ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan komunikasi
: Nita Aprilia
: 30 April 2012
: Pkl. 13.00 – 13.15 WIB (15 Menit)
: Ruang ucak Rowo
: Tn. S
: I (Fase Perkenalan)
: Meja, kursi, berhadapan, tenang
: Penampilan kurang rapi, tamMas melamun
: Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahannya
KOMUNIKASI VERBAL
KOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT
PADA PERAWAT
ANALISA BERPUSAT
PADA KLIEN
RASIONAL
P : Selamat pagi Mas, boleh
saya duduk di sini?
K : diam
P: Memandang K dan
tersenyum, mengangguk
K: Ekpresi datar
P : Ingin membuka
percakapan dengan klien
dan berharap dengan sapaan
sederhana P bisa diterima
oleh K.
K masih ragu terhadap
orang baru yang masuk ke
lingkungannya
Salam merupakan kalimat
pembuka untuk memulai
suatu percakapan sehingga
dapat terjalin rasa percaya.
K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P merasa senang ada
tanggapan atas salam
walaupun
belum
diekpresikan secara tulus
K : ragu terhadap orang
baru
P : Mas kenapa kok diam
saja?
K : Malas mbak,
Mengantuk
P : Memandang ke K
K : Sambil membetulkan
posisinya
K : Menunduk
P : Memandang ke K
P
ingin
memulai
percakapan dengan topik
ringan sebelum masuk ke
kondisi K
K memberikan respon
sepintas dan menunjukkan
perhatian cukup terhadap P
Topik ringan akan
memudahkan interaksi lebih
lanjut
P : Oh ya, perkenalkan saya
Nita, saya mahasiswa
praktek disini yang akan
merawat Mas selama 2
minggu
K : (diam)
P : Memandang K sambil
menjulurkan tangan ke K
K : Menjulurkan tangan ke
P
P merasa bahwa K harus
diberikan
penjelasan
tentang kedatangan P
K masih memberikan
tanggapan secara ragu-ragu
Memperkenalkan diri dapat
menciptakan rasa percaya
klien terhadap perawat
P : Nama Mas siapa ?
K : Saifuddin
P : Masih menjabat tangan
pasien dan mendekatkan
diri ke-K
K : Menatap mata P
K : Menyebut nama sambil
mengusap kepala
P ingin tahu nama pasien
P merasa K tidak ingin
lama-lama berbicara
K ragu-ragu
K merasa perkenalan hanya
formalitas belaka
Mengenal nama pasien akan
memudahkan interaksi
P : Tetap sambil berjabat
tangan
P : Mas senangnya
dipanggil dengan nama apa
K : Udin
P : Memandang K
K : Memandang ke bawah
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat lalu
memandang ke bawah lagi
P : Masih memperhatikan
dengan seksama
P ingin menjalin kedekatan
dengan pasien
P senang walaupun jawaban
singkat
K mencoba mengingat
nama yang disukainya
K mulai tertarik dengan
perkenalan dengan P
Nama panggilan merupakan
nama akrab klien sehingga
menciptakan rasa senang
akan adanya pengakuan atas
namanya
P : Wah, kedengarannya
enak kalau saya manggil
Mas Udin
K : Iya
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Tersenyum
K : Menoleh ke P
P : Memperhatikan
P mencoba mengakrabkan
suasana
P merasa pertanyaan
mendapatkan respon
K berpikir sejenak,
mengngingat nama yang
disukainya
K mulai merasa bahwa P
datang untuk membantu K
Pujian berguna untuk
mendekatkan
perawat
menjalin
hubungan
therapeutik dengan klien
P : Mas asalnya dari mana
Mas Udin?
K : Kediri
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir
K : Menoleh ke P dan
P masih berusaha
membangun keakraban
dengan topik sederhana
P senang karena K memberi
K berpikir dan
mengingat-ingat
K senang karena ingat
Topik sederhana membantu
menjalin kedekatan dengan
klien
mengalihkan pandangan
lagi
P : Memperhatikan K
respon
daerah asalnya dan kembali
membayangkan daerah
asalnya tersebut
P : Wah, jauh ya. Mas udin
asli sana?
K : Iya
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Mengangguk
K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K
P mulai mengkaji data
umum pasien
P khawatir kalau pertanyaan
membuat K tersinggung
K berpikir dan berusaha
mengingat
K membayangkan daerah
aslinya
Mengidentifikasi keluarga
sebagai system pendukung
P : Mas, Mas bersedia kan
ngobrol sama saya?10
menit saja
K : ya
P : Berbicara dengan jelas
K : memperhatikan dengan
seksama
K : mengangguk sambil
menjwab
P : tersenyum
P memulai kontrak waktu
dengan K
P memulai kontrak waktu
dengan K
K menyetujui kontrak
waktu yang diajukan
K menyetujui kontrak
waktu
Kontrak waktu perlu
dilakukan agar waktu lebih
efisien
dan
tidak
mengganggu istirahat klien
P : Mas tadi bilang malas
kenapa Mas?
K : malas, mbak.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
P mulai mengkaji pasien
K sambil berfikir
Mengidentifikasi
pola
istirahat dan keluhan fisik
pasien
K : Menunduk
P : memperhatikan dengan
seksama
P mulai menggali informasi
dari K
K masih tetap sambil
berfikir
P : Mas udin juga diam saja,
tidak mengobrol sama
temannya. Kenapa Mas?
K : menyita waktu,mbak
P : Bertanya dengan
hati-hati
K : Tersenyum
P menggali lebih dalam lagi K sambil mengingat
Pengkajian lebih dalam
diperlukan untuk kevalidan
data
P : Dulu sebelum masuk
sini Mas juga diam saja
kalau diajak bicara?
K : diam
P : Menunjukkan keseriusan
K : Menerawang ke atas
K : Mengangguk
P : menunjukkan keseriusan
P berhati-hati karena
pertanyaan tsb sangat
spesifik dan takut
menyinggung pasien
P lega karena K tidak
tersinggung
K mengingat-ingat
K menjawab dengan tegas
Pengkajian lebih dalam
diperlukan untuk kevalidan
data
P : Kalau boleh saya tahu
kenapa Mas bisa dirawat
disini?
K : Tidak tahu, mbak.
Kakak saya yang membawa
ke sini, kanya untuk berobat
P : Bertanya perlahan
K : Melihat ke P
K : Melihat ke P
P : Memperhatikan respon
pasien
P mengkaji lebih jauh
alasan pasien dirawat
P mencoba menggali lebih
dalam
K mengingat-ingat
K tidak menyadari sakitnya
Pengkajian lebih dalam
diperlukan
untuk
P : Selain kakak Mas punya
keluarga lain?
K : Punya. Saya anak ke-4
dari 5 bersaudara. Tapi
yang tinggal sama saya
cuma ibu, bapak dan adik.
P : Bertanya perlahan
K : Menunduk
K : Melihat P sambil terus
bercerita
P : Memperhatikan
P mencoba menggali lebih
dalam penyebab
P berpikir tentang faktor
penyebab
K sambil mengingat-ingat
masa lalunya
K teringat kondisinya
dahulu
Dengan diam therapeutik,
klien merasa didengarkan
dan bercerita tentang
keadaannya
P : Mas lulus SMA bekerja?
K : Saya lulus SMP
langsung kerja, tidak
melanjutkan sekolah karena
tidak ada biaya
P : Mendekatkan diri
K : Memandang kosong ke
bawah
K : Melihat P sambil
bercerita
P : Memperhatikan
P berusaha mengkaji data
yang terkait kata-katanya
tadi
P menemukan adanya
kemungkinan penyebab dari
isolasi sosialnya
K
membayangkan
keadaannya
K mulai mengingat-ingat
lagi kenangan terdahulu
Isolasi sosial bisa timbul
dari pengalaman buruk di
masa lalunya
P : Mas bekerja apa?
K : bekerja di sawah
P : Memperhatikan
K : Mengubah posisi
K : Berbicara lirih
P : Mendengarkan dengan
serius
P memvalidasi perkataan K
sebelumnya
P menemukan adanya
kemungkinan penyebab dari
isolasi sosialnya
K
membayangkan
kehidupan yang lalu
K mulai mengingat-ingat
lagi kenangan terdahulu
Memvalidasi pernyataan
untuk mengetahui masalah
ada perubahan data
P
:-K : Mbak sudah ya, saya
ingin tidur
P : Terkejut
P : Mulai gelisah
P
kurang
senang
membicarakan
hal-hal
ringan
P mulai tidak nyaman
dengan obrolan
Pasien mengantuk sehingga
mengakhiri pembicaran
P : Oh, baik Mas ini
memang sudah 10 menit.
Senang sekali Mas mau
ngobrol dengan saya
Bagaimana kalau besok jam
10 sebelum sarapan kita
ngobrol lagi?
K : Boleh
P :
K : Memandang P sambil
mengeser posisi badan
sedikit
K : Memandang P
P : Tersenyum
P
memberikan
reinforcement pada K
P senang karena K mau
menentukan
kontrak
berikutnya
K senang diberikan
reinforcement
K ikut menentukan kontrak
Kontrak berikutnya harus
ditentukan dan harus
mendapatkan persetujuan
klien agar klien ingat
terhadap kontrak
P : Nah kalau Mas setuju
nanti kita ngobrol tentang
bagaimana cara berkenalan
ya. Mas mau?
K : Ya
P : Memandang K
K : Menutup mata dengan
lengan
K : Mengangguk
P : Tersenyum
P menentukan topik dan
aktivitas pada kontrak
berikutnya
P senang karena K setuju
dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
K memikirkan tentang
kegiatan yang ditawarkan
K setuju tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
Kegiatan yang akan
dilaksanakan
harus
mendapat persetujuan K
sehingga bila K keluar dari
kegiatan dimaksud, bisa
diingatkan tentang batasan
kegiatan sesuai kontrak
P : Terimakasih atas
kesediaan Mas ngobrol
dengan saya, selamat pagi
K : pagi
P : Menepuk bahu K dan
mengulurkan jabat tangan
K : Menoleh, menjabat
tangan P
K : menunduk
P : Tersenyum
P menutup fase I
P senang karena K mau
berinteraksi dengan P
K menunjukkan rasa
percaya pada P
K menyambut salam P
Salam penutup merupakan
akhir fase yang harus
dilakukan untuk mencegah
tidak percaya pada klien
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik. Klien cukup kooperatif walaupun klien sering menunduk dan terdiam. Data yang tergali
adalah data mengenai isolasi social, harga diri rendah dan deficit perawatan diri. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut.
Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
RENCANA KEPERAWATAN JIWA
NO/ DIAGNOSA PERENCANAAN
TGL KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
02/04/20 12
Gangguan konsep diri : harga diri rendah b/d ideal diri terlalu tinggi
TUM :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan klien dapat mengatasi perasaan harga diri rendah. TUK : a. Klien dapat mengekspresikan perasaan dan persepsinya dengan rasa aman.
a.1. Klien dapat menceritakan perasaan dan persepsinya setelah dilakukan 3x asuhan.
a.2.Ekspresi wajah klien tenang saat mengekspresikan pera-saan dan perepsinya.
a.1.1.Bina hubungan saling per-caya:
• Memanggil nama klien dgn nama yang disukainya.
• Menerima respon klien apa adanya.
• Bicara terbuka dan jujur kpd klien.
• Tepati janji / kontrak yang pernah dibuat bersama.
• Beri kesempatan klien utk mengekspresikan
perasaannya.
a.2.1.Pelihara ketenangan ling-kungan suasana yg hangat dan ber-sahabat.
a.2.2.Gunakan komunikasi verbal
Hubungan saling percaya dapat menghindari rasa terancam sehingga hubungan akan terjalin akrab.
Lingkungan yang bersahabat menarik minat untuk berinteraksi.
b. Klien mampu melihat aspek-aspek yang positif yang ada pada dirinya.
b.1.Klien dapat mengidentifikasi aspek positif yang ada pada dirinya.
b.2.Klien dapat menjelaskan keberhasilan-keberhasilan yg pernah dialaminya.
yang jelas dan langsung.
a.2.3.Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya serta mendenganrkan klien dengan rasa empaty
b.1.1.Diskusikan hal-hal apa saja yang dapat klien lakukan dengan memberikan pan-dangan bahwa masih banyak hal yang positif pada diri klien dan perawat hanya me-ngarahkan dan lebih banyak menjadi pendengar
b.1.2.Bantu klien untuk meng-evaluasi diri dan melihat aspek positif yang ada pada diri klien. b.2.1.Bantu klien untuk melihat kembali keberhasilan yang pernah dicapai.
b.2.2.Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dikemu-kakan klien.
langsung mudah utk dimengerti. Respon positif dan ada keter-bukaan akan menarik minat klien untuk menyampaikan perasaan-nya.
Untuk mengembangkan kemam-puan klien dlm mengatasi masalah yang dihadapi.
Bila klien dapat melihat bahwa punya banyak kemampuan pada dirinya, maka akan timbul perasaan berharga.
Mermotivasi klien utk mempertahankan dan mengem-bangkan aspek positif
Penghargaan akan meningkat-kan motivasi untuk melakumeningkat-kan hal yang sama.
c. Klien mampu meng- evaluasi masalah untuk dijadikan pelajaran dimasa sekarang.
d. Klien mampu berperan serta dalam kegiatan ruangan selama klien di rumah sakit
c.1.Klien dapat menceritakan masa lalunya yang traumatik.
c.2. Klien dapat menyusun ren-cana agar kejadian kejadian yang menyakitkan tidak terulang kembali.
c.3.Klien dapat memilih cara yang baik dalam mengatasi masalah yang menyakitkan.
d.1.Klien mampu memilih tugas-tugas kegiatan yang disukai. d.2.Klien mampu melaksanakan
c.1.1.Gali perasaan klien atau minta pendapat klien ttg masalah yg menyebabkan klien sakit. c.1.2.Anjurkan untuk menceritakan faktor -faktor lain yg menyebabkan klien gagal.
c.2.1.Anjurkan klien untuk menulis rencana agar pengalaman pahit tidak terulang kembali.
c.3.1.Kaji koping yang digunakan klien dalam mengatasi masalah c.3.2.Beri alternatif yang dapat dilakukan dalam menghadapi masalah yang menyedihkan. c.3.3.Gali sumber yang ada pada keluarga yg dapat membantu menyelesaikan masalah klien. c.3.4.Beri pujian pada klien bila memilih koping yg konstruktif. d.1.1.Diskusikan dengan klien ttg tugas/kegiatan yang suka di-lakukan sesuai kemampuan klien. d.2.1.Berikan kesempatan pada
Untuk mengetahui pandangan klien tentang masalahnya.
Membantu klien untuk dapat mengevaluasi diri dan dapat menyadari kelemahannya. Memiliki rencana akan membuat klien bersemangat dalam mencapainya.
Dengan mengetahui masalah dengan jelas dpt merencanakan alternatif koping yang digunakan.
Dengan dapat menjalankan kegiatan, klien merasa dihargai. Klien akan merasa dirinya dapat
e. Klien mampu menetapkan rencana untuk masa depannya. f. Keluarga mampu
memberi dukungan moril /materiil tentang rencana klien
tugas/ kegiatannya dengan mandiri.
e.1.Klien mampu menjelaskan rencana yang akan dilakukan setelah kembali dari rumah sakit. f.1.Keluarga dapat memfasilitasi tentang rencana klien.
klien untuk mengambil keputusan dalam memilih kegiatan yang sesuai.
e.1.1.Bantu klien mengidentifi-kasi keinginan dan cita-cita dimasa yang akan datang.
f.1.1.Diskusikan dengan keluar-ga dalam mengidentifikasi sumber-sumber yang ada dalam keluarga f.1.2.Bersama keluarga menyu-sun rencana dimasa yang akan datang.
mengontrol hidupnya dan me-miliki otonomi.
Evaluasi cita-cita dan keinginan klien, klien mampu merencana-kan cita-cita yang sesuai dengan kemampuan klien. Mendukung pemanfaatan sumber untuk kesembuhan pasien
Keluarga berperan sangat penting bagi pasien
Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat b/d perilaku menarik diri.
TUM :
Klien dapat mengontrol halusinasinya
TUK :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a.1. Sesudah 1 kali pertemuan, klien dapat berinteraksi dan terbina hubungan saling percaya
a.1. Bina hubungan saling percaya :
•Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal,
•Perkenalkan diri klien dengan menyebut nama nama secara jelas.
•Jelaskan maksud dan tujuan pertemuan.
•Buat kontrak dan tepati janji
•Selalu kontak mata selama interaksi
•Tunjukkan sikap empati dan penuh perhatian pada klien
•Terima klien apa adanya.
• Mulai interaksi dengan hal yang disukai klien
Dengan terbinanya hubungan saling percaya dan berfokus pada hal-hal yang disukai klien, diharapkan klien merasa bahwa peawat memperhatikan, dan klien mau terbuka sehingga memudahkan intervensi
a.2. Klien mau berkomunikasi dengan perawa.
a.2.Kontrol penampilan perawat
• Selalu siap bila dibutuhkan klien
• Jawab pertanyaan klien secara jujur
• Perhatikan perilaku yang sesuai oleh semua tim kep. seperti;sama-sama
menggunakan komunikasi trapeutik dlm mendenkati klien.
• Hindari pola komunikasi yang memaksa, bersikap rahasia di dekat klien, sikap tidak menghargai klien.
Sikap perawat yang tidak tepat dapat menimbulkan rasa tidak berharga pda klien dan merusak hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri dari lingkungan sosial.
b.1.Klien akan mengekspresikan perasaannya setelah pertemuan 2 kali.
b.1.1.Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya b.1.2.Gunakan tehnik komunikasi terapeutik
b.1.3.Bersama-sama klien mengidentifikasi kerugian jika klien tidak berhubungan dengan orang lain.
b.1.4Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
Dengan mengungkapkan perasaannya berarti klien dapat mengungkapkan masalahnya sehingga klien mau/termotivasi untuk meng identifikasi kerugiannya jika tidak berhubungan dengan orang lain, dan akan meningkatkan harga diri klien.
b.2.Klien akan menyatakan kepuasannya atas hubungan dengan perawat sesudah 2 kali pertemuan.
b.2.1.Dorong klien meng- ungkapkan perasaanya terhadap hubungan dengan perawat.
Perasaan puas terhadap hubungan /interaksi dengan perawat memotivasi klien untuk melanjutkan tahap interaksi c. Klien menunjukkan
penurunan perilaku menarik diri
c.1.Setelah 5 kali pertemuan klien dapat berhubungan dengan perawat dan klien lain yang ada di ruangan
c.2.Setelah 6-8 kali pertemuan klien dapat mengembangkan hubungan melalui;
• Keikutsertaan dalam aktifitas
c.1.1.Secara bertahap libatkan klien dalam kelompok, misalnya menghadirkan 1 - 2 orang dengan klien lain dalam berkomunikasi. c.1.2.Usahakan pesan verbal dan non verbal secara singkat, jelas dan konsisten selama komunikasi c.1.3.Lakukan percakapan dan interaksi secara singkat dan sering
c.1.4.Beri reinforcement positif atas apa yang telah dicapai klien c.2.1.Gunakan tehnik bermain peran untuk membantu klien mengenal perasaan, pikiran, serta respon yang dialami dalam menghadapi situasi berhubungan dengan orang lain
c.2.2.Motivasi klien untuk mengikuti aktivitas di ruangan; membersihkan ruangan, menyapu, mengepel,
Dengan mengikutsertakan satu atau dua perawat, memungkinkan klien berkomunikasi secara bertahap. Memudahkan klien untuk memahami komunikasi yang disampaikan.
Menghindari kejenuhan klien
Meningkatkan harga diri klien. Bermain peran meruMasan salah satu curahan atau ekspresi perasaan seseorang
Meningkatkan harga diri klien melalui pemenuhan kebutuhan berinteraksi dengan orang lain dan menurunkan kemungkinan
d. Keluarga dapat berpar-tisipasi diri dalam perawatan klien
di ruangan
• Keikutsertaan dalam kelompok terapi
• Inisiatip berinteraksi dengan orang lain
d.1. Keluarga dapat menye- butkan hal-hal yang harus dilakukan selama klien di rawat di rumah sakit
d.2.Menjenguk klien minmal satu kali seminggu
membersihkan kamar mandi c.2.3.Beri penjelasan tentang tindakan dan beri reinforcement positip atas keikutsertaan klien dalam kelompok
c.2.4.Beri penjelasan dari keikutsertaan klien dalam kelompok dan diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang
c.2.5.Anjurkan klien mengevaluasi secara mandiri manfaat dari berhubungan dengan orang lain. d.1.1.Diskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku, penyebab perilaku dan cara keluarga menghadapi klien yang menarik diri
d.2.1.Anjurkan keluarga menjenguk dan memberikan dukungan pada pasien
menarik diri
Memberikan pujian berguna untuk memotivasi pasien mengulang tindakan yang positif Therapi kelompok memotivasi pasien berhubungan dengan orang lain
Menggali perasaan klien setelah berhubungan dengan orang lain Pengetahuan keluarga tentang perilaku menarik diri meruMasan bekal untuk berpartisipasi dalam perawatan klien
Dukungan keluarga meruMasan reinforcement bagi pasien
2/26 Maret 1999
Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronik
Subyektif :
- Klien mengatakan suka melamun
- Klien mengatakan malas bergaul dengan pasien atau petugas
Obyektif :
- Saat wawancara kontak mata kurang
- Respon terhadap sapaan perawat lambat
- Tidak berinteraksi dengan perawat dan klien lain - Beranjak dari tempatnya
hanya waktu makan
Tupan :
Klien dapat berinteraksi dengan lingkungannya Tupen :
a. Klien dapat memperluas kesadaran dirinya setelah tiga kali pertemuan
b. Klien dapat mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki dalam waktu dua minggu
a.1. Klien dapat mengungkapkan perasaanya secara verbal : - Saat sedih atau gembira - Membalas sapaan perawat - Menyebutkan tujuan interaksi - Dapat mengungkapkan perasaannya
b.1. Klien dapat menyebutkan kemampuan yang masih dimiliki - Kemampuan hubungan
interpersonal
- Kemampuan dalam melaksanakan ADL
a.1.1.Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya : - Bimbing klien mengungkapkan perasaannya - Gunakan pertanyaan terbuka - Dengarkan ungkapan klien dengan aktif
a.1.2.Beri respon yang tidak menghakimi :
- Tidak menyalahkan pendapat klien
- Menerima pendapat klien b.1.1. Ciptakan lingkungan yang tenang dengan cara mengurangi stimulus eksternal yang berlebihan dalam interaksi
b.1.2.Motivasi klien mengungkapkan pikiran, perasaan, dan prilaku klien yang
Dengan mengungkapkan perasaannya beban klien akan berkurang
Respon menghakimi dapat merusak hubungan saling percaya dan menurunkan harga diri klien
Lingkungan yang tenang mampu membantu klien dalam memfokuskan pikiran
Membuka wawasan klien tentang pemecahan masalah
d. Klien dapat melaksanakan rencana yang telah dibuat
e. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya
d.1. Klien dapat menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan
e.1. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya
d.1.1.Beri kesempatan klien untuk sukses :
- Beri waktu untuk berinteraksi
- Beri waktu untuk beraktivitas
d.1.2.Bimbing klien untuk mencari bantuan, informasikan bahwa perawat siap membantu klien d.1.3.Kuatkan keterampilan dan aspek positif yang dicapai, beri reinforcement
e.1.1.Anjurkan keluarga untuk dapat memotivasi klien untuk melakukan aktivitas
e.1.2.Anjurkan agar keluarga dapat menyediakan fasilitas yang terkait dengan kegiatan
Kesempatan untuk sukses dapat memotivasi klien untuk melakukan/menetapkan
keterampilan yang sudah dimilikinya
Bimbingan yang tepat dan sesuai dapat membantu klien meningkatkan harga diri
Untuk memotivasi dan mempertahankan aspek positif
Keluarga mempunyai arti penting bagi klien
Mendukung klien dalam melakukan aktivitas