• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN PELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN PELAJAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN PELAJAR

Nadia Purnama Sari, Nurmayani, S.H., M.H., Syamsir Syamsu, S.H., M.H.

Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum

Universitas Lampung, Jl Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

Abstrak

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung mempunyai fungsi sebagai pendukung dan fasilitator dalam hal pembinaan organisasi keolahragaan yang tertera pada Pasal 8 Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung. Setelah melakukan wawancara, peneliti menemukan faktor-faktor penghambat dalam pembinaan organisasi keolahragaan pelajar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung menurut Rencana Strategis Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Tahun 2010-2014 ialah keterbatasan kemampuan Pemerintah Daerah terhadap pendanaan olahraga, rendahnya kuantitas dan kualitas pelatih atau guru olahraga dan sistem pembinaan belum terarah. Peneliti memberikan saran demi perbaikan dimasa mendatang, agar ditingkatkan lagi kerjasama antara Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten / Kota dalam hal pembinaan dan menjaring bibit-bibit olahragawan pelajar yang potensial, menambah bantuan fasilitas olahraga seperti sarana-prasarana dan tenaga pelatih atau guru olahraga agar prestasi yang diraih dapat merata.

Abstract

Department Youth and Athletics of Lampung Province to have function as supporter and fasilitator in the case of construction of sportmanship organization which as described at paragraph 8 By Law Of Lampung Province Number 13 Year 2009 About Organization and Administration On Duty Area of Lampung Province. Having taken steps Interview, researcher find resistor factors in construction of organization sportmanship of student by Department Youth and Athletics of Lampung Province according to Strategic Plan Department Youth and Athletics of Lampung Province Year 2010-2014 is limitation of ability

(2)

of Local Government to athletic financing, lower amount him and coach quality or athletic teacher and construction system not yet is directional. Researcher give suggestion for the shake of repair of period to come, to be improved again cooperation between Department Youth and Athletics of Lampung Province and Department Youth and Athletics of Lampung Province Sub-Province / Town in the case of construction and net potential student sportsman seeds, adding athletic facility aid like coach energy and sarana-prasarana or athletic teacher to be reached for achievement can flatten.

Key words : Construction of organization sportmanship of student

PENDAHULUAN

Pelajar sebagai generasi muda penerus cita-cita bangsa dan Negara, merupakan objek strategis yang mampu berkarya di dalam pembangunan nasional dan berprestasi di bidang olahraga, serta ikut berpartisipasi secara aktif menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dengan pembinaan yang tepat dari instansi yang mendapat wewenang untuk membinanya. Sebagai badan yang didirikan dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung mempunyai fungsi sebagai pendukung dan fasilitator dalam hal pembinaan organisasi keolahragaan yang tertera pada Pasal 8 Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung.

Dalam hal membina organisasi keolahragaan, Dinas Pemuda dan Olahraga

Provinsi Lampung berkerjasama dengan BAPOPSI (Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia) Provinsi Lampung yang merupakan salah satu organisasi yang membina olahragawan pelajar seluruh Indonesia. Karena bertindak sebagai fasilitator, DISPORA Provinsi Lampung membina melalui bantuan alat-alat olahraga kepada para olahragawan pelajar dan uang insentif kepada pelatih dan asisten pelatih klub / Kelompok Olahraga Pelajar (KOP). Sedangkan peranan BAPOPSI Provinsi Lampung ialah sebagai payung hukum yang sifatnya mengayomi atau memayungi kegiatan pembinaan, pengembangan, dan pembibitan olahraga pelajar sangatlah dibutuhkan untuk membantu Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam pengembangan olahragawan pelajar khususnya yang berada di daerah. Sehingga para olahragawan pelajar tersebut menjadi lebih maju dan siap bertanding melalui berbagai program yang telah tersusun.

(3)

Pembinaan yang dilakukan oleh DISPORA Provinsi Lampung dan BAPOPSI Provinsi Lampung bertujuan untuk menggali potensi diri generasi muda sebagai aset bangsa, membentuk generasi muda yang bermoral dan berakhlak mulia, serta menjadikan generasi muda cerdas dan terampil. Sehingga para pelajar siap secara mental dan teknik dalam menghadapi pertandingan yang diadakan setiap tahunnya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka menarik untuk mengetahui peran dan faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembinaan organisasi keolahragaan pelajar yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.

Tujuan penelitian untuk mengetahui peran dan faktor-faktor penghambat dalam pembinaan organisasi keolahragaan pelajar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.

Pendekatan dalam penelitian, yaitu pendekatan hukum normatif – empiris. Sumber data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder dengan prosedur pengumpulan data terdiri dari studi pustaka dan studi lapangan.

PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Peran

Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama 1.

Menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soejono Soekamto peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan ini 2.

3.2 Pembinaan Keolahragaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1990:589), pembinaan diartikan sebagai proses, perbuatan, atau cara membina, dengan bergantung pada obyek yang dibina yang akan mengacu kepada peningkatan terhadap obyek tersebut. Pembinaan yang dimaksud disini yaitu pembinaan keolahragaan.

1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa

Indonesia. (Jakarta : PN. Balai Pustaka, 1985),

hlm.735

2 Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar.

(4)

Adapun tujuan dari pembinaan organisasi olahraga pelajar yang dilakukan oleh guru atau pembina olahraga adalah sebagai berikut :

1) Menggali potensi diri generasi muda sebagai aset bangsa

2) Membentuk generasi muda yang bermoral dan berakhlak mulia

3) Menjadikan generasi muda cerdas dan terampil

Dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Pasal 21 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, pelaku pembinaan dapat digolongkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah

2. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Swasta

3. Pelatih atau Pembina Olahraga 4. Masyarakat

Sedangkan obyek yang dapat dibina ialah para pelajar yang tergabung dalam klub dan kelompok Olahraga pelajar (KOP).

Dasar Hukum Dilakukannya Pembinaan Keolahragaan Pelajar Oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan ;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi Daerah ;

5. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung.

3.3 Organisasi Keolahragaan

Dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Pasal 1 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, yang dimaksud organisasi olahraga yaitu sekumpulan orang yang menjalin kerja sama dengan membentuk organisasi untuk penyelenggaraan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berikut merupakan organisasi fungsional anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yakni sebagai berikut : a. BAPOPSI (Badan Pembina Olahraga

Pelajar Seluruh Indonesia)

b. BAPOMI (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia)

c. PERWOSI (Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia)

d. SIWO PWI (Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia)

(5)

e. BPOC (Badan Pembina Olahraga Cacat)

3.4 Penyelenggaraan Keolahragaan

Berikut merupakan penyelenggaraan keolahragaan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Fasilitasi dan Koordinasi Bidang Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Bapak Ahmad Sobri Khairi, S.Sos.

1. Kejuaraan Daerah (KEJURDA) 2. Pekan Olahraga Wilayah (POPWIL) 3. Pekan Olahraga Nasional (POPNAS)

Agar penyelenggaraan keolahragaan dapat berjalan baik, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung terhadap memiliki kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di provinsi sesuai dengan Pasal 11 (1) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan.

3.5 Prestasi Olahraga Pelajar

Adapun yang dimaksud dengan prestasi olahraga pelajar adalah prestasi yang dicapai oleh peserta didik yang masih bersekolah baik tingkat dasar maupun formal dalam kegiatan olahraga

pendidikan guna mengembangkan bakat dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam berkompetisi secara sehat.

3.6 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

Adapun tugas pokok dan fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung yang tertera dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung, yaitu sebagai berikut :

a. Tugas Pokok :

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan provinsi di bidang kepemudaan dan keolahragaan berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi :

Berikut merupakan fungsi dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.

(6)

1) Perumusan Kebijakan teknis operasional dibidang Kepemudaan dan Olahraga;

2) penyediaan bantuan atau dukungan pengadaan sarana dan prasarana Kepemudaan dan Keolahragaan ; 3) Mendukung atau memfasilitasi

organisasi Kepemudaan dan Keolahragan ;

4) Pembinaan, pengendalian, pengawasan dan kordinasi pelayanan administratif ; 5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.7 Peran Dinas Pemuda dan Olahraga

Provinsi Lampung Dalam

Mendukung atau Memfasilitasi Organisasi Keolahragan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Fasilitasi dan Koordinasi Bidang Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Bapak Ahmad Sobri Khairi, S.Sos. , dukungan yang diberikan DISPORA Provinsi Lampung berupa pembinaan kepada para olahragawan pelajar yang berkerjasama dengan BAPOPSI Provinsi Lampung.. Sedangkan dalam bidang fasilitas, DISPORA Provinsi Lampung memberikan bantuan malalui alat-alat olahraga kepada para olahragawan pelajar dan uang insentif kepada pelatih dan asisten pelatih klub / Kelompok Olahraga Pelajar (KOP).

3.8 Mekanisme Klub dan Kelompok Olahraga Pelajar (KOP) Dapat Dibina Oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

Secara umum Klub dan Kelompok Olahraga Pelajar (KOP) tidak dapat langsung dibina oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung tanpa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak DISPORA Provinsi Lampung itu sendiri. Adapun syarat-syarat yang telah ditentukan, yaitu :

1. Piagam juara ; 2. Tropi ;

3. Sudah pernah dipublikasikan oleh mes media (koran) ;

4. Melalui badan organisasi Klub dan Kelompok Olahraga Pelajar (KOP) yang berkompeten ke DISPORA Provinsi Lampung, dalam hal ini yang dimaksud pelatih, pengurus, dll.

3.9 Faktor Penghambat dalam

Pembinaan Organisasi

Keolahragaan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

Berikut ialah beberapa permasalahan yang menghambat proses pembinaan

(7)

organisasi keolahragaan dan prestasi olahraga pelajar 3.

1) Secara umum terlihat bahwa dalam pembangunan olahraga adalah rendahnya budaya tentang kegemaran masyarakat terhadap olahraga ;

2) Keterbatasan kemampuan Pemerintah Daerah dan kepedulian masyarakat terhadap pendanaan olahraga yang tercermin dari tingkat pembangunan sarana olahraga yang belum memadai baik di Kabupaten maupun Kota ; 3) Prestasi olahraga yang hanya

didominasi oleh cabang olahraga tertentu ;

4) Sistem pembinaan belum terarah, dengan kurangnya keterpaduan dan kesinambungan penyusunan pembinaan pendidikan dan olahraga serta pelaksanaan oprasionalnya mengenai kegiatan permassalan, pembibitan, dan peningkatan prestasi sebagai suatu sistem yang saling kait-mengkait ;

5) Lemahnya kualitas Sumber Daya Insani olahraga ;

6) Rendahnya kuantitas dan kualitas pelatih serta kurang optimalnya peran guru olahraga dalam pendidikan di luar sekolah ;

7) Kurangnya peran serta lembaga / instansi swasta / bidang penelitian

3 Rencana Strategis Dinas Pemuda dan Olahraga

Provinsi Lampung Tahun 2010-2014

dalam pengembangan pembinaan olahraga berprestasi di Provinsi Lampung ;

8) Terbatas sarana dan prasarana baik secara kuantitas dan kualitas, sehingga terjadi kesulitan dalam pemanfaatan fasilitas tersebut ;

9) Masih kurangnya pemahaman dan penerapan pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah.

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Ditarik kesimpulan sebagai berikut : Dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung mempunyai 5 (lima) peran, yaitu :

1) Perumusan Kebijakan teknis operasional dibidang Kepemudaan dan Olahraga;

2) penyediaan bantuan atau dukungan pengadaan sarana dan prasarana Kepemudaan dan Keolahragaan ; 3) Mendukung atau memfasilitasi

organisasi Kepemudaan dan Keolahragan ;

4) Pembinaan, pengendalian, pengawasan dan kordinasi pelayanan administratif ;

(8)

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam melakukan pembinaan organisasi keolahragaan diberi wewenang dan tanggung jawab dari Gubernur untuk memfasilitasi pembinaan organisasi keolahragaan melalui pembinaan yang berkerjasama dengan BAPOPSI (Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia) Provinsi Lampung kepada para olahragawan pelajar. Fasilitas, yang diberikan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi melalui bantuan alat-alat olahraga kepada para olahragawan pelajar dan uang insentif kepada pelatih dan asisten pelatih klub / Kelompok Olahraga Pelajar (KOP).

Adapun faktor yang menjadi penghambat dalam proses pembinaan organisasi keolahragaan yaitu sebagai berikut :

1) Keterbatasan kemampuan Pemerintah Daerah dan kepedulian masyarakat terhadap pendanaan olahraga yang tercermin dari tingkat pembangunan sarana olahraga yang belum memadai baik di Kabupaten maupun Kota ; 2) Sistem pembinaan belum terarah,

dengan kurangnya keterpaduan dan kesinambungan penyusunan

pembinaan pendidikan dan olahraga serta pelaksanaan oprasionalnya mengenai kegiatan permassalan, pembibitan, dan peningkatan prestasi sebagai suatu sistem yang saling kait-mengkait ;

3) Rendahnya kuantitas dan kualitas pelatih serta kurang optimalnya peran guru olahraga dalam pendidikan di luar sekolah ;

4) Kurangnya peran serta lembaga / instansi swasta / bidang penelitian dalam pengembangan pembinaan olahraga berprestasi di Provinsi Lampung ;

5) Terbatas sarana dan prasarana baik secara kuantitas dan kualitas, sehingga terjadi kesulitan dalam pemanfaatan fasilitas tersebut ;

6) Prestasi olahraga yang hanya didominasi oleh cabang olahraga tertentu.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan di atas, peneliti mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya kerja sama antara Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten / Kota ditingkatkan lagi dalam hal menjaring

(9)

bibit-bibit olahragawan pelajar yang potensial, sehingga para olahragawan pelajar daerah mampu mengangkat nama daerah asalnya lebih tinggi lagi di ajang olahraga pelajar nasional. 2. Perlu adanya perhatian dari pemerintah

dalam hal bantuan fasilitas olahraga seperti sarana-prasarana dan tenaga pelatih / guru olahraga. Hal ini dimaksudkan agar mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas olahragawan pelajar binaan serta menumbuhkembangkan minat, aspirasi, dan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keolahragaan.

3. Hendaknya pembinaan dalam cabang olahraga yang kurang berprestasi dapat lebih difokuskan, agar prestasi yang diraih oleh para olahragawan pelajar dapat sama rata bukan hanya cabang-cabang olahraga unggulan saja yang mampu meraih prestasi.

DAFTAR PUSTAKA A. Literatur

Rencana Strategis Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Tahun 2010-2014

Soekamto Soejono. 1982. Sosiologi Suatu

Pengantar. Rajawali Press. Jakarta.

Poerwadarminta W.J.S. 1985. Kamus

Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka.

Jakarta.

B. Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi Daerah.

Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menyimpulkan (a) lima indikator faktor Sumber Daya Berbasis Teknologi merupakan estimator faktor Sumber Daya Berbasis Teknologi, (b) tiga indikator

terhadap keputusan pembelian handphone. Populasi dalam penelitian ini adalah semua individu yang tergabung dalam komunitas virtual pengguna BlackBerry. Teknik

Dengan menggunakan teknik mengumpulkan data juga untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran, dengan tes agar dapat mengetahui hasil dari belajar

Analisa Data Menggunakan Metode Simple Additive Weighting ( SAW ): Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting ( SAW ). Penelitian

Produk yang telah divalidasi oleh ahli media dan ahli materi selanjutnya divalidasi oleh 2 reviewer yaitu guru kimia di SMA N 2 Surakarta dan guru kimia di

Terkait dengan Permohonan Pengujian Ketentuan Pasal 44 ayat (4) Undang- Undang Ketenagalistrikan atau Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Dengan model tersebut prosedur perkuliahan dikembangkan secara bertahap dan bersistem dengan tujuan lebih diarahkan pada penumbuhan dan pemantapan kemampuan

Pendekatan kontekstual adalah pendekatan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa