• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KUALITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN MANDIRI UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA MENGGUNAKAN LIBQUAL+ OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KUALITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN MANDIRI UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA MENGGUNAKAN LIBQUAL+ OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KUALITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN MANDIRI UNIVERSITAS AL

AZHAR INDONESIA MENGGUNAKAN LIBQUAL+® OLEH MAHASISWA

UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA

Ridwan Hanif, Laksmi

Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16425, Indonesia

ridwan.hanif@ui.ac.id

Abstrak

Skripsi ini membahas evaluasi kualitas layanan Perpustakaan Mandiri Universitas Al Azhar Indonesia menggunakan instrumentasi LibQUAL+® oleh mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey dan observasi. Instrumentasi LibQUAL+® mengukur kualitas layanan perpustakaan berdasarkan tiga dimensi, yaitu: affect of service, information control dan library as place. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistika deskriptif dengan menghitung skor layanan yang diterima, skor harapan minimum dan harapan yang diinginkan oleh pengguna. Dari hasil ketiga skor tersebut dilakukan penghitungan gap score yang terdiri dari adequacy gap dan superiority gap. Hasil penelitian menyatakan bahwa 94 responden menilai ketiga dimensi kualitas layanan Perpustakaan Mandiri UAI berada pada wilayah zone of tolerance, yaitu kondisi dimana nilai layanan yang diterima mampu memenuhi nilai harapan minimum, namun masih belum dapat memenuhi harapan yang diinginkan oleh pengguna.

Kata Kunci :

kualitas layanan perpustakaan, LibQual+®, Perpustakaan Mandiri Universitas Al Azhar Indonesia

Abstract

This thesis discusses the service quality evaluation of Mandiri Library at Al Azhar Indonesia University by using LibQual+®. This research is a quantitative research that uses survey and observation methods. The LibQual+® instrumentation is used to measure the service quality of LibQual+® library based on three dimensions: affect of service, information control, and library as place. The data analyses in this research use descriptive statistics to calculate the received service score, minimum expectation score, and users' desired expectation score. Based on the result of those three scores, the researcher counts the gap scores which consist of adequacy gap and superiority gap. This research finding states that 94 respondent’s rate the three dimensions of service quality of Mandiri Library at Al Azhar Indonesia University are on the zone of tolerance, a condition where the value of received service is able to meet the minimum expectation value, but still does not meet the users’ expectation.

Key words :

library service quality, LibQUAL+®, Mandiri Library Al Azhar Indonesia University

Pendahuluan

Persaingan yang semakin ketat menuntut mahasiswa memiliki kompetensi

tinggi dan selalu terdepan dalam

memperoleh informasi. Sebagai Universitas

berskala nasional yang menyandang nama besar Al Azhar Kairo, Mesir. Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) memiliki beban

untuk mengedepankan kualitas dan

(2)

fasilitas perpustakaan dengan kualitas layanan yang baik untuk mahasiswa UAI dalam menyediakan akses informasi.

Latar Belakang

Kualitas layanan dapat dikenali oleh pengguna perpustakaan dalam arti kecepatan dan ketepatan layanan atau rendahnya

tingkat kesalahan layanan. Kualitas

merupakan kesesuaian antara layanan yang diberikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan (S. Jurow dan S.B Barnard, 1993). Jadi dapat disimpulkan bahwa perceived pengguna tentang baik dan buruknya perpustakaan sangat menentukan pengukuran kualitas layanan perpustakaan.

Sedangkan dari sisi perpustakaan sendiri kualitas layanan ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna sesuai

dengan harapan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa layanan yang berkualitas ialah ketika layanan yang diberikan sesuai atau melebihi harapan pengguna secara berkelanjutan.

Sebagai unit pendukung perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi harus memiliki kualitas layanan yang baik kepada pengguna. Sistem pelayanan yang diterapkan dan kualitas layanan yang disajikan harus memberikan kemudahan dan ketertarikan

pengunjung dalam memanfaatkan

perpustakaan. Baik dari fasilitas,

perlengkapan gedung, koleksi bahan pustaka

dan layanan antar muka petugas

perpustakaan dan pengunjung secara

langsung maupun tidak langsung

memberikan penilaian kualitas layanan dalam menilai layanan sebuah perpustakaan. Untuk melakukan evaluasi terhadap kualitas layanan dibutuhkan sebuah metode yang sudah terpercaya di dunia penelitian akademik.

LibQual+® (Library Quality)

merupakan metode yang dapat mengukur apakah kualitas layanan perpustakaan

perguruan tinggi sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh mahasiswa. LibQual+® Dirancang oleh Association Research

Library (ARL) yang bekerja sama dengan

Texas A&M University.

LibQual+®sebenarnya merupakan

pengembangan dari ServQual™ (Service

Quality) yang dirancang oleh Zeithaml,

Parassuraman dan Berry yang mengukur kualitas layanan secara umum, namun

LibQual+® dibuat spesifik untuk perpustakaan. LibQual+® memiliki metode yang menyatakan bahwa kualitas layanan adalah kesenjangan (gap) antara harapan

(desired) dan skor layanan yang dirasakan

pengguna (perceived).

Harapan adalah tingkat layanan yang dibutuhkan pengguna dan perceived adalah tingkat layanan yang diterima oleh pengguna. Kesenjangan itulah yang disebut dengan kualitas layanan perpustakaan. Jika skor perceived lebih tinggi dari harapan, maka kualitas layanan tergolong baik dan jika sebaliknya maka kualitas layanan masih dianggap belum baik oleh pengguna perpustakaan perguruan tinggi yang target utamanya adalah mahasiswa. Perpustakaan Mandiri UAI sebagai unit pelaksana teknis penyedia informasi bagi mahasiswa UAI memiliki tuntutan tinggi untuk memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa.

Universitas Al Azhar Indonesia memiliki 6 fakultas yang terdiri dari 16 jurusan dengan program ilmu yang beragam. Untuk menunjang seluruh kebutuhan informasi mahasiswa, tentunya Perpustakaan Mandiri UAI dituntut untuk memberikan kualitas layanan yang baik bagi mahasiswa. Semenjak Perpustakaan Mandiri UAI didirikan hingga saat ini belum pernah ada penelitian yang membahas evaluasi kualitas layanan perpustakaan. Dengan adanya

evaluasi terhadap kualitas layanan

(3)

menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan Perpustakaan Mandiri UAI.

Adapun penelitian terdahulu yang mengukur kualitas layanan ditulis oleh Isye Siti Aisyah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Kualitas Layanan Perpustakaan Universitas Indonesia Dalam Dimensi

ServQual™” dan tesis berjudul “Kualitas

Layanan Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Menurut Pegawai Berdasarkan Metode LibQual+™” karya Dewi Fitirani (2012). Kedua penelitian tersebut digunakan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian. Namun pada penelitian ini menggunakan

LibQual+® yang lebih mutakhir

dibandingkan LibQual+™.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas layanan Perpustakaan Mandiri Universitas Al Azhar

Indonesia jika dinilai menggunakan

LibQual+® oleh mahasiswa Universitas Al

Azhar Indonesia?

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas layanan di Perpustakaan Mandiri Universitas Al Azhar Indonesia kepada penggunanya berdasarkan 3 dimensi LibQual+®, yaitu:

1. Affect of service (pengaruh dari layanan) 2. Information control (kontrol informasi) 3. Library as place (perpustakaan sebagai

tempat)

Tinjauan Literatur

Pengertian Kualitas Layanan

Barnard (1993) Dalam perpustakaan, kualitas dapat dikenali oleh pengguna perpustakaan dalam arti kecepatan dan ketepatan layanan atau rendahnya tingkat kesalahan layan. Kualitas merupakan kesesuaian antara layanan yang diberikan

dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi pengguna tentang baik dan buruknya

perpustakaan sangat menentukan

pengukuran kualitas layanan perpustakaan.

Pengukuran Kualitas Layanan

Untuk penilaian kualitas layanan terdapat dua istilah menurut Zeithmal dan Bitner (2006) yaitu keunggulan layanan (service superiority) dan kecukupan layanan (service adequacy). Jika kualitas layanan berhasil memenuhi atau melebihi dari

keinginan (perceived) pengguna

perpustakaan, itulah keunggulan layanan. Sedangkan kecukupan layanan merupakan level kualitas layanan yang hanya sekedar berhasil memenuhi kelayakan layanan (adequate service).

Nagata (2004 : 54) menyatakan dalam menilai baik buruknya kualitas layanan perpustakaan hanya pengguna yang

dapat menilainya, karena pengguna

merupakan suara yang paling kritis. Kualitas layanan diukur menggunakan analisis kesenjangan (gap analysis) yang terjadi di antara harapan pengguna dengan layanan yang diberikan. ServQual yang dibuat oleh

Parasuraman, Zeithaml dan Berry

memberikan alat diagnotis yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan.

LibQual+®

Kini semakin berkembanganya ilmu pengetahuan. ServQual dianggap tidak begitu relevan dalam ilmu perpustakaan. Karena masih terdapat kekurangan dalam dan intstrumentasi yang terlalu luas. Oleh Karenna itu ARL (Association Research

Library) dan Texas A&M University

(TAMU) mencoba menguji kembali

instrument ServQual secara kualitatif dengan rangkaian wawancara kepada pengguna perpustakaan di tahun 1999. Hasil dari

penelitian ini menghasilkan metode

(4)

yang dinamakan dengan LibQual yang hingga hari ini menjadi dikenal dengan

LibQual+®.

LibQual+® adalah metode yang digunakan perpustakaan untuk meminta, melacak, memahami dan bertindak seperti layaknya pengguna perpustakaan akan sebuah kualitas layanan. Dibandingkan

dengan ServQual, LibQual+® digunakan

untuk pengukuran tingkat layanan yang lebih spesifik untuk perpustakaan Dibandingkan

dengan ServQual. LibQual+® memiliki

dimensi pengukuran yang lebih tepat yaitu

Affect of Service, Information Control dan Library as Place.

Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dalam perpustakaan perguruan tinggi terdapat berbagai jenis layanan, di antaranya layanan peminjaman buku atau sirkulasi, layanan rujukan, jasa kesiagaan informasi, pendidikan pengguna dan layanan silang layan.

Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Lasa (2009) mengatakan bahwa

koleksi perpustakaan adalah semua

informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Menurut Sutarno (2006) yang berkenaan dengan program atau materi mata kuliah, disiplin ilmu, dan materi pendukung bagi jurusan, program studi, fakultas, dan unversitas.

Petugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Petugas perpustakaan turut andil

dalam memberikan kualitas layanan

perpustakaan yang baik. Sutarno (2006) mengemukakan bahwa tenaga perpustakaan adalah semua orang yang berada dan bekerja di perpustakaan, baik sebagai pemimpin,

staf, maupun pelaksana teknis operasional. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan

bahwa petugas perpustakaan adalah

seseorang yang bekerja di perpustakaan dan mengerjakan kegiatan kepustakawanan.

Pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi

Handayani (2004) mengemukakan bahwa pengguna perpustakaan adalah orang atau individu yang masuk ke perpustakaan yang membutuhkan pelayanan perhatian dan perlakuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Sedangkan pada UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 1 ayat 9 dikatakan bahwa pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan jenis

penelitian deskriptif survei. Populasi

penelitian adalah mahasiswa UAI yang menjadi anggota perpustakaan aktif dengan jumlah 1.718 mahasiswa. Penyebaran

kuesioner dilakukan dengan metode

accidental sampling di Perpustakaan Mandiri UAI.

Partisipan Penelitian

Karena jumlah anggota perpustakaan yang terlampau banyak sehingga tidak

memungkinkan untuk mengambil

keseluruhan populasi. Untuk itu digunakan sampling dalam melakukan penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar 10%, sehingga sampel yang diambil adalah sebesar 94 orang.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

(5)

Kuesioner memiliki 21 butir pertanyaan tertutup yang didasarkan pada tiga dimensi

kualitas layanan LibQual+®. Dalam

penelitian ini pengukuran kualitas layanan dalam angket penelitian mencakup dua penilaian, yaitu:

1. Desired, yaitu tingkat layanan yang

diharapkan

2. Perceieved, yaitu tingkat layanan

yang diterima

Skala penilaian dimulai dari angka terendah yaitu 1 hingga nilai tertinggi 9. Selain kedua penilaian, kolom N/A (not applicable) juga disediakan dalam kuesioner jika responden menggangap pertanyaan tidak sesuai dengan persepsi dirinya atau responden tidak dapat menilai jawab yang cocok dengan dirinya.

Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini

menggunakan metode statistika deskriptif. Dengan metode ini analisis yang digunakan

berkaitan dengan pengumpulan dan

penyajian sebuah gugus data sehingga memberikan informasi yang tepat guna.

Langkah analisis data ialah sebagai berikut:

1. Menghitung total skor harapan minimum

(minimum), total skor harapan yang

diinginkan (desired), dan total skor layanan yang dirasakan (perceived) untuk setiap butir pertanyaan.

2. Menghitung skor rata-rata harapan minimum (minimum), skor rata-rata harapan yang diinginkan (desired), dan skor layanan yang dirasakan (perceived). 3. Membandingkan skor rata-rata harapan

minimum (minimum), skor rata-rata harapan yang diinginkan (deisred), dan skor layanan yang dirasakan (perceived) untuk memperoleh skor kesenjangan

(gap score) untuk mengetahui kualitas

layanan.

Terdapat 3 istilah dalam perhitungan

skor kesenjangan penelitian ini yaitu:

1. Adequacy Gap (AG) yaitu kesenjangan antara skor perceived dengan harapan minimum. Untuk mendapatkan nilai AG dapat diperoleh dari rumus:

AG = P (Perceived) – M (Mininum)

Apabila AG menunjukkan hasil

perhitungan dengan nilai positif, berarti perpustakaan berhasil memenuhi harapan minimum pengguna, sebaliknya jika nilai selisih yang diperoleh dari rumus tersebut menunjukkan nilai negatif berarti pengguna merasa perpustakaan belum dapat memberikan kualitas layanan yang baik.

2. Superiority Gap (SG) yaitu kesenjangan skor perceived pengguna dengan harapan yang sesungguhnya. Penghitungan SG dapat dihitung melalui rumus berikut:

SG = P (Perceived) – D (Desired)

Apabila hasil perhitungan menunjukkan

hasil positif, dapat disimpulkan

perpustakaan berhasil memenuhi kriteria kualitas layanan yang diharapkan pengguna.

3. Zone of Tolerance yaitu kondisi dimana skor SG negatif namun memiliki nilai AG positif. Zona ini menunjukkan bahwa perpustakaan sudah mampu melebihi batas minimal kualitas layanan perpustakaan namun belum mampu untuk memenuhi harapan pengguna perpustakaan.

Setelah mendapatkan skor

kesenjangan, hasil analisis akan disajikan dalam tabel agar lebih mudah dalam menyampaikan hasil penelitian. Dari hasil tersebut akan diketahui nilai layanan yang dirasakan (perceived), harapan minimum dan harapan sesungguhnya dari responden. Selanjutnya dilakukan penghitungan untuk mengetahui skor rata-rata keseluruhan dan skor setiap dimensi kualitas layanan yang berdasarkan tiga dimensi kualitas layanan

(6)

Profil Perpustakaan Mandiri UAI

Perpustakaan Mandiri Universitas Al-Azhar Indonesia adalah perpustakaan perguruan tinggi yang bernaung di bawah

lembaga induk Universitas Al-Azhar

Indonesia. Perpustakaan Mandiri UAI didirikan pada tahun 2001, tepat satu tahun setelah Universitas Al-Azhar Indonesia

berdiri. Pada masa awal berdirinya.

Perpustakaan UAI masih bergabung dengan Perpustaakaan Sekolah Menengah Atas Islam Al-Azhar. Saat itu koleksi yang dimiliki baru sekitar 100 koleksi.

Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah koleksi Perpustakaan UAI kini semakin berkembang karena selain berasal dari pengadaan, koleksi perpustakaan juga berasal dari sumbangan ISNET, yaitu perkumpulan mahasiswa di luar negeri yang memiliki program untuk memberikan sumbangan buku kepada perpustakaan di Indonesia setiap tahunnya.

Pada bulan Juni 2001, Perpustakaan UAI pindah ke ruang Sekretariat Kantor UAI. Sistem otomasi perpustakaan mulai diterapkan oleh Perpustakaan UAI pada tahun 2003, termasuk penggunaan OPAC. Dengan selesainya pembangunan gedung Kampus UAI pada tahun 2006, Perpustakaan UAI mulai menempati ruang perpustakaan baru yang terletak di lantai dasar gedung kampus UAI dan masih ditempati hingga kini.

Dalam memberikan layanan pustaka kepada pengguna, Perpustakaan Mandiri UAI memiliki 58.216 judul dan 86.344 eksemplar buku. Sedangkan koleksi dan skripsi masing-masing sebanyak 2. e-book 082 dan 1.180 judul.

Sistem layanan yang digunakan di Perpustakaan Mandiri UAI adalah sistem layanan terbuka (open access). Sistem

tersebut memungkinkan pengguna

perpustakaan menelusur langsung koleksi perpustakaan ke rak koleksi. Pengguna juga

dapat mencari koleksi secara langsung tanpa bantuan pustakawan dengan menggunakan OPAC melalui komputer yang disediakan.

Perpustakaan Mandiri UAI

memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan setiap hari Senin hingga Jumat mulai dari pukul 08.30 hingga pukul 16.00 WIB. Sedangkan pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional Perpustakaan Mandiri UAI tidak memberikan layanan.

Pengguna Perpustakaan Mandiri UAI terdiri dari sivitas akademika yang terbagi menjadi 6 fakultas, yaitu fakultas Ekonomi, Sains dan Teknologi, Sastra, Hukum, Psikologi dan Pendidikan, dan yang terakhir ialah Fakultas ISIP. Sedangkan untuk pengguna perpustakaan yang bukan sivitas akademika ialah dosen UAI, karyawan UAI dan masyarakat umum. Rata-rata kunjungan dari pengguna perpustakaan UAI berkisar pada angka 132 pengunjung perhari dan total keseluruhan pengunjung sepanjang tahun

2012 sebesar 31.778 pengunjung.

Berdasarkan data statistik pengunjung tahun 2012, 99,17% pengunjung Perpustakaan Mandiri UAI ialah mahasiswa UAI dan 0,83% adalah non sivitas akademika seperti dosen, pegawai atau pengunjung dari luar lingkungan UAI.

Karakteristik Reponden

Dari total 94 jumlah responden, tercatat reponden terbesar ialah mahasiswa FISIP UAI dengan jumlah perolehan sebesar 37 responden (39,36%), sedangkan jumlah responden paling sedikit ialah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dengan perolehan 6 responden (6,38%). Jumlah responden yang diambil dalam metode accidental sampling ini identik

dengan jumlah persentase anggota

perpustakaan aktif tiap fakultas, mulai dari peringkat terbanyak yaitu mahasiswa FISIP sebesar 34,63% dan peringkat paling sedikit

(7)

pada mahasiswa Fakultas Hukum di angka 6.29%.

Evaluasi Kualitas Layanan Menggunakan LibQual+®

Dalam melakukan evaluasi kualitas layanan Perpustakaan Mandiri UAI, peneliti

menggunakan alat instrumentasi

LibQUAL+® yang akan dievaluasi

berdasarkan 3 jenis evaluasi agar dapat menghasilkan beberapa sudut pandang: 1. Evaluasi kualitas layanan berdasarkan

dimensi kualitas layanan.

2. Evaluasi kualitas layanan berdasarkan butir pertanyaan.

Evaluasi Kualitas Layanan Berdasarkan Dimensi Kualitas Layanan

Tabel 1.1 Hasil penelitian dalam dimensi Dimensi kualitas layanan Perc eiev ed Mini mu m De sir ed A G SG Affect of Service 6.1 5 7.6 1.1 -1.5 Informatio n Control 5.6 4.9 8 0.7 -2.4 Library as Place 6.3 5 7.9 1.3 -1.6

Dimensi kualitas layanan Affect of

Service mendapatkan skor perceived di

angka 6.1, skor harapan minimum 5.0 dan skor harapan yang diinginkan sebesar 7.6. Dari hasil tersebut didapatkan skor AG yang cukup tinggi di angka 1.2, namun masih belum memuaskan karena jarak antara skor SG yang cukup tinggi di angka -1.5. Jika dibandingkan dengan skor harapan yang diinginkan dimensi lain, dimensi affect of service mendapatkan nilai paling rendah di angka 7.6.

Namun sayangnya nilai perceived masih kurang untuk memenuhi hal tersebut.

Affect of service merupakan dimensi yang

menilai kualitas layanan berdasarkan

interaksi tatap muka antara pustakawan dan pengguna, pada dimensi ini akan terlihat performa pustakawan dalam melayani pengguna dari sisi pengguna perpustakaan. Nilai rata-rata perceived yang diberikan pengguna terlihat masih dapat ditingkatkan lagi karena skor AG dan SG tidak begitu jauh dari hasil perceived. Sehingga dapat disimpulkan dimensi ini berada pada wilayah “zone of tolerance” yang berarti kualitas layanan masih dalam batas toleransi pengguna perpustakaan.

Selanjutnya dimensi information

control kualitas layanan perpustakaan

Mandiri UAI mendapatkan hasil skor yang paling kurang memuaskan meskipun masih memiliki nilai skor AG positif. Berdasarkan tabel, nilai perceived pengguna hanya mencapai skor 5.6, sedangkan nilai harapan minimum memiliki angka yang paling rendah dengan skor 4.9 dan nilai harapan paling tinggi sebesar 8.0.

Dari hasil skor tersebut diperoleh nilai AG dan SG paling rendah di angka 0.7 dan SG di angka -2.4. Dari hasil tersebut Perpustakaan Mandiri UAI masih dalam wilayah “zone of tolerance” yang berarti kualitas layanan masih dalam batas toleransi pengguna perpustakaan. Namun masih jauh dengan harapan pengguna sesungguhnya. Hal ini terkait dengan koleksi perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pengguna dan media yang menunjang akses pengguna perpustakaan terhadap pencarian informasi, termasuk jam buka perpustakaan dan koneksi internet juga menjadi salah satu faktor rendahnya nilai perceived pada dimensi ini.

Dimensi library as place

mendapatkan skor AG paling tinggi dibandingkan dimensi lainnya dengan perolehan angka 1.3. Hal tersebut tercermin pada nilai perceived yang mencapai skor 6.3 sedangkan skor harapan minimum yang diperoleh untuk library as place hanya 5.0.

(8)

Namun jika dibandingkan dengan skor

desired, dimensi ini masih jauh dari harapan

sesungguhnya pengguna dengan nilai skor -1.6 untuk skor SG. Ini disebabkan karena pengguna memiliki harapan yang tinggi dari dimensi ini. Perceived dimensi library as

place ini mendapatkan wailayah “zone of tolerance” yang berarti kualitas layanan

masih dalam batas toleransi pengguna perpustakaan.

Evaluasi Kualitas Layanan Berdasarkan Butir Pertanyaan

Tabel 1.2 Hasil penelitian dalam butir pertanyaan No Pertanyaan Pe rc ei ve d M ini m u m De sir ed A G S G Affect of service 1 Petugas memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan layanan 6. 1 4.7 7.5 1.4 -1.4 2 Petugas aktif menanyakan kebutuhan pengguna 4. 5 4.2 7.1 0.3 -2.6

3 Petugas cepat tanggap

memberikan bantuan bila ada kesulitan dalam mencari koleksi

6.

6 5.0 7.7 1.6 -1.1

4 Petugas bersikap ramah

dalam melayani pengguna

6.

4 5.2 8.0 1.2 -1.6

5 Petugas berpenampilan

rapi dan sopan dalam melayani pengguna

7.

4 5.6 7.9 1.8 -0.5

6 Petugas dengan cepat

memberikan jawaban atas permintaan informasi yang dicari

6. 8 5.2 7.7 1.6 -0.9 7 Petugas dapat memberikan informasi tambahan kepada pengguna terhadap koleksi yang dibutuhkan 5. 5 5.0 7.6 0.5 -2.1 8 Pustakawan membimbing saya dalam mencari informasi 5. 8 4.9 7.5 0.9 -1.7 Information Control 9 Perpustakaan menyediakan koleksi buku yang saya butuhkan untuk perkuliahan saya 5. 2 4.8 8.1 0.4 -2.9 10 Perpustakaan menyediakan koleksi e-book yang saya butuhkan untuk perkuliahan saya 4. 5 4.5 7.9 0.0 -3.4 11 Perpustakaan menyediakan koleksi jurnal yang saya butuhkan untuk perkuliahan saya

5.

0 4.7 7.8 0.3 -2.8

12 Perpustakaan memiliki

perangkat IT yang baik untuk mengakses informasi yang saya butuhkan 6. 3 5.1 8.2 1.2 -1.9 13 Jam layanan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa 5. 8 5.0 7.8 0.8 -2.0 14 Lama peminjaman

buku sesuai dengan kebutuhan

6.

1 5.0 7.7 1.1 -1.6

15 Koneksi internet

perpustakaan cepat dan stabil

5.

(9)

16 Koleksi perpustakaan

mudah ditemukan dalam susunan rak

5.

8 5.1 8.0 0.7 -2.2

Library as a place

17 Ruang perpustakaan

nyaman untuk berdiskusi dan belajar

6.

4 5.2 8.0 1.2 -1.6

18 Ruang perpustakaan

dapat menjadi tempat mencari inspirasi

6.

3 5.1 7.8 1.2 -1.5

19 Suasana perpustakaan

tenang untuk membaca dan menulis

6.

0 4.9 7.9 1.1 -1.9

20 Ruang perpustakaan

memotivasi saya untuk mencari informasi yang lain

6.

2 4.7 7.6 1.5 -1.4

21 Faslitas perpustakaan

memadai (meja, kursi, rak, dsb)

6.

5 5.2 8.1 1.3 -1.6

Butir pertanyaan nomor 5

mendapatkan nilai paling tinggi dari semua butir pertanyaan. Skor perceived yang didapatkan sebesar 7.4, skor harapan minimum sebesar 5.6 dan skor harapan yang diinginkan sebesar 7.9. Sehinga didapatkan skor AG sebesar 1.8 dan skor SG sebesar -0.5. Berdasarkan temuan di lapangan, petugas perpustakaan sudah terlihat rapi dan sopan dari segi busana dan penampilan.

Baik petugas laki-laki dan

perempuan sama-sama menggunakan

pakaian formal dan beberapa petugas wanita menggunakan jilbab. Butir pertanyaan nomor 6 menilai mengenai seberapa tanggap dan cepat petugas perpustakaan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Pada butir pertanyaan ini hasil perceived

menunjukkan nilai yang baik di angka 6.8. Sedangkan nilai harapan minimum berada pada angka 5.2 dan nilai harapan yang diinginkan sebesar 7.7. Butir pertanyaan ini mendapatkan nilai AG sebesar 1.6 dan nilai SG sebesar -0.9.

Selanjutnya pada butir pertanyaan nomor 3 nilai AG yang dihasilkan cukup tinggi di angka 1.6. Hal ini menunjukkan bahwa petugas perpustakaan sudah cukup tanggap pengguna. Namun nilai SG masih memiliki skor yang tinggi dengan nilai -1.1. Nilai harapan minimum yang diberikan responden sebesar 5.0 dan nilai harapan sesungguhnya ada pada angka 7.7.

Selanjutnya pada pertanyaan nomor 20 mendapatkan skor perceived sebesar 6.2, skor harapan minimum sebsear 4.7 dan skor harapan yang diinginkan sebesar 7.6. Dari angka tersebut dihasilkan skor AG sebesar 1.5 dan skor SG sebesar -1.4. Ruang

perpustakaan menurut pengguna

perpustakaan sudah cukup memotivasi mereka untuk mencari informasi yang lain karena memiliki nilai AG yang cukup tinggi.

Ini adalah butir pertanyaan yang

mendapatkan nilai paling tinggi dalam dimensi library as place.

Butir pertanyaan nomor satu berada dalam batas ambang aman, karena nilai AG dan SG sama besarnya di angka 1.4 dan -1.4. Namun pengetahuan dan keterampilan petugas di mata pengguna tidak begitu diperhatikan karena berdasarkan nilai harapan minimum dan maksimum, pengguna tidak mengharapkan skor yang tinggi pada nilai harapan yang diinginkan.

Sedangkan untuk butir pertanyaan yang mendapatkan skor paling rendah di dominasi oleh dimensi information control. Dimulai dari yang paling rendah pada butir pertanyaan nomor 10 yang mendapatkan nilai perceived dan harapan minimum sama dengan skor 4.5. Sedangkan harapan yang diinginkan memiliki angka yang cukup

(10)

tinggi di angka 7.9, sehingga nilai skor AG memiliki angka 0 dan SG memiliki skor -3.4. Skor AG yang rendah menunjukkan bahwa pengguna merasa koleksi e-book yang dimiliki oleh perpustakaan kurang mendukung kegiatan perkuliahan mereka, meskipun skor tersebut masih memiliki berada dalam zone of tolerance.

Menurut data lapangan, Perpustakaan UAI memiliki koleksi e-book lebih dari 2.000 koleksi. Namun koleksi e-book ini baru dimulai pengadaannya pada akhir tahun

2011. Beradasarkan temuan berikut,

diperlukan promosi untuk meningkatkan penggunaan koleksi buku elektronik. Mulai tahun ajaran baru 2012 ini, koleksi e-book sudah masuk ke dalam materi pendidikan pengguna perpustakaan yang dilakukan pada masa orientasi mahasiswa baru. Maka untuk mahasiswa baru mereka sudah mendapatkan pelatihan untuk mencari dan mengunduh

e-book melalui website Perpustakaan Mandiri

UAI.

Berikutnya yang mendapatkan skor rendah ada pada butir pertanyaan nomor 2 yang menilai keaktifan petugas perpustakaan menanyakan kebutuhan pengguna, butir ini

mendapatkan nilai paling rendah

dibandingkan dengan nilai lainnya di dimensi affect of service. Skor perceived yang diperoleh dalam pertanyaan ini mendapatkan angka 4.5 dan nilai minimum diperoleh 4.2, sehingga dihasilkan nilai AG yang sangat rendah sebesar 0.3. Sedangkan skor SG terpaut jauh di angka -2.6. Meskipun terpaut skor SG yang cukup jauh, namun jika dibanginkan dengan skor harapan yang diinginkan pengguna, butir pertanyaan nomor 2 tidak memiliki harapan yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan

meskipun memperoleh skor rendah,

keaktifan petugas menanyakan kebutuhan pengguna tidak menjadi prioritas dalam dimensi affect of services.

Skor untuk butir pertanyaan nomor 11 tidak jauh jika dibandingkan dengan hasil pertanyaan butir 10. Skor perceived yang diperoleh mengenai layanan jurnal yang dilanggan Perpustakaan Mandiri UAI hanya memperoleh angka 5.0 berbanding dengan skor harapan minimum yang memiliki angka 4.7 dan skor harapan yang diinginkan dengan angka 7.8. Dari hasil tersebut diperoleh nilai AG sebesar 0.3 dan nilai SG yang cukup tinggi dengan -2.8.

Perpustakaan Mandiri UAI hanya memiliki 3 jurnal ilmiah yang dilanggan online yaitu; Proquest, Cengage dan Ebsco. Sedangkan jurnal tercetak yang dilanggan oleh Perpustakaan Mandiri UAI terdiri dari 4 jurnal tercetak yaitu; Indonesian Quarterly, BIES (Bulletin of Indonesian Economic

Studies), Analisis CSIS dan The Economist.

Kemudian pertanyaan butir 9 yang

membahas tentang koleksi buku

perpustakaan mendapatkan nilai yang kurang baik dengan skor perceived di angka 5.2. Sedangkan skor harapan minimum mendapatkan skor sebesar 4.8 dan nilai harapan yang diinginkan cukup tinggi dengan skor sebesar 8.1. Dari hasil tersebut diperoleh skor AG yang sangat kecil meskipun masih berada di atas nilai harapan minimum. Hasil perceived yang rendah juga didukung oleh saran dan komentar

responden yang meminta untuk

perpustakaan menambah jumlah koleksi. Berdasarkan pengamatan memang jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan tidak begitu banyak untuk memenuhi kebutuhan 6 fakultas sekaligus. Karena

sistem perpustakaan terpusat yang

diterapkan oleh UAI menjadikan beban Perpustakaan Mandiri UAI lebih besar. Menurut Andaleeb dan Simmonds (1998), bagaimanapun tidak ada perpustakaan yang dapat memuaskan semua penggunanya setiap saat karena beberapa perpustakaan

(11)

terkadang mempunyai sumber-sumber yang terbatas.

Untuk memenuhi kebutuhan bahan pustaka civitas academica Perpustakaan Mandiri UAI selalu meminta rekomendasi judul buku kepada dosen dan akademik,

sedangkan untuk mahasiswa dapat

menyampaikan kebutuhan bahan pustaka mereka melalui website UAI pada menu “Usulan buku baru” yang terletak pada kolom menu pelayanan. Untuk mengisi usulan buku baru, pengguna perpustakaan harus masuk terlebih dahulu dengan akun civitas academica UAI.

Dari hasil kuesioner dan penelitian lapangan menunjukkan bahwa pengguna perpustakaan mengharapkan koleksi buku yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan mereka, sedangkan di sisi lain perpustakaan sudah berusaha untuk mengadakan koleksi perpustakaan dengan

metode yang menyesuaikan dengan

kebutuhan pengguna.

Kemudian nilai AG yang

mendapatkan nilai rendah ada pada pertanyaan nomor 7 terkait informasi tambahan yang diberikan oleh petugas terhadap koleksi yang dibutuhkan dengan perolehan angka 0.5. Sebaliknya skor SG justru mendapatkan nilai minus yang cukup signifikan dengan perolehan angka -2.1. Pada butir pertanyaan ini dapat disimpulkan bahwa pengguna Perpustakaan Mandiri UAI memiliki harapan yang tinggi akan

informasi-informasi tambahan terhadap

koleksi yang mereka butuhkan dari petugas perpustakaan.

Kesimpulan

Dari hasil evaluasi kualitas layanan

menggunakan instrumentasi LibQual+®

yang dilakukan oleh mahasiswa,

Perpustakaan Mandiri UAI secara

keseluruhan telah mampu memenuhi

harapan minimum pengguna perpustakaan,

namun masih belum dapat memenuhi harapan yang diinginkan.

Jika dievaluasi berdasarkan dimensi kualitas layanan perpustakaan, dimensi

information control merupakan dimensi

yang memiliki skor kesenjangan antara perceived dan harapan minimum (adequacy

gap) paling rendah dan skor kesenjangan

antara perceived dan harapan yang diinginkan (superiority gap) paling tinggi. Sebaliknya dimensi affect of service mendapatkan skor paling baik diantara ketiga dimensi kualitas layanan menurut

LibQual+®.

Pada evaluasi kualitas layanan berdasarkan butir pertanyaan terdapat hasil yang cukup baik pada evaluasi kualitas layanan terhadap kerapihan dan kesopanan petugas perpustakaan, kecepatan petugas perpustakaan dalam memberikan jawaban atas permintaan informasi yang dibutuhkan mahasiswa, ketanggapan pustakawan dalam memberikan bantuan ketika mahasiswa mengalami kesulitan dalam mencari koleksi, kondisi ruang perpustakaan yang mampu memotivasi mahasiswa dalam mencari informasi lainnya dan yang terakhir mengenai pengetahuan dan keterampilan petugas perpustakaan dalam melayani mahasiswa.

Kelima penilaian tersebut memiliki skor kesenjangan antara harapan minimum dan kualitas layanan yang diterima mahasiswa paling rendah berdasarkan hasil penelitian, namun nilai perceived belum ada yang mampu melebihi atau sama dengan skor harapan yang diinginkan.

Sedangkan hasil evaluasi kualitas layanan yang kurang baik mendapatkan skor kesenjangan paling tinggi antara layanan yang dirasakan dan harapan minimum pada butir pertanyaan terkait koleksi e-book yang disediakan oleh perpustakaan, keaktifan petugas perpustakaan dalam menanyakan kebutuhan informasi mahasiswa, kualitas

(12)

layanan koleksi jurnal yang dilanggan perpustakaan, kualitas layanan koleksi buku tercetak yang disediakan perpustakaan dan

mengenai informasi tambahan yang

diberikan petugas perpustakaan kepada mahasiswa.

Dari seluruh hasil analisis

menunjukkan bahwa tidak ada skor

perceived yang mampu melebihi skor

harapan yang diinginkan baik dari analisis butir pertanyaan.

Namun kualitas layanan

Perpustakaan Mandiri telah berhasil

memenuhi skor harapan minimum pengguna meskipun ada satu butir pertanyaan yang memiliki nilai AG 0. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kualitas layanan

Perpustakaan Mandiri UAI oleh mahasiswa berada pada wilayah zone of tolerance.

Daftar Acuan

Handayani, Rini. (2004). Analisis Kepuasan Pemakai Terhadap Pelayanan Perpustakaan Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sosiosains, 17 (2), April.

Jurow, S. and S. B. Barnard, ed. (1993). Integrating total quality management in a library setting. New York: Haworth Press. Lasa, HS. (1994). Jenis-jenis Pelayanan Informasi

Perpustakaan. Cet. 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

LibQual+®; Charting Library Service Quality. (http://www.libqual.org). Diakses tanggal 12 Maret 2013.

Nagata, H., Satoh, Y., Gerrard, S., and Kytomaki, P. (2004). The dimensions that construct the evaluation of service quality in academic libraries. Performance Measurement and Metrics. United Kingdom: Emerald Group Publishing Limited (54).

Parasuraman, A; Valarie A Zeithaml; Leonard L Berry. (1988). SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Journal of Retailing, 64 (Spring), 1, 12-40.

Saad, Andaleeb, Simmonds. (1998). Explaining User Satisfaction With Academic Libraries: Strategic Implication. Pennsylvania State University.

Sulistyo-Basuki. (1993). Pengantar Ilmu

Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sutarno, N. S. (2003). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Website Perpustakaan Mandiri Universitas Al Azhar Indonesia: Perpustakaan Mandiri UAI (http://www.perpustakaan.uai.ac.id/). Diakses tanggal 22 Maret 2013.

Gambar

Tabel 1.2 Hasil penelitian dalam butir  pertanyaan  No  Pertanyaan  Pe rc ei ve d  M inimum  Desir ed  A G  S G  Affect of service  1  Petugas memiliki  pengetahuan dan  keterampilan dalam  memberikan layanan  6.1  4.7  7.5  1.4  -1.4  2  Petugas aktif  me

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang menarik dan perlu dijawab adalah bagaimana posisi “maido” yang sebenarnya dalam budaya Jawa sendiri, apakah bagian dari kearifan lokal yang bernuansa positif ataukah

[r]

aging thing for the evolution of better policy analy- sis concerning world agriculture, such as alluded to by Alexandratos (1995) and Anderson (1995), is that there is now real

ayat (3), dan Pasal 72 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32

[r]

Langkah 2: Masukan data untuk nim, nama_mhs, kd_prodi, thn_msk ke tabel mahasiswa, dengan menggunakan LOAD DATA dari suatu file teks yang format teks-nya sesuai dengan

Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

Selanjutnya kita akan membuat baris data dengan fields; Propinsi , Ibu Kota , dan Populasi. Sedangkan field tersebut merupakan isi dari field Nama Field , dan nilai untuk field