TUTORIAL
TUTORIAL
Anomali Refraksi
Anomali Refraksi
OLEH :
OLEH :
Annurianisa (2010730013)
Annurianisa (2010730013)
Agung urnia!an
Agung urnia!an (201073012")
(201073012")
#ok$er %em&im&ing :
#ok$er %em&im&ing :
'r H Hasri #arni* +,
'r H Hasri #arni* +,
-E%A.ITERAA. LI.I
E%A.ITERAA. LI.I +TA+E IL-U
+TA+E IL-U -AT
-ATA
A
R+ I+LA- /AARTA %O.#O O%I /AARTA TI-UR
R+ I+LA- /AARTA %O.#O O%I /AARTA TI-UR
AULTA+ E#OTERA. #A. E+EHATA.
AULTA+ E#OTERA. #A. E+EHATA.
U.IER+ITA+ -UHA--A#IAH /AARTA
U.IER+ITA+ -UHA--A#IAH /AARTA
20145 2016
20145 2016
ATA %E.A.TAR ATA %E.A.TAR
Seg
Segala ala pujpuji i bagbagi i AlAllah lah SWTSWT, , karkarena ena ataatas s berberkat kat rahmrahmat at dan dan hidhidayaayah-Nyh-Nya, a, kamkami i dapdapatat menyelesaikan tugas tutorial yang berjudul “Anomali Refraksi” ini tepat aktu, tak lupa shalaat menyelesaikan tugas tutorial yang berjudul “Anomali Refraksi” ini tepat aktu, tak lupa shalaat salam ter!urah kepada
salam ter!urah kepada Nabi "uhammad SAWNabi "uhammad SAW##
Tutorial ini dibuat bertujuan untuk menambah pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi Tutorial ini dibuat bertujuan untuk menambah pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi pemba!a nantinya tentang anomali refraksi# $aporan ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan di pemba!a nantinya tentang anomali refraksi# $aporan ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan di
Rumah Sakit %slam &akarta 'ondok (opi# Rumah Sakit %slam &akarta 'ondok (opi#
'enulis mengu!apkan terima kasih pada dr# )j# )asri *arni, Sp#" selaku pembimbing dan 'enulis mengu!apkan terima kasih pada dr# )j# )asri *arni, Sp#" selaku pembimbing dan kepada seluruh pihak yang telah membantu pen
kepada seluruh pihak yang telah membantu pen yelesaian laporan tutorial ini#yelesaian laporan tutorial ini#
Akhirnya, dengan mengu!apkan alhamdulillahhirobbil alamin laporan ini telah selesai dan Akhirnya, dengan mengu!apkan alhamdulillahhirobbil alamin laporan ini telah selesai dan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua kebaikan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan balasan yang terbaik, Amin#
dengan balasan yang terbaik, Amin#
&akarta, +ebruari ./ &akarta, +ebruari ./
8A8 I 8A8 I
%E.#AHULUA. %E.#AHULUA.
.#.
.#. $ata$atar 0er 0elaklakangang
(elainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina (elainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina 11macula luteamacula lutea2# 'ada kelainan refraksi terjadi ketidaksei2# 'ada kelainan refraksi terjadi ketidaksei mbangan sistem optik pada mata sehinggambangan sistem optik pada mata sehingga menghasilkan bayangan kabur# 'ada mata normal, kornea dan lensa membelokkan sinar pada titik menghasilkan bayangan kabur# 'ada mata normal, kornea dan lensa membelokkan sinar pada titik fokus yang tepat pada sentral retina# (eadaan ini memerlukan susunan kornea dan lensa yang fokus yang tepat pada sentral retina# (eadaan ini memerlukan susunan kornea dan lensa yang sesuai dengan panjangnya bola mata# 'ada kelainan refraksi, sinar tidak di biaskan tepat pada sesuai dengan panjangnya bola mata# 'ada kelainan refraksi, sinar tidak di biaskan tepat pada makula lutea, tetapi dapat di depan atau dibelakang makula#
makula lutea, tetapi dapat di depan atau dibelakang makula#
0entu
0entuk kelainan k kelainan refrarefraksi terebut diantaksi terebut diantaranyranya3 a3 miopimiopia, hipermetra, hipermetropia, astigmopia, astigmat, danat, dan presbiopia#
presbiopia#
.#
.# AnatomAnatomi "ei "edia dia RefraRefraksiksi
.
.## ((oorrnneeaa
(ornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding dengan (ornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan ke!il# *ari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang kristal sebuah jam tangan ke!il# *ari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda3
berbeda-beda3 lapisan lapisan epitel epitel 1yang 1yang bersambung bersambung dengan dengan lapisan lapisan epitel epitel konjungti4a konjungti4a bulbaris2,bulbaris2, lapisan 0oman, stroma, membrane *es!ement, dan lapisan endotel#
lapisan 0oman, stroma, membrane *es!ement, dan lapisan endotel#
Sum
Sumberber-su-sumbember r nutnutrisi risi untuntuk uk korkornea nea adaadalah lah pempembulbuluh-uh-pempembulubuluh h dardarah ah limlimbusbus,, humor a5uaeus, dan air mata# (ornea superfisialis juga mendapatkan oksigen sebagian besar dari humor a5uaeus, dan air mata# (ornea superfisialis juga mendapatkan oksigen sebagian besar dari
atmosfer# Saraf-saraf sensorik kornea didapat dari per!abangan pertama 1oftalmika2 dari ner4us kranialis 6 1trigeminus2#
# )umor A5uaeus
)umor a5uaeus diproduksi oleh korpus siliare# Setelah memasuki kamera posterior, humor a5uaeus melalui pupil dan masuk ke kamera anterior dan kemudian ke perifer menuju ke sudut kamera anterior#
7# $ensa
$ensa adalah struktur bikon4eks, a4askular, tak berarna dan hampir transparan sempurna# Tebalnya sekitar 8 mm dan diameternya 9 mm# *i belakang iris, lensa digantung oleh :onula yang menghubungkannya dengan korpus siliare# *i sebelah anterior lensa terdapat humor a5uaeus, di sebelah posteriornya 4itreus# (apsula lensa adalah suatu membrane yang semipermeabel 1sedikit lebih permeable daripada dinding kapiler2 yang akan memperbolehkan air dan elektrolit masuk#
*i sebelah depan terdapat selapis epitel subskapular# Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya# Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamellar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik# Nukleus dan korteks terbentuk dari lamellae kosentris yang panjang# ;aris-garis persambungan yang terbentuk dengan persambungan lamellae ini ujung-ke-ujung berbentuk <=> bila dilihat dengan slitlamp# 0entuk <=> ini tegak di anterior dan terbalik di posterior# "asing-masing serat lamellar mengandung sebuah inti gepeng# 'ada pemeriksaan mikroskopik, inti ini jelas dibagian perifer lensa didekat ekuator dan bersambung dengan lapisan epitel subkapsul#
8# 6itreus
6itreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan a4askular yang membentuk dua pertiga dari 4olume dan berat mata# 6itreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh lensa, retina dan diskus optikus# 'ermukaan luar 4itreus-membran hialois-normalnya berkontak dengan struktur-struktur berikut3 kapsula lensa posterior, serat-serat :onula, pars plana lapisan epitel, retina dan
!aput ner4i opti!i# 0asis 4itreus mempertahankan penempelan yang kuat sepanjang hidup ke lapisan epitel pars plana dan retina tepat di belakang ora serrata# 'erlekatan ke kapsul lensa dan ner4us optikus kuat pada aal kehidupan tetapi segera hilang#
6itreus berisi air sekitar 99?# Sisanya .? meliputi dua koponen, kolagen dan asam hialuronat, yang memberikan bentuk dan konsistensi mirip gel pada 4itreus karena kemampuannya mengikat banyak air#
.#7 +isiologi Refraksi
1;ambar refraksi pada mata emetrop2
)asil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan 1kornea, a5uous huor, lensa dan korpus 4itreus2 dan panjangnya bola mata# 'ada orang nrmal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melaluimedia penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea# "ata yang normal 1emetrop2 akan menempatkan bayangan tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi#
*ikenal beberapa titik di dalam bidang refraksi, seperti 'ungtum 'roksimum merupakan titik terdekat dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan adengan retina dan fo4eola bila mata istirahat#
Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk men!embung yang terjadi akibat kontraksi otot-otot siliar# *ikenal teori akomodasi sebagai berikut3
.# Teori )elmholt:3 akibat kontraksi m#siliaris sirkuler, mengakibatkan lensa menjadi lebih !embung dan diametermenjadi ke!il#
# Teori dari Ts!hernig3 nuleus lensa idak dapat berubah bentuk sedang yang dapat berubah
bentuk adalah bagian lensa superfisial1korteks lensa2# 'ada aktu akomodasi terjadi
tegangan pada :onula @inn sehingga nukleus lensa terjepit dan bagian lensa superfisial di depan nukleus akan men!embung#
8A8 II
TI./AUA. %U+TAA
21 #efinisi
)asil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, !airan mata, lensa, badan ka!a, dan panjangnya bola mata# 'ada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea# "ata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di
retinanya pada keadaan mata yang tidakmelakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh#.
(elainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina 1macula lutea2# 'ada kelainan refraksi terjadi ketidaksei mbangan sistem optik pada mata sehingga
menghasilkan bayangan kabur#.
Analisis statistik distribusi anomalikelainan refraksi yang terjadi di masyarakat dalam populasi penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara jari-jari kur4atura kornea, kedalaman bilik mata depan, kekuatan refraksi dari lensa, panjang sumbu bola mata dengan anomali kelainan refraksi#
*ikenal beberapa titik di dalam bidang refraksi, seperti Punctum Proksimum merupakan titik terdekat di mana seseorang masih dapat melihat dengan jelas# Punctum Remotum adalah titik terjauh di mana seseorang masih dapat melihat dengan jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan retina atau fo4eola bila mata istirahat# .
211 Eme$ro,ia
'ada mata ini daya bias mata adalah normal, di mana sinar jauh difokuskan sempurna di makula lutea tanpa bantuan akomodasi# 0ila sinar sejajar tidak difokuskan pada makula lutea disebut ametropia# "ata emetropia akan mempunyai penglihatan normal atau BB atau .?# 0ila media penglihatan seperti kornea, lensa, dan badan ka!a keruh maka sinar tidak dapat diteruskan di makula lutea# 'ada keadaan media penglihatan keruh maka penglihatan tidak akan .? atau BB#.
(eseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata# kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya# $ensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat# 'anjang bola mata seseorang berbede-beda# 0ila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea 1mendatar, men!embung2 atau adanya perubahan panjang 1lebih panjang, lebih pendek2 bola mata maka sinar normal tidak dapat jatuh ke makula# (eadaan ini disebut ametropiaanomali refraksi yang
dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisma# (elainan lain pada mata normal adalah gangguan perubahan ken!embungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi# ;angguan akomodasi dapat terlihat pada usia lanjut sehingga terlihat keadaan yang disebut presbiopia# .
212 Akomo'asi
'ada keadaan normal !ahaya tidak berhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh didekatkan, maka dengan adanya daya akomodasi benda dapat difokuskan pada retina atau makula lutea# *engan berakomodasi, maka benda pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus pada retina# Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk men!embung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar# Akibat akomodasi, daya pembiasan lensa bertambah kuat# (ekuatan akomodasi akan meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin dekat benda makin kuat mata harus berakomodasi 1men!embung2# (ekuatan akomodasi diatur oleh refleks akomodasi# Refleks akomodasi akan bangkit bila mata melihat kabur dan pada aktu kon4ergensi atau melihat dekat#
.
*ikenal beberapa teori akomodasi, seperti3
teori akomodasi )emholt:3 di mana :onula
:inn kendor akibat kontraksi otot siliar sirkuler,
mengakibatkan lensa yang elastis menjadi !embung dan diameter menjadi ke!il
teori akomodasi Thsernig3 dasarnya adalah baha nukleus lensa tidak dapat berubah
bentuk sedang yang dapat berubah bentuka adalah bagian lensa yang superfisial atau korteks lensa# 'ada aktu akomodasi terjadi tegangan pada :onula @inn sehingga nukleus
lensa terjepit dan bagian depan nukleus akan men!embung#.
"ata akan berakomodasi bila bayangan difokuskan di belakang retina# 0ila sinar jauh tidak difokuskan pada retina seperti pada mata dengan kelainan refraksi hipermetropia maka mata tersebut akan berakomodasi terus menerus alaupun letak bendanya jauh, dan pada keadaan ini
diperlukan akomodasi yang baik#.
Anak-anak dapat berakomodasi dengan kuat sekali sehingga memberikan kesukaranpada pemeriksaan kelainan refraksi# *aya akomodasi kuat pada anak-anak dapat men!apaiC.# sampai C.D# *# Akibatnya pada anak-anak yang sedang dilakukan pemeriksaan kelainan refraksinya untukmelihat jauh mungkin terjadi koreksi miopia yang lebih tinggi akibat akomodasi sehingga mata tersebut memerlukanlensa negatif yang berlebihan 1koreksi lebih2# Entuk pemeriksaan kelainan refraksi anak sebaiknya diberikan sikloplegik untuk melumpuhkan otot akomodasi sehingga pemeriksaan kelainannya murni, dilakukan pada mata yang beristirahat# 0iasanya untuk ini diberikan sikloplegik atau sulfat atropin bersifat parasimpatolitik, yang selain
*engan bertambahnya usia, maka akan berkurang pula daya akomodasi akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga lensa sukar men!embung# (eadaan berkurangnya daya akomodasi pada usia lanjut disebut presbiopia# .
213 Ame$ro,ia
(eseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata# (ornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya# $ensa memegang peranan membiaskan sinar terutama
pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda dekat# .
'anjang bola mata seseorang berbeda-beda# 0ila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea 1mendatar atau men!embung2 atau adanya perubahan panjang 1lebih panjang atau lebih pendek2 bola mata maka sinar normal tidak akan terfokus pada makula# (eadaan ini disebut
ametropia 1anomali refraksi2 yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisme#.
22 -IO%IA 221 #efinisi
"iopia adalah salah satu bentuk kelainan refraksi dimana sinar yang datang sejajar dari jarak yang tak berhingga difokuskan di depan retina saat mata tidak berakomodasi# 'asien dengan myopia akan menyatakan melihat lebih jelas bila dekat sedangkan melihat jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh# 'asien miopia mempunyai pungtum remotum 1titik terjauh yang masih dilihat jelas2 yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan kon4ergensi yang akan
menimbulkan keluhan astenopia kon4ergensi# 0ila kedudukan mata ini menetap maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau esotropia#
*erajat myopia pasien dapat ringan 1.-7 dioptri2, sedang 17-B dioptri2, atau berat 1lebih dari -. dioptri2# 'ada mata dengan miopia tinggi akan terdapat kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi makula, degenerasi retina bagian perifer,dengan myopik kresen pada papil saraf optik# 'engobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan ka!a mata sferis negati4e terke!il yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal# 0ila pasien dikoreksi dengan -7# memberikan tajam penglihatan BB, dan demikian juga bila diberi -7#/, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi -7# agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi#.
(eterangan3
"ata dengan sferis -#F/ 4isus menjadi BF#/ "ata dengan sferis -7# 4isus menjadi BB
"ata dengan sferis -7#/ 4isus tetap BB, akibat mata berakomodasi ringan "ata denga sferis -7#/ 4isus menjadi BF#/
'ada mata ini diberi ka!a mata sferis -7# karena mata melihat jelas tanpa akomodasi
'ada miopia tinggi sebaiknya koreksi dengan sedikit kurang atau under !orre!tion# $ensa kontak dapat dipergunakan pada penderita myopia# 'ada saat ini myopia dapat dikoreksi dengan tindakan bedah refraksi pada kornea atau lensa# 'enyulit yang dapat timbul pada pasien dengan miopia adalah terjadinya ablasi retina dan juling# &uling esotropia atau juling ke dalam biasanya mengakibatkan mata berkon4ergensi terus-menerus# 0ila terdapat juling ke luar mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia#.
222 lasifikasi E$iologi .# AGial miopi3
Terjadi karena pertambahan panjang diameter antero-posterior bola mata, ini penyebab yang paling banyak#
# (ur4atural miopi
(arena peningkatan kelengkungan kornea dan atau lensa# 7# 'ositional miopi
Terjadi karena pergeseran lensa ke bagian anterior# 8# %ndeG myopia
Tipe ini terjadi karena peningkatan indeG refraksi lensa, missal pada nu!lear s!lerosis# /# "iopi yang berhubungan dengan akomodasi yang berlebihan#
6ariasi (linis miopi3
.# "iopia (ongenital
"iopi yang sudah terjadi sejak lahir,namun biasanya didiagnosa saat usia -7 tahun, kebanyakan unilateral dan bermanifestasi anisometropia# &arang terjadi bilateral#
"iopi kongenital sering berhubungan dengan kelainan !ongenital lain seperti katarak !ongenital, mikrophtalmus, aniridia, megalokornea# "iopi !ongenital sangat perlu dikoreksi lebih aal#
# "iopi simplek
&enis miopi ini paling banyak terjadi, jenis ini berkaiatan dengan gangguan fisiologi, tidak berhubungan dengan penyakit mata lainnya# "iopi ini meningkat ? pada usia / tahun
sampai .8 ? pada usia ./ tahun# (erena banyak ditemukan pada anak usia sekolah maka disebut juga dengan ”s!hool "yopia”#
Etiologi
Suatu 4ariasi biologi normal dari perkembangan mata, yang mana bisa berhubungan maupun tidak berhubungan dengan genetik#
a# Tipe aGial
6ariasi fisiologis dari perkembangan bola mata atau dapat berhubungan dengan neurologi prekok pada masa anak-anak#
b# Tipe kur4atural
Terjadi karena 4ariasi perkembangan bola mata# )al ini dikarenakan kebiasaan diet pada masa anak-anak ada dilaporkan tanpa kesimpulan yang belum terbukti#
!# ;enetik
;enetik berperan dalam 4ariasi biologis pada pertumbuhan bola mata, dengan faktor resikoH
- &ika kedua orang tua miopi pre4alensi terjadinya miopi pada anaknya sekitar ?
- &ika salah satu dari orang tua menderita miopi maka pre4alensi anaknya menderita miopi sekitar .?#
- &ika salah satu orang tua tidak ada menderita miopi,pre4alensi miopi pada anak sekitar / ?#
d# Teori bekerja dengan penglihatan yang sangat dekat#
Teori ini mengatakan baha, miopi dapat terjadi karena kebiasaan kerja dengan pandangan yang sangat dekat, namun pada kenyataannya teori ini belum terbukti se!ara pasti#
Gejala Klinis ;ejala Subjektif3
- 'englihatan jauh kabur merupakan gejala utama#
- ;ejala astenopia pada pasien miopi derajat ringan
- Anak sering menyipitkan mata,merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh orang tua#
- bola mata yang besar danmenonjol#
- (amera okuli anterior lebih dalam dari normal#
- +undus Normal, namun miopi kresen temporal jaran terjadi#
- 0iasanya terjadi saat usia / J . tahun dan meningkat sampai usia .D- tahun# *engan
rata rata J #/ K #7 per tahun#
1 (hurana A (# F# Lhapter 7 Ipti!s and Refra!tion,Lomprehensi4e ophtamology, fourth edition# Ne Age international, Ne *elhi2
7# "iopi patologis degeneratif
"iopi yang ter jadi karena kelainan pada bagian mata lain seperti, adanya pendarahan pada badan ka!a, pigmentasi pada retina dan peripapil# "iopi patologi sudah terjadi saat usia / J
. tahun, yang berefek saat usia deasa muda yang mana hal ini berhubungan dengan perubahan degenerasi pada mata#
"iopi patologis suatu hasil dari pertumbuhan yang !epat dari panjang aGial bola mata# Entuk menerangkan terjadinya kelainan aksial bola mata banyak teori yang dikemukakan, namun belum ada hipotesis memuaskan yang bisa menerangkan terjadinya patologi itu# Namun
demikian patologi ini berhubungan dengan herediter dan pertumbuhan bola mata# 7
.# )erediter
Sekarang telah dipastikan baha genetik merupakan faktor mayor sebagai etiologi kelainan ini# 'rogresif miopi yang bersifat familial, banyak terjadi pada bangsa !ina, arab dan jepang# Namun jarang ditemukan pada bangsa negro dan sudan# %ni menunjukkan hubungan herediter
yang mempengaruhi pertumbuhan retina dalam perkembangan miopi#7
# 'roses 'ertumbuhan se!ara umum
'roses pertumbuhan ini merupakan faktor minor pada perkembangan miopi, 'erpanjangan dari segmen posterior bola mata terjadi hanya sepanjamg masa pertumbuhan aktif dan diperkirakan berhenti saat pertumbuhan aktif berhenti# *isini ada beberapa faktor seperti nutrisi, defisiensi, gangguan hormon, dan penyakit yang terjadi saat pertumbuhan aktif
Gejala Klinis ;ejala subjektif 3
- (abur bila melihat jauh, penurunan 4isus umumnya lebih parah dibanding dengan miopi
simplek#
- (eluhan lain seperti melihat sesuatu berarna hitam melayang pada penglihatannya, hal
ini berhubungan dengan degenerasi 4itreus#
- Rabun pada malam hari dapat dikeluhkan pada penderita dengan miopi tinggi#
;ejala objektif 3
a2 ;ambaran pada segmen anterior serupa dengan myopia simpleks
b2 ;ambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-kelainan pada
.# 0adan ka!a 3 dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau degenarasi yang terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang mengapung dalam badan ka!a# (adang-kadang ditemukan ablasi badan ka!a yang dianggap belum jelas hubungannya dengan keadaan myopia
# 'apil saraf opti! 3 terlihat pigmentasi peripapil, kresen myopia, papil terlihat lebih pu!at yang meluas terutama ke bagian temporal# (resen myopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur#
7# *egenerasi pada retina dan koroid yang terjadi pada miopi tinggi# *itandai dengan plak berarna keputihan pada makula dengan sedikit pigmen yang mengelilinginya#
+oster fu!hs spot dapat terlihat di makula#
4 Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina# Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus
tigroid#.
223 %emeriksaan
'emeriksaam mata se!ara umum atau standar pemeriksaan mata terdiri dari38
.# (etajaman penglihatan yang keduanya dari jarak jauh 1Snellen2 dan jarak dekat 1&aeger2 # Eji pembiasan, untuk menentukan benarnya resep dokter dalam pemakaian ka!amata
7# Eji penglihatan terhadap arna, uji ini untuk membuktikan kemungkinan ada atau tidaknya kebutaan
8# Eji gerakan otot-otot mata
/# 'emeriksaan !elah dan bentuk tepat di depan mata B# "engukur tekanan !airan di dalam mata
F# 'emeriksaan retina
224 %ena$alaksanaan a# Nonfarmakologi
• (a!a "ata
• $ensa kontak
$ensa kontak mengurangi masalah kosmetik yang mun!ul pada penggunaan ka!amata akan tetapi memerlukan peraatan lensa yang benar dan bersih#
(oreksi pada "ata "iopi
(a!amata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan untuk mengobati gejala-gejala 4isual pada pada penderita myopia# *alam ilmu keratotology kontak lensa yang digunakan adalah adalah kontak lensa yang keras atau kaku untuk pemerataan kornea yang berfungsi untuk mengurangi miopia#
Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi
'ara pelaksana dan penganjur terapi alternatif ini sering merekomendasikan latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti !ara menahan1 pen!egahan 2# Akan tetapi, kemanjuran dari latihan ini dibantah oleh para ahli pengetahuan dan para praktisi peduli mata# 'ada tahun /, dilakukan peninjauan ilmiah pada beberapa subjek# *ari peninjauan tersebut disimpulkan baha tidak ada bukti-bukti 1 fakta 2 ilmiah yang menyatakan baha latihan pergerakan mata adalah pengobatan myopia yang efektif#
Ada beberapa ahli bedah yang memprosedurkan pembentukan kornea dengan merubah titik fokus di depan retina# Radial keratotomy adalah salah satu !ara yang populer akhir-akhir ini, salah satunya debgan menggunakan $AS%(, yaitu sejenis laser yang digunakan untuk
pembentukan kornea mata#/
Seorang dengan myopia, diberi lensa 1 S - 2 yang terke!il# 1 S- 2 diberikan agar tanpa akomodasi, penderita miopia dapat melihat dengan baik# )al ini juga ditujukan terhadap kelainan refraksinya dengan lensa sferis negatif yang sesuai#8
b# +armakologi
Ibat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata# Ibat-obat tradisionalpun banyak digunakan ada penderita miopia#B
1. Radial Keratotomy4
Entuk membuat insisi radial yang dalam pada pinggir kornea dan ditinggalkan 8 mm sebagai :ona optik#'ada penyembuhan insisi ini terjadi pendataran dari permukaan kornea sentral sehingga menurunkan kekuatan refraksi# 'rosedur ini sangat bagus untuk miopi derajat ringan dan sedang#
(elemahannya3
(ornea menjadi lemah, bisa terjadi ruptur bola mata jika terjadi trauma setelah R(, terutama bagi penderita yang berisiko terjadi trauma tumpul, seperti atlet, tentara# 0isa terjadi astigmat irreguler karena penyembuhan luka yang tidak sempurna,namun jarang terjadi# 'asien 'ost R( juga dapat merasa silau saat malam hari#
2. Photorefractie Keratectomy !PRK"
'ada teknik ini :ona optik sentral pada stroma kornea anterior difotoablasi dengan menggunakan laser e#cimer 1.97 nm sinar E62 yang bisa menyebabkan sentral kornea
menjadi flat# Sama seperti R(, 'R( bagus untuk miopi - sampai -B dioptri#8
(elemahan 'R(3
- 'enyembuhan postoperatif yang lambat
- (eterlambatan penyembuhan epitel menyebabkan keterlambatan pulihnya penglihatan
dan pasien merasa nyeri dan tidak nyaman selama beberapa minggu#
- *apat terjadi sisa kornea yang keruh yang mengganggu penglihatan
$. Laser in%situ Keratomileusis !L&'(K"4
'ada teknik ini, pertama sebuah flap setebal .7-.B mikron dari kornea anterior diangkat# Setelah +lap diangkat, jaringan midstroma se!ara langsung diablasi dengan tembakan sinar e#cimer laser , akhirnya kornea menjadi flat# Sekarang teknik ini digunakan pada kelainan miopi yang lebih dari - . dioptri#
(riteria pasien untuk $AS%(
- Emur lebih dari tahun#
- "emiliki refraksi yang stabil,minimal . tahun# - "oti4asi pasien
- Tidak ada kelainan kornea dan ketebalan kornea yang tipis merupakan kontraindikasi absolut
$AS%(#
(euntungan $AS%(
- "inimimal atau tidak ada rasa nyeri post operatif
- (embalinya penglihatan lebih !epat dibanding 'R(#
- Tidak ada resiko perforasi saat operassi dan ruptur bola mata karena trauma setelah operasi,
- Tidak ada gejala sisa kabur karena penyembuhan epitel#
(ekurangan $AS%(
- $AS%( jauh lebih mahal
- "embutuhkan skill operasi para ahli mata#
- *apat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan flap, seperti flap putus saat operasi, dislokasi flap postoperatif, astigmat irreguler#
226 om,likasi : 'enyulit 3.
.2 Strabismus, akibat kon4ergensi yang terus-menerus 2 'endarahan badan ka!a
72 Ablasi retina#
"iopia mungkin dapat diatasi dengan menggunakan kontak lensa tetapi penggunaan kontak lensa tersebut bisa menyebabkan borok pada kornea dan infeksi# Selain kontak lensa, laser juga digunakan untuk pembentukan koreksi penglihatan yang akhir-akhir ini banyak digunakan# Tetepi penggunaan laser ini juga bisa menyebabkan kerusakan serius pada mata# Walaupun jarang,
orang-orang penderita myopia ini sering mengalami degenerasi 1 proses kemunduran 2 retina#/
22 %en;ega<an
'en!egahan miopia salah satunya dengan !ara tidak memba!a dalam keadaan gelap dan menonton t4 dengan jarak yang dekat# 'ada beberapa tahun lalu, penurunan pelebaran mata dimaksudkan untuk salah satu pengobatan yang telah dikembangkan untuk anak-anak, tetapi ternyata terapi tersebut tidak efektif#F
'enggunaan ka!amata dan kontak lensa mempengaruhi perkembangan myopia dalam akhir tahun ini# 0eberapa dokter yang menggunakan pengobatan klinik dan para peneliti merekomendasikan kekuatan lebih 1 kon4eG 2 pada lensa ka!amata yang dapat dipakai untuk melihat jauh dan dekat# 'ara pelajar "alaysia juga baru-baru ini melaporkan baha ahli ilmu pengetahuan yang baru menyatakan baha pembentukan atau perbaikan pada penderita myopia disebabkan karena melajunya pertumbuhan myopia, ini juga terdapat dalam pertanyaan-pertanyaan klinis# 0anyak pengobatan myopia mengalami kesulitan dan juga terdapat banyak kekurangan di dalamnya# Ileh
karena itu, beberapa grup kontrol !ukup menutupi kekurangan tersebut #F
231 #efinisi
)ipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak !ukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang
retina#. 'ada hipermetropia bayangan terbentuk di belakang retina, yang menghasilan
penglihatan penderita hipermetropia menjadi kabur# )al ini dikarenakan bola mata penderita terlalu pendek atau daya pemiasan kornea dan lensa terlalu lemah# 0anyak anak lahir dengan hiperopia, dan beberapa mereka tumbuh normal dengan pemanjangan bola mata# Terkadang sulit dibedakan hiperopia dengan presbiopia, yang juga menyebabkan masalah penglihatan
dekat namun karena alasan yang berbeda#D
0erikut gambar skematik pembentukan bayangan pada penderita hipermetropia tanpa koreksi dan pembentukan bayangan pada penderita hipermetropia setelah dikoreksi dengan lensa positif3
232E$iologi
)ipermetropia dapat disebabkan3
a# )ipermetropia Aksial, merupakan kelainan refraksi akibat bola mata yang terlalu pendek
b# )ipermetropia Refraktif, dimana daya pembiasan mata terlalu lemah
!# )ipermiopia kur4atur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan terfokus di belakang retina .
233lasifikasi
0erdasarkan kemampuan akomodasi, dibagi3
a# Hi,erme$ro,ia manifes adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan ka!amata positif
maksimal yang dapat memberikan tajam penglihatan normal# )ipermetropia ini terdiri atas3
- Hi,erme$ro,ia a&solu$* dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi
dan memerlukan ka!amata positif untuk melihat jauh# 0iasanya hipermetropia laten berakhir dengan hipermetropia ini#
- Hi,erme$ro,ia fakul$a$if* dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan
akomodasi ataupun ka!amata positif#
b# Hi,erme$ro,ia la$en* dimana kelainan hipermetropia tanpa sikloplegia dii mbangi seluruhnya dengan akomodasi# )ipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan sikloplegia#
!# Hi,erme$ro,ia $o$al adalah hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan sikloplegia# .
234 %a$ofisiologi
- hipermetropia aksial karena sumbu aksial mata lebih pendek dari normal
- hipermetropia kur4atura karena kur4atura kornea atau lensa lebih lemah dari normal
- hipermetropia indeks karena indeks mata lebih rendah dari normal .
236 eala linis a# eala +u&=ek$if
- 'englihatan jauh kabur, terutama pada hipermetropia 7 * atau lebih, hipermeropia pada orang tua dimana amplitudo akomodasi menurun
- 'englihatan dekat kabur lebih aal, terutama bila lelah, bahan !etakan kurang terang atau
penerangan kurang
- Sakit kepala terutama daerah frontal dan makin kuat pada penggunaan mata yang lama dan
memba!a dekat
- 'englihatan tidak enak 1asthenopia akomodatif M eye strain2 terutama bila melihat pada jarak yang tetap dan diperlukan penglihatan jelas pada jangka aktu yang lama, misalnya
menonton T6, dll
- "ata sensitif terhadap sinar
- Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia
- 'erasaan mata juling karena akomodasi yang berlebihan akan diikuti kon4ergensi yang
berlebihan pula8
& eala O&=ek$if
- (arena akomodasi yang terus menerus, akan terjadi hipertrofi dari ototJotot akomodasi di
!orpus !iliare#
- Akomodasi, miosis dan kon4ergensi adalah suatu trias dari saraf parasympatik N %%%#
- (arena seorang hipermetrop selalu berakomodasi, maka pupilnya ke!il 1miosis2#
- (arena akomodasi yang terus menerus, juga timbul hiperraemi dari mata# "ata kelihatan
terus merah# &uga fundus okuli, terutama N %% kelihatan merah, hingga memeberi kesan adanya radang dari N %%#
- (arena ini bukan radang yang sebenarnya, maka kemerahan N %% juga dinamakan
pseudo-neuritis opti!a atau pseudo-papillitis# 8
23 %emeriksaan
231 Refraksi +u&=ek$if a Ala$
- (artu Snellen#
- 0ingkai per!obaan#
- Sebuah set lensa !oba# 8
&Teknik
- 'enderita duduk menghadap kartu snellen pada jarak B meter#
- Satu mata ditutup, biasanya mata kiri ditutup terlebih dahulu untuk memeriksa mata kanan#
- 'enderita disuruh memba!a kartu snellen mulai huruf terbesar 1teratas2 dan diteruskan
pada baris baahnya sampai pada huruf terke!il yang masih dapat diba!a#
- $ensa positif terke!il ditambah pada mata yang diperiksadan bila tampak lebih jelas oleh
penderita lensa positif tersebut ditambah kekuatannya perlahan J lahan dan disuruh memba!a huruf Jhuruf pada baris yang lebih baah#
- *itambah kekuatan lensa sampai terba!a huruf J huruf pada baris BB#
- *itambah lensa positif C#/ lagi dan ditanyakan apakah masih dapat melihat huruf J
huruf di atas#
- "ata yang lain dikerjakan dengan !ara yang sama# 8
; .ilai
0ila dengan S C# tajam penglihatan BB, kemudian dengan S C#/ tajam penglihatan BB sedang dengan S C#/ tajam penglihatan BB- maka pada keadaan ini derajat hipermetropia yang diperiksa S C#/ dan ka!amata dengan ukuran ini diberikan pada penderita# 'adapenderita hipermetropia selama diberikan lensaa sferis positif terbesar yang memberikan tajam penglihatan terbaik# 8
232 Refraksi O&=ek$if aRe$inosko,
*engan lensa kerja C#, pemeriksa mengamati refleksi fundus yang bergerak searah gerakan retinoskop 1ith mo4ement2, kemudian dikoreksi dengan lensa sferis positif sampai ter!apai netralisasi
&Au$orefrak$ome$er9
237 %ena$alaksanaan 1 a;ama$a
(oreksi dengan lensa sferis positif terkuat yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik 2 Lensa kon$ak
untuk 3 Anisometropia, )ipermetropia tinggi .
23> om,likasi
- ;laukoma sudut tertutup
- sotropia pada ipermetropia O # *
- Ambliopia terutama pada hipermetropia dan anisotropia# )ipermetropia merupakan penyebab
tersering ambliopia pada anak dan bisa bilateral#.
241 #efinisi
Astigmatisma adalah keadaan dimana terdapat 4ariasi pada kur4atur kornea atau lensa pada meridian yang berbeda yang mengakibatkan berkas !ahaya ti dak difokuskan pada satu titik# ..
Astigmat merupakan akibat bentuk kornea yang o4al seperti telur, makin lonjong bentuk kornea
makin tinggi astigmat mata tersebut# *an umumnya setiap orang memiliki astigmat yang ringan#..
242 E$iologi
Astigmat biasanya bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir, dan biasanya berjalan bersama dengan myopia dan hipermetropia dan tidak banyak terjadi perubahan selama hidup# 0ayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam perkembangnnya
terjadi keadaan yang disebut astigmatism )ith the rule 1astigmat la:im2 yang berarti kelengkungan kornea pada bidang 4erti!al bertambah atau lebih kuat atau-jari-jarinya lebih pendek disbanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang hori:ontal# .,..
Astigmatisma dapat disebabkan oleh kelainan pada kur4atur, aksis, atau indeks refraksi#
Astigmatisma kur4atur pada derajat yang tinggi, merupakan yang tersering pada kornea# anomali ini bersifat kongenital, dan penilaian oftalmometrik menunujukkan# (ebanyakan kelainan yang terjadi dimana sumbu 4erti!al lebih besar dari sumbu hori:ontal 1sekitar ,/ *2# ini dikenal dengan astigmatisme direk dan diterima sebagai keadaan yang fisiologis# 0ayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis tipe astigmatisma ini di dapatkan pada BD ?
anak-anak pada usia 8 tahun dan 9/? pada usia F tahun#..
243 /enis As$igma$isma
. Astigmatisma Reguler
Astigmatisma regular merupakan astigmatisma yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan-lahan se!ara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya# 0ayangan yang terjadi dengan bentuk yang teratur dapat berbentuk garis, lonjong
atau lingkaran#.,..
Astigmatisma reguler dapat diklasifikasikan sebagai berikut3..
a# 'imple astigmatism, dimana satu dari titk fokus di retina# +okus lain dapat jatuh di
dapan atau dibelakang dari retina, jadi satu meridian adalah emetropik dan yang lainnya hipermetropi atau miop# =ang kemudian ini dapat di rumuskan sebagai 'imple hypermetropic astigmatism dan 'imple myopic astigmatism#
;ambar .# 'imple myopic astigmatism
b# *ompound astigmatism, dimana tidak ada dari dua fo!us yang jatuh tepat di retina
tetapi keduanya terletak di depan atau dibelakang retina# 0entuk refraksi kemudian hipermetropi atau miop# 0entuk ini dikenal dengan compound hypermetropic astigmatism dan compound miopic astigmatism#
;ambar 7# Lompound miopic astigmatism
!# +i#ed &stigmatism, dimana salah satu fo!us berada didepan retina dan yang lainnya
berda dibelakang retina, jadi refraksi berbentuk hipermetrop pada satu arah dan miop pada yang lainnya#..
;ambar 8# +i#ed &stigmatism
Apabila meridian-meridian utamanya saling tegak lurus dan sumbu-sumbunya terletak di dalam derajat hori:ontal dan 4erti!al, maka astigmatisme ini dibagi menjadi astigmatism )ith the rule 1astigmatisme direk2, dengan daya bias yang lebih besar terletak di meridian 4erti!al, dan astigmatism against the rule 1astigmatisma in4ersi2 dengan daya bias yang lebih besar terletak dimeridian hori:ontal# Astigmatisme la:im lebih sering ditemukan pada pasien berusia muda dan astigmatisme tidak la:im sering pada orang tua#..
Astigmatisma irregular
Astigmatisma yang terjadi tidak memiliki meridian saling tegak lurus# Astigmat ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler# 'ada keadaan ini daya atau orientasi meridian utamanya berubah
sepanjang bukaan pupil#.,..
Astigmatisma ireguler bisa terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi atau akibat kelainan pembiasan#..
244 eala linis
Seseorang dengan astigmatisma akan memberikan keluhan3 .,..,.
. "elihat jauh kabur sedang melihat dekat lebih baik "elihat ganda dengan satu atau kedua mata
7 'englihatan akan kabur untuk jauh atau pun dekat
/ "enge!ilkan !elah kelopak jika ingin melihat
B Sakit kepala
F "ata tegang dan pegal D "ata dan fisik lelah
9 Astigmat tinggi 18-D *2 yang selalu melihat kabur sering mengakibatkan ambliopia#
246 #iagnosis
*iagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik# 'asien akan datang dengan gejala klinis seperti yang tersebut di atas# 'ada pemeriksaan fisik, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan kartu snellen# 'eriksa kelainan refraksi miopia atau
hipermetropia yang ada, tentukan tajam penglihatan#,.,..
*engan menggunakan juring atau kipas astigmat, garis berarna hitam yang disusun radial dengan bentuk semisirkular dengan dasar yang putih merupakan pemeriksaan subyektif untuk menilai ada dan besarnya derajat astigmat#,..
(eadaan dari astigmatisma irregular pada kornea dapat dengan mudah di temukan dengan melakukan obser4asi adanya distorsi bayangan pada kornea# Lara ini dapat dilakukan dengan menggunakan 'la!idoPs *is! di depan mata# 0ayangan yang terlihat melalui lubang di tengah
piringan akan tampak mengalami perubahan bentuk#,..
(arena sebagian besar astigmatisma disebabkan oleh kornea, maka dengan mempergunakan keratometer, derajat astigmat dapat diketahui, sehingga pada saat dikoreksi untuk mendapatkan tajam penglihatan terbaik hanya dibutuhkan lensa sferis saja#..
;ambar /# (ipas Astigmat
24 %ena$alaksanaan
Astigmat ringan, yang tidak mengalami gangguan ketajaman penglihataan 1,/ * atau kurang2 tidak perlu dilakukan koreksi# 'ada astigmat yang berat dipergunakan ka!amata silinder, lensa
kontak atau pembedahan#.
.# (a!amata Silinder
'ada astigmatism againts the rule, koreksi dengan silender negatif dilakukan dengan sumbu tegak lurus 1B-. derajat2 atau dengan selinder positif dengan sumbu hori:ontal 17 J ./ derajat2# Sedangkan pada astigmatism )ith the rule diperlukan koreksi silinder negatif dengan sumbu hori:ontal 17-./ derajat2 atau bila dikoreksi dengan silinder positif sumbu 4ertikal 1B-. derajat2#.,..
'ada koreksi astigmat dengan hasil keratometri dipergunakan hukum &aal, yaitu 3
a# 0erikan ka!amata koreksi astigmat pada astigmatism )ith the rule dengan selinder minus .D derajat, dengan astigmat hasil keratometri yang ditemukan ditambahkan dengan Q nilainya dan dikurangi dengan ,/ *#
b# 0erikan ka!amata koreksi astigmat pada astigmatism againts the rule dengan selinder minus 9 derajat, dengan astigmat hasil keratometri yang ditemukan ditambahkan
dengan Q nilainya dan ditambah dengan ,/ *#.,..
# $ensa (ontak
'ada penderita astigmatisma diberikan lensa rigid , yang dapat menetralisasi astigmat yang terjadi di permukaan kornea#,..
7# 'embedahan
Entuk mengoreksi astigmatisma yang berat, dapat digunakan pisau khusus atau dengan laser untuk mengoreksi kornea yang irreguler atau anormal# Ada bebrapa prosedur pembedahan yang dapat dilakukan, diantaranya 3 ..
a# Photorefractife Keratectomy 1'R(2, laser dipergunakan unutk membentuk kur4atur kornea#
b# Laser in 'itu Keratomileusis 1lasik2, laser digunakan untuk merubah kur4atur kornea dengan membuat flap 1potongan laser2 pada kedua si si kornea#
!# Radial keratotomy, insisi ke!il dibuat se!ara dalam dikornea#
26 %RE+8IO%IA 261 #efinisi
"akin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur# 7
(elainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan perubahan ken!embungan lensa yang
dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi# .
*iterangkan baha3 terjadi kekakuan lensa seiring dengan bertambahnya usia, sehingga kemampuan lensa untuk memfokuskan bayangan saat melihat dekat# )al tersebut menyebabkan pandangan kabur saat melihat dekat# .
262 E$iologi
;angguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat3
- (elemahan otot akomodasi
- $ensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa .
263 %a$ofisiologi
'ada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi
!embung# *engan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras 1sklerosis2 dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi !embung, dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang# .
264eala linis
o Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 8 tahun, akan memberikan
keluhan setelah memba!a yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa pedas#
o (arena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada aalnya akan
kesulitan pada aktu memba!a dekat huruf dengan !etakan ke!il#
o *alam upayanya untuk memba!a lebih jelas maka penderita !enderung menegakkan
punggungnya atau menjauhkan obyek yang diba!anya sehingga men!apai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat diba!a lebih jelas#
o 'resbiopia timbul pada umur 8/ tahun untuk ras (aukasia dan 7/ tahun untuk ras lainnya# .
266 %emeriksaan a Ala$
- (artu 'nellen
- (artu ba!a dekat
- Seuah set lensa !oba
- 0ingkai per!obaan8
- 'enderita yang akan diperiksa penglihatan sentral untuk jauh dan diberikan ka!amata jauh sesuai yang diperlukan 1dapat poitif, negatif ataupun astigmatismat2
- *itaruh kartu ba!a dekat pada jarak 7-8 !m 1jarak ba!a2
- 'enderita disuruh memba!a huruf terke!il pada kartu ba!a dekat
- *iberikan lensa positif mulai S C. yang dinaikkan perlahan-lahan sampai terba!a huruf terke!il pada kartu ba!a dekat dan kekuatan lensa ini ditentukan
- *ilakukan pemeriksaan mata satu per satu8
; .ilai
Ekuran lensa yang memberikan ketajaman penglihatan sempurna merupakan ukuran lensa yang
diperlukan untuk adisi ka!amata ba!a# )ubungan lensa adisi dan umur biasanya3.,8 8 sampai
8/ tahun J .# dioptri
8/ sampai / tahun J .#/ dioptri / sampai // tahun J # dioptri
// sampai B tahun J #/ dioptri B tahun J 7# dioptri
26 %ena$alaksanaan
*iberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 8 tahun 1umur rata J rata2 diberikan tambahan sferis C .# dan setiap / tahun diatasnya ditambahkan lagi sferis C #/
$ensa sferis 1C2 yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai !ara3 .# ka!amata ba!a untuk melihat dekat saja
# ka!amata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain
7# ka!amata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen baah
8# ka!amata progressi4e mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi dengan
8A8 III %E.UTU%
31 E+I-%ULA.
- (elainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina 1 macula
lutea2# 'ada kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem optik pada mata sehingga menghasilkan bayangan kabur#
- *ikenal istilah emetropia yang berarti tidak adanya kelainan refraksi dan ametropia yang
berarti adanya kelainan refraksi seperti miopia, hipermetropia, astigmat, dan presbiopia
5 "iopia adalah salah satu bentuk kelainan refraksi dimana sinar yang datang sejajar dari jarak yang tak berhingga difokuskan di depan retina saat mata tidak berakomodasi# (elainan ini dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa sferis negatif#
5 )ipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata
dimana sinar sejajar jauh tidak !ukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina# (elainan ini dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa sferis positif#
5 Astigmatisma adalah keadaan dimana terdapat 4ariasi pada kur4atur kornea atau lensa pada
meridian yang berbeda yang mengakibatkan berkas !ahaya tidak difokuskan pada satu titik#
5 'resbiopia merupakan kelainan penglihatan yang diakibatkan makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur#
5 (elainan-kelainan refraksi dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa yang sesuai# *an
perkembangan ilmu pengetahuan menyediakan modalitas terapi pembedahan untuk penatalaksanaan kelainan-kelainan refraksi#
32 +ARA.
- *iperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai (elainan Refraksi dari lebih banyak literatur
agar lebih memahami mengenai penyakit-penyakit yang termasuk di dalamnya#
- 'endeteksian dini terhadap penyakit ini sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan
penatalaksanaan yang tepat dan men!egah komplikasi-komplikasi yang mungkin mun!ul
#ATAR %U+TAA
.# Ameri!an A!ademy of Iphthalmology# 9# ,asic *linical 'cience and *ourse 2--%2--/ # Ne =ork3 Ameri!an A!ademy of IphthalmologyH
# Lharman, N, .., +yopia0 (ts Prealence rigins and *ontrol Iphthalmi! and 'hysiologi!al Ipti!s, 7.3 7JB# doi3 .#....j#.8F/-.7.7#.#DD#G