaxial Test d. Consolidation Test e. Swelling Test • Kombinasi a. Compaction Test b. CBR Test c. Permeability Test

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

TUJUAN PENYELIDIKAN TANAH (Soil Investigation)

Secara umum mencakup hal-hal berikut :

1. Untuk menentukan kondisi alamiah dari lapisan-lapisan tanah dilokasi yang ditinjau.

2. Untuk mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed) dan tidak asli (disturbed).

3. Untuk menentukan kedalaman lapisan tanah keras. 4. Untuk melakukan uji lapangan (in-situ field test).

5. Untuk mempelajari kemungkinan timbulnya masalah perilaku bangunan yang sudah ada di sekitar lokasi yang ditinjau.

(29)

PENYELIDIKAN TANAH PADA SUATU BANGUNAN

Secara umum dapat dibagi dalam 4 kategori yaitu :

1. Mendapatkan informasi dari bangunan yang akan didirikan. 2. Mengumpulkan informasi yang telah ada untuk kondisi tanah

setempat.

3. Peninjauan lapangan ketempat lokasi proyek yang direncakan.

4. Penyelidikan lapangan yang terinci.

Tidak ada pedoman yang pasti dan cepat untuk menentukan:

Jumlah titik pengeboran.

Kedalaman tanah sampai dimana pengeboran harus dihentikan.

Pengeboran tambahan dapat dilakukan bila dijumpai tanah yang non homogen atau kondisi tanah yang mencurigakan.

(30)

Perkiraan Jarak Antar Lubang Bor Untuk Perencanaan

Tabel Jarak Lubang Pengeboran

Proyek Jarak Pengeboran (m) Bangunan Satu Lantai

Bangunan Bertingkat Banyak Jalan Raya Bendungan Tanah Daerah Perumahan 23 – 30 15 – 23 230 – 305 23 – 46 61 – 92

(31)

Sowers and Sowers (1970):

Perkiraan kasar untuk kedalaman pengeboran yang minimum, untuk gedung bertingkat banyak.

• Bangunan ringan dari baja dan bangunan ramping dari

beton

zb = 3.S0.7……… (M)

zb : perkiraan kedalaman pengeboran S : jumlah lantai/tingkat bangunan

S (jml lantai)

2 4 8 16 32 45 60 zb (m) 5 8 13 21 34 43 53

(32)

Sowers and Sowers (1970):

Perkiraan kasar untuk kedalaman pengeboran yang minimum, untuk gedung bertingkat banyak.

• Bangunan besar dari baja atau bangunan lebar dari beton

zb (M) = 6.S0.7 S (jml lantai) 2 4 8 16 32 45 60 zb (m) 10 16 26 42 68 86 106 (6) (15) (30) (60) (70) (80) (100)

(33)

PENYELIDIKAN TANAH

PENDAHULUAN

Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah tanah untuk perencanaan pondasi bangunan sipil.

Penyelidikan tanah mencakup antara lain,

pengeboran tanah, pengambilan contoh tanah, pengujian lapangan, pengujian laboratorium dan observasi air tanah.

(34)

SASARAN PENYELIDIKAN TANAH

Sasaran penyelidikan tanah meliputi : a. Stratifikasi lapisan tanah di proyek.

b. Sifat indeks pada setiap lapisan tanah. c. Sifat mekanis pada setiap lapisan tanah. d. Kondisi air tanah.

e. Komposisi kimia air tanah.

f. Jenis pondasi bangunan yang sudah ada disekitarnya.

(35)

BATASAN PENYELIDIKAN TANAH

Batasan penyelidikan tanah tergantung dari beberapa faktor, antara lain :

– Jenis Tanah Pendukung. – Variasi Lapisan Tanah. – Kondisi Air Tanah.

– Jenis Proyek.

– Informasi Lain yang tersedia.

(36)

BATASAN PENYELIDIKAN TANAH

Penyelidikan tanah yang lebih teliti

dibutuhkan apabila :

a. Lapisan Tanah Pendukung Sangat Bervariasi. b. Bangunan yang penting dan besar.

c. Bangunan yang memberi dampak lingkungan besar bila terjadi kegagalan pondasi.

d. Tidak terdapat informasi awal pada lokasi proyek.

(37)

TAHAPAN PENYELIDIKAN TANAH

Penyelidikan tanah umumnya dibagi

menjadi beberapa tahapan, antara lain :

a. Inspeksi Lapangan.

b. Penyelidikan Awal.

c. Penyelidikan Detil.

d. Penyelidikan Tambahan.

(38)

KEDALAMAN PENYELIDIKAN TANAH

• Penyelidikan tanah harus mencapai kedalaman

dimana tanah memberikan daya dukungnya atau mengkontribusi penurunan akibat struktur yang akan dibangun.

• Kedalaman penyelidikan tergantung pada :

- Jenis Struktur. - Jenis Tanah.

- Prakiraan awal jenis pondasi yang akan dipakai. Sebagai pedoman, kedalaman penyelidikan diatur

seperti diilustrasikan pada gambar 1.

(39)

KONFIGURASI PENYELIDIKAN TANAH

Pada dasarnya, ketentuan dibawah ini dapat dipakai sebagai pedoman penyelidikan tanah:

a. Penyelidikan awal : jarak titik 100 s/d 200m untuk tanah normal dan 50 s/d 100m untuk tanah lunak. b. Penyelidikan detil : jarak titik 15 s/d 25m untuk

bangunan persegi dan 25 s/d 50m untuk konstruksi memanjang.

c. Minimum titik penyelidikan pada tahap detil : 3 sampai 5 lokasi diatur pada pola teratur.

d. Selalu tempatkan titik penyelidikan pada posisi bangunan yang berat dan penting.

(40)

PENGEBORAN PENYELIDIKAN

(Exploratory Drilling)

• Sifat-sifat tanah dapat diperoleh dari uji coba

didalam lubang bor atau melalui uji laboratorium pada contoh tanah yang diperoleh dari

pengeboran.

• Pengeboran untuk penyelidikan tanah harus

dilakukan dengan hati-hati dan sedapat mungkin menjaga struktur asli tanah.

• Hasil uji didalam bor dan uji laboratorium sangat

tergantung dari kwalitas lubang bor atau contoh tanah yang diperoleh.

(41)

KELENGKAPAN DOKUMEN PENGAJUAN IJIN KONSTRUKSI – TPKB-DKI

I. IJIN PILING II. IJIN EKSKAVAKASI III. IJIN STRUKTUR ATAS

1.1. Laporan Perhitungan

1. Penjelasan Tentang Sistem Struktur 2. Penjelasan Ringkas Langkah Perencanaan 3. Penjelasan Software yang dipakai

4. Peraturan yang digunakan 5. Mutu-mutu Material 6. Informasi Struktur Atas

7. Penentuan Beban Struktur Atas & Bawah 8. Perhitungan Beban Vertikal Pondasi 9. Pengaruh Beban Lateral Pada Pondasi 10. Pengaruh Uplift

11. Kontrol Effek Group Susunan Tiang 12. Penentuan Daya Dukung Pile/Pondasi 13. Kontrol Gaya-gaya Pada Tiang Pondasi 14. Perhitungan Sistem Pile-Raft (Bila ada) 15. Perhitungan Penurunan Bangunan 16. Laporan Penyelidikan tanah 17. Hasil dan Evaluasi Loading Test

2.1. Laporan Perhitungan

1. Penjelasan Tentang Sistem Struktur 2. Penjelasan Ringkas Langkah Perencanaan 3. Penjelasan Software yang dipakai

4. Peraturan yang digunakan 5. Mutu-mutu Material

6. Parameter-parameter Tanah yang Diambil 7. Besaran Beban-beban Rencana

8. Penjelasan Metode Pelaksanaan 9. Perhitungan Struktur Penahan Galian 10. Pengaruh Akibat Beban Vertikal

11. Deformasi-deformasi yang Akan Timbul 12. Pengaruh Gempa Pda Dinding Permanen 13. Perhitungan Sistem Basement

14. Kontrol Heave

15. Perhitungan Penanggulangan Air 16. Pengaru Penuruna Air Tanah di Sekitar 17. Settlement Akibat Dewatering

18. Laporan Penyelidikan Tanah 19. Laporan Pumping Test

3.1. Laporan Perhitungan

1. Penjelasan Tentang Sistem Struktur 2. Penjelasan Ringkas Langkah Perencanaan 3. Penjelasan Software yang dipakai

4. Peraturan yang digunakan 5. Mutu-mutu Material

6. Penentuan Beban Struktur Atas 7. Perhitungan Struktur Sekunder 8. Perhitungan Struktur Utama 9. Pengaruh Pratekan (Bila ada) 10. Perhitungan Pengaruh Gempa 11. Perhitungsn Pengaruh Angin 12. Perhitungan Torsi Bangunan

13. Perhitungan Penampang & Detailing 14. Perhitungan Desain Kapasitas 15. Perhitungan Pile-Cap

16. Perhitungan Balok Pondasi 17. Perhitungan Basement

1.2. Gambar-gambar

1. Gambar Arsitektur (TPAK)

2. Gambar Denah-denah Struktur Atas 3. Gambar Denah Sistem Pondasi 4. Gambar Detail Pondasi Tiang 5. Gambar Rencana Pile-Cap

2.2. Gambar-gambar

1. Gambar Arsitektur (TPAK)

2. Gambar Denah-denah Struktur Atas 3. Gambar Denah Sistem Pondasi

4. Gambar Rencana Galian+Metode Kerja 5. Gambar Struktur Penahan Galian 6. Gambar Rencana Dewatering

3.2. Gambar-gambar

1. Gambar Arsitektur (TPAK)

2. Gambar Denah-denah Struktur Atas 3. Gambar Denah Sistem Pondasi 4. Gambar Rencana Pile-Cap

5. Gambar Rencana Plat & balok Pondasi 6. Gambar Dinding Basement

7. Gambar Detail Struktur Atas

(42)

DAYA DUKUNG PONDASI TIANG AKIBAT

BEBAN VERTIKAL

(43)

Definisi Pondasi Tiang

• Pondasi Dalam dengan

perbandingan antara panjang dengan

diameter tiang: D/B > 4

(44)

Fungsi Pondasi

• Untuk meneruskan beban dari

struktur atas melalui lapisan yang

lebih lunak atau air, pada tanah yang

lebih keras atau kurang mampat

(noncompressible) atau batuan

(rock)

(45)

Pondasi tiang digunakan pada

keadaan-keadaan sebagai berikut

lapisan tanah keras berada cukup dalam

dari permukaan tanah

menahan gaya vertikal/atau gaya lateral

dan/atau momen guling yang besar

menahan gaya tarik (uplift) yang besar

lapisan dekat permukaan tanah di bawah

struktur mudah tererosi

struktur atas tidak mengijinkan

terjadinya differensial settlement

(relative)

(46)

Pemakaian pondasi tiang pada

bangunan sipil

bangunan tahan gempa: V>; H>; M>

bangunan menara, cerobong, menara

transmisi: V<; H>; M>

bangunan pelabuhan: V<; H>

retaining wall: V<; H>; M>

pondasi jembatan: V>; H>; M>

pondasi mesin: V>; H>; M>

(47)

Klasifikasi Tiang

Berdasarkan bahan yang dipakai:

• tiang kayu

• tiang baja

• tiang beton: a. beton bertulang

(reinforced concrete / RC)

b. beton pratekan

(48)

Berdasarkan metode pemasangan:

1. Displacement piles (driven types): Tiang pancang

– Small displacement pile: steel pipe pile, steel H pile, screw pile – Large displacement pile : a. RC pile (solid or tubular section)

b. PC pile (solid or tubular section)

2. Displacement piles (driven and cast in situ type)

(steel tube driven and withdrawn after placing concrete)

• Tiang Franki (franki pile)

3. Non displacement piles (cast in situ piles)

• Tiang bor (bored pile)

(49)

Klasifikasi Tiang

• Berdasarkan penggolongan yang

lain:

1. precast piles (pra cetak)

(50)

Efek Pemasangan Tiang Bor

Pada Tanah Lempung

• Studi dari efek pemasangan tiang bor

pada tanah lempung telah dilakukan, di

antaranya adalah hubungan parameter

adhesi tiang dan tanah.

• Adhesi yang ditemukan menjadi lebih

kecil dari pada kondisi drained sebelum

pemasangan, terutama disebabkan oleh

perlemahan pada tanah lempung yang

berdekatan dengan permukaan tanah

(51)

Efek Pemasangan Tiang Bor

Pada Tanah Lempung

Penyebab munculnya perlemahan ini mungkin disebabkan pada:

1.Penyerapan air dari beton yang basah

2.Penyerapan air dari badan lempung ke daerah tegangan yang kurang tinggi, di sekeliling lubang bor.

Hal ini dapat dikurangi dengan pelaksanaan pemboran dan operasi pemboran secepat mungkin.

3.Air yang dituangkan pada lubang pemboran untuk operasi mesin bor sebagai alat pemotong.

(52)

Menurut Skempton (1959)

Keseriusan besar perlemahan faktor 1 dan 2

tergantung pada teknik yang dipakai:

1. Pemboran menggunakan cairan

pemboran (drilling fluid: bentonite;

supermud) untuk mendukung dinding

selama konstruksi

2. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan konstruksi tiang

(pengecoran)

Efek Pemasangan Tiang Bor

Pada Tanah Lempung

(53)

Efek Pemasangan Tiang Bor

Pada Tanah Lempung

Palmer & Holland (1966)

• Perlemahan pada tanah lempung

London overconsolidated

(overconsolidated

– London Clay)

adalah paling kecil bila drilling dan

concreting dilaksanakan dalam

(54)

Efek Pemasangan Tiang Bor

Pada Tanah Lempung

Mayerhoff & Murdock (1953):

Untuk kasus Bored pile pada London Clay

• Kenaikan kadar air sebesar 4% pada contact

surface berjarak 3”

• Tanah Lempung di bawah dasar tiang menjadi

terganggu dan tanah menjadi lemah akibat gerak alat bor, sehingga menaikan penurunan terutama pada „belled pier‟

• Solusinya: dasar lubang bored pile harus

(55)

Efek Pemasangan Tiang Bor

Pada Tanah Lempung

• Pandey (1967)

Masalah pada konstruksi dengan

bored piled

– Caving pada bored pile menimbulkan

necking atau tidak terarahnya tiang

– Pemisahan agregat dalam tiang

– Tekuk pada perkuatan tiang

(56)

Efek Pemasangan Tiang Bor

Pada Tanah Pasir

• Informasi mengenai efek pemboran

pada tanah pasir secara kuantitatif

relatif kecil. Tiang-tiang biasanya

membutuhkan casing atau drilling

fluid (contohnya: bentonite;

supermud), untuk mendukung

dinding lubang dan jatuhnya lubang,

kemudian menarik casing sementara

dilakukan pengeboran lubang bor

(57)
(58)
(59)
(60)

Equipment instalation

(61)
(62)
(63)

Kepustakaan

1. Bowles, “Foundation Analysis and Design”, International Student Edition, Japan, 1988. 2. Chellis, R.D., “Pile Foundation”, McGraw Hill,

1981.

3. Poulos, H.G & Davis, E.H, “Pile Foundation

Analysis and Design”, John Wiley & Sons, Inc., 1980.

4. Prakash, “Soil Dynamic”, McGraw Hill, 1981. 5. Das, Braja M., “Fundamentals of Soil

Dynamics”, Elsevier Science Publishing Co., Inc., 1984.

6. Das, Braja M., “Principles of Foundation Engineering”, Wadsworth, Inc., 1984.

7. Tomlinson M.J., “Pile Design and Construction Practise”, Cement and Concrete Association, 1977.

Gambar

Tabel 1 Pedoman Konfigurasi Titik Penyelidikan Tanah
Tabel Jarak Lubang Pengeboran

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis stabilitas menggunakan tanah lempung jenuh dengan berat isi tanah di atas muka air tanah dan berat isi tanah di bawah muka air tanah, ditinjau pada grafik

Tugas akhir ini bertujuan untuk mendesain pondasi telapak pada tanah lempung mulai dari menghitung daya dukung tanah, dimensi pondasi, penulangan, kontrol kuat geser 1 arah dan

Akan tetapi efluen tanah lempung tanpa aktivasi masih belum memenuhi baku mutu karena luas permukaan tanah lempung Kulim yang masih ditutupi oleh pengotor,

( excessive settlement ), terutama jika pondasi terletak di atas deposit lempung yang kompresibel. Proses penurunan pondasi diakibatkan oleh terkompresinya lapisan tanah di

Dilihat dari lima macam analisa data tanah di atas, maka lapisan tanah keras yang paling dalam yaitu pada kedalaman -19,60 m berupa tanah lempung kelanauan berwarna abu-abu.

Tugas akhir ini bertujuan untuk mendesain pondasi telapak pada tanah lempung mulai dari menghitung daya dukung tanah, dimensi pondasi, penulangan, kontrol kuat

Tugas akhir ini bertujuan untuk mendesain pondasi telapak pada tanah lempung mulai dari menghitung daya dukung tanah, dimensi pondasi, penulangan, kontrol kuat geser 1 arah dan

Seperti dikctahui penggunaan Pondasi-Tianc dipilih sebagai suatu konstruksi pondasi pada daerah yang memiliki lapisan tanah keras / batuan yang cukup dalarn dari