• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Hasil Kampanye. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E. Hasil Kampanye. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

67

E. Hasil Kampanye

Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:

Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan dua segmen khalayak sasaran kampanye, yaitu: (1) Petani dari Desa

Meranti Timur, Meranti Utara, dan Meranti Tengah (atau disebut Petani Meranti), dan (2) Masyarakat dari Desa Lobu Rappa.

Untuk mengukur tingkat capaian setiap sasaran SMART kami di

setiap titik

sepanjang Teori Perubahan Kampanye Pride.

Mengukur hasil pembentukan kelompok-kelompok masyarakat : Pam Swakarsa Kehutanan, KSM Lestari Dongan di Lobu Rappa dan kegiatan Model

Desa Konservasi di Meranti.

Mengukur hasil proses strategi BR dalam rangka penegakan hukum terhadap pengusaha perambah.

(2)

68

1. Metode Survei Pra dan Pasca Kampanye

Dua seri survey dilaksanakan selama masa kampanye. Survey pra kampanye dilaksanakan sebelum kampanye untuk menentukan variabel-variabel sumber informasi, tingkat kepercayaan terhadap sumber informasi, hiburan yang digemari, dan tingkat awal komponen perubahan perilaku. Komponen perubahan perilaku ini terkait dengan sasaran SMART yang meliputi Pengetahuan (K), Sikap (A), Komunikasi Interpersonal (IC), dan Tahap Perubahan Perilaku (BC). Suvey pra kampanye menghasilkan data-data dasar untuk menentukan target perubahan dalam setiap komponen di atas.

Sementara itu, survey pasca kampanye dilaksanakan terutama untuk menilai kembali komponen perubahan perilaku terkait sasaran SMART di atas setelah kampanye. Perbandingan hasil dijadikan ukuran keberhasilan (atau kegagalan) penetrasi kampanye dan program penyingkiran halangan (BR) kepada khalayak. Beberapa variabel informasi, hiburan, dan tingkat kepercayaan terhadap sumber informasi tetap ditanyakan pada survey pasca untuk keperluan program lanjutan pemeliharaan dampak kampanye atau pengembangan program baru sekaligus untuk mendapatkan data terbaru.

Kedua survey dilaksanakan di wilayah target kampanye (lokasi khalayak primer, khalayak sekunder, dan wilayah jangkauan maksimal kampanye). Jumlah responden untuk survey pra kampanye diukur dari jumlah populasi yang mencapai 10.935 jiwa. Penentuan jumlah sampel dihitung berdasarkan tingkat kepercayaan 95 % dan interval error sebesar ± 5 %yang menghasilkan persentase sampel sebesar 3,4 % (371 responden) dari jumlah populasi. Sampel disebar pada semua desa asal populasi berdasarkan jumlah relatif penduduk setiap desa per jumlah total populasi. Pada proses enumerasi, jumlah kuesioner yang disebar disesuaikan dengan penambahan sebesar ± 10 % untuk antisipasi masalah teknis maupun tingkat respon yang rendah. Jumlah kuesioner yang disebar di wilayah target adalah sebesar 408 kuesioner.

Untuk memperkuat pembuktian efektivitas intervensi kampanye dengan capaian hasil maka pada proses survey dipilih kelompok kontrol sebagai responden ‘perbandingan’. Populasi survey pembanding ini dipilih dari kelompok masyarakat yang juga tinggal di sekitar SM Dolok Surungan dan diperkirakan tidak akan terpapar kampanye selama program. Komunitas masyarakat di sebelah selatan SM Dolok Surungan dianggap memenuhi kriteria ini. Jumlah populasi yang ada untuk survey pembanding adalah 22.468 jiwa. Dengan kriteria tingkat kepercayaan dan interval error yang sama dengan survey di wilayah target maka jumlah sampel yang diperlukan adalah sebanyak 3,7 % dari populasi atau sekitar 378 responden. Penyesuaian jumlah dengan penambahan 10 % dari jumlah sampel menghasilkan jumlah kuesioner yang harus disebar kepada responden sebanyak 416.

Untuk menentukan jumlah populasi data yang digunakan adalah data dari Buku Kecamatan Pintu Pohan Meranti dalam Angka 2008, Buku Kecamatan Kualuh Hulu dalam Angka 2008, dan Buku Kecamatan Bandar Pulo dalam Angka 2008 dari Badan Pusat Statistik. Pemilihan desa selain desa-desa target (Meranti Timur, Meranti Utara, Meranti Tengah, dan Lobu Rappa) adalah dengan analisis peta administratif yang dioverlapping dengan peta kerja kawasan SM Dolok Surungan. Desa-desa yang berbatasan langsung dan masih dalam akses mobilisasi tim kampanye dianggap sebagai wilayah jangkauan

kampanye.

Untuk memperluas keragaman hasil enumerasi, para relawan diminta untuk mewawancarai responden bapak-bapak, ibu-ibu, dan pemuda (berusia di atas 17 tahun -- di bawah 25 tahun dan belum menikah) secara merata dalam enumerasi. Enumerator disebar berkelompok dengan tanggung tawab wilayah dusun atau desa (bergantung jumlah sampel). Pada survey pra kampanye, dua orang ditunjuk masing-masing sebagai koordinator survey di wilayah target dan koordinator survey di wilayah pembanding. Sementara pada survey pasca kampanye satu orang ditunjuk untuk menjadi kordinator di kedua wilayah survey (wilayah target dan wilayah pembanding) agar kesamaan metode dan pendekatan teknis bisa dipertahankan.

Naskah kuesioner ditulis dan dikembangkan dengan menggunakan software Apian̏s SurveyPro®. Kuesioner dibagi dalam beberapa bagian kelompok besar pertanyaan yang meliputi Data Responden, Sumber & Tingkat Kepercayaan terhadap Informasi dan Hiburan, Pengetahuan, Sikap, Komunikasi

(3)

69

Enumerator untuk survey berasal dari kelompok mahasiswa Departemen Kehutanan USU didampingi staf Yayasan PETAI. Setiap seri survey dimulai dengan training enumerasi yang berisi kaidah-kaidah survey sosial dan gladian untuk mendapatkan pengalaman survey sesungguhnya. Beberapa pertanyaan survey dimodifikasi untuk memudahkan proses wawancara dengan tidak mengurangi makna pertanyaan.

Tabel E.1 distribusi sampel survey pra dan pasca kampanye

Nama Desa Jumlah Penduduk

Prosentase

distribusi Jumlah sebar kuesioner Penyesuaian jml sebar kuesioner (jumlah sebar + 10 %) Sub Total Sampel (%) Relatif (%) Responden Target

Kecamatan Pintu Pohan Meranti (Toba Samosir) Meranti Timur 2068 0,6392 18,8 70 77 Meranti Utara 1375 0,4318 12,7 47 52 Meranti Tengah 579 0,1802 5,3 20 22 Meranti Barat 119 0,0374 1,1 4 5 Halado 544 0,17 5 18 20 Sibide Barat 399 0,119 3,5 13 14 5084

Kecamatan Bandar Pulau (Asahan)

Lobu Rappa 1.154 0,3604 10,6 39 43 1154

Kecamatan Kualuh Hulu (Labuhan Batu) Kuala

Beringin 4.697 1,462 43 160 175 4697

JUMLAH

TOTAL 10.935 3,4 100 371 408

(4)

70

Kecamatan Habincaran (Toba Samosir)

Habincaran 17.508 2,88 77,9 294 323 Parsoburan Tengah 3.461 0,57 15,4 58 64 Lumban Balik 528 0,09 2,3 9 10 Lumban Rau Utara 971 0,16 4,4 17 19 22.468 JUMLAH TOTAL 22.468 3,7 100 378 416

Hasil survey pra dan pasca kampanye dimasukkan ke dalam sistem file software Apian̏s SurveyPro® pada file yang sama dengan naskah kuesioner. Hasil dan analisa survey pra kampanye sudah disajikan dalam Dokumen Rencana Proyek Kampanye Bangga SM Dolok Surungan. Bagian ini akan menyajikan hasil perbandingan survey pra kampanye dan survey pasca kampanye terkait dengan sasaran-sasaran SMART kampanye. Dokumen lengkap hasil survey disajikan dalam Lampiran B Dokumen Laporan ini.

Karakteristik responden yang disurvey pada desa target pada survey pra dan paska kampanye dapat dilihat pada Tabel E.2 berikut:

Sajikan data untuk variable independen dari survey nya dalam tabel, analisa chi-square (jika <50%) maka walaupun diambil secara acak, rangkaian data memiliki perbedaan yang kecil.

Tabel E.2 Karakteristik responden yang disurvey pada desa target pada survey pra dan paska kampanye

Variabel

Pilihan Jawaban

Pra Kampanye

Pasca Kampanye

Hasil X

2

Petani

Meranti

(N=112)

Masyarakat

Lobu Rappa

(N=40)

Total

(N=152)

Petani

Meranti

(N=108)

Masyarakat

Lobu Rappa

(N=33)

Total

(N=141)

Daerah

enumerasi

Desa Lobu Rappa 26.3%; 40 23.4%; 33

Under 50%

Desa Meranti Timur 37.5%; 57 41.1%; 58

Desa Meranti Utara 21.7%; 33 22.7%; 32

(5)

71

Totals 100.0%; 152 100.0%; 141 Freq Error* 7.9% 8.3%

Jenis kelamin

Laki-laki

68.8%; 77 40.0%; 16 61.2%; 93 62.0%; 67 48.5%; 16 58.9%; 83 Under 50%

Perempuan

31.3%; 35 60.0%; 24 38.8%; 59 38.0%; 41 51.5%; 17 41.1%; 58

Total

100.0%; 112 100.0%; 40 100.0%; 152 100.0%; 108 100.0%; 33 100.0%; 141 Freq Error* 8.8% 15.5% 7.9% 9.3% 17.4% 8.3%

Usia

< 20 2.7%; 3 0.0%; 0 2.0%; 3 2.8%; 3 15.2%; 5 5.7%; 8 Under 50% 20 to 40 42.0%; 47 82.5%; 33 52.6%; 80 51.9%; 56 63.6%; 21 54.6%; 77 40 to 60 48.2%; 54 15.0%; 6 39.5%; 60 38.9%; 42 15.2%; 5 33.3%; 47 60 to 80 7.1%; 8 2.5%; 1 5.9%; 9 3.7%; 4 6.1%; 2 4.3%; 6 80 to 100 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 2.8%; 3 0.0%; 0 2.1%; 3 Totals 100.0%; 112 100.0%; 40 100.0%; 152 100.0%; 108 100.0%; 33 100.0%; 141 Freq Error* 9.4% 12.0% 8.1% 9.6% 16.7% 8.4%

(6)

72

2. Paparan terhadap Kegiatan-kegiatan Kampanye Pride

PAPARAN MEDIA KAMPANYE

Frequencies Total

Petani Meranti

(N=108)

Masyarakat

Lobu Rappa

(N=33)

Poster SM Dolok Surungan berjudul : 'Pilih Mana ?'

56.30%

48.50%

52%

Leaflet informasi mengenai kawasan

19.80%

18.20%

19%

Buku Tulis SM Dolok Surungan

18.00%

15.20%

17%

Penyuluhan/Sosialisasi Umum ke Poken dan Kampung

18.00%

12.50%

15%

Safari Ramadhan SM Dolok Surungan

7.20%

3.00%

5%

Lagu Dolok Surungan

23.40%

39.40%

31%

Spanduk

25.10%

33.30%

29%

Stiker

22.90%

36.40%

30%

Lembar Mewarnai

16.80%

18.20%

18%

Majalah Dinding Dolok Surungan

13.80%

12.10%

13%

Drama Siswa MTS Nurul Falah

15.60%

18.20%

17%

Panggung Boneka

7.80%

6.10%

7%

Pembibitan Swadaya

9.60%

18.20%

14%

Tabel E.3 Paparan Media

Poster merupakan media kampanye yang paling banyak diingat oleh khalayak. Dalam survey, angka paparan poster terpaut jauh dari media-media lainnya. Berbeda dengan lembar informasi atau suvenir yang dibagikan, poster dilekatkan di tempat-tempat yang strategis. Mengikuti gaya kampanye politik, poster juga ditempel di dinding-dinding rumah warga di kiri kanan jalan. Beberapa lokasi yang banyak didatangi juga menjadi lokasi penyebaran poster, seperti pohon sawit di sekitar hotspot sinyal GSM, gardu listrik (juga hotspot sinyal gsm), kedai tuak, sekolah-sekolah, balai desa, dan warung-warung.

(7)

73

Metode penempelan dan sifatnya yang mencolok membuat poster lebih unggul menjangkau masyarakat yang pasif. Dengan meletakkannya di tempat-tempat umum, sembarang orang dapat melihatnya. Berbeda dengan beberapa suvenir yang hanya terakses oleh masyarakat melalui kunjungan-kunjungan, lomba, dan pertemuan. Leaflet yang dibagikan kepada banyak orang juga memiliki jangkauan yang lebih kecil dari pada poster. Satu buah poster yang dipasang dapat menjangkau puluhan orang,s edangkan satu lembar lembar informasi yang dibawa pulang hanya akan menjangkau maksimal satu keluarga saja.

Desain poster yang mencolok dengan gambar gari (borgol) juga diduga menjadi kail pengingat bagi masyarakat yang melihatnya. Memang pada obrolan-obrolan yang terjadi antara relawan dengan khalayak seringkali guaraun-gurauan tentang tangan yang digari ini muncul. Jarang terdengar kemudian masalah tangan yang membawa bibit atau gambar tanah yang kekeringan di poster dibahas.

Media/kegiatan kampanye dengan paparan cukup tinggi (di bawah poster) adalah lagu dan stiker. Stiker dengan desain logo kampanye dilekatkan di galon-galon air minum isi ulang, sepeda motor, mobil, dan dibagikan pada acara-acara kunjungan untuk dapat ditempel di rumah-rumah. Stiker (lebih tepatnya logo) ini mudah diingat karena pengulangannya ada di mana-mana. Pada pertanyaan mengenai pesan yang paling diingat oleh khalayak, pesan ‘Selamatkan Dolok Surungan, Dongan !’, slogan kampanye di logo, menempati peringkat paling tinggi dari pesan yang diingat (21,2% pada masyarakat Lobu Rappa dan 15% pada Petani Meranti).

Lagu kampanye menempati urutan kedua dari media/kegiatan kampanye yang diingat responden. Lagu mempunyai cara penyebaran yang berbeda dengan media cetak. Kemampuannya direplikasi menjadikan peyebaran lagu lebih murah daripada lembar informasi atau poster. Anak-anak terutama menjadi media penyebaran yang berguna. Selepas lomba lagu yang menjadikan anak-anak sebagai juaranya (mengalahkan kelompok remaja), banyak anak-anak yang termotivasi menghafal dan menyanyikan lagu Selamatkan Dolok Surungan, Dongan. Pada acara-acara pernikahan, anak-anak sering meminta pemain keyboard menyanyikan lagu ini, meskipun tidak hapal seluruh syairnya.

Safari ramadhan dan panggung boneka memiliki angka paparan yang kecil. Hal ini dapat dimaklumi dari karakter media yang digunakan serta kekhususan khalayak kedua kegiatan ini. Kedua kegiatan ini, memiliki karakter media yang memberi kesempatan untuk penetrasi pesan yang mendalam namun jangkuan khalayakan yang cenderung kecil dan menengah (Panduan Kegiatan Pride) Selanjutnya, dari aspek khalayak yang terjangkau oleh media ini, Safari ramadhan hanya bisa menjangkau kaum muslim, dengan filter lanjutan : yang ikut sholat berjamaah di masjid dan tarawih. Sedangkan panggung boneka memiliki khalayak anak-anak. Meskipun pesan kampanye dalam naskah teater boneka sampai kepada orang tua, tetapi orangtua belum menyaksikan teater panggung boneka ini. Sehingga pada saat diwawancara tidak dapat memastikan sumber informasi yang diperoleh meskipun berasal dari naskah panggung boneka yang dibawa anaknya ke rumah.

(8)

74

3. Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Pengetahuan

Petani Meranti

Tabel E.4 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Pengetahuan (Petani Meranti – Khalayak Primer)

Sasaran SMART

Pertanyaan (Jawaban) Pra Kampanye Pasca Kampanye Persen

Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X2) Capaian Sasaran SMART Pada Juni 2010, 60 %

petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara mengetahui status SM Dolok Surungan sebagai kawasan konservasi yang penting (meningkat dari 0 % pada survei pra-proyek)

Apakah Anda pernah mendengar informasi tentang kawasan Suaka Margasatwa Dolok Surungan ? (Ya)

71.5% 57.5% -13

Yes at 75.0%

Bukan target

Status kawasan SM Dolok Surungan menurut Anda ? (Hutan Negara)

26% 9.5% -16.5 Yes at 99% Bukan target

Status kawasan SM Dolok Surungan menurut Anda ? (Hutan Konservasi)

0% 7.1% 7.1 Yes at 99% 11.83%

Status kawasan SM Dolok Surungan menurut Anda ?

(Hutan Lindung) 25.2%

54.0% 28.8 Yes at 99% Bukan target

Pada Juni 2010, 50 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara mengetahui batas kawasan SM Dolok Surungan

Target : 50% (meningkat dari

Tahukah Anda batas kawasan SM Dolok Surungan di sekitar desa Anda ini ? (Tahu)

4.3% 10.2% 5.9 Yes at 75% 12.55%

Seperti apakah bentuk batas kawasan SM Dolok

Surungan ? (Pal Patas berupa patok dari beton setinggi +- 1 m; plang

(9)

75

Sasaran SMART

Pertanyaan (Jawaban) Pra Kampanye Pasca Kampanye Persen

Perubahan (pp)

Signifikansi Chi-Square (X2)

Capaian Sasaran SMART

3%) / 42pp bertulisan; pohon pinang)

Pada Juni 2010, 60 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara mengetahui bahwa menguasai lahan, bertani dan memperjualbelikan lahan dilarang

Target : 60 % (meningkat dari 39,67 %)

Menurut pengetahuan Anda, kegiatan-kegiatan apa saja yang TIDAK diperbolehkan untuk dilakukan di dalam Dolok Surungan?

(Menguasai lahan; Jual beli lahan; bertani)

16.6% + 5.5% + 18.4%

= 50.5

9.0% + 1.2% + 0%

= 10.2%

-40.3 Yes at 99% Tidak tercapai

Pengetahuan petani Meranti tentang status kawasan SM Dolok Surungan sebagai kawasan konservasi meningkat sebesar 7.1%, bila dihitung dari target maka keberhasilan ini mencapai 11.83%. Target perubahan pada sasaran SMART sebenarnya mencapai angka 60%. Target yang besar ini ditentukan karena pada survey pra kampanye 53,9 % khalayak target sudah memahami SM Dolok Surungan sebagai hutan negara dan atau hutan lindung. Meskipun peningkatan pengetahuan mengenai status konservasi tidak begitu besar, tetapi pengetahuan bahwa SM Dolok Surungan sebagai hutan lindung meningkat sebesar 28.8% atau menjadi 54 % (dari 25.2%). Pengetahuan tentang hutan negara menurun dari 26% menjadi 9.5%.

Perubahan pengetahuan tentang batas kawasan SM Dolok Surungan mencapai 12.55%. Hasil ini dihitung dari pengakuan tentang pengetahuan responden tentang batas kawasan. Namun, dengan pertanyaan pendalaman mengenai bentuk fisik batas jawaban yang ada sangat beragam, mulai dari batas alam sampai batas buatan. Hanya 12.65% yang setidaknya mengatahui indikator-indikator batas kawasan meskipun tidak sepenuhnya benar dalam terminologi peraturan. Pengetahuan tentang hal-hal yang tidak diperbolekan dilakukan di dalam kawasan secara umum menurun. Khusus untuk jawaban ‘jual beli lahan’ dan ‘bertani’ yang menjadi ukuran pilihan jawaban turun mencapai -40.3%. Jawaban yang meningkat adalah pilihan ‘Tidak ada jawaban’ dan ‘berburu’.

(10)

76

Masyarakat Lobu Rappa

Tabel E.5Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Pengetahuan (Masyarakat Lobu Rappa – Khalayak Sekunder)

Sasaran SMART

Pertanyaan (Jawaban) Pra Kampanye Pasca Kampanye Persen

Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X2) Capaian Sasaran SMART Pada Juni 2010, 60 %

masyarakat Lobu Rappa akan tahu peranan

masyarakat merupakan hal penting untuk pengelolaan kawasan SM Dolok Surungan

Target : 60% (meningkat dari 0%)

Menurut pendapat Anda, siapakah pihak yang paling bertanggung jawab atas permasalahan ini ?

(Pemerintah dan masyarakat bersama-sama : semua pihak; semua masyarakat; pemerintah dan masyarakat)

0%

6.1% + 6.1% + 6.1 %

= 18.3 %

18.3 Yes at 95.0%* 30.5%

Pada Juni 2010, 40 % masyarakat Lobu Rappa akan tahu aturan main dan peluang peran masyarakat dalam mengelola kawasan SM Dolok Surungan Target : 40% (meningkat dari 0%)

Menurut pendapat Anda, siapakah pihak yang paling bertanggung jawab atas permasalahan ini ?

(Pemerintah dan masyarakat bersama-sama : semua pihak; semua masyarakat; pemerintah dan masyarakat)

0%

6.1% + 6.1% + 6.1 %

= 18.3 %

18.3 Yes at 95.0%* 45.75%

Target perubahan pengetahuan masyarakat Lobu Rappa tercapai 30.5% untuk pengetahuan peran masyarakat adalah hal penting untuk pengelolaan SM Dolok Surungan. Sedangkan untuk pengetahuan masyarakat tentang aturan main dan peluang masyarakat dalam mengelola kawasan meningkat 18.3% atau tercapai 45.75% dari target perubahan.

Sebenarnya terjadi kesalahan dalam menentukan ukuran perubahan dari pengetahuan masyarakat. Sebab, meskipun terdapat dua sasaran SMART, tetapi pertanyaan yang dijadikan ukuran adalah pertanyaan yang sama. Hal ini menyebabkan peluan menganalisa perubahan pengetahuan ini menjadi tidak bisa terlalu mendalam. Kalau saja dibuatkan satu pertanyaan lagi yang lebih spesifik untuk sasaran ‘aturan main’ maka akan lebih banyak diketahui data mengenai pengetahuan masyarakat Lobu Rappa tentang pengelolaan kolaboratif kawasan.

(11)

77

4. Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Sikap dan Komunikasi Interpersonal

Petani Meranti

Tabel E.6 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Sikap & Komunikasi Interpersonal (Petani Meranti – Khalayak Primer)

Sasaran SMART

Pertanyaan (Jawaban) Pra Kampanye Pasca Kampanye Persen

Perubahan (pp)

Signifikansi Chi-Square (X2)

Capaian Sasaran SMART Pada Juni 2010, 70 % petani

Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara akan peduli kawasan dan satwa di dalamnya fungsi dan setuju terhadap nilai penting kawasan SM Dolok Surungan Target : 70 % (meningkat dari 36,93 %)

Pernyataan :

Mengembalikannya seperti keadaan sebelum dibuka menjadi kebun sawit dan karet

(Sangat setuju; Setuju)

0.6% + 35.4%

= 36%

4.2% + 46.1%

= 50.1%

14.1 Yes at 99% 42.6%

Pada Juni 2010, 70 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara setuju mengembalikan fungsi SM Dolok Surungan sebagai tempat perlindungan satwa langka (termasuk sebagai habitat satwa-satwa penting, eg : tapir, harimau etc)

Target : 70 % (meningkat dari 40,76 %)

Pernyataan :

Mengembalikannya sebagai tempat perlindungan satwa langka

(Sangat setuju; Setuju) 0.6% + 40.7% = 41.13%

3.6% + 58.1%

= 61.7%

(12)

78

Sasaran SMART

Pertanyaan (Jawaban) Pra Kampanye Pasca Kampanye Persen

Perubahan (pp)

Signifikansi Chi-Square (X2)

Capaian Sasaran SMART Pada Juni 2010, 50 % petani

Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara menyetujui masyarakat ikut

bertanggungjawab menjaga dan mengelola kawasan SM Dolok Surungan

Target : 50 % (meningkat dari 10,03 %)

Menurut pendapat Anda, siapakah pihak yang paling bertanggung jawab atas permasalahan ini ?

Masyarakat yang merambah; semua pihak; semua

masyarakat 6.9% + 1.9% + 1.9% = 10.7 18.1% + 1.2% + 8.4% = 27.7 17 Yes at 99% 42.53%

Pada Juni 2010, 20 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara berbicara mengenai masyarakat ikut mengelola dan menjaga kawasan SM Dolok Surungan secara partisipatif

Target : 20% (meningkat dari 0%)

Dalam 3 bulan terakhir, apakah Anda pernah membicarakan dengan orang lain tentang SM Dolok Surungan ? (Ya)

15.3% 24% 8.7 Yes at 95% Bukan target

Jika pernah hal-hal apa saja yang dibicarakan ?

(Pengelolaan hutan bersama)

0% 0% 0 Yes at 50% Tidak tercapai

Pada Juni 2010, petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara saling membicarakan untuk

mematuhi aturan yang berlaku kawasan SM Dolok Surungan Target : 40% (meningkat dari 11,4%)

Dalam 3 bulan terakhir, dengan siapa Anda berbicara mengenai peraturan yang diterapkan untuk mengelola kawasan Dolok Surungan ? (Anggota Keluarga,

Tetangga, Kepala Dusun/Desa, Petugas Kehutanan, Others)

(13)

79

Untuk ukuran-ukuran perubahan sikap dan komunikasi interpersonal, persetujuan petani Meranti untuk mengembalikan SM Dolok Surungan menjadi seperti semula seperti sebelum dirambah meningkat mencapai 42.6% dari target. Persetujuan untuk mengembalikan SM Dolok Surungan sebagai kawasan

perlindungan satwa meningkat mencapai 70.34 dari target. Hasil ini sebenarnya sangat menarik bila dibahas dengan fakta bahwa terjadi penurunan pengetahuan masyarakat tentang jual-beli lahan dan bertani yang tidak diperbolehkan di dalam kawasan.

Sikap persetujuan bahwa tidak hanya pemerintah tetapi masyarakat juga ikut bertanggung jawab mengelola kawasan SM Dolok Surungan dan bertanggung jawab pula terhadap perambahan yang ada meningkat sebesar 42.53% dari target. Persetujuan ini tidak dibarengi dengan komunikasi interpersonal

mengenai pengelolaan bersama kawasan yang tidak mencapai target (0%). Hal ini mengejutkan, sebab dari beberapa dialog dengan

penghubung-penghubung dan relawan, banyak informasi yang menyebutkan adanya diskusi pengelolaan bersama di masyarakat. Data 0 % pada kuesioner dapat dikritisi disebabkan oleh tidak tersedianya jawaban tertutup untuk pertanyaan komunikasi interpersonal ini. Pertanyaan untuk menjaring jawaban komunikasi ini adalah pertanyaan terbuka dan tidak memberikan jawaban spesifik mengenai komunikasi interpersonal mengenai pengelolaan bersama.

Masyarakat Lobu Rappa

Tabel E.7 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Sikap & Komunikasi Interpersonal (Masyarakat Lobu Rappa)

Sasaran SMART

Pertanyaan (Jawaban)

Pra Kampanye

Pasca

Kampanye

Perubahan

(pp)

Signifikansi

Chi-Square (X

2

)

Capaian Sasaran

SMART

Pada Juni 2010, 80 % masyarakat Lobu Rappa akan setuju melaksanakan peran masyarakat dalam

pengelolaan partisipatif kawasan SM Dolok Surungan

Target : 80 % (meningkat dari 57,9 %)

Jika ada program kerjasama perlindungan dan penjagaan kawasan Dolok Surungan antara masyarakat dan pemerintah (Pam Swakarsa) apakah Anda bersedia ikut serta ? (bersedia)

57.9% 54.5% -3.4%

Yes at 50%

Tidak Tercapai

Idem (tidak bersedia) 23.7% 9.1% - Bukan Target

Idem (tidak yakin) 18.4% 36.4% - Bukan Target

Pada Juni 2010, 70 % masyarakat Lobu Rappa akan saling membicarakan aturan main dan peluang peran masyarakat dalam mengelola

Dalam 3 bulan terakhir, hal-hal apa saja yang dibicarakan tentang SM DS?

(masalah lahan adat; masalah

11.1% + 11.1% 22.2

21.4% + 14.3%

35.7

(14)

80

Sasaran SMART

Pertanyaan (Jawaban)

Pra Kampanye

Pasca

Kampanye

Perubahan

(pp)

Signifikansi

Chi-Square (X

2

)

Capaian Sasaran

SMART

kawasan SM Dolok Surungan Target : 70 % (meningkat dari 22,2 %)

membuka kebun)

Tidak ada perubahan dalam sikap masyarakat Lobu Rappa terkait dengan kesediaan mereka melaksanakan peran partisipatif. Penurunan sebesar -3.4% tidak signifikan untuk menyatakan perubahan jika dilihat dari angka uji chi square. Penurunan ini bertolak belakang dengan capaian konstituen di Lobu Rappa yang cukup berhasil (reorganisasi KSM, kelompok pemuda, ikut serta dalam Forum Guru, pohon asuh MTs, penggerak safari ramadhan, dan kepanitian dalam kegiatan-kegiatan). Peningkatan komunikasi masyarakat mengenai lahan adat Meranti, dan membuka kebun meningkat sebesar 28.24% dari target. Intensitas ini dicapai karena forum-forum dan pancingan yang disediakan kapanye melalui kegiatan dan media kampanyenya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebenarnya dari data bisa dilihat bahwa terjadi penurunan ketidakbersediaan masyarakat Lobu Rappa melaksanakan peran partisipatif ( dari 23.7% sebelum kempanya menjadi 9.1% pasca kampanye). Namun, terlihat juga kalau sikap tidak bersedia ini tidak beralih mejadi kesediaan (yang juga mengalami

penurunan). Perubahan sikap masyarakat Lobu Rappa berpindah kepada sikap tidak yakin yang meningkat dari 18.4% sebelum kampanye menjadi 36.4% apsca kampanye. Perubahan ini diduga akibat munculnya isu penambahan luas SM Dolok Surungan sampai ke pemukiman warga yang dipicu penolakan salah satu bank atas aplikasi pinjaman seorang warga yang mengagunkan tanahnya.

Sebagai sebuah inovasi, isu penyelamatan SM Dolok Surungan oleh masyarakat memang memiliki kerentanan dalam sistem sosial. Rogers (200…) menyebutkan bahwa Inovasi menciptakan semacam ketidak-pastian (mengenai konsekuensi-konsekuensinya yang diharapkan) dalam benak para calon pengadopsinya, maupun merupakan sebuah kesempatan untuk memperkecil ketidak-pastian dalam arti lain (dikurangi berkat dasar informasi

teknologi/inovasi tersebut).

Pada kampanye Pride SM Dolok Surungan, meskipun pesan tentang nilai penting kawasan dan pentingnya peran masyarakat disebarkan denan stimulan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, tetapi pesan konkrit tentang batas kawasan luput dari target penyebaran. Sebanarnya sebuah kegiatan pemetaa partisipatif sudah dimasukkan ke dalam kerangka kerja kampanye. Namun, disebabkan prioritas primer penyampaian pesan-pesan inti maka kegiatan ini dimundurkan dari jadwal. Tidak pernah diperkirakan munculnya isu yang berasal dari bank dan BPN setempat ini, apdahal kemunculannya sangat mengganggu proses difusi di masyarakat. Sesuai dengan teori Rogers di atas, misinformasi mengenai batas ini memicu ketidakpastian masyarakat mengenai subjek ini dan berimplikasi pada sikap kesediaan untuk (terus) ikut serta dalam program partisipatif.

(15)

81

5. Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Perilaku

Petani Meranti

Tabel E.8 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Perilaku (Petani Meranti – Khalayak Primer)

Sasaran SMART

Ukuran Capaian Sasaran SMART

Pada Juni 2010 60 % petani tidak lagi membuka lahan

rambahan baru di dalam SM Dolok Surungan 60% (meningkat dari 32 %) Tidak terukur

Pada Juni 2010, 100 orang petani Meranti timur, M. Tengah, dan M. Utara meninggalkan lahan rambahannya di dalam kawasan SM Dolok Surungan

100 orang (meningkat

dari 0) Tidak terukur

Pada Juni 2010, petani Meranti timur, M. Tengah, dan M. Utara bersedia ikut serta dalam pengelolaan (termasuk perlindungan

kawasan) bersama dalam kawasan SM Dolok Surungan 3 kali pertemuan + 1

kali pertemuan penandatanganan

kesepakatan

3 kali pertemuan pembentukan Model Desa Konservasi di Meranti Timur (termasuk 1 kali penyetujuan kesepakatan) 7 orang utusan Meranti (3 desa) mengikuti dan

menyetujui rekomendasi PHBM di Dolok Surungan 100 warga Meranti Timur melaksanakan penghijauan desa

11 orang anggota Pam Swakarsa

Penghentian laju perambahan dan jumlah masyarakat yang meninggalkan lahan rambahan tidak dapat diukur pada akhir kampanye. Mengapa? Sebab, meskipun dalam catatan patroli petugas resort tidak ditemukan data perambahan baru, tetapi laporan-laporan lisan relawan masih menunjukkan aktivitas pembukaan lahan baru di dalam SM Dolok Surungan yang tidak bisa dipastikan kebenarannya (masalah data posisi geografis, pemilikan, dan luasnya). Tim kampanye tidak memiliki sumberdaya manusia yang cukup untuk memback-up tugas pengukuran dan pengecekan ini.

Mengenai perambah yang kemudian meninggalkan lahan rambahan sebenarnya sudah ada beberapa informasi yang bisa diperoleh. Kuantitasnya tidak banyak, hanya sekitar 10 KK atau 10% dari target awal. Namun, pencatatan tidak dapat dilaksanakan sebab kekhawatiran masyarakat dengan

perkembangan persidangan gugatan PTUN Libanus Panjaitan atas surat Balai Besar KSDA Sumatera Utara terkait lahan rambahannya di Medan2. Program pembentukan Pam Swakarsa Kehutanan tahun 2009 menempatkan 11 orang relawan dari Meranti Timur, Meranti Utara, dan Meranti Tengah sebagai anggota. Relawan-relawan ini merupakan ‘pintu masuk’ program pendekatan masyarakat yang dimulai dengan inisiasi pembentukan Model Desa

2

(16)

82

Konservasi di Meranti Timur. Setelah melalui proses pembicaraan dan pembahasan formal maupun informal yang dipimpin oleh Kepala Seksi Kosnervasi Wilayah III, Tarutung, kesepakatan Model Desa Konservasi di Meranti Timur dicapai pada tanggal 17 Nopember 2009.

Selanjutnya 100 orang warga melaksanakan penghijauan desa dengan menanam 1000 bibit pohon produktif di pekarangan mereka. Bibit-bibit ini sementara disediakan oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara melalui dana DIPA 2009. Selanjutnya diharapkan ada progra tindak lanjut bagi warga lainnya dengan membuat pembibitan berbasis masyarakat yang (diharapkan) digerakkan oleh aparatur desa ditambah relawan Pam Swakarsa dari Meranti Timur.

Pada akhir kampanye, pengkajian penerapan konsep Pengelolaan Hutan Berbasis/Bersama Masyarakat (PHBM) di Dook Surungan dibahas dengan fasilitasi mahasiswa Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian USU. Tujuh (7) orang utusan dari Meranti termasuk relawan Pam Swakarsa dan utusan kantor desa mengikuti pertemuan ini di Medan dan merumuskan rekomendasi bagi masyarakat, Kementerian Kehutanan, LSM pendukung, dan perguruan tinggi agar konsep ini dapat dijalankan di SM Dolok Surungan.

Masyarakat Lobu Rappa

Tabel E.9 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Perilaku (Masyarakat Lobu Rappa)

Sasaran SMART

Target dan Ukuran Capaian Sasaran SMART

Pada Juni 2010, masyarakat Lobu Rappa akan

menandatangani MoU dan membuat program partisipatif pengelolaan kawasan SM Dolok Surungan

2 kali pertemuan + 1 kali pertemuan penandatanganan

kesepakatan

4 kali pertemuan penguatan kelembagaan KSM Salipotpot Indah/KSM Lestari Dongan

1 kali rapat reorganisasi KSM

1 kali pertemuan membicarakan konsep PHBM di Dolok Surungan

Pada Juni 2010, 100 KK dari masyarakat Lobu Rappa akan melaksanakan penghijauan di desa mereka sebagai bagian pengelolaan kawasan penyangga SM Dolok Surungan

100 KK

4 orang guru dan 20 siswa dari Lobu Rappa terlibat dalam pemeliharaan tanaman rebosasi seluas 2 ha

30 KK terlibat aktif dalam program pembibitan, penanaman (reboisasi dan penghijauan desa), dan penyuntikan sawit perambah

Program pengelolaan partisipatif oleh masyarakat Lobu Rappa diorganisir oleh KSM Lestari Dongan yang disahkan oleh Kepala Desa Lobu Rappa pada bulan Juli 2010 melalui sebuah surat keputusan. Pertemuan-pertemuan dilaksanakan untuk membentuk kesamaan opini dan menggerakkan partisipasi di kalangan masyarakat. Relawan kampanye, kader konservasi, dan Forum Guru membantu menjaring anggota masyarakat lainnya yang bersedia duduk di dalam kepengurusan organisasi KSM.

Kegiatan-kegiatan kampanye juga menajdi saringan untuk relawan. Beberapa anggota masyarakat Lobu Rappa yang malu-malu utuk terlibat dalam safarai ramadhan misalnya, tetapi tertarik untuk terlibat dalam kampanye datang pada peringatan Hari Bumi dan menunjukkan antusiasme terlibat dalam tim Dolok

(17)

83

Surungan kemudian hari ternyata sangat setuju dengan keberadaan KSM dan ikut bergabung sebagai pengurus. Dalam rapat pembahasan konsep PHBM Dolok Surungan di Medan, satu rombongan (11 orang) perwakilan dari Lobu Rappa yang mewakili pemerintahan desa, guru, kader konservasi, dan kelompok pemuda ikut serta sebagai peserta aktif diskusi.

KSM, sekolah, dan guru dari Lobu Rappa dengan dua variasi kegiatan membantu menanami, memelihara, dan memusnahkan tanaman pengganggu (sawit) di dalam SM Dolok Surungan. Rincian kegiatan masing-masing disediakan dalam Bab ini dan Bab D. Rincian Kegiatan.

Melaksanakan Penegakan Hukum untuk Pengusaha Perambah

Target menyelesaikan satu berkas kasus perambah pengusaha untuk disidangkan di pengadilan dalam strategi Barrier Removal (BR) tidak berhasil dicapai oleh SPORC Brigade Macan Tutul. Prioritas kerja dan luasnya wilayah kerja satuan ini menyebabkan seluruh rencana dalam rangkaian strategi tidak dapat sepenuhnya tercapai. SPORC hanya dapat mengirimkan tiga (3) tim selama tiga bulan untuk operasi di Dolok Surungan. Dampak dari tiga operasi ini ini cukup memuaskan untuk menunjukkan penegakan hukum di dalam kawasan. Namun, tiga kali operasi ini belum dapat menyelesaikan satu proses hukum terhadap pengusaha perambah.

Operasi yang sering bocor dan diketahui lebih dahulu oleh pekerja dan perambah menyebabkan SPORC tidak bisa menemukan tersangka yang tertangkap tangan dalam operasi. Peringatan dan Himbauan yang disampaikan oleh Bisang KSDA Wilayah II juga tidak tuntas dan hanya berhenti pada level Peringatan IHal ini karena,, proses yang bercabang karena adanya respon dan penyerahan bukti-bukti kepemilikan lahan oleh salah satu perambah menyebabkan proses ini harus dituntaskan lebih dahulu.

Respon dari Libanus Panjaitan atas Himbauan yang disampaikan dijawab dengan mengirimkan tim pengukuran di lapangan oleh tim BBKSDA Sumatera Utara dan BPKH Wilayah I Medan. Lahan Libanus kemudian dinyatakan berada di dalam kawasan dan surat pemberitahuan atas hal ini dibarengi dengan permintaan baginya untuk meninggalkan lahan garapan secepat mungkin. Surat dari Balai Besar KSDA Sumatera Utara ini kemudian digugat dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan oleh Libanus Panjaitan.

Rangkaian sidang berseri digelar setiap hari Selasa mulai dari bulan Mei 2010 sampai saat ini yang berisi agenda penyampaian bukti-bukti dan argumentasi dari kedua belah pihak. Pihak Libanus Panjaitan diwakili oleh kuasa hukum swasta dan pihak Balai Besar KSDA Sumatera Utara diwakili oleh satu tim hukum (SPORC, Seksi Perlindungan, Seksi Konservasi Wilayah III dan Bpk. Santun Siregar, eks. Kasub Seksi Wilayah Tarutung dan saat ini menjabat sebagai Ka. Seksi Wilayah I, Stabat). Dalam pemberkasan awal, tim BBKSDASU didampingi juga oleh staf Biro Hukum Kementerian Kehutanan.

Hasil persidangan ini sangat ditunggu oleh perambah maupun relawan dan tim kampanye. Bagi mayoritas khalayak persidangan ini seperti pengambilan keputusan mengenai boleh tidaknya masyarakat mengolah lahan di dalam SM Dolok Surungan seperti yang selalu dijanjikan Libanus Panjaitan. Bila gugatan Libanus Panjaitan menang maka akan ada kampanye yang menyatakan kawasan sudah bisa dikuasai dan hal ini sangat merugikan kawasan. Bila gugatan tidak dapat dimenangkan pihak Libanus Panjaitan, maka tim kampanye dapat mengekspose-nya sebagai bahan kampanye dan melanjutkan proses BR yang tertunda.

Bila ternyata pada akhirnya gugatan Libanus PANjaitan dimenangkan oleh pengadilan maka penguatan Model Desa Konservasi di Meranti timur harus menjadi prioritas utama sebagai sarana komunikasi dan menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat. Selain itu, relawan-relawan juga harus dikonsolidasi untuk menghindari patahnya semangat dan memupus keraguan mengenai kawasan (dan penegakan hukum) yang pasti akan mereka alami. Adapun jika gugatan ini ditolak, dalam arti dimenangkan Balai, maka kerja dengan MDK dan relawan (khususnya dari Meranti) juga harus menjadi sarana mengekspose perkembangan positif ini sebagai sebuah kebenaran penegakan hukum.

(18)

84

Penyuntikan Sawit

Penyuntikan sawit perambah merupakan salah satu kegiatan dalam strategi BR. Seharusnya hal ini berjalan seri setelah ada perambah yang menyatakan keluar dari lahan rambahannya. Strategi ini mengalami modifikasi karena tidak ada perambah yang berani menyatakan keluar sebelum hasil persidangan gugatan PTUN Libanus Panjaitan dikeluarkan. Sasaran penyuntikan dialihkan ke kebun rambahan para pengusaha. Sampai saat ini 10 ha lahan milik pengusaha sudah disuntik secara gerilya oleh tim KSM Lestari Dongan yang juga aktif melaksanakan patroli dan penyisipan tanaman Gerhan yang ada.

Reboisasi berbasis masyarakat

Reboisasi berbasis masyarakat dilaksanakan oleh KSM Lestari Dongan sebagai bagian dari program intinya. Seluas 10 ha lahan kosong di SM Dolok Surungan ditanami berbagai jenis tanaman asli kawasan baik pohon buah maupun pohon non buah. Bibit tanaman berasal dari pembibitan swadaya masyarakat. Sampai bulan April 2010, KSM telah memperoduksi lebih dari 5000 bibit durian, cempedak, aren, rambe, petai, jengkol, dan meranti. Benih dikumpulkan secara swadaya dan dibeli dari tempat tempat yang menyediakan benih termasuk pecinta alam dan pembibitan komersial. Sebagian asal bibit didapat dari cabutan alam seperti aren dan rambe.

Konsep penanaman lahan kosong ini terintegrasi dengan pembuatan arboretum jenis SM Dolok Surunan yang akan mengkoleksi jenis-jenis flora asal SM Dolok Surungan untuk dijadikan lokasi wisata terbatas pendidikan dan agrosylvowisata di masa mendatang. Perbandingan tanaman buah dan non buah mencapai 3:7. Setiap sepuluh bibit yang ditanam terdapat tiga pohon buah dan tujuh pohon non buah. Apabila konsep PHBM Pemanfaatan HHNK di Dolok Surungan dapat dilaksanakan maka lahan 10 ha ini akan menjadi lahan Demplot Agroforestry dengan tanaman semusim di lorong-lorong tanaman pohon. Penanaman ini sebenarnya lontaran (pitching) kepada pengambil-pengambil kebijakan pemberdayaan masyarakat dan reboisasi hutan untuk melaksanakan program yang lebih besar berbasis masyarakat yang dicontohkan oleh KSM Lestari Dongan. Harapannya pancingan ini dapat memberi hasil jaminan

program tindak lanjut usaha masyarakat dari program-program pemerintah yang sudah ada. Apa yang sudah mereka hasilkan merupakan bukti keberdayaan masyarakat yang diberi kepercayaan dan pendampingan yang intensif.

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PENGURANGAN ANCAMAN

Sasaran SMART Target Status saat ini

Perambahan baru berhenti Maksimal 12ha/tahun (dari sebelumnya

123,0769 ha/tahun) Tidak bisa diukur

Lahan rambahan ditinggalkan 1000 ha Tidak bisa diukur

Kawasan yang sebelumnya dirambah 1143,08 ha Penanaman swadaya masyarakat seluas 10 ha

(19)

85

dipulihkan Pemusnahan tanaman eksotis pengganggu (sawit) seluas

10 ha

Analisis spasial citra tahun 2008, 2009, 2010

menunjukkan penambahan hutan (primer dan sekunder; yang bertambah tentu saja hutan sekunder) seluas 1360,531 ha

Indikator keanekaragaman hayati Bukan target Pada bulan Juni 2010 dilepas 150 ekor monyet ekor pendek di SM Dolok Surungan

Sebagai bagian dari hasil capaian keanekaragaman hayati dan pengurangan ancaman, penanaman/rebosisasi seluas 10 ha dilaksanakan secara swadaya oleh kelompok masyarakat yang menyediakan bibit siap tanam di pembibitan swadaya dan tenaga kerja yang tidak dibayar. Pupuk dan konsumsi sewaktu penanaman diambil dari dana BR. Dari kerja voluntary ini 5000 bibit ditanam dengan komposisi 500 bibit per ha. Jenis yang ditanam adalah meranti, durian, cempedak, aren, rambe, petai, dan jengkol.

Sebelum kampanye Pride, telah ada program reboisasi seluas 200 ha di SM Dolok Surungan. Kelompok pelajar dari MTs Nurul Falah dengan program sekolahnya yang digerakkan Forum Guru melaksanakan kegiatan pemeliharaan tanaman reboisasi ini. Sebutan untuk kegiatan ini adalah ‘Pohon Asuh’. Setiap siswa diwajibkan memelihara minimal lima (5) pohon tanaman reboisasi.

Tanpa perawatan ini praktis tanaman reboisasi tidak mendapat perhatian yang cukup. Keberadaannya di bawah tanaman sawit pengusaha juga sangat rentan musnah oleh pembabatan, tertimpa buah, atau tertimpa pelepah. Dalam kurun waktu 2005 – 2007, 3 Laporan Kepolisian dibuat oleh Resort Konservasi Wilayah SM Dolok Surungan I terkait perusakan tanaman reboisasi ini yang mencakup luas lebih dari 20 ha. Maka, pemeliharaan pohon oleh siswa pada lingkup 2 ha (dan akan bertambah) merupakan sumbangan yang sangat besar bagi vegetasi kawasan.

Henti laju perambahan dipantau dengan metode analisis spasial yang melibatkan konsultan personal. Citra berseri dibeli dan dianalisa dengan interpretasi atas penutupan lahan. Dari beberapa klas tutupan lahan ditentukan beberapa titik yang representatif untuk dicek langsung di lapangan (ground checking). Meskipun citra yang dimiliki tersedia mulai dari tahun 2003 s.d. 2010 tetapi karena keterbatasan waktu maka hanya citra tahun 2008 (awal kampanye) dan citra tahun 2009 digabung dengan citra tahun 2010 (akhir kampanye) yang dianalisis.

Dari hasil analisis citra tahun 2008 kelas hutan primer dan hutan sekunder di SM Dolok Surungan adalah 19.404,479 ha. Pada analisis citra tahun 2010 kelas yang sama adalah 20.765,01 ha (dari total luas 22.220,15 ha yang diinterpretasi). Artinya, selama masa kampanye luas hutan (primer dan sekunder) SM Dolok Surungan bertambah seluas 1360,531 ha. Tanpa data yang lebih banyak, memang belum bisa dipastikan sejauh masa perubahan ini merupakan dampak kampanye. Tim analisis masih bekerja sampai saat ini untuk memperlihatkan analsisi komparatif yang lebih detai. Namun setidaknya dugaan-dugaan yang ada menunjukkan bahwa perubahan ini juga dipengaruhi oleh reaksi perambah atas kehadiran SPORC Brigade Macan Tutul (pada bulan Pebruari – April 2009) dan berjalannya kampanye dari Bulan Agustus 2009 s.d. Juli 2010. Sejauh mana perubahan ini merupakan dampak dari program? Akan tetapi jika memang perubahan ini disebabkan atau merupakan dampak dari program, hasilnya diyakini masih rentan dan tidak permanen. Sebab, menurut hasil survey kesediaan meninggalkan lahan rambahan cenderung menurun dan menambah nilai pra kontemplasi dan sikap laggard untuk tidak meninggalkan rambahan.

(20)

86

Grafik 1 Perubahan Sikap untuk meninggalkan lahan rambahan sebelum dan setelah Pride

Pra-kontemp latif Kontem platif Persiapa n (validasi) Tindaka n Pemelih araan Laggard Dasar - target 5,00% 14,30% 37,90% 0,70% 23,60% 18,60% Pasca - target 40,10% 13,80% 1,80% 4,20% 8,40% 31,70% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% 45,00%

SikapPerubahan untuk Meninggalkan Lahan Rambahan

Dasar - target Pasca - target

Gambar

Tabel E.1 distribusi sampel survey pra dan pasca kampanye
Tabel E.2 Karakteristik responden yang disurvey pada desa target pada survey pra dan paska kampanye
Tabel E.3 Paparan Media
Tabel E.4 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Pengetahuan (Petani Meranti – Khalayak Primer) Sasaran SMART
+7

Referensi

Dokumen terkait

Capaian SNP 2016 2017 2018 Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian Pendidikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Sarana dan

Berdasarkan pemaparan yang telah Tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui perbedaan keterampilan berbicara antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan

Hasil observasi tersebut dibantu oleh hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Kapongan Situbondo, pembelajaran mengomentari novel pada siswa

Kami sangat gembira kerana mempunyai seorang guru darjah yang baik sepertinya.... Ketua darjah saya / Ketua

Dari hasil perhitungan, bila direncanakan bandar udara baru di Karawang dapat didarati pesawat dengan tipe Boeing 747 seri 200, maka dapat direncanakan landas pacu memiliki

Di Tahun 2016, Pemerintah Provinsi Papua melalui Badan Pengelola Lingkungan Hidup telah merencanakan program dan atau kegiatan perlindungan dan pengelolaan

Nilai signifikan probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi harga saham dalam penelitian