• Tidak ada hasil yang ditemukan

API I (Fase Perkenalan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "API I (Fase Perkenalan)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa

Tanggal

Waktu

Tempat

Inisial Klien

Interaksi ke

Lingkungan

Deskripsi pasien

Tujuan komunikasi

: Nita Aprilia

: 30 April 2012

: Pkl. 13.00 – 13.15 WIB (15 Menit)

: Ruang ucak Rowo

: Tn. S

: I (Fase Perkenalan)

: Meja, kursi, berhadapan, tenang

: Penampilan kurang rapi, tamMas melamun

: Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahannya

KOMUNIKASI VERBAL

KOMUNIKASI NON

VERBAL

ANALISA BERPUSAT

PADA PERAWAT

ANALISA BERPUSAT

PADA KLIEN

RASIONAL

P : Selamat pagi Mas, boleh

saya duduk di sini?

K : diam

P: Memandang K dan

tersenyum, mengangguk

K: Ekpresi datar

P : Ingin membuka

percakapan dengan klien

dan berharap dengan sapaan

sederhana P bisa diterima

oleh K.

K masih ragu terhadap

orang baru yang masuk ke

lingkungannya

Salam merupakan kalimat

pembuka untuk memulai

suatu percakapan sehingga

dapat terjalin rasa percaya.

(2)

K: Ekpresi datar

P: Memandang K

P merasa senang ada

tanggapan atas salam

walaupun

belum

diekpresikan secara tulus

K : ragu terhadap orang

baru

P : Mas kenapa kok diam

saja?

K : Malas mbak,

Mengantuk

P : Memandang ke K

K : Sambil membetulkan

posisinya

K : Menunduk

P : Memandang ke K

P

ingin

memulai

percakapan dengan topik

ringan sebelum masuk ke

kondisi K

K memberikan respon

sepintas dan menunjukkan

perhatian cukup terhadap P

Topik ringan akan

memudahkan interaksi lebih

lanjut

P : Oh ya, perkenalkan saya

Nita, saya mahasiswa

praktek disini yang akan

merawat Mas selama 2

minggu

K : (diam)

P : Memandang K sambil

menjulurkan tangan ke K

K : Menjulurkan tangan ke

P

P merasa bahwa K harus

diberikan

penjelasan

tentang kedatangan P

K masih memberikan

tanggapan secara ragu-ragu

Memperkenalkan diri dapat

menciptakan rasa percaya

klien terhadap perawat

P : Nama Mas siapa ?

K : Saifuddin

P : Masih menjabat tangan

pasien dan mendekatkan

diri ke-K

K : Menatap mata P

K : Menyebut nama sambil

mengusap kepala

P ingin tahu nama pasien

P merasa K tidak ingin

lama-lama berbicara

K ragu-ragu

K merasa perkenalan hanya

formalitas belaka

Mengenal nama pasien akan

memudahkan interaksi

(3)

P : Tetap sambil berjabat

tangan

P : Mas senangnya

dipanggil dengan nama apa

K : Udin

P : Memandang K

K : Memandang ke bawah

K : Melihat ke arah P dan

menjawab singkat lalu

memandang ke bawah lagi

P : Masih memperhatikan

dengan seksama

P ingin menjalin kedekatan

dengan pasien

P senang walaupun jawaban

singkat

K mencoba mengingat

nama yang disukainya

K mulai tertarik dengan

perkenalan dengan P

Nama panggilan merupakan

nama akrab klien sehingga

menciptakan rasa senang

akan adanya pengakuan atas

namanya

P : Wah, kedengarannya

enak kalau saya manggil

Mas Udin

K : Iya

P : Memandang K sambil

tersenyum

K : Tersenyum

K : Menoleh ke P

P : Memperhatikan

P mencoba mengakrabkan

suasana

P merasa pertanyaan

mendapatkan respon

K berpikir sejenak,

mengngingat nama yang

disukainya

K mulai merasa bahwa P

datang untuk membantu K

Pujian berguna untuk

mendekatkan

perawat

menjalin

hubungan

therapeutik dengan klien

P : Mas asalnya dari mana

Mas Udin?

K : Kediri

P : Memandang K

K : Menunduk dan berpikir

K : Menoleh ke P dan

P masih berusaha

membangun keakraban

dengan topik sederhana

P senang karena K memberi

K berpikir dan

mengingat-ingat

K senang karena ingat

Topik sederhana membantu

menjalin kedekatan dengan

klien

(4)

mengalihkan pandangan

lagi

P : Memperhatikan K

respon

daerah asalnya dan kembali

membayangkan daerah

asalnya tersebut

P : Wah, jauh ya. Mas udin

asli sana?

K : Iya

P : Memandang K sambil

tersenyum

K : Mengangguk

K : Bicara tanpa menoleh P

P : Memandang K

P mulai mengkaji data

umum pasien

P khawatir kalau pertanyaan

membuat K tersinggung

K berpikir dan berusaha

mengingat

K membayangkan daerah

aslinya

Mengidentifikasi keluarga

sebagai system pendukung

P : Mas, Mas bersedia kan

ngobrol sama saya?10

menit saja

K : ya

P : Berbicara dengan jelas

K : memperhatikan dengan

seksama

K : mengangguk sambil

menjwab

P : tersenyum

P memulai kontrak waktu

dengan K

P memulai kontrak waktu

dengan K

K menyetujui kontrak

waktu yang diajukan

K menyetujui kontrak

waktu

Kontrak waktu perlu

dilakukan agar waktu lebih

efisien

dan

tidak

mengganggu istirahat klien

P : Mas tadi bilang malas

kenapa Mas?

K : malas, mbak.

P : Memandang K sambil

tersenyum

K : Menunduk

P mulai mengkaji pasien

K sambil berfikir

Mengidentifikasi

pola

istirahat dan keluhan fisik

pasien

(5)

K : Menunduk

P : memperhatikan dengan

seksama

P mulai menggali informasi

dari K

K masih tetap sambil

berfikir

P : Mas udin juga diam saja,

tidak mengobrol sama

temannya. Kenapa Mas?

K : menyita waktu,mbak

P : Bertanya dengan

hati-hati

K : Tersenyum

P menggali lebih dalam lagi K sambil mengingat

Pengkajian lebih dalam

diperlukan untuk kevalidan

data

P : Dulu sebelum masuk

sini Mas juga diam saja

kalau diajak bicara?

K : diam

P : Menunjukkan keseriusan

K : Menerawang ke atas

K : Mengangguk

P : menunjukkan keseriusan

P berhati-hati karena

pertanyaan tsb sangat

spesifik dan takut

menyinggung pasien

P lega karena K tidak

tersinggung

K mengingat-ingat

K menjawab dengan tegas

Pengkajian lebih dalam

diperlukan untuk kevalidan

data

P : Kalau boleh saya tahu

kenapa Mas bisa dirawat

disini?

K : Tidak tahu, mbak.

Kakak saya yang membawa

ke sini, kanya untuk berobat

P : Bertanya perlahan

K : Melihat ke P

K : Melihat ke P

P : Memperhatikan respon

pasien

P mengkaji lebih jauh

alasan pasien dirawat

P mencoba menggali lebih

dalam

K mengingat-ingat

K tidak menyadari sakitnya

Pengkajian lebih dalam

diperlukan

untuk

(6)

P : Selain kakak Mas punya

keluarga lain?

K : Punya. Saya anak ke-4

dari 5 bersaudara. Tapi

yang tinggal sama saya

cuma ibu, bapak dan adik.

P : Bertanya perlahan

K : Menunduk

K : Melihat P sambil terus

bercerita

P : Memperhatikan

P mencoba menggali lebih

dalam penyebab

P berpikir tentang faktor

penyebab

K sambil mengingat-ingat

masa lalunya

K teringat kondisinya

dahulu

Dengan diam therapeutik,

klien merasa didengarkan

dan bercerita tentang

keadaannya

P : Mas lulus SMA bekerja?

K : Saya lulus SMP

langsung kerja, tidak

melanjutkan sekolah karena

tidak ada biaya

P : Mendekatkan diri

K : Memandang kosong ke

bawah

K : Melihat P sambil

bercerita

P : Memperhatikan

P berusaha mengkaji data

yang terkait kata-katanya

tadi

P menemukan adanya

kemungkinan penyebab dari

isolasi sosialnya

K

membayangkan

keadaannya

K mulai mengingat-ingat

lagi kenangan terdahulu

Isolasi sosial bisa timbul

dari pengalaman buruk di

masa lalunya

P : Mas bekerja apa?

K : bekerja di sawah

P : Memperhatikan

K : Mengubah posisi

K : Berbicara lirih

P : Mendengarkan dengan

serius

P memvalidasi perkataan K

sebelumnya

P menemukan adanya

kemungkinan penyebab dari

isolasi sosialnya

K

membayangkan

kehidupan yang lalu

K mulai mengingat-ingat

lagi kenangan terdahulu

Memvalidasi pernyataan

untuk mengetahui masalah

ada perubahan data

P

:-K : Mbak sudah ya, saya

ingin tidur

P : Terkejut

P : Mulai gelisah

P

kurang

senang

membicarakan

hal-hal

ringan

P mulai tidak nyaman

dengan obrolan

Pasien mengantuk sehingga

mengakhiri pembicaran

(7)

P : Oh, baik Mas ini

memang sudah 10 menit.

Senang sekali Mas mau

ngobrol dengan saya

Bagaimana kalau besok jam

10 sebelum sarapan kita

ngobrol lagi?

K : Boleh

P :

K : Memandang P sambil

mengeser posisi badan

sedikit

K : Memandang P

P : Tersenyum

P

memberikan

reinforcement pada K

P senang karena K mau

menentukan

kontrak

berikutnya

K senang diberikan

reinforcement

K ikut menentukan kontrak

Kontrak berikutnya harus

ditentukan dan harus

mendapatkan persetujuan

klien agar klien ingat

terhadap kontrak

P : Nah kalau Mas setuju

nanti kita ngobrol tentang

bagaimana cara berkenalan

ya. Mas mau?

K : Ya

P : Memandang K

K : Menutup mata dengan

lengan

K : Mengangguk

P : Tersenyum

P menentukan topik dan

aktivitas pada kontrak

berikutnya

P senang karena K setuju

dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan

K memikirkan tentang

kegiatan yang ditawarkan

K setuju tentang kegiatan

yang akan dilaksanakan

Kegiatan yang akan

dilaksanakan

harus

mendapat persetujuan K

sehingga bila K keluar dari

kegiatan dimaksud, bisa

diingatkan tentang batasan

kegiatan sesuai kontrak

(8)

P : Terimakasih atas

kesediaan Mas ngobrol

dengan saya, selamat pagi

K : pagi

P : Menepuk bahu K dan

mengulurkan jabat tangan

K : Menoleh, menjabat

tangan P

K : menunduk

P : Tersenyum

P menutup fase I

P senang karena K mau

berinteraksi dengan P

K menunjukkan rasa

percaya pada P

K menyambut salam P

Salam penutup merupakan

akhir fase yang harus

dilakukan untuk mencegah

tidak percaya pada klien

KESAN PERAWAT :

Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik. Klien cukup kooperatif walaupun klien sering menunduk dan terdiam. Data yang tergali

adalah data mengenai isolasi social, harga diri rendah dan deficit perawatan diri. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut.

Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.

(9)
(10)
(11)

RENCANA KEPERAWATAN JIWA

NO/ DIAGNOSA PERENCANAAN

TGL KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL

02/04/20 12

Gangguan konsep diri : harga diri rendah b/d ideal diri terlalu tinggi

TUM :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan klien dapat mengatasi perasaan harga diri rendah. TUK : a. Klien dapat mengekspresikan perasaan dan persepsinya dengan rasa aman.

a.1. Klien dapat menceritakan perasaan dan persepsinya setelah dilakukan 3x asuhan.

a.2.Ekspresi wajah klien tenang saat mengekspresikan pera-saan dan perepsinya.

a.1.1.Bina hubungan saling per-caya:

• Memanggil nama klien dgn nama yang disukainya.

• Menerima respon klien apa adanya.

• Bicara terbuka dan jujur kpd klien.

• Tepati janji / kontrak yang pernah dibuat bersama.

• Beri kesempatan klien utk mengekspresikan

perasaannya.

a.2.1.Pelihara ketenangan ling-kungan suasana yg hangat dan ber-sahabat.

a.2.2.Gunakan komunikasi verbal

Hubungan saling percaya dapat menghindari rasa terancam sehingga hubungan akan terjalin akrab.

Lingkungan yang bersahabat menarik minat untuk berinteraksi.

(12)

b. Klien mampu melihat aspek-aspek yang positif yang ada pada dirinya.

b.1.Klien dapat mengidentifikasi aspek positif yang ada pada dirinya.

b.2.Klien dapat menjelaskan keberhasilan-keberhasilan yg pernah dialaminya.

yang jelas dan langsung.

a.2.3.Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya serta mendenganrkan klien dengan rasa empaty

b.1.1.Diskusikan hal-hal apa saja yang dapat klien lakukan dengan memberikan pan-dangan bahwa masih banyak hal yang positif pada diri klien dan perawat hanya me-ngarahkan dan lebih banyak menjadi pendengar

b.1.2.Bantu klien untuk meng-evaluasi diri dan melihat aspek positif yang ada pada diri klien. b.2.1.Bantu klien untuk melihat kembali keberhasilan yang pernah dicapai.

b.2.2.Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dikemu-kakan klien.

langsung mudah utk dimengerti. Respon positif dan ada keter-bukaan akan menarik minat klien untuk menyampaikan perasaan-nya.

Untuk mengembangkan kemam-puan klien dlm mengatasi masalah yang dihadapi.

Bila klien dapat melihat bahwa punya banyak kemampuan pada dirinya, maka akan timbul perasaan berharga.

Mermotivasi klien utk mempertahankan dan mengem-bangkan aspek positif

Penghargaan akan meningkat-kan motivasi untuk melakumeningkat-kan hal yang sama.

(13)

c. Klien mampu meng- evaluasi masalah untuk dijadikan pelajaran dimasa sekarang.

d. Klien mampu berperan serta dalam kegiatan ruangan selama klien di rumah sakit

c.1.Klien dapat menceritakan masa lalunya yang traumatik.

c.2. Klien dapat menyusun ren-cana agar kejadian kejadian yang menyakitkan tidak terulang kembali.

c.3.Klien dapat memilih cara yang baik dalam mengatasi masalah yang menyakitkan.

d.1.Klien mampu memilih tugas-tugas kegiatan yang disukai. d.2.Klien mampu melaksanakan

c.1.1.Gali perasaan klien atau minta pendapat klien ttg masalah yg menyebabkan klien sakit. c.1.2.Anjurkan untuk menceritakan faktor -faktor lain yg menyebabkan klien gagal.

c.2.1.Anjurkan klien untuk menulis rencana agar pengalaman pahit tidak terulang kembali.

c.3.1.Kaji koping yang digunakan klien dalam mengatasi masalah c.3.2.Beri alternatif yang dapat dilakukan dalam menghadapi masalah yang menyedihkan. c.3.3.Gali sumber yang ada pada keluarga yg dapat membantu menyelesaikan masalah klien. c.3.4.Beri pujian pada klien bila memilih koping yg konstruktif. d.1.1.Diskusikan dengan klien ttg tugas/kegiatan yang suka di-lakukan sesuai kemampuan klien. d.2.1.Berikan kesempatan pada

Untuk mengetahui pandangan klien tentang masalahnya.

Membantu klien untuk dapat mengevaluasi diri dan dapat menyadari kelemahannya. Memiliki rencana akan membuat klien bersemangat dalam mencapainya.

Dengan mengetahui masalah dengan jelas dpt merencanakan alternatif koping yang digunakan.

Dengan dapat menjalankan kegiatan, klien merasa dihargai. Klien akan merasa dirinya dapat

(14)

e. Klien mampu menetapkan rencana untuk masa depannya. f. Keluarga mampu

memberi dukungan moril /materiil tentang rencana klien

tugas/ kegiatannya dengan mandiri.

e.1.Klien mampu menjelaskan rencana yang akan dilakukan setelah kembali dari rumah sakit. f.1.Keluarga dapat memfasilitasi tentang rencana klien.

klien untuk mengambil keputusan dalam memilih kegiatan yang sesuai.

e.1.1.Bantu klien mengidentifi-kasi keinginan dan cita-cita dimasa yang akan datang.

f.1.1.Diskusikan dengan keluar-ga dalam mengidentifikasi sumber-sumber yang ada dalam keluarga f.1.2.Bersama keluarga menyu-sun rencana dimasa yang akan datang.

mengontrol hidupnya dan me-miliki otonomi.

Evaluasi cita-cita dan keinginan klien, klien mampu merencana-kan cita-cita yang sesuai dengan kemampuan klien. Mendukung pemanfaatan sumber untuk kesembuhan pasien

Keluarga berperan sangat penting bagi pasien

(15)

Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat b/d perilaku menarik diri.

TUM :

Klien dapat mengontrol halusinasinya

TUK :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

a.1. Sesudah 1 kali pertemuan, klien dapat berinteraksi dan terbina hubungan saling percaya

a.1. Bina hubungan saling percaya :

•Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal,

•Perkenalkan diri klien dengan menyebut nama nama secara jelas.

•Jelaskan maksud dan tujuan pertemuan.

•Buat kontrak dan tepati janji

•Selalu kontak mata selama interaksi

•Tunjukkan sikap empati dan penuh perhatian pada klien

•Terima klien apa adanya.

• Mulai interaksi dengan hal yang disukai klien

Dengan terbinanya hubungan saling percaya dan berfokus pada hal-hal yang disukai klien, diharapkan klien merasa bahwa peawat memperhatikan, dan klien mau terbuka sehingga memudahkan intervensi

(16)

a.2. Klien mau berkomunikasi dengan perawa.

a.2.Kontrol penampilan perawat

• Selalu siap bila dibutuhkan klien

• Jawab pertanyaan klien secara jujur

• Perhatikan perilaku yang sesuai oleh semua tim kep. seperti;sama-sama

menggunakan komunikasi trapeutik dlm mendenkati klien.

• Hindari pola komunikasi yang memaksa, bersikap rahasia di dekat klien, sikap tidak menghargai klien.

Sikap perawat yang tidak tepat dapat menimbulkan rasa tidak berharga pda klien dan merusak hubungan saling percaya.

b. Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri dari lingkungan sosial.

b.1.Klien akan mengekspresikan perasaannya setelah pertemuan 2 kali.

b.1.1.Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya b.1.2.Gunakan tehnik komunikasi terapeutik

b.1.3.Bersama-sama klien mengidentifikasi kerugian jika klien tidak berhubungan dengan orang lain.

b.1.4Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

Dengan mengungkapkan perasaannya berarti klien dapat mengungkapkan masalahnya sehingga klien mau/termotivasi untuk meng identifikasi kerugiannya jika tidak berhubungan dengan orang lain, dan akan meningkatkan harga diri klien.

(17)

b.2.Klien akan menyatakan kepuasannya atas hubungan dengan perawat sesudah 2 kali pertemuan.

b.2.1.Dorong klien meng- ungkapkan perasaanya terhadap hubungan dengan perawat.

Perasaan puas terhadap hubungan /interaksi dengan perawat memotivasi klien untuk melanjutkan tahap interaksi c. Klien menunjukkan

penurunan perilaku menarik diri

c.1.Setelah 5 kali pertemuan klien dapat berhubungan dengan perawat dan klien lain yang ada di ruangan

c.2.Setelah 6-8 kali pertemuan klien dapat mengembangkan hubungan melalui;

• Keikutsertaan dalam aktifitas

c.1.1.Secara bertahap libatkan klien dalam kelompok, misalnya menghadirkan 1 - 2 orang dengan klien lain dalam berkomunikasi. c.1.2.Usahakan pesan verbal dan non verbal secara singkat, jelas dan konsisten selama komunikasi c.1.3.Lakukan percakapan dan interaksi secara singkat dan sering

c.1.4.Beri reinforcement positif atas apa yang telah dicapai klien c.2.1.Gunakan tehnik bermain peran untuk membantu klien mengenal perasaan, pikiran, serta respon yang dialami dalam menghadapi situasi berhubungan dengan orang lain

c.2.2.Motivasi klien untuk mengikuti aktivitas di ruangan; membersihkan ruangan, menyapu, mengepel,

Dengan mengikutsertakan satu atau dua perawat, memungkinkan klien berkomunikasi secara bertahap. Memudahkan klien untuk memahami komunikasi yang disampaikan.

Menghindari kejenuhan klien

Meningkatkan harga diri klien. Bermain peran meruMasan salah satu curahan atau ekspresi perasaan seseorang

Meningkatkan harga diri klien melalui pemenuhan kebutuhan berinteraksi dengan orang lain dan menurunkan kemungkinan

(18)

d. Keluarga dapat berpar-tisipasi diri dalam perawatan klien

di ruangan

• Keikutsertaan dalam kelompok terapi

• Inisiatip berinteraksi dengan orang lain

d.1. Keluarga dapat menye- butkan hal-hal yang harus dilakukan selama klien di rawat di rumah sakit

d.2.Menjenguk klien minmal satu kali seminggu

membersihkan kamar mandi c.2.3.Beri penjelasan tentang tindakan dan beri reinforcement positip atas keikutsertaan klien dalam kelompok

c.2.4.Beri penjelasan dari keikutsertaan klien dalam kelompok dan diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang

c.2.5.Anjurkan klien mengevaluasi secara mandiri manfaat dari berhubungan dengan orang lain. d.1.1.Diskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku, penyebab perilaku dan cara keluarga menghadapi klien yang menarik diri

d.2.1.Anjurkan keluarga menjenguk dan memberikan dukungan pada pasien

menarik diri

Memberikan pujian berguna untuk memotivasi pasien mengulang tindakan yang positif Therapi kelompok memotivasi pasien berhubungan dengan orang lain

Menggali perasaan klien setelah berhubungan dengan orang lain Pengetahuan keluarga tentang perilaku menarik diri meruMasan bekal untuk berpartisipasi dalam perawatan klien

Dukungan keluarga meruMasan reinforcement bagi pasien

(19)

2/26 Maret 1999

Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronik

Subyektif :

- Klien mengatakan suka melamun

- Klien mengatakan malas bergaul dengan pasien atau petugas

Obyektif :

- Saat wawancara kontak mata kurang

- Respon terhadap sapaan perawat lambat

- Tidak berinteraksi dengan perawat dan klien lain - Beranjak dari tempatnya

hanya waktu makan

Tupan :

Klien dapat berinteraksi dengan lingkungannya Tupen :

a. Klien dapat memperluas kesadaran dirinya setelah tiga kali pertemuan

b. Klien dapat mengidentifikasi

kemampuan yang dimiliki dalam waktu dua minggu

a.1. Klien dapat mengungkapkan perasaanya secara verbal : - Saat sedih atau gembira - Membalas sapaan perawat - Menyebutkan tujuan interaksi - Dapat mengungkapkan perasaannya

b.1. Klien dapat menyebutkan kemampuan yang masih dimiliki - Kemampuan hubungan

interpersonal

- Kemampuan dalam melaksanakan ADL

a.1.1.Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya : - Bimbing klien mengungkapkan perasaannya - Gunakan pertanyaan terbuka - Dengarkan ungkapan klien dengan aktif

a.1.2.Beri respon yang tidak menghakimi :

- Tidak menyalahkan pendapat klien

- Menerima pendapat klien b.1.1. Ciptakan lingkungan yang tenang dengan cara mengurangi stimulus eksternal yang berlebihan dalam interaksi

b.1.2.Motivasi klien mengungkapkan pikiran, perasaan, dan prilaku klien yang

Dengan mengungkapkan perasaannya beban klien akan berkurang

Respon menghakimi dapat merusak hubungan saling percaya dan menurunkan harga diri klien

Lingkungan yang tenang mampu membantu klien dalam memfokuskan pikiran

Membuka wawasan klien tentang pemecahan masalah

(20)

d. Klien dapat melaksanakan rencana yang telah dibuat

e. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya

d.1. Klien dapat menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan

e.1. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya

d.1.1.Beri kesempatan klien untuk sukses :

- Beri waktu untuk berinteraksi

- Beri waktu untuk beraktivitas

d.1.2.Bimbing klien untuk mencari bantuan, informasikan bahwa perawat siap membantu klien d.1.3.Kuatkan keterampilan dan aspek positif yang dicapai, beri reinforcement

e.1.1.Anjurkan keluarga untuk dapat memotivasi klien untuk melakukan aktivitas

e.1.2.Anjurkan agar keluarga dapat menyediakan fasilitas yang terkait dengan kegiatan

Kesempatan untuk sukses dapat memotivasi klien untuk melakukan/menetapkan

keterampilan yang sudah dimilikinya

Bimbingan yang tepat dan sesuai dapat membantu klien meningkatkan harga diri

Untuk memotivasi dan mempertahankan aspek positif

Keluarga mempunyai arti penting bagi klien

Mendukung klien dalam melakukan aktivitas

(21)

Referensi

Dokumen terkait

The affixation process itself does not change the class from the word infamous because the word famous also.. categorized

terpenting dalam mengajari anak agar bisa cepat membaca adalah terciptanya. suasana yang mengasyikan ketika

Maka terdapat pengaruh yang signifikan dan positif kecerdasan integral dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP

Setelah diperoleh data dari kuesioner tertutup di atas maka perlu dilakukan penilaian peringkat ( ranking ) terhadap keempat produk Alat Bantu Multifungsi bagi Penderita

Retorika memiliki peran signifikan dalam mengawal kegiatan tablig sampai pada tujuannya yakni proses pencarian inti. Hal yang inti itu adalah iman pada Allah dan Rasul

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP CITRA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. (Studi

5 ADES AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk RISR1 - RAYA SAHAM REGISTRA, PT 1000.. 6 ADHI ADHI KARYA (PERSERO) Tbk DAEN1 - DATINDO ENTRYCOM,

Kedudukan Etika Profesi dan Kode Etik dalam Hukum………. Ruang Lingkup Hak dan Kewajiban