• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghargaan dan Sanksi (reward and Punishment) : Akankah mendorong Kementerian Negara / Lembaga meningkatkan Efisiensi Operasional?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penghargaan dan Sanksi (reward and Punishment) : Akankah mendorong Kementerian Negara / Lembaga meningkatkan Efisiensi Operasional?"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Salah satu upaya dalam rangka menguatkan pelaksanaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) adalah diterapkan Mekanisme Inisiatif Baru (new initiative). Mekanisme ini mengatur tata cara apabila ada kebijakan baru yang belum masuk dalam perencanaan yang ada. Peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru.

Sebelumnya telah ditetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru tersebut diatas, telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 38 / PMK.02/2011 tentang Tata Cara Penggunaan Hasil Optimalisasi Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2010 Pada Tahun Anggaran 2011 dan Pemotongan Pagu Belanja Kementerian Negara /Lembaga Pada Tahun Anggaran 2011 yang tidak Sepenuhnya Melaksanakan Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2010.

Selanjutnya Peraturan Menteri Keuangan nomor 38 / PMK.02/2011 Kementerian / Lembaga yang melakukan optimalisasi (hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh setelah pelaksanaan suatu paket pekerjaan yang target sasarannya telah dicapai) dapat menggunakan hasil optimalisasi tersebut dengan mekanisme inisiatif baru (new initiative), hal tersebut disebut sebagai penghargaan (reward). Sanksi (punishment) diberikan jika Kementerian Negara/ Lembaga yang tidak sepenuhnya melaksanakan anggaran belanja dapat dikenakan pemotongan pagu belanja.

Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment) diharapkan memberikan dorongan akan meningkatnya efisiensi operasional yaitu

1. P endahuluan

Isi :

Pendahuluan

Anggaran Sektor Publik

Kesimpulan Cimahi

Penghargaan dan Sanksi (reward and Punishment) :

Akankah mendorong Kementerian Negara /

(2)

pada efisiensi dari sumber daya yang digunakan oleh pengguna anggaran dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran tersebut. Penerapan konsep tersebut melalui pelaksanaan kegiatan dengan biaya yang sehemat mungkin (mengupayakan unit cost yang minimal), namun tetap dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Peningkatan efisiensi operasional merupakan harapan akan diberlakukannya Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment) dan akan menimbulkan optimalisasi yang akan juga meningkatkan Inisiatif Baru (new initiative).

Anggaran menurut Salvatore Schiavo-Campo dalam bukunya

Managing Government Expenditure (1999): kata “budget” berasal dari budjet, yang berarti kantong sang raja yang berisikan uang untuk

kepentingan pembayaran publik. Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Anggaran negara (state budget) menurut John F. Due dalam ”Government Finance and Economic Analysis” : Anggaran diartikan secara umum adalah rencana keuangan untuk suatu periode tertentu.

Menurut Wildavsky, anggaran adalah : (i) catatan masa lalu; (ii) rencana masa depan; (iii) mekanisme pengalokasian sumber daya; (iv) metode untuk pertumbuhan; (v) alat penyaluran pendapatan; (vi) mekanisme untuk negosiasi; (vi) harapan-aspirasi-strategi organisasi; (vi) satu bentuk kekuatan kontrol; dan (vii) alat atau jaringan komunikasi.

Menurut Freeman (2003), anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the

process of allocating resources to unlimited demands). Pengertian tersebut

mengungkap peran strategis anggaran dalam pengelolaan kekayaan sebuah organisasi publik. Organisasi sektor publik tentunya berkeinginan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi sering kali keinginan tersebut terkendala oleh terbatasnya sumber daya yang dimiliki (Deddi Nordiawan : 2006). anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas

(3)

2.1. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Tahapan penyusunan anggaran berbasis kinerja menurut Deddi Nordiawan meliputi empat langkah yaitu ;

1. Penetapan Strategi Organisasi (Visi dan Misi).

Visi dan Misi adalah sebuah cara pandang yang jauh ke depan yang memberi gambaran tentang suatu kondisi yang harus dicapai oleh sebuah organisasi.

2. Pembuatan tujuan.

Tujuan dalam hal ini adalah sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun atau sering diistilahkan dengan tujuan operasional. Karena tujuan operasional merupakan turunan dari Visi dan Misi organisasi, tujuan operasional seharusnya menjadi dasar untuk alokasi sumber daya yang dimiliki, mengelola akivitas harian, serta pemberian penghargaan dan hukuman.

3. Penetapan Aktivitas.

Tahapan selanjutnya adalah menetapkan aktifitas dipilih berdasarkan strategi organisasi dan tujuan operasional yang telah ditetapkan.

4. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan.

Langkah selanjutnya setelah pengajuan anggaran disiapkan adalah proses evaluasi dan pengambilan keputusan.

2.2. Anggaran Sebagai Fungsi Alokasi

Pengeluaran pemerintah mempunyai 3 (tiga) fungsi utama (Musgrave & Musgrave, 1984) yaitu fungsi alokasi, fungsi redistribusi, dan fungsi stabilisasi. fungsi alokasi adalah mengalokasikan sumber daya yang dimiliki kepada sektor-sektor yang memberikan manfaat paling besar (efisiensi alokasi). Fungsi redistribusi yaitu bertujuan pembagian pendapatan nasional kepada masyarakat lebih adil dan merata dan fungsi stabilisasi mengarahkan kebijakan pemerintah agar kondisi perekonomian tetap stabil.

2.3. Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment)

Salah satu syarat penerapan perencanaan dan penganggaran berjangka menengah dan berbasis kinerja terkait dengan dukungan terhadap proses desentralisasi (principal/agen) meliputi pertama reward dan sanksi, kedua

(4)

kejelasan tugas dan tanggung jawab, dan ketiga kombinasi mekanisme pengawasan yang mencakup pengawasan oleh Pemerintah daerah (state

agency monitoring), Local electorate, Media massa (mass media) serta

pilihan pengguna (user choice) (Bappenas:2009).

Reward dan sanksi seperti dijelaskan diatas merupakan salah satu

syarat penerapan perencanaan dan penganggaran berjangka menengah dan berbasis kinerja sehingga perlu diatur mekanisme tersebut yaitu dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 38/PMK.02/2011 tentang Tata Cara Penggunaan Hasil Optimalisasi Anggaran Belanja Kementerian Negara/ Lembaga Tahun Anggaran 2010 Pada Tahun Anggaran 2011 dan Pemotongan Pagu Belanja Kementerian Negara /Lembaga Pada Tahun Anggaran 2011 yang tidak Sepenuhnya Melaksanakan Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2010.

Kementerian Negara / Lembaga yang melakukan optimalisasi anggaran belanja pada Tahun Anggaran 2010, dapat menggunakan Hasil Optimalisasi anggaran belanja tersebut pada Tahun Anggaran 2011 yang selanjutnya disebut dengan Penghargaan (reward).

Hasil Optimalisasi adalah hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh setelah pelaksanaan suatu paket pekerjaan yang target sasannya telah dicapai baik yang berasal dari paket pekerjaan yang dilaksanakan secara kontraktual maupun swakelola.

Penghargaan (reward) yang diberikan kepada Kementerian Negara/ Lembaga dapat berupa :

1. Tambahan alokasi anggaran pada Tahun Anggaran 2011.

2. Prioritas dalam mendapatkan dana atas Inisiatif Baru (new initiative) yang diajukan.

3. Prioritas dalam mendapatkan anggaran belanja tambahan apabila kondisi keuangan negara memungkinkan.

4. Pemberian piagam penghargaan (award) kepada menteri/pimpinan lembaga atau kepala satuan kerja, dan/atau

5. Publikasi ke mass media.

Kementerian Negara/Lembaga yang tidak sepenuhnya melaksanakan anggaran belanja Tahun Anggaran 2011, dapat dikenakan pemotongan pagu belanja pada Tahun Anggaran 2011, yang selanjutnya disebut dengan Kementerian Negara / Lembaga

yang melakukan optimalisasi anggaran belanja pada Tahun

Anggaran 2010, dapat menggunakan Hasil Optimalisasi anggaran belanja tersebut pada

Tahun Anggaran 2011 yang selanjutnya disebut dengan

Penghargaan (reward).

Kementerian Negara/Lembaga yang tidak sepenuhnya melaksanakan anggaran belanja

Tahun Anggaran 2011, dapat dikenakan pemotongan pagu belanja pada Tahun Anggaran 2011, yang selanjutnya disebut dengan sanksi (punishment).

(5)

sanksi (punishment).

2.4. Inisiatif Baru (New Initiative)

Perencanaan dan penganggaran dalam perspektif jangka menengah berupa mekanisme pengambilan keputusan untuk menyeimbangkan penetapan anggaran secara agregat dengan kebijakan prioritas. Proses penetapan anggaran tersebut, terkait dengan proses prakiraan anggaran yang diusulkan (bottom-up) dengan penyesuaian prakiraan anggaran tersebut dengan sumber daya yang tersedia (top-down) yang dilakukan dalam perspektif jangka menengah (Bappenas:2009)

Penyesuaian anggaran dilakukan dalam proses penyusunan anggaran tahunan dengan menerapkan mekanisme rolling plan. Penyesuaian ini dapat diakibatkan adanya perubahan kebijakan yang merupakan konsekuensi dari perubahan kondisi ekonomi makro dan perubahan strategi pemerintah. Pada dasarnya ada beberapa kondisi yang dapat merubah anggaran, salah satunya adalah Pemanfaatan untuk kegiatan baru (new initiative). Perubahan baseline juga dapat digunakan untuk mendanai kegiatan baru sepanjang pagu anggaran mencukupi. Jika salah satu kegiatan telah selesai pelaksanaanya pada tahun sebelumnya, maka dimungkinkan mengusulkan kegiatan baru. Pemanfaatan ini tidak selalu diperuntukkan bagi kegiatan baru, tetapi dapat berupa penguatan pendanaan terhadap kegiatan yang telah ada sebelumnya dan terus berlanjut (Bappenas:2009).

Definisi inisiatif baru (new initiative) adalah usulan tambahan rencana kinerja selain yang telah dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA/KL) dan/atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2011 yang dapat berupa program, kegiatan, dan/atau keluaran baru.

Mekanisme inisiatif baru (new initiative) diatur dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru.

Inisiatif Baru adalah kebijakan baru atau perubahan kebijakan berjalan yang menyebabkan adanya konsekuensi anggaran, baik pada anggaran baseline maupun anggaran ke depan. Inisiatif Baru dapat berupa penambahan Program (Fokus Prioritas)/ Outcome/Kegiatan/Output baru, Penambahan

(6)

Volume Target, atau Percepatan Pencapaian Target.

Inisiatif Baru merupakan salah satu mekanisme yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem perencanaan dan penganggaran yang lebih baik, utamanya dalam penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, dengan cara:

1. Memberikan Fleksibilitas Pada Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Mekanisme Inisiatif Baru menjadikan sistem perencanaan dan penganggaran bersifat lebih fleksibel pada dua tingkat. Pertama, fleksibilitas pada tingkat nasional. Mekanisme ini memungkinkan pemerintah untuk menambah atau mengubah kebijakan nasional sebagai respon terhadap perkembangan keadaan dengan tetap dalam koridor Kerangka Fiskal Jangka Menengah (Medium Term Fiscal

Framework). Kedua, fleksibilitas pada tingkat Kementerian/Lembaga.

Mekanisme ini meningkatkan derajat fleksibilitas pada Kementerian/ Lembaga untuk mengelola anggaran agar mencapai hasil yang rnaksirnal dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages). Keleluasaan tersebut termasuk merencanakan perubahan yang diperlukan untuk mengantisipasi keadaan baru yang muncul, dengan tetap menjaga tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah atau perubahan yang diperlukan agar capaian keluaran lebih maksimal.

2. Menjaga Konsistensi Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Mekanisme Inisiatif Baru memungkinkan pemerintah untuk mengadakan penyesuaian rencana (baseline) dalam merespon perubahan kondisi. Perubahan rencana ini (Inisiatif Baru) diarahkan untuk menjaga konsistensi pencapaian tujuan pembangunan nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMN.

3. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas

Mekanisme Inisiatif Baru meningkatkan transparansi dalam sistem perencanaan dan penganggaran karena prosesnya bersifat terbuka, mulai dari proses pengusulan hingga penentuan hasil akhir proposal. Di sisi lain mekanisme ini meningkatkan akuntabilitas

(7)

karena adanya kejelasan tanggung jawab bagi setiap lembaga atau institusi yang terlibat.

4. Melakukan Efisiensi

Mekanisme Inisiatif Baru akan mendorong efisiensi anggaran, karena dalam mekanisme ini dimungkinkan terjadinya realokasi anggaran pada Kementerian/Lembaga yang dapat digunakan untuk mendanai Inisiatif Baru.

2.5. Efisiensi Operasional (Operational Efficiency)

Perlunya penggunaan public power secara efektif karena organisasi sektor publik dihadapkan pada kondisi semakin langkanya sumberdaya. Guna menopang skenario strategi, menempatkan sumber daya sebagai salah satu persoalan strategis bagi organisasi sektor publik. Perlunya mencari sumber daya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan sama pentingnya dengan bagaimana mengalokasikan sumberdaya tersebut secara efisien, efektif, dan memiliki daya guna. Tujuan dasar dari sistem manajemen sumberdaya, dimana anggaran sebagai satu-satunya komponen, adalah (OECD, 1999) :

1. Aggregate fiscal dicipline. Untuk mendesain dan menjaga disiplin

fiskal keseluruhan (aggregate fiscal dicipline), diantaranya untuk memastikan pemerintah tidak membelanjakan, secara keseluruhan, melebihi dari ketentuan, adalah merupakan satu kontrol terhadap anggaran. Efektifitas keseluruhan anggaran merupakan kedisiplinan keseluruhan sistem. Kontrol secara total merupakan tujuan dari semua sistem anggaran.

2. Allocation Efficiency. Untuk mengalokasikan sumberdaya sesuai

dengan prioritas pemerintah (diantaranya membelanjakan atas pertimbangan paling penting secara politik – efisiensi alokasi/allocation

efficiency). Alokasi secara efisien merupakan kapasitas dalam

mewujudkan prioritas melalui anggaran, yaitu (1) mendistribusikan sumberdaya atas dasar prioritas pemerintah dan efektifitas program, (2) mengalihkan sumberdaya dari prioritas lama ke prioritas baru atau dari yang wilayah tidak produktif ke wilayah lebih produktif sesuai dengan tujuan pemerintah.

3. Mendorong efisiensi didalam penggunaan sumberdaya anggaran didalam menjalankan program dan pemberian pelayanan (efisiensi

Konsep Efisiensi Operasional (operational

efficiency) menekankan

pada efisiensi dari sumber daya yang digunakan oleh

pengguna anggaran dibandingkan dengan output

yang dihasilkan oleh pengguna anggaran tersebut. Penerapan konsep tersebut melalui

pelaksanaan kegiatan (service delivery) dengan

biaya yang sehemat mungkin (mengupayakan

unit cost yang minimal),

namun tetap dapat mencapai sasaran yang

(8)

Konsep Efisiensi Operasional (operational efficiency) menekankan pada efisiensi dari sumber daya yang digunakan oleh pengguna anggaran dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran tersebut. Penerapan konsep tersebut melalui pelaksanaan kegiatan (service delivery) dengan biaya yang sehemat mungkin (mengupayakan

unit cost yang minimal), namun tetap dapat mencapai sasaran yang telah

ditetapkan.

Robinson M dan Brumby J (2005), yang mengemukakan sasaran dari Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah dan Anggaran Berbasis kinerja;

Meningkatnya efisiensi alokasi dan efisiensi operasional dalam pembelanjaan publik.

Meningkatnya keterkaitan yang kuat antara tujuan tingkat makro (prioritas) dengan pembelanjaan agregat dan kestabilan fiskal. Meningkatnya upaya penghematan terhadap agregat belanja, dengan cara :

1. Efisiensi Alokasi. 2. Konsolidasi Fiskal.

3. Penyempurnaan prioritas pembelanjaan.

Bank dunia dalam Public expenditure management handbook (1998) : Anggaran memiliki pengaruh pada tiga level outcome :

1. Agregat Fiskal Disiplin.

2. Alokasi sumber daya dan menggunakannya berdasarkan prioritas.

3. Efisiensi dan efektivitas program.

Cimahi

Bank dunia dalam Public

expenditure management handbook (1998) diatas

menyatakan bahwa pendekatan -pendekatan baru tersebut

diatas diharapkan menghasilkan pencapaian (outcome) yang diharapkan salah satunya adalah efisiensi

(9)

Balai Diklat Cimahi

diatas menyatakan bahwa pendekatan-pendekatan baru tersebut diatas diharapkan menghasilkan pencapaian (outcome) yang diharapkan salah satunya adalah efisiensi alokasi.

Kesimpulan.

Dari paparan teori diatas bangsa indonesia maju satu langkah lagi dalam Reformasi pada tahapan Perencanaan dan Penganggaran dengan menerapkan 3 pendekatan, yaitu Anggaran Terpadu (Unified Budgeting), Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting), dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework).

Salah satu upaya dalam rangka menguatkan pelaksanaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), diterapkan Mekanisme Inisiatif Baru (new initiative). Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment) diharapkan memberikan dorongan akan meningkatnya efisiensi operasional yaitu pada efisiensi dari sumber daya yang digunakan oleh pengguna anggaran dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran tersebut. Penerapan konsep tersebut melalui pelaksanaan kegiatan dengan biaya yang sehemat mungkin (mengupayakan unit cost yang minimal), namun tetap dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Peningkatan efisiensi operasional merupakan harapan akan diberlakukannya Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment) dan akan menimbulkan optimalisasi yang akan juga meningkatkan Inisiatif Baru (new initiative). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan teori tersebut diatas agar diperoleh hasil yang secara empiris harapan terciptanya peningkatan efisiensi operasional tercipta dengan diberlakukannya peraturan reward and punishment ini.

Salah satu upaya dalam rangka menguatkan pelaksanaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), diterapkan Mekanisme Inisiatif Baru (new

initiative). Penghargaan

(reward) dan Sanksi (punishment) diharapkan memberikan dorongan akan

meningkatnya efisiensi operasional yaitu pada efisiensi

dari sumber daya yang digunakan oleh pengguna anggaran dibandingkan dengan

output yang dihasilkan oleh

pengguna anggaran tersebut

Puji Agus., SST., Ak., M.Ak Widyaiswara Muda ziegoes@yahoo.co.id

(10)

Balai Diklat Cimahi Adrienne Shall 2008 berdasarkan lesson learned di negara Afrika Selatan.

Brown, J.R. 2003. Performance-Based Budgeting. In Rabin, J. (Ed). Encyclopaedia of Public Administration and Public Policy. Marcel Dekker: New York.

Barberton C. et al (2002) ‘South Africa’ in Folscher A. (ed) Budget Transparency and Participation: Five African Case Studies IDASA, Cape Town.

Christensen, P., McElravy, J. and Miranda, R. 2003. What is wrong with budgeting – a framework for evaluating and fixing public sector financial planning process. Government Finance Review, October, volume 19 No. 5.

Dickey, T. 1992. Budgeting – A practical guide for better business planning. Crisp Publication Inc.London.

Deddi Nordiawan, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Salemba Empat Jakarta. Gujarati, Damodar (1995). Basic Econometrics, (3rd edition). New York:Mc-Graw Hill,

Inc

Indra Bastian, 2007, Audit Sektor Publik, Penerbit Salemba Empat Jakarta.

Kajian Pengeluaran Publik, 2007, The World Bank, 1818 H Street N.W. Washington, D.C. 20433, U.S.A.

Mardiasmo, 2005, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi Yogyakarta.

Robinson M dan Brumby J : 2005, Performance budgeting, Palgrave Macmillan, October 2007

Rosen Harvey S, 2005, Public Finance seventh Edition McGraw-Hill Education (Asia). Robinson, M., & Brumby. J. Does Performance Budgeting Work? An Analytical Review

of The Empirical Literature. IMF Working Paper. 2005:210

Salvatore Schiavo Campo and Daniel Tommasi, 1999, Managing Goverment Expenditure : Asian Development Bank.

Steven Cohen and William Eimicke, 1995, The New Effective Public Manager, Jossey-Bass Publisher San fransisco.

The world bank, maret 2007, Kajian Pengeluaran Publik Indonesia : memaksimalkan peluang baru, The world bank office Jakarta.

The world bank, 1998, Public Expenditure Management Handbook, The world bank wahington, D.C.

William N Dunn, 2000 Pengantar Analisis Kebijakan Publik Gadjah Mada University press.

Republik Indonesia. Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Republik Indonesia. Undang Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Republik Indonesia. Undang Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Modul Reformasi Perencanaan dan Penganggaran, Bappenas, 2009.

Power point dan Modul Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru.

PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-K/L

PMK Nomor 38/PMK.02/2011 Tanggal 2 Maret 2011 tentang Tata Cara Penggunaan Hasil Optimalisasi Anggaran Belanja K/L TA 2010 pada Tahun Anggaran 2011 dan Pemotongan Pagu Belanja K/L pada TA 2011 yang Tidak Sepenuhnya Melaksanakan Anggaran Belanja TA 2010

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Agar dapat dipastikan bahwa kalian telah menguasi materi konsep manajemen (pengertian, tingkatan, prinsip manajemen, unsur manajemen, fungsi manajemen dan

Proses mediasi dilakukan di kantor Bank Indonesia yang terdekat dengan domisili nasabah, pelaksanaan fungsi mediasi perbankan oleh Bank Indonesia dilakukan sampai

Wujud pelaksanaan program ini adalah : (1) Pembuatan stilasi batik yang merupakan kelanjutan dari tahun pertama, (2) Penerapan hasil stilasi batik tersebut pada berbagai

Pengertian akademik berasal dari kata Yunani yakni academos sebuah taman umum di Athena. Academos sendiri adalah pahlawan legendaris Troya, kemudian oleh

Tempat sampah yang baik harus memenuhi kriteria, antara lain (a) terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak, (b) harus mempunyai tutup sehingga tidak

Jika Daftar Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye Partai Politik Peserta Pemilu dan/atau LPPDK Partai Politik Peserta Pemilu tidak memperlihatkan klasifikasi penerimaan

Berdasarkan dengan hasil penyebaran kuesioner yang penulis lakukan di lapangan maka penulis menyimpulkan untuk indikator Peserta jawaban terbanyak oleh responden