• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Manajemen ICU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Manajemen ICU"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENGKAJIAN

LAPORAN PENGKAJIAN

KEPERAWATAN MANAJEMEN

KEPERAWATAN MANAJEMEN

Di Ruang Instalasi Gawat Darurat

Di Ruang Instalasi Gawat Darurat

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh : Disusun Oleh :

(2)
(3)
(4)

A.

A. Gambaran Umum RS :Gambaran Umum RS : Deskripsi Rumah sakit Deskripsi Rumah sakit

Gambaran Umum Gambaran Umum

 Nama

 Nama : : RSI Sultan Agung RSI Sultan Agung SemarangSemarang Lokasi

Lokasi Rumah Rumah Sakit Sakit : : Jalan Jalan Raya Raya Kaligawe Kaligawe KM. KM. 44  Nomor Telepon

 Nomor Telepon : : +62 24 65800+62 24 658001919 Penanggung

Penanggung Jawab Jawab : : Dr. Dr. Ratna Ratna Indarni Indarni ,MM,MM Jenis

Jenis Pelayanan Pelayanan Medis Medis : : Umum Umum SwastaSwasta Permodalan

(5)
(6)

1927

1927

 – 

 – 

 1942 : Kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit  1942 : Kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Bandarjo milik TuanBandarjo milik Tuan Zending dipimpin dr. Ny. Slymers Kapasitas tempat tidur 40 tt termasuk ruang Zending dipimpin dr. Ny. Slymers Kapasitas tempat tidur 40 tt termasuk ruang  bersalin. Pimpinan berikutnya adalah d

 bersalin. Pimpinan berikutnya adalah dr. R. Soewandi dan dr. Sampr. R. Soewandi dan dr. Sampurno.urno.

1942 : Pindah sementara ke soko lerep Ungaran dipimpin oleh dr. R Sumoharjo. 1942 : Pindah sementara ke soko lerep Ungaran dipimpin oleh dr. R Sumoharjo. 1942 : Pindah kembali ke Bandarjo Ungaran

1942 : Pindah kembali ke Bandarjo Ungaran 1942

1942

 – 

 – 

 1945 : Pindah ke Mijen Ungaran 1945 : Pindah ke Mijen Ungaran

1945 : Untuk beberapa bulan kemudian pindah ke

1945 : Untuk beberapa bulan kemudian pindah ke desa Cingkrengan sebelahdesa Cingkrengan sebelah selatan Giri Sonta Karangjati.

selatan Giri Sonta Karangjati. 1946

1946

 – 

 – 

 1947 : Pindah lagi ke Mijen Ungaran 1947 : Pindah lagi ke Mijen Ungaran 1947

1947

 – 

 – 

 1949 : Rumah Sakit Bubar karena ada perang sebagian peralatan di pindah 1949 : Rumah Sakit Bubar karena ada perang sebagian peralatan di pindah ke Rumah Sakit Ambarawa. Tahun 1949 dr.R.Sumohardjo wafat.

ke Rumah Sakit Ambarawa. Tahun 1949 dr.R.Sumohardjo wafat. 1949 : Rumah Sakit berdiri lagi sebelah Timur Alun

1949 : Rumah Sakit berdiri lagi sebelah Timur Alun

 – 

 – 

 alun depan Gedung alun depan Gedung Bioskop Rina pimpinan dr. Bhe Tiang Hie

Bioskop Rina pimpinan dr. Bhe Tiang Hie

Dilanjutkan oleh Bapak Mirno Hadisutjipto (perawat/mantri) Dilanjutkan oleh Bapak Mirno Hadisutjipto (perawat/mantri) 1950

1950

 – 

 – 

 1953 : Pindah ke Desa  1953 : Pindah ke Desa Genuk Jl. Diponegoro 125 Ungaran dan namanyaGenuk Jl. Diponegoro 125 Ungaran dan namanya diganti menjadi Rumah Sakit Pembantu Ungaran Status : Milik Pemda Swantra diganti menjadi Rumah Sakit Pembantu Ungaran Status : Milik Pemda Swantra Pimpinan : Dr.R.Sugiarto

(7)
(8)

Hamzah MS

29 Januari 1998 : Terjadi Demo Reformasi (penggantian Direktur)17 Juli 1998 : RSUD Ungaran Dipimpin PLH Direktur dr. H. Soemardi Oemar ,SpA

29 Januari 1999 : RSUD Ungaran di pimpin Dr. Heriyanto, M.Kes 24 Juni 2004 : RSUD Ungaran dipimpin Dr. H. Mundjirin ES ,SpOG Februari 2007 s/d September 2011

: RSUD Ungaran dipimpin oleh Dr. Ani Raharjo ,MPPM

September 2011 s/d Sekarang : RSUD Ungaran dipimpin oleh Dr. Ratna Indarni, MM.

B. Motto, Visi dan Misi

 Motto

“Mencintai Allah dan Menyayangi Sesama”

 VISI

Menjadi pilihan utama masyarakat dalam memperoleh pelayanan Rumah Sakit

(9)
(10)

I : ikhlas dan berintegritas tinggi dalam melayani pelanggan

Tujuan :

1. Terwujudnya rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan medis yang bermutu dengan fasilitas yang memadai, memiliki SDM yang professional dengan biaya yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

2. Terwujudnya kerjasama yang baik dan kesejahteraan seluruh staf dan karyawan.

(11)
(12)

secara struktural sudah baik dan sesuai dengan kemampuan perawat dibidangnya.

Dalam hal ini Wakil Kepala ruang bertugas membagi tugas anggotanya sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki. Kepala TIM  bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan tugas perawat asosiate dan

menyusun asuhan keperawatan yang nantinya tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat asosiate. Perawat asosiate bertugas sebagai perawat  pelaksana.

Saat dilakukan wawancara, wakil kepala ruang menjelaskan tugas kepala ruang sudah optimal dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian,  pengarahan dan pengawasan. Kinerja ketua tim/PP sudah sesuai dengan tanggung jawab sebagai ketua dan sudah berkompeten dan berpengalaman di  bidangnya, yaitu membuat perencanaan, membuat penugasan, evaluasi,

mengenal/mengetahui kondisi pasien, dapat menilai tingkat kebutuhan pasien, mengembangkan kemampuan anggota, menyelenggarakan konferensi.

(13)
(14)

antara lulusan S1 keperawatan ataupun yang sudah Ns. dengan lulusan D3 keperawatan pendapatannya berbeda untuk karyawan yang masih baru. Hal ini dikarenakan pada waktu perekrutan perawat di rumah sakit ini yang dibutuhkan adalah perawat D3 keperawatan, sehingga bagi pendaftar yang  berlatarbelakang pendidikan S1/Ners jika bersedia ditempatkan di rumah sakit ini, pendapatan yang diperoleh tidak disamakan dengan D3. Jumlah perawat yang berlatarbelakang pendidikan S1 hanya 2 orang, dan D3 keperawatan sebanyak 8 orang.

Tabel Daftar ketenagaan yang ada di ruang Intensif Care Unit (ICU)

No Nama Perawat Jenis

kelamin

Pendidikan Masa kerja

(15)
(16)

adalah 8 jam, shif siang adalah 7 jam dan shif malam adalah 11 jam. Rata-rata  jumlah jam bekerja selama 1 bulan adalah 780  jam . namun setelah shift

malam 2 kali mendapatkan libur 2kali.

Wakil kepala ruang mengatakan bahwa ada kesempatan untuk cuti sakit, hamil dan melahirkan, ataupun ada masalah pribadi yang tidak bisa untuk ditinggalkan dengan membuat surat ijin yang di Acc oleh kepala ruang dan Kabag karena tidak bisa menjalankan tugasnya. Selain itu terkait dengan ijin cuti adalah 1 bulan sebelumnya, kecuali apabila sakit. Namun, dalam hal ini  perawat diberikan kesempatan cuti 12 hari dan maksimal periode pengambilan cuti hanya 4 hari. Serta tidak boleh dilakukan selama 2 bulan berturut-turut.Di ruangan Intensif Care Unit (ICU) tidak ada peran POS/perawat pembantu, karena perawat ruangan sudah mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan  penuh tanggung jawab. Adapun struktur organisasinya adalah sebagai berikut :

(17)
(18)

STRUKTUR ORGANISASI

RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU) 2013-2014

Gino Susanto, S.kep Wakil Kepala Ruang

Gino Susanto, S.kep Ketua Tim I

Dwi Hartanti, S,kep Ketua Tim II

Yuli Marhaen,Amk

Cahyaning W,Amk Nanik Setiyo N,Amk Anik Retnowati,Amk

Heny Arifah,Amk

Agnes Tyas M,Amk Irma Fauziati,Amk Ambar sucianingrum,Amk

(19)

Jumlah perawat yang ideal terdapat diruang ICU menurut perhitungan rumus:

a. Model Depkes RI, 2005

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan :

    

      

  

   

Jadi, jumlah tenaga keperawatannya adalah 9 orang L oss day                      =  

 

         (dibulatkan) F aktor Koreksi

(20)
(21)

C = Jumlah hari/tahun

D = Jumlah hari libur masing-masing perawat E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat

F = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun G = Humlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

     (  )   



  

 Dibulatkan menjadi9 orang

L oss day

          

        

       

(22)
(23)

Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga Tingkat

Ketergantungan

Jumlah

Pasien Pagi Sore Malam

Minimal 7 7x0,17= 1,19 7x0,14= 0,98 7x0,07= 0,49 Parsial 3 3x0,27= 0,81 3x0,15= 0,45 3x0,10= 0,3 Total 4 4x0,36= 1,44 4x0,36= 1,44 4x0,20= 0,8 Jumlah 14 3,44 2,87 1,59 Kebutuhan Perawatan 3 3 2

Total Tenaga Perawat;

Pagi : 3 Orang

Sore : 3 Orang

Malam : 2 Orang

+

8 Orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari 77x8 616

288 = 288 = 2,13, dibulatkan menjadi 2 orang

(24)
(25)

Beban kerja :

No Shift Perawat A Perawat O Perawat A

Siang 4 jam 5 jam 4 jam

4/7x100= 57 5/7x100= 71 4/7x100= 57 TOTAL= 185/3=62

No Shift Perawat K Perawat D Perawat H

Malam 3,5 3,5 3,5

3,5/10x100= 3,5/10x100 = 3,5/10x100 =

No Shift Perawat N Perawat D Perawat I Perawat S Perawat P

Pagi 5 jam 5 jam 6 jam 6 jam 6 jam

5/7 x 100 = 71 5/7 x 100 = 71 6/7 x 100 = 86 6/7 x 100 = 86 6/7x100= 86 TOTAL = 400/5=80

(26)
(27)

2. Material

a. lokasi dan denah.

Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan dilakukan pada ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan uraian denah sebagai berikut :

Ruang perawat BED 3 BED 2 BED 1 IBS Wc Ruang dokter BED 1 Alm ari

(28)
(29)
(30)
(31)

 b. Peralatan dan Fasilitas

Berikut ini data mengenai sarana dan prasarana di Ruang Intensif Care Unit (ICU) RSUD Demak

disesuaikan dengan standar sarana dan prasarana dari Departemen Kesehatan RI tahun 2001.

Tabel 1.1 Daftar Fasilitas untuk Pasien Ruang Intensif Care Unit (ICU) RSUD Demak

No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Keterangan

1 Tempat Tidur 6 buah Baik 1:1 Cukup

2 Meja dan lemari 9 buah Baik 1:1 Cukup

3 AC 4 buah Baik 4/ruangan Cukup

4 Kursi Roda 2 buah Baik 2-3/ruangan Cukup

5 White board 1 buah Baik 1/ruangan Cukup

6 Jam Dinding 2 buah Baik 1/ruangan Cukup

7 Timbangan Badan 1 buah Baik 1/ruangan Cukup

8 Kamar Mandi dan

Toilet

1 kamar Baik Kls 2=1:2

Kls 3=1:5

Cukup

9 Ember sampah 5 buah Baik 1/kamar Cukup

(32)
(33)

sedang

7 Tensimeter 2 buah Baik 2/ruangan

-8 Bengkok 4 Baik 2/ruangan

-9 Suction 1 Baik 2/ruangan

-10 Lemari obat 1 buah Baik 2/ruangan

-11 Spuit gliserin - Baik 2/ruangan

-12 Troly obat 1 buah Baik 1/ruangan

-13 Standard baskom 1 buah Baik 2/ruangan Ditambah

14 Standard infus 4 buah Baik 1:1

-15 Ambu bag 4 buah Baik 1/ruangan

-16 Manometer O2

lengkap

4 buah Baik 2/ruangan

-17 Standard O2 Mobile 1,

sentral tiap tempat tidur

Baik 2/ruangan

-18 Thermometer digital 2 buah Baik 5/ruangan

-19 Troly emergency 1 buah Baik 1/ruangan

-c. Administrasi penunjang

(34)
(35)

b. Pendokumentasian

Pendokumentasian di yang digunakan di IGD rumah sakit Islam sultan agung adalah secara manual, seluruh item telah terisi lengkap yang terdiri dari lembar pengkajian pasien masuk yang diisi leh perawat dan dokter.

c. supervise

Hasil identifikasi di IGD rumah sakit islam sultan agung, selain dari supervise yang dilakukan dari pihak structural rumah sakit, supervise dari ruangan juga sudah diterapkan, yaitu supervise yang dilakukan oleh kepala ruang.

d. ronde keperawatan

Hasil identifikasi yang dilakukan di Ruang IGD diperoleh hasil bahwa ronde

keperawatan tidak diterapkan di IGD, hal tersebut dibuktikan dengan tindakan yang dilakukan di IGD adalah tindakan kegawatan dan pasien yang dirawat di ruang IGD tidak lama dan segera di pindahkan ke ruangan rawat sehingga tindakan yang dilakukan di IGDbukan Ronde keperawatan melainkan tindakan kolaborasi. e. Penerimaan pasien baru

Penerimaan pasien baru di IGD rumah sakit Islam sultan agung sudah dilakukan dengan baik, sebelum memasuki ruangan, pasien akan m elawati TRIAGE untuk menentukan ke ruang mana pasien akan di tangani.

(36)
(37)

 Rata-rata banyak yang bekerjasebagaiburuhpabrikdanwiraswasta.

2. Usaha-usaha yang

telahdilakukanruanganuntukmeningkatkanmutupelayananpasienadalahpelatih an-pelatihan, rapatkoordinasi yang

dimanadalamrapattersebutterkadangsebagaipengisimateridanbisasebagaiajang untukbertukarinformasi, sertaadanya audit-audit.

3. Ada unit penjaminanmutudiruangan, yaitu GPM (GugusPengendaliMutu). GPM adalahsuatu program yang dilakukan di IGD dengankasus fast respon,  pasiengawatterlayani 5 menitkhusus yang triasemerah.

Jadiuntukpenerimaandanpelayanan di IGD tidakberdasarkansiapa yang dating lebihawal, tetapiberdasarkantriasekegawatdaruratan.

4. Unit penjaminanmutubelumbekerjasecara optimal karenakendalanyaadalah multi job, dimanaterkadangperawatdiruangantidakada yang berada di

mejatriase, merekaberada di konterperawatuntukmengerjakanadministrasi,file-file dansebagainya.  Namunmerekatetapmemperhatikantriase/tingkatkegawatdaruratanpasien. 5. Sebagianpasiendankeluargapasienpuaskarenamerekatertanganidenganbaik,  parapasienmengertimana yang harusditanganiterlebihdahulusaatadapasiendatangdengantingkatkegawatdarur  atan yang berbeda. Hal

(38)
(39)

10. Rata-rata

 pasientidakmengetahuitentangpenyakitnyadanhanyamembiarkannyasampaise tengahharibarumemeriksakankepuskesmas, klinik, ataupunrumahsakit.

Untukkasuskecelakaankerja,

 pasienlangsungmembawanyakerumahsakituntukmendapatkanperawatan yang lebihintensif.

Kebutuhan personal hyginepasiensaat di ruang IGD hanyadirapikansajakarena

IGD hanyasebagaigardaawalpasienmasuk, untuk personal

hyginelengkappasien di lakukansaatpasiensudahberada di bangsal. Untukpasiendenganperdarahan, Pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Intensif Care Unit (ICU) sebagian besar berasal dari Demak. Usia pasien bervariasi kisaran usia 35

 – 

  70 tahun. Perawat memberikan perawatan secara optimal,sehingga pelayanan di ruang Intensif Care Unit (ICU) cukup baik .

5. Money

(40)
(41)

 JAMKESMASKOT

 TRAUMA CENTER

 TAGIHAN PERUSAHAAN

5. Mengidentifikasi tarif untuk masing-masing tindakan yang dilakukan di ruangan? Jawab :

 Pasang infus dewasa :Rp 10.000

 GDS :RP 3.000

 NGT :Rp 4.000

 Lepas dan pasang kateter :Rp 4.500

 Masker /jam :Rp 2.000

 Creatinin :Rp 2.000

 HR :Rp 5.000

 Ureum :Rp 2.000

(42)
(43)

D3 Kep : 14 orang

e. Adanya perawat yang dipilih untuk mengikuti pelatihan/pendidikan diluar.

0,4 3 1,2

Total 1,0 2,6

Weakness/Kelemahan

Perawat kurang disiplin sehingga dalam

melakukan overan jaga sering tidak tepat waktu (terlambat)

1,0 4 4,0

Total 1,0 4,0

Opportunity / Peluang

a. Perawat primer menyatakan sebagian besar  perawat di ruangan Intensif Care Unit

(ICU) mempunyai kemauan untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

0,5 3 1,5 O-T=

3,1-2,8 = 0,3

 b. Rumah sakit memberikan kebijakan untuk memberi beasiswa dan pelatihan bagi

 perawat ruangan yang bersedia serta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

0,3 4 1,2

c. Adanya kebijakan pemerintah tentang  profesionalisme perawat

0,2 2 0,4

Total 1,0 3,1

(44)
(45)

Total 1,0 2,0 FAKTOR EKSTERNAL (EFAS)

Opportunity / Peluang

a. Adanya kesempatan menambah anggaran untuk pembelian set balutan.

0,5 3 1,5 O –  T=

2,5 – 2,0= 0,5

 b. Adanya kesempatan untuk penggantian alat-alat yang tidak layak pakai

0,5 2 1,0

Total 1,0 2,5

Threatment /Ancaman

a. Adanya tuntutan yang tinggi dari

masyarakat untuk melengkapai syarana dan  prasarana

0,5 2 1,0

 b. Adanya kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang diperlukan.

0,5 2 1,0

Total 1,0 2,0

3. M3 : Metode

MAKP (Tim)

Faktor Internal (IFAS) Kekuatan/strength 

a. Sudah ada model asuhan keperawatan yaitu metode tim

0,2 3 0,9 S-W =

3,0-2,5= 0,5

(46)
(47)

Ancaman/threatment 

a. Adanya kompetisi dengan Rumah Sakit umum yang lain.

0,5 3 1,5

 b. Tuntuntan masyarakat akan pelayanan yang maksimal.

0,3 2 0,6

c. Media cetak yang mendapatkan informasi terhadap keluhan masyarakat dalam

mendapatkan pelayanan.

0,2 2 0,4

Total 1,0 2,5

Faktor Internal (IFAS) Overan

Kekuatan/strength 

a. Overan merupakan kegiatan rutin yaitu dilaksanakan tiga kali dalam sehari.

0,05 4 0,2 S –  W =

2,95-2,0= 0,95  b. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan

akan dinas.

0,1 3 0,3

c. Overan dipimpin oleh kepala ruang. 0,05 3 0,15

d. Ada klarifikasi, tanya jawab, dan validasi terhadap semua yang dioverankan.

0,1 4 0,4

e. Semua perawat tahu hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam operan.

0,15 2 0,3

f. Selalu ada interaksi antara perawat dengan  pasien dalam overran.

(48)
(49)

yang diberikan oleh perawat

 b. Adanya lembaga LSM yang selalu memperhatikan keluhan yang dirasakan masyarakat.

0,4 2 0,8

Total 1,0 2,0

Faktor Internal (IFAS) Ronde Keperawatan Kekuatan/strength 

a. Ruangan mendukung adanya ronde keperawatan.

0,3 2 0,6

 b. Perawat di ruangan mengerti tentang kegiatan ronde keperawatan,

0,3 2 0,6 S –  W =

2,22,4= -0,9

c. Adanya pembentukan tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan.

0,2 2 0,4

d. Adanya kasus-kasus bedah yang memerlukan  perhatian khusus.

0,2 3 0,6

Total 1,0 2,2

Kelemahan/weakness 

a. Karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata.

0,4 3 1,2

 b. Pelaksanaan ronde keperawatan belum optimal 0,3 2 0,6

Total 1,0 2,4

(50)
(51)

d. Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam pengkajian dan  pengisiannya

0,13 2 0,26

e. Sebanyak perawat mengatakan mengerti cara  pengisian format dokumentasi yang digunakan

dengan benar dan tepat.

0,2 3 0,6

f. Sebanyak perawat mengatakan melakukan dokumentasi segera setelah melakukan tindakan

0,05 2 0,1

g. Sebanyak perawat mengatakan format yang digunakan sangat membantu dalam melakukan  pengkajian.

0,02 2 0,04

Total 1,0 2,2

Kelemahan/weakness 

a. Sistem dokumentasi masih dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi)

0,3 2 0,6

 b. Belum semua tindakan perawat di dokumentasikan

0,3 3 0,9

c. Perawat mengatakan model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja perawat

0,2 3 0,6

d. Perawat mengatakan model dokumentasi yang digunakan menyita banyak waktu perawat

0,2 2 0,4

(52)
(53)

 b. Adanya umpan balik dari supervisor untuk setiap ada tindakan

0,3 3 0,9

c. Para perawat menginginkan adanya perubahan untuk setiap tindakan sesuai dengan hasil  perbaikan dari dilakukannya supervise

0,2 2 0,4

Total 1,0 2,8

Kelemahan/weakness 

a. Paraperawat di ruang Intensif Care Unit (ICU)  belum pernah mendapatkan pelatihan dan

sosialisasi tentang supervise

0,6 2 1,2

 b. Belum ada format baku yang digunakan dalam supervise

0,4 2 0,8

Total 1,0 2,0

Faktor Eksternal (EFAS) Peluang/opportunity 

O-T = 2,4-2,0= 0,4 a. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan

 pendidikan

0,4 3 1,2

 b. Adanya mahasiswa profesi yang praktik manajemen keperawatan

0,3 2 0,6

c. Supervisi dilakukan 3 kali sehari sesuai dengan shift yang ada.

0,3 2 0,6

Total 0,1 2,4

(54)
(55)

 pulang

 b. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan

0,5 2 1,0

Total 1,0 2,5

Faktor Eksternal (EFAS) Peluang/opportunity 

O-T 2,6-2,5 = 0,1

a. Adanya kemauan pasien atau keluarga untuk mendengarkan anjuran perawat

0,6 3 1,8

 b. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan praktek klinik

0,4 2 0,8

Total 1,0 2,6

Ancaman/threatment 

a. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan

0,6 2 1,2

 b. Persaingan antar ruang dalam memberikan  pelayanan keperawatan yang semakin ketat

0,4 3 1,2

Total 1,0 2,5

4. M5 (Market dan Mutu)

Faktor Internal (IFAS) Kekuatan/strength 

a. Di ruang Intensif Care Unit (ICU) sudah

menetapkan upaya mengurangi infeksi dengan indikator penilaian flebitis, ILO, ISK,

0,2 3 0,6 S-W =

3,0-2,0= 1,0

(56)
(57)
(58)
(59)

DIAGRAM LAYANG ANALISA SWOT

1) Ruang Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak

S

M2 M3 RK SV TT DP

T

O

M5

(60)
(61)

Identifikasi Masalah

a. Ketenagakerjaan/ M an  (M1)

a) Tidak adanya karyawan khusus untuk mengelola data/ informasi keperawatan sehari-hari sehingga perawat harus merangkap tugas

 b) Pendidikan perawat rata-rata D3 oleh karena itu perawat masih memerlukan pendidikan yang lebih tinggi lagi dengan harapan pihak rumah sakit mau mengadakan beasiswa bagi perawat,untuk meningkatkan kinerja perawat dan mutu pelayanan.

c) Ketidakdisiplinan perawat dalam hal waktu kehadiran, sehingga operan  jaga seringkali terlambat.

Prioritas Masalah:

a) Tidak adanya karyawan khusus untuk mengelola data supervisi sehari-hari sehingga perawat harus merangkap tugas.

 b) Ketidakdisiplinan perawat dalam hal waktu kehadiran sehingga operan  jaga seringkali terlambat.

(62)
(63)

b) Overan Jaga

Ketidakdisiplinan perawat hadir sesuai jadwal sehingga kegiatan operan  jaga sering terlambat.

c) Ronde Keperawatan

Belum terjadwalnya ronde keperawatan. d) Supervisi

Supervisi tidak dilakukan per ruangan, tetapi supervisi dilakukan secara keseluruhan langsung rumah sakit RSUD Sunan Kalijaga Demak.

Prioritas Masalah:

a) Pembagian tugas antara PP dan PA belum terarah dengan jelas.

 b) Ketidakdisiplinan perawat hadir sesuai jadwal sehingga kegiatan operan  jaga sering terlambat.

c) Belum terjadwalnya ronde keperawatan.

d) Perawat ada yang belum pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.

(64)
(65)

Planning Of A ction

No Masalah Tujuan Program/ Kegiatan Indikator Keberhasilan Waktu Penanggung Jawab 1 M1 (ketenagaan) a. Tidak terdapat administratorsistem informasi manajemen keperawatan . Ketidakdisiplinan  perawat a. Untuk mempermudah dan meningkatkan sistem informasi manajemen keperawatan . Meningkatkan kedisiplinan  perawat 1) Mahasiswa merekomendasikan kepada Kepala Ruang Intensif Care Unit (ICU) untuk membuat surat permohonan Open rekrutmen bagi lulusan teknik informatika kepada  pihak Rumah Sakit 1) Memotivasi perawat

untuk meningkatkan kinerjanya dan merekomendasikan ke Kepala Ruang Intensif Care Unit (ICU) untuk memberikan

 penghargaan bagi  perawat yang kompeten 2) Memberi rangking

 pada perawat yang terlambat dan perawat yang disiplin 1) Adanya  pendokumentasian secara komputerisasi 2) Beban kerja  perawat menurun 3) Kualitas pelayanan meningkat 1) Perawat tiba di ruangan tepat waktu sesuai jadwal sift 2) Kinerja perawat  baik dan memuaskan terhadap pasien 6-12 Januari 2014 6-12 januari 2014 A. Subkhan A. Subkhan

(66)

2 aterial (M2) a. Belum tersedianya

fasilitas berupa media penyuluhan yang dapat dibaca  pasien/ klien secara  bebas (informasi yang ditempel di  papan informasi  belum lengkap) a. Pengetahuan  pasien danklien meningkat a. Menyediakan bahan  bacaan seperti leaflet

atau poster mengenai  penyakit yang sering

terjadi di ruang Intensif Care Unit (ICU)

a. Tersedia leaflet/  poster yang dapat

dengan mudah dibaca 6-12 Januari 2014 Jania Reniswa 3 etode (M3) AKP Tim a. Pembagian antara PP dan PA belum terarah dengan jelas sesuai metode asuhan keperawatan onde keperawatan . Belum dilaksanakan ronde keperawatan a. Pembagian tugas di ruangan menjadi teratur dan terarah sesuai dengan metode yang digunakan . Perawat dapat melakukan ronde keperawatan a. Merencanakan tugas yang dikerjakan PP dan PA dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien  b. Melakukan ronde keperawatan a. PP merencanakan Tindakan Keperawatan,mencat at tindakan keperawatan yang dilakukan dan PA membantu tugas PP dalam melakukan tindakan keperawatan kepada  pasien  b. Masalah keperawatan teratasi 6-12 Januari 2014 6-12 Januari 2014 Ayin Natussofa Khalimah S,M

(67)

Supervisi c. Perawat belum  pernah mendapatkan  pelatihan dan sosialisasi supervisi 1) Perawat mengerti dan memahami mengenai supervisi ) Untuk Memberikan wawasan kepada perawat tentang supervisi yang dilakukan c. Merekomendasikan diadakannya pelatihan dan mengadakan sosialisasi mengenai supervisi kepada seluruhperawat di ruang Intensif Care Unit (ICU) serta merencanakan  jadwalnya

c. Perawat dapat menjelaskan mengenai supervisi (hal-hal yang dinilai dalam kegiatan supervisi) dan dapat mengaplikasikan di ruangan bagi  perawat yang

mendapat pelatihan supervisi

6-12 januari 2014 Ayin Natussofa

4 arket (M5) a. Kurangnya  pelayanan  pemberian informasi mengenai  perkembangan kesehatan pasien (40% responden kurang puas) a. Meningkatkan kepuasan pasien a. Memotivasi perawat untuk selalu memberikan informasi mengenai  perkembangan kondisi  pasien guna meningkatkan  pelayanan

2) Klien (pasien dan keluarga) mengatakan puas (selalu mendapat informasi  perkembangan kondisi pasien) terhadap pelayanan  perawat di Ruang

Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak

Gambar

Tabel  1.1  Daftar  Fasilitas  untuk  Pasien  Ruang  Intensif  Care  Unit  (ICU) RSUD Demak
DIAGRAM LAYANG ANALISA SWOT

Referensi

Dokumen terkait

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing tingkat satuan pendidikan (Depdiknas, 2006). KTSP tersebut terdiri dari tujuan

Hasil wawancara terhadap 9 narasumber yaitu guru SDN Rejowinangun 3 Kotagede menunjukkan bahwa guru telah berupaya memiliki kompetensi sosial dalam berkomunikasi

Symbol [ ] menjelaskan pengalamatan tidak langsung dalam bahasa rakitan, sebagai contoh jika register BX berisi 1000H maka instruksi MOV AX,[BX] akan menyebabkan isi segmen data

Pendidikan anak merupakan kewajiban bagi orang tua dan merupakan hak dari setiap anak. Banyak dari orang tua yang tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak. Melihat

Peneliti ini menggunakan algoritma Shannon-Fano untuk melakukan kompresi pada semua jenis data seperti teks, citra, video dan audio dimana peneliti membandingkan semua

Sumber: hasil output SPSS yang diolah.. Estimation terminated at

Analisis kekerabatan nukleotida dan asam amino menunjukkan SPFMV dari Cikarawang berada pada satu kluster dengan isolat dari Jepang dan Spanyol (Gambar 3 a-b).. SPFMV

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar muatan lokal mengenal potensi