• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variasi Penggunaan Thinner pada Campuran Cat terhadap Kualitas Hasil Pengecatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Variasi Penggunaan Thinner pada Campuran Cat terhadap Kualitas Hasil Pengecatan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

35

PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN THINNER PADA CAMPURAN CAT TERHADAP

KUALITAS HASIL PENGECATAN

Abdulloh Khasib

S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: abdullohkhasib93@gmail.com

Diah Wulandari

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: diahwulandari@unesa.ac.id

Abstrak

Thinner yang banyak digunakan pada bengkel pengecatan otomotif di bedakan menjadi 2 yaitu thinner NC atau DUCO (Nitrocellulose) dan thinner PU (Polyurethane).Semua jenis thinner sendiri dapat digunakan untuk melarutkan semua jenis cat. Meskipun cat tersebut memiliki kandungan yang berbeda dengan jenis thinner yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hasil pengecatan, dan berapa besar pengaruh penggunaan thinner Polyurethane (PU) dan Nitrocellulose (NC) terhadap kualitas hasil pengecatan.

Jenis penelitianyang digunakan adalah eksperimen. Dalam penelitiaan ini cat dan thinner yang di gunakan adalah jenis Polyurethane (PU) dan Nitrocellulose (NC). Dengan variasi campuran thinner Polyurethane (PU) dan Nitrocellulose (NC) pada cat Polyurethane (PU) dan Nitrocellulose (NC) masing-masing dengan perbandingan 1:1, 1:1.3, 1:1.5. Pengujian daya kilap hasil pengecatan mengunakan glossmeter. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pengunaan thinner Polyurethane (PU) pada cat Polyurethane (PU) pada perbandingan campuran 1:1,3 medapatkan hasil terbaik, serta mendapatkan kekilapan tertinggi sebesar 87.4 GU dibandingkan dengan kekilapan tertinggi pada beberapa campuran cat dengan thinner yang lain. Sedangkan pada thinner Nitrocellulose (NC) yaitu di campur dengan cat Nitrocellulose (NC) dengan perbandingan 1:1,5 mendapatkan kekilapan tertinggi yaitu 81.4 GU. peneliti menemui cacat berupa permukaan cat yang kasar yang diakibatkan oleh campuran yang kental sehingga akan menghasilkan tingkat kekilapan rendah. Dan cacat berupa lubang kecil (pinhole) terbentuk akibat sifat cat jenis NC yang cepat mengering dengan dicampur thinner jenis PU yang lebih lambat kering.

Kata kunci : Thinner, variasi campuran, glossmeter. Abstract

Many thinner that are used by the automotive paint, they are divided into two. Those are: Thinner NC or DUCO (Nitrocellulose) and Thinner PU (Polyurethane). Kinds of thinner can be used to soluble all kinds of paint. Although, those paint have different womb from other thinner. The aim of this research is to know the quality of painting result, and the effect of using the thinner Polyurethane (PU) and Nitrocellulose (NC) toward the quality of painting result.

Kind of this research is experiment. Meanwhile, Thinner NC or DUCO (Nitrocellulose) and Thinner PU (Polyurethane) are used in this research. By mixing the variant of thinner Polyurethane (PU) and Nitrocellulose (NC) in the paint of Polyurethane (PU) and Nitrocellulose (NC). The comparison in each the thinner and the paint encompass 1:1, 1:1.3, 1:1.5. Examination of the gloss of paint result uses glossmeter.

The result of this research can be found that the thinner of Polyurethane (Pu) in the paint of Polyurethane (Pu) by comparing the mixture 1:1,3 can get the best result. Moreover, it can get the highest gloss in the number of 87.4 GU. Meanwhile, the thinner of Nitrocellulose (NC) is mixed with the paint of Nitrocellulose (NC) by comparing 1:1,5 can get the highest gloss in the rate of 81.4 GU. This research finds Droplet like rough surface paint that caused by the thick mixture thus it will generate low gloss level. Then, Droplet is such as the pinhole formed, it is caused by the kind paint of NC which runs drying quickly, by mixed the thinner of PU which is later run drying.

Key words: Thinner, Mixing variant, glossmeter.

PENDAHULUAN

Pengecatan (paiting) adalah suatu proses aplikasi cat dalam betuk cair pada sebuah obyek, untuk membuat lapisan tipis yang kemudian untuk memuat lapisan yang keras atau lapisan cat (Sidik Argana. 2013). Adapun fungsi dari pengecatan sendiri adalah untuk member

lapisan pada suatu benda sehingga umur benda tersebut bias semakin lama.Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) serta melindungi (protective) suatu obyek pengecatan (Susyanto. 2009).

(2)

Cat akan mengalami kerusakan seperti warna cat yang pudar, tergores bahkan catnya terkelupas, hal ini bisa terjadi akibat benturan atau umur cat yang sudah tua. Bagian cat yang mengalami kerusakan sendiri bisa mengakibatkan berkurangnya nilai keindahan dan dan apabila yang dilapisi oleh cat adalah logam, korosi akan merusak logam karena rusaknya cat yang melapisi logam tersebut, oleh karena itu perbaikan pada cat juga perlu dilakukan. Perbaikan pada cat sendiri biasanya dilakukan dengan cara mengecat kembali bagian yang mengalami kerusakan saja atau mengecat ulang seluruh bagian yang dilapisi oleh cat.

Pengecatan ulang pada otomotif sendiri sering kita jumpai, berbagai macam alasan dilakukan pengecatan ulang pada kendaraan tersebut, seperti pemiliknya menginginkan warna lain pada kendaraan tersebut atau kendaraan yang catnya tergores, pudar bahkan terkelupas. Dengan melakukan pengecatan ulang ini pemilik berharap kendaraanya lebih bagus dari sebelumnya, untuk itu hasil pengecatan yang bagus merupakan harapan dari pemilik kendaraan.

Pelekatan cat kepermukaan dapat dilakukan dengan banyak cara, diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau dengan cara yang lain (Susyanto, 2009). Pelekatan cat dengan cara di semprotkan atau spray merupakan pelekatan cat yang paling banyak dijumpai di bengkel-bengkel pengecatan otomotif, selain itu pelekatan cat dengan cara disemprotkan lebih mudah dalam penyesuaian bidang yang akan dilakukan pengecatan, hasilnya juga bagus apabila dilakukan dengan benar.

Dalam memlakukan pengecatan dengan cara di semprotkan manual sendiri ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengecatan seperti, Sudut spray gun pada permukaan benda kerja, Jarak pengecatan, Over lapping dan kemampuan orang yang melakukan pengecatan. Selain hal-hal tersebut, ada hal lain yang juga sangat mempengaruhi hasil dalam pengecatan yaitu campuran cat dan thinner yang dipakai dalam proses pengecatan. Cat biasanya dilarutkan dengan thinner, agar mudah digunakan. Salah satu hal penting yang mempengaruhi kualitas hasil pengecatan adalah proses pencampuran cat dengan thinner yang dilakukan dengan angka perbandingan serta metode yang tepat (Nico Johansyah Habibie, 2014).

Thinner adalah larutan yang mengandung beberapa bahan pelarut, penambah kilap dan bahan penambah volume yang juga dapat berfungsi sebagai penguap agar cat cepat kering. Pemilihan kualitas thinner tak kalah penting karena terkadang perbandingan yang tertera pada kemasan tidak sesuai dengan hasil yang di inginkan dan beberapa thinner tidak memiliki zat pelarut yang di

butuhkan untuk melarutkan dari komposisi cat (Fachrudin Indra Permana, 2014).

Jenis thinner yang ada di pasaran sendiri dibagi beberapa jenis, berdasarkan dengan karakter thinner itu sendiri dapat digolongkan seperti Thinner Normal, thinner Slow dan Extra Slow. Sedangkan kalau dibedakan dari jenis kandungannya, thinner yang banyak digunakan pada bengkel pengecatan otomotif yaitu thinner NC atau DUCO (Nitrocellulose) dan thinner PU (Polyurethane). Merek thinner yang dijual di toko-toko pengecatan juga sangat banyak dengan jenis yang sama maupun berbeda, konsumen biasanya menginginkan jenis thinner yang bagus untuk aplikasi pengecatan tanpa memperhatikan jenis thinner dan cat yang akan digunakan, dari penggunaan jenis thinner yang bagus konsumen mengharapkan hasil pengecatan yang bagus.

Semua jenis thinner sendiri dapat digunakan untuk melarutkan semua jenis cat, meskipun cat tersebut memiliki kandungan yang berbeda dengan jenis thinner yang digunakan. Dan tidak menutup kemungkinan konsumen mencampur thinner yang berbeda jenis dengan cat yang digunakan dalam proses pengecatan untuk mengurangi biaya pengecatan ataupun untuk menghasilkan pengecatan yang lebih bagus.

Rancangan Penelitian

(3)

37 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi (mengurangi) atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Arikunto; 2006: 3).

Variabel Penelitian  Variabel Bebas

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013:61). Variable bebas dalam penelitian ini adalah 2 jenis thinner Polyurethane (PU) dan thinner Nitro cellulose (NC) yaitu thinner Blinken PU, Super ND.

 Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variables) yaitu faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kekilapan yang didapatkan.  Variabel kontrol

Variabel kontrol yaitu variabel yang diusahakan untuk dinetralisasi oleh peneliti. Variabel kontrol disebut juga sebagai pembanding hasil penelitian eksperimen yang dilakukan. Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu : - Semua peralatan pengecatan dalam kondisi standar - Jarak penyemprotan yakni kurang lebih 18 cm. - Sudut penyemprotan yang digunakan merupakan

sudut pengoperasian standar, kurang lebih 90º dari posisi bidang kerja.

- Tekanan angin penyemprotan standar 5-8 bar mengunakan kompresor otomatis.

- Pengecatan dan pengeringan dilakakan diruangan pada suhu udara normal kurang lebih 28ºC.

Obyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan objek lempengan plat besi dengan bidang datar tebal 1 mm lembar plat dengan ukuran 20X 30 cm, cat Polyurethane (Pu) dan cat Nitrocellulose (NC).

Instrumen dan Peralatan Penelitian

Instrumen penelitian diartikan ―suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati‖ (Sugiyono, 2010). Instrumen alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah

Glossmeter.

Pada pengujian yang akan dilakukan, penulis akan menggunakan Glossmeter untuk mengukur kekilapan hasil pengecatan.

 Gelas ukur.

Gelas ukur merupakan instrumen yang di gunakan untuk mengukur volume larutan yang digunakan sebagai acuan perbandingan campuran, gelas ukur memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari ukuran 10 ml hingga 2 liter. Pada penelitian ini, penulis menggunakan gelas ukur 50 ml, dan 100 ml.

 Mistar baja

Mistar baja untuk mengukur jarak penyemprotan spray gun dalam satuan Cm.

Peralatan penelitian Spray Gun

Spray gun adalah alat pengecatan yang menggunakan udara kompresor untuk mengaplikasi cat yang akan diatomisasikan pada permukaan benda kerja. Spray gun menggunakan udara bertekanan untuk

mengatomisasi/mengabutkan cat pada suatu permukaan. Spesifikasinya adalah:

Merek : Einhill

Tipe : F-100G

Kapasitas : 400 ml

Working Pressure : 50 – 80 Psi  Kompresor

Kompresor merupakan alat pensuplai udara pada proses pengecatan. Spesifikasinya adalah:

Merek : Multipro

Max. pressure : 8/116 bar/psi

Output : 1 Hp

Voltase : 220V/50

PROSEDUR PENGUJIAN

Pengecatan Plat

 Menyiapkan bahan yang dibutuhkan

 Menyiapkan plat besi dengan bidang datar ketebaln plat 1 mm dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 20cm.  Menyiapkan permukaan plat yang akan di cat,seperti

mengamplas permukaan plat dengan kertas gosok nomor grit 700 dan membersihkan minyak dari permukaan plat mengunakan air dan sabun.

 Memastikan bahwa peralatan yang dibutuhkan sudah lengkap.

 Mempersiapkan kompresor, dengan cara membuang kandungan air pada kompresor.

 Menggunakan perlengkapan pengaman yang dibutuhkan seperti masker dll.

 Melakukan pemasangan selang pensuplai angin kompresor ke spray gun.

(4)

 Melakukan pengisian kompresor dengan penuh yakni sebesar 8 bar, membuka penuh aliran udara dari kompresor ke spray gun .kompresor akan menyala otomatis pada tekanan 5 bar dan mati secara otomatis pada tekanan 8 bar.

 Membersihkan saluran spray gun dengan menggunakan thinner dengan cara mengisi fluid cup dengan thinner dan menyemprotkannya. Hal ini bertujuan untuk membersikan saluran spray gun dari kotoran.

 Mempersiapkan bahan pengujian berupa campuran Epoxy dengan thinner dengan perbandingan 1:1.5.  Mengaplikasikan epoksi dan mengeringkannya pada

suhu udara normal 28°C kurang lebih 1 jam.

 Mengamplas permukaaan plat yang sudah dilapisi epoxy dengan amplas grit 1000 dan membasuhya dengan air.

 Mempersiapkan bahan pengujian berupa campuran cat dengan thinner pada variable 1:1, 1:1.3, 1:1.5 yang akan di lakukan pengecatan.

 Melakukan pengisian fluid cup dengan campuran cat dengan thinner pada variabel tertentu yang sudah ditentukan.

 Memposisikan jarak spray gun mengunakan alat bantu dengan bidang penyemprotan yakni kurang lebih 18 cm.

 Melakukan penyemprotan cat pada plat.

 Melakukan proses pengeringan dengan suhu ruangan normal yakni 28°C kurang lebih 2 kali 24 jam, atau sampai cat kering sempurna.

Pengujian daya kilap hasil pengecatan  Hidupkan alat pengujinya (Glossmeter ).

 Kalibrasi Gloss meter dengan sudut pencahayaan gloss meter 60°.

 Kemudian letakan s Glossmeter pada plat yang akan dilakukan pengukuran kekilapannya.

 Baca data dan tulis yang muncul di alat (berapa angka kekilapan (GlossUnit) pada setiap titik yang dilakukan pengukuran.

 Pada setiap plat dibagi menjadi 3 bagian pengukuran agar pengukuran kekilapan dapat di ukur secara merata. Teknik Analisis data

Analisa data dilakukan dengan metode deskripsi, yaitu dengan mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai realita yang diperoleh selama pengujian. Data hasil penelitian yang diperoleh dimasukkan dalam tabel dan ditampilkan dalam bentuk grafik.Selanjutnya dideskripsikan dengan kalimat sederhana sehingga mudah dipahami untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diteliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Agar pengukuran daya kilap hasil pengecatan mendapatkan hasil yang valid maka pengujian daya kilap dilakaukan dengan alat uji kekilapan yaitu Glossmeter. Setiap plat dibagi menjadi tiga bagian pengukuran sesuai dengan luas bidang yang akan di uji dengan penampang holder pada glossmeter.

Hasil Pengukuran Kekilapan Campuran Cat Penta NC Dengan Thinner Super ND Mengunakan Glossmeter

Gambar 2 Diagram kekilapan campuran cat penta NC dengan Thinner Super ND

Berdasarkan gambar diagram diatas, maka nilai kekilapan campuran cat penta NC dengan thinner super ND pada perbandingan 1:1 sebesar 66.4 GU 1:1.3 sebesar 79.6 GU 1:1.5 sebesar 81.7 yang dinyatakan dalam satuan GlossUnit (GU). Dari hasil ini nilai kekilapan tertinggi yang dihasilkan pda campuran Cat Penta NC dengan Thinner Super ND didapatkan pada perbandingan 1:1.5 dengan nilai rata-rata 81.7 GU.

Hasil Pengukuran Kekilapan Campuran Cat Penta NC Dengan Thinner Blinken PU Mengunakan Glossmeter 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1:1 1:1,3 1:1,5 66.4 79.6 81.7 Nila i Da y a K ila p ( G U) Perbandingan Campuran

Cat Penta NC Dengan Thinner Super ND

(5)

39 Gambar 3 Diagram kekilapan campuran cat penta NC

dengan Thinner Blinken PU

Berdasarkan gambar diagram diatas, maka nilai kekilapan campuran Cat penta NC dengan Thinner Blinken PU pada perbandingan 1:1 sebesar 69.4 GU 1:1.3 sebesar 76.6 GU 1:1.5 sebesar 63.6 yang dinyatakan dalam satuan GlossUnit (GU). Dari hasil ini nilai kekilapan tertinggi yang dihasilkan pda campuran Cat Penta NC dengan Thinner Blinken PU didapatkan pada perbandingan 1:1.3 dengan nilai rata-rata 76.6 GU. Hasil Pengukuran Kekilapan Campuran Cat Penta NC Dengan Thinner Blinken PU Mengunakan Glossmeter

Gambar 4 Diagram kekilapan campuran cat Blinken PU dengan Thinner Blinken PU

Berdasarkan gambar diagram diatas, maka nilai kekilapan campuran Cat Blinken PU dengan Thinner Blinken PU pada perbandingan 1:1 sebesar 76.8 GU, 1:1.3 sebesar 87.4 GU, 1:1.5 sebesar 70.5 GU, yang dinyatakan dalam satuan GlossUnit (GU). Dari hasil ini nilai kekilapan tertinggi yang dihasilkan pda campuran Cat Penta NC dengan Thinner Blinken PU didapatkan pada perbandingan 1:1.3 dengan nilai rata-rata 87.4 GU. Hasil Pengukuran Kekilapan Campuran Cat Penta NC Dengan Thinner Blinken PU Mengunakan Glossmeter

Gambar 5 Diagram kekilapan campuran cat Blinken PU dengan Thinner Blinken PU

Berdasarkan gambar diagram diatas, maka nilai kekilapan campuran Cat Blinken PU dengan Thinner super ND pada perbandingan 1:1 sebesar 71.4 GU, 1:1.3 sebesar 80.2 GU, 1:1.5 sebesar 74.2 GU, yang dinyatakan dalam satuan GlossUnit (GU). Dari hasil ini nilai kekilapan tertinggi yang dihasilkan pda campuran Cat Penta NC dengan Thinner Blinken PU didapatkan pada perbandingan 1:1.3 dengan nilai rata-rata 80.2 GU. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1:1 1:1,3 1:1,5 69.4 76.6 63.6 Nila i Da y a K ila p ( G U) Perbandingan Campuran Cat Penta NC Dengan Thinner Blinken

PU

Cat Penta NC:Thinner Blinken PU

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1:1 1:1,3 1:1,5 76.8 87.4 70.5 Nila i Da y a K ila p ( G U) Perbandingan Campuran Cat Blinken PU Dengan Thinner Blinken

PU

Cat Blinken PU:Thinner Blinken PU

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1:1 1:1,3 1:1,5 71.4 80.2 74.2 Nila i Da y a K ila p ( G U) Perbandingan Campuran Cat Blinken PU Dengan Thinner

SuperND

(6)

Gambar 6 Diagram kekilapan campuran cat dengan Thinner yang di experimenkan

Dilihat dari tabel di atas campuran cat penta NC dengan thinner super ND memiliki daya kilap tertinggi yatu 81.7 GU pada perbandingan campuran 1:1.5. campuran cat penta ND dengan thinner blinken PU memiliki daya kilap tertinggi yaitu 76.6 GU pada perbandingan campuran 1:1.3, cat blinken PU dengan thinner blinken PU memiliki daya kilap tertinggi yaitu 87.4 GU pada perbandingan campuran 1:1.3, campuran cat blinken PU dengan thinner super ND memiliki daya kilap tertinggi yaitu 80.2 GU pada perbandingan 1:1.3.

Dari hasil penelitian dan pengujian yang sudah dilakukan oleh peneliti di peroleh hasil bahwa pengunaan thinner jenis NC lebih baik digunakan untuk campuran cat jenis NC dengan perbandingan campuran 1:1.5 hal ini dapat dilihat pada gambar 4.9 dimana pengunaan thinner jenis NC yaitu thinner super ND mendapatkan nilai kekilapan tertinggi pada perbandingan campuran 1:1.5 sebesar 81.7 GU bila digunakan untuk campuran cat jenis NC yaitu penta NC. Sedangkan pengunaan thinner jenis PU lebih baik digunakan untuk campuran cat jenis PU dengan perbandingan campuran 1:1.3 hal ini juga dapat dilihat pada gambar 4.9 dimana pengunaan thinner jenis PU yaitu thinner blinken PU mendapatkan nilai kekilapan tertinggi pada perbandingan campuran 1:1.3 sebesar 87.4 GU bila digunakan untuk campuran cat jenis PU yaitu blinken PU.

Pembahasan

Setelah dilakukanya tahap penelitian dan pengujian didapatkan beberapa perbedaan kekilapan dari variabel

yang di experimenkan, perbandingan campuran yang berbeda juga mengakibatkan tingkat kekentalan pada setiap campuran cat dan thinner yang di experimenkan tidak sama, hal ini mengakibatka ada perbandingan campuran cat dengan thinner mengalami Droplet. Droplet yang ditemukan adalah permukaan cat pada plat terlihat kasar pada hasil pengecatan campuran cat jenis NC dengan thinner jenis NC pada perbandingan 1:1 , yang disebabkan oleh campuran cat dengan thinner terlalu kental sehingga tingkat kekilapan pada campuran ini kurang baik dibandingkan hasil pengecatan pada perbandingan campuran 1:1.3 dan 1:1.5.

Gambar 4.10 Permukaan cat pada plat terlihat kasar Hal ini di buktikan dari penelitian yang sudah dilakukan, yang dapat dilihat pada tabel 4.2 dimana campuran cat Jenis NC dengan thinner jenis NC pada perbandingan 1:1 menghasilkan kekilapan terendah yaitu 66.4 GU dibandingkan dengan perbandingan 1:1.3 sebesar 79.6 GU selain itu nilai kekilapan tertinggi mengunakan thinner jenis NC juga didapatkan pada campuran thinner jenis NC yang dicampur cat jenis NC, hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti dengan melihat tabel 4.9 dengan perbandingan 1:1.5 yang mendapatkan kekilapan sebesar 81.7 GU. Pada campuran cat dan thinner jenis ini perbandingan thinner semakin banyak maka semakin baik pula kekilapan yang dihasilkan, seperti yang ada pada gambar diagram 4.9 pada perbandingan 1:1 daya kilap pada campuran ini rendah, semakin naik perbandingan campuran yakni 1:1.3 semakin naik pula kekilapan yang dihasilkan. Begitu pula pada perbandingan 1:1.5 pada campuran ini mendapatkan kekilapan terbaik, Fachrudin Indra Permana, 2014. ―bahwa perbandingan thinner yang semakin banyak dapat meningkatkan hasil kekilapan.‖ Yang berbanding lurus dengan campuran yang mengandung jenis NC kekilapan tertinggi didapatkan pada perbandingan 1:1.5 sedangkan pada campuran jenis PU cenderung kekilapanya menurun 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1:1 1:1,3 1:1,5 66.4 79.6 81.7 69.4 76.6 63.6 76.8 87.4 70.5 71.4 80.2 74.2 Nila i Da y a K ila p ( G U) Perbandingan Campuran Cat Penta NC:Thinner Super ND Cat Penta NC:Thinner Blinken PU Cat Blinken PU:Thinner Blinken PU Cat Blinken PU:Thinner Super ND

(7)

41 pada perbandingan 1:1.5 dan memiliki kekilapan terbaik pada perbandingan 1:1.3.

Pada campuran cat jenis NC dengan thinner Jenis PU pada perbandingan campuran 1:1 campuran ini mendapatkan kekilapan 69.4 GU lebih tinngi dari campuran cat jenis NC dengan thinner Jenis NC yang mendapatkan kekilapan 66.4 GU dengan perbandingan campuran yang sama. Kekilapan tertinggi pada campuran jenis ini sebesar 76.6 GU didapatkan pada perbandingan 1:1.3 dimana angka kekilapan ini masih rendah dibandingkan dengan kekilapan tertinggi yang didapatkan pada campuran jenis cat dengan thinner yang lain. Selain itu pada perbandingan campuran 1:1.5 campuran cat jenis NC dengan thinner jenis PU mendapatkan kekilapan terendah dibandingkan dengan kekilapan hasil semua campuran yang di experimenkan yaitu 63.6 GU, pada perbandingan ini juga terjadi Droplet berupa lubang kecil (pinhole) atau yang biasa disebut kerak kulit Droplet ini terbentuk akibat sifat cat jenis NC yang cepat mengering dengan dicampur thinner jenis PU yang lebih lambat kering, dimana permukaan cat mengering keras sebelum solvent di dalam cat menguap, maka solvent yang terperangkap didalam lapisan cat dipaksa untuk menguap dan meletup melalui permukaan cat yang sudah kering sehingga meningalkan bekas berupa lubang kecil. Hal ini di buktikan dari penelitian yang sudah dilakukan, yang dapat dilihat pada tabel 4.3.

Campuran cat jenis PU dengan thinner jenis PU pada perbandingan 1:1.3 mendapatkan campuran dengan kekentalan yang pas, sehingga pada campuran ini mendapatkan hasil pengecatan yang baik dan tidak terjadi Droplet. serta mendapatkan kekilapan tertinggi sebesar 87.4 GU dibandingkan dengan kekilapan tertinggi pada beberapa campuran cat dengan thinner yang lain, dan lebih baik dari campuran jenis cat dengan thinner yang sama pada perbandingan yang lain. Pada perbandingan 1:1 yang mendapat kekilapan 76.8 GU dan pada perbandingan 1:1.5 yang mendapatkan kekilapan terendah pada campuran cat jenis PU dan thinner jenis PU yang medapatkan kekilapan 70.5 GU.

Sedangkan pada campuran cat blinken PU dengan thinner super ND pada perbandingan 1:1 campuran ini mendapatkan kekilapan 71.4 GU, pada perbandingan 1:1.5 mendapatkan kekilapan 74.2 GU sedangkan kekilapan tertinggi pada campuran jenis ini didapatkan pada perbandingan 1:1.3 yang mendapatkan kekilapan 80.2 GU.

PENUTUP Simpulan

Menurut rancangan, hasil penelitian, analisa, dan pembahasan yang telah dilakukan tentang Pengaruh Variasi Penggunaan Thinner Pada Campuran Cat

Terhadap Kualitas Hasil Pengecatan, maka kesimpulan yang dapat ditulis oleh peneliti adalah sebagai berikut : Pengunaan thinner jenis PU yaitu thinner blinken PU

pada cat jenis PU yaitu cat blinken PU dengan perbandingan campuran 1:1.3 mendapatkan campuran dengan kekentalan yang pas, sehingga pada campuran ini mendapatkan hasil pengecatan yang baik dan tidak terjadi Droplet. Serta mendapatkan kekilapan tertinggi sebesar 87.4 GU dibandingkan dengan kekilapan tertinggi pada beberapa campuran cat dengan thinner yang lain, dan lebih baik dari campuran jenis cat dengan thinner yang sama pada perbandingan yang lain.

 Penggunaan thinner jenis NC yaitu thinner super ND pada cat jenis NC yaitu cat penta NC dengan perbandingan campuran 1:1.5 menghasilkan nilai kekilapan tertinggi yaitu 81.4 GU. Dengan perbandingan campuran yang pas, maka didapatkan hasil pengecatan yang baik serta tidak terjadi Droplet seperti permukaan plat pengecatan yang terlihat kasar.

Saran

Dari serangkaian kegiatan penelitian dan pengambilan simpulan yang telah dilakukan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

 Dalam proses pengecatan sebaiknya memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.

 Untuk penelitian selanjutnya, apabila merujuk pada penelitian ini, hendaknya menambah variabel perbandingan campuran cat dengan thinner.

 Penelitian ini mengunakan Pengeringan dengan suhu udara normal sehingga diharapkan ada peneliti lanjutan yang mengunakan teknik oven untuk pengeringanya. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Asadi, Aji Detar. 2010. Proses Pelapisan Cat Pada

Rangka Mesin Pencetak Mie. Laporan Proyek Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Argana, Sidik. 2013. Teknik Perbaikan Bodi Otomotif Edisi Pertama 2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan.

Adityasurya, Kefas. Studi Perbedaan Aplikasi Variasi Waktu Pengecatan Antar Layer Pada Pengecatan Chemical Tanker Calafuria

Departemen Pekerjaan Umum. 1989, Tata Cara Pengecatan Logam. Bandung : Yayasan Lembaga

(8)

Penyelikan Masalah Bangunan Jalan Tamansari No. 84 Bandung

Gunadi. 2008. Teknik Bodi Otomotif Jilid 3. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Habibie, Nico Johansyah. 2014. pengaruh perbandingan campuran cat dengan thinner terhadap kualitas hasil pengecatan. Ejournal Unesa. JTM, Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 97-104

Irawan, Dian Arif. 2016.Pengaruh Jarak Penyemprotan Spray Gun Dan Campuran Cat Dengan Thinner Terhadap Kualiitas Hasil Pengecatan. Skripsi 2016

Kir Haryana. (1997). Teknik Pengecatan. Yogyakarta: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Pratama, Fachrudin Indra. 2014. Pengruh Kualitas Thiner Terhadap Keoptimalan Hasil Pengecatan. Ejournal Unesa. JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 53 – 61

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S.

Sofyan, Herminanto. (tth). Teori Pengecatan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Team-B&P

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Susyanto, Heri. 2009. Kontrol Kualitas Produksi Cat. (Online).

(http://www.oocities.org/heri_susyanto/KontrolKu alitasCat.htm, diakses 8 januari 2016).

Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2004. Mempersiapkan Permukaan Untuk Pengecatan Ulang. Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tim. (1995). Step 1 Pedoman Pelatihan Pngecatan.

Jakarta: PT Toyota.

Putramataram. 2010. Produk Putramataram Coating International. Buletin Putramataram CI — Volume 3 30 Desember 2010

Wijaya, Yudhar Sensigus Rahmad. 2014. Pengaruh Jarak Penyemprotan Spray Gun Terhadap Keoptimalan Hasil Pengecatan. Ejournal Unesa. Jtm. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 88-95

Gambar

Gambar 1. Rancangan Penelitian
Gambar 2 Diagram kekilapan campuran cat penta NC  dengan Thinner Super ND
Gambar 4 Diagram kekilapan campuran cat Blinken PU  dengan Thinner Blinken PU
Gambar 6 Diagram kekilapan campuran cat dengan  Thinner yang di experimenkan

Referensi

Dokumen terkait

Adanya revitaslisasi kawasan lindung sempadan sungai sebagai kawasan ruang terbuka hijau publik di Kecamatan Tegalrejo diharapkan dapat menjadi salah satu tujaun

Hal ini menjadi penting dilakukan sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT)

Penelitian ini mengkaji performa produktivitas yaitu rataan bobot telur, indeks telur, produksi telur (hen-day production), fertilitas, daya tetas, mortalitas embrio,

Lingkungan pengendapan batuan sedimen pembawa batubara dan lapisan batubara di Lajur Barat dan Tengah termasuk ke dalam fasies wet forest swamp ( backmangrove sampai rawa air

Adapun cara yang dilakukan dalam menghitung hari tersebut adalah dengan cara menghitung dari tanggal satu (1) hari pertama awal bulan Hijriyah, dihitung dari empat

Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif ini dapat dimanfaatkan oleh institusi pendidikan kedokteran, kementerian dibidang kesehatan,

Fatty acid dan gliserin adalah bahan kimia nabati berbasis minyak kelapa sawit yang merupakan produk turunan dari pengolahan minyak kelapa sawit yang juga

Bila seberkas cahaya mengenai bidang batas antara dua medium transparan maka pada Bila seberkas cahaya mengenai bidang batas antara dua medium transparan maka