• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. PT Trisigma Indonusa adalah perusahaan perdagangan dan engineering yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. PT Trisigma Indonusa adalah perusahaan perdagangan dan engineering yang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

32

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Latar Penelitian

PT Trisigma Indonusa adalah perusahaan perdagangan dan engineering yang didirikan pada tahun 1995. Yang telah mengembangkan beberapa bidang usaha, yang salah satunya adalah landscapes dan architectural product serta rubber flooring products. Produk-produknya sudah memiliki reputasi dalam hal memberikan nilai tambah dan juga memberikan solusi untuk masalah pembuatan taman vertikal, drainase resapan, stabilisasi tanah, perkerasan rumput, pengaturan peresapan curah hujan, dll.

Misi yang dimiliki PT Trisigma Indonusa adalah untuk melayani klien kami dengan pengetahuan dan keahlian handal yang kami dapat dan miliki dalam industri ini disertai penawaran yang terbaik dalam hal pelayanan dan nilai tambah.

Untuk mencapai tujuan dari misi tersebut, maka divisi PR yang sangatlah menentukannya. Sama halnya dalam loyalitas konsumen, maka divisi pr yang terdiri dari beberapa orang yang menjalankan tugas dan fungsinya dalam rangka pencapaian tujuannya.

3.2. Sumber Data 3.2.1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat oleh penulis dari sumber utama ataupun sumber pertama di lapangan. Dalam hal ini penulis langsung melakukan penelitian di PT Trisigma.Untuk memperoleh data primer melalui :

(2)

a. Observasi, menurut M Nasir (2003:13) adalah pengambilan data dengan cara terjun langsung ke lapangan pada suatu kegiatan atau pekerjan yang dihadapi dengan melakukan pengamatan sehingga memperoleh kebenaran data. Dalam hal ini peneliti terjun langsung ke lapangan di divisi hubungan masyarakat di PT Trisigma.

b. Wawancara mendalam, yaitu mengumpulkan sejumlah data secara rinci serta mendalam mengenai melihat strategi yang dilakukan para Public Relations di PT Trisigma untuk meningkatkan loyalitas para pelanggannya. Selama penelitian berlangsung, penulis melakukan tanya jawab dengan:

1. Bapak Ir. Herman selaku Direktur Utama dari PT Trisigma.

Dimana bapak Herman merupakan Top Mangement di PT Trisigma, sehingga apapun yang menjadi implementasi kegiatan divisi hubungan masyarakat di PT Trisigma termasuk dalam hal action mengenai loyalitas adalah approval dari Bp. Ir. Herman.

2. Bapak Andri Rama,S.I Kom selaku manager public relations di PT Trisigma.

Dimana informan tersebut merupakan orang yang memiliki latar belakang pendidikan jurusan komunikasi khususnya di bidang PR. Bukan hanya itu, tetapi informan ini merupakan one up level dalam approval apapun action plan yang dibuat oleh divisi PR. Karena informan tersebut adalah manager dari divisi hubungan masyarakat dan sudah cukup lama bergelut di dunia PR.

(3)

3. Ibu Ester Putri,S.I KOMselaku public relations di PT Trisigma. Dimana informan ini, merupakan salah satu PR senior di PT. Trisigma dimana sudah lama kurang lebih 5 tahun menjadi divisi PR. 4. Bapak Yuko A,S.I Kom selaku public relations di PTTrisigma.

Dimana informan ini, salah satu divisi PR yang melakukan berbagai hal mengenai segala hal yang berhubungan dengan PR termasuk dalam hal loyalitas pelanggannya.

5. Ibu Putri,S.I. Komselaku public relations di PT Trisigma.

Dimana informan ini, ikut dalam hal apapun mengenai divisi PR di PT Trisigma. Termasuk dalam strategi PR dalam meningkatkan loyalitas konsumennya.

Wawancara mengenai strategi public relations dalam meningkatkan loyalitas pelanggan di PT Trisigma, dilakukan secara berkesinambungan sehingga data yang diperoleh cukup.

3.2.2. Data Sekunder

Menurut Asep Hermawan (2009:186), data sekunder adalah struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihinpun sebelumnya oleh pihak lain. Penulis memperoleh data dari data yang telah ada sebelumnya atau data yang telah diteliti sebelumnya seperti halnya dokumentasi yang telah ada.

Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari :

a. Riset Kepustakaan, yaitu pengumpulan data – data melalui Buku. b. Company Profile PT Trisigma

(4)

3.3. Tahap Penelitian

3.3.1. Penetapan masalah penelitian

Strategi Public Relations PT.Trisigma dalam Meningkatkan Kesetiaan Klien. 1. Penentuan desain riset

Desain riset yang digunakan adalah kualitatif, dengan mengandalkan observasi partisipan secara langsung dan data-data pendukung yang diperoleh.

2. Rancangan penelitian

Dalam rancangan penelitian penulis menyiapkan beberapa pertanyaan-pertanyaan terbuka yang terdiri dari 10 pertanyaan-pertanyaan. Berisikan hal-hal yang berkaitan dengan strategi-strategi yang dilakukan public relations dalam meningkatkan kesetiaan pelanggannya.

3. Penulisan dan penyampaian proposal riset

Setelah penulis sampai pada tahap diatas, maka penulis menuliskan dan menyampaikan proposal riset yang merupakan garis besar penelitian dari bab 1 sampai dengan bab 3.

4. Pengumpulan data

Penulis melakukan pengumpulan data melalui data-data primer seperti observasi partisipan dan wawancara serta didukung oleh data-data sekunder yang didapat dari buku dan company profile.

5. Pengeditan dan input data

Setelah data-data berhasil dikumpulkan, maka penulis melakukan input data dan pengeditan berdasarkan bimbingan.

(5)

6. Analisis dan interpretasi hasil riset

Setelah pengeditan selesai maka, penulis menginterpretasikan hasil analisis data.

7. Penulisan dan penyampaian laporan akhir.

Ini merupakan tahap akhir dalam penelitian, karena hasil akhir laporan sudah dapat ditarik simpulannya.

3.4. Metode Riset

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian naturalistik. Menurut J. R. Raco (2010:10) dalam bukunya mengatakan bahwa penelitian naturalistik menekankan pada pemahaman tentang situasi alamiah partisipan, lingkungan dan tempatnya. Situasinya benar-benar bertumpu pada apa yang nyata dan sesuai dengan fakta. Tujuan utama dari penelitian naturalistik ini adalah menemukan arti dan pemahaman yang baru dari gejala yang di teliti.

3.5. Pengumpulan Dan Pencatatan Data 3.5.1. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi, adalah pengambilan data dengan cara terjun langsung kelapangan pada suatu kegiatan atau pekerjan yang dihadapi dengan melakukan pengamatan sehingga memperoleh kebenaran data. Dalam hal ini peneliti terjun langsung ke lapangan di divisi hubungan masyarakat di PT Trisigma.

2. Wawancara mendalam, yaitu mengumpulkan sejumlah data secara rinci serta mendalam mengenai melihat strategi yang dilakukan para Public Relations di PT Trisigma untuk meningkatkan loyalitas para

(6)

pelanggannya. Selama penelitian berlangsung, penulis melakukan tanya jawab dengan informan dan merekam hasil wawancara dengan recorder. Creswell (2008:36) menjelaskan bahwa pedoman wawancara seperti tahapan berikut ini:

a. Identifikasi para partisipan berdasarkan prosedur informan yang dipilih sebelumnya

b. Tentukan jenis wawancara yang akan dilakukan dan informasi bermanfaat apa yang relevan dalam menjawab pertanyaan penelitian. c. Apakah wawancara individual atau kelompok terfokus, perlu

dipersiapkan alat perekam yang sesuai, misalnya tape recorder untuk kedua belah pihak baik pewawancara maupun partisipan. Tape recorder harus cukup sensitif merekam .

d. Alat perekam perlu dicek kondisinya, misalnya batereinya. Kaset perekam harus benar-benar kosong dan tepat pada pita hitam bila mulai merekam. Jika perekaman sudah dimulai, yakinkan tombol perekam sudah ditekan dengan benar.

e. Susun protokol wawancara, panjangnya kurang lebih empat sampai lima halaman dengan kira-kira lima pertanyaan terbuka dan sediakan ruang yang cukup di antara pertanyaan untuk mencatat respon terhadap komentar informan.

f. Tentukan tempat untuk melakukan wawancara. Jika mungkin ruangan cukup tenang, tidak ada distraksi dan nyaman bagi informan. Idealnya peneliti dan informan duduk berhadapan dengan perekam berada di antaranya, sehingga suara suara keduanya dapat terekam baik. Posisi

(7)

ini juga membuat peneliti mudah mencatat ungkapan non verbal informan, seperti tertawa, menepuk kening, dsb.

g. Ketika tiba di tempat wawancara, tetapkan inform consent pada calon informan.

h. Selama wawancara, cocokkan dengan pertanyaan, lengkapi pada waktu tersebut (jika memungkinkan), hargai informan dan selalu bersikap sopan santun. Pewawancara yang baik adalah yang lebih banyak mendengarkan daripada berbicara ketika wawancara sedang berlangsung.

Byrne (2003:58) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai informan.

3.6. Teknik Pengambilan Informan

Teknik pemilihan informan dengan cara Judgment Sampling (Purposive Sampling) yang memungkinkan peneliti menentukan sendiri siapa yang menurutnya paling mengerti dan menarik untuk dimintai keterangan. Informan diambil berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan, terlebih dahulu oleh peneliti yang mengambil informan yang sesuai dengan konteks penelitian.

3.7. Analisa Dan Penafsiran Data

Pendapat Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Salim (2006:19), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau

(8)

informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).

Sejumlah peneliti kualitatif berupaya mengumpulkan data selama mungkin dan bermaksud akan menganalisis setelah meninggalkan lapangan. Cara tersebut untuk peneliti kualiatatif salah, karena banyak situasi atau konteks yang tak terekam dan peneliti lupa penghayaatan situasinya, sehingga berbagai hal yang terkait dapat berubah menjadi fragmen-fragmen tak berarti. Sehingga pekerjaan pengumpulan data bagi peneliti kualitatif harus langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, mengklasifikasikan, mereduksi, dan menyajikan; yang selanjutnya

Analisis data kualitatif model Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Salim (2006:20-24) terdapat 3 tahap, antara lain:

1. Tahap Reduksi Data

Sejumlah langkah analisis selama pengumpulan data anttara lain:

Meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi penelitian. Pada langkah pertama ini termasuk pula memilih dan meringkas dokumen yang relevan.

a. Pengkodean. Pengkodean hendaknya memperhatikan setidak-tidaknya empat hal :

1) Digunakan simbul atau ringkasan.

2) Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu. 3) Kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu

4) Keseluruhannya dibangun dalam suatu sistem yang integratif. b. Dalam analisis selama pengumpulan data adalah pembuatan catatan

(9)

mengedit jawaban atau situasi sebagaimana adanya, faktual atau obyektif-deskriptif.

c. Membuat catatan reflektif. Menuliskan apa yang terangan dan terfikir oleh peneliti dalam sangkut paut dengan catatan obyektif tersebut diatas. Harus dipisahkan antara catatan obyektif dan catatan reflektif

Berdasarkan penjelasan di atas, seorang peneliti dituntut memiliki kemampuan berfikir sensitif dengan kecerdasan, keluasan serta kedalaman wawasan yang tertinggi. Berdasarkan kemampuan tersebut peneliti dapat melakukan aktivitas reduksi data secara mandiri untuk mendapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan penelitian. Bagi peneliti pemula, proses reduksi data dapat dilakukan dengan mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut diharapkan wawasan peneliti akan berkembang, data hasil reduksi lebih bermakna dalam menjawab pertanyaan penelitian.

2. Tahap Penyajian Data/ Analisis Data Setelah Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca. PendapatMiles dan Huberman yang dikutip oleh Salim (2006:27-30) memperkenalkan dua macam format, yaitu : diagram konteks (context chart) dan matriks.

(10)

Penelitian kualitatif biasanya difokuskan pada kata-kata, tindakan- tindakan orang yang terjadi pada konteks tertentu. Konteks tersebut dapat dilihat sebagai aspek relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai aspek relevan dari sistem sosial dimana seseorang berfungsi (ruang kelas, sekolah, departemen, keluarga, agen, masyarakat lokal), sebagai ilustrasi dapat dari Miles dan Huberman yang dikutip oleh Salim (2006:33) Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.

Selanjutnya disarankan dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif juga dapat berupa : bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), pictogram, dan sejenisnya. Kesimpulan yang dikemukakan ini masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.

(11)

3. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data

Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan panyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.

3.8. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlikan teknik pemeriksaan, pelaksanaan teknik pemeriksaan berdasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada 4 kriteria yang digunakan Moleong (2004:173), yaitu:

1. Credibility

Tujuannya adalah membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang ada dalam kenyataan dan sesuai dengan yang sebenarnya terjadi/ada. Kredibilitas digunakan untuk memenuhi kriteria bahwa data dan informasi yang dikumpulkan peneliti harus mengandung nilai kebenaran, baik bagi pembaca yang kritis maupun subyek yang diteliti.

(12)

2. Transferability

Transferabilitas berhubungan dengan pertanyaan sejauh mana hasil penelitian dapat digunakan pada situasi-situasi lain. Transferabilitas ini dapat dipenuhi dengan memberikan deskripsi secara rinci dan jelas mengenai hasil dan konteks penelitian. Apabila hal ini dapat dipenuhi, maka hasil penelitian dapat ditransfer ke dalam situasi-situasi yang lain. Agar tuntutan transferabilitas hasil penelitian ini dapat dipenuhi, maka peneliti berusaha mendeskripsikan data/informasi yang diperoleh dan konsteks penelitian secara rinci dan jelas.

3. Dependability

Dependabilitas mirip dengan reabilitas yang ada dalam penelitian kuantitatif, artinya konsistensi peneliti dalam proses pengumpulan data, interpretasi peneliti, dan analisis data. Dalam penelitian kualitatif ini, berarti instrumen utama penelitian adalah peneliti itu sendiri. Agar peneliti dapat memenuhi syarat reliabilitas, maka peneliti harus menyatukan dependabilitas dengan konfirmabilitas.

4. Confirmability

Standart konfirmabilitas ini lebih terfokus pada pemeriksaan kualitas dan kepastian hasil penelitian, benar atau tidak adanya data tersebut dilapangan. Bukti-bukti seperti kliping iklan baris di koran, print out iklan internet, tulisan, Company Profile, dan transkip wawancara dengan key informan dan informan. Semua itu dapat digunakan untuk mengujinya dang mengkonfirmasi.

(13)

Teknik pencapaian kredibilitas data dalam penelitian ada 4 teknik, yaitu: a. Persistent observation yaitu mengadakan observasi secara

tekun/cermat dan terus menerus, dengan maksud untuk mengamati dan lebih memahami fenomena dan peristiwa yang terjadi pada latar penelitian secara mendalam, sehingga ditemukan hal-hal yang relevan untuk kepentingan penelitian. Kegiatan ini peneliti lakukan di lokasi penelitian selama periode tertentu, dengan mangamati dan mewawancari beberapa pihak yang terkait dan juga menggali dokumen yang berhubungan dengan tema penelitian.

b. Triangulasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin keterpercayaan data yang diperoleh dalam penelitian, sehingga perlu dilakukan kontrol terhadap kesahihannya. Untuk menguji kesahihan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Triangulasi sumber, yaitu pengecekan data dengan membandingkan dan mengecek ulang data yang diperoleh dari informan dengan informan lainnya

c. Reviewing dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendiskusikan data yang diperoleh dalam penelitian dengan pihak-pihak yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan tema penelitian dan memahami pendekatan metode penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong (2004:176),

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa penerapan triangulasi, yang antara lain:

(14)

Adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui beberapa key informan, informan dan sumber yang berbeda. Hal itu dapat dicapai dengan cara, antara lain: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

2. Triangulasi metode

Adalah teknik membandingkan dan mengecek keabsahan data yang digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda dilakukan dengan cara, seperti:

Melakukan perbandingan antara hasil wawancara dengan key informan dan informan dengan hasil yang didapat peneliti selama berlangsungnya masa observasi (melakukan perbandingan antara hasil yang di dapat dari wawancara dengan hasil observasi)

3. Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan penelitian pengumpulan data dan analisis data yang lebih lengkap. Dengan demikian akan dapat memberikan hasil yang lebih komprehensif Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang televan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui suhu yang didapatkan dari hasil objek yang sama dan waktu yang sama, hasil di atas merupakan hasil dari dua alat ukur yang berbeda

Relevensi : Persamaan yang ada didalam penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang yaitu peneliti melakukan presentasi untuk memberikan pemahaman

After analyzing the data gathered during the observation and interview, the researcher discovered that several factors influenced the English teacher's decision to switch

"Conversation Analysis and Language Alternation", John Benjamins Publishing Company,

The procedures for this national collaborative research were (1) The researchers asked for permission from the university, faculty, department and then the coordinator

Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya

"How Far Have We Moved Toward the Integration of Theory and Practice in Self-Regulation?", Educational Psychology Review,

Karena pada kesempatan kali ini publik akan memberikan penilaian langsung terhadap partai-partai politik peserta pemilu yang mempunyai kepedulian terhadap perjuangan