• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MAJALAH BIORE (BIOLOGI REPRODUKSI) SUBMATERI KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMA/MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MAJALAH BIORE (BIOLOGI REPRODUKSI) SUBMATERI KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMA/MA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN MAJALAH BIORE (BIOLOGI REPRODUKSI) SUBMATERI KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI SEBAGAI

SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMA/MA

INTAN FAJAR SURYANI DAN SULISTIYAWATI Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tiyawati83@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Majalah Biore (Biologi Reproduksi) submateri kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi sebagai sumber belajar mandiri siswa SMA/MA dan mengetahui kualitas Majalah Biore (Biologi Reproduksi) sebagai sumber belajar mandiri. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation) tetapi dibatasi pada tahap ADDE. Instrumen penilaian produk dan respon siswa berupa lembar angket yang terdiri komponen kelayakan isi/materi, penyajian, dan keterbacaan. Produk dinilai dan dilakukan validasi oleh ahli materi dan ahli media serta dinilai oleh peer reviewer. Uji terbatas dilakukan penilaian keterbacaan produk oleh guru biologi dan siswa kelas XI. Data kualitatif yang diperoleh dari hasil penilaian dikonversi menjadi skor kuantitatif. Kualitas produk menurut penilaian ahli materi, ahli media, peer reviewer, guru biologi dan siswa masing-masing mendapatkan kategori sangat baik (B), sangat baik (B), sangat baik (SB), sangat baik (SB), dan baik (B) dengan persentase keidealan masing-masing yaitu 90%, 98,67%, 94,33%, 90,48% dan 80%. Dengan demikian, majalah Biore (Biologi Reproduksi) layak dan dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri untuk siswa SMA/MA kelas XI.

Kata Kunci: Majalah Biologi, Sumber Belajar Mandiri, Sistem Reproduksi

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Saat ini perkembangan dunia pendidikan semakin pesat, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Berbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, maupun pelengkapan sarana serta prasarana pendidikan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik dalam belajar mandiri maupun dalam pembelajaran di kelas.

Kelancaran keberlangsungan pelaksanaan pembelajaran memerlukan kesiapan dari semua aspek diantaranya kesiapan guru, kesiapan siswa, beserta perangkat pembelajaran yang didalamnya terdapat sumber belajar atau bahan ajar. Menurut Trianto (2010: 88) keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber belajar maupun media belajar yang dipilih. Sumber belajar dan bahan ajar yang sesuai dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana pada pembelajaran memerlukan perangkat pembelajaran yang tepat.

(2)

2

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)siswa dituntut untuk belajar lebih mandiri sehingga diperlukan pengembangan perangkat-perangkat yang membantu siswa untuk belajar mandiri. Dengandemikian, guru dituntut untuk mengembangkan sumber belajar maupun menggunakan sumber lain yang dapat menyajikan informasi-informasi terkini, misalnya koran, majalah dan sumber informasi elektronik maupun sumber informasi lainnya (Sanjaya, 2011: 146).

Salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan yaitu majalah. Menurut Santyasa (2007:13) majalah merupakan media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang berfungsi menyajikan bacaan yang aktual, memuat data terakhir tentang hal yang menarik perhatian, memperkaya pembendaharaan pengetahuan, membangkitkan motivasi membaca. Majalah pada konteks ini adalah majalah biologi yang merupakan media yang digunakan sebagai alat untuk memahami materi pelajaran biologi, sekaligus dapat memberikan kesenangan dalam belajar mata pelajaran biologi. Sebagai sumber belajar, majalah biologi dapat mendukung pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru dan memberikan nuansa belajar yang menarik.

Berdasarkan observasiyang dilakukan di MAN Yogyakarta III, didapatkan informasi bahwa di perpustakaan sendiri belum ada sumber belajar mandiri berupa majalah biologi di sekolah. Sedangkan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran di kelas masih berupa buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Majalah biologi yang akan dikembangkan memuat materi sistem reproduksi pada submateri kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi sesuai dengan kurikulum KTSP.Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas XI di MAN Yogyakarta III yang dilakukan pada tanggal 22-23 Januari 2015, materi sistem reproduksi merupakan salah satu materi yang diajarkan pada akhir-akhir semester genap, sehingga terkadang waktu yang disediakan untuk memberikan materi tersebut sangat terbatas, terlebih pada submateri kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi yang terkadang hanya disampaikan secara umum sehingga siswa kurang paham. Siswa sendiri merasa materi ini sangat menarik namun cukup rumit karena merupakan materi yang banyak menonjolkan proses yang sulit diamati secara langsung oleh siswa.

Siswa SMA/MA sebagian besar telah memasuki masa pubertas dimana organ reproduksi siswa secara biologis telah berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, materi tersebut sangat penting, agar siswa dapat mengetahui organ-organ reproduksi beserta fungsinya. Selain itu, siswa dapat mengetahuikelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi supaya dapat menjaga kebersihan organ reproduksi agar terhindar dari penyakit. Sehingga untuk membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi tersebut, diperlukan sumber belajar yang cukup baik yang dapat digunakan secara mandiri di dalam maupun di luar kelas.

Pemilihan majalah biologi sebagai sumber belajar mandiri selain dikarenakan sebagai media informasi bagi siswa, majalah biologi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi tersebut karena memiliki tampilan lebih menarik dan berisi informasi aktual dibandingkan dengan buku-buku pelajaran pada umumnya. Selain itu, majalah biologi ini memuat konten kajian keislaman yang berkaitan dengan ilmu biologi. Majalah biologi tersebut diharapkan dapat meningkatkan spiritualitas siswa maupun guru, menambah inovasi dan variasi dari sumber belajar di sekolah serta menambah pengetahuan siswa tentang materi sistem reproduksi yang begitu dekat dengan kehidupan siswa.

(3)

3

Hasil penelitian Eko Yuliyanto dan Eli Rohaeti (2013) menunjukkan bahwa siswa yang menjadi subjek penelitian merespon baik terhadap majalahkimia yang telah dikembangkan dan memiliki kelayakan materi, kelayakan penyajian, dan kelayakan bahasa serta gambar yang baik sehingga majalah kimia layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri oleh siswa. Hasil penelitian Nesya Arantika Dewi (2014) menunjukkan bahwa siswa merespon dengan baik majalah Green yang dikembangkan pada mata pelajaran biologi.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu diadakan penelitian pengembangan sumber belajar cetak berupa majalah Biore (Biologi Reproduksi) yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar mandiri. Majalah ini memuat materi biologi untuk siswa SMA/MA kelas XI yaitu materi sistem reproduksi pada submateri kelainan dan penyakit sistem reproduksi. Majalah Biore (Biologi Reproduksi) yang akan dikembangkan diharapkan dapat menjadi alat bantu pembelajaran biologi yang dapat memenuhitujuan pembelajaran siswa SMA/MA kelas XI di MAN Yogyakarta III.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Menurut Dewi Padmo (2004: 418), terdapat 5 tahap pengembangan yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation (ADDIE). Penelitian pengembangan yang dibatasi hanya pada tahap Analysis, Design, Development dan Evaluationkarena penelitian hanya dilakukan sampai pada uji keterbacaan. Subyek penelitian yaitu 1 Ahli Media, 1Ahli Materi, 5peer reviewer, 1 Guru biologi dan 15 siswa MAN Yogyakarta III kelas XI IPA.Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket yang dikembangkan berdasarkan aspek-aspek penting penyusunan bahan ajar menurut Pusat Perbukuan Depdiknas (2003: 4-14) yang telah dimodifikasi.

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis data deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Jenis data yang diambil berupa data kualitatif kemudian diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 1.Aturan Pemberian Skor Reviewer.

Keterangan Skor SK (Sangat Kurang) 1 K (Kurang) 2 C (Cukup) 3 B (Baik) 4 SB (Sangat Baik) 5

Tabel 2.Aturan Pemberian Skor Siswa

Keterangan Skor (Positif) Skor (Negatif)

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5

TS (Tidak Setuju) 2 4

KS (Kurang Setuju) 3 3

S (Setuju) 4 2

SS (Sangat Setuju) 5 1

b. Setelah data terkumpul, skor rata-rata setiap aspek dihitung dengan rumus: Keterangan :

X

= skor rata-rata tiap aspek

n

= jumlah penilai

X

= jumlah skor n

X X

(4)

4

c. Mengubah nilai tiap aspek dalam masing-masing komponen menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal, dengan ketentuan sebagai berikut (Sukardjo, 2008: 83):

Tabel 3.Kriteria Kategori Penilaian Ideal Reviewer.

No. Rentang Skor (i) Kuantitatif Kategori Kulitatif

1.

X

> Mi+ 1,80 SBi Sangat Baik

2. Mi + 0,60 SBi<X

Mi+ 1,80 SBi Baik 3. Mi - 0,60 SBi<X

Mi+ 0,60 SBi Cukup 4. Mi – 1,80 SBi<

X

Mi– 0,60 SBi Kurang

5. X

Mi - 1,80 SBi Sangat Kurang

Tabel 4. Kriteria Kategori Penilaian Ideal Siswa.

No. Rentang Skor (i) Kuantitatif Kategori Kulitatif 1.

X

> Mi+ 1,80 SBi Sangat Setuju

2. Mi + 0,60 SBi<X

Mi+ 1,80 SBi Setuju

3. Mi - 0,60 SBi<X

Mi+ 0,60 SBi Kurang Setuju 4. Mi – 1,80 SBi<X

Mi– 0,60 SBi Tidak Setuju 5.

X

Mi - 1,80 SBi Sangat Tidak Setuju

Keterangan :X = Skor rata-rata Mi = Rata-rata ideal SBi = Simpangan baku ideal

Mi = ½ x (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SBi = (½) x (1/3) x (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal) Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi

Skor terendah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah

d. Data yang diperoleh kemudian dipersentasekan dalam bentuk diagram column. Hasil persentase diperoleh dengan cara menghitung rata-rata jawaban berdasarkan instrumen penilaian menurut para ahli, peer reviewer, guru biologi dan siswa.

Persentase = 𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑥 100%

e. Skor kemudian dikonversi dalam tabel untuk mengetahui kelayakan produk:

Interval Kategori 81%-100% Sangat Baik 61%-80% Baik 41%-60% Sedang 21%-40% Kurang 0%-20% Sangat Kurang

B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian pengembangan yang pertama adalah tersusun Majalah Biore untuk Siswa SMA/MA Kelas XI. Majalah Biore ini berisi 8 rubrik yaitu Sesisi (Sekilas tentang Sistem Reproduksi), BioEdu, Mitos, Kelainan dan Penyakit, Kajian Islam, Kisah Nabi, Komik, Find Word!, TTS. Pada masing-masing rubrik berisi pembahasan yang berbeda-beda misalnya pada Sesisi membahas tentang penjelasan singkat mengenai sistem reproduksi.Sedangkan,

(5)

5

pada Kelainan dan Penyakit berisi tentang beberapa kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi.

Hasil penelitian yang kedua adalah kualitas majalah Biore berdasarkan penilaian reviewer I yang terdiri dari 1 ahli materi, 1 ahli media, 5 orang mahasiswa pendidikan biologi dan reviewer II yang terdiri dari 1 guru biologi dan 15 orang siswa MAN Yogyakarta III. Berikut ini disajikan rekapitulasi penilaian dari ahli materi, ahli media, peer reviewer, guru dan siswa pada tabel berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian dari reviewer.

Kelayakan Isi Kebahasaan Penyajian Kebermanfaatan

% Nilai % Nilai % Nilai % Nilai

Ahli Materi 90 SB - - - - Ahli Media - - - - 98,67 SB - - Peer reviewer 90,85 SB 95 SB 97,14 SB - - Guru Biologi 91,43 SB 100 SB 80 B - - Siswa - - 80,65 B 80,15 B 78,67 B Rata-rata tiap aspek 90,76 SB 91,88 SB 88,99 SB 78,67 B Total rata-rata 87,58 (SB)

a. Hasil penilaian majalah Biore oleh ahli materi, ahli media, peer reviewer dan guru.

Kualitas majalah Biore diperoleh dari persentase kriteria penilaian. Persentase penilaian, yaitu sangat baik (SB), dari penilaian reviewer (ahli materi, ahli media, peer reviewer dan guru) ditampilkan pada Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Hasil Penilaian Majalah Biore oleh Ahli Materi, Ahli Media, Peer Reviewer dan Guru

b. Hasil Penilaian Kualitas Majalah Biore oleh Siswa

Siswa memberikan penilaian pada aspek kebahasaan, penyajian dan kebermanfaatan majalah Biore. Hasil penilaian siswa terhadap majalah Biore yang telahdisusun disajikan dalam Gambar 2 sebagai berikut:

0 20 40 60 80 100 120 Ahli Materi

Ahli Media Peer Reviewer Guru Per sen tase Pe n ilai an Reviewer Kelayakan Materi/Isi Kebahasaan Penyajian

(6)

6

Gambar 2. Diagram Hasil Penilaian Majalah Biore oleh Siswa 2. Pembahasan

Penelitian pengembangan majalah Biore yang dilakukan menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation)akan tetapi dibatasi pada ADDE (Analysis, Design, Development, and Evaluation). Penelitian ini terbatas pada penyusunan majalah Biore dan sampai uji keterbacaannya saja. Tahap pengembangan majalah Biore yang pertama adalah analisis (Analysis). Pada tahap ini ada beberapa analisis yang dilakukan yaitu analisis kompetensi, analisis karakteristiksiswa dan analisis instruksional. Tahap pengembangan majalah Biore yang kedua adalah perencanaan (Design). Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun kerangka struktur majalah, penentuan sistematika atau urutan penyajian materi. Majalah Biore terdiri atas delapan rubrik yang terdiri atas Sesisi (Sekilas tentang Sistem Reproduksi), BioEdu, Mitos, Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi, Kajian Islam, Kisah Nabi, Komik, Find Word!, TTS.

Tahap yang dilakukan setelah desain majalah Biore disusun adalah pengembangan atau pembuatan produk (Development). Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yakni pra penulisan dan penyuntingan. Pada kegiatan pra penulisan dilakukan dengan mengumpulkan referensi/sumber pustaka dari berbagai sumber. Penulisan draf majalah Biore sesuai dengan kerangka yang telah disusun. Kegiatan berikutnya yaitu penyuntingan (review dan edit) oleh dosen pembimbing, ahli materi, ahli media, peer reviewer seingga diperoleh perbaikan atau revisi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh masukan guna penyempurnaan produk. Revisi dilakukan seperlunya dan dilakukan sesuai masukan dari penyuntingan.

Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi (Evaluation). Hasil revisi diujicobakan secara terbatas pada guru biologi dan 15 siswa MAN Yogyakarta III. Penilaian guru dan siswa sebagai calon pengguna majalah Biore dievaluasi. Tahap evaluasi tidak hanya dilakukan di akhir penelitian saja, tetapi dilakukan pada setiap tahap penelitian yaitu pada tahap Analysis, Design, dan Development. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam penelitian pengembangan majalah Biore ini. Selain kendala biaya karena proses pencetakan majalah Biore membutuhkan biaya yang besar untuk mendapatkan hasil cetak yang baik dan kendala waktu karena pembuatan dan penilaian produk membutuhkan waktu yang relatif lama, peneliti juga menghadapi kendala dalam menyusun layout karena layout merupakan unsur penting dalam menyusun majalah dan merupakan bagian tersulit karena terbatasnya kemampuan peneliti dalam bidang desain khususnya mendesain tampilan dalam majalah Biore.

77.5 78 78.5 79 79.5 80 80.5 81 Siswa Per sen tase Pe n ilai an Penyajian Kebahasaan Kebermanfaatan

(7)

7

Hal yang sama dinyatakan dalam hasil seminar yang dilakukan oleh Betty Gama, dkk (2011: 213) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa kendala yang biasanya dihadapi dalam menyusun majalah, seperti;

a. Kendala dalam teknik penulisan materi. Teknik penulisan materi merupakan salah satu unsur dalam menyusun majalah dan memerlukan keterampilan menulis agar materi yang disajikan lebih menarik.

b. Kendala teknik layout yang merupakan bagian tersulit dalam penerbitan majalah karena hasilnya turut menentukan karakter dan kualitas majalah tersebut.

Peneliti berusaha untuk mengatasi kendala yang ada diantaranya, dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk melakukan penilaian, belajar dan meminta bantuan kepada orang yang lebih memahami desain tampilan, serta mengedit kembali sesuai dengan masukan-masukan yang telah diberikan.

Kualitas majalah Biore untuk siswa SMA/MA kelas XI diukur dengan menggunakan instrumen penilaian berupa angket tentang kualitas majalah Biore. Penilaian kulaitas majalah terdiri dari komponen kelayakan materi/isi, kebahasaan dan penyajian. Instrumen yang digunakan oleh para reviewer berbeda. Instrumen penilaian ahli materi dikhususkan pada komponen kelayakan materi/isi. Instrumen penilaian ahli media dikhususkan pada komponen penyajian. Instrumen penilaian peer reviewer dan guru adalah komponen kelayakan materi/isi, kebahasaan dan penyajian. Namun demikian, ada kriteria penilaian untuk ahli materi, ahli media, peer reviewer, dan guru yang terdiri dari SB (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), K (Kurang), dan SK (Sangat Kurang). 1) Komponen Kelayakan Materi/Isi

Komponen kelayakan materi yang dinilai oleh ahli materi termasuk kategoriSangat Baik (SB) dengan persentase sebesar 90%. Penilaian menurut peer reviewer untuk komponen kelayakan materi/isi adalah 90,85% yaitu penilaian dengan kriteria Sangat Baik (SB).Penilaian menurut guru biologi untuk komponen kelayakan materi/isi adalah 91,43% yaitu penilaian dengan kriteria Sangat Baik (SB).

Berdasarkan penilaian tersebut, majalah yang disusun cukup sesuai dengan indikator yang ada karena materi yang tercantum di dalam majalah berasal dari berbagai sumber yang relevan. Materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari misalnya mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat tentang menstruasi dan kelainan serta penyakit pada sistem reproduksi.Materi memiliki kualitas yang cukup baik dilihat dari segi materi/isi yaitu dalam hal cakupan dan akurasi materi, kemutakhiran materi dan contoh-contoh yang disajikan, penggunaan notasi, simbol dan satuan sudah baik.

Hal tersebut didukung oleh Nur (2012) yang menyatakan bahwa untuk memilih buku teks pelajaran perlu mempertimbangkan isi buku mencakup ketepatan konsep, keaktualan informasi, kesesuaian contoh, dan keluasan serta kedalaman materi.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) kelayakan isi dalam menilai kriteria kualitas penulisan buku teksmeliputi beberapa aspek yaitu:

a) Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).Buku teks yang baik seharusnya berisi materi yang mendukung tercapainya SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) dari mata pelajaran tersebut.Selanjutnya materi yang disajikan sesuai dengan tingkat pendidikan siswa.

(8)

8

b) Kesesuaian materi dengan kurikulum. Buku teks yang memenuhi syarat kriteria kelayakan haruslah sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2006/KTSP).

c) Keakuratan materi. Keakuratan materi dalam kriteria kualitas buku teks meliputi keakuratan wacana, diagram, gambar, contoh, konsep maupun teori.Materi yang disajikan dalam buku teks harus sesuai dengan kenyataan, tidak dibuat-buat dan efisien untuk meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini dapat terlihat dengan adanya sumber yang jelas dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Keakuratan teori dan konsepterlihat dalam penggunaan materi yang tepat sesuai dengan fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan keambiguan.

d) Kemutakhiran materi. Materi dalam buku teks haruslah mutakhir, mengikuti kurikulum yang berlaku. Hal ini berarti materi ataupun contoh yang disajikan haruslah up to date. Gambar, diagram dan ilustrasi diutamakan yang aktual. Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan situasi serta kondisi.

e) Mendorong keingintahuan. Materi yang baik harus dapat menumbuhkan keingintahuan serta kreatifitas siswa. Hal ini dapat terlihat dari metode dalam pemilihan judul semenarik mungkin sehingga dapat mendorong keingintahuan siswa.

2) Komponen Penyajian

Komponen penyajian yang dinilai oleh ahli media memperoleh 98,67% yaitu kriteria Sangat Baik (SB). Penilaian untuk komponen penyajian oleh peer reviewer adalah 97,14% yaitu kriteria Sangat Baik (SB). Penilaian untuk komponen penyajian adalah 80% yaitu kriteria Baik (B).

Komponen penyajian mendapatkan penilaian yang baik karena desain majalah cukup menarik dan semua referensi dicantumkan sumbernya. Sistematika penyajian materi dalam setiap bab konsisten dan komponen pendukung penyajian materi digunakan secara tepat.

Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) Teknik penyajianmerupakan faktor penentu kualitas suatu buku teks, meliputi: a) Sistematika sajian dalam bab harus konsisten; b) Keruntutan konsepdalam penyajian buku teks berhubungan dengan penyajian konsep disajikan secara runtut mulai dari yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal. Materi bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada bagian selanjutnya.

3) Komponen Kebahasaan

Komponen kebahasaan yang dinilai oleh peer reviewermemperoleh95% yaitu kriteria Sangat Baik (SB).Penilaian untuk komponen kebahasaan yang dinilai oleh guru biologi adalah 100% yaitu kriteria Sangat Baik (SB).Materi yang disajikan dalam majalah mudah dipahami dan menggunakan bahasaIndonesia yang baik dan benar, komunikatif dan sesuai dengan perkembangan siswa serta penggunaan notasi, simbol dan satuan yang cukup baik.

Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) kriteria kualitas komponen kebahasaan meliputi: a)bahasa yang digunakan haruslah lugas(apa adanya), tidak berbelit-belit, hanya mencantumkan penjabaran materi yang pokok, penting, dan yang perlu saja; b) menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa; c) menggunakan bahasa yang dialogis dan interaktif yang dapat memotivasi siswa, membangkitkan rasa senang ketika siswa membacanya

(9)

9

dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas; d) bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual siswa; e) bahasa yang digunakan haruslah memperhatikan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan pedoman ejaan yang disempurnakan, dan KBBI; f) penggunaan istilah dan penggambaran simbol atau ikon yang menggambarkan suatu konsep harus konsisten antar-bagian dalam buku.

Menurut H.M. Abdul Hamid dkk, (2008: 102) penggunaan bahasa dalam pengembangan sumber belajar berkaitan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang bermakna. Bahasa yang digunakan dalam majalah ini merupakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan sumber belajar yang baik seharusnya mampu mendorong dan memotivasi siswa untuk membaca, serta dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut tentang topik yang dipelajarinya. Penggunaan bahasa komunikatif dalam sumber beajar akan membuat siswa merasa seolah-olah berinteraksi dengan gurunya sendiri melalui materi-materi yang dituangkan dalam sumber belajar.

3. Kualitas majalah Biore berdasarkan penilaian siswa

Penilaian terhadap majalah Biore oleh 15 siswa kelas XI MAN Yogyakarta III dilakukan dengan cara yang sama sebagaimana penilaian oleh reviewer sebelumnya, namun instrumen penilaian yang digunakan berbeda. Instrumen penilaian terdiri dari 3 komponen penilaian yaitu komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kebermanfaatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh penilaian siswa sebesar 80% termasuk dalam kategori Setuju (S), sehingga setelah dikonversi dapat dikatakan bahwa kualitas majalah Biore menurut siswa adalah Baik (B). Siswa setuju bahwa materi yang disajikan dapat menambah wawasan siswa dan dapat meningkatkan motivasi belajar.Majalah Biore disertai informasi penting mengenai kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi untuk menambah wawasan siswa.Selain itu, bahasa yang digunakan mudah dipahami dan cukup komunikatif.Materi disajikan dengan menarik karena warna dan gambar ditampilkan dengan komposisi yang sesuai dengan uraian materi.

Penyusunan majalah Biore ini memperhatikan karakteristik dan prinsip-prinsip penyusunannya sehingga dihasilkan majalah yang berkualitas. Berdasarkan penilaian dari 1 ahli materi, 1 ahli media, 5 peer reviewer, 1 guru dan 15 siswa MAN Yogyakarta III, majalah ini sudah mencakup kriteria-kriteria penilaian sumber belajar yang baik. Menurut Reny dan Sulistiowati (2010: 97) komponen penilaian yang telah mendapat nilai sangat baik dan baik tidak memerlukan revisi sehingga produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk digunakan. Pemanfaatan sumber belajar akan dapat membantu dan memberikan kesempatan siswa berpartisipasi memberikan pengalaman belajar yang konkret, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dan dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa (Kasrina dkk, 2012: 36). Kelebihan majalah Biore yang dikembangkan diantaranya;

a. Majalah dilengkapi gambar-gambar pada setiap materi yang disajikan dan mempunyai desain yang menarik dan mempunyai kualitas visual yang baik. b. Berisi informasi-informasi aktual mengenai kelainan dan penyakit pada

sistem reproduksi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa.

c. Majalah Biore ini mudah dibawa kemana-mana, sehingga siswa dapat belajar dimana saja sesuai yang diinginkan.

(10)

10

d. Majalah Biore ini juga selain berisi kajian keilmuan juga dikaitkan dengan kajian keislaman.

Menurut M. Ali dalam Asfuriyah (2015: 741) beberapa kelebihan majalah biologi sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut;

a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Meskipun pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai topik yang disajikan,

b. Siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis melalui pengulangan materi yang disajikan,

c. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik dan memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, yakni verbal dan visual,

d. Berisi informasi yang bersifat aplikatif sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa.

Selain memiliki kelebihan, majalah ini juga memiliki keterbatasan diantaranya: a) Majalah Biore hanya membahas materi kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi saja, b) isi majalah Biore ini masih terdapat pemenggalan imbuhan, kalimat, atau kata yang kurang tepat.

C. KESIMPULAN

1. Majalah Biore untuk siswa SMA/MA kelas XI dapat dikembangkan dengan menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation).

2. Kualitas majalah Biore yang telah dikembangkan berdasarkan hasil penilaian tiap aspek oleh ahli materi, ahli media, peer reviewer, guru dan siswa telah memenuhi kriteria kualitas majalah yang baik dan layak digunakan dalam pembelajaran biologi.

(11)

11

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. 2005. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Asfuriyah, Siti dan Murbangun N. 2015. Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Pada Tema Pemanasan Global Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Unnes Science Education Journal vol.4 no.1: 739-746.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Dewi, Nesya A. 2014.Pengembangan Majalah Green sebagai Media Pembelajaran Biologi pada Materi Sistem Reproduksi Manusia untuk Siswa Kelas XI IPA SMA.JUPEMASI-PBIO.vol.1 no.1: 155-157.

Gama, Betty. 2011. Diklat Jurnalistik dan Motivasi Mengelola Majalah Sekolah Mediasi pada OSIS SMA Negeri 1 Tawangsari Sukoharjo. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. LPPM Univet Bantara Sukoharjo.

H. M. Abdul Hamid, MA dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press.

Kasrina, dkk. 2012. Ragam Jenis Mikroalga di Air Tawar Kelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulu sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA. Jurnal Exacta. vol. 10: 36-44.

Nur, F. 2012. Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran Sains Kelas V SD pada Pokok Bahasan Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan. Jurnal Penelitian Pendidikan. vol. 13 no.1: 67-78.

Oktaviany, Reny Eka dan Sulistiowati. 2010. Pengembangan Media Komputer Pembelajaran tentang Arah Mata Angin Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas III SD Darul Ilmi Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan. vol.10 no.2: 88-100

Padmo, Dewi, Tian Belawati, dan Purwanto. 2004. Peningkatan Kualitas Belajar Melalui Teknologi Pembelajaran.Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Santyasa, I Wayan. 2007.Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Workshop Media Pembelajran bagi guru-guru SMA N Banjar Angkan. Universitas Pendidikan Ganesha.

Sukardjo, dan Lis Permana Sari. 2008. Penilaian Hasil Belajar Kimia. Yogyakarta: UNY. Sutiman, dan Eli Rohaeti. 2007. Teknologi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: UNY.

(12)

12

Tim Penyusun Kamus Besar BahasaIndonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Yulianto, Eko dan Eli R. 2013. Pengembangan Majalah Kimia untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar dan Kreativitas Siswa Kelas X SMA N 1 Mlati. Jurnal Pendidikan Sains. Universitas Muhammadiyah Semarang. vol. 1 no.1.

Gambar

Tabel 1.Aturan Pemberian Skor Reviewer.
Tabel 3.Kriteria Kategori Penilaian Ideal Reviewer.
Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian dari reviewer.
Gambar 2. Diagram Hasil Penilaian Majalah Biore oleh Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Distillation - Water is heated, so that its component evaporates as a vapours and then condensed to obtain pure water (distilled water) without any soluble mineral

Artinya : &#34;Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi Slogan SeGeRa Ke RS sebagai metode mendeteksi gejala stroke secara dini, dilanjutkan dengan demonstrasi

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar gula darah dengan nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada pasien DM di RS Dr Soedirman Kebumen.

Desain grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau

Adapun variabel yang secara statistik berhubungan den- gan perilaku tes HIV pada Tabel 2 adalah ketersediaan sumber informasi dari keluarga (nilai p = 0,045), dari kader

Masalah yang akan diteliti adalah bagaimana melakukan pengelompokan kriteria danmelakuan perangkingan untuk menentukan calon penerima bantuan langsung tunai yang akan

Jika dicermati perumusan pasalnya tersebut maka dapat diketahui bahwa terdapat dua tindak pidana yaitu pertama , dengan sengaja di depan umum mengeluarkan perasaan atau