• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BIOGRAFI PENGARANG DAN SINOPSIS. Adeline Virginia Woolf adalah nama lengkapnya. Dia adalah sastrawan terkemuka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II BIOGRAFI PENGARANG DAN SINOPSIS. Adeline Virginia Woolf adalah nama lengkapnya. Dia adalah sastrawan terkemuka"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

BIOGRAFI PENGARANG DAN SINOPSIS

A. Biografi Pengarang dan Sinopsis Novel MD 1. Biografi Virginia Woolf

Adeline Virginia Woolf adalah nama lengkapnya. Dia adalah sastrawan terkemuka Inggris (25 Januari 1882 - 28 Maret 1941), yang terkenal karena sejumlah karya eksperimental, terutama novel, cerita pendek, dan esai kritik. Karya tulis lainnya pun sangat subur, mulai dari kumpulan surat, catatan harian, biografi, juga esai-esai tentang dukungannya terhadap hak asasi perempuan.

Dua karya pertamanya, The Voyage Out (1915) dan Night and Day (1919) bersifat masih belum lepas dari bentuk novel tradisional. Hingga kemudian dalam kumpulan sketsanya, Monday or Tuesday (1921), dia mulai menemukan gaya yang stabil dan asli. Kemudian gaya barunya dalam penulisan dituangkan dalam buku lain, seperti Jacob’s Room (1922), Mrs. Dalloway (1925). Sedangkan puncak karya avant-garde-nya tertuang dalam novel To the Lighthouse (1927) dan The Waves (1931). Karya Virginia yang lain adalah (2) seri esai The Common Reader (1925; edisi kedua, 1932); biografi fantastik dan menggairahkan terinspirasi oleh Vita Sackville-West, Orlando (1928); (2) teks feminis, A Room of One’s Own (1929) dan Three Guineas (1938); biografi imajinatif tentang anjing Spaniel milik Elizabeth Barreth Browning, Flush (1933); dan kumpulan cerita pendek, A Haunted House (1943).

Virginia lahir di London dari pasangan Leslie dan Julia Stephen. Ayahnya adalah kritikus, cendekia, penulis biografi, dan ahli filsafat. Dibesarkan dalam keluarga yang bergaul luas dengan intelektual dan tokoh penting zaman Victoria -terutama kaum

(2)

cendekiawannya- dia banyak belajar dari perpustakaan ayahnya yang luar biasa. Setelah ayahnya meninggal pada 1904, dia tinggal bersama kakak perempuan dan dua saudara laki-lakinya di kota Bloomsbury. Di sanalah terbentuk kelompok Bloomsbury, terdiri dari kaum cendekiawan cukup berpengaruh. Kelompok ini terbentuk sebagai bentuk pembebasan tingkah laku seksual dari penilaian etis dan moral. Dari sinilah muncul gejala safisme. Gejala safisme (lesbi) pun tercermin di dalam karyanya Orlando yang disebutnya sebagai Vita’s monument. Vita adalah teman perempuannya yang diyakini mempunyai relasi safisme dengan Virginia. Kemudian, pada tahun 1912 Virginia menikah dengan Leonard Woolf, seorang jurnalis, esais, dan pemikir politik. Bersama suaminya, dia mendirikan Hogarth Press, yang banyak menerbitkan karya penting puisi T.S.Elliot dan novel-novel karya Virginia sendiri.

Virginia Woolf hidup di kalangan sastrawan dan seniman, sehingga memungkinkannya menciptakan karya avant-garde di zamannya dengan teknik penceritaan yang dikenal dengan istilah stream of consciousness (arus kesadaran) atau dialog batin, yang pertama kali diperkenalkan oleh Willian James.

Ada hal unik dalam diri Virginia, yakni kegelisahan. Faktor inilah yang menjadi pemicu lahirnya karya-karya eksperimental yang mendobrak nilai-nilai yang telah mapan, baik yang bersifat normatif maupun non-normatif. Memang benar kegelisahan yang ditanggungnya telah melahirkan interpretasi baru terhadap segala hal, termasuk terhadap dunia kepenulisan, terutama tulisan fiksi yang telah lama digelutinya; namun sayangnya dengan kegelisahan itu pula, dia akhirnya mengakhiri hidupnya di Sungai Oase dengan jalan menenggelamkan diri.

(3)

2. Sinopsis Novel MD

Novel MD merupakan salah satu karya Virginia yang berusaha untuk merebut hak asasi yang didominasi oleh kaum lelaki, terutama tentang ketidakbahagiaan dalam perkawinan. Virginia mengungkapkan bahwa ikatan dalam perkawinan membuat perempuan harus kehilangan ruang untuk dirinya sendiri. Selain itu, dalam novel ini banyak sekali karakter Virginia yang direfleksikan ke dalam karakter tokoh utama perempuan, yakni Clarissa Dalloway.

Berawal dari usia remajanya, Clarissa pernah menjalin kasih dengan Peter Walsh, seorang lelaki yang suka berpenampilan casual, hidup sederhana, dan mudah tertarik pada lawan jenis. Peter adalah sosok lelaki yang benar-benar paham akan karakter Clarissa seutuhnya. Walaupun demikian, pada akhirnya Clarissa memutuskan untuk memilih hidup bersama Richard Dalloway karena dia adalah seorang lelaki terhormat. Menurut Clarissa, materi dan kehidupan adalah segala-galanya, sebagai penentu kebahagiaan setiap manusia.

Pada usia remajanya tersebut, Clarissa juga pernah memiliki hubungan dengan seorang perempuan bernama Sally Seton. Clarissa sangat mengaguminya karena Sally memiliki rupa yang sangat menawan dan kepribadian yang dimilikinya berbeda jauh dengan perempuan-perempuan Inggris kebanyakan. Yang membuat Clarissa semakin tertarik adalah sikap Sally yang suka membuatnya comfort ketika berada di sisinya. Sally senantiasa melindunginya. Clarissa merasa perasaannya dengan Sally selalu menyatu. Bahkan, mereka juga memiliki pemikiran yang sama, yakni menganggap pernikahan

(4)

adalah sebuah malapetaka bagi kaum perempuan. Dari sinilah, awal mereka berkeinginan untuk membuat suatu lembaga yang bertujuan untuk meruntuhkan sistem patriarki.

Pernikahan laksana penjara, mungkin benar adanya. Setelah menikah dengan Richard, Clarissa merasa dirinya bukanlah Clarissa yang dulu suka hidup bebas. Dalam pernikahan harus ada izin, sehingga jika Clarissa ingin melakukan sesuatu, dia harus mendapat izin terlebih dahulu dari suaminya. Hampir setiap hari dia berada di rumah, sementara suaminya selalu sibuk di komite. Suaminya adalah lelaki yang suka berpolitik. Oleh karena itu, kondisi yang demikian membuat suaminya jarang sekali di rumah. Apalagi, Richard adalah salah satu orang kepercayaan Lady Bruton, perempuan nomor satu di negrinya. Sayangnya, kemampuan yang dimiliki oleh suaminya itu berbanding terbalik dengan dirinya. Dirinya hanyalah seorang perempuan desa dengan pengetahuan yang terbatas. Namun demikian, walaupun Clarissa hanya memiliki sedikit pengetahuan, tetapi dia pandai mengambil hati orang. Hal ini terwujud tatkala dia mengadakan pesta di rumahnya. Dalam pesta tersebut, para tamu yang hadir adalah sebagian besar berasal dari upper class. Melalui pesta tersebut, Clarissa ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah pusat pesta dan hal itu berarti menunjukkan adanya kekuasaan yang dimiliki olehnya.

Dari pernikahannya, Clarissa dan suaminya memperoleh keturunan seorang anak perempuan bernama Elizabeth. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik dan menawan. Sayangnya, dia adalah sosok gadis kesepian. Dia jarang sekali bergaul dan mengenal dunia luar. Bahkan, hubungan antara Clarissa dan putrinya itu pun nampak kurang akrab. Hal tersebut dikarenakan Clarissa menginginkan adanya pembagian peran yang sama antara dirinya dan suaminya terhadap pengasuhan putrinya. Bahkan, Clarissa beranggapan bahwa dirinya masih tetap perawan walaupun dirinya telah melahirkan

(5)

seorang anak perempuan. Pada akhirnya, ketidakdekatan Clarissa terhadap putrinya tersebut membuat putrinya lebih dekat dengan pembantunya yang bernama Miss Kilman.

Clarissa adalah seorang snobisme. Dia senang sekali berkumpul dengan para bangsawan, orang-orang penting atau para tokoh terkenal lainnya. Padahal, dirinya bukan berasal dari kalangan bangsawan, akan tetapi dia senang sekali menarik simpati mereka. Dia selalu berusaha bersikap ramah terhadap para tamu yang datang ke pestanya. Semua itu dilakukannya supaya pujian-pujian datang kepadanya. Dengan demikian, jiwa snobisme ini adalah sama persis dengan Virginia Woolf yang senantiasa tertarik dengan gelar dan kemuliaan bangsawan.

Namun sayangnya, sikap Clarissa tersebut sangat bertolak belakang dengan sikapnya terhadap low class. Hal ini dilakukannya karena dirinya merasa terlahir sebagai lady, sehingga sulit baginya untuk merasa dekat dengan golongan tersebut. Sikap ini nampak pada sikapnya terhadap Miss Kilman, salah seorang pembantu di rumahnya. Clarissa sangat membenci perempuan itu. Perempuan yang selalu berpakaian kumal dan bahkan rambutnya pun jarang disisir. Apalagi, perempuan tersebut adalah penganut kristus. Jelas hal tersebut membuat Clarissa semakin membencinya karena Clarissa adalah seorang atheis. Menurutnya, Tuhan itu tidak ada dan banyak orang yang menjadi bodoh karena kemabukan agama. Selain itu, terdapat satu perbedaan lagi di antara keduanya. Miss Kilman adalah sosok perempuan pekerja keras, bahkan dia dapat dikatakan sebagai perempuan yang mendapat predikat karena berhasil mendapat tempat di dunia. Kelebihannya adalah memiliki pengetahuan tentang sejarah modern. Jelas hal tersebut adalah satu kelebihan yang tidak pernah ada dalam diri Clarissa. Clarissa adalah

(6)

istri yang dimanjakan oleh suami. Apapun keinginannya selalu dipenuhi oleh suaminya.Dia juga tidak perlu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhannya

B. Biografi Pengarang dan Sinopsis Novel AAC 1. Biografi Habiburrahman El Shirazy

Habiburrahman El Shirazy lahir di Semarang pada tanggal 30 September 1976. Dalam kesehariannya dia biasa disapa dengan panggilan Kang Abik. Dia memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantern Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 dia merantau ke Kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu, dia melanjutkan ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadits, Universitas Al-Azhar, Cairo dan selesai pada tahun 1999. Kang Abik juga telah merampungkan postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Cairo yang didirikan oleh Imam al-Baiquri (2001).

Beberapa karyanya, baik yang sudah maupun akan terbit, antara lain: Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Di Atas Sajadah Cinta (Basmala, 2005), Ketika Cinta Bertasbih (Republika dan Basmala, 2007), Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.

Selain itu, Kang Abik juga telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarai pementasannya di Cairo, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa

(7)

Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya yang berjudul Membaca Insaniyyah al Islam telah terkodifikasi dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok kajian MISYKATI Cairo, 1998). Dia pernah memiliki kesempatan menjadi Ketua Tim Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi negeri Seribu menara NAFAS PERADABAN (diterbitkan oleh ICMI Orsat cairo, 2000). Adapun beberapa karya terjemahannya, meliputi Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah Ilallah (Era Internedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya termuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dll. Beberapa tulisannya pernah menghiasi Republika, Annida, Jurnal Sastra dan Budaya Kinanah, dan lain-lain.

Pada pertengahan Oktober 2002, Kang Abik pulang ke Indonesia, saat itu juga, dia langsung diminta oleh Pusat pengembangan Mutu Pendidikan (P2MP) Jakarta untuk ikut mentashih Kamus Populer Arab-Indonesia yang disusun oleh KMNU Mesir dan diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta pada bulan Juni 2003. selain itu, dia juga diminta menjadi kontributor penyusunan Ensiklopedi Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan Pemikirannya, (terdiri atas (3) jilid dan diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta, 2003). Mengikuti panggilan jiwa, antara tahun 2003 hingga 2004, Kang Abik memilih mendedikasikan ilmunya di MAN I Yogyakarta. Selanjutnya, sejak tahun 2004 hingga 2006, Kang Abik tercatat sebagai dosen di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan Islam Abu Bakar Ash Shiddiq UMS Surakarta.

Selain menjadi dosen di UMS Surakarta, kini Kang Abik sepenuhnya mendedikasikan dirinya di dunia dakwah dan pendidikan lewat karya-karyanya, lewat pesantren Karya dan Wirausaha BASMALA INDONESIA.

(8)

Semasa SLTA Kang Abik pernah menulis naskah teatrikal puisi berjudul Dzikir Dajjal sekaligus menyutradarai pementasannya bersama Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta (1994). Dia juga pernah meraih juara II lomba menulis artikel se-MAN I Surakarta (1994), pemenang I dalam lomba baca puisi relijius tingkat SLTA se-Jateng (diadakan oleh panitia Book Fair’94 dan ICMI Orwil Jateng di Semarang, 1994), pemenang I lomba pidato tingkat remaja se-eks Karesidenan surakarta (diadakan oleh Jamaah Masjid nurul Huda, UNS Surakarta, 1994), pemenang I lomba pidato bahasa Arab se-jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS surakarta pada tahun 1994, peraih juara I lomba baca puisi bahasa Arab tingkat Nasional yang diadakan IMABA UGM Yogyakarta (1994), dan masih banyak lagi prestasi Kang Abik yang lain.

(El Shirazy, 2004: 407-410)

2. Sinopsis Novel AAC

Aisha lahir di Jerman pada tahun 1981. Ayahnya bernama Rudolf Greimas Omar, seorang konglomerat pemilik swalayan di beberapa kota besar di Jerman; ibunya bernama Alia Ali Faroughi, seorang aktivis muslimah yang sukses di bidang kedokteran dan anak pengusaha kaya dari Turki. Pada tahun 1995 ibu Aisha meninggal karena kecelakaan, sehingga hal tersebut membuat kondisi ayah Aisha yang seorang muallaf menjadi down. Rudolf begitu mencintai istrinya. Apapun dia lakukan untuk membantu istrinya dalam berdakwah karena istrinya adalah seorang wanita yang setia dan mampu membagi waktunya dengan baik, yakni antara dakwah, pekerjaan, dan rumah. Namun

(9)

setelah istrinya meninggal, kehidupannya menjadi berubah. Keimanannya menjadi labil. Ditambah lagi, penolakan bibi Aisha, Sarah yang kebetulan wajahnya mirip dengan ibu Aisha, tidak mau menikah dengan dirinya. Akhirnya Rudolf mengalami kekecewaan yang luar biasa hingga dia kembali lagi seperti dulu, yakni berganti-ganti pasangan hidup dan keimanannya terhadap Islam pun sudah tidak dapat diselamatkan lagi.

Aisha tetap berbakti kepada orang tuanya walaupun ayahnya sudah tidak lagi seiman dengannya. Dia melakukan semuanya itu karena Islam mengajarkan demikian. Menginjak dewasa, Aisha tampil menjadi sosok muslimah sejati. Ketika bepergian atau bertemu dengan lelaki yang bukan mahram-nya, dia senantiasa mengenakan busana muslimah sebagaimana yang telah diperintahkan oleh syariat, yakni mengenakan jilbab (baju kurung), khimar (kerudung), dan bahkan cadar yang sebenarnya hukumnya mubah. Aisha selalu berusaha agar semua sikap dan pola fikirnya tetap berada pada koridor Islam. Begitu pula dalam membina hubungan dengan lawan jenis. Tidak ada kata pacaran dalam kamusnya. Hal tersebut dicontohkannya tatkala dia ber-ta’aruf dengan Fahri, pria asal Indonesia yang sedang melanjutkan study S2 di Universitas Al-Azhar, Cairo. Keluarga bibinya ikut mendampinginya saat dia bertemu dengan Fahri guna membahas masalah pernikahan.

Setelah menikah, Aisha dan suaminya tinggal di apartemen peninggalan ibunya. Keduanya terlihat sangat bahagia karena setelah menikah suka-duka selalu ditanggung bersama. Aisha selalu taat pada perintah suaminya. Dia yakin bahwa suaminya adalah orang yang sholeh, sehingga apa-apa yang diamanahkan oleh suaminya pasti bertujuan untuk kebaikan dirinya. Itulah wujud hubungan suci yang diridhloi Allah SWT, bukan cinta karena nafsu semata.

(10)

Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, keduanya pernah mengalami berbagai rintangan, dari yang paling ringan hingga yang tersulit. Rintangan tersulit terjadi tatkala suami Aisha dituduh menghamili seorang gadis Mesir bernama Noura. Akibat dakwaan tersebut, suaminya harus mendekam di penjara dan mengalami berbagai macam siksaan. Namun, yang haq akan tetap haq dan yang batil pun akan nampak kebatilannya. Fahri akhirnya dibebaskan dari segala macam tuduhan karena faktanya dia tidak pernah melakukan perbuatan asusila itu. Aisha memang adalah wanita yang mulia. Demi kebebasan suaminya dan kesembuhan Maria, seorang wanita Kristen Koptik yang pada saat itu mengalami koma karena beban cintanya kepada suaminya, Aisha rela berbagi suami dengan Maria. Maria adalah seorang perempuan yang baik. Bahkan, dia pun pandai menghafal beberapa surat dari Al-Qur’an, seperti Maryam, Al-Maidah, dan Thaaha. Subhanallah, menjelang ajalnya, Maria akhirnya berislam.

Dengan sesamanya, Aisha selalu bersikap baik tanpa pernah memandang apakah orang itu miskin ataukah kaya; muslim ataukah non muslim. Yang menakjubkan adalah pertemanannya dengan seorang wanita nasrani bernama Alicia telah mampu mengantarkan wanita tersebut untuk mengenal Islam lebih jauh dan dengan sendirinya wanita itu pun masuk Islam.

Itulah gambaran perwujudan pengimplementasian nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan Aisha, meliputi pribadi maupun sosialnya. Baginya, ketaatan kepada Allah SWT adalah yang nomor satu karena pada hakikatnya tujuan akhir yang hendak dia capai adalah ridhlo dari Sang Pencipta.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui biofisik tanah yaitu kandungan C-organik, pH tanah, Kalium serta Fosfor yang ada di tanah tembakau, jenis makro dan

Pembahasan yang dilakukan sebelumnya secara umum menunjukkan bahwa pengembangan perbankan syariah di Indonesia telah didukung oleh pranata hukum yang memadai baik dari aspek

Keselarasan dan keragaman keruangan permukiman menjadi keunikan tersendiri dalam permukiman Desa Wia-wia yang dimana deretan sanggah masyarakat desa mengikuti jalan

Piper sarmentosum Roxb. ex Hunter merupakan salah satu spesies tumbuhan dari famili Piperaceae yang selama ini dikenal sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam

Penilaian terhadap ingatan jangka panjang, pendek, dan segera juga baik, terbukti dengan pasien masih dapat bercerita tentang sekolahnya sejak SD dan SMP,

LAMPIRAN Ill PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 57 /PB/2010 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR DAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN

Megah Bangun Baja Semesta Jakarta dapat dilihat dari hasil kerja yang dihasilkan sudah efektif, pekerjaan yang dihasilkan sudah sesuai dengan target yang ditetapkan

sudah mulai menerapkan sistem pembayaran yang menggunakan dompet elektronik atau e-money, sehingga pembayaran tidak hanya dilakukan dengan menggunakan uang tunai