• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PLTDG PESANGGARAN DI PROVINSI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PLTDG PESANGGARAN DI PROVINSI BALI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

KOMISI VII DPR RI KE PLTDG PESANGGARAN

DI PROVINSI BALI

MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2016-2017 TANGGAL 24 S.D. 26 NOVEMBER 2016

SEKRETARIAT KOMISI VII

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA, NOVEMBER 2016

(2)

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KE PLTDG PESANGGARAN DI PROVINSI BALI

24 – 26 November 2016

Bagian I

PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Pembangkit baru yang masuk ke sistem Jawa-Bali pada tahun 2015 adalah sebesar 640 MW terdiri dari PLTU Celukan Bawang (380 MW), PLTDG Pesanggaran (200 MW) dan PLTP Kamojang 5 (30 MW). Sedangkan pembangkit yang akan beroperasi tahun 2016 adalah PLTU Adipala (660 MW), PLTU Tanjung Awar-awar (350 MW), PLTU Cilacap Ekspansi (614 MW), dan PLTP Karaha Bodas (30 MW) dengan total penambahan kapasitas pembangkit tahun 2015-2016 sebesar 2.264 MW. Penambahan pasokan daya pembangkit tersebut membantu meningkatkan kemampuan pasokan sistem Jawa-Bali menjadi total sebesar 36.064 MW pada tahun 2016. Dengan beban puncak saat ini sekitar 24.000 MW maka dirasakan peluang bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualan.

Khusus untuk Provinsi Bali, Beban puncak sistem Bali tahun 2015 mencapai sebesar 808 MW. dimana Daya dipasok berasal dari pasokan dari kabel laut Jawa-Bali 400 MW dan pembangkit 150 kV sebesar 998 MW yang terdiri atas pembangkit BBM 618 MW, PLTU Celukan Bawang 380 MW dan PLT Sampah 2 MW. Dengan beroperasinya PLTU Celukan Bawang, maka pembangkit BBM tidak perlu dioperasikan untuk menekan biaya penyediaan tenaga listrik.

PT. Indonesia Power, selaku anak usaha PT. PLN (Persero) di Provinsi Bali memiliki Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) yang mengoperasikan pembangkit di 3 lokasi yaitu Pesanggaran, Gilimanuk, dan Pemaron dengan total kapasitas 590 MW yang terdiri PLTG dan PLTD dan PLTDG 200 MW.

PLTD Gas Pesanggaran dengan kapasitas 200 MW dibangun dalam rangka pemenuhan kebutuhan beban listrik di sub sistem Bali dan merupakan bagian dari upaya mendukung program 35.000 MW dari sisi kesiapan energi primer (gas) secara umum dan perkuatan sistem kelistrikan Jawa Bali secara khusus. Penyediaan pembangkit di Pesanggaran untuk peningkatan ketersediaan listrik sebelum Jawa Bali Crossing (JBC) 500 kiloVolt (kV) selesai. Selain itu untuk peningkatan efisiensi melalui peremajaan pembangkit eksisting dan sebagai peaker dan medium load setelah JBC 500 kV beroperasi.

PLTD Gas Pesanggaran beroperasi menggunakan tri fuel (gas, MFO, HSD) yang memiliki kelebihan: 1) menurunkan kebisingan dan getaran, 2) menurunkan emisi CO2 gas buang (sebelumnya emisi yang dihasilkan sebesar 978.448 ton per tahun menjadi 694.170 ton emisi per tahun. PLTD Gas Pesanggaran akan memperoleh pasokan Liquid Natural Gas

(LNG) yang berasal dari Bontang yang akan menyalurkan gas rata-rata 30 juta kaki kubik per hari. Sehingga kedepannya secara bertahap penggunaan BBM pada pembangkit akan terus di kurangi, berganti bahan bakar gas sepenuhnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Komisi VII DPR RI memandang perlu untuk melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Bali. Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan informasi penting untuk kemudian ditindaklanjuti oleh Komisi VII DPR

(3)

RI dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama mitra-mitra terkait sesuai dengan fungsinya.

I.2. Dasar Hukum Kunjungan

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI dilaksanakan berdasarkan Hasil Keputusan Rapat Intern Komisi VII DPR RI tanggal 24 Oktober 2016 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2016-2017 serta merujuk pada Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1/DPR RI/I/2014 tentang Tata Tertib DPR RI.

I.3. Maksud dan Tujuan Kegiatan

Maksud dan Tujuan diadakannya Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Bali adalah dalam rangka melihat secara langsung kegiatan operasional pembangkit dalam hal ini PLTDG Pesanggaran 200 MW serta mendapatkan penjelasan menyangkut aktivitas seluruh pembangkit milik Indonesia Power termasuk jenis bahan bakar yang digunakan dan memperoleh penjelasan menyangkut kepastian pasokan LNG untuk pembangkit yang ada di Bali.

I.4. Waktu dan Lokasi Kegiatan

Waktu pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Bali adalah tanggal 24 – 26 November 2016, bertempat di Kantor Indonesia Power. Adapun agenda tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI selama berada di Provinsi Bali adalah Peninjauan dan Pertemuan dengan Setdirjen Ketenagalistrikan KESDM, Direktur PT. PLN (Persero), Dirut PT. Indonesia Power, Direktur PT. Bukit Asam, SVP PT. Pertamina dan SM Badak LNG.

I.5. Sasaran dan Hasil Kegiatan

Sasaran dari kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Bali adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang kondisi kelistrikan di Provinsi Bali termasuk kondisi seluruh pembangkit milik PT. Indonesia Power termasuk keamanan supplai bahan bakar untuk pembangkit tersebut..

Hasil kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI diharapkan bisa menjadi referensi untuk ditindaklanjuti dalam Rapat Kerja, Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan mitra terkait.

I.6. Tim Kunjungan Kerja Spesifik

Adapun anggota tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI yang melakukan Kunjungan ke PLTDG Pesanggaran di Provinsi Bali, diantaranya:

No. NAMA PESERTA No.Angg. FRAKSI JABATAN

1. Ir. H. Mulyadi 403 P.Demokrat Ketua Tim

2. H. Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si 120 PKS Wkl Ketua Tim

3. Andi Ridwan Wittiri 226 PDIP Anggota

4. Mercy Chriesty Barends, ST 228 PDIP Anggota

5. Dony Maryadi Oekon 167 PDIP Anggota

6. H. Hardisoesilo 284 P.Golkar Anggota

7. Ir. H. SW. Yudha, M.Sc 290 P.Golkar Anggota

(4)

9. Sayed Abubakar A. Assegaf 404 P.Demokrat Anggota

10. Lucky Hakim 474 PAN Anggota

11. Joko Purwanto 515 PPP Anggota

12. H. Endre Saifoel 6 P.Nasdem Anggota

13. Mukhtar Tompo, S.Psi 560 P.Hanura Anggota

Bagian II

HASIL KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI pada tanggal 24-26 November 2016 yang bertempat di PLTDG Pesanggaran Provinsi Bali. Pada pertemuan tersebut dihadiri oleh Ir. Agoes Triboesono M.Eng (Setdirjen Ketenagalistrikan) Kementerian ESDM, Amin Subekti (Direktur Regional Jawa dan Bali) PT. PLN (Persero), Ir. Anung Dri Prasetya, MappSC (Direktur Pengembangan Usaha) PT. Bukit Asam, Sripeni Inten Cahyani (Dirut) PT. Indonesia Power, Tanudji Darmasakti (SVP Engineering, operation and Technology Development) PT. Pertamina, Rahmat (Senior Manager) PT. Badak LNG serta perwakilan dari Pemda Provinsi Bali.

Adapun beberapa informasi penting yang di peroleh dari serangkaian kegiatan yang merupakan hasil Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PLTDG Pesanggaran di Provinsi Bali diantaranya:

- Kapasitas terpasang saat ini (elektrifikasi) baru dapat memenuhi kebutuhan listrik sebesar 84,0% atau dengan kapasitas daya sebesar 47.097MW. elektrifikasi ini lebih rendah dari Singapura (100%), Brunei (99,7%), Thailand (99,3%), Malaysia (99%), Vietnam (98%). Dalam 5 tahun ke depan, kebutuhan listrik akan mengelami pertumbuhan sebesar rata-rata 8,8% per tahun dengan target rasio elektrifikasi sebesar 97,4% pada akhir tahun 2019. Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik dan target rasio elektrifikasi tersebut, di perlukan tambahan kapasitas terpasang sebesar 35.000 MW (diluar 7.400MW yang sedang dalam konstruksi) pada tahun 2015-2019.

- Konstribusi PT. Indonesia Power dalam mendukung program kelistrikan nasional hingga

tahun 2019 adalah, untuk program 35 GW dari total 5.850 MW, dengan investasi sebesar USD 72,94 milyar. PT. Indonesia Power membangun pembangkit dengan total 1.450 MW dan IPP sebesar 4.400 MW. Sedangkan untuk non 35 GW dari total 980 MW, PT Indonesia Power akan membangun pembangkit dengan total 500 MW dan IPP sebesar 480 MW.

Dengan Investasi USD 72,94 miliar tersebut, PT. IP akan membangun sebanyak 291 Pembangkit, 732 transmisi (75.000 set tower) dan 1.375 unit Gardu Induk. Pembangunan tersebut akan membutuhkan 301.300 km komduktor aluminium, 2.600 set trafo dan 3,5 juta ton baja (profil dan pipa luar pembangkit) dll.

- PT. Indonesia Power mengelola berbagai jenis pembangkit dengan berbagai jenis energi

primer termasuk EBT (energi baru terbarukan) seperti batubara, panas bumi, hidro, LNG, CNG dan BBM. serta bekontribusi pada pembangunan pembangkit baru. Adapun pembangkit tersebut diantaranya:

1. Unit Pembangkitan (UP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 6.840,34 MW seperti PLTU Suralaya kapasitas 3400 MW di Cilegon, PLTA Saguling kapasitas 795,75 MW di Bandung, PLTA Mrica kapasitas 309,74 MW di Banjarnegara, PLTG,PLTU dan

(5)

PLTGU Semarang kapasitas 1.469,16 MW di semarang dan PLTGU Perak dan Grati kapasitas 864,08 MW di Pasuruan.

2. Unit Jasa Pembangkitasn (UJP) diantaranya: PLTU Banten 1 Suralaya dengan kapasitas 625 MW di Cilegon, PLTU Banten 2 Labuan dengan kapasitas 2x300 MW di Pandeglang, PLTU Banten 3 Lontar Kapasitas 3x315 MW di Tangerang, PLTU Jabar 2 Kapasitas 3x350 MW di Sukabumi, PLTU Jateng 2 kapasitas 660 MW di Cilacap, PLTU Pangkalan Susu kapasitas 2x200 MW di langkat dan PLTGU Cilegon kapasitas 740 MW di Serang

3. Unit Pembangkitan dan jasa Pembangkitan (UPJP) dengan total kapasitas terpasang

sebesar 2050.59 MW diantaranya; PLTG,PLTGU, PLTU,PLTD Priok kapasitas 1.248 MW di Jakarta, PLTP Kamojang kapasitas 375 MW di Garut dan PLTG, PLTD Bali 427,59 MW di Denpasar.

4. Unit Jasa Pemeliharaan.

- Beberapa pembangkit berbasis Hydro milik PT. Indonesia Power mengalami kendala diantaranya PLTA Mrica Barjarnegara yang kegiatan operasionalnya mengalami kendala dikarenakan sedimentasi waduk Mrica yang semakin parah akibat kerusakan lingkungan yang terjadi di hulu sungai. Hal ini mengakibatkan PLTA Mrica banjarnegara tidak dapat beroperasi secara maksimal. Hal yang sama terjadi pada PLTA Saguling, Jawa Barat. disamping sedimentasi yang meningkat, meningkatnya pencemaran oleh limbah industri dan rumah tanggal membuat kualitas air menjadi buruk dan mengancam ketahanan turbin pembangkit akibat laju korosi yang tinggi..

- Realisasi beban puncak rata-rata tahun 2016 di Provinsi Bali mencapai 860 MW atau beban puncak tertinggi mencapai 934 MW (data ROT 2016), dimana sistem kelistrikan dayanya di pasok dari kabel Laut Jawa-Bali 340 MW, PLTU Celukan Bawang 380 MW, PLTG Pemaron 80 MW, PLTG Gilimanuk 130 MW dan PLTDG Pesanggaran 372 MW. Sehingga daya total mencapai 1302 MW dengan cadangan sebesar 368 MW.

- Peremajaan pembangkit PLTD Pesanggaran yang sudah terbangun tahun 1975 dengan

bahan bakar HSD, diawali pada 23 November 2011 melalui keputusan RUPS PT.PLN tentang penugasan peremajaan pembangkit PLTD Pesanggaran, kemudian pada 30 November 2011 direksi PT.IP memutuskan peremajaan pembangkit kapasitas 200 MW dengan dual fuel. Pada 30 Desember 2013 kontrak pembangunan pembangkit PLTDG 200 MW antara PT.IP dengan konsorsium Wartsila Finland (lead of consortium) dan PT.PP Tbk (member of consortium), untuk membangun pembangkit PLTDG yang mampu beroperasi menggunakan HSD, MFO, Gas. Totalpembangkit yang dibangun mencapai 4 blok dengan 3 unit tiap blok. PLTDG blok 1 COD pada tanggal 4 april 2015, PLTDG blok 2 COD pada tanggal 10 april 2015, PLTDG blok 3 COD pada tanggal 13 mei 2015, PLTDG blok 4 COD pada tanggal 4 juni 2015. Dan pada tanggal 5 juni 2016 performance test PLTDG 200 MW dengan bahan bakar gas (LNG)

- Adapun spesifikasi data mesin pembangkit yang digunakan adalah: untu Main data and

Outputs  manufacturer oleh Wartsila, Engine Type W 18V 50DF, Cyl Boor 500 mm, Speed 500 Rpm, Rating Output 17.100 Kw, Main Voltage 400 V:50 Hz, Fuel HSD, MFO,

GAS, Tahun Operasi 2015. Sedangkan untuk data Generator  type AMG 1 600 SS 12

DSE, Output 20.798 kVA, Power Factor 0.80, Voltage 11 kV, Frequensi 50 Hz

- Pembangunan Receiving Terminal Mini LNG Benoa Bali dilaksanakan oleh kontraktor Pelindo Energi Listrik dan PT.Indonesia Power dengan kapasitas 50 MMBTU. Sedangkan untuk pasokan LNG dari Bontang ke Benoa oleh PT. Pertamina, Total E&P Indonesie, INPEX Corporation dan PT. PLN (Persero) yang berasal dari LNG terminal Bontang.

(6)

Adapun harga LNG sebesar 11,4% x REP + $ 0,4. Sedangkan alokasi pasokan sebesar 1 kargo standar 2950000 MMBTU atau setara 125.000 m3 dengan durasi 2016-2017 (1 tahun)

- Adapun manfaat yang diperoleh dari pembangunan PLTDG Pesanggaran 200 MW

antara lain adalah: untuk mendukung program Bali Clean and Green Province, dengan penggunaan PLTDG mampu menghemat biaya operasi hingga Rp 5 miliar per tahun, menurunkan pemakaian BBM hingga 323 juta liter pertahun (sejalan dengan upaya pemerintah mengurangi subsidi BBM). Penurunan emisi gas buang sebesar 272 ribu ton CO2 ekuivalen pertahun dan penurunan emisi SO2 gas buang sebesar 7.823 ton emisi pertahun jika PLTDG beroperasi dengan bahan bakar gas (sejalan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi carbon sebesar 29% pada tahun 2030), mengurangi kebisingan dan getaran, meningkatkan keandalan pasokan listrik di sistem kelistrikan Jawa-Bali

Bagian III

KESIMPULAN

Dari serangkaian Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PLTDG Pesanggaran di Provinsi Bali, dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Realisasi beban puncak rata-rata tahun 2016 di Provinsi Bali mencapai 860 MW atau beban puncak tertinggi mencapai 934 MW (data ROT 2016), dimana sistem kelistrikan dayanya di pasok dari kabel Laut Jawa-Bali 340 MW, PLTU Celukan Bawang 380 MW, PLTG Pemaron 80 MW, PLTG Gilimanuk 130 MW dan PLTDG Pesanggaran 372 MW. Sehingga daya total mencapai 1.302 MW dengan cadangan sebesar 368 MW. Kondisi ini menandakan bahwa kondisi kelistrikan di Bali masih relatif aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

- PT. Indonesia Power (PT.IP) mengelola berbagai jenis pembangkit dengan berbagai jenis energi primer termasuk EBT (energi baru terbarukan) seperti batubara, panas bumi, hidro, LNG, CNG dan BBM. Khusus untuk unit pembangkitan dan jasa pembangkitan di Bali kedepannya PT. IP akan mengurangi secara bertahap penggunaan HSD, MFO sebagai bahan bakar untuk pembangkit. Penggunaan HSD dan MFO diperuntukkan sebagai bahan bakar cadangan bagi pembangkit.

- Terdapat beberapa pembangkit Hydro milik PT. Indonesia Power mengalami gangguan

sehingga kegiatan operasional tidak maksimal dikarenakan semakin parahnya sedimentasi dan rusaknya kondisi lingkungan di daerah hulu sungai seperti yang dialami oleh PLTA Mrica Barjarnegara. Begitu juga dengan PLTA Saguling, Jawa Barat. yang mengalami kendala dikarenakan sedimentasi yang meningkat, dan terjadinya pencemaran oleh limbah industri dan rumah tangga membuat kualitas air menjadi buruk dan mengancam ketahanan turbin pembangkit akibat laju korosi yang tinggi..

- Pengembangan PLTDG Pesanggaran 200 MW, memberikan manfaat yaitu; untuk

mendukung program Bali Clean and Green Province, terjadinya penghematan operasional bagi pembangkit hingga Rp 5 miliar pertahun, penurunan penggunaan BBM mampu menurunkan emisi gas buang sebesar 272 ribu ton CO2 ekuivalen pertahun dan penurunan emisi SO2 gas buang sebesar 7.823 ton emisi pertahun jika PLTDG beroperasi dengan bahan bakar gas, mengurangi kebisingan dan getaran, meningkatkan keandalan pasokan listrik di sistem kelistrikan Jawa-Bali.

(7)

Bagian IV

PENUTUP

Demikian Laporan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PLTDG Pesanggaran di Provinsi Bali. Laporan ini diharapkan dapat menjadi informasi penting untuk ditindaklanjuti oleh Komisi VII DPR RI bersama mitra-mitra terkait sesuai dengan fungsinya .

Jakarta, 28 November 2016 Tim Kunjungan Kerja Spesifik

Komisi VII DPR RI Ketua Tim,

Referensi

Dokumen terkait

(2) Lebar garis terang yang teramati pada layar, berbanding terbalik dengan panjang gelombang sinar monokromatik yang digunakan... (3) Jarak layar ke celah berbanding

Skripsi ini menjelaskan bahwa pada tingkat bunga pengembalian investasi dan tingkat bunga atas kewajiban pensiun yang diasumsikan sama, nilai akhir iuran normal yang

Analisis major element dan trace element conto endapan lumpur hasil pemboran yang dilakukan pada penelitian tahun yang lalu menunjukkan relatif tidak adanya peningkatan

Pemberian contoh (tauladan) bagi peserta didik saya lakukan melalui sikap, prilaku dan tutur kata yang baik, seperti memberikan contoh kepada peserta didik

Getah kuning merupakan salah satu masalah yang terdapat pada buah manggis, ditunjukkan oleh adanya getah kuning yang mencemari kulit di permukaan luar dan

Senyawa aktif ekstrak Piperaceae memiliki kerja yang cepat pada serangga dan sangat efektif untuk beberapa serangga yang menunjukkan resistensi terhadap piretroid

informasi tersebut masih sangat luas sehingga user harus membaca semua isi dari web tersebut untuk mendapatkan informasi tentang letak, harga tiket, keindahan