• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Perda Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-alun Sukoharjo Tahun 2017)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Perda Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-alun Sukoharjo Tahun 2017)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PERDA KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-alun Sukoharjo

Tahun 2017)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata I pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh:

GALIH PRASETYO AJIE A 220 130 038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama : Galih Prasetyo Ajie NIM : A220130038

Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Judul Artikel Publikasi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa naskah publikasi yang saya serahkan ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti naskah publikasi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta, 27 Maret 2018 Yang membuat pernyataan,

Galih Prasetyo Ajie NIM. A220130038 : Implementasi Perda Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Alun-Alun Sukoharjo Tahun 2017).

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI PERDA KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-alun Sukoharjo

Tahun 2017)

Oleh:

GALIH PRASETYO AJIE A220130038

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertanggungjawabkan di

hadapan tim penguji skripsi

Surakarta, Dosen Pembimbing

Dra. Sundari, SH, M.Hum NIK. 151

(4)
(5)

1

IMPLEMENTASI PERDA KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-alun Sukoharjo

Tahun 2017) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengukur implementasi peraturan daerah kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 dalam pembinaan pedagang kaki lim adi kawasan alun-alun Sukoharjo, dengan berbagai macam kendala yang dihadapi dan solusi yang harus dilakukan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dengan triangulasi sumber dan teknik. Analisis data menerapkan model interaktif melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menilai tingkat implementasi perda dalam pembinaan pedagang kaki lima dapat diukur dengan indikator ijin dari pemerintah, pedagang kaki lima hanya diperbolehkan mempunyai satu ijin lokasi, dan sosialisasi pada pedagang kaki lima. Kendala yang dialami yaitu seringnya pedagang kaki lima melanggar peraturan. Solusi yang dilakukan oleh Satpol PP untuk mengatasi kendala tersebut dengan cara mengadakan sosialisasi dan penyuluhan bagi pedagang kaki lima terkait dengan pemahaman peraturan daerah tentang pembinaan pedagang kaki lima, diberikannya sosialisasi pada pedagang kaki lima.

Kata kunci: Perda, Pembinaan, Pedagang Kaki Lima. Abstract

This study aims to describe and measure the implementation of local regulation Sukoharjo Number 1 Year 2007 in the guidance of merchants lim adi Sukoharjo square area, with various constraints faced and solutions that must be done. The research used qualitative approach, collecting data with source triangulation and technique. Data analysis applies interactive models through data collection, data reduction, presentation and conclusion. The results showed that to assess the level of implementation of local regulations in the development of street vendors can be measured by indicators of government permits, street vendors are only allowed to have one location permit, and socialization on street vendors. Obstacles experienced by the frequent street vendors break the rules. The solution made by Satpol PP to overcome these obstacles by way of socializing and counseling for street vendors related to the understanding of local regulations on fostering street vendors, giving socialization to street vendors.

Keywords: Perda, Guidance, Street Traders.

1. PENDAHULUAN

Pedagang kaki lima merupakan aset yang saat ini di Indonesia menjadi salah satu yang menjadi perhatian pemerintah terkait dengan penataan sesuai dengan peraturan daerah. Menurut Ananta (2005:19), “pedagang kaki lima adalah

(6)

2

orang-orang golongan ekonomi lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari, yang modalnya relatif sangat kecil, modal sendiri atau modal dari orang lain”. Banyak sekali muncul pedagang kaki lima terutama di kota besar dikarenakan menjadi salah satu solusi mudah untuk menghasilkan uang. Menjamurnya pedagang kaki lima tersebut mengakibatkan carut marutnya penataan kota karena mereka (para pedagang kaki lima) tidak lagi memperhatikan faktor efisiensi dan faktor keindahan kota, karena mereka mementingkan bagaimana mendapatkan uang dengan cepat. Selain itu permasalahan dari daerah yang terkadang juga kurang memperhatikan mereka sehingga kurangnya tempat bagi pedagang kaki lima untuk berjualan.

Permasalahan penertiban pedagang kaki lima di atas merupakan permasalahan klasik yang sering terjadi di kota-kota besar dan belum bisa ditemukan ujung pangkal permasalahan sesungguhnya. Hal ini akan terus berlanjut bila pemerintah terutama pemerintah daerah tidak segera menindak lanjutinya. Bentuk tindak lanjut dari pemerintah daerah adalah dengan adanya kebijakan penataan pedagang kaki lima. Walaupun kenyataannya di lapangan kebijakan tersebut belum tentu efektif, tetapi paling tidak pedagang mengerti dan pemerintah akan lebih leluasa melakukan penindakan keras terhadap pedagang yang nakal. Menurut Mathis (2002:112), pembinaan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.

Demikian halnya dengan yang terjadi di Sukoharjo, banyak sekali para pedagang kaki lima yang memposisikan mereka untuk berdagang di trotoar alun-alun Satya Negara Sukoharjo. Untuk saat ini memang tidak ada tindakan serius dari pemerintah Sukoharjo atas Pedagang Kaki Lima di Sukoharjo. Secara visual tampak bahwa alun-alun Sukoharjo menjadi tempat tujuan wisata kuliner karena adanya para pedagang kaki lima, tetapi juga tampak bahwa penataan alun-alun menjadi sedikit carut marut karena pedagang kaki lima terutama tempat parkir bagi para pelanggan dari PKL tersebut. Kemacetan akan sering terjadi ketika malam hari dan hari-hari libur. Dampak lainnya adalah sampah hasil dari limbah PKL juga terkadang tidak dibersihkan sehingga menggangu keindahan

(7)

3

alun-alun. Indikator dalam pembinaan pedagang kaki lima dapat diukur dengan indikator sebagai berikut. Pertama, pedagang kaki lima harus mempunyai izin dari pemerintah setempat. Kedua, setiap PKL hanya memiliki satu izin lokasi. Ketiga, pedagang kaki lima selalu diberi sosialisasi terkait dengan peraturan pedagang kaki lima.

Berdasarkan latar belakang dan pemaparan singkat kajian teori di atas, maka didapat tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk Mendiskripsikan Implementasi Perda Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-Alun Sukoharjo Tahun 2017.

2) Untuk Mendiskripsikan Kendala yang Terjadi Saat Pelaksanaan Implementasi Perda Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-Alun Sukoharjo Tahun 2017.

3) Untuk Mendiskripsikan Solusi dalam Mengatasi Kendala yang Terjadi Saat Pelaksanaan Implementasi Perda Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 Tentang dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-Alun Sukoharjo Tahun 2017?

2. METODE

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian naturalistik atau kualitatif, dikarenakan analisis data dari penelitian ini berbentuk kata, kalimat, dan skema. Subjek dari penelitian ini pedagang kaki lima di kawasan alun-alun Sukoharjo, dengan narasumber ketua paguyuban PKL kawasan alun-alun Sukoharjo, kepala satuan polisi pamong praja kabupaten Sukoharjo, dan pedagang kaki lima.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2012: 224). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berdasarkan teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi atau resmi, gambar, foto, dan sebagainya (Moleong, 2007: 247). Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif, dimulai dari pengumpulan

(8)

4

data terkait dengan pembinaan pedagang kaki lima, kemudian reduksi data dengan cara memilih data sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, lalu sajian data terkait dengan menyajikan data mengenai pelaksanaan, kendala, solusi yang tepat dalam pembinaan pedagang kaki lima di kawasan alun-alun Sukoharjo, hingga sampai pada penarikan kesimpulan. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan jenis triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pembinaan pedagang kaki lima di kawasan alun-alun Sukoharjo secara fakta sudah baik dan berjalan sesuai dengan Perda yang berlaku di kabupaten Sukharjo yaitu Perda Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima. Pembinaan pedagang kaki lima tersebut diukur berdasarkan tiga indikator yang telah dipaparkan pada kajian teori. Ketiga indikator tersebut, pertama, pedagang kaki lima harus mempunyai izin dari pemerintah setempat, kedua, setiap PKL hanya memiliki satu izin lokasi, ketiga, pedagang kaki lima selalu diberi sosialisasi terkait dengan peraturan pedagang kaki lima.

Karakteristik para pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Sukoharjo selalu memanfaatkan tempat-tempat yang senantiasa dipandang profit misalkan pusat kota, alun-alun, tempat keramaian hingga tempat-tempat yang nilai berpotensi untuk menjadi objek wisata. Mereka hanya berfikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk mencari nafkah tanpa mempedulikan hal-hal lain. Dibalik kehadiran para pedagang kaki lima tersebut ternyata dapat memberikan manfaat yang positif dan manfaat yang kurang menguntungkan. Manfaat yang positif mungkin dirasakan oleh masyarakat kelas ekonomi rendah karena mereka dapat memperoleh barang dengan harga yang terjangkau.

Pemberdayaan pedagang kaki lima di Alun-alun Sukoharjo sangat di pengaruhi dengan kemampuan dan kekuatan para pedagang itu sendiri. Seperti dijelaskan dalam hasil penelitian bahwa dalam proses pemberdayaan pedagang kaki lima di Alun-alun Sukoharjo para pedagang sendiri sudah dikatakan cukup dalam kemampuan berdagang dan kekuatan dalam menjangkau sumber produktif yang dimungkinkan dapat meningkatkan pendapatannya. Pembinaan tersebut

(9)

5

belum berjalan maksimal dikarenakan dalam pelaksanaan pembinaan pedagang kaki lima di kawasan alun-alun Sukoharjo masih ditemui beberapa kendala, salah satunya adalah kurangnya pemahaman pedagang kaki lima terhadap Perda yang berlaku bagi pedagang kaki lima di kawasan alun-alun Sukoharjo.

Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian terdahulu seperti dengan penelitian Evita (2013) yang berjudul “Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima”. Hasil penelitiannya adalah implementasi kebijakan penataan pedagang kaki lima pada Batu Tourism Center merupakan unsuccessful

implementation (implementasi yang tidak berhasil). Hal ini disebabkan karena

beberapa permasalahan dan kendala sehingga sebagian besar pedagang kaki lima memilih kembali berjualan di sepanjang jalan dan meninggalkan BTC. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada subjeknya yaitu pada implementasi kebijakan PKL di kota batu, sedangkan penelitian ini adalah implementasi kebijakan PKL di Alun-alun Sukoharjo.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi Mustikaningati (2008) menujukkan bahwa (1) pemerintah merumuskan Peraturan Daerah kota Malang No 1 tahun 2000 tentang pengaturan dan pembinaan PKL, serta Keputusan Walikota Malang No 580 tahun 2000 dan Peraturan Walikota Malang No 10 tahun 2005 tentang penetapan lokasi usaha PKL di kota Malang dimana dibagi wilayah yang diperuntukkan PKL dan wilayah yang tidak diperuntukkan PKL (2) selanjutnya pemerintah megimplementasikan kebijakan dengan aktor kebijakan yaitu Dinas Pasar dan SATPOL PP, dalam implementasi kebijakan melalui beberapa tahap yaitu sosialisasi, dan kemudian penertiban di lapangan dengan memberikan tempat relokasi baru bagi PKL. Dalam implementasi kebijakan pemerintah kota Malang No 1 tahun 2000 tentang pengaturan dan pembinaan PKL telah mendapatkan hasil,

PKL telah ditata dan diatur didalam lokasi yang telah ditetapkan dalam kebijakan, pemerintah juga telah berhasil menjadikan kawasan PKL sebagai kawasan wisata yaitu kawasan wisata Pulosari dan kawasan wisata Simpang Balapan. (3) faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan implementasi terdiri dari faktor internal dan eksternal, faktor internal adalah faktor sulitnya menentukan

(10)

6

lokasi untuk PKL yang tidak lagi menganggu kepentingan umum dan kurang tersedianya dana dari pemerintah untuk pembangunan tempat relokasi bagi PKL sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari PKL sendiri yang sulit untuk pindah ke tempat relokasi baru sehingga masih ada PKL yang menempati wilayah lokasi-lokasi yang dilarang untuk melakukan kegiatan perdagangan. Hasil penelitian ini mendudukung penelitian yang peneliti lakukan, yaitu implementasi Peraturan Daerah tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima yang telah terlaksana walaupun belum optimal dikarenakan beberapa kendala.

Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Implementasi Perda Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Alun-Alun Sukoharjo Tahun 2017 adalah kurangnya pemahaman pedagang kaki lima sehingga sulit untuk di kondisikan. Ada juga kendala yang mempengaruhi proses pemberdayaan pedagang kaki lima ini adalah kurangnya lokasi untuk dapat membantu para pedagang kaki lima di Alun-alun Sukoharjo sehingga keberdaan PKL yang mengganggu ketertiban dan kebersihan kota sulit untuk dikondisikan.

Solusi untuk mengatasi kendala kurangnya pemahaman pedagang kaki lima sulit untuk di kondisikan dan kurangnya lokasi untuk dapat membantu para pedagang kaki lima di Alun-alun Sukoharjo sehingga keberadaan PKL yang mengganggu ketertiban dan kebersihan kota sulit untuk dikondisikan adalah melalui ketegasan yang dilakukan oleh Satpol PP Kabupaten Sukoharjo. Satpol PP ini menindak PKL yang tidak tertib dengan cara penggusuran.

4. PENUTUP

Penelitian ini dimaksudkan untuk memaparkan dan menyajikan data yang berhubungan dengan Implementasi Perda Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima di kawasan alun-alun Sukoharjo. Data yang sudah terkumpul dianalisis agar mendapat gambaran yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian dalam penulisan artikel publikasi ilmiah ini. Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dijabarkan, kesimpulannya adalah

(11)

7

secara prosedural implementasi perda nomor 1 tahun 2007 tentang pembinaan pedagang kaki lima di kawasan alun-alun Sukoharjo sudah berjalan baik.

Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Implementasi Perda Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Alun-Alun Sukoharjo Tahun 2017 adalah kurangnya pemahaman pedagang kaki lima sehingga sulit untuk di kondisikan. Ada juga kendala yang mempengaruhi proses pemberdayaan pedagang kaki lima ini adalah kurangnya lokasi untuk dapat membantu para pedagang kaki lima di Alun-alun Sukoharjo sehingga keberdaan PKL yang mengganggu ketertiban dan kebersihan kota sulit untuk dikondisikan. Solusi untuk mengatasi kendala kurangnya pemahaman pedagang kaki lima sehingga sulit untuk di kondisikan dan kurangnya lokasi untuk dapat membantu para pedagang kaki lima di Alun-alun Sukoharjo sehingga keberadaan PKL yang mengganggu ketertiban dan kebersihan kota sulit untuk dikondisikan adalah melalui ketegasan yang dilakukan oleh Satpol PP Kabupaten Sukoharjo. Satpol PP akan menindak PKL yang tidak tertib dengan cara penggusuran.

DAFTAR PUSTAKA

Ananta, Aris. 2005. Berdagang sebagai Profesi. Jakarta: Pradnya Paramita

Evita, Eka. 2013. “Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima (Studi

Kasus pada Batu Tourism Center di Kota Batu). Fakultas Ilmu

Administrasi. Universitas Brawijaya. Malang

Mathis, dan Jackson. 2002. Manajeman Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Yogyakarta: Salemba Empat

Moeleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Remaja Rosdakarya

Mustikaningati, Dewi. 2008. “Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Malang

dalam menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Malang. Fakultas

Ilmu Sosial. Universitas Malang

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga jika harga minyak dunia naik, harga emas pun juga naik yang mengakibatkan harga dan nilai pasar saham di sektor pertambangan naik dan hal tersebut akan

Karena dengan metode analisis isi ini, penulis dapat mengetahui secara sistematis isi gambaran komunikasi ( describing communication content ) oleh majalah Gatra, selain itu

Bank syariah dan nasabah dapat menentukan bagi hasilnya untuk masing- masing pihak berdasarkan persentase pendapatan atau keuntungan bersih dari proyek atau usaha

Aplikasi ini juga dibuat untuk memudahkan dalam proses komunikasi dengan konsumen karena di dalamnya terdapat halaman hubungi kami untuk menghubungi kami secara on line.Dan aplikasi

Tittle : Sleep Quality and Sleep Distrubances Factors of Patients with Hypertension at the Work Area of Teladan Medan Community Health Center.. Name : Dwi Putriana Lubis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

karena itu, diperlukan sebuah sistem baru dengan tingkat ketelitian yang melebihi sistem yang ada sekarang ini, yang bisa menawarkan kemudahan dan keakuratan dalam pendataanya

Hal ini diperlihatkan dari nilai rugi transmisi (TL) adalah berkisar antara 10 - 50 dB sedangkan untuk bahan dasar beton adalah berkisar 22 – 49 dB akan tetapi koefisien serap α