• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kharisma Lbm 4 Tht

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kharisma Lbm 4 Tht"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Dok, saya pilek tidak sembuh-sembuh Dok, saya pilek tidak sembuh-sembuh STEP 1

STEP 1 •

• Diafanoskopi :Diafanoskopi :

Pemeriksaan yang digunakan untuk menilai ada tidaknya kesuraman pd Pemeriksaan yang digunakan untuk menilai ada tidaknya kesuraman pd sinus2 yg ada di wajah. Caranya senter

sinus2 yg ada di wajah. Caranya senter dimasukan kedalam mulut dandimasukan kedalam mulut dan ruanganya harus gelap, kemudian dilihat ada kesuraman pd sinus atau ruanganya harus gelap, kemudian dilihat ada kesuraman pd sinus atau tidak.

tidak. STEP 2 STEP 2

1.

1. Apa iApa innervannervasi dsi dari mari masingasing2 si2 sinus nus paranaparanasalsal 2.

2. Apa sApa saja fuaja fungsngsi dari dari sini sinus paus paranaranasalsal !.

!. "enga"engapa pasien terpa pasien terdapat ingdapat ingus kenus kental yg sulit ktal yg sulit keluar dan keluar dan keluareluarnya dinya di tenggorokan

tenggorokan #.

#. "enga"engapa paspa pasien menien mengeluh sgeluh sakit kakit kepala depala disekitisekitar mataar mata $.

$. "enga"engapa didapapa didapatkan ktkan keluhan peluhan pilek tidailek tidak sem%uh sk sem%uh sejak # %ulaejak # %ulan yang laln yang laluu &.

&. "enga"engapa %ila sedpa %ila sedang minum oang minum o%at k%at keluhan %eluhan %erkuerkurang taprang tapi setelai setelah o%ath o%at ha%is keluhan tim%ul kem%ali

ha%is keluhan tim%ul kem%ali '.

'. Apa sajApa saja pemeria pemeriksaan (ksaan (sik padsik pada hidua hidung selaing selain diafan diafanosknoskopiopi ).

). Apa sApa saja kaja klaslasi(ki(kasi sasi sinuinusitsitisis *.

*. Apa sajApa saja faktor a faktor yang %eyang %erperan prperan pada krada kronisonisitas siitas sinusitnusitisis 1+.Apa etiologi dari keluhan pada skenario

1+.Apa etiologi dari keluhan pada skenario 11.omplikasi dari diagnosis

11.omplikasi dari diagnosis

12.-e%utkan maam2 sekret pada hidung dan penye%a%nya/ 12.-e%utkan maam2 sekret pada hidung dan penye%a%nya/ 1!.0elaskan pemeriksaan penunjang pada skenario/

1!.0elaskan pemeriksaan penunjang pada skenario/

STEP 3 STEP 3

1.

1. Apa iApa innervannervasi dsi dari mari masingasing2 si2 sinus nus paranaparanasalsal

 -in-inus mus maksaksila : ila : n.  n.  divdivisi 2 isi 2 ataatau n. "u n. "aksaksilarilaris pis punyunya 2 a 2 %g :%g : n.infraor%itaal dan n.palatina mayor, mengatur

n.infraor%itaal dan n.palatina mayor, mengatur sekresi n.infraor%ital.sekresi n.infraor%ital. ostium sinus maksilaris letak diatas %utuh %antuan

ostium sinus maksilaris letak diatas %utuh %antuan dr silla untuk kedr silla untuk ke meatus media

meatus media

 -in-inus frus frontontal : n.al : n.supsupraorraor%it%ital 3mal 3mengengatuatur sekr sekresresinyinya4 da4 danan n.supratohlear

n.supratohlear

 -in-inus spus sphenhenid : n. did : n. devievisi ofsi oftalmtalmika daika dan maksn maksilaila, ost, ostium leium letak dtak di%ai%awahwah sinus

sinus

 -in-inus etus etmoimoid : n.d : n.etmetmoidoidalialis ants anterioerior et por et postesteriorior, ar, a%an%ang posg postt gangglion n.55,

gangglion n.55,

nyeri sekitar wajah krn semua

nyeri sekitar wajah krn semua innervasi dr n., ostium sinus etmoidinnervasi dr n., ostium sinus etmoid untuk pengaliran sekresi menuju ke muaranya

untuk pengaliran sekresi menuju ke muaranya 2.

2. Apa sApa saja fuaja fungsngsi dari dari sini sinus paus paranaranasalsal

S

(2)

1

Mer

upakan

per

t

ahanan

akt

i

f

r

ongga

hi

dung

t

er

hadap

vi

r

us,

bakt

er

i

dan

j

amur

at

au

part

i

kel

ber

bahaya

l

ai

n

yang

t

er

hi

r

up

ber

sama

udar

a.

Ef

e

kt

i

v

i

t

as

s

ys

t

e

m

t

r

ans

por

t

s

i

l

i

e

r

di

pe

ng

ar

uhi

ol

e

h

kual

i

t

as

s

i

l

i

a

dan

pal

ut

l

e

ndi

r

(

di

has

i

l

kan

ol

e

h

s

e

l

2

g

obl

e

t

pada

epi

t

e

l

dan

ke

l

e

nj

ar

se

r

umi

nos

a

submukos

a)

.

2

Bagi

an

bawah

pal

ut

l

endi

r

t

er

di

r

i

dar

i

cai

r

an

ser

os

a

mengandung

l

akt

of

e

r

i

n,

l

i

s

oz

i

m,

i

nhi

bi

t

or

l

e

kopr

o

t

e

as

e

s

ekr

e

t

or

i

k,

dan

I

g

A

sekr

et

ori

k

(

f

x

:

mengel

uarkan

mi

kr

oor

gani

smedari

j

ari

ngan

dengan

mengi

kat

ant

i

ge

n

t

sb

pada

l

umen

sal

ur

an

napas)

3

Bagi

an

per

mukaannya

t

er

di

r

i

dar

i

mucus

y

ang

l

ebi

h

el

as

t

i

c

dan

 banyak

mengandung

pr

ot

ei

n

pl

asma

seper

t

i

al

bumi

n,

I

gG

(

f

x

:

ber

aksi

di

dal

am mukosa

dengan

memi

cu

r

eaksi

i

nflamasi

j

i

ka

t

er

paj

an

dengan

ant

i

gen

bakt

er

i

)

,

I

gM dan

f

act

or

kompl

emen

.

4

Pada

si

nus

maxi

l

l

a,

sys

t

em t

r

anspor

t

si

l

i

a

 

mengger

akkan

se

cr

e

t

sepanj

ang

di

ndi

ng

ant

eri

or

,

medi

al

,

post

eri

or

dan

l

at

eral

sert

a

at

ap

r

ongga

si

nus

membent

uk

gambar

an

hal

o /

bi

nt

ang

yang

mengar

ah

ke

ost

i

um al

ami

ah.

Set

i

nggi

ost

i

um secr

et

akan

l

ebi

h

kent

al

t

et

api

dr

enase

nya

l

ebi

h

ce

pat

unt

uk

menceg

ah

t

ekanan

neg

at

i

ve

dan

 ber

kembangnya

i

nf

eksi

.

Ker

usakan

mukosa

yang

r

i

ngan

t

i

dak

akan

menghent

i

kan

at

au

mengubah

t

r

anspor

t

,

dan

se

cr

e

t

akan

mel

ewat

i

mukosa

yang

rusak

t

sb.

Tet

api

j

i

ka

secr

et

l

ebi

h

kent

al

,

secr

et

akan

t

er

hent

i

pada

mukosa

yang

mengal

ami

def

ek.

5

Ger

akan

sys

t

em t

r

anspor

t

mukosi

l

i

er

pada

si

nus

f

r

ont

al

mengi

kut

i

ger

akan

spi

r

al

 

secr

et

ber

j

al

an menuj

u

sept

um i

nt

er

f

r

ont

al

 

a

t

a

p,

di

ndi

ng

l

at

eral

dan

bagi

an

i

nf

eri

or

dari

di

ndi

ng

ant

eri

or

dan

post

eri

or

 

r

e

s

es

s

us

f

r

o

nt

al

.

(3)

1

Rut

e

per

t

ama

Mer

upakan

gabungan

sekr

esi

si

nus

f

r

ont

al

,

maxi

l

l

a

dan et

moi

d

ant

er

i

or

.

Secr

et

i

ni

bi

asanya

ber

gabung

di

dekat

i

nf

undi

bul

um e

t

moi

d

 

sel

anj

ut

nya

 ber

j

al

an

menuj

u

t

epi

bebas

pr

ocessus

unsi

nat

us,

dan

sepanj

ang

di

ndi

ng

medi

al

konka

i

nf

er

i

or

nasof

ari

ng

mel

ewat

i

bagi

an

ant

er

oi

nf

eri

or

ori

fisi

um

t

uba

eust

achi

i

 

be

r

l

anj

ut

ke

bat

as

epi

t

e

l

be

r

s

i

l

i

a

dan

epi

t

el

skuamosa

pada

nasi

f

ari

ng

 

sel

anj

ut

nya

 j

at

uh

ke

bawah

di

bant

u

dengan

gaya

gr

avi

t

asi

dan

pr

ose

s

menel

an.

2

Rut

e

kedua

Gabungan

sekre

si

si

nus

e

t

moi

s

post

er

i

or

dan

sphenoi

d

 

ber

t

emu

di

r

eces

sus

sf

enoet

moi

d

menuj

u

ke

nasof

ari

ng

pada

bagi

an

post

er

osuper

i

or

ori

fisi

um t

uba

eust

achi

i

.

(

Buku

Aj

ar

I

l

mu

Kes

ehat

an

THT,

FK

UI

)

!. "engapa pasien terdapat ingus kental yg sulit keluar dan keluarnya di tenggorokan

5ngus kental :

"ukus di%entuk sel go%let di hidung dan -P6, dlm keadaan tertentu mikroorganisme msuk  in7amasi  hipersekresi sel go%let  merusak

sel mukosa hidung dan -P6 3akn tersum%at disinus atau meatal kompleks shg saat diafanoskopi terdapat kesuraman4 ,

"asuk ketenggorokan :

8idung ada sum%atan shg tdk %isa keluar ke hidung, tekanan dirungga hidung %esar shg saat menelan ingus terdorong ke%elakang

Ada ! pato(sologi :

a. Ada o%struksi pd jalur drainase sinus9 sinus ostial : ada mukus di sinus di%antu silia akan mendorong mukur drainase, o%struksi  tdk

maksimal

De(siensi imun : pertahanan imun di sinus jelek

%. erja silia yg tdk maksimal : silia mem%antu mukus untuk didrainase didalam sinus, sindrom kartegener slh satu tanda kerusakan pd silia imo%ile, shg mukus tdk %s didorong utk didrainase

(4)

"ukus ada 2 lapisa, lapisan dalam le%ih ener9 serous, outer : sifatnya le%ih kental. 0k ada peru%ahan komposisi dmn produksi luar %erle%ih shg produksi mukus yg le%ih kental akan le%ih %anyak  silia susah

untuk menggerakan mukus kedalam drainase sinus

%striuksi %isa karena in7amasi  udem  o%struksi shg menekan silia 

kerja silia menurun  jika ada o%struksi, silia menurun  ostium

tersum%at di drainase

Awalnya serous tdk langsung purulen  awalnya serous jk lama2 tdk

sem%uh akan tertumpuk  menjadi media %akteri untuk replikasi dan

tum%uh  mulai ter%entuk sekret yg kental  tidak sem%uh  %erlanjut

se%agai hipoksia  %akteri anaero% %erkem%ang epat  terjadi

peru%ahan pd mukosa sperti ter%entuk polip, hipertfo( mukosa, polip

menekan dari nervus  nyeri

enapa sekret kental, terasa tertelan, tapi hidung tersum%at dan %atuk tidak %erdahak :

8idung tersum%at dr hipertro( konka

-ilia menghantarkan lendir ke posterior karna hidung ke

;atuk tidak %erdahak karna untuk menghilangkan DD dari organ respirasi. 5ngus kental  ada %akteri  mengalir ke posterior. ;akteri menye%a%kan

%atuk karna %akteri ke posterior. <e7ek %atuk keluar karna ada reseptor karina trakealis

(5)

1.

Pat

ofis

i

ol

ogi

(6)

3.

Makr

of

ag

/

monosi

t

ber

per

an

se

bagai

APC

(

Ant

i

gen

Pr

ese

nt

i

ng

Cel

l

)

menangkap

al

l

er

gen

di

mukosa

hi

dung

4.

Ant

i

gen

membent

uk

f

r

ag

men

pendek

pept

i

de

dan

ber

gabung

dengan

mol

ekul

HLA

I

I

membent

uk

kompl

eks

pe

pt

i

de

MHC

kel

as

I

I

,

kemudi

an di

pr

esent

asi

kan

pd

sel

T

hel

per

(

Th

0)

5.

Akt

i

vasi

si

t

oki

n

se

per

t

i

I

L

1

ol

eh

APC,

unt

uk

akt

i

vasi

Th0

menj

adi

Th

1

dan

Th

2

6.

Th2

akan

menghasi

l

kan

ber

bagai

si

t

oki

n

se

per

t

i

I

L3,

I

L4,

I

L5,

I

L13

7.

I

L4

dan

I

L13

dapat

di

i

kat

ol

eh

r

es

ept

or

nya

di

per

mukaan

se

l

l

i

mf

osi

t

B,

sehi

ngga

l

i

mf

osi

t

B akt

i

f

dan

mempr

oduksi

I

gE

8.

I

g

E

di

si

r

kul

asi

dar

ah

akan

masuk

ke

j

ar

i

ngan

dan

di

i

kat

ol

eh

r

esept

or

I

g

E di

per

mukaan

sel

mast

osi

t

at

au basofil

(

sel

medi

at

or

)

 

pr

os

e

s

se

ns

i

t

i

s

as

i

9.

Bi

l

a

mukosa

t

er

se

nsi

t

asi

,

t

er

papar

dengan

al

l

er

ge

n

yang

sama,

maka

kedua

r

ant

ai

I

g

E

akan

mengi

kat

al

l

er

ge

n

spesi

fik

degr

anul

asi

mast

osi

t

basofil

pr

edi

at

ors

medi

at

or

t

er

l

epas,

t

er

ut

ama

hi

st

ami

ne

dan

l

ai

nnya

(

PGD2,

Lt

D4,

PAF,

 br

adi

ki

ni

n)

r

e

a

ks

i

al

e

r

g

i

f

as

e

c

e

pat

10. Hi

s

t

ami

n

mer

angs

ang

r

ese

pt

or

H1

pada

uj

ung

s

ar

af

vi

di

anus

sehi

ngga

gat

al

dan ber

si

n2

11. Hi

s

t

ami

n

menyebabkan

sel

gobl

e

t

dan

mukosa

hi

per

sekr

esi

dan

per

meabi

l

i

t

as

kapi

l

er

meni

ngkat

ri

norr

hea

12. Vasodi

l

at

asi

si

nusoi

d

hi

dung

t

er

sumbat

13. Hi

s

t

ami

ne

mer

angsang

mukos

a

hi

dung

 

I

CAM 1

14. Pada

I

PAR,

sel

mas

t

oi

d

akan

mel

epas

mol

ekul

kemot

akt

i

k

akumul

asi

eosi

nofil

dan neut

r

ofil

di

j

ari

ngan

t

ar

get

(

ber

l

anj

ut

6-

8

j

am pasca

papar

an)

.

Pd

f

ase

i

ni

,

f

act

or

non

spesi

fik

dpt

memper

ber

at

gej

al

a

seper

t

i

asap

rokok,

bau

 yg

me

r

angsang,

per

ubahan

cuaca,

kel

embaban

yang

t

i

nggi

15. Tahap

pr

ov

okasi

/

r

eaksi

al

er

gi

(7)

I

mmedi

at

e

Phase

Al

l

er

gi

c

React

i

on

sej

ak

kont

ak

al

l

er

gen

sampai

1

j

am

Lat

e

phase

al

l

er

gi

c

r

eact

i

on,

ber

l

angsung

2-

4

j

am dengan

puncak

6-

8

j

am (

f

ase

hi

per

r

eakt

i

vi

t

as)

set

el

ah pemaparan

dapat

 ber

l

angsung

sampai

24-

48

j

am

Hi

dung

Bunt

u

:

  Hi

st

ami

ne

 Vasodi

l

at

asi

vascul

ar

 

Oedem mukosa

dan

konka

hi

dung

 

Sumbat

an

hi

dung.

(

Buku

Aj

ar

I

l

mu

Kese

hat

an

THT,

FK UI

)

Rhi

nor

e

:

Hi

s

t

ami

ne

 

kel

enj

ar

mukosa

dan

se

l

gobl

et

mengal

ami

hi

per

sekr

esi

dan per

meabi

l

i

t

as

meni

ngkat

 

r

i

nor

e

(

Buku

Aj

ar

I

l

mu

Kes

ehat

an

THT,

FK

UI

)

Hi

dung

gat

al

dan

ber

si

n2

:

Hi

s

t

ami

n

akan

mer

angs

ang

r

es

ept

or

H1

pada

uj

ung

s

ar

af

 vi

di

anus

sehi

ngga

me

ni

mbul

kan

r

asa

gat

al

pada

hi

dung

 ber

si

n2

(

Buku

Aj

ar

I

l

mu

Kes

ehat

an

THT,

FK

UI

)

#. "engapa pasien mengeluh sakit kepala disekitar mata a. 8ipertfo( mukosa

%. -ilia tdk %isa %erfungsi %aik

. -ekret didalam sinus terkumpul shg menekan dinding2 pd sinus

sakit disekitar mata

Disinus maksila : nyeri di pipi

(8)

-inus frontal : nyeri didahi

-inus sphenoid : nyeri di%elakang kepala

$. "engapa didapatkan keluhan pilek tidak sem%uh sejak # %ulan yang lalu Ada ! pato(siologi, mungkin #%ln yg lalu %lm ada o%struksi 3silia kerja %erkurang dan hipersekresi 4

&. "engapa %ila sedang minum o%at keluhan %erkurang tapi setelah o%at ha%is keluhan tim%ul kem%ali

"ungkin dokter tidak mengo%ati dari etiologi, misalnya pd sinus maksila terganggu  mukus %erle%ihan, hanya dio%ati mungeurangi nyeri tdk

o%struksinya.

Dimukosa terdapat in7amasi shg menjadi mem%esar, osteo meatal komplek ikut menutup  mengendap  lama2 menekan segala arah

kedinding yg terdapat nervus, selain itu terdapat pertum%uhan %akteri 3 dokter hanya mem%eri untuk anti %akteri tidak etiologi 4

%at dekongestan utk vasokonstriksi konka supaya keil, jk sudah

ter%entuk o%struksi, disekitar konka ada meatus media utk muara sinus frontal dan etomidal anterior. 0ika ada hipertfori konka menutup meatus,

dikasih dekongestan, o%struksinya ter%uka tapi produksinya tetep %anyak. '. Apa etiologi dari keluhan pada skenario

Faktor Predisposisi

Obstruksi mekanik seperti deviasi septum, hipertrofi konka media, benda asing di hidung, polip serta tumor di dalam rongga hidung merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis. Selain itu rinitis kronis serta rinitis alergi juga menyebabkan obstruksi ostium sinus serta menghasilkan lendir yang banyak, yang merupakan media untuk tumbuhnya bakteri. Sebagai faktor predisposisi lain ialah lingkungan berpolusi, udara dingin serta kering, yang dapat mengakibatkan perubahan pada mukosa serta kerusakan silia.

). -e%utkan maam2 sekret pada hidung dan penye%a%nya/ ;erdasarkan warna :

 =idak %erwarna 9 %ening : virus dan alergi  uning9kehijauan : %akteri

 ehitaman : terjadi jika seseorang menghirup polutan yg terlalu %anyak  range 9 kemerahan : %erampur dgn darah krn ada %enda asing yg

masuk ke hidung disertai %au tdk sedap

 ;iru : dise%a%kan tepung dan %akteri pseudomonas pyoyanea menempel dimedia yg ook  menghasilkan pigmen non 7uorein

%erwarna %iru

*. Apa saja pemeriksaan (sik pada hidung selain diafanoskopi Penegakan diagnosis sinusitis secara umum:

(9)

- Sekret nasal yang purulen - Drenase faring yang purulen - Purulent Post Nasaldrip - Batuk 

- Foto rontgen !ater"sradiograp# atau air fluid le$el% : Pene&alan le&i# '() dari antrum

- *oronal *+ Scan : Pene&alan atau opaksifikasi dari mukosa sinus

,. Kriteria Minor :

- Sakit kepala - dem perior&ital

-  Nyeri di a/a# - Sakit gigi

-  Nyeri telinga Sakit tenggorok - Nafas &er&au - Bersin-&ersin &ertam&a# sering - Demam - +es sitologi nasal smear% : neutrofil dan &akteri

- 0ltrasound

 Kemungkinan terjadinya sinusitis jika :

e/ala dan tanda : , mayor2 1 minor dan 3 , kriteria minor  1+.Apa saja klasi(kasi sinusitis

Klasifikasi

Secara klinis sinusitis dapat dikategorikan sebagai sinusitis akut bila gejalanya berlangsung dari beberapa hari sampai 4 minggu. Sinusitis subakut bila berlangsung dari 4 minggu sampai 3 bulan dan sinusitis kronik bila berlangsung lebih dari 3 bulan.

Tetapi apabila dilihat dari gejalanya, maka sinusitis dianggap sebagai sinusitis akut bila terdapat tanda-tanda radang akut. ikatakan sinusitis subakut bila tanda-tanda radang akut sudah reda dan perubahan histologik bersifat reversible dan disebut sinusitis kronik,bila oerubahan histologik mukosa sinus sudah irreversible, misalnya sudah berubah menjadi  jaringan granulasi atau polipoid. Sebenarnya klasifikasi yang tepat ialah berdasarkan

pemeriksaan histopatologik, akan tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dikerjakan. 1. Sinusitis Akut

!enyakit ini dimulai dengan penyumbatan daerah kompleks osteomeatal oleh infeksi, obstruksi mekanis atau alergi. Selain itu juga dapat merupakan penyebaran dari infeksi gigi. Etiologi 

"#$ rinitis akut

"%$ infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut

"3$ infeksi gigi rahang atas &#, &%, &3, serta !# dan !% "dentogen$ "4$ berenang dan menyelam

(10)

"($ barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa. Gejala Subyektif 

)ejala sebjektif dibagi dalam gejala sistemik dan gejala lockal. )ejala sistemik ialah demam dan rasa lesu. *okal pada hidung terdapat ingus kental yang kadang + kadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. irasakan hidung tersumbat, rasa nyeri didaerah sinus yang terkena, serta kadang + kadang dirasakan juga ditempat lain karena nyeri alih "referred pain$.

!ada sinusitis maksila nyeri dibaah kelopak mata dan kadang + kadang menyebar ke alveolus, sehingga terasa nyeri di gigi. yeri alih dirasakan di dahi dan didepan telinga.

asa nyeri pada sinusitis ethmoid di pangkal hidung dan kantus medius. /adang + kadang dirasakan nyeri di bola mata atau dibelakangnya, dan nyeri akan bertambah bila mata digerakkan. yeri alih dirasakan di pelipis "parietal$. !ada sinusitis frontal rasa nyeri terlokalisasi di dahi atau dirasakan nyeri diseluruh kepala. asa nyeri pada sinusitis sfenoid di verteks, oksipital, dibelakang bola mata dan didaerah mastoid.

Gejala Obyektif 

!embengkakan pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata baah, pada sinusitis frontal di dahi dan kelopak mata atas, pada sinusitis ethmoid jarang timbul pembengkakan, kecuali bila ada komplikasi.

!ada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema. !ada sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis ethmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius, sedangkan pada sinusitis ethmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak keluar dari meatus superior.

!ada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring " post nasal drip$.

2. Sinusitis Subakut

)ejala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tanda-tanda radang akutnya "demam, sakit kepala, nyeri tekan$ sudah reda.

!ada rinoskopi anterior tampak sekret purulen di meatus medius atau superior. !ada rinoskopi posterior tampak secret purulen di nasofaring. !ada pemeriksaan transiluminasi tampak sinus yang sakit suram atau gelap.

3. Sinusitis Kronik

Sinusitis kronis berbeda dari sinusitis akut dalam berbagai aspek, umumnya sukar  disembuhkan dengan pengobatan medikamentosa saja. 0arus dicari faktor penyebab dan faktor predisposisinya.

!olusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung dapat juga disebabkan oleh alergi dan defisiensi imunologik. !erubahan mukosa hidung akan mempermudah terjadinya infeksi dan infeksi menjadi kronis apabila pengobatan pada sinusitis akut tidak sempurna. 1danya infeksi akan menyebabkan edema konka, sehingga drenase sekret akan terganggu. renase sekret yang terganggu dapat menyebabkan silia rusak dan seterusnya.

(11)

Gejala Subyektif 

)ejala subyekif sangat bervariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari2

• e/ala #idung dan nasofaring2 &erupa sekret di #idung dan sekret pasca nasal drip post nasal

drip%.

• e/ala faring2 yaitu rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorok.

• e/ala telinga2 &erupa pendengaran terganggu ole# karena tersum&atnya tu&a ustac#ius. • 4danya nyeri5sakit kepala.

• e/ala mata2 ole# karena pen/alaran infeksi melalui duktus naso-lakrimalis.

• e/ala saluran napas &erupa &atuk dan kadang-kadang terdapat komplikasi di paru2 &eruoa

 &ronc#itis atau &ronkietaksis atau asma &ronc#ial2 se#ingga ter/adi penyakit sino&ronkitis.

• e/ala di saluran cerna2 ole# karena mukopus yang tertelan dapat menye&a&kan

gastroenteritis26sering ter/adi pada anak.

/adang-kadang gejala sangat ringan hanya terdapat sekret di nasofaring yang meengganggu pasien. Sekret pasca nasal yang terus-menerus akan mengakibatkan batuk kronik.

yeri kepala pada sinusitis kronis biasanya terasa pada pagi hari dan akan berkurang atau hilang setelah siang hari. !enyebabnya belum diketahui dengan pasti, tetapi mungkin karena pada malam hari terjadi penimbunan ingus dalam rongga hidung dan sinus serta adamya stasis vena.

Gejala obyektif 

!ada sinusitis kronis, temuan pemeriksaan klinis tidak seberat sinusitis akut dan tidak terdapat pembengkakan pada ajah. !ada rinoskopi anterior dapat ditemukan sekret kental purulen dari meatus medius atau meatus superior. !ada rinoskopi posterior tampak sekret purulen di nasofaring atau turun ke tenggorok.

11.Apa saja faktor yang %erperan pada kronisitas sinusitis

a. %struksi dr ostium sinus : kesehatan sinus %ergantung dr sekresi, viskositas, volume yg normal. Aliran mukosiliar harus normal. stium hrus selalu ter%uka untuk drainase terpenuhi jk terjai o%struksi sinus

 pene%alan mukosa dan disfungsi silia

%. elainan anatomi

"engaki%atkan o%struksi mekanis drainase, e> : septum deviasi, pro.uninatus kelainan

. elam%atan pemulihan fs mukosiliar : e>. "ukostatis, hipoksia, penurunan jumlah silia

d. "ikro%a : akut dan kronis 3stapilokokus aureus, stapilokokus kogulasi negatif, kuman aero%

e. <esirkulasi mukus dan osteitis : ditemukan osteum asesorius maksila 

resirkulasi mukus, sekret mukus dr sinus ke ostium maksila akan menuju ke meatus medius, pd kasus ini mukus akan masuk lagi ke sinus melalui ostium asesorius

(12)

steitis : aki%at langsung infeksi9 oprasi sinus 12.omplikasi dari diagnosis

Komplikasi Sinusitis

T-Scan penting dilakukan dalam menjelaskan derajat penyakit sinus dan derajat infeksi di luar sinus, pada orbita, jaringan lunak dan kranium. !emeriksaan ini harus rutin dilakukan pada sinusitis refrakter, kronis atau berkomplikasi.

1. Komplikasi or&ita

Sinusitis et#moidalis merupakan penye&a& komplikasi pada or&ita yang tersering. Pem&engkakan or&ita dapat merupakan manifestasi et#moidalis akut2 namun sinus frontalis dan sinus maksilaris /uga terletak di dekat or&ita dan dapat menim&ulkan infeksi isi or&ita.

+erdapat lima ta#apan :

• Peradangan atau reaksi edema yang ringan. +er/adi pada isi or&ita aki&at infeksi sinus

et#moidalis didekatnya. Keadaan ini terutama ditemukan pada anak2 karena lamina  papirasea yang memisa#kan or&ita dan sinus et#moidalis sering kali mereka# pada

kelompok umur ini.

• Selulitis or&ita2 edema &ersifat difus dan &akteri tela# secara aktif mengin$asi isi

or&ita namun pus &elum ter&entuk.

• 4&ses su&periosteal2 pus terkumpul diantara perior&ita dan dinding tulang or&ita

menye&a&kan proptosis dan kemosis.

• 4&ses or&ita2 pus tela# menem&us periosteum dan &ercampur dengan isi or&ita.

+a#ap ini disertai dengan ge/ala sisa neuritis optik dan ke&utaan unilateral yang le&i# serius. Keter&atasan gerak otot ekstraokular mata yang tersering dan kemosis kon/ungti$a merupakan tanda k#as a&ses or&ita2 /uga proptosis yang makin  &ertam&a#.

• +rom&osis sinus ka$ernosus2 merupakan aki&at penye&aran &akteri melalui saluran

$ena kedalam sinus ka$ernosus2 kemudian ter&entuk suatu trom&ofle&itis septik. Secara patognomonik2 trom&osis sinus ka$ernosus terdiri dari :

a. 7ftalmoplegia.

 &. Kemosis kon/ungti$a.

c. angguan pengli#atan yang &erat.

• +anda-tanda meningitis ole# karena letak sinus ka$ernosus yang &erdekatan dengan

saraf kranial 882 8882 89 dan 982 serta &erdekatan /uga dengan otak.

,. Mukokel

Mukokel adala# suatu kista yang mengandung mukus yang tim&ul dalam sinus2 kista ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris2 sering dise&ut se&agai kista retensi mukus dan &iasanya tidak &er&a#aya.

Dalam sinus frontalis2 et#moidalis dan sfenoidalis2 kista ini dapat mem&esar dan melalui atrofi tekanan mengikis struktur sekitarnya. Kista ini dapat &ermanifestasi

(13)

se&agai pem&engkakan pada da#i atau fenestra nasalis dan dapat menggeser mata ke lateral. Dalam sinus sfenoidalis2 kista dapat menim&ulkan diplopia dan gangguan  pengli#atan dengan menekan saraf didekatnya.

Piokel adala# mukokel terinfeksi2 ge/ala piokel #ampir sama dengan mukokel meskipun le&i# akut dan le&i# &erat.

Prinsip terapi adala# eksplorasi sinus secara &eda# untuk mengangkat semua mukosa yang terinfeksi dan memastikan drainase yang &aik atau o&literasi sinus.

. Komplikasi 8ntra Kranial

• Meningitis akut2 sala# satu komplikasi sinusitis yang ter&erat adala# meningitis akut2

infeksi dari sinus paranasalis dapat menye&ar sepan/ang saluran $ena atau langsung dari sinus yang &erdekatan2 seperti leat dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kri&riformis di dekat sistem sel udara et#moidalis.

• 4&ses dural adala# kumpulan pus diantara dura dan ta&ula interna kranium2 sering

kali mengikuti sinusitis frontalis. Proses ini tim&ul lam&at2 se#ingga pasien #anya mengelu# nyeri kepala dan se&elum pus yang terkumpul mampu menim&ulkan tekanan intra kranial.

• 4&ses su&dural adala# kumpulan pus diantara duramater dan arac#noid atau

 permukaan otak. e/ala yang tim&ul sama dengan a&ses dura.

• 4&ses otak2 setela# sistem $ena2 dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi2 maka dapat

ter/adi perluasan metastatik secara #ematogen ke dalam otak. +erapi komplikasi intra kranial ini adala# anti&iotik yang intensif2 drainase secara &eda# pada ruangan yang mengalami a&ses dan pencega#an penye&aran infeksi.

;. 7steomielitis dan a&ses su&periosteal

Penye&a& tersering osteomielitis dan a&ses su&periosteal pada tulang frontalis adala# infeksi sinus frontalis. Nyeri tekan da#i setempat sangat &erat. e/ala sistemik   &erupa malaise2 demam dan menggigil

1!.0elaskan pemeriksaan penunjang pada skenario/ Penegakan diagnosis sinusitis secara umum:

1. Kriteria Mayor :

- Sekret nasal yang purulen - Drenase faring yang purulen - Purulent Post Nasaldrip - Batuk 

- Foto rontgen !ater"sradiograp# atau air fluid le$el% : Pene&alan le&i# '() dari antrum

- *oronal *+ Scan : Pene&alan atau opaksifikasi dari mukosa sinus

,. Kriteria Minor :

(14)

-  Nyeri di a/a# - Sakit gigi -  Nyeri telinga Sakit tenggorok - Nafas &er&au - Bersin-&ersin &ertam&a# sering - Demam - +es sitologi nasal smear% : neutrofil dan &akteri

- 0ltrasound

 Kemungkinan terjadinya sinusitis jika :

e/ala dan tanda : , mayor2 1 minor dan 3 , kriteria minor 

Pemeriksaan Penunjang 1. <a&oratorium

o +es sedimentasi2 leukosit2 dan *-reaktif protein dapat mem&antu diagnosis sinusitis

akut

o Kultur merupakan pemeriksaan yang tidak rutin pada sinusitis akut2 tapi #arus

dilakukan pada pasien immunocompromise dengan peraatan intensif dan pada anak-anak yang tidak respon dengan pengo&atan yang tidak adekuat2 dan pasien dengan komplikasi yang dise&a&kan sinusitis.

,. 8maging

o =ontgen sinus2 dapat menun/ukan suatu pene&alan mukosa2 air-fluid le$el2 dan

 perselu&ungan.Pada sinusitis maksilaris2 dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk  mengeta#ui adanya a&ses gigi.

o *+-Scan2 memiliki spesifisitas yang /elek untuk diagnosis sinusitis akut2 menun/ukan

suatu air-fluid le$el pada >?) pasien yang mengalami infeksi pernafasan atas dan ;()  pada pasien yang asimtomatik. Pemeriksaan ini dilakukan untuk luas dan &eratnya

sinusitis.

• M=8 sangat &agus untuk menge$aluasi kelainan pada /aringan lunak yang

menyertai sinusitis2 tapi memiliki nilai yang kecil untuk mendiagnosis sinusitis akut 1#.Penatalaksanaan

1$.DD dari sinusitis

Klasifikasi

Secara klinis sinusitis dapat dikategorikan sebagai sinusitis akut bila gejalanya berlangsung dari beberapa hari sampai 4 minggu. Sinusitis subakut bila berlangsung dari 4 minggu sampai 3 bulan dan sinusitis kronik bila berlangsung lebih dari 3 bulan.

Tetapi apabila dilihat dari gejalanya, maka sinusitis dianggap sebagai sinusitis akut bila terdapat tanda-tanda radang akut. ikatakan sinusitis subakut bila tanda-tanda radang akut sudah reda dan perubahan histologik bersifat reversible dan disebut sinusitis kronik,bila oerubahan histologik mukosa sinus sudah irreversible, misalnya sudah berubah menjadi  jaringan granulasi atau polipoid. Sebenarnya klasifikasi yang tepat ialah berdasarkan

(15)

1. Sinusitis Akut

!enyakit ini dimulai dengan penyumbatan daerah kompleks osteomeatal oleh infeksi, obstruksi mekanis atau alergi. Selain itu juga dapat merupakan penyebaran dari infeksi gigi. Etiologi 

"#$ rinitis akut

"%$ infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut

"3$ infeksi gigi rahang atas &#, &%, &3, serta !# dan !% "dentogen$ "4$ berenang dan menyelam

"'$trauma dapat menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal "($ barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa.

Gejala Subyektif 

)ejala sebjektif dibagi dalam gejala sistemik dan gejala lockal. )ejala sistemik ialah demam dan rasa lesu. *okal pada hidung terdapat ingus kental yang kadang + kadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. irasakan hidung tersumbat, rasa nyeri didaerah sinus yang terkena, serta kadang + kadang dirasakan juga ditempat lain karena nyeri alih "referred pain$.

!ada sinusitis maksila nyeri dibaah kelopak mata dan kadang + kadang menyebar ke alveolus, sehingga terasa nyeri di gigi. yeri alih dirasakan di dahi dan didepan telinga.

asa nyeri pada sinusitis ethmoid di pangkal hidung dan kantus medius. /adang + kadang dirasakan nyeri di bola mata atau dibelakangnya, dan nyeri akan bertambah bila mata digerakkan. yeri alih dirasakan di pelipis "parietal$. !ada sinusitis frontal rasa nyeri terlokalisasi di dahi atau dirasakan nyeri diseluruh kepala. asa nyeri pada sinusitis sfenoid di verteks, oksipital, dibelakang bola mata dan didaerah mastoid.

Gejala Obyektif 

!embengkakan pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata baah, pada sinusitis frontal di dahi dan kelopak mata atas, pada sinusitis ethmoid jarang timbul pembengkakan, kecuali bila ada komplikasi.

!ada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema. !ada sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis ethmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius, sedangkan pada sinusitis ethmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak keluar dari meatus superior.

!ada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring " post nasal drip$. Pemeriksaan Penunjang 

!ada pemeriksaan transiluminasi, sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap. !emeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit, sehingga tampak lebih suram dibandingkan dengan sisi yang normal.

(16)

!emeriksaan radiologik yang dibuat adalah posisi aters, !1 dan lateral. 1kan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan udara " air fluid level $ ada sinus yang sakit.

Pemeriksaan Mikrobiologi 

Sebaiknya untuk pemeriksaan mikrobiologik diambil sekret dari meatus medius atau meatus superior. &ungkin ditemukan bermacam + macam bakteri yang merupakan flora normal di hidung atau kuman patogen, seperti !neumococcus, Streptococcus, Stphylococcus dan 0aemophylus influean5ae. Selain itu mungkin juga ditemukan virus atau  jamur.

(17)

Terapi 

iberikan terapi medikamentosa berupa antibiotika selama #6 + #4 hari, meskipun gejala klinik telah hilang. 1ntibiotika yang diberikan adalah golongan penisilin. iberikan juga obat dekongestan lokal berupa tetes hidung, untuk memperlancar drainase sinus. 7oleh diberikan analgetika untuk menghilangkan rasa nyeri.

Terapi pembedahan pada sinusitis akut jarang diperlukan, kecuali bila telah terjadi komplikasi ke orbita atau intrakranial8 atau bila ada nyeri yang hebat karena ada sekret tertahan oleh sumbatan.

2. Sinusitis Subakut

)ejala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tanda-tanda radang akutnya "demam, sakit kepala, nyeri tekan$ sudah reda.

!ada rinoskopi anterior tampak sekret purulen di meatus medius atau superior. !ada rinoskopi posterior tampak secret purulen di nasofaring. !ada pemeriksaan transiluminasi tampak sinus yang sakit suram atau gelap.

Terapinya mula-mula diberikan medikamentosa, bila perlu dibantu dengan tindakan, yaitu diatermi atau pencucian sinus.

Obat-obat yang diberikan berupa antibiotika berspektrum luas, atau yang sesuai dengan tes resistensi kuman, selama #6-#4 hari. 9uga diberikan obat-obat simtomatis berupa dekongestan local "obat tetes hidung$ untuk memperlancar draenase. Obat tetes hidung hanya boleh diberikan untuk aktu yang terbatas "' sampai #6 hari$, karena kalau terlalu lama dapat menyebabkan rhinitis medikamentosa. Selain itu, dapat diberikan analgetika, antihistamin, dan mukolitik.

Tindakan dapat berupa diatermi dengan sinar gelombang pendek " ultra short wave diathermy $, sebanyak '-( kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus. /alau belum membaik, maka dilakukan pencucian sinus dan juga pembedahan non radikal, seperti bedah Sinus :ndoskopik ;ungsional "7S:;$ untuk membersihkan daerah /ompleks Ostio &eatal sehinggamukosa sinus kembali normal

3. Sinusitis Kronik

Sinusitis kronis berbeda dari sinusitis akut dalam berbagai aspek, umumnya sukar  disembuhkan dengan pengobatan medikamentosa saja. 0arus dicari faktor penyebab dan faktor predisposisinya.

!olusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung dapat juga disebabkan oleh alergi dan defisiensi imunologik. !erubahan mukosa hidung akan mempermudah terjadinya infeksi dan infeksi menjadi kronis apabila pengobatan pada sinusitis akut tidak sempurna. 1danya infeksi akan menyebabkan edema konka, sehingga drenase sekret akan terganggu. renase sekret yang terganggu dapat menyebabkan silia rusak dan seterusnya.

(18)

)ejala subyekif sangat bervariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari2

• e/ala #idung dan nasofaring2 &erupa sekret di #idung dan sekret pasca nasal drip post nasal

drip%.

• e/ala faring2 yaitu rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorok.

• e/ala telinga2 &erupa pendengaran terganggu ole# karena tersum&atnya tu&a ustac#ius. • 4danya nyeri5sakit kepala.

• e/ala mata2 ole# karena pen/alaran infeksi melalui duktus naso-lakrimalis.

• e/ala saluran napas &erupa &atuk dan kadang-kadang terdapat komplikasi di paru2 &eruoa

 &ronc#itis atau &ronkietaksis atau asma &ronc#ial2 se#ingga ter/adi penyakit sino&ronkitis.

• e/ala di saluran cerna2 ole# karena mukopus yang tertelan dapat menye&a&kan

gastroenteritis26sering ter/adi pada anak.

/adang-kadang gejala sangat ringan hanya terdapat sekret di nasofaring yang meengganggu pasien. Sekret pasca nasal yang terus-menerus akan mengakibatkan batuk kronik.

yeri kepala pada sinusitis kronis biasanya terasa pada pagi hari dan akan berkurang atau hilang setelah siang hari. !enyebabnya belum diketahui dengan pasti, tetapi mungkin karena pada malam hari terjadi penimbunan ingus dalam rongga hidung dan sinus serta adamya stasis vena.

Gejala obyektif 

!ada sinusitis kronis, temuan pemeriksaan klinis tidak seberat sinusitis akut dan tidak terdapat pembengkakan pada ajah. !ada rinoskopi anterior dapat ditemukan sekret kental purulen dari meatus medius atau meatus superior. !ada rinoskopi posterior tampak sekret purulen di nasofaring atau turun ke tenggorok.

Pemeriksaan mikrobiologik 

7iasanya merupakan infeksi campuran oleh bermacam-macam mikroba, seperti kuman aerobS. aureus, S. viridians, . !nfluen"ae dan kuman anaerob !eptostreptokokus dan ;usobakterium.

#iagnosis sinusitis kronik 

ibuat berdasarkan anamnesis yang cermat, pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior serta pemeriksaan penunjang berupa transiluminasi untuk sinus maksila dan sinus frontal, pemeriksaan radiologik, pungsi sinus maksila, sinoskopi sinus maksila, pemeriksaan histopatologik dari jaringan yang diambil pada aktu dilakukan sinoskopi, pemeriksaan meatus medius dan meatus superior dengan menggunakan naso-endoskopi dan pemeriksaan T-scan.

Terapi 

!ada sinusitis kronis perlu diberikan terapi antibiotik untuk mengatasi infeksinya dan obat-obatan simtomatis lainnya. 1ntibiotik diberikan selama sekurang-kurangnya % minggu.

(19)

Selain itu dapat juga dibantu dengan diatermi gelombang pendek selama #6 hari di daerah sinus yang sakit.

Tindakan lain yang dapat dilakukan ialah tindakan untuk membantu memperbaiki drenase dan pembersihan sekret dan sinus yang sakit. <ntuk sinusitis maksila dilakukan pungsi dan irigasi sinus, sedangkan untuk sinusitis etmoid, frontal atau sphenoid dilakukan tindakan pencucian !roet5. =rigasi dan pencucian sinus ini dilakukan % kali dalam seminggu. 7ila setelah '-( kali tidak ada perbaikan dan klinis masih tetap banyak sekret purulen, berarti mukosa sinus sudah tidak dapat kembali normal "perubahan irreversible$, maka perlu dilakukan operasi radikal.

<ntuk mengetahui perubahan mukosa masih reversible atau tidak, dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan sinoskopi, yaitu melihat antrum "sinus maksila$ secara langsung dengan menggunakan endoskop.

Referensi

Dokumen terkait

meletakkan material penutup atap/genteng, di pasang rangka reng (batten) (batten) langsung di atas langsung di atas struktur rangka atap utama dengan jarak yang

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana

Kajian ini berkisar komitmen pelajar dan pensyarah di kampus antaranya ialah komitmen pelajar terhadap pemakaian kad matrik universiti, komitmen pensyarah memperuntukkan masa bagi

2) Semi detached binary  Salah satu bintang pasangannya ketika berevolusi menjadi bintang raksasa merah memenuhi lingkup Roche (daerah di sekeliling bintang

7.2 Data Monitoring Pemeriksaan Air Limbah BAGIAN YG DI PERIKSA STANDART PROGRAM TGL SWAB RUJUKAN STANDART HASIL HASIL Air Limbah STP Outlet MARET 16/03/ 2018 BBTKL BAKU MUTU

“Analisis Pngaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), Serta implikasinya Pada Pembiayaan Mudharabah

Penelitian yang dilakukan Sari (2010), senam lansia mempunyai pengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia dimana sebelum dilakukan senam lansia 19 orang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur anatomi skeleton aksial meliputi vertebrae, karapaks dan plastron kura-kura brazil ( Trachemys scripta