• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laboratorium Mikrobiologi Dasar Mopang Kel.4 Mikro Pagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laboratorium Mikrobiologi Dasar Mopang Kel.4 Mikro Pagi"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Laboratorium Mikrobiologi Dasar Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

LAPORAN LENGKAP

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

DISUSUN oleh

Kelompok IV:

Okto Sofyan Hasan

Marthin Ferryanto R.

Halijah

Meity Palisuan

Hijrah Al Kautsar Bahar

Hasmi Ishak

Mience Ubyaaa

Suharafitaningsih

Astria Fausiah

Golongan Sabtu Pagi

Asisten: Nirwana Anwar

Makassar

2010

(2)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Mikroorgansisme tumbuh dan berkembang pada berbagai lingkungan. Banyaknya mikroorganisme dalam suatu habitat biasa kita katakan sebagai populasi mikroba sedangkan jika populasi ini bertambah maka dikatakan terjadi pertumbuhan. Pertumbuhan yang pesat mengindikasikan habitat atau lingkungan yang ditempati oleh mikroorganisme merupakan lingkungan yang sesuai.

Untuk menganalisa pertumbuhan mikroorganisme ini maka perlu diadakan uji kuantitatif untuk mengetahui kisaran jumlah mikroba pada suatu sampel. Salah satunya yaitu sampel air melalui metode pengenceran. Melalaui metode ini dapat diketahui perbandingan jumlah mikroba pada beberapa pengenceran untuk mengetahui kisaran jumlah mikroba pada sampel uji.

I.1. Maksud dan Tujuan Percobaan

I.1.1. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami struktur morfologi kapang dan khamir dengan menggunakan metode tertentu.

(3)

I.1.2. Tujuan Percobaan

Mengetahui struktur morfologi jamur dari sampel jagung dengan menggunakan metode makroskopik dan mikroskopik secara langsung dan tidak langsung

I.2. Prinsip Percobaan

1. Metode Makroskopik

Pengamatan morfologi biakan jamur pada sampel jagung secara makroskopik dengan menggunakan metode tuang dan sebar pada medium PDA yang ditambahkan dengan asam tartrat kemudian diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu kamar

2. Metode Mikroskopik a. Secara langsung

Pengamatan morfologi biakan jamur pada sampel jagung dengan metode mikroskopik yang diamati melalui mikroskop pada pembesaran 100x setelah ditetesi metilen biru atau laktofenol.

b. Secara tidak langsung

Pengamatan mikroskopik biakan jamur pada sampel jagung dengan metode mikroskopik tidak langsung dengan menggunakan medium PDA yang ditambahkan 1 tetes asam tartrat dan gliserol pada kertas saring dan diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu kamar.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Fungi

Divisi fungi (Mycota) mencakup kelas Myxomycetes (jamur lendir), Phycomycetes (jamur tingkat rendah) dan Eumycetes (jamur tingkat tinggi). Secara umum fungi dapat dibagi atas dua kelompok berdasarkan atas tipe selnya yaitu: 1) fungi yang bersifat uniselluler (khamir, ragi, yeast) dan 2) fungi yang bersifat multiselluler (kapang; jamur, cendawan). (1).

Ciri-ciri Fungi

Fungi berbeda dari bakteri, perbedaan paling menonjol antara kedua organisme tersebut adalah (2):

1. Ukuran

2. Susunan dan struktur dinding sel 3. Bahan nucleus

4. Ada tidaknya organel mitokondria dan reticulum endoplasmatik. 5. Respon terhadap antibiotik

6. Respon genetik

Pada fungi didapatkan struktur hifa (hifae = jamak), berupa jalinan benang yang berisi sejumlah nukleus. Hifa ini dapat mempunyai dinding pemisah atau septum yang berpori-pori halus, hifa ini disebut bersepta.

(5)

Selain itu terdapat juga hifa yang tidak bersepta. Contoh fungi bersepta adalah Penicillum sp., dan fungi tidak bersepta Rhizopus. Suatu masa hifa disebut miselium. (2).

Fungi sebenarnya merupakan organisme yang menyerupai tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan sebagai berikut (3):

1. Tidak mempunyai klorofil.

2. Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda. 3. Berkembang baik dengan spora.

4. Tidak mempunyai batang/ cabang, akar, atau daun 5. Tidak mempunyai system vascular

6. Bersifat multiselluler tetapi tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian seperti tanaman.

Fungi dapat bersifat parasit yaitu memperoleh makanan dari benda hidup, atau bersifat saprofit yaitu memperoleh makanan dari benda mati. Fungi yang bersifat saprofit obligat hanya dapat hidup pada benda mati, tetapi tidak dapat hidup atau melakukan infeksi pada benda hidup. Kapang semacam ini sering tumbuh pada makanan dan menyebabkan kerusakan makanan. Fungi yang bersifat parasit/saprofit fakultatif dapat hidup pada bahan organik yang hidup maupun yang mati, dan menyebabkan penyakit. Fungi jarang yang bersifat parasit obligat, yaitu hanya dapat hidup pada organisme (protoplasma) yang masih hidup. Fungi semacam ini tidak dapat dibiakkkan dalam medium sintetik, tetapi hanya dapat dibiakkan pada jaringan atau renunan yang masih hidup,

(6)

yaitu cara kultur jaringan. Fungi yang bersifat parasit obligat tidak dapat hidup pada benda mati termasuk makanan. Oleh karena itu, tidak penting dalam mikrobiologi pangan. (3).

Istilah kapang digunakan untuk fungi yang berfilamen; sedangkan khamir ialah bentuk sel tunggang dengan pembelahan sel secara pertunasan. Fungi dengan bentuk khamir atau fungi seperti ragi dapat tumbuh melalui perpanjangan selnya sehingga menyerupai hifa. Perbedaannya adalah perlekatan antar sel tidak kuat, sehingga disebut

pseudohifa. (2).

Toksin di hasilkan oleh patogen-patogen jamur pada tanaman yaitu apalutoksin, fumonisins, trikofeseama, zearaleaon, ochratoksin A dan patalin

Proses pembentukan toksinalloidin (contoh jamur:1.amanita phalloides):

• Phaloidin (Falatoksin) berupa rantai bersiklik hepapeptide dan terikat secara khusus pada interfase subunit f-actin, oleh sebab itu ikatan phaliodin lebih lewat pada aktin filamat( f-actin) dari pada aktin mananef. secara umum phaloidin bekerja mensatabilkan aktin filament melalui pencegahan depolimerisasi filament dan mencegah aktifitas ATP hidrolisis f-actin.

• Anomtin= berupa siklik nonribosomal peptide dari tetapan aminoacidis dan terikat kuat pada enzim RNA polymerase 2.

(7)

Kedua jamur ini dapat menghasilkan bermacam-macam alfatoksin antara lain B1, B2, M1, dan M2. Alfatoksin bersifat mutagenic toksin kogenik, kartsinogen k,telrakogenik,hepatotoksik,immunosupressis

• Pembentukan spora dibentuk di dalam tubuh induknnya dengan cara pembelahan sel-sel kondisi lingkungan yang baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu yang baru.

Perbedaan antara kapang dan khamir adalah:

Khamir Kapang

Bersel satu atau uniseluler Bersel banyak atau multiseluler Berkembang biak dengan cara

bertunas

Berkembang biak dengan cara vegetatif dan generative

Umumnya terdapat dipermukaan buah-buahan, pada debu, didalam tubuh serangga, didalam cairan yang mengandung gula

Banyak terdapat didalam tanah, pada buah-buahan, bahan organik, bahan makanan, bahanorganik, bahan makanan sebagai saprofit dan ada yang bersifat parasit pada tanaman dan manusia

Ada yang berbentuk bulat, elips, atau bulat telur, bentuk batang atau silindris

Berbentuk benang

(8)

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filament, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapangnya. Sifat-sifat morfologi kapang, baik penampakan makroskopik maupun mikroskopik, digunakan dalam identifikasi dan klasifikasi kapang. (3).

Hifa dapat dibedakan atas dua macam yaitu; (1) hifa vegetatif atau hifa tumbuh, dan (2) hifa fertile yang membentuk bagian reproduksi. Pada kebanyakan kapang, hifa fertile tumbuh di atas permukaan, tetapi pada beberapa mungkin terendam. Penyebaran nutrient terjadi pada permukaan miselium. (3).

Kapang dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan struktur hifanya, yaitu: (1) hifa tidak bersekat atau nonseptat, dan (2) hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, di mana setiap mangan mempunyai satu atas lebih inti sel (nucleus). (3).

(9)

Jamur berbiak secara vegetatif dan generatif dengan pelbagai macam spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan ialah: (4)

a. Spora biasa terjadi karena

ptotoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora disebut sporangium, dan sporanya disebut

sporangiospora.

b. Konidiospora, yaitu spora

yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih. Di dalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut konidiofor.

c. Pada beberapa species,

bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal; bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidospora (chlamydospora = spora yang berkulit tebal).

d. Jika bagian-bagian

(10)

bagian-bagian itu disebut artrospora (serupa batu bata), oidispora atau oidia (serupa telur) saja.

Contoh-contoh kapang (5)

MUCOR

- M. racemosus : kerusakan makanan - Mucor sp. : pembuatan keju gammelost - M. rouxxi : proses sakarifikasi pati • RHIZOPUS

- R. stolonifer dan R. nigricans : kapang roti - Sayuran dan buah-buahan

- R. oligosporus dan R. oryzae : fermentasi tempe dan ocom hitam • THAMNIDIUM

- T. elegans : kerusakan makanan, untuk memperbaiki flavor selama pelayuan daging

• BYSSOCHLAMYS

- B. fulva : kerusakan buah kaleng dan jus buah, toksin • CLAVICEPS

- C. purpurea : asam lisergat (alkaloid) • NEUROSPORA

- N. sitophila dan N. crassa : problem pada bakeries, red/pink bread mold - N. sitophila dan N. intermedia : oncom merah

(11)

- A. glaucus : kerusakan makanan, tumbuh baik pada kons. gula dan garam

- A. niger : produk asam sitrat, asam glukonat dan enzim amilase dan pektinase, perusak apel, jeruk, bawang.

- A. oryzae : pembuatan kecap dan tauco - A. clavatus : clavasin

- A. flavus, A. parasiticus : aflatoksin - A. ochraceus : okratoksin

- A. vesicolor : sterigmatosistin • PENICILLIUM

- P. camemberti : keju camembert - P. roqueforti : keju biru (roquefort) - P. expansum : busuk air buah-buahan - P. digitatum : busuk air sitrus

- P. italicum : kerusakan sitrus - Beberapa spesies penghasil toksin • TRICHOTHECIUM

- T. roseum : warna merah muda, tumbuh pada kayu, kertas, buah, sayuran

• GEOTRICHUM

- G. candidum : kapang susu (dairy mold) SPOROTRICHUM

(12)

• BOTRYTIS

- B. cinerea : penyakit buah anggur • TRICHODERMA

- T. viride : antibiotik

- T. resei : produksi selulase • PULLULARIA

- P. pullulans : kerusakan pisan selam penyimpanan • CLADOSPORIUM

- C. herbarium • ALTERNARIA

- A. citri, A. tenuis dan A. brassicae : kerusakan sitrus • FUSARIUM

- Toksin

• MONASCUS

(13)

Khamir

Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya terutama uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. (3).

Habitat khamir

Penyebarannya sangat luas di alam, tetapi tidak seluas dengan penyebaran bakteri. Pada umumnya khamir terdapat di permukaan buah-buahan, pada debu, di tanah-tanah perkebunan buah-buahab, dan dari beberapa tanaman, nectar bunga-bungaan, di permukaan dan di dalam tubuh serangga, di dalam cairan yang mengandung gula misalnya cairan buah, madu, sirup, melase, dan lain-lain. (1).

Sistem Reproduksi Khamir

Khamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa cara, yaitu (3)

(14)

2. Pembelahan

3. Pembelahan tunas, yaitu kombinasi antara pertunasan dan pembelahan

4. Sporulasi atau pembentukan spora

Pada khamir terdapat berbagai bentuk pertunasan, yaitu: (3) 1. Pertunasan multilateral, di mana tunas muncul di sekitar ujung sel,

misalnya pada sel berbentuk oval dan silinder. 2. Pertunasan di setiap tempat pada permukaan sel.

3. Pertunasan polar, di mana tunas tumbuh pada salah satu atau kedua ujung sel yang memanjang misalnya pada sel berbentuk lemon. Pertunasan terjadi pada kedua ujung sel disebut pertunasan bipolar. 4. Pada jenis Trigonopsis yang mempunyai bentuk triangular, pertunasan

dapat terhadi pada ketiga ujung sel yang memanjang.

5. Tunas kadang-kadang tidak terlepas dari induknya, dan terus tumbuh serta bertunas membentuk pseudomiselium.

Pembelahan Sel

Reproduksi vegetatif sel khamir dapat terjadi melalui pembelahan biner seperti yang terjadi pada bakteri. Mula-mula sel khamir membengkak atau memanjang kemudian nucleus terbagi dua, dan terbentuk septa atau dinding penyekat tanpa mengubah dinding sel. Setelah nucleus terbagi dua, septa terbagi menjadi dua dinding dan kedua sel melepaskan diri satu sama lain. (3).

(15)

Banyak khamir mengubah karbohidrat menjadi alcohol, dan sifat ini telah menyumbangkan sesuatu kepada kenikmatan peradaban dengan kegunaannya dalam pembuatan minuman beralkohol, (Saccharomyces

cerevisiae dan Saccharomyces calbergensisi). Beberapa galur S. cerevisiae juga digunakan untuk membalut roti, karena kemampuannya

memproduksi gas karbondioksida dalam adonan roti. Hanya sedikit khamir yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia seperti Candida

albicans. (1).

Contoh-contoh khamir (5)

• SCHIZOSACCHAROMYCES

- S. pombe : ditemukan pada buah tropis, molase, madu

• SACCHAROMYCES

- S. cerevisiae : pembuatan roti, produksi alkohol, angur, brem gliserol dan enzim invertase.

- S. carlsbergensis

- S. fragilis dan S. lactis : fermentasi laktosa industri susu

• ZYGOSACCHAROMYCES

- Kerusakan madu, sirup dan molase - Kerusakan fermentasi kecap dan anggur - Z. nussbaumeri

• PICHIA

- P. membranafaciens : pelikel pada bir dan anggur • DEBARYOMYCES

(16)

- D. kloeckeri : tumbuh pada keju dan sosis • HANSENIASPORA dan NADSONIA - tumbuh pada sari buah

• TORULOPSIS

- T. sphaerica : kerusakan produk susu

- spesies lain : kerusakan SKM, sayur, buah dan makanan asam • CANDIDA

- C. lipolytica : kerusakan mentega dan margarin

- C. krusei : protein sel tunggal, mempertahankan aktivitas. BAL • BRETANOMYCES

- Kerusakan Bir

- B. lambicus dan B. bruxellasis • KLOECKERA

- K. apiculata : ditemukan pada buah, bunga • TRICHOSPORON

- Ditemukan pada bir dan daging yang didinginkan - T. pullulans

• RHODOTORULA

- Bintik-bintik merah pada daging dan sauerkraut

Bagian-bagian tubuh dari kapang dan khamir yaitu:

1. Spora yaitu suatu bentukan dari protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai

(17)

membrane serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora disebut sporangium, dan spora yang dihasilkan adalah sporangiospora.

2. Konidiospora, yaitu spora yang terjadi Karen aujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih. Tiap spora yang dihasilkan disebut konidiospora atau konidia.

3. Konidiofor adalah tangkai pembawa konidia.

4. Kolumela adalah bagian tubuh kapang yang merupakan bekas tempat melekatnya spora. Jika semua spora telah matang dan telah terlepas dari tangkainya maka kolumela akan tampak.

(18)

Penicillinum Aspergillus

1. Conidia 1. Conidia 5. Vegetative Hyphae

2. Sterigmata 2. Vesicle 6. Secondary Sterigma

3. Metulae 3. Primary Sterigma 7. Foot Cell

4. Branches 4. Conidiophores

5. Conidiophore

(19)

II.2 Uraian Bahan

1. Agar (6)

Nama resmi : Agar Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keeping, serpih atau butiran; jingga lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna; tidak berbau atau berbau lemah; rasa berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai komponen pemadat medium

2. Air suling (6)

Nama resmi : Aqua Destillata. Nama lain : Air suling/aquades. RM/BM : H2O/18,02.

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

(20)

Kegunaan : Sebagai pelarut, untuk menghomogenkan dan sumber oksigen

3. Alkohol (6)

Nama resmi : Aethanolum. Nama lain : Etanol/Alkohol.

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai antiseptik.

4. Asam tartrat (6)

Nama resmi : Acidum Tartaricum Nama lain : Asam Tartrat RM/BM : C4H6O6/ 150,09

Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih; tidak berbau; rasa asam dan stabil di udara.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol.

(21)

Kegunaan : Sebagai dapar asam

5. Dekstrosa (7)

Nama Resmi : Dextrosa Monohydrat Nama Lain : Gula jagung, gula kentang RM / BM : C6H12O6H2O / 198,17

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk granul putih / serbuk hablur, rasa manis, tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform P dan eter P, larut dalam etanol (95%) P, gliserin, dan air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai sumber karbon

6. Kentang (Solanum tuberosum) (8)

Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Class : Dicotyledoneae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum

Species : Solanum tuberosum

7. Gliserol (6)

Nama resmi : Glycerolum Nama lain : Gliserin

(22)

RM/BM : C3H8O3/ 92,10

Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadatmembentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20o.

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%); praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam minyak lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai bahan untuk menjaga kelembaban medium.

8. Metilen Biru (6)

Nama Resmi : Methylthionini cloriduium Nama Lain : Metilen biru

Pemerian : Hablur atau serbuk hijau tua,berkilauan seperti perunggu, tidak berbau atau praktis, tidak berbau, stabil di udara berwarna biru tua

Kelarutn : Larut dalam air dan dalam kloroform P agak sukar larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. Fenol (6)

(23)

Nama Lain : Fenol

Pemerian : Hablur, bentuk jarum/massa hablur tidak berwarna /merah jambu, bau khas

Kelarutan : Larut dalam12 bagian air mudah larut dalam etanol 95% dalam kloroform dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. di tempat yang sejuk.

10. Asam Laktat (6)

Nama Resmi : Acidum Lactaticum Nama Lain : Asam laktat

Pemerian : Cairan kental: tidak berwarna atau agak kuning, tidak berbau atau berbau lemah, tidak enak; larutan encer berasa asam; higroskopik.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

II.3 Uraian Sampel

1. Jagung Klasifikasi (3)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae

(24)

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Famili : Poaceace

Genus : Zea

Species : Zea mays

II.4 Uraian Mikroba

II.4.1 Klasifikasi Jamur

1. Candida albicans ( 7; 127)

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota Sub Phylum : Saccharomycotina Class : Saccharomycetes Ordo : Saccharomycetales Famili : Saccharomycetaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

2. Rhizopus sp Kingdom : Fungi Class : Zygomycetes Ordo : Mucorales Famili : Mucoraceae Genus : Rhizopus

(25)

Spesies : Rhizopus sp 3. Asperigillus niger

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota Sub Phylum : Pezizomycotina Class : Eurotiomycetes Ordo : Eurotiales

Famili : Trichocomaceae Genus : Aspergillus Spesies : Aspergillus niger 4. Saccharomyces cerevisiae

Kingdom : Fungi Phylum : Ascomycota

Sub Phylum : Saccharomycotina Class : Saccharomycetes Ordo : Saccharomycetaceae Famili : Saccharomyces Genus : Saccharomyces Spesies : Saccharomyces cerevisiae II.4.2 Morfologi Jamur

1. Candida albicans

Tidak ada septum dalam hifa, reproduksi seksual terjadi dengan peleburan ujung-ujung hifa multinukleat. Ujung-ujung ini terdiri dari

(26)

lepuh-lepuh terminal cabang-cabang hifa. Di samping hifa vegetatif dan sporangium terdapat juga hifa seperti akar yang pendek dan bercabang banyak yang disebut rhizoid.

2. Aspergillus niger

Memiliki kepala konidium yang khas dan mudah dibedakan,bersifat saprofit.Koloni yang sudah menghasilkan spora warnannya menjadi coklat kekuningan,kehijauan-hijauan atau kehitam-hitaman.Misellium yang semula berwarna putih sudah tidak tampak lagi.

3. Saccharomyces cerviseae

Terjadi pembentukan askus yang merupakan tempat dihasilkannya askospora. Beberapa askomises membentuk tubuh buah atau askokarp yang melindungi askus bersama askosporannya. Khamir ini memperbanyak diri secara aseksual dengan bertunas

4. Rhisopus sp

Tidak ada septum dalam hifa,reproduksi seksual terjadi dengan peleburan ujunh-ujung hifa multinukleat.Disamping itu hifa vegetatif dan sporangium terhadap juga hifa seperti akar yang pendek dan bercabang-cabang banyak yang disebut dengan rizoid.

(27)

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah batang V, botol larutan, buret, cawan Petri,deck glass, handspray, labu Erlenmeyer, mikroskop, objek glas, ose bulat, pinset,rak tabung reaksi, tabung reaksi

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah alcohol.asam tartrat,gliserol 10%, kertas saring, medium PDA, metilen biru

II.2 Cara Kerja

A. Secara Makroskopik Metode Sebar

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diambil medium PDA yang telah dicairkan dan dituang ke dalam cawan Petri.

(28)

3. Diambil jamur dari sampel jagung rebus,letakkan di 3 sisi yang berjauhan.

4. Diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu kamar. 5. Diamati bentuk koloni yang tumbuh.

B. Mikroskopik Secara Tidak Langsung (Slide Culture) 1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Disusun alat-alat dalam cawan Petri dengan urutan kertas saring, batang V, objek glass dan dek glass.

3. Diambil 1 tetes medium PDA dan diteteskan di atas objek glass lalu ditambahkan dengan 1 tetes asam tartrat.

4. Diambil biakan murni jamur dengan ose bulat dan diletakkan di atas medium.

5. Dimedium yang telah berisi biakan jamur ditutup dengan objek glass.

6. Diteteskan gliserol pada setiap sudut kertas saring.

7. Ditutup capet dan diinkubasi 3 x 24 jam pada suhu kamar.

8. Diamati di bawah mikroskop. C. Mikroskopik Secara Langsung

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diambil 1 tetes Metilen Blue dan diteteskan ke atas objek glass.

(29)

3. Diambil biakan jamur dari sampel nasi basi menggunakan jarum preparat dan diletakkan di atas metylen blue.

4. Ditutup preparat dengan dek glass. 5. Diamati di bawah mikroskop

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel Pengamatan

IV.1.1. Metode makroskopik

No Sampel Bentuk Bau koloni Warna

1 Tempe Candida albicans Kapas Serabut Bau khas Bau khas Putih kehitaman Putih kekuningan 2 Roti Aspergillus niger Beludru Beludru Bau khas Bau khas Hijau kehitaman/kuning Hijau kehitaman 3 Kelapa Aspergillus niger Beludru Beludru Bau khas Bau khas Putih kekuningan Coklat kekuningan 4 Jagung Rhizopus sp Kapas Batang/ benang

Bau khas Cokelat

Kuning,hijau,abu-abu,orange

(30)

Rhizopus sp Beludru Busuk Kuning 6 Bolu Saccharomyces cereviseae Beludru Beludru Bau khas Bau khas Putih putih 7 Ubi rebus Saccharomyces cereviseae Kapas Beludru Khas Busuk Putih Putih

IV.1.2 Metode mikroskopik secara langsung

No Biakan Jamur Bentuk koloni Warna koloni 1 Candida albicans Serabut Putih kekuningan 2 Aspergillus niger Beludru /kapas Hijau kekuningan 3 Aspergillus niger Beludru Kuning kehijauan

4 Rhizopus sp Beludru Cokelat

5 Rhizopus sp Beludru Abu-abu orange 6 Saccharomyces cereviseae Beludru Putih 7 Saccharomyces cerviseae Beludru Putih

(31)

Laboboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Uji Mikroba: Rhizopus oryzae

Laboboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Sampel : Jamur Jagung

Perlakuan : Penambahan Metilen biru

(32)

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Mikroba Uji: Rhizopus oryzae

Perlakuan: Penambahan Metilen Biru

Laboboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Mikroba Uji: Rhizopus oryzae

(33)

Laboboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Mikroba Uji: Rhizopus oryzae

(34)

BAB V

PEMBAHASAN

Kapang dan khamir merupakan golongan jamur. Yang membedakan kedua golongan ini yaitu bardasarkan tipe selnya, yaitu fungi yang bersifat uniseluler atau bersel satu yaitu khamir dan fungi yang bersifat multiseluler atau bersel banyak yaitu kapang.

Pada percobaan kali ini, akan diamati jamur yang tumbuh pada suatu sampel (jagung) baik secara makroskopik maupun mikroskopik langsung dan tidak langsung.

Pada pengamatan morfologi makroskopik menggunakan metode sebar. Pada metode sebar digunakan suspensi biakan jamur dengan aquadest steril dan selanjutnya ditambahkan dengan medium PDA. Kemudian diisilasokan sample jamur jagung ke dalam medium. Lalu dibagi menjadi tiga titik. Setelah memadat capet kemudian diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu kamar. Dari hasil pengamatan yang diperoleh, tampak bentuk koloni yang berbintik-bintik seperti tepung. Koloni yang timbul memiliki berbagai warna mulai dari putih, kuning dan hitam. Bau yang ditimbulkan dari koloni jamur ini adalah bau yang tidak enak.

Pada pengamatan morfologi secara langsung, mula-mula pada objek glass diteteskan 1 tetes Metylen Blue. Selanjutnya pada Metylen Blue diletakkan sampel jamur dari jagung. Selanjutnya objek glass ditutup

(35)

dengan dek glass dan diamati di bawah mikroskop. Fungsi penambahan metilen blue pada pengamatan mikroskopik secara langsung ini adalah untuk memperjelas bentuk morfologi jamur yang akan diamati di bawah mikroskop.

Pada pengamatan morfologi secara tidak langsung (slide culture) digunakan medium PDA dan gliserol. Mula-mula medium PDA diteteskan pada objek glass dan selanjutnya ditambahkan dengan 1 tetes asam tartrat. Selanjutnya sampel jamur diambil dengan ose bulat dan diletakkan di atas medium. Setelah itu pada setiap sisi dari kertas saring yang terdapat dalam cawan Petri ditetesi dengan gliserol. Gliserol ini bertujuan untuk mejaga kelembaban medium agar jamur dapat tumbuh dengan baik.

Untuk menumbuhkan jamur di laboratorium digunakan medium PDA. Medium PDA ini cocok untuk menumbuhkan medium karena komponennya yaitu kentang yang merupakan sumber karbohidrat dekstrosa yang merupakan sumber karbon bagi pertumbuhan jamur.

Pada setiap medium PDA yang digunakan baik itu untuk pengamatan mikroskopik maupun makroskopik, medium selalu ditambahkan dengan asam tartrat. Asam tartrat ini berfungsi untuk menurunkan pH medium karena jamur dapat tumbuh dengan baik pada medium dengan pH di bawah netral.

Saprofit adalah jamur yang pelapuk dan pengubahan susunan zat organik yang mati. dengan kata lain saprofit adalah organism yang hidup

(36)

dan makan dari berbagai bahan organik yang sudah mati /yang sudah busuk

Dimorfisme yaitu perbedaan sistematis yang ada diantara kedua jenis kelamin dalam spesies yang sama.Dimorfisme mencakup segala perbedaan baik perbedaan secara fisik yang jelas terlihat ataupun perbedaan-perbedaan yang agak sulit dilihat mata

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau biasa disebut septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom,mitokondria dan kadang kala inti sel yang mengalir dari sel-sel akan hifa yang tidak bersepta /hifa senositik.

(37)

LAMPIRAN

Skema Kerja

Secara Makroskopik

1. Metode Tuang 2. Metode Gores

Medium PDA + Asam tartrat

Biakan jamur Medium PDA + Asam tartrat 1 mL Suspensi biakan jamur ±10 mL Inkubasi 3-5 x 24 jam

pada suhu kamar

±10 mL

Inkubasi 3-5 x 24 jam

pada suhu kamar 1 mL Pengamatan meliputi : Bentuk permukaan Warna koloni Bau khas

Radial furrow (titik pusat)

Growing zone Zonation Exudate drops Reverse of colony

(38)

Secara Mikroskopik 1. Langsung Methylene Blue Sampel 1 ose 1 tetes Preparat ditutup Pengamatan morfologi dengan mikroskop meliputi : Miselium Konidia Konidiofor Spora Kolumela Metuls Fialid Vesikel Rhizoid Gamba r

(39)

2. Tidak Langsung Objek glass Biakan jamur Cawan Petri Kertas saring Batang V Dek glass Sterilkan 1 tetes 1 ose Medium PDA + Asam tartrat Preparat ditutup Gliserol 10% Teteskan pada kertas saring Cawan Petri ditutup Diinkubasi 3-5x24 jam pada

suhu kamar Pengamatan dengan

mikroskop Gamba

(40)

Komposisi Medium

Potato Dextrosa Agar (PDA)

• Potato = 20 g

• Dekstrosa = 4 g

• Agar = 15 g

(41)

DAFTAR PUSTAKA

1. Djide, M. Natsir dan Sartini. Dasar – Dasar Mikrobiologi Farmasi. Universitas Hasanuddin.Makassar. 2008. hal: 30, 32

2. Lay,Bibiana W. Mikrobiologi Institut Pertanian Bogor. Bandung. 1994. hal: 123, 203

3. Dwidjoseputro,D. Dasar-Dasar Mikrobiologi. PT Djambatan. Malang. 1990. hal: 145, 181, 184, 236, 237

4. Suriawira, Unus. Pengantar Mikrobiologi Umum Angkasa, Bandung. 1983. hal: 148

5. http://blogs.unpad.ac.id/roostitabalia/wp-content/uploads/mikropangan0. pdf

6. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta. 1979. hal: 54, 55, 74, 96, 53, 271, 484

7. Dirjen POM. Farmakope Indonesia.Edisi IV. Depkes RI. Jakarta. 1995. hal: 175

8. Tjitrosoepomo, Gembong. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta. 1985. hal 105

(42)

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

1. Pada pengamatan makroskopik tampak bentuk koloni seperti tepung, berwarna putih, kuning sampai hitam, timbul bau busuk, memiliki growing zone, dan reserve koloni berwarna kuning.

2. Pada pengamatan mikroskopik secara tidak langsung tampak bentuk jamur seperti akar.

VI.2 Saran

Agar asisten menjelaskan secara detail tentang praktikum dan teori-teori yang dapat diperoleh dari praktikum agar pengetahuan praktikan dapat bertambah.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan program animasi edukasi safety riding ini hanya menyajikan program yang pada dasarnya dibuat sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan oleh penulis

Pada bahasa Talaud pembentuk kalimat imperatif untuk sapaan enkau ( i’o ), sapaan kalian ( miu ) dan sapaan Anda ( I’o ) mengalami perubahan pada awalan kata kerja yang

Model CAT dengan metode Futsuhilow, Fusuhilow, dan Fumahilow berdasarkan model pengukuran Rasch menghasilkan kemampuan peserta tes, panjang tes, tingkat exposure butir

Selain itu faktor rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orantua, anak dan masyarakat menyebabkan adanya kecenderungan menikahkan anaknya yang masih usia

Seperti halnya dalam kehidupan masyarakat desa di Jawa, sambatan merupakan suatu bentuk pengerahan tenaga kerja pada masa kerja dalam aktifitas pertanian di sawah, untuk

She was the wife of Cosimo Vecchio's son Piero, mother of the Magnificent Lorenzo de' Medici, and grandmother of two popes (Leo X and Clement VII). Yet she was also an influential

Berdasarkan identifikasi permasalahan di PT WYSM, dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah sistem informasi proses bisnis perusahaan, dimulai dari order masuk,

Maka kebijakan dari perekrutan Da’i Nagari di kabupaten Pasaman melalui seleksi administratif dan seleksi performance yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Pasaman